STUDI MANAJEMEN WAKTU AKTIVIS MAHASISWA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan oleh: TRI WAHYUNINGSIH A410 070 068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 ABSTRAK Studi Manajeman Waktu Aktivis Mahasiswa dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta 1 (Tri Wahyuningsih1, Sumardi2, dan Sri Sutarni3) Mahasiswa program studi pendidikan matematika 2 Staff pengajar UMS Surakarta 3 Staff pengajar UMS Surakarta Aktivis mahasiswa program studi pendidikan matematika seringkali harus mengatur waktu antara tanggungjawab akan pendidikan akademik dan tanggungjawab dalam organisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen waktu mahasiswa program studi pendidikan matematika yang aktif dalam organisasi terhadap prestasi belajar. Subjek penelitian adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta program studi pendidikan matematika yang aktif dalam organisasi atau mahasiswa aktivis. Data dikumpulkan melalui wawancara mandalam dan angket untuk wawancara setengah terbuka, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber, triangulasi metode, dan member check. Teknik analisis data secara first order understanding dan second order understanding. Hasil penelitian adalah (1)Aktivis mahasiswa memiliki perencanaan dalam setiap kegiatan yang akan dijalaninya, dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa 64% aktivis mahasiswa membuat perencanaan dan mempunyai skala prioritas dalam menentukan waktu. (2) Ada hubungan antara manajemen waktu aktivis mahasiswa dengan prestasi belajar, hal ini ditunjukan dengan 32% aktivis mahasiswa yang masih kebingungan dalam marencanakan kegiatan ketika ada kegiatan yang bersamaan, dan ada 4% mahasiswa yang lebih memperioritaskan mengasah bakatnya, karena berpandangan bahwa bakatnya nanti yang akan mengantarkan pada prestasi yang lain, meski tidak berprestasi dalam akademik. (3) Hasil pendokumentasian arsip-arsip nilai mahasiswa, Indeks Prestasi Mahasiswa program studi pendidikan matematika yang aktif dalam organisasi mampu mencapai nilai ratarata sangat memuaskan. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara manajemen waktu terhadap prestasi belajar. Sehingga semakin tinggi manajemen waktu yang dimiliki mahasiswa maka semakin tinggi prestasi belajar, sebaliknya semakin rendah manajemen waktu yang dimiliki mahasiswa maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Kata Kunci : manajemen waktu dan prestasi belajar. A. PENDAHULUAN Aktivis mahasiswa program studi pendidikan matematika seringkali harus mengatur waktu antara tanggungjawab akan pendidikan akademik dan tanggungjawab dalam organisasi. Hal ini dikarenakan seorang aktivis mahasiswa 1 harus mampu mengatur waktu untuk pendidikan akademik dan organisasi. Dari sinilah muncul berbagai masalah yang menyebabkan konflik dalam diri setiap individu antara waktu untuk organisasi yang menyesuaikan dengan waktu studi, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar. Seorang mahasiswa akan memperoleh nilai tambah, jika ia tidak hanya sibuk dengan nilai akademik, tetapi juga aktif berorganisasi. Dengan berorganisasi, mahasiswa akan terbiasa bekerjasama dengan orang lain (work as a team), memiliki jiwa kepemimpinan (work as a leader), terbiasa bekerja dengan manajemen (work with management). Di masa depan, skill tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia yang sebenarnya. Tetapi kadang seorang mahasiswa aktivis organisasi menemui kendala dalam membagi waktu antara akademis dan organisasi. Manajemen waktu merupakan proses mengelola diri sendiri. Sisi menarik disini adalah ketidakmampuan yang diperlukan untuk mengatur diri sendiri, yakni kemampuan merencanakan, mendelegasikan, mengatur, dan mengontrol. Abu Nayla (2010:18-20) menyatakan bahwa ada enam landasan prioritas dalam mengelola waktu sehingga apabila menjadi benturan kepentingan maka gunakan prioritas manajemen waktu ini sehingga kita terhindar dari kesalahan manajemen dan kepentingan yang semu. Enam landasan tersebut adalah 1) spiritual (kerohanian), 2) kesehatan, 3) keluarga, 4) finansial, 5) pekerjaan, dan 6) sosial . Waktu spiritual adalah waktu yang sangat penting, bahkan lebih penting. Kendati unsur lain harus ditempatkan secara sejajar untuk mencapai keseimbangan, sehingga dapat dikatakan dasar keseimbangan hidup seseorang dimulai dari kehidupan spiritualnya (kerohanian). Matematika adalah ilmu yang berhubungan dengan konsep abstrak yang disusun secara hierarki dan penalaran deduktif yang membutuhkan pemahaman secara bertahap dan beruntun. Menurut Clawson (2004:1), “Mathematics is the study of numbers”, yaitu matematika sebagai ilmu tentang berbagai bilangan. Matematika sebenarnya memiliki cakupan yang lebih luas daripada aritmatika. Namun dalam matematika mencari kebenaran itu bisa dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya yang benar untuk semua keadaan harus bisa dibuktikan secara deduktif, karena dalam matematika sifat, teori/dalil belum dapat diterima 2 kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif, karena dalam matematika sifat, teori/dalil belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif. Dari sinilah muncul berbagai masalah yang menyebabkan konflik dalam diri setiap individu antara waktu organisasi yang menyesuaikan dengan waktu studi, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar. Rasionalitas pentingnya penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh manajemen waktu terhadap prestasi belajar pada aktivis mahasiswa program studi pendidikan matematika. selain itu juga mengetahui manajemen waktu mahasiswa program studi matematika yang aktif dalam organisasi dan mengetahui prestasi belajar mahasiswa program studi matematika yang aktif dalam organisasi. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami kejadian tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah. Beberapa teori yang tergolong pada penelitian kualitatif antara lain teori fenomenologi, interaksionisme simbolik, etnografi, studi kasus dan masih banyak yang lain. Sedangkan penelitian ini menggunakan teori fenomenologi. Adapun tujuan dari penilitian “studi manajemen waktu aktivis mahasiswa dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar pada mahasiswa program studi matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta” adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh manajemen waktu terhadap prestasi belajar pada aktivis mahasiswa program studi pendidikan matematika. 2. Untuk mengetahui manajemen waktu mahasiswa program studi matematika yang aktif dalam organisasi. 3. Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa program studi matematika yang aktif dalam organisasi. B. METODE PENELITIAN 3 Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Waktu Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan April sampai dengan bulan Desember 2012, secara terperinci sebagai berikut : 1. Tahap perencanaan mencakup pengajuan judul, pembuatan proposal, pembuatan pedoman onservasi, wawancara serta ijin riset yang direncanakan hingga tempat penelitian yang dilaksanakan pada minggu pertama bulan April-Juni 2012. 2. Tahap pelaksanaan yaitu kegiatan-kegiatan pengambilan data-data yang dilaksanakan pada bulan Juli-November 2012. 3. Tahap analisis data yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian tahap ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012. 4. Tahap pelaporan yang dilaksanakan pada bulan Desember 2012. Definisi Operasional Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dinamakan sebagai variabel bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain. Dalam hal ini variable bebasnya adalah manajemen waktu. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam hal ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami kejadian tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah. Beberapa teori yang tergolong pada penelitian kualitatif antara lain teori fenomenologi, interaksionisme simbolik, etnografi, studi kasus dan masih banyak yang lain. Sedangkan penelitian ini menggunakan teori fenomenologi. Pendekatan fenomenologi berusaha untuk memahami makna peristiwa serta interaksi pada orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Pendekatan ini menghendaki adanya sejumlah asumsi yang berlainan dengan cara yang 4 digunakan untuk mendekati perilaku orang dengan maksud menemukan fakta atau penyebab. Pembahasan metode penelitian ini lebih cenderung dapat dikatakan sebagai pertanggung jawaban mengenai metode-metode yang dipergunakan selama penelitian yang berlangsung dari awal sampai selesai. Tentu saja ketepatan dan kejelasan mengenai metode yang diperlukan dalam penelitian merupakan salah satu bagian yang ikut menentukan tingkat kesahihan atau kebenaran hasil penelitian. Oleh karena itu penjelasan mengenai metode penelitian sebagai pertanggungjawaban metode yang dipergunakan sangat diperlukan. Studi kasus merupakan penyelidikan mendalam (indepth study) mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambar yang terorganisasikan dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut (Azwar, 2010:8). Dalam penelitian ini yang diamati adalah pola manajemen waktu aktivis mahasiswa dalam melakukan kegiatan kesehariannya. Dengan digunakan penelitian kualitatif, maka data yang didapatkan akan lebih lengkap, lebih mendalam dan bermakna, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa data deskriptif, yaitu catatan lapangan hasil dari obeservasi dan wawancara, tindakan responden, dan dokumentasi mengenai manajemen waktu aktivis mahasiswa terhadap prestasi belajar. Seperti yang diterangkan Sarwono (2006:209-210), data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif bukan angka. Data dapat berupa gejala–gejala, kejadian dan peristiwa yang kemudian dianalisis dalam bentuk kategori-kategori. Data kualitatif dapat berupa apa saja termasuk kejadian atau gejala yang tidak menggambarkan hitungan, angka atau kuantitas. Pengumpulan data dimaksudkan untuk mendapatkan bahan-bahan yang akan diolah dalam penelitian. Data yang dikumpulkan tersebut harus sesuai dari bahan-bahan konkrit dengan masalah yang akan diteliti, karena dalam penelitian, data merupakan hal yang memudahkan seorang peneliti dalam menyusun hasil penelitiannya dalam bentuk nyata. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, dan metode dokumentasi. 5 1. Metode Observasi Metode observasi atau pengamatan merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Tetapi tidak semua perlu diamati oleh peneliti, hanya hal-hal terkait atau sangat relevan dengan data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengamatan terlibat. Menurut Patilima (2007:62), sebuah tektik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan dan memahami gejala-gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan atau dipahami oleh para warga yang ditelitinya. Maksudnya disini warga adalah aktivis mahasiswa jurusan pendidikan matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Metode Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses Tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh pihak yang diwawancarai. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan wawancara secara langsung dan mendalam, dalam hal ini Berger menyebutnya dengan first order understanding. Serta dibantu dengan bentuk wawancara setengah tertutup. Artinya wawancara menggunakan kuesioner setengah tertutup yaitu kuesioner yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menemukan jawaban lain, atau keterangan tambahan disamping alternatif jawaban yang telah tersedia (Sugiono, 2008:14). 3. Metode Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui peninggalan tertulis pada arsip, buku-buku tentang pendapat, teori, dalil yang berhubungan dengan masalah peneliti (Margono, 2004:181). Metode dokumentasi ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non manusia. Sumber data tersebut dapat berupa foto, surat-surat, 6 catatan harian, laporan, dan sebagainya. Adanya sumber data yang dikumpulkan akan membantu peneliti dalam penelitian. Metode dokumentasi digunakan untuk menganalisis jawaban mahasiswa dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan serta mengetahui tingkat mahasiswa dalam manajemen waktu terhadap prestasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan matematika. Peneliti bertindak sebagai instrumen dan sebagai aktivis mahasiswa. Peneliti sebagai instrumen tidak terlibat langsung dalam penelitian dan hanya sebagai pengamat dan peneliti sebagai aktivis yaitu terlibat langsung dengan berbagai kegiatan yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, yang mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman. Menurut Miles and Huberman (Sugiono, 2008:207) mengemukakan aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas dan datanya sampai jenuh. Teknik analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data, menggunakan teknik first order understanding (peneliti menanyakan kepada yang diteliti guna mendapatkan penjelasan yang benar) dan second order understanding (peneliti memberikan penjelasan dan interpretasi terhadap interpretasi pihak yang diteliti sampai memperoleh suatu makna yang baru dan benar). Aktifitas dalam analisis data, yaitu Pengumpulan data, Penyajian Data, Reduksi Data, dan Kesimpulan-kesimpulan penarikan/verivikasi. Siklus tersebut dapat divisualisasikan seperti pada gambar berikut : Pengumpulan data Penyajian data Reduksi data Kesimpulan-kesimpulan penarikan/ Verifikasi Siklus Analisis Data : Model Interaktif (Miles dan Huberman, dalam Patilima, 2007:100) 7 Keabsahan data kualitatif menurut Sukmadinata (2005:104) dapat dilakukan melalui (1) observasi secara terus menerus, (2) triangulasi sumber, metode, dan peneliti lain, (3) member check (pengecekan anggota), diskusi teman sejawat , dan pengecekan referensi. Dalam penelitian ini, keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode serta member check. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek kembali informasi dari informan satu dengan informan lain. Triangulasi metode dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk mendapatkan informasi. Member check dilakukan pada subjek wawancara, yaitu pada saat wawancara dan melalui rangkuman hasil yang dibuat peneliti. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi dan wawancara dengan aktifis mahasiswa program studi pendidikan matematika mendapatkan hasil bahwa manajemen waktu yang dimiliki aktifis mahasiswa tergolong dalam integritas tinggi. Aktivis mahasiswa program studi pendidikan matematika selain ada yang memiliki kebingungan dalam membuat perancanaan 32,00%, dan yang memiliki kebiasaan untuk mengatur waktu untuk memprioritaskan akademik 64,00%, juga ada yang terbiasa mengatur waktu untuk mangasah bakatnya yaitu 04,00%. Mahasiswa tersebut memiliki tujuan hidup yang tidak terpacu dalam pendidikan akademik. Mahasiswa ini berpandangan bahwa prestasi itu bisa berasal dari banyak bidang, artinya tidak hanya pendidikan akademik. Sehingga belajar dan melakukan kegiatan itu jika diimbangi dengan kesenangan hati maka hasilnya akan memuaskan dan akan mengasilkan prestasi. Aktivis mahasiswa program studi pendidikan matematika mendiskripsikan Perencanaan sebagai kebutuhan pencapaian sasaran yang lebih teliti dalam penggunaann waktu akan lebih baik, didukung dengan pencatatan kegiatan yang dijalaninya. Menggunakan daftar untuk menentukan prioritas, rencana kegiatan dan mengukur kemajuan aktifitas, mengamati yang dilakukan pada saat pelaksanaan prioritas, mengamati juga pada saat gagal memenuhi prioritas yang ditetapkan sebelumnya. Clawson (2004:1), “Mathematics is the study of numbers”, yaitu matematika sebagai ilmu tentang berbagai bilangan. Matematika 8 sebenarnya memiliki cakupan yang lebih luas daripada aritmatika. Disiplin utama matematika didasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan, pengukuran tanah, dan memperkirakan peristiwa dalam astronomi. Sehingga orang sering mempertukarkan istilah matematika dengan aritmatika atau berhitung. Manajemen waktu dan skala proritas mahasiswa merupakan motor penggerak dan pendorong bagi individu untuk belajar. Sejalan dengan hal tersebut, Prevatt dkk (dalam Karim, 2011:720) menyimpulkan mahasiswa tidak menggunakan manajemen waktu strategi dalam belajar mereka lingkungan, mahasiswa memiliki Prestasi Akademik signifikan lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang menggunakan manajemen waktu secara signifikan dengan strategi Prestasi akademik lebih tinggi. Manajemen waktu dan tepat administrasi waktu adalah faktor efektif dalam keberhasilan akademis. Menyimpulkan bahwa siswa yang mencetak rendah dalam manajemen waktu secara signifikan skor lebih rendah dalam prestasi akademik. Dalam hal ini Izawa (dalam Karim, 2011:720) berpendapat bahwa dalam belajar bahan teks, keterampilan manajemen waktu adalah penting. Manajemen waktu merupakan faktor penting dalam belajar terutama dalam pembelajaran matematika, yaitu dalam usaha mencapai prestasi belajar yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Zimmerman dkk (dalam Karim, 2011:721) yang menunjukan bahwa saat itu pelatihan manajemen dan perencanaan membantu siswa menyesuaikan waktu belajar dengan lebih baik dan meningkatkan mereka kinerja akademik juga. kelompok yang menggunakan keterampilan manajemen waktu secara signifikan memiliki IPK lebih tinggi. Masalah yang muncul pada aktivis mahasiswa dalam mengatur waktu adalah jika setiap aktivis mahasiswa memiliki kegiatan dan sulit untuk dikontrol. Masalah yang muncul tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu perencanaan yang tidak terorganisasi, tidak jelas, melenceng, tidak konsisten, tidak ada tujuan, dan kurang efektif dalam menggunakan waktu. Salah satu cara untuk mengatur waktu adalah dengan membuat jadwal kegiatan sehari hari. Dengan adanya jadwal tersebut, akan dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Hal tersebut akan berjalan 9 dengan baik apabila kita mentaatinya. Dengan membuat jadwal tersebut aktivis mahasiswa juga akan belajar hidup disiplin. Seperti yang dikemukakan oleh Jawwad (2004:9) yaitu penataan, pengorganisasian dan pemikiran manusia sehingga mampu menata dan menerapkan segala hal yang ada disekitarnya, diantaranya mengetahui skala prioritas dan menjadikan seluruh hidupnya serasi dengan lingkungan sekitarnya. D. SIMPILAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan : 1. Ada hubungan positif antara manajemen waktu akademik dengan prestasi belajar matematika, hal ini ditunjukan dengan 64.00% aktivis mahasiswa yang memiliki prioritas akademik. 2. Ada hubungan antara manajemen waktu aktivis mahasiswa dengan prestasi belajar, hal ini ditunjukan dengan 32.00% aktivis mahasiswa yang masih kebingungan dalam marencanakan kegiatan ketika ada kegiatan yang bersamaan. 3. Ada hubungan keterbiasaan mengatur waktu untuk Prioritas Organisasi yaitu 04,00%. Mahasiswa tersebut memiliki tujuan hidup yang tidak terpacu dalam pendidikan akademik. Mahasiswa ini berpandangan bahwa prestasi itu bisa berasal dari banyak bidang, artinya tidak hanya pendidikan akademik. Sehingga belajar dan melakukan kegiatan itu jika diimbangi dengan kesenangan hati maka hasilnya akan memuaskan dan akan mengasilkan prestasi. 4. Mengenai pengertian pendidikan matematika 100% aktivis mahasiswa program studi pendidikan matematika menyatakan bahwa matematika merupakan ilmu yang proses pembalajarannya berurutan, eksak dan sistematis, linier (sejalur dan spiral). Matematika dapat dipelajari atau dipahami dengan proses dari tingkat dasar ketinggkat berikutnya atau dari umum ke khusus. 5. Hasil pendokumentasian arsip-arsip nilai mahasiswa, Indeks Prestasi Mahasiswa Program studi pendidikan matematika yang aktif dalam 10 organisasi mampu mencapai nilai rata-rata dengan kategori memuaskan., ini berarti bahwa mereka yang aktif dalam organisasi juga memiliki manajemen waktu yang baik untuk mengatur antara akademik dan organisasi. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Clawson, Calvin C. 2004. The Mathematical Traveler Exploring The Grand History of Numbers. New Delhi: Vinod Vasistha. Jawwad, M.Ahmad Abdullah. 2004. Manajemen Diri Panduan Sukses Dalam Organisasi. Bandung : Syaamil Cipta Media. Karim, Sevari, Mitra Kandy. 2011. Time Management Skills Impact On SelfEfficacy And Academic Performance. Journal Journal Of American Science; Vol 7. No (12). Hal 720-726. Naila, Abu. 2010. Tips Terpenting Manajemen Waktu. Yogyakarta : Siasat Pustaka. Patilima, Hamid. 2007. Metode penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sugiono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfebeta Anggota ikatan penerbit Indonesia Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 11