BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1.. Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah hal yang wajar bagi setiap individu. Kecemasan itu dapat terjadi dimana pun, kapan pun dan siapa saja dan hal itu pasti akan terjadi dan selalu menyertai hati manusia. Ada kecemasan yang normal dan tidak normal. Kecemasan yang normal , yaitu apabila individu dapat mengontrol kecemasan tersebut dan kecemasan tidak normal, yaitu apabila kecemasan itu tidak dapat dikendalikan oleh individu yang akan membahayakan jiwa dan menghambat kesuksesannya. Menurut Aaron T beck (1988) dengan beberapa gejala –gejala khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit konsentrasi, ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetar, tidak dapat santai) dan overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, tubuh terasa panas, dan dingin,nyeri dada atau tekanan dan ketegangan otot) dari gejala-gejala tersebut subjek akan diukur menggunakan skala Beck Anxiety Inventiory (BAI) yang telah diuji kevaliditasannya dan reliability secara standar Internasional yaitu: Menurut Garry Martin, Joseph Pear, (2015) bahwa gangguan kecemasan dicirikan oleh (a) rasa takut atau cemas yang menghasilkan perubahan fisiologi seperti telapak tangan berkerigat, gemetaran, pusing, mual, dan jantung berdebar kencang, 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 (b) melarikan diri dan/ atau menghindari situasi yang memunculkan rasa takut (c) gangguan prilaku tak diinginkan didalam kehidupan individu. Kecemasan dapat juga terjadi pada orang normal. Biasanya kecemasan yang normal ini disebut khawatir atau was-was, yaitu rasa takut yang tidak jelas, tetapi terasa sangat kuat. (Sarlito W. Sarwono,2012) 2.1.2. Gejala Kecemasan Menurut Darajat (1996) menyatakan bahwa reaksi kecemasan sering ditandai dengan munculnya gejala fisik dan mental seperti: a. Gejala fisik yaitu: ujung jari dingin, pencernaan menjadi tidak teratur, detak jantung cepat, keringat dingin, tidur kurang nyenyak, nafsu makan menghilang dan sesak nafas b. Gejala mental yaitu: adanya rasa takut, perasaan akan ditimpa bahaya tidak mampu memusatkan perhatian, tidak berdaya, rendah diri, hilangnya rasa percaya diri, serta tidak tentram Sedangkan reaksi kecemasan menurut Maramis, (2005) ada dua aspek yaitu: 1. Aspek psikologis yang berupa: khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tidak aman, takut lekas terkejut. 2. Aspek somatik: Jantung berdebar-debar, keringat dingin pada telapak tangan, tekanan darah meninggi, respon kulit terhadap aliran listrik galvanik berkurang, peristaltik bertambah, lekositosis Menurut Hawari (2001) pada individu yang cemas, gejalanya didominasi oleh keluhan psikis (ketakutan, dan kekhawatiran), tetapi dapat pula disertai keluhan somatis(fisik). Adapun gejala pada individu yang mengalami kecemasan adalah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 cemas, khawatir, bimbang, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri dan mudah tersinggung, merasa tegang tidak tenang, gelisah, gerakan serba salah dan mudah terkejut, takut sendirian, takut keramian dan banyak orang gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi dan daya ingat, keluhan somatik seperti rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, sakit kepala.Respon Psikologis terdiri dari ketegangan motorik/alat gerak (gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak dapat santai, kelopak mata bergetar,kening berkerut, muka tegang, gelisah, tidak dapat diam, dan muka kaget), hiperaktivitas saraf otonom (simpatis/ parasimatetis, yang terdiri dari berkeringat berlebihan, jantung berdebar-debar, telapak tangan/kaki basah, muka kering, pusing, kepala terasa ringan, kesemutan,rasa mual, rasa aliran panas/ dingin, sering buang air seni, diare, rasa tidak enak di ulu hati, kerongkongan tersumbat, muka merah atau pucat dan denyut nadi dan nafas cepat. Menurut Ramaiah (2003), gejala kecemasan paling lazim adalah kejengkelan umum (seperti rasa gugup, jengkel,tegang dan rasa panik), sakit kepala, didaerah tengkuk dan tulang punggung, menyebabkan sakit kepala atau rasa tidak enak (denyut kesakitan), gemetaran pada sekujur tubuh, khusunya lengan dan tangan, aktivitas sistem motorik. Menurut Blakburn dan Davidson (1990) ada beberapa gejala kecemasan diantaranya suasana hati, pikiran, motivasi, perilaku gelisah, reaksi biologis, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 2.1.3. Sebab-sebab Kecemasan: Umumnya, agak sulit untuk bisa membedakan antara kecemasan normal dengan kecemasan yang menyimpnag. Tidak jarang kecemasan normal mampu memicu hadirnya kecemasan yang menyimpang. Menurut Izzudin, 2006 : Penyebab umum suatu kecemasan adalah sebagai berikut: a. Herediter/ bawaan Tidak bisa dipungkiri, faktor ini turut memberikan kontribusi tertentu yang memicu datangnya suatu kecemasan. Kecemasan adalah satu emosi yang tidak lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Disaat stimulus kecemasan berjalan lambat, maka respon individu terhadapnya sangat cepat. Sebaliknya, disaat stimulusnya berjalan cepat, maka umumnya respon individu terhadapnya sangat lambat. b. Lingkungan Lingkungan adalah suatu jaringan yang berkaitan dengan faktor eksternal dan kondisi yang melingkupinya kemudian membentuk kepribadian individu dan membentuk caranya merespon berbagai kondisi yang berbeda. c. Personal. Faktor ketiga ini hendaknya tidak diremehkan dalam kajianpembahasan tentang penyebab kecemasan. Problematika yang ada dalam diriindividu tidak bertanggung jawab atas respon dirinya terhadap kecemasan.Pandangan dirinya atas problematika itulah yang justru menjadi stimulusadanya kecemasan. Terkadang satu kondisi direspon dengan banyak hal oleh manusia. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Rita L.Atkinson, (1991)mengatakan bahwa kecemasan dapat ditimbulkan oleh situasiyang dapat mengancam keberadaan individu . Situasi yang menekan tersebut dapat disebabkan oleh tiga hal yaitu: a. Ancaman Ancaman ini biasa terdapat dalam tubuh, jiwa (psikis) maupun ancaman terhadap eksistensinya. Ancaman ini bias a realistis atau sesuatu yangtidak realistis. b. Pertentangan Adanya dua keinginan yang keadaa nnya bertolak belakang, dalam setiap konflik terdiri dari dua alternatif atau lebih dan masing-masing mempunyai approach dan avoidance. c. Ketakutan Kecemasan seringkali muncul karena ketakutan akan sesuatu. Kebutuhan yang tidak terpenuhi ( Unmet need ) 2.1.4.Macam-macam Kecemasan 1. Menurut teori Psikoanalitik Menurut Freud Hanya ego yang bisa memproduksi atau merasakan kecemasan. Akan tetapi, baik id, superego, maupun dunia luar terkait dalam salah satu dari tiga jenis kecemasan-neurosis, moral, dan realistis. Ketergantungan ego pada id menyebabkan munculnya kecemasan neurosis, sedangkan ketergantungan ego pada superego memunculkan kecemasan moral, dan ketergantungan pada dunia luar mengakibatkan kecemasan realistis. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 1. Kecemasan neurosis adalah rasa cemas akibat bahaya yang tidak diketahui. Perasaan itu sendiri berada pada ego, tetapi muncul dari dorongan-dorongan id. 2. Kecemasan moral berakar dari konflik antara ego dan superego 3. Kecemasan realistis (realistic anxiety) terkait erat dengan rasa takut. Kecemasan ini didefinisikan sbagai perasaan yang tidak menyenangkan dan tidak spesifik yang mencakup kemungkinan bahaya itu sendiri, yaitu bahaya yang mencakup bahaya yang objektif dan nyata. 2) Teori Interpersonal Teori Adler (1956) Perkembangan kepribadian bisa berhenti ketika manusia lari dari kesulitan. Adler menyebut kecenderungan ini sebai menarik diri atau perlindungan dengan membuat jarak. Beberapa orang secara tidak sadar melarikan diri dari masalah hidup dengan membuat jarak antara diri mereka dengan masalahmasal yang ada. Adler (1956 ) menyebutkan empat cara perlindungan dalam menarik diri : (1) bergerak mundur, (2) berdiam diri, (3) keragu-raguan, dan (4) membangun penghalang 2.1.5. Gejala Klinis pada Kecemasan Menurut Conley (2006) Keluahan dan gejala umum yang berkaitan dengan kecemasan dapat dibagi menjadi gejala somatik dan psikologis 1) Gejala Somatik a) Keringat berlebihan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 b) Ketegangan pada otot skelet: sakit kepala, kontraksi pada bagian belakang leher atau dada ,suara bergetar, nyeri punggung c) Sindrom hipeventilasi: sesak nafas, pusing d) Gangguan fungsi gastrointestinal: nyeri abdomen/perut, tidak nafsu makan,mual, diare, konstipasi e) Iritabilitas kardiovaskuler: hipertensi, takikardi f) Disfungsi genitourinaria: sering buang air kecil, sakit saat berkemih, impoten, sakit pelvis pada wanita, kehilangan nafsu seksual 2) Gejala psikologis a) Gangguan mood: sensitif sekali, cepat marah, mudah sedih b) Keslitan tidur: Insomnia, mimpi buruk, mimpi yang berulang-ulang c) Kelelahan mudah cape d) Kehilangan motivasi dan minat e) Perasaan-perasaan yang tidak nyata f) Sangat sensitif terhadap suara: merasa tidak tahan terhadap suara-suara yang sebelumnyayang sebelumnya biasa saja g) Berpikiran kosong, tidak mampu berkonsentrasi, mudah lupa h) Kikuk, canggung, koordinasi buruk i) Tidak bisa membuat keputusan , tidak bisa menentukan pilihan bahkan untuk hal-hal kecil j) Gelisah, resah, tidak bisa diam k) Kecenderungan melakukan hal yang berulang-ulang l) Keraguan dan ketakutan yang mengganggu m) Terus menerus memeriksa segala sesuatu yang telah dilakukan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 2.1.6. Tingkat Kecemasan Menurut Susilawati (2004) Ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik a. Kecemasan Ringan. Hal ini dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari -hari, individu masih waspada serta lapangan persepsinya meluas, menajamkan indra, Serta dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifit as. Contohnya: Seseorang yang menghadapi ujian akhir. b. Kecemasan Sedang Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatudengan arahan orang lain. Contohnya: pasangan suami -istri yang menghadapi kelahiran bayi pertama dengan resiko tinggi. c. Kecemasan Berat Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detil yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berfikir tentang hal -hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah atau arahan untuk terfokus pada area lain. Contoh: individu dalam penyandraan. d. . Kecemasan Panik Individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang. Karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 secara efektif. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian. Cotohnya: individu dengan kepribadian pecah atau depersonalisasi. 2.1.7. Kecemasan Pada Ibu Hamil Prof. Dr. RustamMochtar, MPH,1998 proses kejiwaan dalam kehamilan dibagi 5 yaitu: 1. Triwulan 1 Pada sebagian wanita, reaksi psikologik dan emosional pertama adalah kecemasan, ketakutan, kepanikan dan kegusaran terhadap kehamilan. Perasaan benci pada suami yang menyebabkan dia hamil ditumpahkan melaui manisfestasi mual, muntah, pening dan sebagainya yang merupakan gejala hamil muda. Pada keadaan yang agak berat dia meolak kehanilannya dan mencoba untuk menggugurkan, pada kasus yang lebih parah mencoba untuk bunuh diri. Manifestasi lain yaitu ibu hamil muda sering meminta makanan yang aneh-aneh yang selama ini tidak disukainya 2. Triwulan II Ibu yang menganggap kehamilan merupakan suatu identifikasi abstrak, kini mulai mnyadari kenyataan bahwa kehamilan merupakan identifikasi nyata. Maka ibu mulai meyesuaikan diri dengan kenyataan: perut bertambah besar, terasa gerakan janin, teman-teman menyatakan selamat, dan dokter telah mendengar denyut jantung janin. Wanita bijaksana sudah mulai mempersiapkan kebutuhan kedatangan bayi seperti popok, baju, tempat tidur bayi, kereta bayi dan sebagainya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 3. Triwulan III Timbul gejolak baru menghadapi persalinan dan perasaan tanggung jawab sebagai ibu pada pengurusan bayi yang akan dilahirkan ada 2 golongan ibu yang mungkin merasa takut : Ibu yang mempunyai riwayat/ pengalaman buruk pada persalinan yang lalu Multipara yang agak berumur, merasa takut terhadap janin dan anakanak apabila terajdi sesuatu atas dirinya, takut bila anak-anak diurus ibu tiri? Primi gravida yang mendengar tentang pengalaman ngeri dan menakutkan dari teman-teman lain Kerjasama ibu dengan tenaga medis/kesehatan; pendekatan dan perhatian; rasa simpati; dan bila perlu, pendekatan psikologisakan membantu semuanya itu dengan baik 4. Dalam persalinan Kesabaran, ketenangan dan bebas dari rasa takut akan memperlancar kala I dan II. Kelainan jiwa diatas dapat meyebabkan kelainan persalinan seperti timbulnya inersia uteri, partus lama dan perdarahan pasca persalinan.Perasaan kewaca karena bayi yang dilahirkan adalah perempuan, sedangkan yang diharapakan lahir adalah bayi laki-laki, dapat menyebabkan perdarahan pasca persalinan yang hebat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 5. Dalam Nifas Dalam minggu pertama dalam melahirkan dapat timbul gejala psikiatrik dalam bentuk depresi ringan sampai berat dan gejala neurosis traumatik. Gejala ini biasanya akan sembuh sendiri tanpa pengobatan. Gejala psikiatrik yang agak berat kadang kala memerlukan terapi oleh ahli psikiatri. 2.1.8. Penyebab Kecemasan pada ibu hamil (Bloch dkk, 2005 dalam cetakan: hall,2005) Fluktuasi emosi adalah umum bagi ibu dalam periode pascamelahirkan. Fluktuasi emosional ini mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor; perubahan hormon, kelelahan, tidak adanya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang baru lahir, atau lamnya waktu dan tuntutan dalam merawat bayi yang baru lahir . Bagi bebrapa wanita, fluktuasi emosional menurun dalam beberapa minggu setelah melahirkan, tetapi wanita lain mengalami naik turunnya emosi yang berlangsung lebih lama. Menurut Kartono (1992 dalam Budi,2007) kehamilan pertama bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisi dalam kehidupannya. Pengalam baru ini memberikan perasaan yang bercampur baur, antara bahagia dan penuh harapan dengan kekawatiran tentang apa yang akan dialaminya semasa kehamilan. Kecemasan tersebut dapat muncul karena masa panjang saat menanti kelahiran penuh ketidakpastian. Selain itu bayangan tentang halhal yang menakutkan saat proses persalinan walaupun apa yang dibayangkan belum tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan perubahan drastis bukan hanya fisik tetapi psikologis. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Menurut Sari( 2005) dalam penelitiannya mengatakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecemasan pada kehamilan pertama kali merupakan suatu perjalanan baru bagi ibu primigravida. Peristiwa yang belum pernah dialami sebelumnya akan menimbulkan rasa cemas, takut, gelisah, tegang bercampur was-was dan sebagainya. 2.1.9 Dampak kecemasan pada ibu hamil Menurut John W. Santrock, 2007. “Baby Blues” dan depresi pasca melahirkan menunjukan 70% ibu baru mengalami apa yang disebut “ Baby Blues” sekitar dua hingga tiga hari setelah melahirkan, mereka mulai merasa depresi, cemas dan marah. Perasaan ini bisa datang dan pergi selama beberapa bulan setelah melahirkan, seringnya memuncak sekitar tiga hingga lima hari setelah melahirkan. Bahkan tanpa perawatan, perasaan ini biasanya hilang setelah satu atau dua minggu. 2.2. Proses Kehamilan 2.2.1. Perubahan Fisik secara Fisiologis pada masa kehamilan Banyak wanita hamil berpendapat bahwa kehamilan membuat mereka merasa menjadi orang lain, dengan postur tubuh dan tingkah laku yang berbeda. Perubahan utama fungsi tubuh yang terjadi karena kehamilan, terdiri dari empat perubahan, pertama kadar hormon yang mengontrol sikluls haid mengalami perubahan besarbesaran setelah pembuahan. Semua perubahan itu menandakan bahwa indung telor, uterus, plasenta, dan janin dalam menyesuaikan diri dengan kehamilan. Kedua, jelas terlihat bahwa tubuh ibu berusaha mendukung dan menahan janin yang sedang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 tumbuh. Bayi dalam uterus secara genetik berbeda dengan ibunya, jadi harus ada kesesuaian antara keduanya. Janin dalam rahim membutuhkan makanan, maka rahim sang ibu bekerja sama dengan jaringan-jaringan janin yang sedang tumbuh, memaksa plasenta untuk melakukan tugas tersebut ini merupakan faktor yang ketiga. Perubahan keempat, dengan semakin berkembangnya janin mereka membutuhkan nutrisi yang semakin banyak, dengan demikian sang janin menyebabkan tubuh ibu turut bertambah besar (Maulan, 2007) Menurut Prawira Hardjo,( 2009) perubahan Fisiologis pada masa kehamilan: 1. Uterus Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat uterusnormal lebih kurang 30 gram, pada akhir kehamilan (40 minggu) beratnya menjadi 1.000gram. 2. Serviks Uteri Serviks uteri juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak 3. Vulva dan Vagina Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick 4. Ovarium Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis samapai terbentuknya plasenta pada kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditatis berdiameter 3 cm. Kemudian, mengecil setelah plasenta terbentuk. Korpus http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progestteron. Lambat laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta. 5. Mamma (payudara) Mamma akan membesar somatomammotropin,estrogen dan dan tegang progesteron. akibat Akan tetapi hormon belum mengeluarkan air susu. Perubahan yang terjadi: a. Mammae menjadi besar b. Hiperpigmentasi (kehitaman) pada aerola mamma c. Glandulamontgomery (kelenjar payudara) tampak lebih jelas menonjol 6. Sirkulasi darah Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah (hidremia). Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi keperluan transpor oksigen yang dibutuhkan sekali dalam kehamilan. Penambahan volume plasma jauh lebih besar daripada volume eritrosit sehingga konsentrasi haemoglobin dalam darah lebih rendah. Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000/cc 7. Sistem Respirasi Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru menigkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam. Yang lebih menonjol adalah pernafasan dada. 8. Traktus Digestivus Salivasi (pengeluaran air liur) meningkat, dan pada trimester pertama mengeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan. Resorps makanan baik, namun akan menimbulkan pbstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari disebut morning sickness. 9. Traktus Urinarius (kantung kemih) Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, dan pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun kebawah pintu atas panggul sehingga timbul sering kencing. Keluhan lain, yaitu poliuria disebebkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorpsi di tubulus tidak berubah, sehingga lebih banyak dapat dikeluarkan urea, asam urik, glukosa asam amino, asam folik dalam kehamilan. 10. Kulit Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi: a. Muka: didebut masker kehamilan b. Mammae: puting susu dan areola mammae c. Perut: linea nigra striae d. Vulva 2.2.1. Perubahan Psikologis pada masa kehamilan Pada awal kehamilan walaupun belum tampak seperti hamil tetapi kemungkinan besar ibu sudah merasakannya. Tubuh ibu sedang bersiap menghadapi bulan-bulan yang mendatang. Ada beberapa anggapan terhadap http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 perubahan psikologi yang terjadi selama kehamilan, hal ini berkaitan dengan beberapa perubahan biologi. Kejadian dan proses psikologi ini diidentifikasi pada trimester kehamilan (pisdiknakes, 2003) Trimester I Dilandasi oleh teori Revarubin dimana trimester awal merupakan masa penentuan dan menjadi masa kehamilan yang mengkhawatirkan dari penantian. Pada trimester awal, biasanya wanita ingin mencari tahu tandatanda kehamilan agar ia dapat memastikakn bahwa ia sedang hamil. Pada wanita hamil, banyak mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan fisik yang terjadi pada dirinya. Menurut Burnasrd (1991) Stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan sengan aspek, yaitu: stres didalam individu, stres yang disebabkan oleh pihak lain dan stres yang disebabkan oleh penyesuaian terhadap tekanan sosial. Adanya kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya. Trimester II Perubahan psikologis pada trimester ke II adalah: - Fase Prequickening : Ibu mengaanalisa dan megevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi bagaimana ia akan mengembangkan hubungan dengan anaknya - Fase Postquickening: Pada fase ini kesadaran ibu mengenai peran baru akan dirinya telah muncul, sehingga ibu menjadi terharu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Trimester III Seorag ibu mungkin akan merasa takut dengan kelahiran yang akan dilaluinya. Pada trimester ketiga inilah ibu memerlukan ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga serta bidan atau dokter kandungan. 2.2.2. Bahaya Selama Kehamilan Menurut Hurlock (1980 ) Masa kehamilan mengandung bahaya yang sifatnya lebih serius yaitu bahaya fisik dan psikologis, yang akan dijelaskan sebagai berikut 44: Bahaya fisik, kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhinya adalah: a. Malnutrisi pada ibu hamil dapat merusak perkembangan normal, terutama perkembangan otak janin. Misalnya terlalu banyak merokok atau minum -minuman keras dapat mengganggu perkembangan normal, teru tamaselama masa periode embrio dan janin b. Usia ibu hamil juga sangat mempengaruhi kondisi kehamilan bahkan juga pada saat proses persalinan nanti. c. Jenis pekerjaan tertentu lebih cenderung mengganggu perkembangan prenatal daripada jenis pekerjaan yang lain. Karena dikhawatirkan bahan kimia atau bahaya lain yang dihadapi wanita hamil yang bekerja di tempatseperti rumah sakit, salon kecantikan pabrik dapat memperbesar jumlah kelahiran cacat atau keguguran dalam tahun-tahun terakhir hidupnya. d. Embrio perempuan mempunyai kemungkinan hidup yang lebih besar dari pada embrio laki-laki. tetapi penyebab yang jelas belum diketahui ketidak teraturan perkembangan lebih sering terjadi pada janin laki –laki dari pada janin perempuan. e. Kelahiran kembar lebih berbahaya daripada kelahiran tunggal. Karena janin kembar akan berdesakan sepanjang periode pre natal dan ini menghambat aktivitas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 janin normal yang penting dalam perkembangannya. Lahir prematur juga sering terjadi pada kelahiran kembar yang disebabkan karena ketidak teraturan perkembangan. Dan salah satu aspek dari ketidak teraturan perkembangan adalah bahwa ketidak teraturan itu kadang-kadang tidak dapat dilacak dokter sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah kelahiran. Jadi ada dua hal yang perlu diketahui bahwa masa kehamilan ada dua bahaya yang harus dihindari oleh para ibu hamil yaitu bahaya fisik dan psikologis. Dan diharapkan para ibu hamil sebisa mungkin untuk menghindari kedua bahaya tersebut demi keselamatan janin dan ibu hamil itu sendiri. 2.3. Proses Persalinan 2.3.1. Faktor yang berperan dalam persalinan Hamilton,2001 berpendapat bahwa kehamilan adalah saat -saat kritis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas dan perubahan bagi seorang ibu, bapak,dan anggota keluarga. Kehamilan tersebut disertai dengan munculnya tanda -tanda subjektif, objektif dan bukti absolut kehamilan. Tanda subjektif yaitu gejala yang membuat kehamilan menjadi mungkin dan hanya dirasakan oleh ibu. Tanda objektif adalah gejala-gejala yang dapat terlihat, terdengar terasa atau di ukur oleh orang lain. Sedangkan bukti absolut kehamilan yaitu adanya janin, yang akan terlihat kemudian dalam kehamilan dan mendekati akhir kehamilan ibu akan melihat adanya perubahan tertentu yang menandakan bahwa persalinan terjadi tidak lama lagi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 2.3.2. Tanda-tanda persalinan Persalinan adalah proses dimana bayi plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.(Asuhan Persalinan Normal,2012) Berdasarkan pengetian mengenai persalinan yang dikemukakan oleh beberapa tokoh tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa persalinana dalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uteru sdan lahir malalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. 2.3.2. Persalinan Normal Dalam proses persalinan biasa terdiri dari 4 tahap , yaitu: Kala 1 : Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm Kala II : Kala pengeluaran janin, wakti uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir Kala III : Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran Uri/ plasenta Kala IV : Mulai dari lahirnya Uri/ plasenta selama 1-2 jam Tahap 1/ Kala I (kala pembukaan) InPartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karenaserviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase, yaitu: 1. Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat; sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam 2. Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase: Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm Periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap Tahap II/ Kala II (Kala pengeluaran janin) Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kirakira 2-3menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu His (kontraksi rahim), kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Denga his mengedan yang terpimpin. Akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi: 1 ½ - 2 jam, pada multi ½-1 jam. Tahap III/ Kala III (Kala pengeluaran Uri/ plasenta) Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepassan dan pengeluaran uri . http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Dalam waktu 5-1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah kira-kira 100-200cc Tahap IV/ Kala IV Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengeamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah: Primi: kala I (13 jam), kala II (1 jam), kala III (½ jam) = lama persalinan (14 ½ jam) Multi: kala I (7 jam), kala II ( ½ jam), kala III ( ¼ jam) = lama persalinan( 7 ¾ jam) 2.3.3. Faktor yang berperan dalam persalinan Tiga faktor utama dalam persalinan, yaitu faktor jalan lahir, faktor penolong anak dan faktor tenaga (power). Selain itu dalam persalinan dapat ditambahkan faktor psikis (kejiwaan) wanita menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas. Karena itulah seorang wanita memerlukan kematangan fisik, emosional dan psikoseksual serta psikososial sebelum kawin dan menjadi hamil. Perasaan cemas, takut dan nyeri akan membuat wanita tidak tenang menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas. (Reas, 1946) Dari beberapa uraian diatas digambarkan bahwa faktor yang mempengaruhi persalinan bukan hanya ditentukan oleh faktor fisioligis atau kesiapan perempuan dari segi jasmani saja, tetapi juga menyangkut faktor psikologis atau kejiwaan dari seorang perempuan. Karena itulah dalam proses persalian diperlukan kesiapan fisik dan psikis seorang ibu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 2.3.4 . Macam-macam Persalinan Hurlock,1980 mengatakan bahwa persalinan di bagi menjadi lima jenisyaitu: a. Kelahiran spontan. Biasanya disebut proses kelahiran normal karena terjadi tanpa bantuan luar dan dengan sedikit atau tanpa pemberian obat pada ibu. Pada jenis kelahiran ini, posisi janin dalam rahim ibu dan ukurannya memungkinkan janin untuk mengeluarkan kepala lebih dahulu. Setelah kepala atau bahu dan kemudian lainnya tampak pada saat tubuh janin berputar perlahan dalam saluran kelahiran. Berikutnya keluar satu demi satu dan akhirnya kaki. b. Kelahiran dengan peralatan. Bila janin terlalu besar untuk keluar dari tubuh ibu secara spontan atauposisinya dalam rahim sedemikian rupa sehingga tidak mungkin terjadikelahiran normal, peralatan pembedahan harus digunakan untuk membantupersalinan. c. Kelahiran letak sungsang. Pantat bayi muncul terlebih dahulu yang diikuti kaki, lengan, dan akhirnya kepala. Bila posisi janin tidak dapat diubah sebelum proses persalinan, maka harus dibantu dengan peralatan untuk membantu persalinan. d. Kalahiran letak melintang. Janin terletak melintang dalam rahim ibu. Bila posisi ini tidak dapatdiubah sebelum proses kelahiran dimulai, harus digunakan peralatan untuk membantu persalinan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 e. Kelahiran melalui pembedahan ceasar. Yaitu persalinan yang dilakukan karena adanya kelainan pada bayi atau ibu yang akan malahirkan dengan melakukan sayatan pada dinding rahim ibu. 2.3.5. Persalinan Normal Sebagian besar wanita akan merasakan kesakitan ketika sedang melahirkan seorang bayi. Mereka tak dapat menghindari dari kewajiban yang bersifat kodrat. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang berlangsung spontan dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir dengan letak kepala menghadap kebelakang (dalam posisi telungkup). Menurut Prawirohardjo,(2006) persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Sedangkan Agoes Dariyo (2007) berpendapat, persalinan normal adalah proses melahirkan secara alamiah atau apa adanya, spontan atau tanpa adanya bantuan operasi medis yang ditandai dengan posisi kepala bayi dalam rahim siap untuk masuk vagina. Persalinan normal atau alami berlangsung jika pembukaan jalan lahir sudah sampai pada pembukaan kesepuluh. Untuk menentukan pembukaan lengkap, pemeriksaan dapat dilakukan dengan memasukkan empat jari kedalam vagina. Pemeriksaan ini juga memudahkan untuk dilakukannya diagnosis tentang posisi kepala jika hal ini masih ada keraguan. Apabila kepala janin dengan ukuran terbesar sudah melewati pintu atas panggul, ibu diharuskan mengejan lebih keras guna mengeluarkan bayi tanpa harus berhenti diakhir proses pengeluaran bayi. Namun jika ternyata jalan bayi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 milik ibu kurang besar maka harus dilakukan penyobekan pada labiaminor/perinium guna memperbesar jalan dan melancarkan proses kelahiran bayi . Masbukin (2007) Pada umumnya persalinan normal tidak mengandung resiko yang cukup berarti jika kondisi ibu dan janin dalam keadaan normal. Namun demikian, persalinan adalah suatu hal yang tidak dapat diramalkan. Seorang dokter atau bidan tidak dapat memperkirakan apa yang akan terjadi pada proses persalian itu. Menurut Masbukin ( 2007 )proses mekanik yang memungkinkanterjadinya persalinan normal itu sendiri dipengaruhi oleh: a. Jalan lahir. Pada keadaan normal, seorang perempuan secara alamiah dikarunia pinggul yang bulat, lebar dan rendah, yang disebut sebagai gynaecoid peluis.Keadaan pinggul ini memudahkan proses persalinan. Panggul yang sempit, adanya tumor baik di indung telur atau di rahim dapat menyebabkan penyumbatan jalan lahir. b. Keadaan janin. Proses persalinan biasanya akan sulit jika si bayi terlalu besar, atau berada pada posisi yang tidak biasa, seperti sungsang. Wajah yang menghadap keatas, pantat keluar terlebih dahulu, atau kaki keluar terlebih dahulu. Pada keadaan normal celah yang ada di kepala bayi memungkinkan bayi lewat jalan lahir dengan baik, karena itu dapat menyempitkan ketika tertekan di jalan lahir. c. Kekuatan kontraksi rahim. Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi, atau leher rahim tidak elastis sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan, naka hal ini menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan lahir dengan lancar. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 2.3.6. Resiko Persalinan Normal a. Persalinan lama yang dibagi menjadi 3 golongan: 1. Kelainan tenaga (kelainan kontraksi rahim). His/kontraksi rahim yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapatdiatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. Jenis-jenis kelainan ini antara lain: Kelainan His (kontraksi rahim), meliputi inersia uteri, his (kontraksi rahim) terlampau kuat (hypertonic uterine contractions) his terlalu lemah (hypotonic uterine contraction) dan inncoordinate uterine action Kelainan mengedan, seperti kelelahan, salah pimpin dan psikis ibu 2. Kelainan janin. Persalinan dapat mengalami kemacetan karena kelainan dalam besar/ berat janin, kelainan bentuk (seperti asites, dan hidrosefalus) kelainan presentasi atau letak (malpresentasi/malposisi) dan kembar/kembar siam 3. Kelainan jalan lahir, meliputi: 1. Kelainan jalan lahir lunak, seperti kelainan kongenital dan adanya tumortumor baik pada genitalia interna maupun pada visera lain di daerah panggung yang menghalangi jalan lahir 2. Kelainan jalan lahir keras, yaitu kelianan ukuran dan bentuk (seperti panggul sempit) 3. kelainan kala I meliputi fase aktif memanjang, fase laten memanjang dan penurunan kepala janin pada persalinan aktif. 4. Kelaianan kala II meliputi kala II memanjang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Dalam menghadapi persalinan lama, maka untuk menolong keselamatan ibu dan bayi dalam proses persalinan, sering kali dilakukan tindakan persalinan operatif dengan menggunakan bantuan alat, sperti pada persalinan seksio sesarea 2.3.7. Persalian Operasi Sectio Caesaria Selain persalinan dengan cara normal atau alami, ada juga persalinan yang dilakukan dengan proses operasi atau persalinan caesar. Melahirkan caesar ialah melahirkan dengan bantuan operasi medis yang disebabkan oleh kondisi tubuh bayi yang terlalu besar dan cenderung sulit bila melalui saluran vagina.(Dariyo) Sedangkan menurut dewi, Seksio atau caesar adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan membuka dinding rahim melalui sayatan pada dinding perut.( Dewi, 2008) Menurut Puspitasri, (2004) menyatakan bahwa persalinan merupakan upaya melahirkan janin yang ada dalam rahim ibunya. Jadi apabila persalinan tidak dapat dilakukan dengan persalinan normal, maka harus dilakukan dengan jalan operasi. Penyebab dilakukannya operasi pada persalinan dibedakan sebagai berikut: a. Faktor janin. 1) Bayi terlalu besar. 2) Kelainan letak bayi yaitu letak sungsang dan letak lintang. 3) Ancaman gawat janin (fetal distress). 4) Janin abnormal, misalnya gangguan RH, kerusahan genetik, dan hidrosephalus (kepala karena berisi cairan). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 b. Faktor plasenta. Plasenta adalah tali yang menghubungkan antara tubuh ibu dan janin serta berfungsi untuk menyalurkan udara dan sari -sari makanan dari tubuh ibu yang dibutuhkan oleh janin. Kelainan yang disebabkan oleh plasenta adalah: a) Plasenta previa yaitu kelainan plasenta karena posisinya terletak dibawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir, sehingga kepala janin tidak bisa turun dan masuk kejalan lahir. b) Plasenta lepas. Kondisi ini merupakan keadaan plasenta yang lepas lebih cepat dari dinding sebelum waktunya. c) Plasenta accreta, merupakan keadaan sisa plasenta di otot rahim. Hal ini umumunya dialami ibu yang mengalami persalinan berulang kali, ibu berusia rawan untuk hamil (di atas 35 tahun), dan ibu yang pernah operasi. d) Plasenta previa yaitu keadaan pembuluh darah dibawah rahim yang apabila dilewati janin dapat menimbulkan pendarahan yang banyak yang dapat membahayakan ibu. Untuk mengurangi resiko pada ibu maka persalinan dilakukan dengan operasi c. Kelainan tali pusat a) Tali pusat menumbung. Pada keadaan ini tali pusat berada di depan atau di samping bagian terbawah janin atau tali pusat sudah beradadi jalan lahir sebelum bayi. Hal ini akan menyebabkan gawat janin jika posisi janin melintang. b) Terlilit tali pusat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 b. Faktor Ibu Dilakukannnya tindakan operasi karena, panggul sempit atauabnormal, disfungsi kontraksi rahim, riwayat kematian perinatal, pernahmengalami trauma persalinan dan ingin melakukan sterilisasi. Kondisikehamilan bisa pula sebagai penyebab dilakukannya operasi. Berikut ini faktoribu yang menyebabkan janin harus dilahirkan melalui operasi. 1. Usia, ibu yang melahirkan untuk pertama kalinya pada usia di atas 35tahun ke atas, memiliki resiko melahirkan dengan operasi. Pada usiaini biasanya ibu memiliki penyakit beresiko, misalnya darah tinggi,jantung dan kencing manis serta eklamsia (keracunan kehamilan). 2. Tulang panggul, tulang panggul dapat menentukan mulus tidaknyaproses persalinan, karena panggul adalah tempat yang harus dilaluioleh janin ketika akan lahir secara alami. 3. Persalinan sebelumnya dengan operasi, umumnya opersasi akandilakukan pada persalinan yang ke dua apabila operasi sebelumnya menggunakan sayatan vertikal atau melintang. 4. Faktor hambatan jalan lahir, adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang kaku tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, talipusat pendek dan ibu sulit bernafas 5. Kelainan kontraksi rahim, jika kontraksi rahim lemah dan tidakterkoordinasi sehingga tidak dapat melebarkan proses persalinan yangmenyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewatijalan lahir dengan lancar maka hal ini diperlukan adanya tindakanoperasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 c. Air Ketuban Ketuban pecah dini, pecahnya air ketuban sebelum waktunya memudahkan masuknya bakteri dari vagina, sehingga dapat menyebabkan infeksi pada janin dan ibunya. Selain itu dapat menyebabkan kekeringan pada rahim yang berpengaruh pada kematian janin. d. Kesakitan Rasa takut kesakitan, seorang perempuan yang melahirkan secara alami akan mengalami proses rasa sakit, yaitu berupa rasa mulas dipinggang dan pangkal paha yang semakin kuat. Kondisi inidisebabkan karena keadaan yang pernah atau baru akan terjadi dansering menyebabkan seorang perempuan yang akan melahirkan merasa ketakutan, khawatir dan cemas menjalaninya Sebaiknya operasi caesar dilakukan karena adanya pertimbangan medis, bukan karena keinginan pasien yang tidak mau menanggung rasa sakit. Sebenarnya rasa nyeri seringkali timbul setelah operasi, operasi caesar juga tidak mudah dikerjakan. Komplikasi yang bisa timbul diantaranya perlekatan organ-organ dalam rongga panggul setelah operasi, atau gangguan susunan saraf janin akibat pemakaian obat -obat bius. Dari hasil riset para pakar diAmerika serikat, melahirkan secara caesar memerlukan waktu penyembuhan luka rahim yang lebih lama daripada persalinan normal. Karena itu, sebaiknya caesar dilakukan jika benar -benar dibutuhkan atau ketika ada indikasi medis.(Indiarti) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 2.3.8. Komplikasi Persalinan Seksio Cesarea Komplikasi pada seksio Cesarea terutma berdampak pada ibu,antara lain: 1. Endomiometritis 2. Perdarahan 3. Infeksi saluran kemih 4. Tromboembolisme Komplikasi yang berdampak pada Bayi adalah : 1. Asfiksia dan gangguan pernafasan lain 2. Gangguan otak 3. Trauma 2.3.9. Perbedaan Kecemasan dengan Depresi Pada tahun (1963) Beck mencoba mendalami teori psikoanalis, Beckmenemukan bukti-bukti klinis pada pasien-pasiennya yang menderita depresi, yang seolah-olah bertentangan dengan teori psikoanalisis dari hasil analisis isi mimpi pasien depresi dan non depresi. Dari hasil wawancara psikoterapis pada 50 pasien penderita depresi Beck memperoleh bukti kemudian apa yang akan menjadi inti teori kognitifnya, yaitu kesalahan-kesalahan khusus dalam isi danbentuk pikiran tertekan yang menunjukkan suatu penyimpangan umum yang negatif dalam berfikir. (Blackburn, 1994 ) Berangkat dari sana Beck mencentuskan teori kecemasan yang di kenal dengan model kecemasan umum Beck, ialah model yang betul –betul manghubungkan faktor emosi dan pikiran dengan gangguan kecemasan. Dalam model ini gangguan kecemasan diartikan sebagai gangguan awal dalam berpikir, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 dalam suatu penyelidikan yang terdiri dari dua percobaan yang dirancang untuk menimbulkan kesadaran dan kesan visual yang berhubungan dengan kecemasan, langsung atau tidak, menemukan bahwa pasien-pasien kecemasan mengalami bentukbentuk pikiran dan bayangan yang menakutkan, yang sering mendahului serangan kecemasan. Pikiran -pikiran ini berhubungan dengan bahaya yang diantisipasi atau dibayangkan disertai dengan rasa sakit yang amat sangat . Peneliti mengambil teori utama dari Aaron T. Beck dengan alasan teori Aaron Beck lebih cocok untuk mengungkap sebuah fenomena kecemasan ibu hamil. Dimana dalam model teorinya adalah model kecemasan yang umum, sehingga cocokdengan fenomena kecemasan yang dialami oleh ibu hamil. Peneliti beranggapan bahwa kecemasan yang dialami oleh ibu hamil adalah kecemasan yang umum bukanlah kecemasan yang neorotic. Karena kecemasan itu dialami oleh setiap ibu yang hamil dan terutama akan melahirkan, walaupun dalam tingkatan yang berbeda-beda. 2.4. Kerangka Pemikiran Pada kehamilan banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah kecemasan selama kehamilan atau menjelang kelahiran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kecemasan pada ibu rencana persalinan sectio cesaria dan persalinan normal. Penelitian ini akan memberikan informasi mengenai perbedaan tingkat kecemasan pada ibu yang akan melakukan persalinan Sectio Cesaria dan normal. Penelitian ini dapat berguna untuk Rumah Sakit AN-NISA Tangerang untuk memahami kondisi psikologis pasiennya khususnya ibu yang akan melakukan persalinan sectio cesaria dan normal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 Penelitian ini menggunkan Teori Aaron T beck dengan pertimbangan untuk mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil yang rencana persalinan Sectio Cesaria dan persalinan normal. 2.5. Hipotesa Penelitian Hipotesa adalah dugaan sementara, adanya perbedaan tingkat kecemasan pada ibu hamil pertama dengan rencana persalinan Sectio cesaria dengan ibu hamil pertama persalinan normal. H0: Rata-rata tingkat kecemasan ibu hamil rencana persalinan operasi Sectio Cesaria dengan populasi ibu hamil rencana persalina normal adalah sama. Ha:Rata-rata tingkat kecemasan ibu hamil rencana persalinan operasi Sectio Cesaria dengan populasi ibu hamil rencana persalina normal adalah berbeda Pengambilan keputusan : Jika Probabilitas >0,05 maka H0 tidak dapat ditolak/diterima jadi tingkat kecemasan sama Jika probabilitas <0.05 maka H0 ditolak jadi tingkat kecemasan berbeda http://digilib.mercubuana.ac.id/