BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1.. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah hal yang wajar bagi setiap individu. Kecemasan itu dapat
terjadi dimana pun, kapan pun dan siapa saja dan hal itu pasti akan terjadi dan selalu
menyertai hati manusia. Ada kecemasan yang normal dan tidak normal. Kecemasan
yang normal , yaitu apabila individu dapat mengontrol kecemasan tersebut dan
kecemasan tidak normal, yaitu apabila kecemasan itu tidak dapat dikendalikan oleh
individu yang akan membahayakan jiwa dan menghambat kesuksesannya.
Menurut Aaron T beck (1988) dengan beberapa gejala –gejala khawatir akan
nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit konsentrasi, ketegangan motorik
(gelisah, sakit kepala, gemetar, tidak dapat santai) dan overaktivitas otonomik (kepala
terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,sesak nafas, keluhan lambung,
pusing kepala, mulut kering, tubuh terasa panas, dan dingin,nyeri dada atau tekanan
dan ketegangan otot) dari gejala-gejala tersebut subjek akan diukur menggunakan
skala Beck Anxiety Inventiory (BAI) yang telah diuji kevaliditasannya dan reliability
secara standar Internasional yaitu:
Menurut Garry Martin, Joseph Pear, (2015) bahwa gangguan kecemasan
dicirikan oleh
(a) rasa takut atau cemas yang menghasilkan perubahan fisiologi seperti telapak
tangan berkerigat, gemetaran, pusing, mual, dan jantung berdebar kencang,
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
(b) melarikan diri dan/ atau menghindari situasi yang memunculkan rasa takut
(c) gangguan prilaku tak diinginkan didalam kehidupan individu.
Kecemasan dapat juga terjadi pada orang normal. Biasanya kecemasan yang
normal ini disebut khawatir atau was-was, yaitu rasa takut yang tidak jelas, tetapi
terasa sangat kuat. (Sarlito W. Sarwono,2012)
2.1.2. Gejala Kecemasan
Menurut Darajat (1996) menyatakan bahwa reaksi kecemasan sering ditandai
dengan munculnya gejala fisik dan mental seperti:
a. Gejala fisik yaitu: ujung jari dingin, pencernaan menjadi tidak teratur, detak
jantung cepat, keringat dingin, tidur kurang nyenyak, nafsu makan
menghilang dan sesak nafas
b. Gejala mental yaitu: adanya rasa takut, perasaan akan ditimpa bahaya tidak
mampu memusatkan perhatian, tidak berdaya, rendah diri, hilangnya rasa
percaya diri, serta tidak tentram
Sedangkan reaksi kecemasan menurut Maramis, (2005) ada dua aspek yaitu:
1. Aspek psikologis yang berupa: khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tidak
aman, takut lekas terkejut.
2. Aspek somatik: Jantung berdebar-debar, keringat dingin pada telapak tangan,
tekanan darah meninggi, respon kulit terhadap aliran listrik galvanik
berkurang, peristaltik bertambah, lekositosis
Menurut Hawari (2001) pada individu yang cemas, gejalanya didominasi oleh
keluhan psikis (ketakutan, dan kekhawatiran), tetapi dapat pula disertai keluhan
somatis(fisik). Adapun gejala pada individu yang mengalami kecemasan adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
cemas, khawatir, bimbang, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri dan mudah
tersinggung, merasa tegang tidak tenang, gelisah, gerakan serba salah dan mudah
terkejut, takut sendirian, takut keramian dan banyak orang gangguan pola tidur,
mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi dan daya ingat, keluhan
somatik seperti rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus),
berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, sakit kepala.Respon Psikologis
terdiri dari ketegangan motorik/alat gerak (gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak
dapat santai, kelopak mata bergetar,kening berkerut, muka tegang, gelisah, tidak
dapat diam, dan muka kaget), hiperaktivitas saraf otonom (simpatis/ parasimatetis,
yang terdiri dari berkeringat berlebihan, jantung berdebar-debar, telapak tangan/kaki
basah, muka kering, pusing, kepala terasa ringan, kesemutan,rasa mual, rasa aliran
panas/ dingin, sering buang air seni, diare, rasa tidak enak di ulu hati, kerongkongan
tersumbat, muka merah atau pucat dan denyut nadi dan nafas cepat.
Menurut Ramaiah (2003), gejala kecemasan paling lazim adalah kejengkelan
umum (seperti rasa gugup, jengkel,tegang dan rasa panik), sakit kepala, didaerah
tengkuk dan tulang punggung, menyebabkan sakit kepala atau rasa tidak enak (denyut
kesakitan), gemetaran pada sekujur tubuh, khusunya lengan dan tangan, aktivitas
sistem motorik.
Menurut Blakburn dan Davidson (1990) ada beberapa gejala kecemasan
diantaranya suasana hati, pikiran, motivasi, perilaku gelisah, reaksi biologis,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2.1.3. Sebab-sebab Kecemasan:
Umumnya, agak sulit untuk bisa membedakan antara kecemasan normal
dengan kecemasan yang menyimpnag. Tidak jarang kecemasan normal mampu
memicu hadirnya kecemasan yang menyimpang. Menurut Izzudin, 2006 : Penyebab
umum suatu kecemasan adalah sebagai berikut:
a. Herediter/ bawaan
Tidak bisa dipungkiri, faktor ini turut memberikan kontribusi tertentu
yang memicu datangnya suatu kecemasan. Kecemasan adalah satu emosi
yang tidak lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Disaat stimulus kecemasan
berjalan lambat, maka respon individu terhadapnya sangat cepat. Sebaliknya,
disaat stimulusnya berjalan cepat, maka umumnya respon individu
terhadapnya sangat lambat.
b. Lingkungan
Lingkungan adalah suatu jaringan yang berkaitan dengan faktor eksternal dan
kondisi yang melingkupinya kemudian membentuk kepribadian individu dan
membentuk caranya merespon berbagai kondisi yang berbeda.
c. Personal.
Faktor ketiga ini hendaknya tidak diremehkan dalam kajianpembahasan
tentang penyebab kecemasan. Problematika yang ada dalam diriindividu tidak
bertanggung jawab atas respon dirinya terhadap kecemasan.Pandangan
dirinya atas problematika itulah yang justru menjadi stimulusadanya
kecemasan. Terkadang satu kondisi direspon dengan banyak hal oleh
manusia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Rita
L.Atkinson,
(1991)mengatakan
bahwa
kecemasan
dapat
ditimbulkan oleh situasiyang dapat mengancam keberadaan individu . Situasi
yang menekan tersebut
dapat disebabkan oleh tiga hal yaitu:
a. Ancaman
Ancaman ini biasa terdapat dalam tubuh, jiwa (psikis) maupun ancaman
terhadap eksistensinya. Ancaman ini bias a realistis atau sesuatu yangtidak
realistis.
b. Pertentangan
Adanya dua keinginan yang keadaa nnya bertolak belakang, dalam setiap
konflik terdiri dari dua alternatif atau lebih dan masing-masing
mempunyai approach dan avoidance.
c. Ketakutan
Kecemasan seringkali muncul karena ketakutan akan sesuatu. Kebutuhan
yang tidak terpenuhi ( Unmet need )
2.1.4.Macam-macam Kecemasan
1. Menurut teori Psikoanalitik
Menurut Freud Hanya ego yang bisa memproduksi atau merasakan kecemasan. Akan
tetapi, baik id, superego, maupun dunia luar terkait dalam salah satu dari tiga jenis
kecemasan-neurosis, moral, dan realistis. Ketergantungan ego pada id menyebabkan
munculnya kecemasan neurosis, sedangkan ketergantungan ego pada superego
memunculkan kecemasan moral, dan ketergantungan pada dunia luar mengakibatkan
kecemasan realistis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
1.
Kecemasan neurosis adalah rasa cemas akibat bahaya yang tidak diketahui.
Perasaan itu sendiri berada pada ego, tetapi muncul dari dorongan-dorongan
id.
2.
Kecemasan moral berakar dari konflik antara ego dan superego
3.
Kecemasan realistis (realistic anxiety) terkait erat dengan rasa takut.
Kecemasan ini didefinisikan sbagai perasaan yang tidak menyenangkan dan tidak
spesifik yang mencakup kemungkinan bahaya itu sendiri, yaitu bahaya yang
mencakup bahaya yang objektif dan nyata.
2) Teori Interpersonal
Teori Adler (1956) Perkembangan kepribadian bisa berhenti ketika manusia
lari dari kesulitan. Adler menyebut kecenderungan ini sebai menarik diri atau
perlindungan dengan membuat jarak. Beberapa orang secara tidak sadar melarikan
diri dari masalah hidup dengan membuat jarak antara diri mereka dengan masalahmasal yang ada.
Adler (1956 ) menyebutkan empat cara perlindungan dalam menarik diri :
(1) bergerak mundur,
(2) berdiam diri,
(3) keragu-raguan, dan
(4) membangun penghalang
2.1.5. Gejala Klinis pada Kecemasan
Menurut Conley (2006) Keluahan dan gejala umum yang berkaitan dengan
kecemasan dapat dibagi menjadi gejala somatik dan psikologis
1) Gejala Somatik
a) Keringat berlebihan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
b) Ketegangan pada otot skelet: sakit kepala, kontraksi pada bagian belakang
leher atau dada ,suara bergetar, nyeri punggung
c) Sindrom hipeventilasi: sesak nafas, pusing
d) Gangguan fungsi gastrointestinal: nyeri abdomen/perut, tidak nafsu
makan,mual, diare, konstipasi
e) Iritabilitas kardiovaskuler: hipertensi, takikardi
f) Disfungsi genitourinaria: sering buang air kecil, sakit saat berkemih,
impoten, sakit pelvis pada wanita, kehilangan nafsu seksual
2) Gejala psikologis
a) Gangguan mood: sensitif sekali, cepat marah, mudah sedih
b) Keslitan tidur: Insomnia, mimpi buruk, mimpi yang berulang-ulang
c) Kelelahan mudah cape
d) Kehilangan motivasi dan minat
e) Perasaan-perasaan yang tidak nyata
f) Sangat sensitif terhadap suara: merasa tidak tahan terhadap suara-suara
yang sebelumnyayang sebelumnya biasa saja
g) Berpikiran kosong, tidak mampu berkonsentrasi, mudah lupa
h) Kikuk, canggung, koordinasi buruk
i) Tidak bisa membuat keputusan , tidak bisa menentukan pilihan bahkan
untuk hal-hal kecil
j) Gelisah, resah, tidak bisa diam
k) Kecenderungan melakukan hal yang berulang-ulang
l) Keraguan dan ketakutan yang mengganggu
m) Terus menerus memeriksa segala sesuatu yang telah dilakukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2.1.6. Tingkat Kecemasan
Menurut Susilawati (2004) Ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu
yaitu ringan, sedang, berat dan panik
a. Kecemasan Ringan.
Hal ini dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari -hari, individu masih
waspada serta lapangan persepsinya meluas, menajamkan indra, Serta dapat
memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif
dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifit as.
Contohnya: Seseorang yang menghadapi ujian akhir.
b.
Kecemasan Sedang
Individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan
lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatudengan arahan orang lain.
Contohnya: pasangan suami -istri yang menghadapi kelahiran bayi pertama dengan
resiko tinggi.
c.
Kecemasan Berat
Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detil yang kecil
(spesifik) dan tidak dapat berfikir tentang hal -hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan
untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah atau arahan untuk terfokus
pada area lain. Contoh: individu dalam penyandraan.
d. . Kecemasan Panik
Individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang. Karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Terjadi
peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang
lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
secara efektif. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian. Cotohnya:
individu dengan kepribadian pecah atau depersonalisasi.
2.1.7. Kecemasan Pada Ibu Hamil
Prof. Dr. RustamMochtar, MPH,1998 proses kejiwaan dalam kehamilan dibagi 5
yaitu:
1. Triwulan 1
Pada sebagian wanita, reaksi psikologik dan emosional pertama adalah
kecemasan, ketakutan, kepanikan dan kegusaran terhadap kehamilan.
Perasaan benci pada suami yang menyebabkan dia hamil ditumpahkan melaui
manisfestasi mual, muntah, pening dan sebagainya yang merupakan gejala
hamil muda. Pada keadaan yang agak berat dia meolak kehanilannya dan
mencoba untuk menggugurkan, pada kasus yang lebih parah mencoba untuk
bunuh diri. Manifestasi lain yaitu ibu hamil muda sering meminta makanan
yang aneh-aneh yang selama ini tidak disukainya
2. Triwulan II
Ibu yang menganggap kehamilan merupakan suatu identifikasi abstrak, kini
mulai mnyadari kenyataan bahwa kehamilan merupakan identifikasi nyata.
Maka ibu mulai meyesuaikan diri dengan kenyataan: perut bertambah besar,
terasa gerakan janin, teman-teman menyatakan selamat, dan dokter telah
mendengar
denyut
jantung
janin.
Wanita
bijaksana
sudah
mulai
mempersiapkan kebutuhan kedatangan bayi seperti popok, baju, tempat tidur
bayi, kereta bayi dan sebagainya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
3. Triwulan III
Timbul gejolak baru menghadapi persalinan dan perasaan tanggung jawab
sebagai ibu pada pengurusan bayi yang akan dilahirkan ada 2 golongan ibu
yang mungkin merasa takut :

Ibu yang mempunyai riwayat/ pengalaman buruk pada persalinan
yang lalu

Multipara yang agak berumur, merasa takut terhadap janin dan anakanak apabila terajdi sesuatu atas dirinya, takut bila anak-anak diurus
ibu tiri?

Primi gravida yang mendengar tentang pengalaman ngeri dan
menakutkan dari teman-teman lain

Kerjasama ibu dengan tenaga medis/kesehatan; pendekatan dan
perhatian; rasa simpati; dan bila perlu, pendekatan psikologisakan
membantu semuanya itu dengan baik
4. Dalam persalinan
Kesabaran, ketenangan dan bebas dari rasa takut akan memperlancar kala I
dan II. Kelainan jiwa diatas dapat meyebabkan kelainan persalinan seperti
timbulnya inersia uteri, partus lama dan perdarahan pasca persalinan.Perasaan
kewaca karena bayi yang dilahirkan adalah perempuan, sedangkan yang
diharapakan lahir adalah bayi laki-laki, dapat menyebabkan perdarahan pasca
persalinan yang hebat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
5. Dalam Nifas
Dalam minggu pertama dalam melahirkan dapat timbul gejala psikiatrik
dalam bentuk depresi ringan sampai berat dan gejala neurosis traumatik.
Gejala ini biasanya akan sembuh sendiri tanpa pengobatan. Gejala psikiatrik
yang agak berat kadang kala memerlukan terapi oleh ahli psikiatri.
2.1.8. Penyebab Kecemasan pada ibu hamil
(Bloch dkk, 2005 dalam cetakan: hall,2005) Fluktuasi emosi adalah
umum bagi ibu dalam periode pascamelahirkan. Fluktuasi emosional ini
mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor; perubahan hormon, kelelahan,
tidak adanya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang
baru lahir, atau lamnya waktu dan tuntutan dalam merawat bayi yang baru
lahir . Bagi bebrapa wanita, fluktuasi emosional menurun dalam beberapa
minggu setelah melahirkan, tetapi wanita lain mengalami naik turunnya emosi
yang berlangsung lebih lama.
Menurut Kartono (1992 dalam Budi,2007) kehamilan pertama bagi
seorang wanita merupakan salah satu periode krisi dalam kehidupannya.
Pengalam baru ini memberikan perasaan yang bercampur baur, antara bahagia
dan penuh harapan dengan kekawatiran tentang apa yang akan dialaminya
semasa kehamilan. Kecemasan tersebut dapat muncul karena masa panjang
saat menanti kelahiran penuh ketidakpastian. Selain itu bayangan tentang halhal yang menakutkan saat proses persalinan walaupun apa yang dibayangkan
belum tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan perubahan drastis bukan hanya
fisik tetapi psikologis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Menurut Sari( 2005) dalam penelitiannya mengatakan faktor-faktor
yang dapat menyebabkan kecemasan pada kehamilan pertama kali merupakan
suatu perjalanan baru bagi ibu primigravida. Peristiwa yang belum pernah
dialami sebelumnya akan menimbulkan rasa cemas, takut, gelisah, tegang
bercampur was-was dan sebagainya.
2.1.9
Dampak kecemasan pada ibu hamil
Menurut John W. Santrock, 2007. “Baby Blues” dan depresi pasca melahirkan
menunjukan 70% ibu baru mengalami apa yang disebut “ Baby Blues” sekitar dua
hingga tiga hari setelah melahirkan, mereka mulai merasa depresi, cemas dan marah.
Perasaan ini bisa datang dan pergi selama beberapa bulan setelah melahirkan,
seringnya memuncak sekitar tiga hingga lima hari setelah melahirkan. Bahkan tanpa
perawatan, perasaan ini biasanya hilang setelah satu atau dua minggu.
2.2. Proses Kehamilan
2.2.1. Perubahan Fisik secara Fisiologis pada masa kehamilan
Banyak wanita hamil berpendapat bahwa kehamilan membuat mereka merasa
menjadi orang lain, dengan postur tubuh dan tingkah laku yang berbeda. Perubahan
utama fungsi tubuh yang terjadi karena kehamilan, terdiri dari empat perubahan,
pertama kadar hormon yang mengontrol sikluls haid mengalami perubahan besarbesaran setelah pembuahan. Semua perubahan itu menandakan bahwa indung telor,
uterus, plasenta, dan janin dalam menyesuaikan diri dengan kehamilan. Kedua, jelas
terlihat bahwa tubuh ibu berusaha mendukung dan menahan janin yang sedang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
tumbuh. Bayi dalam uterus secara genetik berbeda dengan ibunya, jadi harus ada
kesesuaian antara keduanya.
Janin dalam rahim membutuhkan makanan, maka rahim sang ibu bekerja
sama dengan jaringan-jaringan janin yang sedang tumbuh, memaksa plasenta untuk
melakukan tugas tersebut ini merupakan faktor yang ketiga. Perubahan keempat,
dengan semakin berkembangnya janin mereka membutuhkan nutrisi yang semakin
banyak, dengan demikian sang janin menyebabkan tubuh ibu turut bertambah besar
(Maulan, 2007)
Menurut Prawira Hardjo,( 2009) perubahan Fisiologis pada masa kehamilan:
1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen
dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat uterusnormal lebih kurang
30 gram, pada akhir kehamilan (40 minggu) beratnya menjadi 1.000gram.
2. Serviks Uteri
Serviks uteri juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Akibat
kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka
konsistensi serviks menjadi lunak
3. Vulva dan Vagina
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat
hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan.
Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick
4. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis samapai
terbentuknya plasenta pada kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditatis
berdiameter 3 cm. Kemudian, mengecil setelah plasenta terbentuk. Korpus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progestteron. Lambat laun fungsi
ini diambil alih oleh plasenta.
5. Mamma (payudara)
Mamma
akan
membesar
somatomammotropin,estrogen
dan
dan
tegang
progesteron.
akibat
Akan
tetapi
hormon
belum
mengeluarkan air susu. Perubahan yang terjadi:
a. Mammae menjadi besar
b. Hiperpigmentasi (kehitaman) pada aerola mamma
c. Glandulamontgomery (kelenjar payudara) tampak lebih jelas menonjol
6. Sirkulasi darah
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan
adanya pencairan darah (hidremia). Jumlah eritrosit cenderung meningkat
untuk memenuhi keperluan transpor oksigen yang dibutuhkan sekali dalam
kehamilan. Penambahan volume plasma jauh lebih besar daripada volume
eritrosit sehingga konsentrasi haemoglobin dalam darah lebih rendah. Jumlah
leukosit meningkat sampai 10.000/cc
7. Sistem Respirasi
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas. Hal ini
disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran
rahim. Kapasitas vital paru menigkat sedikit selama hamil. Seorang wanita
hamil selalu bernafas lebih dalam. Yang lebih menonjol adalah pernafasan
dada.
8. Traktus Digestivus
Salivasi (pengeluaran air liur) meningkat, dan pada trimester pertama
mengeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan akan
lebih lama berada dalam saluran makanan. Resorps makanan baik, namun
akan menimbulkan pbstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering
terjadi, biasanya pada pagi hari disebut morning sickness.
9. Traktus Urinarius (kantung kemih)
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus
yang mulai membesar, dan pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun
kebawah pintu atas panggul sehingga timbul sering kencing.
Keluhan lain, yaitu poliuria disebebkan oleh adanya peningkatan sirkulasi
darah di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus juga
meningkat sampai 69%. Reabsorpsi di tubulus tidak berubah, sehingga lebih
banyak dapat dikeluarkan urea, asam urik, glukosa asam amino, asam folik
dalam kehamilan.
10. Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi:
a. Muka: didebut masker kehamilan
b. Mammae: puting susu dan areola mammae
c. Perut: linea nigra striae
d. Vulva
2.2.1. Perubahan Psikologis pada masa kehamilan
Pada awal kehamilan walaupun belum tampak seperti hamil tetapi
kemungkinan besar ibu sudah merasakannya. Tubuh ibu sedang bersiap
menghadapi bulan-bulan yang mendatang. Ada beberapa anggapan terhadap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
perubahan psikologi yang terjadi selama kehamilan, hal ini berkaitan dengan
beberapa perubahan biologi. Kejadian dan proses psikologi ini diidentifikasi pada
trimester kehamilan (pisdiknakes, 2003)

Trimester I
Dilandasi oleh teori Revarubin dimana trimester awal merupakan masa
penentuan dan menjadi masa kehamilan yang mengkhawatirkan dari
penantian. Pada trimester awal, biasanya wanita ingin mencari tahu tandatanda kehamilan agar ia dapat memastikakn bahwa ia sedang hamil. Pada
wanita hamil, banyak mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan,
khususnya tentang perubahan fisik yang terjadi pada dirinya.
Menurut Burnasrd (1991) Stress selama masa reproduksi dapat
dihubungkan sengan aspek, yaitu: stres didalam individu, stres yang
disebabkan oleh pihak lain dan stres yang disebabkan oleh penyesuaian
terhadap
tekanan
sosial.
Adanya
kegelisahan
terhadap
kemampuan
beradaptasi dengan kejadian kehamilannya.

Trimester II
Perubahan psikologis pada trimester ke II adalah:
-
Fase Prequickening : Ibu mengaanalisa dan megevaluasi kembali segala
hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi bagaimana ia
akan mengembangkan hubungan dengan anaknya
-
Fase Postquickening: Pada fase ini kesadaran ibu mengenai peran baru
akan dirinya telah muncul, sehingga ibu menjadi terharu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24

Trimester III
Seorag ibu mungkin akan merasa takut dengan kelahiran yang akan
dilaluinya. Pada trimester ketiga inilah ibu memerlukan ketenangan dan
dukungan dari suami, keluarga serta bidan atau dokter kandungan.
2.2.2. Bahaya Selama Kehamilan
Menurut Hurlock (1980 ) Masa kehamilan mengandung bahaya yang sifatnya
lebih serius yaitu bahaya fisik dan psikologis, yang akan dijelaskan sebagai berikut 44:
Bahaya fisik, kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhinya adalah:
a. Malnutrisi pada ibu hamil dapat merusak perkembangan normal, terutama
perkembangan otak janin. Misalnya terlalu banyak merokok atau minum -minuman
keras dapat mengganggu perkembangan normal, teru tamaselama masa periode
embrio dan janin
b. Usia ibu hamil juga sangat mempengaruhi kondisi kehamilan bahkan juga pada
saat proses persalinan nanti.
c. Jenis pekerjaan tertentu lebih cenderung mengganggu perkembangan prenatal
daripada jenis pekerjaan yang lain. Karena dikhawatirkan bahan kimia atau bahaya
lain yang dihadapi wanita hamil yang bekerja di tempatseperti rumah sakit, salon
kecantikan pabrik dapat memperbesar jumlah kelahiran cacat atau keguguran dalam
tahun-tahun terakhir hidupnya.
d. Embrio perempuan mempunyai kemungkinan hidup yang lebih besar dari pada
embrio laki-laki. tetapi penyebab yang jelas belum diketahui ketidak teraturan
perkembangan lebih sering terjadi pada janin laki –laki dari pada janin perempuan.
e. Kelahiran kembar lebih berbahaya daripada kelahiran tunggal. Karena janin
kembar akan berdesakan sepanjang periode pre natal dan ini menghambat aktivitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
janin normal yang penting dalam perkembangannya. Lahir prematur juga sering
terjadi pada kelahiran kembar yang disebabkan karena ketidak teraturan
perkembangan. Dan salah satu aspek dari ketidak teraturan perkembangan adalah
bahwa ketidak teraturan itu kadang-kadang tidak dapat dilacak dokter sampai
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah kelahiran.
Jadi ada dua hal yang perlu diketahui bahwa masa kehamilan ada dua bahaya yang
harus dihindari oleh para ibu hamil yaitu bahaya fisik dan psikologis. Dan diharapkan
para ibu hamil sebisa mungkin untuk menghindari kedua bahaya tersebut demi
keselamatan janin dan ibu hamil itu sendiri.
2.3. Proses Persalinan
2.3.1. Faktor yang berperan dalam persalinan
Hamilton,2001 berpendapat bahwa kehamilan adalah saat -saat kritis, saat
terjadinya gangguan, perubahan identitas dan perubahan bagi seorang ibu, bapak,dan
anggota keluarga. Kehamilan tersebut disertai dengan munculnya tanda -tanda
subjektif, objektif dan bukti absolut kehamilan. Tanda subjektif yaitu gejala yang
membuat kehamilan menjadi mungkin dan hanya dirasakan oleh ibu. Tanda objektif
adalah gejala-gejala yang dapat terlihat, terdengar terasa atau di ukur oleh orang lain.
Sedangkan bukti absolut kehamilan yaitu adanya janin, yang akan terlihat kemudian
dalam kehamilan dan mendekati akhir kehamilan ibu akan melihat adanya perubahan
tertentu yang menandakan bahwa persalinan terjadi tidak lama lagi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
2.3.2. Tanda-tanda persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit. Persalinan dimulai (inpartu)
sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.(Asuhan Persalinan
Normal,2012)
Berdasarkan pengetian mengenai persalinan yang dikemukakan oleh beberapa
tokoh tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa persalinana dalah proses
pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uteru sdan lahir malalui
vagina atau jalan lain ke dunia luar.
2.3.2. Persalinan Normal
Dalam proses persalinan biasa terdiri dari 4 tahap , yaitu:
Kala 1
: Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap
10 cm
Kala II
: Kala pengeluaran janin, wakti uterus dengan kekuatan his ditambah
kekuatan
mengedan mendorong janin keluar hingga lahir
Kala III
: Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran Uri/ plasenta
Kala IV
: Mulai dari lahirnya Uri/ plasenta selama 1-2 jam
Tahap 1/ Kala I (kala pembukaan)
InPartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody
show), karenaserviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah
berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka. Kala pembukaan dibagi atas 2
fase, yaitu:
1. Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat; sampai
pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam
2. Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase:

Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm

Periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm

Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan jadi 10 cm atau lengkap
Tahap II/ Kala II (Kala pengeluaran janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kirakira 2-3menit
sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda
anus terbuka. Pada waktu His (kontraksi rahim), kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Denga his mengedan yang terpimpin. Akan
lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi: 1 ½ - 2 jam, pada
multi ½-1 jam.
Tahap III/ Kala III (Kala pengeluaran Uri/ plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras
dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepassan dan pengeluaran uri .
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Dalam waktu 5-1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong dari atas simfisis atau
fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah kira-kira 100-200cc
Tahap IV/ Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengeamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah:
Primi: kala I (13 jam), kala II (1 jam), kala III (½ jam) = lama persalinan (14 ½ jam)
Multi: kala I (7 jam), kala II ( ½ jam), kala III ( ¼ jam) = lama persalinan( 7 ¾ jam)
2.3.3. Faktor yang berperan dalam persalinan
Tiga faktor utama dalam persalinan, yaitu faktor jalan lahir, faktor penolong
anak dan faktor tenaga (power). Selain itu dalam persalinan dapat ditambahkan faktor
psikis (kejiwaan) wanita menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas. Karena itulah
seorang wanita memerlukan kematangan fisik, emosional dan psikoseksual serta
psikososial sebelum kawin dan menjadi hamil. Perasaan cemas, takut dan nyeri akan
membuat wanita tidak tenang menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas.
(Reas, 1946)
Dari
beberapa
uraian
diatas
digambarkan
bahwa
faktor
yang
mempengaruhi persalinan bukan hanya ditentukan oleh faktor fisioligis atau
kesiapan perempuan dari segi jasmani saja, tetapi juga menyangkut faktor
psikologis atau kejiwaan dari seorang perempuan. Karena itulah dalam proses
persalian diperlukan kesiapan fisik dan psikis seorang ibu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
2.3.4 . Macam-macam Persalinan
Hurlock,1980 mengatakan bahwa persalinan di bagi menjadi lima jenisyaitu:
a. Kelahiran spontan.
Biasanya disebut proses kelahiran normal karena terjadi tanpa bantuan luar dan
dengan sedikit atau tanpa pemberian obat pada ibu. Pada jenis kelahiran ini, posisi
janin dalam rahim ibu dan ukurannya memungkinkan janin untuk mengeluarkan
kepala lebih dahulu. Setelah kepala atau bahu dan kemudian lainnya tampak pada saat
tubuh janin berputar perlahan dalam saluran kelahiran. Berikutnya keluar satu demi
satu dan akhirnya kaki.
b. Kelahiran dengan peralatan.
Bila janin terlalu besar untuk keluar dari tubuh ibu secara spontan atauposisinya
dalam rahim sedemikian rupa sehingga tidak mungkin terjadikelahiran normal,
peralatan pembedahan harus digunakan untuk membantupersalinan.
c. Kelahiran letak sungsang.
Pantat bayi muncul terlebih dahulu yang diikuti kaki, lengan, dan akhirnya kepala.
Bila posisi janin tidak dapat diubah sebelum proses persalinan, maka harus dibantu
dengan peralatan untuk membantu persalinan.
d. Kalahiran letak melintang.
Janin terletak melintang dalam rahim ibu. Bila posisi ini tidak dapatdiubah sebelum
proses kelahiran dimulai, harus digunakan peralatan untuk membantu persalinan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
e. Kelahiran melalui pembedahan ceasar.
Yaitu persalinan yang dilakukan karena adanya kelainan pada bayi atau ibu yang akan
malahirkan dengan melakukan sayatan pada dinding rahim ibu.
2.3.5. Persalinan Normal
Sebagian besar wanita akan merasakan kesakitan ketika sedang melahirkan
seorang bayi. Mereka tak dapat menghindari dari kewajiban yang bersifat kodrat.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang berlangsung spontan dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir dengan letak kepala menghadap
kebelakang (dalam posisi telungkup).
Menurut Prawirohardjo,(2006) persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18jam tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Sedangkan Agoes Dariyo (2007) berpendapat, persalinan normal adalah proses
melahirkan secara alamiah atau apa adanya, spontan atau tanpa adanya bantuan
operasi medis yang ditandai dengan posisi kepala bayi dalam rahim siap untuk masuk
vagina.
Persalinan normal atau alami berlangsung jika pembukaan jalan lahir sudah sampai
pada pembukaan kesepuluh. Untuk menentukan pembukaan lengkap, pemeriksaan
dapat dilakukan dengan memasukkan empat jari kedalam vagina. Pemeriksaan ini
juga memudahkan untuk dilakukannya diagnosis tentang posisi kepala jika hal ini
masih ada keraguan. Apabila kepala janin dengan ukuran terbesar sudah melewati
pintu atas panggul, ibu diharuskan mengejan lebih keras guna mengeluarkan bayi
tanpa harus berhenti diakhir proses pengeluaran bayi. Namun jika ternyata jalan bayi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
milik ibu kurang besar maka harus dilakukan penyobekan pada labiaminor/perinium
guna memperbesar jalan dan melancarkan proses kelahiran bayi . Masbukin (2007)
Pada umumnya persalinan normal tidak mengandung resiko yang cukup
berarti jika kondisi ibu dan janin dalam keadaan normal. Namun demikian, persalinan
adalah suatu hal yang tidak dapat diramalkan. Seorang dokter atau bidan tidak dapat
memperkirakan apa yang akan terjadi pada proses persalian itu. Menurut Masbukin (
2007 )proses mekanik yang memungkinkanterjadinya persalinan normal itu sendiri
dipengaruhi oleh:
a. Jalan lahir.
Pada keadaan normal, seorang perempuan secara alamiah dikarunia pinggul yang
bulat, lebar dan rendah, yang disebut sebagai gynaecoid peluis.Keadaan pinggul ini
memudahkan proses persalinan. Panggul yang sempit, adanya tumor baik di indung
telur atau di rahim dapat menyebabkan penyumbatan jalan lahir.
b. Keadaan janin.
Proses persalinan biasanya akan sulit jika si bayi terlalu besar, atau berada pada posisi
yang tidak biasa, seperti sungsang. Wajah yang menghadap keatas, pantat keluar
terlebih dahulu, atau kaki keluar terlebih dahulu. Pada keadaan normal celah yang ada
di kepala bayi memungkinkan bayi lewat jalan lahir dengan baik, karena itu dapat
menyempitkan ketika tertekan di jalan lahir.
c. Kekuatan kontraksi rahim.
Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi, atau leher rahim tidak elastis
sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan, naka hal ini menyebabkan
kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan lahir dengan lancar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
2.3.6. Resiko Persalinan Normal
a. Persalinan lama yang dibagi menjadi 3 golongan:
1. Kelainan tenaga (kelainan kontraksi rahim). His/kontraksi rahim yang
tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan
pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak
dapatdiatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan.
Jenis-jenis kelainan ini antara lain: Kelainan His (kontraksi rahim),
meliputi inersia uteri, his (kontraksi rahim) terlampau kuat (hypertonic
uterine contractions) his terlalu lemah (hypotonic uterine contraction)
dan inncoordinate uterine action Kelainan mengedan, seperti kelelahan,
salah pimpin dan psikis ibu
2. Kelainan janin. Persalinan dapat mengalami kemacetan karena kelainan
dalam besar/ berat janin, kelainan bentuk (seperti asites, dan hidrosefalus)
kelainan
presentasi
atau
letak
(malpresentasi/malposisi)
dan
kembar/kembar siam
3. Kelainan jalan lahir, meliputi:
1. Kelainan jalan lahir lunak, seperti kelainan kongenital dan adanya tumortumor baik pada genitalia interna maupun pada visera lain di daerah
panggung yang menghalangi jalan lahir
2. Kelainan jalan lahir keras, yaitu kelianan ukuran dan bentuk (seperti
panggul sempit)
3. kelainan kala I meliputi fase aktif memanjang, fase laten memanjang dan
penurunan kepala janin pada persalinan aktif.
4. Kelaianan kala II meliputi kala II memanjang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Dalam menghadapi persalinan lama, maka untuk menolong keselamatan
ibu dan bayi dalam proses persalinan, sering kali dilakukan tindakan
persalinan operatif dengan menggunakan bantuan alat, sperti pada
persalinan seksio sesarea
2.3.7.
Persalian Operasi Sectio Caesaria
Selain persalinan dengan cara normal atau alami, ada juga persalinan
yang dilakukan dengan proses operasi atau persalinan caesar. Melahirkan
caesar ialah melahirkan dengan bantuan operasi medis yang disebabkan oleh
kondisi tubuh bayi yang terlalu besar dan cenderung sulit bila melalui saluran
vagina.(Dariyo) Sedangkan menurut dewi, Seksio atau caesar adalah suatu
tindakan untuk melahirkan bayi dengan membuka dinding rahim melalui
sayatan pada dinding perut.( Dewi, 2008)
Menurut Puspitasri, (2004) menyatakan bahwa persalinan merupakan
upaya melahirkan janin yang ada dalam rahim ibunya. Jadi apabila persalinan
tidak dapat dilakukan dengan persalinan normal, maka harus dilakukan
dengan jalan operasi. Penyebab dilakukannya operasi pada persalinan
dibedakan sebagai berikut:
a. Faktor janin.
1) Bayi terlalu besar.
2) Kelainan letak bayi yaitu letak sungsang dan letak lintang.
3) Ancaman gawat janin (fetal distress).
4) Janin abnormal, misalnya gangguan RH, kerusahan genetik, dan
hidrosephalus (kepala karena berisi cairan).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
b. Faktor plasenta.
Plasenta adalah tali yang menghubungkan antara tubuh ibu dan janin
serta berfungsi untuk menyalurkan udara dan sari -sari makanan dari
tubuh ibu yang dibutuhkan oleh janin. Kelainan yang disebabkan oleh
plasenta adalah:
a) Plasenta previa yaitu kelainan plasenta karena posisinya terletak
dibawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir,
sehingga kepala janin tidak bisa turun dan masuk kejalan lahir.
b) Plasenta lepas. Kondisi ini merupakan keadaan plasenta yang lepas
lebih cepat dari dinding sebelum waktunya.
c) Plasenta accreta, merupakan keadaan sisa plasenta di otot rahim.
Hal ini umumunya dialami ibu yang mengalami persalinan berulang
kali, ibu berusia rawan untuk hamil (di atas 35 tahun), dan ibu yang
pernah operasi.
d) Plasenta previa yaitu keadaan pembuluh darah dibawah rahim yang
apabila dilewati janin dapat menimbulkan pendarahan yang banyak
yang dapat membahayakan ibu. Untuk mengurangi resiko pada ibu
maka persalinan dilakukan dengan operasi
c. Kelainan tali pusat
a) Tali pusat menumbung. Pada keadaan ini tali pusat berada di depan
atau di samping bagian terbawah janin atau tali pusat sudah beradadi
jalan lahir sebelum bayi. Hal ini akan menyebabkan gawat janin jika
posisi janin melintang.
b) Terlilit tali pusat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
b. Faktor Ibu
Dilakukannnya tindakan operasi karena, panggul sempit atauabnormal,
disfungsi kontraksi rahim, riwayat kematian perinatal, pernahmengalami trauma
persalinan dan ingin melakukan sterilisasi. Kondisikehamilan bisa pula sebagai
penyebab dilakukannya operasi. Berikut ini faktoribu yang menyebabkan janin harus
dilahirkan melalui operasi.
1. Usia, ibu yang melahirkan untuk pertama kalinya pada usia di atas 35tahun
ke atas, memiliki resiko melahirkan dengan operasi. Pada usiaini biasanya ibu
memiliki penyakit beresiko, misalnya darah tinggi,jantung dan kencing manis
serta eklamsia (keracunan kehamilan).
2. Tulang panggul, tulang panggul dapat menentukan mulus tidaknyaproses
persalinan, karena panggul adalah tempat yang harus dilaluioleh janin ketika
akan lahir secara alami.
3. Persalinan sebelumnya dengan operasi, umumnya opersasi akandilakukan
pada persalinan yang ke dua apabila operasi sebelumnya
menggunakan sayatan vertikal atau melintang.
4. Faktor hambatan jalan lahir, adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya
jalan lahir yang kaku tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor
dan kelainan bawaan pada jalan lahir, talipusat pendek dan ibu sulit bernafas
5.
Kelainan
kontraksi
rahim,
jika
kontraksi
rahim
lemah
dan
tidakterkoordinasi sehingga tidak dapat melebarkan proses persalinan
yangmenyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewatijalan
lahir dengan lancar maka hal ini diperlukan adanya tindakanoperasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
c. Air Ketuban
Ketuban pecah dini, pecahnya air ketuban sebelum waktunya
memudahkan masuknya bakteri dari vagina, sehingga dapat menyebabkan
infeksi pada janin dan ibunya. Selain itu dapat menyebabkan kekeringan pada
rahim yang berpengaruh pada kematian janin.
d. Kesakitan
Rasa takut kesakitan, seorang perempuan yang melahirkan secara
alami akan mengalami proses rasa sakit, yaitu berupa rasa mulas dipinggang
dan pangkal paha yang semakin kuat. Kondisi inidisebabkan karena keadaan
yang pernah atau baru akan terjadi dansering menyebabkan seorang
perempuan yang akan melahirkan merasa ketakutan, khawatir dan cemas
menjalaninya
Sebaiknya operasi caesar dilakukan karena adanya pertimbangan medis,
bukan karena keinginan pasien yang tidak mau menanggung rasa sakit.
Sebenarnya rasa nyeri seringkali timbul setelah operasi, operasi caesar juga
tidak mudah dikerjakan. Komplikasi yang bisa timbul diantaranya perlekatan
organ-organ dalam rongga panggul setelah operasi, atau gangguan susunan
saraf janin akibat pemakaian obat -obat bius. Dari hasil riset para pakar
diAmerika
serikat,
melahirkan
secara
caesar
memerlukan
waktu
penyembuhan luka rahim yang lebih lama daripada persalinan normal. Karena
itu, sebaiknya caesar dilakukan jika benar -benar dibutuhkan atau ketika ada
indikasi medis.(Indiarti)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
2.3.8.
Komplikasi Persalinan Seksio Cesarea
Komplikasi pada seksio Cesarea terutma berdampak pada ibu,antara lain:
1. Endomiometritis
2. Perdarahan
3. Infeksi saluran kemih
4. Tromboembolisme
Komplikasi yang berdampak pada Bayi adalah :
1. Asfiksia dan gangguan pernafasan lain
2. Gangguan otak
3. Trauma
2.3.9. Perbedaan Kecemasan dengan Depresi
Pada
tahun
(1963)
Beck
mencoba
mendalami
teori
psikoanalis,
Beckmenemukan bukti-bukti klinis pada pasien-pasiennya yang menderita depresi,
yang seolah-olah bertentangan dengan teori psikoanalisis dari hasil analisis isi mimpi
pasien depresi dan non depresi. Dari hasil wawancara psikoterapis pada 50 pasien
penderita depresi Beck memperoleh bukti kemudian apa yang akan menjadi inti teori
kognitifnya, yaitu kesalahan-kesalahan khusus dalam isi danbentuk pikiran tertekan
yang menunjukkan suatu penyimpangan umum yang negatif dalam berfikir.
(Blackburn, 1994 )
Berangkat dari sana Beck mencentuskan teori kecemasan yang di kenal
dengan
model
kecemasan
umum Beck, ialah
model
yang betul
–betul
manghubungkan faktor emosi dan pikiran dengan gangguan kecemasan. Dalam
model ini gangguan kecemasan diartikan sebagai gangguan awal dalam berpikir,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
dalam suatu penyelidikan yang terdiri dari dua percobaan yang dirancang untuk
menimbulkan kesadaran dan kesan visual yang berhubungan dengan kecemasan,
langsung atau tidak, menemukan bahwa pasien-pasien kecemasan mengalami bentukbentuk pikiran dan bayangan yang menakutkan, yang sering mendahului serangan
kecemasan. Pikiran -pikiran ini berhubungan dengan bahaya yang diantisipasi atau
dibayangkan disertai dengan rasa sakit yang amat sangat .
Peneliti mengambil teori utama dari Aaron T. Beck dengan alasan teori Aaron
Beck lebih cocok untuk mengungkap sebuah fenomena kecemasan ibu hamil. Dimana
dalam model teorinya adalah model kecemasan yang umum, sehingga cocokdengan
fenomena kecemasan yang dialami oleh ibu hamil. Peneliti beranggapan bahwa
kecemasan yang dialami oleh ibu hamil adalah kecemasan yang umum bukanlah
kecemasan yang neorotic. Karena kecemasan itu dialami oleh setiap ibu yang hamil
dan terutama akan melahirkan, walaupun dalam tingkatan yang berbeda-beda.
2.4. Kerangka Pemikiran
Pada kehamilan banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah
kecemasan selama kehamilan atau menjelang kelahiran. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengukur tingkat kecemasan pada ibu rencana persalinan sectio cesaria
dan persalinan normal. Penelitian ini akan memberikan informasi mengenai
perbedaan tingkat kecemasan pada ibu yang akan melakukan persalinan Sectio
Cesaria dan normal. Penelitian ini dapat berguna untuk Rumah Sakit AN-NISA
Tangerang untuk memahami kondisi psikologis pasiennya khususnya ibu yang akan
melakukan persalinan sectio cesaria dan normal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Penelitian ini menggunkan Teori Aaron T beck dengan pertimbangan untuk
mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil yang rencana persalinan Sectio Cesaria
dan persalinan normal.
2.5. Hipotesa Penelitian
Hipotesa adalah dugaan sementara, adanya perbedaan tingkat kecemasan pada ibu
hamil pertama dengan rencana persalinan Sectio cesaria dengan ibu hamil pertama
persalinan normal.
H0: Rata-rata tingkat kecemasan ibu hamil rencana persalinan operasi Sectio Cesaria
dengan populasi ibu hamil rencana persalina normal adalah sama.
Ha:Rata-rata tingkat kecemasan ibu hamil rencana persalinan operasi Sectio Cesaria
dengan populasi ibu hamil rencana persalina normal adalah berbeda
Pengambilan keputusan :
Jika Probabilitas >0,05 maka H0 tidak dapat ditolak/diterima jadi tingkat kecemasan
sama
Jika probabilitas <0.05 maka H0 ditolak jadi tingkat kecemasan berbeda
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download