strategi komunikasi pemasaran bedak marcks` venus sebagai line

advertisement
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BEDAK
MARCKS’ VENUS SEBAGAI LINE EXTENTION
BEDAK MARCKS’ PERIODE 2007
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh:
Nama
: MAYA SCORYNA PURWIDYANTI
NIM
: 4430411-019
Jurusan
: Marketing Communication & Advertising
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PKSM UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2008
Universitas Mercu Buana
Fakultas Ilmu Komunikasi
Program Studi Marketing Communication & Advertising
ABSTRAK
Maya Scoryna Purwidyanti (4430411-019)
Strategi Komunikasi Bedak Marcks Venus Sebagai Line Extention Bedak
Marcks Periode 2007
(64 halaman, Bibliograri 24 buku, 10 lampiran)
Salah satu strategi perusahaan untuk menghadapi persaingan pasar yang
makin kompetitif yakni dengan meluncurkan produk baru, baik itu di dalam
kategori yang sama ataupun berbeda. Tiap perusahaan dihadapkan dengan empat
pilihan arah pengembangan produk baru yakni strategi Line Extention (brand dan
kategori sama dengan format berbeda), Brand Extention (brand sama, kategori
produk berbeda), Multibrand (brand dan kategori sama dengan segmen berbeda),
New Brands (brand dan kategori baru). Line Extention merupakan strategi
pemasaran yang paling aman dan beresiko rendah, sehubungan dengan latar
belakang masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
strategi komunikasi pemasaran bedak Marck Venus sebagai Line Extention dari
produk bedak sebelumnya.
Penelitian bertipe kuantitatif ini menggunakan metode studi kasus (case
study) yaitu single level – single analysis dengan melihat bagaimana strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan Kimia Farma dalam mempromosikan
bedak Marck Venus.
Studi kasus yang dilakukan yakni mengamati pelaksanaan strategi
komunikasi pemasaran bedak Macks Venus periode 2007 dan dari pengamatan
tersebut menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
bedak Marcks Venus sudah cukup efektif dengan makin dikenalnya produk
tersebut di pasaran walaupun ada beberapa kendala yang mesti dibenahi agar
dapat lebih memaksimalkan pelaksanaan strategi tersebut.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi sebagai bagian dari syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana.
Skripsi berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Bedak Marcks’
Venus Sebagai Line Extention Bedak Marcks Periode 2007.
Selama penyusunan skripsi ini, banyak sekali bantuan serta dukungan
dari berbagai pihak kepada penulis. Maka pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat & nikmat yang tiada tara
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segala daya dan upaya/
2. Orang tua tercinta yang telah memberikan dorongan semangat, kasih
sayang serta doanya untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Ahmad Mulyana, M.Si selaku pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan
saran, arahan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu SM Niken Restaty, S.Sos, M.Si selaku Sekretaris Program Sarjana
PKSM UMB atas segala dukungan dan perhatiannya.
5. Karyawan sekretariat Program PKSM UMB beserta staff dengan
segala bantuan dan kesabarannya.
6. Bapak Aca Setiawan selaku Marketing Manager OTC Product PT Kimia
Farma atas keluangan waktu dan informasi yang diberikan kepada penulis.
i
7. Ibu Eva Fairus selaku Product Manager Bedak Marcks’ Venus atas
waktu, informasi dan perhatian kepada penulis.
8. Suami tercinta yang dengan sabar selalu memberi dukungan kepada
penulis.
9. Teman-teman tercinta yang selalu bersama dalam suka duka, Hanum,
Ghita, Toety, Bunda Fajar & Rahmi. Thanks for being my friend, your big
support and so many unforgettable memories.
10. Teman-teman seperjuangan, Marcomm 5 yang selalu punya cerita seru.
Proud being part of Marcomm 5!
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun sangat
membantu selama proses penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan, untuk itu
dengan segala kerendahan hati, penulis sangat terbuka bagi kritik dan saran
untuk skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, April 2008
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ...............................................................1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................5
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Komunikasi sebagai Dasar Pemasaran ...........................................6
2.2. Unsur-Unsur Komunikasi Pemasaran .............................................9
2.3. Strategi Komunikasi Pemasaran ...................................................15
2.4. Analisis SWOT .............................................................................28
2.5. Strategi Targeting Positioning (STP) ............................................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Sifat Penelitian ..............................................................................35
3.2. Metode Penelitian ..........................................................................36
3.3. Key Informan atau Nara Sumber ..................................................37
3.4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................37
3.5. Fokus Penelitian ............................................................................39
3.6. Pengolahan dan Analisis Data ......................................................39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Sekilas Tentang PT. Kimia Farma ................................................41
4.2. Hasil Penelitian .............................................................................45
4.2.1 Analisis SWOT ..................................................................46
4.2.2 Tujuan Startegi Komunikasi Pemasaran ............................48
4.2.3 Segmentasi, Targeting and Positioning ..............................49
4.2.4 Strategi Komunikasi Pemasaran ........................................50
4.3. Pembahasan ...................................................................................57
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ..................................................................................61
5.2. Saran-Saran ...................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Kosmetik merupakan salah satu dasar kebutuhan wanita dalam
menjaga penampilan, baik untuk remaja maupun wanita dewasa. Banyak
sekali jenis kosmetik yang ada, salah satunya adalah bedak. Di pasaran
terdapat puluhan merek bedak diantaranya bedak Marcks’ dan Marcks’
Venus dari Kimia Farma. Bedak Marcks’ ini sudah eksis di pasaran selama
puluhan tahun. Bentuk kemasannya bedak ini juga sudah sangat dikenali
dan melekat di benak konsumen, mulai dari kemasan berwarna merah
hingga kemasan terakhir yang beredar sekarang ini. Selama puluhan tahun
bedak ini menjadi produk andalan dan back bone Kimia Farma karena
penjualannya yang tinggi.
Bedak Marcks’ selama ini dikenal dan dipercaya sebagai bedak
perawatan wajah, dipakai oleh ibu rumah tangga serta anaknya (bersifat
heritage) karena terbukti dapat merawat jenis kulit apapun. Bahkan para
dokter kulit menganjurkan untuk memakai bedak ini untuk mengatasi
masalah kulit wajah. Hal tersebut membuktikan bahwa bedak Marcks’
mempunyai kualitas yang sudah teruji nyata. Seiring dengan perjalanan
waktu, bedak Marcks’ tetap eksis di pasaran tetapi secara tampilan
kemasan bedak Marcks’ ini terlihat kuno dan tidak praktis lagi karena
bentuk kemasan bulat besar. Para pengguna bedak ini tetap setia
menggunakan hanya saja mereka mengganti kemasannya menjadi lebih
praktis misalnya dengan tempat bedak merek lainnya.
1
2
Melihat kondisi tersebut, pihak Kimia Farma mencoba untuk
mengganti kemasan bedak ini menjadi lebih praktis dan modern, survey
dilakukan untuk mengetahui tanggapan konsumen, dari hasil survey yang
dilakukan diketahui ternyata konsumen tidak bisa menerima perubahan
bentuk kemasan bedak Marcks’ tersebut karena itu merupakan ciri khas
dari bedak Marcks’ itu sendiri. Jika tetap dipaksakan untuk mengganti
kemasan maka resikonya akan kehilangan pelanggan yang sudah sangat
setia memakai bedak Marcks’ ini.
Berdasarkan penemuan lapangan tersebut pihak Kimia Farma
memutuskan untuk membuat brand baru yang tampilannya lebih modern
dari bedak Marcks’, secara komposisi tetap memakai komposisi bedak
Marcks’ tetapi lebih disempurnakan lagi. Nama brand baru tersebut adalah
Marcks’ Venus, Venus sendiri adalah nama dewi cinta dan kecantikan
Romawi kuno. Nama Marcks’ sendiri masih dipakai sebagai identitas
produk pendahulu agar konsumen lebih mudah mengenali produk baru ini.
Bedak Marcks’ Venus merupakan produk penyempurnaan dari
produk sebelumnya yakni bedak Marcks’, kehadirannya diharapkan dapat
menjangkau segmen konsumen yang belum dijangkau oleh bedak Marcks’
yakni wanita yang mempunyai jiwa aktif dan dinamis baik remaja maupun
dewasa. Bedak Marck’ Venus dikemas dalam 3 kemasan yang praktis dan
modern yakni compact powder, loose powder active pack dan loose
powder dynamic pack.
3
Marcks’ Venus hadir ditengah-tengah persaingan pasar bedak yang
ketat. Kategori bedak di pasaran dibedakan menjadi 2 jenis yakni bedak
sebagai make up (cosmetic decorative) dan bedak sebagai perawatan
(cosmedics). Berikut brand mapping produk bedak yang ada di pasaran:
Imported
Clinic
Dior
YSL
Kanebo
ROC
Revlon
Maybelline
Cosmetics
Cosmedics
Ristra
Bless
Biokos
VENUS
Pixy
Caring
La Tulipe
Shinzui
Pigeon
Mustika Ratu
Sari Ayu
Local
Dilihat dari pembagian kategori diatas bedak Marcks’ Venus
masuk kedalam kategori bedak perawatan, tetapi sebenarnya bedak
Marcks’ Venus merupakan kombinasi dari 2 jenis bedak di atas yakni
make up perawatan tetapi lebih diberatkan pada sisi sebagai bedak
perawatan.
Dengan persaingan yang sedemikian ketat membuat para pemain di
kategori kosmetik bedak ini membuat berbagai strategi pemasaran guna
meningkatkan awareness sampai menaikan angka penjualan. Strategi
4
pemasaran yang dilakukan para kompetitor antara lain dengan cara
beriklan baik melalui tv ataupun media cetak, selain itu juga melalui
event-event yang diselenggarakan khusus ataupun sponsorship dengan
acara yang bertema kecantikan. Bedak Marcks’ Venus sebagai pemain
baru dalam pasar kosmetik ini, tentulah harus bisa membaca situasi pasar
guna menentukan strategi komunikasi yang tepat untuk besaing dengan
para kompetitornya.
Bedak Marcks’ Venus pertama kali diluncurkan kepada konsumen
oleh Kimia Farma pada tahun 2004. Dalam melakukan suatu strategi
terhadap upaya untuk mengkomunikasikan sebuah produk baru dipasaran
tidaklah mudah. Perusahaan dihadapkan pada bentuk strategi apa yang
harus dilakukan agar produk yang diluncurkan menarik konsumen dan
dapat meningkatkan penjualan di pasaran. Dengan menggunakan strategi
Line Extention yakni strategi meluncurkan jenis produk dengan kategori
yang sama dengan produk pendahulunya cukup berhasil menarik perhatian
konsumen. Hal ini terlihat dari angka penjualan yang memuaskan di tahun
pertama bedak Marcks Venus ini diluncurkan dibandingkan dengan
produk Kimia Farma lainnya, sehingga bisa menjadi salah satu produk
back bone Kimia Farma.
Seiring berjalannya waktu, strategi Line Extention tidak dapat lagi
diandalkan untuk menarik konsumen. Harus ada strategi komunikasi
pemasaran yang lebih up to date untuk menarik konsumen lebih banyak
dari sebelumnya, karenanya Kimia Farma harus menyusun strategi
komunikasi pemasaran yang lebih kreatif dalam menyiasati persaingan
yang makin kompetitif dalam kategori kosmetik ini.
5
1.2
Perumusan Masalah
Oleh karena itu, dalam penelitian ini pokok permasalahan yang
ingin diteliti penulis yakni “Strategi komunikasi pemasaran bedak Marcks’
Venus sebagai Line Extention bedak Marcks periode 2007”
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui
dan mendeskripsikan bentuk strategi komunikasi pemasaran yang
dilakukan bedak Marcks’ Venus sebagai Line Extension.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Memberikan
kontribusi
atau
sumbangan
bermanfaat
terhadap perkembangan dan penelitian ilmu komunikasi khususnya
di bidang periklanan yaitu tentang strategi komunikasi pemasaran.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan kontribusi atau sumbangan yang bermanfaat
bagi PT Kimia Farma, tbk dan pihak-pihak yang berkepentingan
tentang bagaimana menyusun strategi komunikasi pemasaran di
dalam pemasaran yang tepat dan sesuai.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Komunikasi sebagai Dasar Pemasaran
Komunikasi mempunyai peranan yang mendasar dalam proses
pemasaran, oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil yang bagus dalam
proses pemasaran diperlukanlah suatu strategi, dimana dengan adanya suatu
strategi yang bagus dan terencana suatu perusahaan dapat menghasilkan
suatu komunikasi pemasaran yang baik dalam mendistribusikan produk atau
jasa. Komunikasi bukan hanya sebagai upaya penyampaian pesan tetapi
berperan penting dalam aktifitas pemasaran. Tentu saja pemasaran lebih
umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran, namun kegiatan
pemasaran banyak melibatkan aktivitas promosi. Maka dari itu komunikasi
bisa dikatakan sebagai aktivitas yang mendukung kegiatan pemasaran.
Dimana komunikasi merupakan proses dimana pemikiran dan pemahaman
disampaikan antar individu atau antara organisasi dan individu.1
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai
tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya.2 Sedangkan strategi sendiri dapat diartikan juga
sebagai pendekatan keseluruhan untuk suatu program atau kampanye,
1
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003, hal 4
2
Onong Uchana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Bandung,
1994, hal 32
6
7
strategi adalah suatu faktor pengkoordinasi, prinsip yang menjadi penuntun,
ide utama dan pemikiran dibalik program taktis 3
Dari beberapa penjelasan dari strategi diatas dapat dikatakn bahwa
strategi berkaitan dengan perencanaan dan menajemen untuk mencapai
tujuan yang dimana dalam suatu kegiatan pemasaran juga dibutuhkan suatu
strategi yang bagus dan terencana agar tercapainya suatu tujuan yang
diharapkan.
Dalam hal ini, komunikasi sangat erat kaitannya dengan pemasaran.
Adapun definisi pemasaran menurut The American Marketing Association
sebagai berikut:
“The process of planning and executing the conception, pricing,
promotion, and distribution of ideas, goods, services, to create exchanges
that satisfy individual and organizational objectives.”4
Berdasarkan definisi tersebut jelaslah bahwa pemasaran adalah suatu
proses untuk mencapai tujuan dimana didalam proses tersebut terdapat
pertukaran yang melibatkan dua pihak yaitu perusahaan dan individu. Peran
komunikasi dalam pemasaran adalah untuk menghubungkan antara
perusahaan dengan individu dalam hal ini individu disebut sebagai
konsumen.
Sesuai dengan fungsinya, komunikasi merupakan usaha untuk
menyampaikan informasi, mendidik, dan mempengaruhi. Peran komunikasi
dalam pemasaran sangat penting mengingat fungsi komunikasi dilaksanakan
untuk memfasilitasi hubungan saling menguntungkan antara perusahaan
3
Ibid
George E. Belch & Michael A. Belch. Introduction to Advertising & Promotion; An Intergrated
Marketing Communications Perspective. 3rd Edition. Prentice Hall. New Jersey 2003 (6)
4
8
dengan konsumen. Komunikasi diperlukan untuk memberitahu konsumen
hal-hal berikut:
1. Tersediannya suatu penawaran
2. Benefit unik dari penawaran tersebut
3. Di mana dan kapan dapat diperoleh dan digunakan penawaran di atas
Secara ringkas, komunikasi pemasaran adalah proses penyebaran informasi
tentang perusahaan dan apa yang hendak ditawarkannya (offering) pada
sasaran.5
Menurut
Ilham
Prisgunanto
dalam
bukunya
Komunikasi
Pemasaran:Strategi & Taktik mendefinisikan Komunikasi Pemasaran
adalah semua elemen-elemen promosi dari marketing mix yang melibatkan
komunikasi antarorganisasi dan target audience pada segala bentuknya
yang ditujukan untuk performance pemasaran.6
De Lozier dalam bukunya The Marketing Communication Process
memberikan definisi makro dan mikro dari konsep Komunikasi Pemasaran
yaitu:
Definisi makro:
”Marketing communications is the continuiting dialogue between
buyers and sellers in market place.”
(Komunikasi Pemasaran adalah suatu dialog yang berkesinambungan
diantara pembeli dan penjual dalam suatu pangsa pasar)
5
Uyung Sulaksana. Intergrated Merketing Communications: Teks dan Kasus.Pustaka Pelajar.
Yogyakarta 2003
6
Ilham Prisgunanto, Komunikasi Pemasaran: Strategi & Taktik, Ghalia Indonesia, Bogor, 2006
9
Definisi mikro:
”Marketing commications is (1) the process of presenting an
intergrated set of stimuli to a market target with the intent of envoking a
desired set of responses whithin that market target, and (2) setting up
channels to receive, interpret and act upon messages from the market for
the purpose of modifying present company messages and identivying new
communication oppotunities”.
(Komunikasi
Pemasaran
adalah
(1)
suatu
proses
penyampaian
seperangkat stimulus yang terintegrasi kepada suatu pasar dengan tujuan
membangkitkan tanggapan-tanggapan yang sesuai dengan harapan dan
(2) pengaturan saluran-saluran untuk penerimaan, penginterpetasian dan
penentuan tindakan atas pesan yang ada serta mengidentifikasi
kesempatan-kesempatan baru komunikasi perusahaan)
Tiap
perusahaan
dihadapkan
dengan
empat
pilihan
arah
pengembangan produk baru, seperti yang digambarkan dalam tabel di
bawah ini:7
a. Strategi : Line Extension (Existing brand?
Existing product
category)
Strategi ini adalah yang paling sederhana, praktis dan
resikonya
7
paling
rendah
untuk
http://www.swa.co.id/sekunder/kolom/pemasaran/branding
perusahaan.
Intinya
adalah
10
meluncurkan brand yang sama dalam kategori yang sama, dengan
format yang berbeda, misalnya meluncurkan kemasan baru, varian
rasa baru, teknologi baru, dll. Diharapkan dengan tambahan jenis
baru, konsumen punya lebih banyak pilihan dalam mengkonsumsi
brand yang sama.
•
Pantene
shampoo,
setelah
sukses
dengan
kemasan
botol,
meluncurkan kemasan sachet sekali pakai.
•
Nescafe melengkapi pilihan dari original blend ke varian Decaf
/non cafein, mild roast, Espresso, dll (di pasar Australia).
•
Coke dengan berbagai rasa baru, antara lain Cherry Coke, Vanilla
Coke. Juga tersedia untuk segmen yang berbeda yaitu Diet Coke.
•
Antimo dengan penambahan jenis baru, Antimo Anak.
b. Strategi : Brand Extension (Existing brand - New product category)
Strategi ini dipilih bila perusahaan ingin memanfaatkan nama
besar sebuah brand. Dengan meluncurkan brand yang sama ke dalam
kategori produk yang berbeda, minimal biaya iklan dan promosi untuk
menanamkan brand awareness dan brand preferences bisa ditekan.
Walaupun tampaknya ini strategi yang punya banyak keuntungan,
resikonya cukup besar. Bila ternyata brand di kategori baru ini gagal,
dampaknya bisa dirasakan oleh kategori sudah lebih dulu mapan,
antara lain kepercayaan pedagang dan konsumen terhadap brand
menjadi berkurang.
Contoh:
• Nuvo yang populer di kategori sabun, masuk ke pasar hand
sanitizer.
11
• Cadbury yang sudah berakar di kategori coklat, menggunakan
brand yangsama untuk kategori produk eskrim yang muncul
belakangan.
• Adidas, yang berawal dari kesuksean di kategori sepatu olahraga,
masuk ke kategori pakaian olahraga dengan merek yang sama.
• Pepsodent melebarkan sayapnya, dari pasta dan sikat gigi ke
kategori barunya: permen.
• Betadine, dikenal dengan cairan antiseptik pembersih luka, masuk
ke kategori plester.
c. Strategi : Multibrands (New brand ? Existing product category)
Strategi multibrands dipakai apabila perusahaan ingin masuk
ke dalam segmen yang selama ini belum tergarap oleh brand yang ada
dalam kategori produk yang sama. Resiko ketidakberhasilan brand
baru kecil pengaruhnya terhadap brand yang sudah lebih dulu mapan.
Sisi negatifnya adalah kanibalisasi antar brand, karena bersaing untuk
memperebutkan
kue
dalam
pasar
yang
itu-itu
saja.
Untuk
memperkecil resiko kanibalisasi, diferensiasi antar brand harus jelas
bagi konsumen.
Contoh:
•
Strategi multibrands untuk Toyota adalah mempertahankan pasar
mobil sedan di segmen menengah dengan Toyota Corolla; dan
meluncurkan brand Lexus untuk menjangkau segmen atas untuk
menyaingi mobil sekelas BMW.
12
•
Untuk melawan Virgin blue, penerbangan yang relatif ekonomis di
tingkat domestik Australia, Quantas meluncurkan penerbangan
baru dengan nama JetStar.
•
Unilever dengan multibrands di kategori shampo. Differensiasi
antar brand cukup jelas. Clear adalah shampo anti ketombe untuk
remaja; sedangkan Sunsilk untuk wanita yang menginginkan
rambut sehat dan berkilau.
•
Seiko yang masuk ke segmen jam tangan kelas atas dengan merek
lain, Lasalle.
d. Strategi : New Brands (New brand ? New product category)
Strategi ini adalah kebalikan dari brand extension. Strategi
New brands menggambarkan situasi dimana perusahaan masuk ke
kategori produk baru dengan nama brand yang sama sekali berbeda.
Biasanya strategi ini dipilih apabila tidak satupun brand yang tersedia
di perusahaan sesuai untuk kategori baru tersebut. Kelemahan strategi
ini adalah dari segi biaya. Pembinaan brand yang baru dalam
kategori yang baru harus dimulai dari nol.
Contoh:
•
PT Sayap Mas Utama (Wings Corporation) yang sudah sangat kuat
di pasar household dan personal care dengan brand-brand Wings,
So-Klin, Nuvo, Ciptadent, dll, beberapa tahun terakhir ini ikut
terjun ke kategori makanan dengan menggunakan brand Jas-Jus
dan Segar-Dingin.
•
Coca-Cola, masuk ke bisnis teh kemasan siap minum dengan brand
barunya Frestea.
13
•
Bintang Tujuh yang kuat di obat sakit kepala, meluncur ke pasar
minuman kesehatan dengan brandnya Extra Joss.
•
SC Johnson, memiliki brand yang berbeda-beda untuk tiap jenis
kategori produk. Pledge untuk pemoles furnitur, Glade untuk
pengharum ruangan, Raid untuk pembasmi nyamuk
2.2
Unsur Unsur Komunikasi Pemasaran
Bauran pemasaran adalah perangkat perangkat
variable yang
terkontrol dan digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang
diinginkan pasar sasaran melalui proses perencanaan yang matang dan
juga sebagai strategi perusahaan dalam mencapai tingkat pendapatan yang
diinginkan.8
Chriss
Fill
dalam
bukunya
Marketing
Communications:
framework, theories and applications membuat summary of the key
character of tool marketing communication ( Karakteristik kunci utama
dari alat komunikasi pemasaran ) Chirss Fill membagi beberapa alat-alat
komunikasi dapat berjalan efektif hingga sampai pada target market atau
masyarakat.9
Unsur yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran untuk
menyampaikan pean komunikasi disebut juga sebagai bauran promosi
(promotion mix) adalah sebagai berikut:10
a. Periklanan ( advertising )
Dalam unsur komunikasi pemasaran, kelebihan dari periklanan
dapat kita lihat bahwa iklan dapat berpengaruh dan berlaku dengan
8
Ibid
Op.Cit.Manajemen Pemasaran, hal 97
10
Chriss Fill, Marketing Communications; framework, theories and applications, Prentise Hall
International Limited, hal 12
9
14
sangat cepat.Iklan memberikan kemungkinan melaksanakan jenis
kreatif yang sangat banyak, dapat dengan menggunakan gambar visual
suara dan bahkan teknologi “stracth and snift”
Bagi kita untuk benar benar melihat beberapa produk yang
diiklankan tergantung pada medium yang digunakan, iklan dapat pula
mengatur pesan dan proposi proposi yang kompleks. Periklanan dapat
menciptakan citra produk dibenak konsumen .perikalann juga mampu
meningkatkan jumlah konsumen dan meningkatkan penggunaan produk
oleh konsumen.11
Bisa lebih dijelaskan lagi periklanan adalah seluruh kegiatan
yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaandan pengawasan
iklan atau setiap bentuk sajian non personal melalui ide atau gagasan,
barang atau jasa yang dibayar melalui sponsor tertentu termasuk dalam
hal ini penggunaan media seperti: majalah, surat kabar, poster, radio
dan lain lain.Sedangkan iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu
produk yang disampaikan lewat media, yang ditujukan kepada sebagian
atau seluruh masyarakat.12
Penggunaan perikalanan merupakan cara efektif yang dapat
meraih konsumen lebih besar dan meningkatkan penggunaan produk
oleh konsumen lebih besar dan meningkatkan penggunaan produk oleh
konsumen. Periklanan juga mempunyai kelemahan yang dapat kita lihat
pada situasi tertentu, dimana anggaran utnuk periklanan sangat terbatas
sehingga hanya dapat menyampaiakan kampanye promosi secara kecil
kecilan saja.
11
12
Tom Branan,Op,Cit, hal 65-66
Tata cara dan tata karma periklanan Indonesia, Grafika Dept. RI,Jakarta,1983, hal 45
15
b. Promosi Penjualan ( Sales promotion )
Promosi penjualan merupakan sebuah teknik dengan potensi
yang significant untuk meningkatkan penjualan dalam jangka waktu
pendek dengan menggunakan daya tarik rasional.Promosi penjualan
diarahkan baik untuk pedagang ( kepada pedagang besar dan pengecer )
maupun kepada konsumen. Promosi penjualan yang berorientasi
perdagangan memberikan berbagai jenis bonus untuk meningkatkan
reson dari pedagang besar atau pengecer. Promosi penjualan
berorientasi konsumen menggunakan kupon, premium, contoh gratis,
kontes/undian, potongan harga setalah pembelian dan lain lain.13
Promosi penjualan juga mempunyai kelemahan yaitu promosi
penjualan tidak dapat dilakukan secara terus menerus sepanjang tahun ,
karena selain akan menimbulkan kerugian bagi pemasar juga konsumen
tidak akan mampu lagi membedakan periode promosi penjualan dan
hasilnya juga tidak efektif
c. Personal Selling ( Penjualana tatap muka )
Personal selling ( pejualan tatap muka ) adalah bentuk
komunikasi
antar
individu
dimana
tenaga
penjual
/wiraniaga
menginformasikan, mendidik dan melakukan persuasi kepada calon
pembeli untuk membeli produk atau jasa persusahaan.14
Personal selling mempunyai peranan penting dalam pemasaran
jasa, karena :
13
Terence A. Shimp, Peirklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid
1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003, hal 6
14
Ibid, hal 5
16
1. Interaksi secara personal antar penyedia jasa dan konsumen sangat
penting
2. Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin
3. Orang merupakan bagian dari produk jasa
Sifat personal selling dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga
penjual dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan
dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli. Selain
itu tenaga penjual dapat
terhadap
penawaran
segera mengetahui reaksi calon pembeli
penjualan,
sehingga
dapat
mengadakan
penyesuaian-penyesuaian ditempat pada saat itu juga.15
Personal selling juga mempunyai kelemahan yaitu penjualan
tatp muka adalah komunikasi yang terjadi pada sekelompok kecil
konsumen potensial, sehingga penjualan tatap muka menjadi mahal
jika diukur berdasarkan baiya perkontak dengan konsumen potensial.16
c. Penjualan Langsung ( Direct Respon )
Penjualan pos langsung merupakan suatu bentuk distribusi
yang artinya kegiatan kegiatan perdagangan melalui pos, terlepas dari
medium
yang
digunakan
untuk
penawaran
produknya,
konsekuensinya , direct response tidak terbatas untuk pemasaran
secara langsung saja (tanpa stok) atau tempat penjualan secara fisik
seperti pedagang eceran juga dapat memanfaatkannya untuk menarik
pembeli.17
15
Rambat Lupupiyoadi,Manajemen Pemsaran Jsa Teori dan Praktik, Salemba Empat,Jakarta,2001,
hal 109
16
Philip Kotler,Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian
jilid 2 , Nortwestern university, Lembaga Manajemen IMMI,PT Erlangga ,Jakarta 1995 hal 242
17
Frank Jefkins,Periklanan E + R,edisi ketiga ,PT Erlangga , Jakarta ,1996 hal 190
17
Dalam unsur komunikasi pemasaran, penjualan pos langsung
mempunyai kelebihan yaitu komunikasi dengan calon pelanggan yang
paling ideal adalah melalui pertemuan langsung secara bertatap muka
.Iklan yang paling baik bukanlah yang berbicara kepada pasar akan
tetapi berbicara langsung kepada setiap individu.Penjualan pos
langsung merupakan teknik Komuniaksi Massal yang paling dapat
mendekat sasaran sehingga membuat kita dapat menyampaikan pesan
kepadanya secar pribadi Penjualan pos langsung dapat menentukan
segmen segmen sebagaimana yang diinginkan oleh pihak pemasar dan
memberikan medium yang efisien dalam penyampaian pesan kepada
konsumen.
Penjualan pos langsung dapat memberikan keuntungan lain
yaitu dapat memisahkan unsur unsur pesan yang paling dapat
membujuk pasar sasaran dengan biaya rendah tetapi efektif.18
d. Publicitas ( Publicity )
Dalam unsur komunikasi pemasaran kelebihan publisitas
adalah sebagai berikut , publisitas merupakan stimuli non personal
terhadap permintaan suatu produk atau jasa dengan menyebarkan
berita berita komersial yang penting mengenai kebutuhan akan produk
tertentu di suatu media yang disebarkan atau menghasilkan suatu
sosok kehadiran yang menarik mengenai produk itu baik di media
cetak ataupun media ekektronik atau panggung yang tidak dibayarkan
pelh pihak sponsor 36
18
Philip Kotler, gary Amstrong, Dasar Dasar Pemasaran , Principle of Marketing , sevent edition,
prentice hall, 1996 hal 93
18
Kelemahan publisitas dapat kita lihat dari hasil publisitas yang
sulit diukur karena publisitasnya dipergunakan bersamaan dengan alat
prromosi yang lain dan dampaknya seringkali tidak secara langsung.
Publisitas dalam mengkomunikasikan produk atau programnya harus
menggambarkan realitas yang sebenernya, karena apabila tidak seusai
dengan realitas atau kenyataan maka citra produk tersebut akan
berdampak kurang baik dan menimbulkan persepsi yang tidak baik
terhadap konsumen.
Kita mengetahui strategi sendiri adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi
merupakan perencanaan yang dibuat secara cermat dan sistematis
terhadap suatu permasalahan yang dihadapi untuk tercapainya tujuan
tujuan yang diinginkan.Strategi juga diartikan sebagai rencana yang
disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan
strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang
untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.
Dan
komunikasi
pemasaran
merupakan
usaha
untuk
menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran
mengenai keberadaan produk di pasaran. Strategi komunikasi
pemasaran meruapakan perencanaan cermat mengenai kegiatan
pemasar sebagai usaha untuk penyampaian pesan kepada publik
terutama konsumen sasarannya mengenai keberadaan produk di pasar
agar tercapainya tujuan tujuan khusus yang diinginkan. Strategi
19
komunikasi pemasaran bisa melalui periklanan, promosi penjualan,
penjualan tatap muka, publisitas.
2.3
Strategi Komunikasi Pemasaran.
Pemasaran mempunyai peran penting dalam pengembangan
strategi. Dalam peranan strateginya pemasaran mencakup setiap usaha
untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya
dalam rangka mencari permasalahan atas masalah penentuan dua
pertimbangan pokok.Pertama, bisnis apa yang sedang digeluti oleh
perusahan pada saat ini dan jenis apa yang dapat dimasuki di masa
mendatang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dijalankan
dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif
produk, harga, promosi dan distribusi untuk melayani pasar sasaran19
Fandy Tjiptono mengatakan bahwa strategi pemasaran terdiri dari 5
elemen yang terkait , terdiri dari :20
1. Pemilihan pasar yaitu memilih pasar yang akan dilayani, keputusan ini
berdasarkan faktor :
•
Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi
yang dapat diproteksi dan didominasi
•
Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan
kemudian memilih pasar yang paling mungkin untuk dilayani oleh
perusahaan. Untuk memilih pasar yang akan dilayani oleh
perusahaan
19
20
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, ANDI - Yogjakarta, 1997, hal 4
Ibid , hal 5
20
2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual. Produk itu
sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan
dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu
sendiri, nama, merek produk tersebut , ketersediaan produk, jaminan
dan garansi serta hubungan personal diantara pembeli dan penjual
3. Penetapan harga yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan
nilai kualitatif dari produk kepada pelanggan.
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan, grosir dan eceran yang
dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir dengan membeli dan
menggunakannya
5. Komunikasi pemasaran meliputi periklanan, promosi penjualan,
penjualan tatap muka, publisitas dan penjualan langsung.
Menurut Winardi dalam bukunya Strategi Pemasaran dikatakan
bahwa tujuan dari pada promosi adalah untuk memajukan citra perusahaan
dan memperbesar volume penjualan produk produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Semakin tajamnya persaingan yang terdjadi dalam dunia
usaha dan semakin selktif konsumen akan membelanjakan uangnya,
perusahaan akan semakin terdorong untuk menyusun strategi promosi
yang tepat.
Promosi sebagai suatu unsur penting dalam strategi pemasaran
senantiasa harus ditempatkan pada proporsi yang sebenernya dalam arti
bukan hanya menempatkan barang atau jasa, tetapi lebih dari bagiamana
mengarahkan konsumen didalam membeli barang yang ditawarkan.
21
Inti
dari
komunikasi
pemasaran
merupakan
usaha
untuk
menyampaikan pesan kepada public terutama konsumen sasaran mengenai
keberadaan produk di pasar.21
Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsure
dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran
dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau
konsumen. 22
Dengan kata lain efektif atau tidaknya suatu komunikasi pemasaran
sangatlah bergantung kepada strategi komunikasi pemasaran yang
digunakan oleh suatu perusahaan.
Dalam bukunya Marketing Communication; framework, theories
and applications, Chris Fill menjelaskan keranka kerja dan komunikasi
pemasaran terpadu bahwa organisasi dapat dipandang sebagai system
social yang terbuka dan semua komponen-komponen yang ada dalam
system
secara
interaktif
salaing
bergantung
satu
dengan
yang
lainnya.modifikasi salah satu bagian dari suatu system dan memerlukan
penyesuaian,
dibuat
oleh
semua
komponen
lain
agar
dapat
mengakomodsaikan perubahan tersebut. Efek ini dapat dilihat dari tingkat
makro dan mikro. Ditingkat makro saling ketergantungan antara organisasi
telah dicatat oleh sejumlah riset. Menggambarkan bahwa saluran distribusi
sebagai salah satu jaringan dengan system, dengan demikian dapat
mengenali organisasi sebagai suatu unit yang saling tergantung. Ditingkat
mikro,
21
secara
individual
bagian-bagian
dari
suatu
organisasi
Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relation, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2004, hal 98-99
22
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemsaran Terpadu Jilid I,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003, hal 4
22
mengkomodasikan satu sama lain sebagai suatu organisasi yang
melakukan penyesuaian untuk merubah lingkungannya. Demikian
pengumpulan keputusan yang dihubungkan dengan pengembangan dan
penyerahan dari suatu strategi komunikais pemsaran, gambar dibawah ini
menjadi mungkin untuk dilihat kompleksitas dan kepekaan dari setiap
komponen dalam pengambilan keputusan. 23
Bagan 2.1
System of Marketing Communication
Key Faktor Analyst
Promotion
Obejctive
Direct
response
Media
Advertising
Target
Audience
Sales
promotion
Publicity
Personal Selling
Positioning
Research &
Evaluations
Communication Strategy
Communication
Budget
23
Chriss Fill, Marketing Communications : framework, theories an applications, Pretince Hall,
1995, hal 18
23
Dari bagan 2.1 tersebut system komunikasi pemasaran, dapat dijelaskan
sebagai berikut :24
a. Key Faktor Analyst ( Analisasi Faktor Kunci )
Analisa factor kunci adalah sesuatu yang berguna untuk melakukan
penekanan dan mengeluarkan hal hal yang penting yang bersangkutan
kepada komunikasi pemasaran efektif. 25
Key Factor Analyst merupakan bagian penting dalam membuat
system straegi komunikasi pemasaran bagi sebuah perusahaan. Agar
komunikasi pemasaran sukses , perlu dilakukan pengawasan terus menerus
kepada kompetitor, peristiwa social, perkembangan ekonomi, aktivitas
perundang-undangan dan bahkan situasi internal perusahaan.
b. Promotion Objective ( Tujuan Promosi )
Menganalisa tujuan dari komunikasi pemasaran terhadap produk
atau jasa yang ditawarkan dengan berdasarkan atas pengidentifikasian
peluang peluang tersebut dan menetapkan sasaran yang menjadi target
marketnya.
Proses dalam mengatasi banyaknya permintaan yang berbeda ini
dirasakan kerika organisasi telah membuat atau menetapkan sasaran
promosi yang sangat sulit dan kompleks. Kompleksitas yang dirasa ini
telah menunjukkan sejumlah besar manajer gagal dalam menetapkan
sasaran promosi. Banyak dari mereka menetapkan sasaran promosi
sedemikian rupa sehingga sasaran promosi yang telah ditetapkan tidak
tepat atau tidak sesuai dengan tujuan dari pemasaran yang mereka
24
25
Ibid, hal 19
Ibid, hal 66
24
inginkan. Promotion Objective merupakan hasil dari key factor analyst
pada sebuah system pemasaran.
Pada umumnya sasaran promosi ditetapkan oleh para manajer yang
berkaitan dengan penjualan. Antara lain meliputi peningkatan dalam
penguasaan pasar, rasio laba modal, peningkatan volume penjualan dan
perbaikan pada harga jual produk.26
c. Positioning
Positioning merupakan cara pemasar menananmkan cita, persepsi
dan imajinasi atas produk yang ditawarkan kepada konsumen melalui
proses komunikasi. Positioning tidak sama dengan segmentasi baik
diferensi ataupun konsentrasi. Dengan perkataan lain , positioning bukan
menempatkan produk untuk kelompok tertentu (segmen) tetapi berusaha
menanamkan itra produk di benak konsumen pada segmen yang telah
dipilih27
Semakin kuat posisi perusahaan di segmen pasar tertentu maka
semakin kuat pula daya saing emreka di segmen pasar tersebut. Dalam
istilah asing menempatkan posisi perusahaan diantara perusahaan
perusahaan lain yang beoperasi dalam segme pasar yang sama disebut
market positioning 28
Rhenald Kasali ( 1999 ) mendefinisikan positioning sebagai berikut :
Positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki jendela
otak konsumen, agar produk/merek/nama anda mengandung arti tertentu
26
Ibid, hal 227-228
Sutisna,S.E,M.E, Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemsaran, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2002, Hal 258
28
Ibid, hal 259
27
25
yang dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan
produk/merek/nama lain dalam bentuk hubungan asosiatif.
terhadap
Positioning dilakukan agar konsumen mampu mengingat merek/
produk nama tertentu dalam benaknya, sehingga menjadikan produk itu
mempunyai citra yang kuat di mata konsumen.29
Position merupakan elemen komunikasi dari segmentasi pasar,
yang diperlukan pemasaran utnuk disamapiakan kepada target market.
Dari sisi produk positioning merupakan proses pembentukan image (citra)
yang dihasilkan dari pendapat masyarakat terhadap produk tersebut 30
d. Communication Budget ( Anggaran Komunikasi )
Sumber keuangan suatu organisasi dianggaran untuk membiayai
komunikasi pemasaran yang spesifikasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bagi berbagai merek yang dimilikinya. Besarnya sumber daya
yang dialokasikan umumnya ditentukan melalui keterlibatan sebuah proses
yang dimiliki oleh kebanyakan korporasi yang canggih. Tiap perusahaan
emnggunakan
prosedur
anggaran
yang
berbeda
beda
dalam
mengalokasikan dana kepada para manajer. Beberapa perusahaan
menggunakan top-down budgeting atau dibawah anggaran rata-rata, di
mana manajemen seniorlah yang menentukan jumlah dana yang diterima
tiap sub unit. Beberapa perusahaan lain menggunakan bottom-up
budgeting atau diatas anggaran, dimana para manajer
sub–unitlah
(misalnya product manager) yang menentukan jumlah yang dibutuhkan
29
Ibid, hal 259
Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan, Konsep dan Apliaksinya, Edisi ketiga, PT Erlangga,
Jakarta,1995 hal 135
30
26
untuk mencapai tujuan mereka. Jumlah–jumlah tersebut kemudian
dikombinasikan untuk menentukan anggaran total pemasaran.31
e. Research and Communication ( riset dan evaluasi )
Terlepas dari situasi yang dihadapi, adalah penting untuk
melakukan evaluasi hasil dari upaya komunikasi pemasaran. Di seluruh
dunia bisnis, tunuttan terhadap masalah akuntabilitas semakin meningkat,
yang membuat pelaksanaan riset dan pengumpulan data telah menjadi
penting untuk menentukan apakah upaya komunikasi pemasaran telah
mencapai tujuan yang diharapkan atau belum. Hasil hasil kemudian dpaat
diukur dengan melihat colume penjualan.32
Evaluasi dapat dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan
marketing research secara berkala terhadap konsumen (minimal 1 kali
dalam setahun) dalam membentuk FGD (Focus Group Discussion) yaitu
mengevaluasi penampilan produk (bentuk kesmasan dan design) apakah
masih menarik menurut konsumen bila dibandingkan dengan peluang
pesaing, USP (Unique Selling Point) apakah masih sesuai dengan
kebutuhan konsumen dan bangaimana bial dibandingkan dengan pesaing
dan bagiamana loyalitas konsumen terhadap produk tersebut pakaah masih
loyal atau mudah berpindah ke produk orang lain.33
Riset juga dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan biro
research yang mempunyai reputasi baik (bukan dilakukan sendiri oleh
perusahaan). Kemudian hasil riset tersebut digunakan sebagai indicator
31
Terence A.Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu Jilid I, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 2003, hal 51
32
Ibid, hal 60
33
Hermawan Kertajaya, Marketing in Venus, PT Gramedia Pustaka,Jakarta 2003, hal 98
27
untuk melakukan perbaikan atau peremajaan produk. Teknik analisa
SWOT dapat diterapkan oleh perusahaan dengan situasi dan kondisi
perusahan seperti yang dikemukakan oleh Siswanto Sutojo dan F.
Kleisteuber mengatakan bahwa teknik analisa SWOT sendiri terdiri dari
strengths, weakness, opportunity dan threats.34
Kegagalan dalam mencapai target mengindikasikan diperlukannya
tindakan korektif. Tindakan korektif mungkin akan memerlukan investasi
yang lebih besar, kombinasi elemen-elemen komunikasi yang berbeda,
strategi kreatif yang perlu direvisi, alokasi media yang berbedaatau
berbagai kemungkinan lain. Hanya dengan penetapan tujuan dan
pengukuran hasil yang sistematis, kemudian dapat diketeahui apakah
program komunikasi pemasaran telah berjalan seperti yang telah
diharapkan atau belum.35
2.4
Analisis SWOT
Untuk menentukan tujuan usaha yang nyata sesuai dengan situasi
dan kondisi perusahaan dan diharapkan lebih mudah tercapai harus
membuat strategi-strategi jitu untuk membidik pangsa pasarnya salah
satunya
dengan
strategi
komunikasi
dalam
pemasaran.
Untuk
menentukan strategi-strategi tersebut diperlukan Analisa faktor kunci
(Key Factor Analysis) guna menganalisa mengenai:36
1.
Kekuatan (Strength) yakni kelebihan yang dimiliki oleh suatu
produk jasa atau organisasi.
34
Op.Cit.Manajemen Pemasaran, hal 97
Chriss Fill, Marketing Communications; framework, theories and applications, Prentise Hall
International Limited, hal 12
36
Santoso Singgih dan Fandy Tjiptono, Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasinya dengan SPSS,
edisi pertama, 2001, Jakarta, PT Elex Media Komputindo, Hal 248
35
28
2.
Kelemahan (Weakness) yakni kelemahan atau kekurangan yang
dimiliki oleh suatu produk jasa atau organisasi.
3.
Peluang (Opportunities) yakni kesempatan yang dimiliki oleh suatu
produk jasa atau organisasi untuk suatu tujuan tertentu.
4.
Ancaman (Threats) adalah hambatan atau ancaman yang dimiliki
oleh suatu produk jasa atau organisasi tertentu dalam mencapai
suatu tujuan tertentu.
Kekuatan sebuah produk dapat menjadi faktor pendukung guna
tercapainya tujuan usaha dan merupakan faktor penunjang dalam upaya
pencapaian tujuan strategi pemasaran. Sedangkan kelemahan suatu
produk dapat menjadi penghambat.
Peluang pemasaran adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana
perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.37
Ancaman lingkungan adalah tantangan akibat kecenderungan atau
perkembangan yang kurang menguntungkan yang akan mengurangi
penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran defensif.38
Bila manajemen telah berhasil mengidentifikasikan ancaman dan peluang
utama yang dihadapi unit usaha tertentu, dapat dijabarkan sifat daya tarik
unit bisnis tersebut secara keseluruhan dan hasil yang mungkin diperoleh
yakni :
a.
Suatu usaha ideal adalah memiliki peluang utama yang besar dan
ancamannya utamanya kecil.
b.
Suatu usaha spekulatif adalah usaha yang mempunyai peluang dan
ancaman utama yang besar.
37
38
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Revisi, PT Prentice Hall, 1997, Hal. 72
Ibid.
29
c.
Suatu usaha matang adalaha usaha yang peluang maupun ancaman
utamanya kecil.
d.
Suatu usaha bermasalah adalah yang berpeluang kecil dan memiliki
ancaman yang besar.
Hambatan atau ancaman yang harus dihadapi adalah semakin
banyaknya persaingan, sehingga khalayak sasaran sulit menentukan
pilihan mana yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.
Oleh karena itu harus dapat menentukan pada lapisan masyarakat
produk tersebut akan dipasarkan sesuai dengan karakteristik produknya.
Segmen atau target pasar mempunyai implikasi yang sangat penting bagi
pemasaran.
2.5
Segmentasi-Targeting-Positioning (STP)
Menurut Kotler, rangkaian strategi pemasaran dalam merebut pasar
tediri dari 3 tahap yakni segmentasi, targeting dan positioning (STP)39.
Segmentasi adalah suatu strategi untuk memahami struktur audience.
Targeting adalah khalayak sasaran yang dijangkau dalam kegiatan
komunikasi. Sedangkan positioning adalah strategi untuk membangun suatu
citra di otak Audiensce.
a. Segmentasi
Segmentasi adalah konsep pemasaran terpenting sejak tahun
1950-an (Myers, 1996)40. Dalam media penyiaran, segmentasi
dibutuhkan agar media penyiaran dapat melayani audiensnya secara
lebih baik, melakukan komunikasi yang lebih persuasive dan yang
39
Morissan, M.A, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi
Kasali, Rhenald. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi Targeting Positioning, Jakarta, P.T.
Gramedia Pustaka Utama, 2005, hal.50
40
30
terpenting adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan audiens yang
dituju. Segmentasi audience dapat didefinisikan sebagai suatu proses
untuk membagi-bagi atau mengelompok-kelompokkan audiens ke
dalam kotak-kotak yang homogen41.
Dengan memahami siapa audiens-nya, maka pengelola media
penyiaran dapat menentukan bagaimana cara menjangkaunya, program
apa yang dibutuhkan dan bagaimana mempertahankan audiens dari
media pesaing. Segmentasi audience juga akan membantu pengelola
program untuk mendeteksi siapa saja pesaingnya. Para pesaing
bukanlah semata-mata media penyiaran yang menayangkan program
yang sama tetapi juga adalah media yang mampu menjadi alternatif
bagi kebutuhan audiensce42.
Segmentasi dapat dibuat berdasarkan geografis, demografis, dan
psikografis.
b. Targeting (Target Market)
Target audience adalah memilih satu atau beberapa segmen
audience atau pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan
pemasaran progam dan iklan. Pengelola media penyiaran harus
memiliki keberanian untuk memfokuskan kegiatannya pada beberapa
segmen dan meninggalkan bagian lainnya43. Audien sasaran adalah
orang-orang yang menginginkan diri mereka terekspos oleh informasi
atau hiburan yang ditawarkan media penyiaran kepada mereka. Ada
41
42
43
Morissan. op.cit., hal. 148
Morissan. op.cit., hal. 149
Morissan. op.cit., hal. 159
31
empat kriteria yang harus dipenuhi pengelola media penyiaran untuk
mendapatkan sasaran audience yang optimal, yaitu44:
Responsif. Audien sasaran harus responsive terhadap program
yang ditayangkan. Kalau audiens tidak merespon maka pengelola
media penyiaran harus mencari tahu mengapa hal itu terjadi. Tentu
saja langkah ini harus dimulai dengan studi segmentasi audien yang
jelas. Tanpa audien sasaran yang jelas maka media penyiaran
menanggung resiko terlalu besar.
Potensi Penjualan. Setiap program yang ditayangkan harus
memiliki potensi penjualan yang cukup luas. Semakin besar
kemungkinan program untuk mendapatkan audien sasaran maka
semakin besar nilainya. Besarnya bukan hanya ditentukan oleh jumlah
populasi tetapi juga daya beli.
Pertumbuhan memadai. Audien tidak dapat dengan segera
bereaksi. Audien bertambah secara perlahan-lahan sampai akhirnya
meningkat dengan pesat. Kalau pertambahan audien lambat, tentu
dipikirkan langkah-langkah agar program bisa lebih diterima audien.
Mungkin program yang dibuat tidak sesuai dengan audien sasaran.
Mungkin audien sudah dikuasai pihak pesaing dan audien loyal
kepada pesaing itu. Atau mungkin karena program itu belum banyak
diketahui oleh masyarakat karena kurang promosi.
Jangkauan iklan. Pemasang iklan biasanya sangat memikirkan
media penyiaran yang paling tepat untuk memasarkan produknya.
Audien sasaran dapat dicapai dengan optimal kalau pemasang iklan
44
Morissan. op.cit., hal.161-162
32
dapat dengan tepat memilih media untuk mempromosikan dan
memperkenalkan produknya.
c. Positioning
Strategi komunikasi suatu perusahaan, brand atau merek
biasanya disebut dengan positioning. Positioning adalah salah satu
strategi komunikasi yang dilakukan untuk menjembatani merek dengan
calon konsumen sehingga konsumen memiliki penilaian tertentu
terhadap merek tersebut.
Ries & Trout mengungkapkan bahwa positioning bukan sesuatu
yang kita lakukan terhadap produk tetapi sesuatu yang kita lakukan
terhadap otak calon pelanggan45. Maksudnya di sini adalah kalau kita
berbicara mengenai positioning itu artinya kita bicara mengenai sebuah
strategi komunikasi. Komunikasi dilakukan untuk menjembatani
produk/merek dengan calon konsumen. Philip Kotler mendefiniskan
positioning sebagai berikut:
“The act of designing the company’s offering and image so they
occupy a meaningful and distinct competitive position that target
customer’s mind” (Positioning adalah tindakan yang dilakukan
marketer untuk membuat citra produk dan hal-hal yang ingin
ditawarkan kepada pasarnya berhasil memperoleh posisi yang jelas dan
mengandung arti dalam bentuk sasaran konsumennya)46.
Hasil akhir dari positioning, menurut Kotler, adalah terciptanya
proposi nilai yang pas, yang menjadi alasan bagi pelanggan untuk
45
Ries, Al., Trout, Jack. Positioning The Battle for Your Mind. Jakarta,P.T. Salemba Emban
Patria, 2002, hal. xvii
46
Kasali, Rhenald. op.cit., hal. 526
33
membeli. Definisi ini membuat kita harus mengingat bahwa positioning
justru dilakukan karena adanya persaingan, baik dalam kategori produk
yang sejenis maupun antara produk kategori. Kalau menurut Rhenald
Kasali, definisi Philip Kotler ini bida dilengkapi dengan definisi
Hiebing & Cooper (1997):
“Positioning established the desired perception of your product
within the targets market relatives to the competition” (Positioning
membangun persepsi produk Anda dalam pasar sasaran relative
terhadap pesaingnya).47
Sementara Hermawan Kartajaya, dkk dari MarcPlus&Co
mendefinisikan positioning adalah:
”Positioning is the strategy for leading your customers credibly.
Positioning
menyangkut
bagaimana
kita
membangun
kepercayaan,keyakinan, dan trust kepada pelanggan”.48
Melengkapi definisi ini, Hermawan Kartajaya mengatakan
Yoram Wind seorang professor strategi pemasaran, mendefinisikan
positioning sebagai ”reason for being”49. Positioning sesungguhnya
adalah mengenai bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian
perusahaan di benak pelanggan. Pada saat kita bergerak menuju the era
of choice, perusahaan tidak lagi mampu memaksa pelanggan untuk
membeli produk mereka, mereka tidak bisa lagi ”mengelola” para
pelanggan mereka. Dalam era ini, perusahaan harus memiliki
47
Kasali, Rhenald. loc.cit
Kartajaya, Hermawan., Yuswohady., Mussry, Jacky., Taufik. Memenangkan Persaingan
Dengan Segitiga Positioning-Diferensiasi-Brand. Jakarta, PT.Gramedia Pustaka Utama, 2005,
hal. 57
49
Kartajaya, Hermawan., Yuswohady., Mussry, Jacky., Taufik. op.cit., hal. 60
48
34
kredibelitas di dalam benak para pelanggannya. Karena di era ini
pelanggan tidak dapat dikelola, maka mereka harus diarahkan. Maka,
positioning tidak sekedar membujuk dan menciptakan sebuah citra
dibenak pelanggan, tetapi juga soal bagaimana merebut kepercayaan
pelanggan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sifat Penelitian
Pada penulisan ini sifat penelitian yang digunakan adalah tipe
penelitian Deskriptif. Sifat ini hanya terbatas pada bahasan untuk
menggambarkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa secara obyektif,
sistematis dan cermat sebagaimana adanya keadaan yang sebenarnya
terhadap obyek tersebut, sehingga bersifat analisa dalam mengungkapkan
fakta mengenai keadaan sebenarnya dari obyek penelitian. Peneliti hanya
bertindak sebagai pengamat.
Penelitian deskriptif ditujukan untuk:50
a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada.
b. Mengidentifikasi mesalah atau memeriksa kondisi atau praktek-praktek
yang berlaku.
c. Membuat perbandingan atau evaluasi
d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah
yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan
rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan
oleh Kimia Farma sebagai produsen dari produk bedak Marcks’ Venus, maka
pada penelitian ini penulis menggunakan sifat penelitian deskriptif sesuai
dengan keadaan atau peristiwa yang sebenarnya terhadap objek penelitian
50
Drs. Jalaluddin Rakhmat M.Sc. Metode Penelitian komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 1997 (25)
35
36
yang akan diteliti. Pada penelitian ini peneliti hanya bertindak sebagai
pengamat.
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah kualitatif
atau sering disebut juga dengan penelitian naturalistic. Dimana penelitian ini
tidak menggunakan rumus-rumus symbol statistic. Proses penelitian hanya
mengumpulkan dan menganalisis dari data yang ada.
3.2
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study)
untuk menjawab tujuan dari penelitian dengan menganalisis pelaksanaan
strategi komunikasi pemasaran bedak Marcks’ Venus dalam penelitian ini
dengan keadaan yang sebenarnya. Studi kasus merupakan strategi yang lebih
cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “how atau
why” peneliti sedikit memiliki peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa
yang akan diselidiki bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena
kontemporer (masa kini).51
Pada penelitian ini metode studi kasus yang digunakan yaitu single
level – single analysis, yaitu: 52
1. Single level, dalam melakukan penelitian ini peneliti hanya melihat satu
kasus saja yakni bagaimana strategi komunikas pemasaran yang
dilakukan Kimia Farma dalam mempromosikan produk bedak Marks’
Venus.
51
52
Prof. Dr. Robert K. Yin. Studi Kasus (Desain dan Metode) Manajemen . PT. Raja Grafindo Persada, 1996 (1)
Prof. Dr. Robert K. Yin.Ibid.2
37
2. Single analysis, peneliti melihat kasus tersebut berdasarkan type
penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif. Penelitian ini
dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview)
dengan tim managemen Kimia Farma terdiri dari orang-orang yang
terlibat dalam kegiatan pemasaran bedak Marcks’ Venus yaitu Marketing
Manager, Product Manager.
3.3
Key Informan atau Nara Sumber
Penentuan nara sumber dilakukan dengan teknik purposif, yaitu
memilih orang-orang tertentu karena dianggap berdasarkan penilian
mewakili tingkat signifikasi53
Pemilihan nara sumber pada penelitian berdasarkan atas kredibilitas
dan kompetensi dari orang yang berkecimpung di Kimia Farma yaitu:
1. Bapak Aca Setiawan sebagai Marketing Manager untuk OTC Product,
beliau bertugas membuat strategi komunikasi pemasaran untuk setiap
produk OTC Kimia Farma agar bisa mencapai tujuan pemasaran yakni
meningkatkan awareness dan penjualan.
2. Ibu Eva Fairus sebagai Product Manager Marcks’ Venus. Beliau
mempunyai peran dan tugas untuk membuat produk yang dipegangnya
bisa exist di pasaran dengan menyusun strategi komunikasi pemasaran
yang tepat.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dengan melakukan dua macam cara yaitu:
53
Drs. Jalaluddin Rakhmat M.Sc.Op.Cit.(81)
38
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data utama yang digunakan
sebagai acuan dalam sebuah penelitian. Metode pengumpulan data
primer dilakukan dengan wawancara mendalam dengan dengan nara
sumber dan melakukan pengamatan pada perusahaan yang menjadi
obyek penelitian. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua
orang, melibatkan seorang yang ingin memperoleh informasi dari
seorang
lainnya
dengan
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
berdasarkan tujuan tertentu.
Penulis melakukan wawancara secara tatap muka dalam suasana
informal maupun formal dengan informan baik terstruktur maupun
tidak terstruktur. Jenis wawancara yang digunakan penulis adalah
wawancara terbuka (overt), karena subjek penelitian mengetahui bahwa
mereka sedang diwawancarai dan apa tujuan wawancara tersebut.
b. Data Sekunder
Data sekunder juga dipakai oleh penulis dalam penelitian ini
untuk mendukung data primer sehingga sifatnya sebagi sumber
informasi pelengkap. Data yang dimaksud adalah jadi yang diperoleh
melalui literature kepustakaan berupa buku-buku, surat kabar, company
profile, tulisan di internet, laporan, artikel dan tulisan yang telah
dihasilkan oleh peneliti lain yang relevan dan dapat menunjang
penelitian ini sebagai bahan perbandingan dan unsur penambah
pengetahuan.
39
3.5
Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bentuk strategi
komunikasi pemasaran yang digunakan dalam memasarkan produk bedak
Marcks’ Venus. Adapun Focus Penelitian yang ingin diteliti adalah sebagai
berikut:
1. Strategi Komunikasi Pemasaran, meliputi: Periklanan, Promosi
Penjualan, Direct Selling, Research and Evaluation
3.6
Pengolahan dan Analisa Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan berdasarkan data yang diperoleh
dari wawancara mendalam para nara sumber, maka penelitian ini akan
dideskripsikan dan dijabarkan secara kualitataif yang sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu mengetahui strategi komunikasi pemasaran bedak Marcks’
Venus sebagai Line Extention produk dari bedak Marcks’.
Dalam hal ini data yang dikumpulkan diperoleh dari hasil
wawancara mendalam dengan orang-orang yang berkompeten di dalamnya
melalui teknik pengamatan langsung. Data yang dilakukan menggunakan
teknik Triangulasi data.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.54
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengumpulan data
adalah:55
54
Burhan Bunging. Ragam Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
2003 (97)
40
1.
Penentuan subyek maupun key informan, penelitian menggunakan
pertimbangan snowball sampling (berkembang mengikuti informasi
atau data yang diperlukan), sehingga dapat melibatkan pihak diluar
lokasi penelitian yang dipandang dapat mengerti dan memahami
tentang objek penelitian.
2.
Penelitian
dapat
menggunakan
berbagai
cara
dalam
teknik
pengumpulan data seperti wawancara mendalam, teknik pengamatan
langsung maupun dokumentasi yang juga dapat digunakan sebagai
teknik pengumpulan data penunjang.
3.
Setelah penelitian mendapatkan data yang diperoleh dari hasil
wawancara mendalam, teknik pengamatan langsung di lokasi
penelitian, maka tahap selanjutnya yang akan dilakukan oleh peneliti
adalah data tersebut nantinya akan diproses dan dijabarkan secara
kualitatif berdasarkan tujuan penelitian yang digunakan.
55
Ibid. (98)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sekilas Tentang PT Kimia Farma, tbk
Kimia Farma merupakan perusahaan industri farmasi pertama yang ada
di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1917.
nama Kimia Farma sendiri pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle
Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks
perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, pemerintah
Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi
menjadi PNF Bhineka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus
1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas dan
merubah nama perusahaan menjadi PT Kimia Farma (Persero). Di tahun
2001, tepatnya tanggal 4 Juli 2001, Kimia Farma kembali merubah statusnya
menjadi perusahaan publik dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta serta
Bursa Efek Surabaya.
Kimia Farma merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi
yang
meliputi
Industri,
Pemasaran,
Distribusi,
Ritel,
Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan.
a. Industri
Segmen usahan industri ini dikelola oleh perusahaan induk yang
memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina serta produkproduk turunannya dan minyak nabati. Sebagai tulang punggung industri,
terdapat 5 (lima) fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota di Indonesia.
41
42
Plant Jakarta memproduksi sedian tablet, tablet salut, kapsul, granul, sirup
kering, suspensi/sirup, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Plant ini
merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas
dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri
formulasi ini memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) dan ISO-9002.
Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya,
obat asli Indonesia dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) yang
telah mendapatkan US-FDA (badan pengawas makanan dan obat-obatab
Amerika Serikat) Aprroval. Plant Bandung juga memproduksi tablet,
sirup, serbuk dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Plant ini
telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan
ISO-9002.
Plant Semarang mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak, minyak
nabati dan kosmetika (bedak). Plant ini telah menerapkan sistem
manajemen mutu ISO-9001 serta telah mendapatkan sertifikat CPOB dan
US-FDA Approval.
Plant Watudakon Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang
mengelola tambang yodium di Indonesia dan telah mendapatkan sertifikat
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) serta ISO-9002 dan ISO 14001.
plant Watudakon memproduksi yodium dan garam-garamnya, bahan baku
ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat
penambah darah, serta kapsul lunak “yodiol” yang merupakan obat pilihan
untuk pencegahan gondok. Plant ini juga memiliki fasilitas produksi
43
formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan cairan
obat luar dan dalam.
Plant Tanjung Morawa, Medan, Sumatera Utara ini ditujukanuntuk
memasok kebutuhan obat di wilayah Sumatera. Produk-produk yang
dihasilkan oleh plant ini seperti sediaan tablet, krim dan kapsul. Plant ini
sudah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
Seluruh Plant Kimia Farma, kecuali Plant Watudakon, telah mendapatkan
rating “A” untuk sertifikasi dari Badan POM.
a. Riset dan Pengembangan
Pengembang dan penciptaan produk-produk baru Kimia Farma,
dilakukan oleh sebuah unit khusus, yaitu unit Rist dan Pengembangan
(Risbang). Untuk menunjang kinerja unit ini, Kimia Farma melengkapinya
dengan Laboratorium ekstrak bahan baku alam dan kebun percobaan. Unit
ini juga melakukan penelitian formulasi, baik untuk sediaan modern
maupun herbal medicine, sintesa kimia sederhana dan analisis tanaman
pohon.
b. Pemasaran
Dalam memasarkan produk-produknya, Kimia Farma tidak hanya
melakukan di dalam negeri saja, namun juga melakukan ekspor guna
memenuhi permintaan obat-obat ethical, generik dan OTC, khususnya di
Asia, Eropa dan Afrika.
Didukung
oleh
lebih
kurang
336
orang
Medical
Sales
Representatives yang tersebar di seluruh Indonesia, Kimia Farma dapat
menjaring lebih dari 21.800 orang dokter, 276 buah rumah sakit serta
9.020 unit apotik.
44
c. Distribusi
Unit distribusi dipresentasikan oleh anak perusahaan PT Kimia
Farma Trading & Distribution yang didirikan pada tanggal 4 Jnauari 2003
dan berperan penting dalam upaya peningkatan penjualan produk-produk
perseroan.
Saat ini jumlah cabang yang dimiliki 41, jumlah outlet yang
dilayani tahun 2006 sebanyak 21.364 outlet dengan tenaga salesman
sejumlah 284 orang.
Selain itu guna melakukan penambahan muatan distribusi, PT
KFTD juga bertindak sebagai agen diantaranya: PT Merapi (infus), PT
Tirta Santana (kasa elastis), PT Duta Kaizar, PT Mahakam Betafarma, PT
Biofarma dan PT Reddis Papua.
d. Ritel/Apotek
PT Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan yang mengelola kegiatan
usaha ritel melalui pengoperasian apotek milik perusahaanmaupun apotek
kerjasama operasi yang secara keseluruhan saat ini berjumlah 328 apotek.
Pembentukan PT Kimia Farma Apotek bertujuan untuk lebih fokusnya
perseroan dalam menggarappasar apotek yang cukup menjanjikan di tanah
air. Perusahaan ini dibentuk pada tanggal 4 Januari 2003 melalui
mekanisme keputusan para pemegang saham yang melaksanakan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB). PT Kimia Farma
Apotek ini memfokuskan diri pada penanganan apotek dan bisnis ritel.
e. Klinik dan Laboratorium Klinik
Sebagai perwujudan paradigma baru Perseroan menjadi perusahaan
pelayanan kesehatan, maka perseroan mengembangkan kegiatan usaha
45
baru berupa layanan klinik dan laboratorium klinik. Adapun layanan yang
diberikan yaitu: Jasa layanan pemerikasaan laboratorium klinik sebagai
penunjang diagnosa seperti pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up),
serta konsultasi dan pemelihaeaan kesehatan.
Usaha klinik merupakan portofolio bisnis PT Kimia Farma (Persero) Tbk
yang sudah berkembang sejak tahun 2005.pada tahun 2006 telah berdiri
klinik yang memiliki dokter spesialis, yaitu KF di Hotel Sultan, yang
menyediakan fasilitas dokter spesialis Neuro, Internis, Dokter Anak, THT,
Kulit dan Bedah Umum.
Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa produk yang dihasilkan oleh
Kimia Farma terdiri dari 3 jenis produk yakni: ethical product, OTC product
dan generic. Bedak Marcks’ Venus sendiri merupakan salah satu jenis OTC
produk kategori kosmetik.
4.1 Hasil Penelitian
Pada Bab IV ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian berupa
strategi komunikasi pemasaran untuk produk kosmetik baru Kimia Farma
yakni bedak Marcks’ Venus yang merupakan produk Line Extension dari
produk kosmetik sebelumnya yakni bedak Marcks’. Seperti halnya yang telah
dijelaskan pada Bab III bahwa dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data yaitu Indepth Interview atau wawancara mendalam dengan
nara sumber PT Kimia Farma yang berhubungan dengan penyusunan strategi
komunikasi pemasaran bedak Marcks’ Venus yakni Bapak Aca Setiawan
selaku Marketing Manager OTC Product dan Ibu Eva Fairus selaku Product
Manager bedak Marcks’ Venus. Hasil penelitian ini akan dijabarkan secara
46
sistematis dengan menguraikan setiap kategori yang ada di dalam focus
penelitian. Sistematika penguraian hasil penelitian yang disusun sebagai
berikut:
4.1.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT bedak Marcks’ Venus yang diperoleh penulis
berdasarkan hasil wawancara dengan para nara sumber Kimia Farma
antara lain sebagai berikut:
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Eva Fairus selaku Product
Manager bedak Marcks’ Venus mengenai kekuatan (strength) dari
bedak Marcks’ Venus adalah sebagai berikut:
“...kalau bicara kelebihan dari produk bedak Marcks’ Venus maka
kita bisa bilang terletak pada penggunaan nama Marcks’ karena
bedak Marcks sudah berada di pasaran selama puluhan tahun dan
dipercaya untuk merawat kulit wajah, bahkan dokter kulit
merekomendasikan untuk menggunakan bedak Marcks’. Selain nama
besar Marcks’, komposisi dasar bedak Marcks’ Venus sama dengan
bedak Marcks’ dengan penyempurnaan. Produk ini (Marcks’ Venus)
dibuat memang untuk menyempurnakan apa yang sudah diperoleh
bedak pendahulunya agar dapat menjangkau konsumen yang belum
dijangkau oleh bedak Marcks’.”
Berdasarkan data wawancara dengan Ibu Eva Firus, dapat dikatakan
bahwa kekuatan dari bedak Marcks’ Venus ini adalah kepercayaan
serta loyalitas dari pengguna bedak Marcks’ serta penyempurnaan
komposisi pada bedak Marcks’ Venus.
47
Weakness (kelemahan), yang menjadi kelemahan dari produk bedak
Marcks’ Venus menurut Bapak Aca Setiawan Marketing Manager
OTC Product adalah sebagai berikut:
“....hmm, kita akan selalu bilang bahwa produk kita adalah yang
terbaik, masa orang jualan bilang bahwa produk yang dijualnya gak
bagus, gak mungkin kan. Menurut kita secara produk kita tidak ada
karena produk ini penyempurnaan dari produk pendahulunya yang
sudah terbukti kualitasnya. Tapi kalau dilihat dari segi awareness
yang masih rendah, maka itu bisa dibilang sebagai kendala kita. Tapi
untuk meningkatkan awareness dari konsumen, kita terbentur pada
budget promosi yang tidak besar...”
Dari wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa kendala yang
dihadapi bedak Marcks’ Venus yakni awareness yang masih rendah
serta budget promosi yang tidak besar.
Opportunities (kesempatan) atau peluang dari bedak Marcks’ Venus
menurut Bapak Aca Setiawan adalah sebagai berikut:
“...potensi pasar kosmetik masih terbuka luas karena trend
penggunaan kosmetik saat ini lebih ke arah cosmedics atau kosmetik
perawatan. Nah bedak pendahulu kita yakni bedak Marcks’ sudah
terbukti kualitasnya untuk merawat kulit wajah. Kebutuhan terhadap
produk perawatan wajah sangat utama bagi wanita, mereka tidak
hanya ingin tampil cantik tetapi kulit wajah mereka bisa terawat...”
Dari kutipan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
peluang bedak Marcks’ Venus adalah potensi pasar yang masih
terbuka luas untuk kosmetik karena perubahan trend penggunaannya.
48
Threath (ancaman) yaitu persaingan di kategori bedak yang semakin
banyak dan strategi komunikasi pemasaran yang kompetitor lakukan
semakin agresif, sesuai dengan penuturan Bapak Aca Setiawan dan
Ibu Eva Fairus seperti di bawah ini:
“Kalau kita bicara mengenai ancaman-ancaman, sekarang ini banyak
produk-produk pesaing seperti Caring, Revlon, Pigeon, Sariayu dan
lainnya. Mereka sangat gencar mempromosikan produknya baik
dengan beriklan maupun kegiatan roadhow, karenanya kita harus jeli
dan pintar mencari celah untuk mempromosikan produk kita.”
Berdasarkan kutipan tersebut persaingan di kategori bedak perawatan
sangatlah gencar dan ketat dimana pasar didominasi oleh produk
Caring.
Berdasarkan dari keseluruhan hasil wawancara mengenai analisis
SWOT dengan bapak Aca Setiawan dan Ibu Eva Fairus dapat
disimpulkan bahwa untuk lebih meningkatkan awareness serta
penjualan bedak Marcks’ Venus perlu mempertahankan dan
meningkatkan kepercayaan yang sudah terbentuk di masyarakat,
meminimize kelemahan dengan memaksimalkan kondisi budget yang
ada untuk memperoleh awareness yang lebih tinggi, memanfaatkan
potensi pasar yang masih terbuka luas untuk meningkatkan awareness
serta penjualan bedak Marcks’ Venus, mencari strategi-strategi
komunikasi pemasaran yang unik dari para pesaing untuk merebut
pangsa pasar.
49
4.1.2 Tujuan Strategi Komunikasi Pemasaran
Dalam penyusunan rencana strategi komunikasi pemasaran pasti tidak
luput dari tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan strategi
komunikasi pemasaran tersebut, seperti yang Bapak Aca Setiawan
sampaikan berikut:
“Kalau kita bicara tujuan dari strategi komunikasi pemasaran adalah
ingin meningkatkan awareness konsumen terhadap bedak Marcks’
Venus. Selama ini konsumen mengenal produk sebelumnya yakni
bedak Marcks, untuk itu kita perlu lebih memperkenalkan sekaligus
menciptakan loyalitas kepada bedak Marcks Venus seperti dengan
produk sebelumnya. Pada akhirnya semua itu bertujuan untuk
meningkatkan penjualan produk bedak Marcks’ Venus ini.”
Apabila dilihat dari kutipan diatas, tujuan yang diinginkan oleh bedak
Marcks’ Venus dilihat dari strategi komunikasi pemasarannya
dititikberatkan
untuk
lebih
mengenalkan
produk
sekaligus
menciptakan loyalitas terhadap bedak Marcks Venus kepada
konsumen sekaligus meningkatkan sales produk itu sendiri.
Loyalitas yang ingin diciptakan terhadap bedak Marks Venus dilihat
dari loyalitas yang terjadi pada produk sebelumnya yakni bedak
Marcks.
4.1.3 Segmentation, Targeting and Positioning
Dalam mewujudkan tujuan dari strategi komunikasi pemasaran
bedak Marcks’ Venus menurut Bapak Aca Setiawan juga harus
diketahui STP (segmentation, targeting dan positioning) dari produk
bedak Marcks’ Venus itu sendiri agar strategi komunikasi yang dibuat
50
dapat efektif dengan sasaran konsumen yang ingin dituju. Adapun
STP tersebut seperti yang dijelaskan beliau berikut ini:
“Jika kita bicara segmentation, positioning dan target market,
pertama-tama kita akan membahas segmentasi bedak Marcks’ Venus
ini. Bedak Marcks’ Venus mempunyai segmentasi yang luas, dimana
di seluruh pelosok Indonesia bisa ditemukan bedak Marcks’ Venus
sehingga semua wanita Indonesia baik remaja maupun dewasa bisa
mendapatkan produk ini.”
“Sedangkan kalau kita bicara positioning dari bedak Marcks’ Venus
itu sendiri yaitu Total Beauty Protection, karena bedak ini mempunyai
kandungan yang dapat merawat sekaligus mempercantik wajah.
Bedak Marcks’ Venus terdiri dari 4 varian yakni loose powder
activer, loose powder dynamic, compact powder dan two way cake
dimana masing-masing varian tersebut mempunyai pilihan warna
sesuai dengan warna kulit. Jadi konsumen dapat dengan bebas
memilih varian bedak yang sesuai dengan dirinya.”
“Nah kalau kita bicara target market dari bedak Marcks’ Venus ini
yakni dibagi 2 kelompok. Untuk bedak Marcks’ Venus varian loose
powde activer,loose powder dynamic, dan compact powder target
marketnya wanita, usia 15 – 35 tahun, SES B - C class, sedangkan
untuk varian two way cake target marketnya wanita aktif (mahasiswa,
pegawai), usia 20 - 45 tahun, SES A – B. Penjualan bedak Marcks’
Venus ini menjangkau seluruh Indonesia karena channel penjualan
terbesarnya melalui jaringan apotek Kimia Farma yang tersebar di
seluruh Indonesia, selain itu melalui modern market dan drug store.”
Dilihat dari kutipan Bapak Aca Setiawan diatas
mengenai
Segmentation, Targeting and Positioning bedak Marcks’ Venus, dapat
ditarik kesimpulan bahwa bedak Marcks’ Venus adalah bedak
51
perawatan wajah dengan varian yang sesuai dengan kebutuhan untuk
semua kalangan wanita aktif dan dinamis baik remaja maupun dewasa
serta bisa diperoleh melalui modern market, drug store dan juga
jaringan apotek Kimia Farma di seluruh Indonesia.
4.1.4 Strategi Komunikasi Pemasaran
Di dalam melaksanakan kegiatan promosi ini, produk yang
dipasarkan harus diperhitungkan dengan teliti dalam menentukan
jumlah segmen pasar yang dituju. Pasar yang dimaksud adalah pasar
konsumen,
karena
konsumen
memanfaatkan
produk
untuk
kepentingannya sendiri sesuai dengan kebutuhannya. Pelaksanaan
kegiatan promosi ini banyak memerlukan dana, tenaga pikiran dan
pengorbanan lainnya. Sehingga apabila kegiatan promosi ini tidak
berhasil maka pengorbanan itu akan sia-sia saja, juga berakibat
merugikan perusahaan itu sendiri.
Untuk pelaksanakan kegiatan komunikasi dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Periklanan sangatlah penting untuk meningkatkan awareness
sekaligus mendukung peningkatan penjualan terhadap bedak Marcks’
Venus itu sendiri, seperti yang diungkapkan Ibu Eva Fairus:
“Karena produk yang kita jual adalah produk kosmetik, maka kita
harus menarik perhatian konsumen secara visual agar mereka ngeh
dengan produk ini. Nah dalam melakukan kampanye periklanan,
bedak Marcks’ Venus melakukan periklanan melalui above dan below
the line.”
52
“Ada beberapa media yang kita pergunakan untuk mengiklankan
bedak Marcks’ Venus yaitu media cetak (tabloid, surat kabar,
majalah), untuk tabloid, saya sering memuat iklan bedak Marcks’
Venus pada tabloid yang berkisar wanita, misalnya tabloid Nova dan
untuk majalahnya yakni majalah wanita, misalnya majalah Femina.
Kita juga sering kerjasama dengan beberapa majalah dimana saya
mendapat konpensasi untuk menayangkan materi iklan bedak Marcks’
Venus, misalnya dengan majalah Chic. Karena budget promosi kita
tidak besar, maka kita sangat selektif memilih media untuk beriklan.”
“Untuk beriklan di media elektronik seperti televisi, biasanya kita
hanya menggunakan 2 atau 3 stasiun tv dengan rating tertinggi
menurut AC Nielson antara lain Trans TV, RCTI & TPI. Ya itu
kembali lagi soal budget promosi yang kecil, kita juga sering
sponsorship dengan acara tv misalnya dengan program KDI. Dengan
sponsorship atau kerjasama dengan media, bisa menghemat biaya
iklan. Sedangkan untuk radio, kita tidak mengkhususkan beriklan
melalui media ini, biasanya ya seperti yang lain, ada yang
menawarkan kerjasama pemasangan radio com, baru kita buat
materinya. Kalau untuk beriklan di media cetak maupun elektronik,
kita memang punya budget untuk itu semua tetapi sangat kecil.
Selebihnya biasanya kerjasama dengan media-media.”
Dari kutipan diatas bisa disimpulkan bahwa kegiatan periklanan above
the line bedak Marcks’ Venus tidak terlalu padat dikarenakan budget
promosi yang sedikit, tetapi terbantu dengan adanya kerjasama dengan
media baik media cetak maupun elektronik.
Walau dengan budget yang terbatas, pihak Kimia Farma sangat
selektif dalam pemilihan media yang akan digunakan. Biasanya
mereka mengacu pada hasil rating tertinggi untuk media berdasarkan
53
penelitian AC Nielson. Dengan demikian diharapkan dapat mencapai
hasil yang maksimal dengan budget minim.
Selain beriklan melalui media above the line, bedak Marcks’ Venus
juga beriklan melalui outdoor advertising seperti yang diungkapkan
Ibu Eva Fairus berikut:
“Selain beriklan melalui above the line, bedak Marcks’ Venus juga
beriklan melalui outdoor advertising. Misalnya pemasangan window
sticker di outlet Health Store Kimia Farma, pemasangan sticker di
mobil dinas Kimia Farma bagian promosi Marcks’ Venus,
pemasangan POS Material di jaringan apotek Kimia Farma seluruh
Indonesia.”
Dalam pembuatan materi iklan untuk bedak Marcks’ Venus dibantu
oleh pihak ketiga. Seperti yang diungkapkan Ibu Eva Fairus berikut:
“Untuk pembuatan konsep periklanan sampai pelaksanaan, kita
dibantu oleh Qsinergi. Qsinergi disini bertindak sebagai brand
agencynya Marcks’ Venus. Jadi semua konsep, pembuatan sampai
pelaksanaan kegiatan promosi dan strategi komunikasi pemasaran
semuanya dikerjakan oleh Qsinergi berdampingan dengan kita.”
Dari kutipan tersebut, ternyata dalam melakukan strategi komunikasi
pemasaran untuk bedak Marcks’ Venus mulai dari konsep sampai
dengan pelaksanaan dibantu oleh pihak ketiga yakni Qsinergi.
Promosi penjualan juga merupakan salah satu unsur dalam
mensukseskan tujuan dari strategi komunikasi pemasaran untuk bedak
Marcks’ Venus. Dengan adanya promosi penjualan diharapkan
54
terjadinya pengaruh kenaikan jumlah pembelian untuk bedak Marcks’
Venus. Seperti halnya yang dikatakan ibu Eva Fairus tentang promosi
penjualan di bawah ini
“Karena produk ini masih tergolong produk baru, maka kita sering
mengadakan promosi penjualan dengan cara roadshow, baik itu
roadshow mal to mal atau outlet to outlet. Roadshow ini dilakukan
tidak hanya di Jakarta saja tetapi sampai daerah di luar pulau Jawa.
Beberapa daerah yang biasanya kita adakan roadshow antara lain
Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bandung, Sumatera,
Sulawesi dan Kalimantan. Pemilihan daerah ini dilihat dari laporan
penjualan masing-masing outlet di daerah tersebut.
Dengan adanya roadshow membantu kita untuk lebih dekat dengan
konsumen sekaligus bisa memberikan pengenalan mengenai produk
sekaligus edukasi langsung tentang benefit bedak Marcks’ Venus
kepada konsumen.”
“Sedangkan kalau untuk para penjual biasanya kita memberikan
potongan pembelian untuk pesanan dalam jumlah tertentu. Dan untuk
para salesmen, kita berikan insentif untuk mereka yang bisa menjual
bedak Marcks’ Venus sesuai dengan target penjualan. Kita lebih
gencar melakukan promosi penjualan dengan cara roadshow.”
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa bedak Marcks’ Venus
melakukan strategi pemasarannya lebih dititikberatkan pada consumer
promo, karena efek penjualan dapat dirasakan langsung. Pemilihan
tempat promosi dilakukan berdasarkan hasil penjualan outlet di
masing-masing daerah, data tersebut menjadi acuan untuk menemukan
titik yang potensial dalam melaksanakan promosi tersebut.
55
Humas dan Publikasi sebagai salah satu elemen dalam strategi
komunikasi pemasaran bedak Marcks’ Venus. Kegiatan humas dan
publikasi ini biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan promosi
penjualan
produk,
misalnya
trade
gathering.
Seperti
yang
diungkapkan ibu Eva Fairus:
“Biasanya kegiatan humas dan publikasi kita buat bersamaan dengan
kegiatan promosi penjualan, seperti yang kamu tahu Na budget
promosi kita kan sedikit jadi mesti pintar-pintar mencari strategi agar
semuanya bisa terlaksana. Contoh kegiatan humas dan publikasi yang
pernah kita lakukan antara lain trade gathering, di kegiatan itu kita
undang pada trader untuk memperkenalkan produk kita bedak
Marcks’ Venus sekaligus membujuk mereka untuk menjadi distributor
produk kita. Ada juga menjadi sponsor untuk kegiatan yang
bertemakan kecantikan atau wanita.”
Dari kutipan diatas, bisa disimpulkan bahwa kegiatan humas dan
publikasi biasanya dilakukan berbarengan dengan kegiatan promosi
untuk menghemat biaya promosi.
Unsur lainnya dalam strategi komunikasi pemasaran yang tidak
kalah penting adalah Personal and Direct Selling. Dengan adanya
Personal and Direct Selling diharapkan agar keberadaan bedak
Marcks’ Venus dapat diterima konsumen, sekaligus bisa mengetahui
langsung
respon
konsumen
terhadap
produk.
Seperti
yang
diungkapkan ibu Eva Fairus berikut:
“Kegiatan Personal and Direct Selling yang biasa kita lakukan
menempatkan para SPG kita di beberapa outlet yang kita anggap
potensial penjualannya. Dari 500 outlet yang kita punya, biasanya
56
kita hanya gunakan Para SPG itu kita training terlebih dahulu
mengenai produk knowledge agar mereka bisa melakukan pendekatan
persuasif kepada konsumen. Selain menempatkan mereka pada titiktitik outlet yang potensial, biasanya kita juga libatkan para SPG
tersebut dalam kegiatan roadshow kita. Baik itu roadshow mal to mal
atau outlet to outlet.”
“Selain ditempatkan pada outlet mitra, kita sebenarnya bisa
menempatkan mereka pada jaringan apotik Kimia Farma. Kimia
Farma mempunyai 423 jaringan apotek di seluruh Indonesia dan
produk bedak Marcks Venus tersedia di sana, tetapi ada beberapa
hambatan yang menyebabkan kita tidak menempatkan para SPG di
sana. Kalau dilihat jumlah jaringan apotek Kimia Farma, mestinya
kita bisa dengan mudah meningkatkan penjualan karena jalur
distribusi tersebut yang lebih
pendistribusian
produk
ke
dari para kompetitor, tetapi
masing-masing
apotek
itu
belum
maksimal.”
“ Sering terjadi kekosongan stock produk di outlet maupun jaringan
apotek, hal ini disebabkan kurang koordinasi antara pihak outlet,
apotek dan distributor. Ini marukan kendala terbesar kita, karena jika
sering terjadi stock kosong, maka hal tersebut dapat menyebabkan
kompetitor menggunakan kesempatan tersebut untuk masuk.”
Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa SPG menjadi ujung tombak
penjualan karena langsung berhadapan dengan konsumen, oleh karena
itu pelatihan product knowledge untuk mereka sangat diperlukan.
Tetapi jika tenaga SPG sudah sangat terlatih tersebut menghadapi
kendala stock kosong di lapangan sangat disayangkan, karena
menghambat mereka untuk berjualan. Seharusnya pihak Kimia Farma
harus lebih bisa meningkatkan koordinasi dengan semua divisi yang
berhubungan dengan kelancaran penjualan.
57
Riset dan evaluasi adalah hal yang penting dalam penyusunan
strategi komunikasi pemasaran untuk kedepannya, Riset dan evaluai
juga sangat penting untuk mengetahui seberapa besar startegi
komunikasi pemasaran tersebut berhasil dijalankan. Karena dari riset
dan evaluasi bisa diketahui posisi dari produk di pasar bahkan dengan
tujuan lainnya adalah untuk melakukan perbaikan perbaikan diri agar
lebih baik lagi ke depannya. Tetapi untuk riset dan evaluasi ini, bedak
Marcks’ Venus melakukan sendiri tanpa menggunakan jasa dari
lembaga riset, seperti yang diungkapkan Ibu Eva Fairus berikut:
“..Kalau kita bicara research ya , kita biasanya riset sendiri.
Biasanya data itu kita kumpulkan dari para SPG yang kita punya
yang tersebar di beberapa titik, sedangkan evaluasi biasanya kita
lihat dari hasil penjualan tiap bulannya, apa ada kenaikan atau
penurunan ..memang hasil riset dan evaluasi yang kita lakukan tidak
akan sebagus dan seakurat kalau kita menggunakan jasa lembaga
riset…permasalahannya ya kembali lagi Na, soal budget”
“Tapi dari hasil yang tadi saya bilang sudah cukup bagi kita untuk
menggambarkan situasi di pasaran dan membantu kita untuk
membenahi atau memperbaiki strategi komunikasi pemasaran kita”
Riset dan evaluasi sangatlah penting dalam suatu perusahaan,
karena dengan riset dan evaluasi itu, bedak Marcks’ Venus mampu
mengembangkan strategi komunikasi pemasaran dengan tepat dan
benar. Karena pada dasarnya tujuan utama dari dilaksanakannya
strategi komunikasi pemasaran yang baik dan benar dan terencana
adalah untuk meningkatkan penjualan dari pada produk bedak itu
sendiri.
58
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Aca Setiawan
dan Ibu Eva Fairus mengenai strategi komunikasi pemasaran bedak
Marcks’ Venus dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan kendala
budget untuk mengadakan kegiatan promosi terbatas tetapi mereka
tetap berusaha maksimal untuk melaksanakan seluruh unsur strategi
komunikasi pemasaran yang dibuat dengan budget yang ada agar bisa
mencapai tujuan dari strategi komunikasi pemasaran itu meningkatkan
awareness, menciptakan loyalitas serta meningkatkan penjualan bedak
Marcks’ Venus.
4.2 Pembahasan
Sebagai produk baru bedak Marcks’ Venus berupaya mengkomunikasi
dirinya melalui serangkaian promosi yang bertujuan untuk mendapatkan
konsumen yang menggunakan bedak Marcks‘ Venus sebanyak-banyaknya.
Produk ini diluncurkan sebagai Line Extension dari brand sebelumnya yakni
bedak Marcks’, karena tujuan peluncuran produk baru ini untuk menjangkau
target market yang belum terjamah dari produk sebelumnya. Untuk
mendukung peluncuran produk baru ini maka nama brand lama tetap
digunakan mendampingi nama brand baru dengan tujuan memberikan
kemudahan mengenalkan produk dengan konsumen. Produk sebelumnya
sudah mendapatkan kepercayaan dari konsumen sebagai bedak dasar
perawatan wajah, dengan image yang sudah terbentuk itu dapat membantu
mengenalkan produk baru yang merupakan penyempurnaan dari produk
sebelumnya.
59
Strategi komunikasi pemasaran bedak Marcks’ Venus yaitu denan
membuat serangkaian kegiatan promosi yang berkesinambungan untuk
mencapai tujuan dari strategi komunikasi pemasaran itu sendiri yakni
mendapatkan awareness dengan cara mengedukasi konsumen mengenai
benefit bedak Marcks’ Venus, menciptakan loyalitas sekaligus dapat
meningkatkan penjualan.
Mulai dari beriklan di media elektronik, media cetak ataupun media
luar ruang yang dilakukan berdasarkan rekomendasi dari hasil riset. Hal
tersebut cukup efektif melihat keterbatasan budget promosi yang dimiliki,
walau dengan budget minim tetapi dengan selektif memilih media yang tepat
untuk beriklan dapat memberikan dampak yang maksimal.
Kegiatan roadshow mall to mall dan outlet to outlet yang dilakukan
dapat membantu meningkatkan awareness konsumen secara langsung.
Pemilihan mal ataupun outlet yang akan diikutsertakan dalam kegiatan
roadshow berdasarkan pada hasil penjualan di masing-masing daerah.
Dengan data penjualan tersebut dapat terbaca karakteristik konsumen yang
potensial sehingga dapat memudahkan menjalankan program komunikasi
pemasaran yang akan dilakukan Kegiatan roadshow tersebut dirasakan paling
besar perannya untuk mengedukasi konsumen secara langsung sekaligus
dapat mendorong terjadinya penjualan langsung juga.
Dalam menyusun strategi komunikasi pemasaran bedak Marcks’ Venus
kepada konsumen, sebelumnya pihak Kimia Farma berusaha mengenali
karakteristik produk dengan menggunakan analisa SWOT (Strenght,
Weakness, Opportunitie and Threat), juga mengenai segmentasi serta
positioning dari bedak Marcks’ Venus itu sendiri. Penentuan target market
60
yang sesuai dengan karakteristik produk dapat membantu penentuan strategi
komunikasi pemasaran yang sesuai.
Untuk mendukung pengimplementasian serta pelaksanaan semua
strategi komunikasi pemasaran bedak Marcks’ Venus, pihak Kimia Farma
dibantu oleh pihak ketiga yaitu Qsinergi yang bertindak sebagi Brand Agency
Marcks’ Venus. Qsinergi bertanggung jawab mengenai konsep periklanan
sampai pelaksanaan keseluruhan strategi komunikasi pemasaran.
Dalam usaha mengenalkan produk baru bedak Marcks’ Venus kepada
masyarakat sekaligus mencapai tujuan strategi komunikasi pemasaran yaitu
meningkatkan awareness serta penjualan, Kimia Farma benar-benar
menyiapkan strategi komunikasi pemasaran yang terencana dan matang,
tetapi dalam pelaksanaannya sering sekali terjadi suatu hambatan, misalnya
karena Kimia Farma adalah perusahaan BUMN, birokrasi perusahaan yang
membutuhkan waktu lama untuk menyetujui suatu strategi komunikasi
pemasaran, sering kali membuat jalannya pelaksanaan strategi itu terlambat
dilaksanakan dan hal itu menyebabkan selalu tertinggal langkah oleh para
kompetitornya.
Selain itu persoalan budget promosi yang sedikit juga menyebababkan
terbatasnya gerakan untuk melaksanakan semua kegiatan promosi, misalnya
untuk penayangan materi iklan di media baik itu media elektronik, cetak
maupun luar ruang tidak bisa terlaksana maksimal karena sangat terbatasnya
budget promosinya. Karenanya mereka sangat selektif dalam penentuan
pelaksanaan strategi komunikasi pemasarannya agar bisa maksimal hasil yang
mereka dapat dengan budget yang terbatas tersebut. Selain masalah biaya
promosi yang sedikit, masalah lainnya yakni masalah distribusi produk bedak
61
Marcks’ Venus ke seluruh jaringan apotik Kimia Farma, drug store ataupun
modern market yang sering kosong, kurang optimal menggunakan jaringan
distribusi yang ada sebagai sarana penjualan dan promosi.
Dengan adanya berbagai hambatan dalam pelaksanaan strategi
komunikasi pemasaran tersebut, Kimia Farma harus membuat perbaikanperbaikan di segala aspek bidang, misalnya kesiapan produk untuk disebarkan
ke semua jalur distribusi yang ada, memaksimalkan jalur distribusi tersebut
untuk meningkatkan promosi serta penjualan.
Perbaikan-perbaikan terhadap kendala yang ada harus terus dilakukan
guna memperkecil kendala dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran
untuk bedak Marcks’ Venus di masa mendatang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sebagai penutup dari penyusunan skripsi ini, penulis akan
membarikan kesimpulan dan saran-saran sesuai dengan apa yang diuraikan
pada bab-bab terdahulu dan berdasarkan pada hasil penelitian yang ada, maka
kesimpulan yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Dibutuhkan stategi yang tepat dalam menyikapi persaingan yang makin
ketat.
Banyaknya
celah
di
pasaran
bisa
dimanfaatkan
untuk
mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap para nara sumber
dengan melakukan wawancara yang mendalam atau indept interview dan
mengumpulkan data data tertulis dari dokumen perusahaan maka dapat
disimpulkan
sebagai
berikut,
bahwa
dalam
pelaksanaan
strategi
komunikasi pemasaran bedak Marcks’ Venus mempunyai tujuan utama
yaitu untuk meningkatkan awareness terhadap produk sekaligus penjualan.
3. Dalam mewujudkan tujuan tersebut bedak Marcks’ Venus melakukan
berbagai macam cara dilakukan dalam mewujudkan suatu strategi
komunikasi
pemasaran
yang
bagus.
Dalam
menentukan
strategi
komunikasi pemasaran yang tepat, bedak Marcks’ Venus melakukan
analisa terlebih dahulu dengan menggunakan SWOT analyst.
4. Dari
analisa
tersebut
bedak
Marcks’
Venus
dapat
menetapkan
segmentation, target market dan positioning bedak Marcks’ Venus itu
62
63
sendiri. Dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran bedak Marcks’
Venus semuanya dilakukan secara maksimal dengan rencana yang sama.
5. Dalam mengkomunikasikan produk bedak Marcks’ Venus, digunakan
elemen komunikasi pemasaran terpadu yaitu periklanan, promosi
penjualan, humas dan publikasi, personal selling dan direct selling dalam
menunjang terlaksananya strategi komunikasi pemasaran ini.
6. Bedak Marcks’ Venus menggunakan beberapa media untuk materi
iklannya yaitu media cetak, media elektronik dan media luar ruang.
Sedangkan
untuk
promosi
penjualannya,
bedak
Marcks’
Venus
menggunakan 3 cara yaitu dengan melakukan trade promotion, consumer
promotion dan incentive kepada para sales force.
7. Dalam hal ini bedak Marcks’ Venus lebih cenderung menggunakan
consumer promo sebagai strategi pemasarannya, karena consumer promo
lebih efektif dan lebih mengena kepada para konsumen, mereka bisa
merasakan langsung benefit bedak Marcks’ Venus dalam usaha
meningkatkan penjualan.
8. Dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran, bedak Marcks’ Venus
tentunya tidak luput oleh hambatan hambatan, misalnya kecilnya budget
promosi sehingga beberapa kegiatan promosi tidak dilaksanakan secara
maksimal, kurang maksimalnya penggunaan jalur distribusi melalui apotek
yang tersebar di seluruh Indonesi untuk promosi dan meningkatkan
penjualan. Tetapi hambatan hambatan tersebut bukan menjadikan bedak
Marcks’ Venus berkecil hati tetapi dengan adanya hambatan hambatan
tersebut bedak Marcks’ Venus berusaha melakukan perbaikan perbaikan
guna mewujudkan strategi komunikasi pemasaran yang lebih baik di
64
periode mendatang, perbaikan perbaikan tersebut misalnya dengan lebih
mengoptimalkan budget yang terbatas dengan kegiatan-kegiatan promosi
yang lebih baik serta memaksimalkan jalur distribusi yang ada guna
meningkatkan penjualan bedak Marcks’ Venus.
5.2 Saran Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, maka berikut di bawah ini
saran-saran yang dapat dikemukakan penulis dan diharapkan dapat memberi
masukkan untuk bedak Marck Venus:
1.
Sebagai pemain baru dalam kategori kosmetik, seharusnya bedak Marcks
Venus harus lebih inovasi dari produk terdahulunya dan kompetitornya,
karena produk ini diluncurkan untuk menyempurnakan produk sebelumnya.
Penyempurnaan produk ini harus lebih intens dikomunikasikan kepada
konsumen agar mereka mengerti keunggulan produk tersebut.
2.
Pengemasan informasi produk kepada konsumen dibuat lebih variatif dan
lebih sering dikomunikasikan kepada konsumen, baik dalam bentuk iklan,
roadshow, event, SPG. Pendekatan persuasif harus lebih intens dilakukan
karena bisa langsung berinteraksi dengan konsumen dan feedback dapat
segera dirasakan.
3.
Komunikasi antar lini dan divisi bisa dioptimalkan karena dengan komunikasi
yang baik antar lini dan divisi bisa menciptakan kerjasama yang bagus dalam
melaksanakan semua strategi komunikasi pemasaran produk. Dengan adanya
kerjasama yang baik berimbas pada kelancaran pelaksanaan serta peningkatan
penjualan produk.
65
Demikian kesimpulan dan saran saran yang dapat diberikan penulis
pada penelitian ini mengenai bentuk komunikasi pemasaran yang dibuat oleh
bedak Marcks’ Venus yang dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Branan, Tom. Integrated Marketing Communication. Memadukan Upaya
Public Relations, Iklan dan Promosi untuk Membangun Identitas Merek. Jakarta:
Penerbit PPM, 2004
Belch, George E & Michael A. Blech. Introduction to Advertising &
Promotion: A Integrated Marketing Communication Perspective. New Jersey:
Prentice Hall. 3rd Edition, 2003
Bunging, Burhan. Ragam Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta 2003
Fill, Chriss Marketing Communications : framework, theories an
applications, Pretince Hall, 1995
Gregory, Anne, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relation,
Penerbit Erlangga,
Jefkins, Frank. Periklanan E + R, edisi ketiga ,PT Erlangga , Jakarta ,1996
Kasali, Renald. Manajemen Periklanan, Konsep & Aplikasinya. Jakarta:
Edisi ketiga, PT Erlangga,
Kartajaya,
Hermawan.,
Yuswohady.,
Mussry,
Jacky,
Taufik.
Memenangkan Persaingan Dengan Segitiga Positioning-Diferensiasi-Brand.,
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005
Kertajaya, Hermawan, Marketing in Venus, PT Gramedia Pustaka, Jakarta
2003,
Kartajaya,
Hermawan.,
Yuswohady.,
Mussry,
Jacky.,
Taufik.
Memenangkan Persaingan Dengan Segitiga Positioning-Diferensiasi-Brand.
Jakarta, PT.Gramedia Pustaka Utama, 2005,
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian jilid 2, Nortwestern University, Lembaga
Manajemen IMMI, PT Erlangga ,Jakarta 1995
Lupupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktik,
Salemba Empat, Jakarta 2001,
Prisgunanto, Ilham. Komunikasi Pemasaran: Strategi & Taktik. Bogor:
Ghalia Indonesia, 2006
Terence A.Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi
Terpadu Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003, hal 51
Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, ANDI - Yogjakarta, 1997
Rakhmat, Jalaludin. Meteode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1997
Ries, Al., Trout, Jack. Positioning The Battle for Your Mind. Jakarta,P.T.
Salemba Emban Patria, 2002
Shimp, Terence A. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003
Sulaksana, Uyung. Integrated Marketing Communication: Teks dan Kasus.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003
Tata cara dan tata karma periklanan Indonesia, Grafika Dept. RI, Jakarta,
1983
Yin, Prof. Dr. Robert K. Studi Kasus (Desain dan Metode) Manajemen.
PT. Raja Grafindo Persada, 1996
Kotler, Philip Gary Amstrong, Dasar Dasar Pemasaran, Principle of
Marketing, sevent edition, prentice hall, 1996
Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono, Riset Pemasaran, Konsep dan
Aplikasinya dengan SPSS, edisi pertama, 2001, Jakarta, PT Elex Media
Komputindo
Situs:
http://www.swa.co.id/sekunder/kolom/pemasaran/branding
Literature perusahaan:
Annual Report Kimia Farma 2006
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK NARA SUMBER
1. Apa yang melatarbelakangi peluncuran bedak Marcks’ Venus sebagai product
baru?
2. Bagaimana posisi product bedak Marcks’ Venus terhadap existing product
yakni bedak Marcks’?
3. Apa perbedaan bedak Marcks’ Venus dengan bedak Marcks’?
4. Siapa target market bedak Marcks’ Venus?
5. Apa yang membuat bedak Marcks’ Venus berbeda dengan produk
kompetitor?
6. Bagaimana bentuk dan pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran bedak
Marcks’ Venus?
7. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi komunikasi
pemasaran bedak Marcks’ Venus?
Transkrip Wawancara Mendalam dengan Pihak Kimia Farma
Wawancara dengan Bapak Aca Setiawan, Marketing Manager OTC Product PT.
Kimia Farma, tbk serta Ibu Eva Fairus, Product Manager bedak Marcks’ Venus.
Wawancara dilakukan pada tanggal 5 Juli 2007 di kantor Kimia Farma, Jl.
Veteran No. 9 Jakarta Pusat.
Keterangan:
AS
= Aca Setawan
EF
= Eva Fairus
NN
= Peneliti
NN
: Siang mbak Eva, maaf ganggu mbak. Saya mau wawancara seperti yang
sudah dijanjikan kemarin, ada waktu mbak?
EF
: Siang Na, oh iya. Bentar ya saya panggil bapak dulu (Bapak Aca
Setiawan)
NN
: Siang pak
AS
: Siang Na, jadi apa yang kamu mau tahu soal Marcks’ Venus?
NN
: Saya mau tahu mengenai strategi komunikasi pemasaran bedak Marcks’
Venus untuk bahan penelitian skripsi saya. Tapi pertama-tama saya ingin tahu
mengenai latar belakang peluuncuran bedak Marcks’ Venus.
AS
: Ok boleh saja, tapi untuk jawab pertanyaan kamu yang pertama
sepertinya mbak Eva lebih bisa menjelaskan karena dia yang terlibat penuh
mengenai peluncuran bedak Marcks’ Venus.
EF
: Awalnya kita melihat produk bedak yang sudah ada yaitu bedak Marcks’
koq sepertinya sudah jadul banget ya kemasannya, kita ingin repackage gitu biar
kelihatan lebih modern dan konsumen jadi gak malu buat bawanya. Kita coba
lempar ide ganti kemasan Marcks’ ini jadi lebih modern ke konsumen melalui
FGD, ternyata hasil FGD cukup mengejutkan. Konsumen menolak ide untuk ganti
kemasan itu karena buat mereka yang namanya bedak Marcks’ itu ya seperti yang
beredar, kalau ganti kemasan mereka gak mau pakai bedak itu lagi soalnya sudah
tidak familiar. Padahal maksud kita untuk ganti kemasan itu untuk memperluas
jangkauan segmen konsumen, sekarang ini yang ada mereka malu untuk pakai
bedak Marcks karena kemasannya jadul. Tetapi mereka cocok sekali pakai bedak
Marcks’ ini, seringnya mereka mengganti tempat bedaknya dengan yang lain
misalnya tempat bedaknya Clinic tapi isinya bedak Marcks, hahaha.
NN
: Jadi mereka malu ya mbak dengan kemasannya, tapi butuh bedaknya.
EF
: Ya gitulah Na, itu sebabnya kenapa kita ingin mengganti kemasannya
karena ada target market yang belum terjamah bedak Marcks’ tetapi dari hasil
FGD itu sepertinya kita tidak bisa berbuat banyak terhadap produk itu makanya
kita membuat produk baru kategori sama-sama bedak hanya saja secara packaging
dan isinya merupakan penyempurnaan dari produk yang sudah ada. Ya namanya
itu Marcks’ Venus, masih ada nama brand yang sebelumnya sebagai identitas.
NN
: Berarti ada 2 produk di kategori yang sama ya, lalu posisi produk bedak
yang baru terhadap existing produk gimana mbak? Apa tidak terjadi kanibalisasi?
EF
: Memang ada 2 produk dengan kategori yang sama yakni bedak, tapi
posisi bedak Marcks’ Venus terhadap bedak Marcks’ adalah produk penyempurna
dari bedak Marcks’ lebih modern, secara ingridients disempurnakan juga tapi
mempunyai target market yang berbeda. Marcks’ Venus ditujukan untuk wanita
dan remaja SES menengah keatas sedangkan bedak Marcks ditujukan untuk
wanita dan remaja SES menengah ke bawah. Jadi kedua produk bedak itu saling
melengkapi target marketnya.
NN
: Bedanya produk ini dengan kompetitor apa mbak?
EF
: Bedanya bedak Marcks’ Venus dengan kompetitor, bedak ini merupakan
bedak perawatan sekaligus mempercantik wajah karena komposisi dasar bedak ini
sama dengan bedak Marcks yang terkenal dengan bedak perawatan wajahnya.
Saat ini trend kosmetik mengarah kepada trend kosmetik perawatan, konsumen
sekarang ini sudah semakin pintar. Mereka tidak akan memilih sembarangan
kosmetik, mereka memang ingin tampil cantik tapi juga sehat, tidak ada iritasi
saat pemakaian produk kosmetik. Produk bedak Marcks’ kita sudah dikenal
sebagai bedak perawatan, nah tinggal gimana caranya kita kasih tahu ke
konsumen kalau bedak Marcks’ Venus ini punya komposisi dasar yang sama
dengan bedak Marcks’
NN
: Siapa target market bedak Marcks’ Venus?
EF
: Bedak Marcks’ Venus punya 2 series yakni Venus reguler dan two way
cake. Venus reguler terdiri dari 3 kemasan yang berbeda dimana masing-masing
kemasan mempunyai 3 buah pilihan warna yang dapat disesuaikan dengan jenis
kulit masing-masing. Target market Venus reguler yakni wanita, 15-35 tahun,
pelajar, mahasiswi, pekerja muda, SES BC class. Sedangkan Venus Two Way
Cake target marketnya wanita aktif dan dinamis, mahasiswi dan pegawai, usia 20
– 45 tahun, SES AB, varian ini juga terdiri dari 3 buah pilihan warna yang sesuai
dengan jenis kulit masing-masing. Kelebihan Venus Two Way Cake ini sudah
mengandung alas bedak, SPF 18, vitamin E dan anti iritasi.
NN
: Jadi bisa dikatakan bahwa positioning bedak Marcks’ Venus ini sebagai
bedak kecantikan dan perawatan wajah.
EF
: Iya Na, karena kulit wajah yang cantik itu berasal dari kulit wajah yang
sehat.
NN
: Lalu strategi komunikasi pemasaran seperti apa yang dilakukan untuk
memperkenalkan bedak ini ke konsumen?
EF
: Kalau untuk masalah yang satu ini coba kamu ngobrolnya sama bapak,
beliau akan lebih jelas untuk menerangkannya.
AS
: Tujuan komunikasi pemasaran kita yaitu memperkenalkan bedak
Marcks’ Venus ke masyarakat, mengedukasi mereka agar aware dengan bedak ini
sekaligus mencreate penjualan. Strategi komunikasi pemasaran kita untuk
mencapai tujuan itu yakni dengan membuat iklan tentang produk, melakukan
roadshow ke mal dan kampus, personal dan direct selling. Dengan iklan kita coba
membangun awareness terhadap produk, kegiatan lainnya seperti roadshow,
personal dan direct selling dilaksanakan untuk mengedukasi sekaligus
mendapatkan respon langsung dari konsumen mengenai bedak Marcks’ Venus ini.
Kegiatan roadshow kita laksanakan dari mal ke mal dan kampus ke kampus, baik
di Jakarta ataupun keluar kota. Kita menyasar tempat-tempat yang sesuai dengan
target market produk kita. Selain itu kita juga tempatkan SPG-SPG kita di tokotoko terpilih untuk membantu penjualan di sana dengan melakukan pendekatan
langsung ke konsumen, kita lengkapi para SPG kita dengan bekal product
knowledge serta materi pendukung lainnya seperti brosur atau flyer.
NN
: Berarti kegiatan untuk melaksanakan strategi komunikasi pemasan lebih
dititikberatkan pada kegiatan personal selling ya pak?
AS
: Iya na, karena kita masih tahap membangun awareness dengan cara
mengedukasi konsumen maka cara yang tepat kita harus melakukan pendekatan
persuasif secara langsung. Iklan hanya sebagai materi pendukung kegiatan saja.
NN
: Lalu apakah kendala apa saja yang dihadapi selama ini?
AS
: Kendala terbesar kita yaitu minimnya budget untuk melaksanakan
kegiatan komunikasi pemasaran ini, belum lagi karena Kimia Farma adalah
perusahaan BUMN maka selalu terbentur dengan birokrasi perusahaan mengenai
segala keputusan pelaksanaan kegiatan yang biasanya lama sekali prosesnya.
Biasanya karena hal ini kita selalu kecolongan start dengan kompetitor lainnya.
Dengan biaya promosi yang minim ini, kita harus pandai-pandai memilih dan
mensiasati kegiatan komunikasi pemasaran apa yang efektif dan efisien. Ada
kendala lainnya selain yang saya sebut tadi yakni kurang lancarnya jalur distribusi
produk ke pedagang yang menyebabkan stock kosong dan tempat tersebut bisa
saja langsung diambil oleh kompetitor lain. Kimia Farma punya jaringan apotek
yang tersebar di seluruh Indonesia, namun kita belum maksimal menggunakan
jaringan tersebut. Padahal jika kita bisa maksimalkan jaringan tersebut, proses
pembentukan awareness serta edukasi kepada masyarakat bisa cepat terlaksana.
Ini tantangan bagi kita untuk menghadapi semua kendala yang ada. Kira-kira itu
kendala yang kita hadapi. Ada yang lain ingin ditanyakan Na?
NN
: Sepertinya sudah cukup pak, saya sudah dibekali dengan beberapa data
dari mbak Eva sebagai bekal data tambahan. Terima kasih untuk waktu dan
penjelasannya pak Aca dan mbak Eva.
Name
: Maya Scoryna Purwidyanti
Nick Name
: Nana
Place, Date of Birth
: Jakarta, Oct 26th 1981
Address
: Jl. M. Darul Khaerot Rt 014/08 No. 24
Kebon Pala Jakarta Timur 13650
Phone
: 0818982610 / (021) 93847511
Religion
: Moslem
Status
: Married
Email
: [email protected],
[email protected]
2004 – 2008 : PKSM at Mercu Buana University, majoring in
Marketing Communication
2000 – 2003 : Indonesia University (Diploma of Public Relations) with
GPA 3.00
1997 – 2000 : SMUN 62 Kramat Jati, Jakarta Timur
1994 – 1997 : SLTP 268 Kebon Pala, Jakarta Timur
1988 – 1994 : SD Pelita Kebon Pala, Jakarta Timur
1986 – 1988 : TK Pelita Kebon Pala, Jakarta Timur
•
October 2003 :
As a data entry at Forum Digital Grafika, Semanggi Expo
•
Januari 2004 – Desember 2005
:
PT Fortune Indonesia, tbk as an Junior Account Executive.
-
To help and maintains all client needs and request, prepare
art work above & below the line (print ad, banner, poster,
flyer, booklet, sticker, etc)
Account handle : KPU (General Elections 2004), Agung Laksono
Biography, KIA Mobil Indonesia (KIA Carens, Picanto, Sedona &
Big Up), PT Multimas Nabati Asahan (Sania Cooking Oil), PT Sari
Agrotama Persada (Fortune Cooking Oil), Garuda Indonesia
(Coorporate), Bank Muamalat (Shar-e).
•
January 2006 – Desember 2007
:
PT Quadran Sinergi Komunikasi Adhipariwara as an Account
Executive.
-
To help and maintains all client needs and request, prepare
art work above & below the line (TVC, print ad, banner,
poster, flyer, booklet, sticker, instore promotion for KFA, etc)
Account handle :
Kimia Farma (bedak Marcks’ Venus), Kimia Farma Apotek, Pfizer
Indonesia (Combantrin & Benadryl), KIA Mobil Indonesia (KIA
PRIDE, Travello & KIA Service) , Prima Food (Fiesta & Champ)
•
January 2008 – now:
National
Coordinating
Agency
for
(BAKOSURTANAL) as a Promotion Staff
Survey
and
Mapping
Download