RESUME

advertisement
RESUME
MATA KULIAH STUDI ISLAM
BAB I s.d. BAB VI
oleh:
Muhammad Zidny Naf’an
(107091002928 / TI 1C)
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS dan TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2007/2008
BAB I
AGAMA
Kata ¨agama¨ berasal dari bahasa sansekerta yaitu ¨a¨ artinya tidak dan
¨gama¨ aritnya kacau. Bahasa arab menyebutnya dengan kata ¨din¨. Al-Quran
mengungkapkan ¨din¨ dengan arti antara lain pembalasan, agama, aturan,
undang-undang, ketundukan atau kepatuhan, dan hutang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa agama adalah suatu sistem yang diakui dan diyakini
kebenarannya dan merupakan jalan ke arah keselamatan hidup. Agar dapat
mencapai hal tersebut, setiap ajaran agama memiliki ruang lingkup yang
digunakan sebagai acuan yaitu, tata keyakinan, tata peribadatan, dan tata
aturan.
Unsur-unsur yang terdapat dalam agama yaitu, kekuatan ghaib,
keyakinan manusia, respons yang bersifat emosional, dan paham adanya Yang
Kudus.
Agama berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup manusia, menjawab
berbagai persoalan yang tidak mampu dijawab akal manusia, serta agama
memberikan rasa aman dan tenteram pada penganutnya. Agama juga
berhubungan dengan harga diri manusia. Harga diri dibutuhkan oleh siapa pun.
Orang yang tidak percaya pada Tuhan akan melakukan segala cara untuk
melampiaskan emosinya termasuk kejahatan, dan di dalam masyarakat orang
yang berbuat jahat tidak akan dihargai.
Selain memiliki fungsi-fungsi dalam kehidupan manusia, setiap ajaran
agama juga memiliki tujuan yaitu, memberikan petunjuk pada manusia
sehingga dengan kekuatan petunjuk agama akan menyampaikan manusia
keharibaan Tuhan Yang Maha Esa.
BAB II
AQIDAH ISLAMIYAH
Kata ¨aqidah¨ berasal dari bahasa arab yaitu kata kerja áqdun-áqoid
berarti akal atau ikatan. Secara istilah aqidah berarti sesuatu yang wajib diyakini
tanpa keraguan. Sedangkan maksud dari aqidah islamiyah yaitu meyakini
secara
sungguh-sungguh
segala
sesuatu
yang
disampaikan
oleh
Nabi
Muhammad saw. Inti dari akidah islamiyah yaitu meng-Esa-kan Allah swt.
dengan meyakini bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah. Akidah
merupakan pondasi dalam beragama.
Aqidah islamiyah menempati tempat yang paling utama dalam peta
keagamaan. Pokok-pokok Aqidah islamiyah terangkum dalam rukun iman yaitu,
iman kepada ke-Esa-an Allah, iman kepada malaikat-malaikatNya, iman kepada
kitab-kitab Allah, iman kepada para nabi dan rasul, iman kepada hari akhir (hari
kiamat), dan iman kepada qada dan qadar. Seseorang dikatakan memiliki
aqidah jika semua hal dalam rukun iman tersebut terikat kuat dalam
sanubarinya dan mampu menolak segala hal yang di luar rukun iman sehingga
aqidah islamiyah akan menjadi karakteristik di dalam diri setiap orang mukmin.
Aqidah islamiyah adalah kewajiban yang paling besar karena aqidah
islamiyah adalah sesuatu yang pertama kali diwajibkan pada pemeluk Islam.
Orang yang beraqidah kuat pasti akan melakukan kewajiban-kewajiban agama
dengan sungguh-sungguh. Untuk dapat mewujudkan kewajiban-kewajiban
tersebut perlu ditanamkan dalam diri umat Islam tentang nilai-nilai kebenaran
agama Islam yaitu Islam adalah satu-satunya agama yang diterima Allah, Islam
bersifat universal (ketauhidan telah diajarkan sejak nabi pertama), Islam yang
dibawa
Nabi
Muhammad
saw.
merupakan
penyempurna
ajaran-ajaran
ketauhidan sebelumnya, dan kebenaran Islam mengikat bagi setiap muslim.
Aqidah islamiyah adalah aqidah yang jelas dan sederhana. yang
terangkum dalam keyakinan bahwa dibalik alam yang indah, harmonis, dan
teratur rapi ini ada Zat Tunggal yang menciptakan dan mengatur. Aqidah
islamiyah adalah aqidah yang baku, tidak menerima penambahan dan
pengurangan serta tidak mengalami perubahan. Aqidah islamiyah adalah
pertengahan antara aqidah orang-orang yang mengingkari hal-hal metafisik dan
orang-orang yang menetapakan bahwa alam ini milik lebih dari satu Tuhan.
Manfaat Aqidah islamiyah dalam kehidupan sehari-hari diantaranya
adalah membudayakan ilmu terutama ilmu-ilmu agama, mewujudkan integrasi
ilmu áqli dan naqli, menerapkan pandangan Islam dalam setiap ilmu (Islamisasi
ilmu).
BAB III
MONOTEISME, POLITEISME, dan ATEISME
Monoteisme berasal dari gabungan dua bahasa Yunani yaitu ¨mono¨ yang
berarti satu dan ¨theis¨ yang berarti keyakinan kepada Tuhan. Monoteisme
adalah bentuk religi yang berdasarkan pada kepercayaan terhadap satu Tuhan.
Agama-agama yang bersifat monoteisme yaitu Islam, Nasrani, dan Yahudi.
Islam menjelaskan monoteisme dengan cara yang sederhana yaitu
melalui syahadat, pengakuan percaya akan ke-Esa-an Allah dan bahwa Nabi
Muhammad saw. adalah utusan Allah.
Politeisme adalah bentuk religi yang berdasarkan kepercayaan kepada
banyak Tuhan dan di dalam politeisme terdapat upacara-upacara pemujaan
kepada Tuhan-tuhan. Kata politeisme sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu
¨poli¨ yang berarti banyak dan ¨theis¨. Politeisme mengenal adanya tahap
henoteisme yaitu mereka menyembah satu Tuhan dan mengakui keberadaan
Tuhan-tuhan yang lain.
Sedangkan ateisme adalah pemahaman yang menolak kepercayaan
adanya Tuhan. Ateisme bukanlah suatu agama karena tidak memiliki ajaranajaran atau petunjuk-petunjuk hidup tertentu. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa
penganut
ateis
bebas
melakukan
apapun.
ketidakpercayaan terhadap adanya Tuhan.
Ateisme
hanya
sebatas
BAB IV
IMPLEMENTASI KETUHANAN
Ajaran Aqidah Islam tidak mengalami perubahan sejak zaman Nabi Adam
as. hingga Nabi Muhammad saw. yaitu meng-Esa-kan Allah. Hanya tata cara
peribadatan dan syariatnya yang berubah.
Sebagai suatu ilmu, Aqidah Islam merupakan hasil pengkajian para ulama
dari isi yang tersurat maupun tersirat sumber-sumber hukum Islam yaitu AlQuran dan Hadits. Sehingga muncul madzhab-madzhab aqidah misalnya ahlu
sunnah wal jamaáh, syiah, muktazillah, dan sebagainya.
Tujuan dari Aqidah Islam adalah mengenal Tuhan tetapi karena
keterbatasan akal dan ilmu yang dimiliki manusia hanya sampai pada meyakini
bahwa Tuhan itu ada. Ada berbagai cara untuk dapat mengenal Tuhan
diantaranya dengan cara memperhatikan dan meneliti alam semesta dengan
menggunakan akal secara maksimal. Selain itu untuk dapat mengenal Tuhan
kita harus mengetahui dan meyakini sifat-sifat dan asma-asma Allah. Bahwa
Allah memiliki tiga sifat pokok yaitu sifat wajib, sifat mustahil bagi Allah, dan
sifat jaiz. Ada aturan-aturan yang harus kita patuhi dalam meyakini sifat-sifat
dan asma-asma Allah yaitu kita tidak boleh merubah sifat-sifat Allah yang telah
tercantum dalam nash, tanpa meniadakan, tidak menanyakan hakikat bentuk,
dan tanpa menyerupakan sifat-sifat Allah dengan segala sesuatu.
Implementasi ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lakukan
dengan cara mengintegrasikan kalimat tahlil (laa ilaha illallah ) dalam setiap
aspek kehidupan dengan cara mengembalikan segala sesuatu hanya kepada
Allah dan dengan mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ilallah). Dialah satusatunya Tuhan di alam semesta ini. Tidak ada kekuatan manapun yang
menyerupai diri-Nya.
BAB V
SUMBER-SUMBER AJARAN ISLAM
Sumber
ajaran
(petunjuk/pedoman)
Islam
menurut
adalah
sesuatu
perundangan
yang
yang
dijadikan
benar
atas
dalil
hukum
syara'mengenai perbuatan manusia secara pasti (qathí) maupun dugaan.
Sumber-sumber hukum Islam:
A. Sumber hukum Islam yang disepakati:
1. Al-Quran
Al-quran menjadi sumber hukum karena Al-Quran merupakan wahyu dari
Allah. Al-Quran berisi ajaran-ajaran tentang aqidah, úbudiyyah, dan
muamalat.
2. Hadits
Hadits adalah segala sesuatu yang berasal dari Rasulullah baik perkataan,
perbuatan, maupun pengakuan. Hadits yang digunakan sebagai dasar
hukum Islam adalah hadits yang shahih.
3. Ijma’
Ijma’ adalah persetujuan dari pendapat para mujtahid atas sesuatu hal
yang hukumnya tidak tertulis dalam Al-Quran maupun Hadits.
4. Qiyas
Qiyas adalah suatu proses deduksi melalui yang disebutkan oleh nash
terhadap yang tidak tercantum dalam nash dan yang tidak diatur
menurut pengertian nash.
B. Sumber hukum Islam yang tidak disepakati:
1 Istihsan
Maksudnya adalah berpaling dari hukum kulli menuju yang dikecualikan
karena ada dalil yang lebih kuat.
2. Istishab
Menetapkan
sesuatu
keadaan
sebelumnya
sehingga
yang
baru
merubahnya.
3. Maslahan mursalah
Tiap-tiap masalah yang tidak dikaitkan dengan nash pada hukum syara
yang menjadikan kita menghormati atau menolak. Jika kita menghargai
akan mendatangkan manfaat tetapi bila madharatnya lebih besar maka
dialrang oleh agama.
4. Urf
Kebiasaan berupa perkataan, perbuatan, atau meninggalakan sesuatu
karena telah menjadi kebiasaan umum.
5. Saddudzarai
Sesuatu yang dengannya akan menyebabkan kepada perbuatan terlarang
dengan illat mengandung kerusakan.
BAB VI
AL-QURAN
Kata Al-quran berasal dari bahasa arab ¨qara-a¨ yang berarti membaca
dan mempunyai bentuk mashdar ¨quranan¨ yang artinya bacaan. Jadi secara
bahasa Al-Quran berarti bacaan atau yang dibaca. Menurut istilah adalah
kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan menggunakan
bahasa arab dan disampaikan kepada umat-umat Nabi Muhammad saw secara
turun temurun (mutawattir), bila membacanya dengan benar bernilai ibadah,
dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas. Sehingga
menurut pengertian tersebut maka Al-Quran menjadi sumber hukum utama
umat Islam.
Al-quran diturunkan secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun di dua
kota yaitu Mekah dan Madinah. Ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah disebut
dengan ayat makkiyah, sedangkan ayat-ayat yang diturunkan di Madinah
disebut ayat madaniyyah. Ayat-ayat makkiyah berisi tentang ajaran dan
perintah bertauhid (meng-Esa-kan Allah), dan ayat-ayat madaniyyah berisi
perintah ibadah, muamalat, dan sebagainya.
Fungsi-Fungsi Al-quran adalah:
1.Petunjuk bagi manusia
2.Peringatan dan pengajaran bagi manusia
3.Sumber hukum Islam.
Isi kandungan Al-Quran:
1. Aqidah (ketuhidan)
2. ‘Ubudiyyah
3. Akhlaq
4. Hukum
5. Sejarah
6. Dasar-dasar sains
7. Muamalah
Sejarah kodifikasi (penulisan) Al-Quran:
A) Masa Rasulullah saw.
Pada masa Rasulullah saw. Al-Quran ditulis di batu, kayu, pelepah kurma,
dan sebagainya. Al-Quran belum tersusun dalam satu mushaf.
B) Masa Khalifah Abu Bakar
Banyak para penghafal Al-Quran yang wafat dalam perang Yamamah.
Maka Umar bin Khattab menyarankan Khalifah Abu Bakar untuk menulis
Al-quran dalam satu media, maka ditunjuk Zaid bin Tsabit untuk menulis
Al-Quran. Maka tersusunlah Al-Quran dan susunan tersebut diberi nama
mushaf al-imam.
C) Masa Khalifah Usman bin Affan
Mushaf digandakan dan dikirim ke kota-kota Islam yaitu Bashrah, Kuffah,
Madinah, Mekkah, dan Baghdad. Mushaf-mushaf tersebut diberi nama
mushaf usmani. Al-quran yang kita temui sekarang ini berpedoman pada
mushaf usmani
Pedoman dalam pengurutan surat-surat Al-quran:
1. Petunjuk Rasulullah saw. sebelum beliau wafat
2. Ashabuththiwal
Berdasarkan panjang pendek surat. Surat-surat yang panjang diletakkan
pada juz-juz awal.
Pedoman dalam penamaan surat:
1. Petunjuk Rasulullah
2. Kata pertama dalam surat
3. Berdasarkan isi surat
Download