BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pertumbuhan kota, kepentingan akan keberadaan ruang terbuka hijau aktif perkotaan semakin dirasakan. Peningkatan densitas kota telah menyadarkan kita akan makna dari pernyataan ini. Kehidupan kota yang padat telah membatasi ruang-ruang bebas yang bisa diakses penduduk kota untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan di luar area privat. Model-model perencanaan kota modern telah secara berulang-ulang menekankan akan kondisi ini. Ruang terbuka hijau aktif memiliki peran yang sangat penting dalam lingkungan perkotaan dan merupakan bagian penting dari struktur pembentuk kota, dimana memiliki fungsi utama sebagai penunjang ekologis kota yang juga diperuntukkan sebagai ruang terbuka penambah dan pendukung nilai kualitas lingkungan dan budaya suatu kawasan. Berdasarkan Permen PU Nomor: 05/PRT/M/2008, ruang terbuka hijau aktif memiliki dua fungsi, diantaranya fungsi utama yaitu fungsi ekologis dan fungsi tambahan yaitu fungsi sosialbudaya, ekonomi dan estetika. Perkembangan dan pertumbuhan di wilayah perkotaan seringkali tidak terkendali. Pemikiran ekonomi lebih dikedepankan sehingga memberi dampak terhadap ruang terbuka hijau aktif. Pada perkembangannya ruang terbuka hijau aktif ini semakin terdesak oleh intensitas penggunaan ruang yang semakin lama 1 2 semakin tinggi oleh aktifitas ekonomi yang padat. Hal ini memberi dampak bagi ruang terbuka hijau aktif itu sendiri dilihat dari aspek ekologis, estetika, sosialbudaya, dan ekonomi. Keberadaan ruang terbuka hijau aktif menjadi dilema dalam pertumbuhan Kota Denpasar. Sebuah kawasan perkotaan dengan aktivitas dominan di sektor wisata dan perdagangan seperti Kota Denpasar, juga akan mempengaruhi tumbuhnya aktivitas lain sebagai multiplier effect yaitu aktivitas perdagangan dan jasa. Menurut Budiharjo dan Sujarto (1999), angka pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota yang makin meningkat secara drastis akan menghambat berbagai upaya pelayanan kota, dan pada waktu yang sama juga berdampak negatif pada perlindungan alam. Hal ini ditandai dengan keberadaan ruang terbuka hijau aktif yang semakin terjepit pembangunan. Terdapat beberapa titik ruang terbuka hijau aktif di Kota Denpasar, diantaranya Taman Kota Lumintang, Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, dan Lapangan Niti Mandala Denpasar. Ruang terbuka hijau aktif yang ada di Kota Denpasar ini merupakan ruang terbuka yang memang digunakan oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi dan budaya. Ketiga ruang terbuka hijau tersebut memiliki karakter sebagai ruang terbuka aktif dilihat dari pemanfaatannya. Fungsi ruang terbuka hijau aktif di Kota Denpasar, memberikan dampak positif terhadap perkembangan aktivitas kawasan dan sekitarnya. Fungsi-fungsi yang dimiliki oleh ruang terbuka hijau aktif memberi dampak kepada banyaknya pelaku ekonomi yang memanfaatkannya. Aktivitas masyarakat pada area ruang 3 terbuka ini mampu mengundang pelaku ekonomi. Berdasarkan observasi di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, pada hari minggu jumlah rata-rata pedagang yang ada pada kawasan mencapai 65 pedagang tidak berpangkalan dan 40 pedagang berpangkalan dengan beragam jenis dagangan yang dijual. Hasil observasi ini mampu menunjukkan bagaimana aktivitas masyarakat pada kawasan mampu menarik jumlah pedagang yang sangat signifikan. Pengamatan di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung, adanya aktivitas ekonomi di area ruang terbuka hijau aktif di Kota Denpasar mengakibatkan timbulnya beberapa permasalahan, diantaranya adalah berkurangnya luasan ruang terbuka publik dan kenyamanan pengguna lintasan pejalan kaki akibat adanya aktivitas ekonomi pada pemanfaatannya, timbulnya permasalahan sampah akibat dari adanya aktivitas ekonomi di ruang terbuka hijau aktif tersebut, serta adanya disintegrasi antara aktivitas yang terjadi. Aktivitas ekonomi pada area ruang terbuka hijau aktif ini memberi dampak bagi kualitas ruang terbuka hijau itu sendiri. Berdasarkan fenomena yang timbul di lapangan, penelitian menganalisa bagaimana dampak aktivitas ekonomi teradap kualitas ruang terbuka hijau aktif di Kota Denpasar. Hasil dari penelitian ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi pengelola ruang terbuka hijau aktif di Kota Denpasar dalam usahanya untuk membangun kualitas yang mendukung pewadahan fungsi ruang terbuka hijau. 4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan paparan yang telah diuraikan pada latar belakang, dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian, antara lain : 1.2.1 Aktivitas ekonomi apakah yang muncul di RTH aktif Kota Denpasar? 1.2.2 Bagaimana tipologi aktivitas-aktivitas ekonomi yang muncul sebagai akibat pewadahan fungsi yang dimiliki? 1.2.3 Bagaimana aktivitas-aktivitas ekonomi yang ada berdampak terhadap kualitas RTH aktif di Kota Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian Secara garis besar terdapat dua tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melihat aktivitas ekonomi apakah yang muncul di RTH aktif di Kota Denpasar dan melihat tipologi aktivitas ekonomi yang muncul sebagai akibat pewadahan fungsi yang dimiliki. Tujuan khususnya adalah untuk melihat bagaimana dampak aktivitas ekonomi terhadap kualitas RTH aktif di Kota Denpasar. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan baik manfaat secara praktis dan akademis adalah sebagai berikut: 5 1.4.1 Manfaat Praktis Penelitian ini dapat membantu perencana, stakeholder, serta pemerintah Kota Denpasar dalam memberikan manfaat dan masukan dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan ruang terbuka hijau dalam usahanya untuk membangun kualitas yang mendukung pewadahan fungsi ruang terbuka hijau aktif di Kota Denpasar. 1.4.2 Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pada bidang penataan ruang dalam hal dampak aktivitas ekonomi terhadap kualitas serta fungsi ruang terbuka hijau aktif. Kualitas ruang terbuka hijau aktif perlu dijaga dalam pembangunan dan pengelolaan keruangannya sehingga dapat mengurangi dampak suboptimalisasi fungsi.