TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PELAKSANAAN

advertisement
TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PELAKSANAAN
HUKUMAN MATI DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL
*) Sutiarnoto, S.H., M.Hum.
**) Arif, S.H., M.H.
***) Li Pei Jung
ABSTRAKSI
Hukuman mati memang merupakan salah satu aspek dalam hukum pidana
nasional, namun ia sendiri merupakan suatu bentuk pengikaran terhadap hak
untuk hidup yang diatur dalam hukum internasional. Tren penghapusan hukuman
mati terlihat dari berbagai produk hukum internasional yang dibentuk guna
mendorong penghapusan hukuman mati. Selain Universal Declaration of Human
Rights (UDHR), instrumen hukum hak asasi manusia lain yang paling mendasar
adalah International Covenant of Civil and Political Rights (ICCPR) dan Second
Optional Protocol-nya serta beberapa konvensi regional lainnya dan resolusi
PBB. Skripsi ini mengemukakan bagaimana posisi hukuman mati dalam sistem
hukum nasional dengan ditinjau dari hukum internasional.
Yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana peranan
PBB dalam perkembangan penerapan dan penghapusan hukuman mati di dunia,
bagaimana penerapan dan penghapusan hukuman mati di dunia dalam kaitan
dengan instrumen hukum internasional yang mengaturnya, dan bagaimana upaya
perlindungan hak asasi manusia secara internasional dalam penerapan hukuman
mati oleh suatu negara.
Metode penulisan yang dipakai untuk menyusun skripsi ini adalah
penelitian kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan dari buku,
jurnal, internet, instrumen hukum internasional dan hasil tulisan ilmiah lainnya
yang erat kaitannya dengan maksud dan tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini.
PBB telah berperan aktif mendorong penghapusan hukuman mati.
Berbagai badan dan organ PBB telah mengeluarkan resolusi yang menghimbau
penghapusan dan perlindungan hak asasi manusia yang walaupun tidak bersifat
mengikat, tetap merupakan sumber hukum internasional yang dapat
mempengaruhi sikap negara anggota. Mengenai penerapan hukuman mati di
dunia, selain berbagai pengadilan pidana internasional telah menghapus hukuman
mati dalam statutanya, negara-negara yang menghapus hukuman mati baik secara
de jure maupun de facto juga telah meningkat drastis. Kovensi-konvensi hak asasi
manusia yang berkaitan dengan hukuman mati pada dasarnya berfokus pada dua
hak, yakni hak untuk hidup serta perlindungan dari hukuman atau perlakuan yang
kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat manusia. Walaupun
instrumen-instrumen hukum ini tidak secara eksplisit melarang hukuman mati,
tetapi bersamaan dengan beberapa additional protocols yang secara tegas
melarang hukuman mati, hukum hak asasi manusia internasional telah
menunjukkan konsistensi dalam tujuan implisit yaitu mewujudkan penghapusan
total di kemudian hari. Bagi negara retensionis, masyarakat internasional
membebankan sejumlah kewajiban untuk dipenuhi. Penerapan hukuman mati
Universitas Sumatera Utara
harus sesuai dengan norma perlindungan yang tercantum dalam Safeguards
Guaranteeing Protection of the Rights of Those Facing the Death Penalty oleh
Dewan Ekonomi dan Sosial. Selain itu, perampasan nyawa secara sewenangwenang dan tidak memenuhi syarat pengadilan yang kompeten (procedural
safeguards) sesuai dengan ICCPR juga dilarang. Selain itu, demi mendorong
penghapusan hukuman mati, hukum internasional memperbolehkan negara
abolisionis untuk menolak permintaan ekstradisi atas kejahatan yang dapat
diancam hukuman mati, kecuali negara-peminta memberi jaminan bahwa
hukuman mati tidak akan dijatuhkan. Dalam keadaan perang, umumnya
diperbolehkan adanya kelonggaran dalam penerapan hukuman mati. Tetapi
perlindungan-perlindungan yang dasar tetap harus dipatuhi, seperti pembatasan
umur dan kondisi penerapan hukuman mati sesuai dengan hukum humaniter
internasional.
Kata kunci: Hukuman Mati, Hak Asasi Manusia
*) Dosen Pembimbing I
**) Dosen Pembimbing II
***) Mahasiswa Fakultas Hukum USU
Universitas Sumatera Utara
Download