BAB V ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT Terdapat banyak

advertisement
BAB V
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
Terdapat banyak faham/aliran dalam filsafat. Dalam setiap cabang filsafat,
bahkan
dalam
setiap
tema
perbincangan
filsafat,
pada
akhirnya
akan
memunculkan pandangan-pandangan yang beragam. Pandangan yang beragam
merupakan representasi dan adanya faham/aliran yang beragam.
Aliran-aliran itu misalnya:
A. Aliran-aliran / faham-faham dalam metafisika
Monisme: hakikat kenyataan dilihat dari kuantitasnya adalah tunggal.
Dualisme: hakikat kenyataan dilihat dari kuantitasnya adalah terdiri dua
bagian/unsur (misal hylemorfisme/bentuk dan materi)
Pluralisme: hakikat kenyataan adalah terdiri dari banyak unjur/jamak
Idealisme: hakikat kenyataan adalah ide-ide (misal filsafat Plato)
Realisme : hakikat kenyataan adalah yang nampak.
B. Aliran-aliran / faham-faham dalam epistemologi
Rasionalisme: pengetahuan diperoleh lewat proses menalar
Empirisisme; pengetahuan diperoleh melalui persepsi inderawi
Aliran-aliran / faham-faham dalam filsafat Barat yang lain
C. Aliran - aliran dalam Filsafat Barat yang lain
Positivisme
Tokohnya August Comte. Menurutnya pemikiran manusia. pemikiran dalam
ilmu, dan pemikiran suku bangsa manusia itu melewati 3 tahap: teologis, metafisi,
positif-ilmiah.
Positivisme (Iawannya khayaian metafisis) populer di Inggris oleh J. Stuart Mill
dan H. Spencer. Abad 20 faham ini diperbarui oleh ‘lingkaran Wina’ sebagai neopositivisme.
Eksitensialisrne
Filsafat harus berpangkal pada eksistensi manusia yang kongkrit (aku, kamu,
dia), tidak pada esensi manusia pada umumnya. Manusia pada umumnya itu tak
ada abstrak. Yang ada itu ya orang ini dan orang itu. Jadi, esensi seseorang
ditentukan oleh selama eksistensinya (keberadaannya) di dunia. Tidak lebih.
Tokoh: F. Nietzsche. S. Kierkegaard, K. Jespers, Heidegger, Sartre.
Pragmatisme
Lahir dan terutama berkembang di AS’tahun 1900. Sesuatu dianggap benar
dan baik itu tergantung manfaatnya. Kalau ada gunanya, benarlah itu, kalau tidak
ada gunanya salah dan buruk. Ide-ide tidak bersifat benar atau salah, melainkan
dibenarkan atau disalahkan oleh tindakan tertentu. Sepeti kita mengenal pohon
dan
buah-buahnya,
demikian
pula
kita
mengenal
suatu
konsep
dan
konsekuensinya. Kalau konsekuensi itu baik, maka teori atau konsep itu baik,
karena itu berguna. Terhadap sesuatu tidak perlu ditanyakan ‘apa itu’, melainkan
‘apa gunanya’ atau ‘untuk apa’.
Tokoh: W. James(1842-1920), J. Dewey (1859-1914).
Strukturalisme
Setiap hal tersusun oleh ‘pola-pola dasar yang tetap’ (pattern). Filsafat
menyelidiki ‘patterns’ itu, meliputi filsafat, gejala agama, psikiatri, politikologi.,
budaya, dan seni.
Tokoh: Levi-Strauss, S. Lacan, M. Foucault.
Filsafat Analitis (analitic philosophy, linguage philosophy)
Berkembang di Inggris dan AS. Menurutnya tugas filsafat adalah menyelidiki
‘language game’, rnenunjukkan aturannya, menetapkan logikanya dsb.
Masalah-masalah filsafat, teologi dan sains sering timbul karena penggunaan
bahasa yang tak benar (rumit, bertele-tele dsb). Dengan analisa bahasa dapat
ditunjukkan semua itu karena penggunaan bahasa yang tak sehat.
Tokoh: L. Wittgenstein(1889-1951)..
D. Dan lain-lain
Download