85 VII. ANALISIS PRIORITAS KEGIATAN SUPPLY

advertisement
VII. ANALISIS PRIORITAS KEGIATAN SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT LEMBAGA PERTANIAN SEHAT
7.1
Analisis Hasil Pengolahan Horisontal
Analisis pengolahan horisontal terbagi menjadi tiga bagian yaitu pada
tingkat 2, 3, dan 4. Pada tingkat 2 dilakukan pengolahan horisontal terhadap
elemen tujuan yang ingin dicapai Lembaga Pertanian Sehat dalam pegambilan
keputusan supply chain management, pada tingkat 3 merupakan elemen faktor
yang mempengaruhi pengambilan kegiatan supply chain management, pada
tingkat 4 merupakan elemen sub faktor yang mempengaruhi kegiatan supply chain
management. Pengolahan horisontal ini untuk melihat prioritas suatu pada elemen
pada suatu tingkat terhadap satu tingkat yang berada di atasnya. Data hasil
pengisian kuisioner kemudian diolah secara horizontal dengan menggunakan
software expert choice Version 2000
7.1.1
Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan
Pengolahan pada tingkat 2 pada struktur model hirarki dilakukan untuk
mengetahui prioritas tujuan prioritas yang ingin dicapai oleh Lembaga Pertanian
Sehat. Berdasarkan hasil pengolahan dapat dilihat bahwa tujuan utama yang ingin
dicapai oleh Lembaga Pertanian Sehat dalam pengambilan keputusan supply
chain management adalah mempertahankan kualitas beras dengan bobot terbesar
yaitu sebesar (0,591). Tujuan selanjutnya yang ingin dicapai Lembaga Pertanian
Sehat adalah mendapatkan jalur distribusi yang lebih efisien dengan bobot sebesar
(0,409).
Tabel 9. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horisontal Antar
Elemen Pada Tingkat 2
Elemen Tujuan
Mempertahankan Kualitas Beras
Mendapatkan Jalur Distribusi yang Lebih Efesien
Rasio Inkonsistensi
Bobot
0,591
0,409
Prioritas
1
2
0,00
Hal tersebut menjadi prioritas utama dikarenakan Lembaga Pertanian
Sehat konsisten dengan produk-produk yang mereka hasilkan yang merupakan
produk-produk sehat dan ramah lingkungan. Hal ini sesuai dengan salah satu misi
85
di Lembaga Pertanian Sehat yaitu meneliti, mengembangkan dan merakit
teknologi-teknologi sarana produksi pertanian (saprotan) yang menggunakan
bahan baku lokal, murah, sehat dan ramah lingkungan. Oleh karena itu Lembaga
Pertanian Sehat selalu mempertahankan kualitas produk-produknya terutama
Beras SAE dikarenakan Beras SAE merupakan salah satu produk unggulan
Lembaga Pertanian Sehat. Lembaga Pertanian Sehat juga selalu mengevaluasi
standar mutu Beras SAE setiap bulannya untuk dapat mengukur kualitas Beras
SAE apakah sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, jadi fokus
Lembaga Pertanian Sehat adalah pada rantai supplier dan manufacturer, karena
semua kegiatan yang berkaitan dengan kualitas beras berada di rantai supplier dan
manufacturer. Dengan kualitas bibit yang berkualitas dan proses budidaya yang
terkontrol diharapkan dapat menghasilkan beras yang berkualitas baik, begitu juga
dengan proses pencampuran beras dan pengemasan di rantai manufacturer
memberikan kontribusi yang besar dalam menentukan kualitas beras yang
dihasilkan.
Prioritas yang kedua yang ingin dicapai Lembaga Pertanian Sehat adalah
mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien. Hal ini berkaitan dengan biayabiaya yang dikeluarkan dalam proses pengiriman. Lembaga Pertanian Sehat
sendiri masih menggunakan saluran distribusi lama (old distribution). Saluran
distribusi lama adalah armada penjualan dan perantara mencakup pengecer hingga
distributor (Sukardi 2009). Permasalahan yang dihadapi dalam saluran distribusi
lama adalah distribusi produk yang lambat, belum ada media promosi untuk
program yang terkoordinir. Dari prioritas yang kedua ini yaitu mendapatkan jalur
distribusi yang lebih efisien menjadi fokus tujuan jangka panjang bagi Lembaga
Pertanian Sehat, sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah mempertahankan
kualitas beras.
7.1.2 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen Faktor Kegiatan
Supply Chain Management
Hasil pengolahan ini merupakan pengolahan hirarki pada tingkat tiga
untuk mengetahui faktor-faktor yang diprioritaskan dalam kegiatan supply Chain
Management terhadap masing-masing tujuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dari setiap tujuan merupakan faktor-faktor gabungan yang terkait, baik itu di
86
rantai supplier, manufacturer maupun di rantai distributor. Hasil pengolahan
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil pengolahan Horizontal Elemen Kegiatan Supply Chain
Management
Faktor yang
Mempengaruhi
Perencanaan
Sumber
Mendapatkan
Jalur Distribusi Pembuatan
Agen
yang Efesien
Transportasi
Penjualan
Perencanaan
Sumber
Mempertahankan Pembuatan
Kualitas Beras
Agen
Transportasi
Penjualan
Tujuan
Bobot
0,252
0,069
0,037
0,173
0,122
0,347
0,192
0,252
0,221
0,125
0,071
0,139
Prioritas
2
5
6
3
4
1
3
1
2
5
6
4
Rasio
Inkonsistensi
0,08
0,02
Hasil pengolahan menunjukkan bahwa pada tujuan mendapatkan jalur
distribusi yang efesien, faktor penjualan menempati urutan pertama dengan bobot
sebesar 0,347. Dengan jalur distribusi yang lebih efisen, Lembaga Pertanian Sehat
mengharapkan penjualan beras SAE dapat meningkat karena selama ini penjualan
Beras SAE hanya dilakukan kepada agen yang bekerja sama dan tidak melakukan
penjualan dengan pihak supermarket-supermarket besar dikarenakan kebutuhan
perputaran modal yang cukup cepat dengan agen dibandingkan dengan pihak
supermarket-supermarket besar yang ada di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok
dan Bekasi.
Faktor perencanaan menempati urutan kedua setelah penjualan dengan
bobot sebesar 0,252. Sebagai sebuah lembaga yang mandiri dan profesional dalam
bidang penelitian dan pemberdayaan pihak Lembaga Pertanian Sehat sangat
memperhitungkan segala sesuatunya dengan matang sehingga faktor perencanaan
sangat diperhitungkan di Lembaga Pertanian Sehat dalam memproduksi Beras
SAE. Perencanaan dibuat oleh orang yang bertanggung jawab dibidangnya
kemudian di rapatkan. Setelah hasil rapat tersebut ditanda-tangani oleh Direktur
barulah perencanaan dapat dijalankan sesuai dengan rencananya masing-masing.
87
Faktor agen menempati urutan ketiga dari prioritas kegiatan supply chain
management dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien
dengan bobot sebesar 0,173. Pihak Lembaga Pertanian Sehat menilai bahwa
dengan adanya agen maka saluran distribusi sedikit lebih efisien dibandingkan
tanpa menggunakan agen. Agen inilah yang nantinya akan mendistribusikan Beras
SAE ke konsumen akhir.
Faktor transportasi menempati urutan keempat dari prioritas kegiatan
supply chain management dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih
efesien dengan bobot sebesar 0,122. Faktor transportasi dinilai dapat
mempengaruhi langsung jalur distribusi yang lebih efisien, karena di transportasi
ada beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya pemilihan jalan, sarana
pengangkutan dan pengarahan pengiriman sehingga diharapkan saluran-saluran
yang ada menjadi lebih efisien. Sarana Pengangkutan yang layak juga menjadi
timbangan bagi pihak Lembaga Pertanian Sehat, karena dengan sarana
pengangkutan yang layak dan tidak sering bermasalah pengiriman Beras SAE
dapat terdistribusikan dengan tepat waktu.
Prioritas kelima dari kegiatan supply chain management dengan tujuan
mendapatkan jalur distribusi yang efisien adalah sumber dengan bobot sebesar
0,069. Sumber disini yang dimaksudkan adalah para petani binaan Lembaga
Pertanian Sehat yang menghasilkan beras. Beras yang dihasilkan petani binaan
biasanya dikumpulkan dalam satu tempat untuk setiap gabungan kelompok
taninya (gapoktan), hal ini dikarenakan belum tersedianya tempat yang cukup
besar untuk menampung beras yang dihasilkan petani binaan. Walaupun demikian
menurut pihak Lembaga Pertanian Sehat cara tersebut sudah efisien.
Prioritas terakhir dari kegiatan supply chain management dengan tujuan
mendapatkan jalur distribusi yang efisien adalah pembuatan dengan bobot sebesar
0,037. Kegiatan pembuatan (produksi) merupakan faktor
yanng harus
diperhatikan dalam kegiatan supply chain management. Pembuatan Beras SAE
yang tidak menggunakan bahan-bahan campuran kimia yang berbahaya bagi
kesehatan memberikan kegiatan pembuatan jadi lebih efisien. Hal ini juga sesuai
dengan misi Lembaga Pertanian Sehat yang memproduksi produk-produk yang
88
sehat dan ramah lingkungan. Hal ini juga terkait efisiensi waktu dan biaya yang
dikeluarkan dalam memproduksi Beras SAE.
Berdasarkan
hasil
pengolahan
horizontal
kegiatan
supply
chain
management untuk tujuan yang kedua yaitu mempertahankan kualitas beras
didapat prioritas yang utama adalah sumber dengan bobot sebesar 0,252. Pihak
manajemen menilai dengan sumber yang berkualiatas dan bermutu baik maka
produk yang dihasilkan juga akan bermutu baik, oleh karena itu pihak Lembaga
Pertanian Sehat mempunyai standar mutu yang mengacu kepada Standar Nasional
Indonesia (SNI) tentang beras giling dan hasil pengukuran kemurnian rata-rata
beras yang dihasilkan oleh penggilingan yang menjadi mitra Lembaga Pertanian
Sehat. Bagi Lembaga Pertanian Sehat, standar mutu Beras SAE ini memberikan
kejelasan kualitas yang bagaimana yang diinginkan, dan mendapat kejelasan beras
yang bagaimana yang harus mereka hasilkan dengan petani binaan mereka,
sedangkan bagi konsumen mereka akan mendapatkan beras sesuai mutu yang
diinginkan. Sumber yang dimaksud disini adalah penggunaan benih padi yang
bersertifikat yang telah diuji oleh pihak Lembaga Pertanian Sehat dan beberapa
pestisida yang ramah lingkungan yang juga telah diuji oleh pihak Lembaga
Pertanian Sehat.
Faktor pembuatan menempati urutan kedua setelah sumber yang memiliki
bobot sebesar 0,221. Keterkaitan antara sumber dan pembuatan merupakan hal
tidak bisa dilepaskan, karena setelah sumber yang dihasilkan bermutu baik
sedangkan cara pembuatan yang dilakukan tidak benar maka produk yang
dihasilkan akan bermutu jelek dan tidak sesuai dengan harapan atau tidak sesuai
dengan standar mutu yang telah telah yang telah ditetapkan oleh Lembaga
Pertanian Sehat. Proses pembuatan disini sangat terkait dengan proses
penggilingan, dimana di proses penggilinganlah terjadi pencampuran beras dari
berbagai petani binaan yang menghasilkan Beras SAE. Berhubung pihak
Lembaga Pertanian Sehat tidak memiliki penggilingan sendiri sehingga bekerja
sama dengan pihak mitra penggilingan maka pihak Lembaga Pertanian Sehat
selalu melakukan kontrol dikegiatan pembuatan ini.
Faktor perencanaan menempati urutan ketiga yang memiliki bobot sebesar
0,192. Semua kegiatan untuk mempertahankan kualitas beras sebelumnya
89
merupakan melalui proses perencanaan. Proses perencanaan dibuat oleh pihak
Lembaga Pertanian Sehat untuk menghemat biaya-biaya yang dikeluarkan,
karena dengan perencanaan yang matang pihak Lembaga Pertanian Sehat dapat
mengedepankan kegiatan yang penting terlebih dahulu. Proses perencanaan disini
dibuat oleh manager-manager yang terkait dengan produksi Beras SAE. Manager
yang dimaksud disini adalah manager produksi dan bisnis (probis). Dari
departemen produksi dan bisnis membawahi lagi tiga divisi yaitu : divisi produksi,
divisi pemasaran dan divisi pengadaan, dapat dilihat pada Lampiran 1. Setelah
semua perencanaan dibuat oleh tiap-tiap divisi maka dilakukan rapat untuk
melihat apakah ada kegiatan yang tidak dibutuhkan atau kegiatan yang kurang
dari perencanaan yang dibuat.
Prioritas keempat dari kegiatan supply chain management dengan tujuan
mempertahankan kualiatas beras adalah penjualan dengan bobot sebesar 0,139.
Kegiatan penjualan yang dimaksud disini adalah memberikan harga yang bersaing
sesuai dengan kualiatas yang diberikan oleh pihak Lembaga Pertanian. Harga
yang diberikan oleh pihak Lembaga Pertanian Sehat juga mempertimbangkan
harga yang beredar di pasaran yang berlaku. Pihak Lembaga Pertanian Sehat
memberikan harga yang tidak begitu tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
menjual beras organik juga dikarenakan pihak Lembaga Pertanian Sehat
membutuhkan perputaran modal yang cepat untuk menutupi semua kegiatan
produksi.
Faktor
agen
menempati
urutan
yang
kelima
dengan
tujuan
mempertahankan kualitas beras yang memiliki bobot sebesar 0,125. Faktor agen
yang dimaksud disini untuk tujuan mempertahankan kualitas beras adalah dengan
memperhatikan segala sesuatunya agar Beras SAE yang dia jual tidak mengalami
penurunan mutu setelah Beras SAE yang dia terima dari pihak Lembaga Pertanian
Sehat. Memperhatikan segala sesuatunya diantaranya adalah tidak menerima
Beras SAE dari pihak Lembaga Pertanian Sehat dalam keadaan yang mengalami
kebocoran di karung, memperhatikan kebersihan tempat penyimpan Beras SAE
yang akan dia jual, dan juga memperhatikan sirkulasi udara di tempat penjualan.
Kebersihan dan sirkulasi dimaksudkan agar Beras SAE yang akan di jual tidak
90
kotor dan berkutu. Dengan sirkulasi yang baik, Beras SAE yang akan dijual akan
tetap terjaga kualitasnya.
Prioritas terakhir dari kegiatan supply chain management dengan tujuan
mempertahankan kualitas beras adalah transportasi yang memiliki bobot sebesar
0,071. Transportasi disini yang dimaksud adalah kebersihan armada pengangkutan
Beras SAE dari gudang pihak Lembaga Pertanian Sehat sampai ke agen-agen
yang menjual Beras SAE, jangan sampai Beras SAE yang sudah dikarungin
(packing) di Lembaga Pertanian Sehat benar-benar dalam keadaan baik dan bersih
menjadi jorok dan bocor di dalam perjalanan menuju tempat agen-agen penjual
Beras SAE. Oleh karena itu pihak Lembaga Pertanian juga memperhatikan
kebersihan armada pengangkutan Beras SAE sebelum berangkat ke agen-agen
penjual Beras SAE agar kualitas Beras SAE dapat dipertahankan.
7.1.3 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen SubFaktor
Kegiatan Supply Chain Management.
Hasil pengolahan ini merupakan pengolahan hierarki pada tingkat empat
untuk menentukan prioritas masing-masing subfaktor dari hirarki tingkat tiga
yaitu faktor yang sesuai dengan tujuan kegiatan supply chain management yang
ingin dicapai oleh Lembaga Pertanian Sehat, sama halnya dengan hasil
pengolahan horizontal antar elemen faktor kegiatan supply chain management
hasil pengolahan horizontal antar elemen subfaktor ini juga merupakan subfaktor
gabungan yg terkait di rantai supplier, manufacturer, dan distributor. Hasil
pengolahan horizontal dengan tujuan untuk mendapatkan jalur distribusi yang
efesien dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen Subfaktor Untuk Tujuan
Mendapatkan Jalur Distribusi yang Efesien.
Faktor
Perencanaan
Sumber
Subfaktor
Keuangan
Strategi
Organisasi
Pengukuran/Pengontrolan
Strategi
Organisasi/SDM
Proses
Bobot
0,453
0,150
0,110
0,287
0,267
0,102
0,370
Prioritas
1
3
4
2
2
4
1
Rasio
Inkonsistensi
0,00
0,08
91
Pembuatan
Agen
Transportasi
Penjualan
Teknologi
Penilaian Resiko
Strategi
Organisasi/SDM
Proses
Ukuran dan Kontrol
Penilaian Resiko
Strategi
Organisasi/SDM
Manajemen Persediaan Barang
Penilaian Resiko
0,196
0,064
0,106
0,060
0,379
0,289
0,167
0,164
0,414
0,297
0,125
3
5
4
5
1
2
3
3
1
2
4
Strategi
Perencanaan
Pengarahan Pengiriman
Pemilihan Jalan dan Tarif
Sarana Pengangkutan
Evaluasi Keberhasilan
Strategi
Organisasi/SDM
Proses
Ukuran dan Kontrol
Penilaian Resiko
0,194
0,327
0,183
0,078
0,052
0,167
0,277
0,095
0,294
0,222
0,111
2
1
3
5
6
4
2
5
1
3
4
0,07
0,08
0,01
0,01
Berdasarkan hasil tabel pengolahan diatas dapat dilihat bahwa keuangan
merupakan prioritas utama dengan bobot sebesar 0,453 dari faktor perencanaan
dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang efesien. Hal ini dikarenakan
keuangan menjadi tolak ukur yang utama dalam semua kegiatan, termasuk
kegiatan perencanaan ini. Merencanakan keuangan menjadi prioritas, karena
Lembaga Pertanian Sehat ingin mengetahuai alokasi biaya yang dibutuhkan.
Merencanakan keuangan dalam hal pemberian tugas pendistribusian beras SAE ke
agen-agen yang menjalin kerja sama dengan Lembaga Pertanian Sehat.
Pengukuran/pengontrolan menjadi prioritas kedua dengan bobot sebesar
0,287. Hal ini berkaitan dengan semua faktor yang telah direncanakan harus
dilakukan pengukuran dan pengontrolan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui mana yang sudah berjalan dengan benar dan mana yang harus
ditambahkan. Pengontrolan jalur distribusi yang telah dilakukan dan yang akan
dilaksanakan. Strategi menempati urutan ketiga dari faktor perencanaan dengan
bobot sebesar 0,150. Dengan strategi perencanaan yang matang diharapkan tujuan
mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dapat dilakukan. Disini strategi
yang dimaksud diantaranya perencanaan kegiatan, perencanaan bisnis, persedian
92
barang dan distribusi. Organisasi atau sumberdaya manusia menjadi prioritas
terakhir dari faktor perencanaan dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang
lebih efesien dengan bobot sebesar 0,110. Pihak Lembaga Pertanian Sehat menilai
organisasi yang ada sekarang sudah tergolong baik sehingga itu belum menjadi
prioritas yang lebih penting, karena setiap orang memiliki job description masingmasing yang sudah berjalan sebelumnya.
Proses menjadi prioritas yang utama dari faktor sumber dengan bobot
sebesar 0,370.
Proses yang dilakukan dari sumber utama menjadi langkah
kedepannya agar tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dapat
tercapai. Proses sumber jalur transportasi yang dilakukan Lembaga Pertanian
Sehat menjadi tolak ukur dari berhasilnya tujuan mendapatkan jalur distribusi
yang efisien. Di prioritas kedua dari faktor sumber ada strategi dengan bobot
sebesar 0,267. Strategi seperti apa yang dijalankan di sumber ini agar jalur
distribusi yang lebih efesien tercapai adalah keinginan pihak Lembaga Pertanian
Sehat, karena dengan strategi yang matang diharapkan tujuan diatas tercapai.
Teknologi yang digunakan menjadi prioritas ketiga dari faktor sumber dengan
bobot sebesar 0,196. Dengan penggunaan teknologi diharapkan aktivitas yang
memakai tenaga manusia jadi berkurang dan lebih efesien biaya,waktu dan jalur
distribusi yang sebelumnya ada menjadi lebih efesien lagi.
Di prioritas keempat dari faktor sumber adalah organisasi dengan bobot
sebesar 0,102. Organisasi yang sederhana dibuat oleh pihak Lembaga Pertanian
Sehat juga beralasan karena pihak Lembaga Pertanian Sehat tidak menginginkan
adanya kegiatan yang tidak bermanfaat dan semua kegiatan sesuai dengan
prosedur sehingga tujuan untuk mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien
pun dapat tercapai juga. Prioritas yang terakhir dari faktor sumber adalah
penilaian risiko dengan bobot sebesar 0,064. Penilaian risiko terhadap sumber
dilakukan untuk memberikan gambaran seperti apa risiko yang akan muncul dari
faktor sumber ini agar tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien
tercapai.
Proses merupakan prioritas yang utama dari faktor pembuatan dengan
tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien yang memiliki bobot
sebesar 0,379. Proses pembuatan jalur yang sederhana diharapkan memberikan
93
jalur distribusi yang sederhana juga, karena Beras SAE tidak menggunakan
bahan-bahan kimia jadi jalur distribusi untuk penggunaan bahan kimia pun
menjadi tidak ada. Sehingga Lembaga Pertanian Sehat bisa lebih memfokuskan
jalur distribusi produk akhirnya. Di prioritas yang kedua adalah ukuran dan
kontrol dengan bobot sebesar 0,298. Mengukur dan mengawasi merupakan
kegiatan yang penting agar apa yang telah dijalankan dapat dinilai. Terkait dengan
tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien mengukur dan mengawasi
tidak hanya di faktor pembuatan ini saja, tetapi di semua faktor.
Penilaian risiko di prioritas yang ketiga dengan bobot sebesar 0,167.
Setelah dilakukan pengawasan tahap selanjutnya adalah menilai risiko yang akan
muncul seperti apa dari faktor pembuatan ini. Diharapkan dengan mengetahui
risiko yang muncul dari faktor pembuatan, tujuan untuk mendapatkan jalur
distribusi yang lebih efesien tercapai. Prioritas yang keempat dari faktor
pembuatan adalah strategi dengan bobot sebesar 0,106. Pada aspek ini dilakukan
evaluasi ketepatan strategi yang digunakan, seperti melakukan ketepatan
penyelesaian produksi sesuai dengan penjadwalan dan ketepatan penyerahan
bahan baku dari petani. Prioritas yang terakhir dari faktor pembuatan adalah
organisasi/sumber daya manusia dengan bobot sebesar 0,060. Pada aspek ini
dilihat beberapa hal antara lain tingkat kehandalan alat penghubung,
pengintegrasian
sistem
produksi
dengan
sistem
pesanan
masuk,
dan
pengintegrasian sistem produksi dengan sisitem layanan pelanggan.
Subfaktor organisasi atau sumber daya manusia merupakan prioritas yang
utama dari faktor agen dengan bobot sebesar 0,414. Sub faktor ini berguna untuk
melihat keadaan organisasi dan sumber daya manusia yang terdapat dalam agen.
Didalamnya terkait apakah terdapat pertemuan-pertemuan antar agen ataupun
dengan pihak Lembaga Pertanian Sehat, dengan pengorganisasian jalur distribusi
yang terencana Lembaga Pertanian Sehat mengharapkan distribusi menjadi lebih
efisien .Di prioritas yang kedua adalah manajemen persedian barang dengan bobot
sebesar 0,297. Sub faktor ini melihat lebih jauh bagaimana agen menerapkan
manajemen persedian barangnya.
Prioritas yang ketiga dari faktor agen adalah strategi dengan bobot sebesar
0,164. Adapun strategi tersebut berkaitan dengan ada atau tidaknya kerjasama
94
antar agen, penggunaan gudang bersama. Penilaian risiko menjadi prioritas yang
terakhir dari faktor agen dengan bobot sebesar 0,125. Sub faktor ini melihat
seberapa banyak sumber daya yang dikeluarkan dalam kegiatan penjualan,
kecukupan informasi dalam menilai sumber daya yang keluar, dan melakukan
penilaian untuk melihat apakah agen melakukan pengintegrasian antara sistem
penyimpanan dengan sistem pesanan yang masuk atau dengan sistem layanan
pelanggan.
Perencanaan menjadi prioritas yang utama dari faktor transportasi dengan
tujuan mencapai jalur distribusi yang lebih efesien dengan bobot sebesar 0,327.
Pada sub faktor perencanaan ini dilihat apakah terdapat perencanaan untuk
mengelompokkan pesanan dan melihat apakah terdapat rencana pemuatan untuk
dapat menentukan waktu pengiriman. Di prioritas yang kedua adalah strategi
dengan bobot sebesar 0,122. Pada sub faktor ini melihat adanya ketersediaan data
informasi kegiatan perusahaan dan melihat tingkat keberhasilan sistem
transportasi sejalan dengan kegiatan perusahaan. Pengarahan pengiriman menjadi
prioritas yang ketiga dari faktor transportasi dengan bobot sebesar 0,183. Pada
subfaktor pengarahan pengiriman dilihat mengenai pembentukan rute dengan
pengangkut dan melihat ada atau tidaknya prosedur yang digunakan dalam
menggunakan rute tersebut.
Prioritas yang keempat dari faktor transportasi adalah evaluasi
keberhasilan pengangkutan dengan bobot sebesar 0,052. Subfaktor ini berguna
untuk dapat mengetahui keberhasilan pengangkut dalam proses pengiriman.
Prioritas kelima adalah pemilihan jalan dan tarif pengiriman dengan bobot sebesar
0,078.
Pada subfaktor ini melihat apakah terdapat proses negosiasi tarif
pengangkutan, ada atau tidaknya pembuatan daftar biaya pengangkutan, melihat
apakah terdapat pergerakan transportasi, melihat cara pemberian daftar biaya ke
bagian akuntansi atau keuangan. Sarana pengangkutan, dokumen pengiriman
produk menjadi prioritas yang terakhir dengan bobot sebesar 0,052. Pada
subfaktor ini melihat bagaimana prosedur pendaftaran ulang pelanggan, cara
penurunan barang, pemeriksaan sarana sebelum mengangkut.
Subfaktor proses merupakan prioritas yang utama dari faktor penjualan
dengan tujuan mendapatkan jalur distribusi yang lebih efesien dengan bobot
95
sebesar 0,294. Pada subfaktor ini dilihat bagaimana cara memeriksa kredit,
bagaimana peramalan dibuat, bagaimana cara memberi pengertian pelanggan
terhadap barang yang dapat di kembalikan. Prioritas yang kedua adalah adalah
strategi dengan bobot sebesar 0,277. Subfaktor ini berfungsi untuk memperoleh
keberhasilan penjualan dalam hal melayani pelanggan agar dapat sejalan dengan
kegiatan perusahaan lainnya, mengetahui peramalan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan.
Pengukuran dan pengontrolan menjadi prioritas yang ketiga dari faktor
penjualan dengan bobot sebesar 0,22. Dalam subfaktor ini melihat bagaimana cara
melakukan pengukuran dan pengontrolan, seperti apakah terdapat kebijakankebijakan khusus terhadap pelanggan, bagaimana perusahaan merespon barang
yang dikembalikan. Sub faktor penilaian risiko menjadi prioritas keempat dari
faktor penjualan dengan bobot sebesar 0,111. Pada subfaktor ini dilihat apakah
proses penjualan sejalan dengan sumber, bagaimana keberhasilan pemenuhan
pesanan yang ada, apakah Lembaga Pertanian Sehat khususnya sistem penjualan
dapat memahami kebutuhan pasar, bagaimana hasil dari adanya pengintegrasian
antara kegiatan penjualan dengan pemberian layanan terhadap pelanggan.
Prioritas terakhir dari faktor penjualan adalah organisasi/sumber daya manusia
dengan bobot sebesar 0,095. Subfaktor ini melihat apakah terdapat informasi
klaim dengan departemen lain, dan apakah organisasi memiliki informasi yang
cukup mengenai pesanan atau kebutuhan pelanggannya. Hasil pengolahan
horizontal dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas beras dapat dilihat pada
Tabel 12 di bawah ini.
Tabel 12. Hasil Pengolahan Horizontal Antar Elemen Subfaktor Untuk Tujuan
Mempertahankan Kualitas Beras.
Faktor
Perencanaan
Sumber
Subfaktor
Keuangan
Strategi
Organisasi
Pengukuran/Pengontrolan
Strategi
Organisasi/SDM
Proses
Teknologi
Bobot
0,173
0,300
0,132
0,395
0,087
0,145
0,341
0,317
Prioritas
3
2
4
1
5
3
1
2
Rasio
Inkonsistensi
0,03
0,02
96
Pembuatan
Agen
Transportasi
Penjualan
Penilaian Resiko
Strategi
Organisasi/SDM
Proses
Ukuran dan Kontrol
Penilaian Resiko
Strategi
Organisasi/SDM
Manajemen Persediaan Barang
Penilaian Resiko
Strategi
Perencanaan
Pengarahan Pengiriman
Pemilihan Jalan dan Tarif
Sarana Pengangkutan
Evaluasi Keberhasilan
Strategi
Organisasi/SDM
Proses
Ukuran dan Kontrol
Penilaian Resiko
0,109
0,108
0,308
0,191
0,267
0,126
0,313
0,239
0,306
0,142
0,107
0,233
0,154
0,110
0,148
0,248
0,298
0,184
0,276
0,124
0,117
4
5
1
3
2
4
1
3
2
4
6
2
3
5
4
1
1
3
2
4
5
0,01
0,09
0,02
0,05
Berdasarkan tabel pengolahan diatas dapat dilihat bahwa pengukuran atau
pengontrolan menjadi prioritas utama dari faktor perencanaan dengan tujuan
mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,395. Hal ini dikarenakan
dengan pengukuran dan pengontrolan di tahap perencanaan yang mana tahap
perencanaan merupakan tahap awal dari semua tahap, dapat mengukur dari semua
kegiatan dari bulan-bulan atau tahun-tahun sebelumnya. Apabila belum sesuai
maka pengontrolan dilakukan secara ketat, begitu juga apabila sudah sesuai
pengontrolan masih dilakukan secara ketat, sehingga diharapkan pihak Lembaga
Pertanian Sehat dapat mempertahankan kualitas beras sesuai dengan standar yang
ada.
Prioritas kedua dari fakor perencanaan dengan tujuan mempertahankan
kualitas beras adalah strategi dengan bobot sebesar 0,300. Dengan strategi yang
terencana dan fokus untuk mempertahankan kualitas Beras SAE pihak Lembaga
Pertanian Sehat dapat menjalankan semua kegiatannya dengan lancar dan sesuai
dengan strategi yang telah direncanakan. Keuangan menjadi prioritas yang ketiga
dari faktor perencanaan dengan bobot sebesar 0,173. Hal ini disebabkan karena
semua kegiatan yang telah direncanakan akan dilakukan apabila keuangannya
juga lancar, karena dengan terhambatnya subfaktor keuangan ini semua strategi
97
yang telah dibuat akan sia-sia. Organisasi atau sumber daya manusia merupakan
prioritas yang terakhir dari faktor perencanaan dari tujuan mempertahankan
kualitas beras dengan bobot sebesar 0,132. Dengan pengorganisasian yang tepat
dan sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya, pihak Lembaga
Pertanian Sehat dapat menjalankan semua kegaiatan-kegiatannya tanpa ada
kendala yang tidak bisa dipecahkan. Dengan demikian tujuan mempertahankan
kuliatas beras pun tercapai dengan baik sesuai dengan standart yang telah
ditentukan.
Subfaktor proses merupakan prioritas yang utama dari faktor sumber
dengan tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,341.
Lembaga Pertanian Sehat sangat memperhatikan sumber yang bermutu agar
kualitas beras dapat terjamin. Penggunaan teknologi menjadi prioritas yang kedua
dengan bobot sebesar 0,317. Penggunaan teknolgi yang sederhana, ramah
lingkungan dan tersedia banyak di lingkungan merupakan salah satu misi pihak
Lembaga Pertanian Sehat agar produk yang mereka hasilkan berkualitas baik.
Penggorganisasian atau sumber daya manusia menjadi prioritas ketiga dengan
bobot sebesar 0,145. Dengan sumber daya manusia yang berkompeten di
bidangnya pihak Lembaga Pertanian Sehat berusaha menjaga kualitas Beras SAE
tetap terjamin dan bermutu. Prioritas keempat dari faktor sumber adalah penilaian
risiko dengan bobot 0,109. Menilai semua risiko yang akan terjadi kedepannya
agar produk yang dihasilkan pihak Lembaga Petanian Sehat dapat bersaing di
pasaran, termasuk risiko kesehatan yang akan terjadi apabila produk yang
dihasilkan Lembaga Pertanian Sehat tidak Sehat dan tidak aman. Strategi menjadi
prioritas terakhir dari faktor sumber dengan tujuan mempertahankan kualitas
beras dengan bobot 0,087. Merencanakan strategi yang tepat dalam bidang
kualitas produk diharapkan pihak Lembaga Pertanian Sehat dapat fokus dengan
produk yang dihasilkan.
Organisasi atau sumber daya manusia menjadi prioritas yang utama dari
faktor pembuatan dengan tujuan mempertahankan kualitas beras dengan bobot
sebesar 0,308. Pihak Lembaga Pertanian Sehat berusaha membagi-bagi setiap
karyawannya dengan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya
sehingga diharapkan para karyawan dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya di
98
Lembaga Pertanian Sehat sehingga produk yang dihasilkan lebih terjamin dan
bermutu. Ukuran dan dan kontrol menjadi prioritas yang kedua dari faktor faktor
pembuatan dengan bobot sebesar 0,267. Dengan selalu melakukan pengukuran
dan pengontrolan dari tahapan pembuatan, pihak Lembaga Pertanian Sehat
berusaha selalu menjaga dan mempertahankan kualitas Beras SAE.
Proses pembuatan yang benar dan sesuai dengan standar yang telah
diterapkan diharapkan dapat mempertahankan kualitas beras. Sub faktor proses
dalam faktor pembuatan ini menjadi prioritas ketiga dengan bobot sebesar 0,191.
Penilaian risiko menjadi prioritas yang keempat dengan bobot sebesar 0,126.
Setiap kegiatan selalu memperhatikan segala risiko yang akan muncul sehingga
fokus pada tujuan utama dari setiap faktor dapat terwujud. Sub faktor strategi
dalam faktor pembuatan menjadi prioritas yang terakhir dengan bobot sebesar
0,108. Strategi pembuatan seperti apa yang dijalankan dan direncanakan selalu
mengacu pada tujuan yang utama yaitu mempertahankan kualiatas beras yang
dihasilkan, karena memberikan kualitas yang baik menjadi nilai tambah produk
dipasaran.
Sub faktor strategi menjadi prioritas yang utama dari fakor agen dengan
bobot sebesar 0,313. Strategi agen ikut andil dalam mempertahankan kualitas
beras, karena konsumen akhir lebih banyak berada di rantai agen ke bawah.
Dengan
pengarahan
dari
pihak
Lembaga
Pertanian
Sehat
mengenai
mempertahankan kualitas beras, diharapkan agen dapat membuat strategi sendiri
yang sesuai dengan keadaan lingkungan mereka. Manajemen persediaan barang
menjadi prioritas kedua dengan bobot sebesar 0, 306. Manajemen persediaan yang
baik dari agen yang sesuai dengan keadaan lingkungannya diharapkan dapat
mencapai tujuan mempertahan kualitas beras. Manajemen disini terkait dengan
manajemen waktu dan manajemen penyimpanan. Pengorganisasian dan sumber
daya manusia menjadi prioritas yang ketiga dengan bobot sebesar 0,239.
Walaupun agen memiliki organisasi yang berbeda dengan Lembaga Pertanian
Sehat, tetapi pihak Lembaga Pertanian Sehat tidak lepas tangan begitu saja.
Lembaga Pertanian Sehat memberikan pengarahan tentang sumber daya manusia
para agen-agennya. Penilaian risiko menjadi prioritas yang terakhir dari faktor
agen dengan bobot sebesar 0,142. Para agen juga diharapkan mampu melihat
99
risiko yang akan muncul di usaha yang dijalankannya. Pihak Lembaga Pertanian
Sehat memberikan solusi yang tepat dari setiap risiko yang akan muncul di rantai
agen-agennya.
Mengevaluasi terlebih dahulu kemungkinan keberhasilan pengangkutan
menjadi prioritas yang utama dari faktor transportasi dengan bobot sebesar 0,248.
Menilai kembali pengangkutan yang telah dijalankan apakah sudah sesuai dengan
target atau belum, kalaupun belum masih melakukan evaluasi yang lebih intensif.
Perencanaan menjadi prioritas yang kedua dengan bobot sebesar 0,233.
Merencanakan transportasi yang bersih dan higienis di dalam kabin diharapkan
dapat mempertahankan kualitas beras. Pengarahan pengiriman di prioritas ketiga
dengan bobot sebesar 0,154. Pengarahan pengiriman di sampaikan kepada supir
dan staff yang mendampinginya agar selalu melakukan kegiatan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan termasuk kebersihan dalam kabin mobil
pengangkut. Sarana pengangkut, dokumen pengiriman produk menjadi prioritas
keempat dengan bobot sebesar 0,148. Dengan sarana pengangkut yang layak
pakai dan terjaga kebersihannya, pihak Lembaga Pertanian Sehat berusaha
mempertahankan kualitas berasnya. Begitu juga dengan dokumen produk yang
jelas, agar tidak ada perjalanan yang salah dan boros biaya.
Pemilihan jalan dan tarif pengiriman menjadi prioritas yang kelima dengan
bobot sebesar 0,110. Pemilihan jalan yang benar dan tidak banyak jalan yang
rusak agar beras yang ada di dalam kabin mobil pengangkut tidak hancur sehingga
kualitas pun tetap terjaga, sedangkan tarif pengiriman dibuat sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati antara agen atau pembeli dengan pihak Lembaga
Pertanian Sehat. Strategi menjadi prioritas yang terakhir dari faktor transportasi
dengan bobot sebesar 0,107. Pada dasarnya secara keseluruhan strategi di faktor
transportasi ini adalah kebersihan mobil pengangkut dan kemahiran si supir dalam
menjalankan tugasnya agar produk yang diterima agen atau pembeli masih sama
kualitasnya pada saat beras berada di pihak Lembaga Pertanian Sehat.
Strategi menjadi prioritas yang utama dari faktor penjualan dalam
mempertahankan kualitas beras dengan bobot sebesar 0,298. Strategi yang
dilakukan dalam bidang penjualan adalah memberikan arahan kepada bagian
penjualan agar memberitahukan kepada konsumen bahwa pihak Lembaga
100
Pertanian Sehat memberikan jaminan kualiatas beras yang bermutu. Proses
menjadi prioritas yang kedua dengan bobot sebesar 0,276. Proses yang dimaksud
adalah membuat brosur atau iklan di website Lembaga Pertanian Sehat dengan
mencantumkan kata-kata yang mempertahankan kualitas, karena dengan
melakukan seperti itu diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan pihak
Lembaga Pertanian Sehat tetap fokus terhadap kualitas yang diberikan.
Pengorganisasian atau sumber daya menjadi prioritas ketiga dengan bobot
sebesar 0,184. Dengan sumber daya manusia yang berkompeten dan
pengorganisasian yang baik di bidang penjualan dengan tetap memfokuskan pada
mempertahankan kualitas beras diharapkan angka penjualan juga semakin
meningkat. Ukuran dan kontrol menjadi prioritas yang keempat dengan bobot
sebesar 0,124. Selalu mengukur dan mengontrol di kegiatan penjualan terutama
dalam memberikan pengarahan kepada bagian penjualan atau promosi untuk
selalu memberikan yang terbaik juga bukan hanya di iklan atau brosur saja.
Penilaian risiko menjadi prioritas yang terakhir dari faktor penjualan dengan
tujuan
mempertahankan
kualitas
beras
dengan
bobot
sebesar
0,117.
Mengantisipasi semua risiko yang akan terjadi dari kegiatan penjualan terutama
yang berkaitan kualitas beras. Salah satunya adalah memberikan jaminan apabila
kualitas yang diterima agen atau konsumen pada saat penerimaan barang tidak
sesuai dengan yang ada di brosur penjualan atau web pihak Lembaga Pertanian
Sehat.
7.2
Analisis Hasil Pengolahan Vertikal
Analisa pengolahan secara vertikal bertujuan untuk melihat pengaruh
setiap elemen pada tingkat hierarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama
atau fokus perusahaan. Hasil pengolahan vertikal pada dasarnya hampir sama
untuk pengolahan horizontal. Perbedaannya hanya pada tingkat 3 dan tingkat 4.
Untuk tingkat 2, hasil pengolahan horizontal dan vertikal memberikan hasil
prioritas yang sama, sedangkan hasil pengolahan vertikal untuk tingkat 3 yaitu
faktor yang mempengaruhi kegiatan supply chain management diutamakan pada
faktor sumber dengan bobot 0.252. Dengan sumber yang baik diharapkan produk
yang dihasilkan pun baik juga. Sumber yang sesuai dengan standar yang telah
ditentukan. Baik itu sumber benih padi yang berkualitas, sumber pengolahan dan
101
sumber pengemasan. Proses memberikan kontribusi yang besar dalam faktor
sumber, dengan proses pembuatan yang sesuai dengan standar kerja diharapkan
Lembaga Pertanian Sehat dapat menghasilkan beras SAE yang berkualitas baik.
Penggunaan teknologi di sumber pembuatan seperti pembudidayaan yang ramah
lingkungan dan penggunaan teknologi pencampuran beras yang ramah lingkungan
juga diharapkan dapat mempertahankan kualitas beras.
Pembuatan menjadi faktor yang kedua yang mempengaruhi kegiatan untuk
mempertahankan kualitas beras. Peran sumber daya manusia yang berkompeten
dalam bidangnya masing-masing dalam proses pembuatan diharapkan dapat
mempertahankan kualitas beras SAE, seperti sarjana agronomi yang paham akan
masalah budidaya beras dan sarjana teknologi pertanian dalam kegiatan
pengemasan beras yang ramah akan lingkungan. Penggunaan teknologi menjadi
subfaktor yang kedua dalam faktor pembuatan. Penggunaan teknologi yang ramah
lingkungan dalam bidang budidaya dan pengemasan diharapkan beras SAE yang
yang dihasilkan dapat berkualitas dengan itu Lembaga Pertanian Sehat dapat
mempertahankan kualitas berasnya.
Faktor ketiga yang mempengaruhi dalam mempertahankan kualitas beras
adalah perencanaan dengan pengontrolan yang menjadi sub faktornya. Perlakuan
pengawasan dan pengontrolan di kegiatan perencanaan dilakukan agar
perencanaan yang telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan harapan dan
tujuan, yaitu mempertahankan kualitas beras. Sub faktor kedua yang
mempengaruhi dari faktor perencanaan adalah strategi. Strategi perencanaan yang
dibuat sebaik dan sesederhana untuk mempertahankan kualitas beras.
102
Identifikasi Faktor-Faktor Kegiatan
Supply Chain Management Beras SAE
Mendapatkan Jalur Distribusi yang
Lebih Efesien
0.086
PLAN
0.192
Keuangan
SOURCE
0.252
Mempertahankan Kualitas Beras
0.050
MAKE
0.221
AGENT
0.125
TRSPT
0.071
SELL
0.139
0.020
Strategi
0.013
Strategi
0.014
Strategi
0.023
Strategi
0.004
Strategi
0.025
Strategi
0.034
SDM
0.022
SDM
0.040
SDM
0.018
Plan
0.010
SDM
0.015
SDM
Proses
0.051
Proses
0.025
MPB
0.023
PP
0.006
Proses
0.023
Tekno
0.047
Kontrol
0.035
Risk
0.010
PJTP
0.005
Kontrol
0.010
Risk
0.016
Risk
0.017
SPDPP
0.006
Risk
0.010
0.015
Control
0.045
Rasio Inkonsistensi : 0.00
EKP
0.010
Keterangan :
Plan
= Perencanaan
SDM = Sumber Daya Manusia
Source = Sumber
Tekno = Teknologi
Make = Pembuatan
Risk
= Risiko
Agent = Agen
MPB = Manajemen Persedian Barang
TRSPT = Transportation
PP
= Pengarahan Pengiriman
PJTP = Pemilihan Jalan dan Tarif Pengiriman
SPDPP = Sarana Pengangkutan, Dokumen Pengiriman Produk
EKP
= Evaluasi Keberhasilan Pengangkutan
Gambar 9. Hasil Pengolahan Vertikal
103
Download