BAB V - Widyatama Repository

advertisement
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Pada bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian dan
pembahasan yang dilakukan oleh penulis pada laporan keuangan perusahaan industri
farmasi 2003-2005 dengan menggunakan analisis rasio arus kas, berikut adalah
kesimpulan yang dapat penulis kemukakan:
1. Hasil analisis rasio arus kas rata-rata atas masing perusahaan pada industri
farmasi, yaitu:
a. PT Kimia Farma Tbk, memiliki rata-rata rasio arus kas untuk periode 20032005 adalah sebagai berikut:
1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO) sebesar 14%
2. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) sebesar 1,82 kali
3. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) sebesar 9,51 kali
4. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) sebesar 0,68 kali
5. Rasio Pengeluaran Modal (PM) sebesar 1,68 kali
6. Rasio Total Hutang (TH) sebesar 13%
b. PT Schering-Plough Indonesia Tbk, memiliki rata-rata rasio arus kas untuk
periode 2003-2005 adalah sebagai berikut:
1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO) sebesar (1,36)%
2. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) sebesar 0,40 kali
3. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) sebesar 1,14 kali
4. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) sebesar (0,01) kali
5. Rasio Pengeluaran Modal (PM) sebesar (0,12) kali
6. Rasio Total Hutang (TH) sebesar (2)%
c. PT Kalbe FarmaTbk, memiliki rata-rata rasio arus kas untuk periode 20032005 adalah sebagai berikut:
1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO) sebesar 41,67%
70
2. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) sebesar 3,25%
3. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) sebesar 10,73%
4. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) sebesar 1,12 kali
5. Rasio Pengeluaran Modal (PM) sebesar 2,28 kali
6. Rasio Total Hutang (TH) sebesar 25%
2. Perbandingan kinerja perusahaan industri farmasi berdasarkan analisis rasio arus
kas adalah sebagai berikut:
a. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
Berdasarkan analisis rasio arus kas operasi dari ketiga perusahaan tersebut
pada umumnya semua perusahaan tidak dapat menjamin kewajiban lancarnya
tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain namun PT. Kalbe Farma Tbk,
memiliki rata-rata rasio yang tinggi karena memiliki rata-rata arus kas operasi
yang cukup baik setiap tahunnya. PT. Schering-Plough Indonesia Tbk,
memiliki rasio yang paling terendah selama tiga tahun hal ini disebabkan
karena perusahaan memiliki hutang kepada bank sangat besar sedangkan kas
operasi yang dihasilkan setiap tahunnya sangat kecil.
b. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
Berdasarkan analisis rasio cakupan arus dana dari ketiga perusahaan tersebut
PT. Kalbe Farma Tbk, memiliki rasio yang paling baik karena memiliki ratarata rasio yang tertinggi hal ini karena laba perusahaan setiap tahunnya sangat
besar sedangkan PT. Schering-Plough Indonesia Tbk, memiliki rasio yang
terendah karena laba perusahaan setiap tahunnya sangat kecil. Sedangkan PT.
Kimia Farma Tbk memiliki rasio yang rendah tetapi perusahaan masih
mempunyai kemampuan untuk menutup komitmen-komitmen yang akan jatuh
tempo.
c. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB)
Berdasarkan analisis cakupan kas terhadap bunga dari ketiga perusahaan
tersebut PT. Kalbe Farma Tbk, memiliki rasio yang paling baik karena
memiliki rata-rata rasio tertinggi. PT. Schering-Plough Indonesia Tbk,
71
memiliki rasio yang terendah dibandingkan dengan perusahaan lainnya hal ini
disebabkan pada tahun 2004 mengalami penurunan rasio arus kas operasi.
Sedangkan PT. Kimia Farma Tbk, memiliki rasio yang cukup baik.
d. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)
Berdasarkan analisis cakupan kas terhadap hutang lancar dari ketiga
perusahaan tersebut PT. Kimia Farma Tbk, memiliki rasio tertinggi karena
setiap tahun penerimaan deviden kas meningkat. PT. Kalbe Farma Tbk,
memiliki rasio yang cukup baik karena setiap tahun mengalami penurunan
hutang lancar. PT. Schering-Plough Indonesia Tbk, memiliki rasio yang
terendah dikarenakan kenaikan hutang lancar namun pada arus kas operasinya
mengalami penurunan setiap tahunnya.
e. Rasio Pengeluaran Modal (PM)
Berdasarkan analisis cakupan kas terhadap hutang lancar dari ketiga
perusahaan tersebut pada umumnya semua perusahaan mengalami penurunan
rasio dari setiap tahunnya namun PT. Kalbe Farma Tbk, memiliki rata-rata
rasio yang tertinggi karena memiliki arus kas operasi yang cukup baik setiap
tahunnya. PT. Schering-Plough Indonesia Tbk, memiliki rasio yang paling
rendah sehingga perusahaan tidak memiliki kemampuan dalam membiayai
pengeluaran modal. PT. Kimia Farma Tbk, memiliki rasio yang baik pada
tahun 2003 tetapi pada tahun berikutnya terjadi penurunan rasio.
f. Rasio Total Hutang (TH)
Berdasarkan analisis rasio total hutang dari ketiga perusahaan tersebut pada
umumnya semua perusahaan mengalami penurunan rasio dari setiap tahunnya
namun PT. Kalbe Farma Tbk, memiliki rata-rata rasio yang paling baik karena
memiliki rasio yang tertinggi. PT. Schering-Plough Indonesia Tbk, memiliki
rata-rata rasio yang terendah, sedangkan PT. Kimia Farma Tbk, memiliki rasio
yang tertinggi pada tahun 2003 tetapi tahun berikutnya mengalami penurunan
rasio setiap tahunnya, hal ini disebabkan karena penurunan arus kas operasi
perusahaan.
72
Dari keterangan-keterangan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa PT.
Kalbe Farma Tbk, memiliki kinerja yang paling baik dibandingkan dengan
perusahaan-industri farmasi lainnya yang penulis teliti. Hal ini dapat terlihat di mana
arus kas operasi yang dimiliki dapat memenuhi kewajiban lancar, pembayaran bunga,
dan pembayaran pajak pada periode yang bersangkutan, sedangkan perusahaan yang
memiliki kinerja buruk adalah PT. Schering-Plough Indonesia Tbk, karena tidak
dapat mengelola arus kas yang ada untuk dapat menghasilkan kas lebih banyak,
sehingga memiliki rasio yang sangat kecil.
5.2
Saran
Berdasarkan penelitian dan simpulan di atas penulis mempunyai beberapa
saran untuk perbaikan kinerja lebih lanjut di masa yang akan datang pada perusahaanperusahaan industri farmasi yang telah dianalisis penulis adalah sebagai berikut:
1. PT Kimia Farma Tbk
Perusahaan ini memiliki masalah dalam menghasilkan arus kas operasi, karena
piutang kepada pelanggan yang setiap tahunnya meningkat sehingga penerimaan
kas dari pelanggan setiap tahunnya menurun yang menyebabkan perusahaan
mengalami kesulitan dalam menghasilkan arus kas operasi sehingga tidak mampu
memenuhi kewajiban lancarnya dengan kas yang dihasilkan. Sebaiknya
perusahaan meningkatkan pengendalian piutang dalam penagihan kepada
pelanggan dengan melihat apakah pelanggan mempunyai kemampuan dalam
membayar hutangnya kepada perusahaan.
2. PT Schering-Plough Indonesia Tbk
Perusahaan ini mengalami masalah dalam menghasilkan arus kas dari aktivitas
operasi sehingga dapat menghambat kinerja perusahaan dan mengakibatkan
aktivitas operasinya tidak efektif dan mengakibatkan rugi usaha. Sebaiknya
perusahaan meningkatkan penjualan agar dapat menghasilkan kas lebih banyak
sehingga laba perusahaan meningkat dan perusahaan memiliki arus kas yang
baik. Dalam hal ini, aktivitas normal merupakan aktivitas utama perusahaan yaitu
73
operasi perusahaan yang kegiatannya terus menerus ketidakmampuan dalam
menghasilkan arus kas pada aktivitas operasi merupakan indikasi terjadinya
kebangkrutan.
3. PT Kalbe Farma Tbk
Dalam analisis rasiolaporan arus kas terlihat jelas bahwa kinerja perusahaan
setiap tahunnya mengalami peningkatan. Perusahaan ini yang menurut peneliti
memiliki kinerja yang paling baik diantara perusahaan lainnya, diharapkan
perusahaan dapat mempertahankan kinerja yang baik ini dan bahkan dapat lebih
meningkatkannya kembali.
74
Download