BAB 10 OSILASI KIMIA Reaksi osilasi merupakan salah satu fenomena yang mengesankan yang terjadi pada sistem reaksi kimia. Pada satu jenis reaksi, campuran kimia mengalami reaksi dengan serangkain perubahan warna secara berkala. Contoh lainnya seperti pemancaran gas secara berkala pada suatu reaksi kimia. Pada sistem biologis, tentu saja akan banyak dijumpai osilasi reaksi, seperti reaksi bioluminesensi kunang-kunang, siklus kewanitaan, pergantian warna bunga, fenomena dinamis warna ikan louhan. Seringkali, berosilasinya reaksi di-analogikan seperti osilasi pendulum dari bagian satu ke bagian lainnya. Walaupun sesungguhnya tidaklah tepat, namun hal ini cukup berguna dalam menjelaskan fenomena osilasi pada umumnya. Perbedaan diantara keduanya terletak pada kesetimbangan yang dialami. Pendulum berosilasi melewati keadaan kesetimbangan, tetapi tidak demikian dengan reaksi kimia. Reaksi kimia yang berosilasi berlangsung jauh dari keadaan setimbang, dimana suatu gangguan terhadap sistem reaksi tidak diatasi oleh sistem. Bahkan pada keadaan lain, yang lebih jauh dari keadaan setimbang, sistem reaksi akan mengalami fenomena meruang seperti struktur dissipasi. Struktur dissipasi akibat reaksi kimia dapat dilihat pada tutul, lurik, bercak, spot kulit pada beberapa hewan (misalnya zebra, macan, kucing, ikan). Selain itu, proses metabolisme tubuh manusia sebagian besar merupakan sistem reaksi kimia yang berosilasi. 10. 1. Latar Belakang Matematika (i) Persamaan Konservasi Sebelum kita menuju ke gambaran lengkap mengenai contoh dari beberapa jenis osilasi kimia, akan penting untuk menggambarkan sifat dasar dan sifat umum dari fenomena ini. Pada bab ini, sifat matematika dari reaksi yang berhubungan akan dapat memberikan osilasi. Pada bagian D akan menunjukkan suatu analisis osilasi dari proses termodinamika irreversibel. 119 Sebagian besar sistem kimia yang dipelajari di laboratorium dapat digambarkan, sejauh sifat mekroskopiknya diketahui, dalam bentuk jumlah terbatas dari variabel lokal, yang dihubungkan dengan hubungan yang sama dalam kesetimbangan termodinamika. Kondisi untuk validasi penggambaran kesetimbangan lokal sudah diinvestigasi secara ekstensif oleh Prigogine. Dari pengamatan mikroskopik, ditunjukkan bahwa kondisi in dimana kondisi distribusi momentum dari campuran reaksi tidak menyimpang dari bentuk Maxwell. Hal in berarti, bahwa tekanan eksternal dan gradien (dari komposisi, temperatur) dikenakan pada sistem tidak begitu besar. Dengan kata lain, kondisi kesetimbangan lokal dapat digabungkan dengan sejumlah besar deviasi dari kesetimbangan kimia. Kesimpulannya, karena mayoritas besar dari sistem kimia yang diminati dapat dilakukan secara aman dengan rangka kerja penggambaran kesetimbangan lokal, kecuali ketika efek interfasial dibutuhkan, sehingga gradien variabel lokal ,emjadi sangat tinggi. Anggap sebagian besar reaksi campuran yang mengandung n spesies, X1,…, Xn dengan volume v yang berada pada kondisi kesetimbangan lokal. Sistem mungkin terbuka terhadap aliran kimia dari luar sistem yang bereaksi dengan X1,…, Xn di dalam volume reaksi. Kita anggap bahwa kondisi batas merupakan time independent dan bahwa sistem berada pada kesetimbangan mekanik. Debawah kondisi in keadaan sesaat akan digambarkan oleh komposisi variabel X1,…, Xn yang menunjukkan densitas kimia rata – rata, dan oleh densitas energi internal e. Dimana : n Xi (10.1) i 1 dan e adalah energi spesifik per unti massa. Kuantitas in menunjukkan persamaan konservasi : X i d v i X j T J i t (10.2) e J th I E t (10.3) (i = 1……n) 120 Jid dan Jith merupakan vektor diffusi dan vektor aliran panas dan T merupakan temperatur, vi adalah pembentukan i oleh semua reaksi kimia. Pada medium homogen hal in akan diberikan oleh hukum fenomenologikal dari kimetika kimia, misal secara umum, fungsi non linier dari Xj. Catatan, pada sistem terbuka i vi 0, E adalah medan listrik dan i adalah densitas arus yang diberikan dalam persamaan : n i zi J i d (10.4) i 1 dengan Zi adalah muatan per unit massa i. Kita harus menganggap bahwa I dan E sangat lambat untuk mengabaikan efek magnetik dan efek polarisasi bergantung waktu. Sekarang jika gradien tidak begitu tinggi. J id dan Jith bisa dinyatakan dalam bagian fungsi yang tidak diketahui yang muncul pada persamaan 10.2 dan 10.3 oleh hubungan fenomenilogikal. J i Di X i i X 1... X n T T D'i d J th T D'i T T2 i T (10.6) T i (10.5) Anggap sebuah matrik koefisien diffusi {Diijkr}. I adalah potensial elektrokimia dari konstituen I, adalah konduktifitas termal campuran, dan Di adalah koefisien difusi dari i. Ketika (10.5) dan (10.6) disubstitusikan pada persamaan (10.2) dan (10.3), satu diperoleh sistem tertutup utnuk persamaan differensial parsial nonlinier untuk {Xi} dan T, menyediakan juga penggunaan hubungan konstitusiv. e = e (X1 ……Xn. T) (10.7) Bentuk mereka adalah X i vi t X T D X j i i i T D 'i i 1,...., n T T 2 C T t T difusi; difusi termal i E H w 121 (10.8) (10.9) dimana C adalah kapasitas panas campuran dan H dan w merupakan panas reaksi dan kecepatan dari reaksi . Persamaan 10.8 dan 10.9 harus disediakan dengan kondisi batas yang sesuai. (ii) Kasus Homogen, Isotermal, Nonelektrik Dalam batasan ini persamaan dibentuk menurut : dX i / dt vi i 1,...., n X j (10.10) Mereka menjadi persamaan diferensial biasa nonlinier dari jenis otonom (yaitu dengan sisi tangan kanan yang tidak bergantung pada t). Teori matematika dari beberapa persamaan telah dibentuk oleh peneliti yang diawali oleh Poincare, khususnya pada kasusu dua variabel bebas. Sebaliknya, teori yang berhungan terhadap persamaan diferensial parsial masih dalam bentuk yang sederhana. Beberapa contoh eksperimen dari reaksi osilasi pada sistem homogenus sudah diketahui. Selain itu, osilasi biokimia seperti proses glikolitik intermedit juga sudah dibentuk dalam in vitro dibawah kondisi homogen. Pada semua kasus ini, osilasi hanya bisa karena mekanisme kimia, ketika semua penyebab lainnya seperti permukaan, makroskopik inhomogen, efek listrik telah dihilangkan. Maka pembelajaran mengenai sistem dari persamaan 10.10 akan menyatakan kondisi dibawah, dimana mekanisme kimia tergenerasi pada lingkungan osilasi. Jika Xi(t) merupakan penyelesaian sistem 10.10. Kita anggap bahwa gerakan didefinisikan pada interval waktu terbuka (0,) dan bahwa Xi(t) berada pada interval. Jelasnya, tiap fungsi dari bentuk Xi(t + t0), dimana t0 merupakan konstanta sebarang (fase), yang masih penyelesaian sistem. Secara luas penyelesaian ditentukan dalam ruang n-dimensi dari Xj yang merupakan lintasan c (atau orbit) sistem. Lingkungan dari lintasan tersebut dikarekteristik oleh dua hal berikut : 1. Stabilitas stuktur. Suatu sistem yang secara struktur stabil jika struktur topologikal dari lintasannya dari ruang Xn yang tidak efektif dengan penggangu yang kecil memodifikasi bentuk persamaan evolusi (persamaan 10.10) 122 2. Stabilitas Lyapounov Suatu keadaan Xi(t) adalah (Lyapounov) stabil jika, diberikan e 0, yang berada 0 seperti bahwa penyelesaian lainnyaXi0(t) dengan jarak dari Xi pada waktu t0 bersisa dengan jarak e dari Xi untuk semua t t0. Jika, selain itu, jarak [Xi(t) – Xi0(t)] 0 sebagai t , Xi(t) akan menjadi stabil secara asimtotik. Dua hal ini dihubungkan sebagai berikut. Sebagai aturan, lingkungan dari sitem kimia digambarkan oleh persamaan (10.10) tergantung pada harga sejumlah parameter {A} yang digambarkan, sebagai contoh masukan substansi dari dunia luar atau komposisi inisial campuran. Penyelesaian dari persamaan differensial menjadi fungsi {A}. Kita anggap bahwa pada sekurangnya satu dari penyelesaian memiliki lintasan stabil asimtotik. Jika untuk beberapa batas {A} penyelesaian ini sangat halus tanpa memodifikasi kualitatif topologikal lintasan (sistem kemudian stabil secara struktural), harga dari {A} disebut harga ordinary. Tetapi jika sudah melewati harga {A} = {Ac} struktur topologikal lintasan berubah secara kualitatif (sistem kemudian ditunjukkan untuk {A} ={Ac} yang secara struktur tidak stabil), kita akan mengatakan bahwa {Ac} merupakan bagian kritis atau bifurkasi, harga. Penyelesaian tertentu (seperti steady state) atau lintasan dari penyelesaian persamaan (10) menjadi titik Lyapounov yang tidak stabil. Suatu sifat elementer harus didapatkan dari sistem fisik yang pada keadaan weel –defined dan harus sesuai dengan model matematika yang menggambarkan kelakuan makroskopik sistem yang secara struktur stabil. Sesungguhnya, sistem fisik selalu merupakan subjek dari semua penggangu sebaik fluktuasinya. Tanpa stabilitas strukturan, kelakuan sistem akan menyerupai random noise, yang berlawanan dengan pengamatan umum. Ilustrasi singkat tentang hal ini adalah gerakan dari sebuah pendulum yang model matematikanya adalah osilator harmonik. Cara ini tergolong sistem konservatif, yaitu sistem yang mempunyai konstanta gerak (regular), yang semuanya tidak stabil secara struktural. Tetapi alaminya sebuah pendulum tidak pernah sebagai osilator harmonik. Hal ini membuat sistem stabil secara struktur. 123 Pada kasus kimia, pengamatan biasa menunjukkan bahwa campuram reaksi subjek terhadap kondisi akhir dari kelakuan tidak waktu pada keadaan stationer, dimana konsentrasi X dari kimia adalah tidak bergantung waktu. Oi Disisi lain, terbukti terakumulasi sangat rapat untuk menunjukkan bahwa sistem kimia menuju steady state di bawah kondisi tertentu dapat juga terjadi untuk kondisi berbeda pada keadaan dimana konsentrasi{Xi(t)} menunjukkan osilasi berkelanjutan dengan periode dan amplitudo yang reproducible. Pada terminologi yang dikenalkan sebelumnya, pada kedua kasus harus mempunyai satu sistem yang stabil secara struktur, tapi nyatanya struktur topologikal lintasannya pada ruang Xn sedikit berbeda. Maka baik utnuk menarik kesimpulan bahwa bentuk transisi dari steady state kepada kelakuan osilatori dihubungkan oleh fenomena bifurkasi yang terjadi utnuk beberapa harga kritis dari parameter yang mempengaruhi sistem. Pada titik ini penyelasaian steady state menjadi tidak stabil (lyapounov). Sistem kemudian berubah menjadi bentuk baru yang dibawah kondisi tertentu akan bisa menjadi osilasi berkelanjutan. Osilasi kimia berkelanjutan merupakan contoh dari fenomena superkritikal yang terjadi di luar transisi yang tidak stabil. Hal ini menunjukkan beberapa fenomena fisik seperti ketidakstabilan pada dinamika fluida atau bahkan transisi fase. (iii) Sistem Homogen Dua Variabel Teori bifurkasi sudah dibangun secara utama untuk sistem yang menggambarkan dua variabel. Kasus n > 2 masih dipelajari secara intensif, tapi satu yang jauh dari mempunyai karakterisasi komplet dari fenomena yang boleh terjadi pada titik bifurkasi. Pada bagian ini kita menyusun sedikit hasil pada sistem diferensial dua veriabel. Alasannya tidak hanya akademik. Beberapa sistem kimia menunjukkan osilasi berkelanjutan terkadang menggambarkan dua variabel. Misalnya, osilasi glikolisis intermediet bisa didiskusikan dalam sistem ATP – ADP yang muncul pada langkah reaksi yang dikatalisis oleh fosfofruktokinase. 124 Dalam teori bifurkasi dua dimensional, Aturan utama diatur oleh lintasan tertutup, yang dengan jelas menunjukkan gerak periodik. Pada sistem yang secara struktur stabil, dua lintasan tertutup akan terpisah oleh jarak tertentu, yang disebut dengan siklus batas. Sebaliknya, sistem yang secara struktur tidak stabil seperti sistem konservatif dapat terhalang pada daerah asal tertentu dan lintasan tertutup yang tidak tertentu. Amplitudo dan periodanya ditentukan oleh oleh kondisi inisial, dimana pada kasus siklus batas mereka terdefinisi oleh sistemnya sendiri. Hasil berikut sangat penting untuk membangun siklus batas : Disekitar lintasan tertutup sedikitnya satu titik mewakili steady state. Selanjutnya titik ini disebut titik tunggal. Kriteria negatif dari Bendixon. Jika bentuk (v1/ X1 + v2 / X2) (lihat persamaan 10.10) tidak berubah tanda pada daerah asal ruang (X1,X2), tidak akan terdapat siklus batas pada daerah asal ini. Pernyataan ini juga membuktikan bahwa siklus batas hanya dapat timbul pada sistem non-linier. Bifurkasi dapat terjadi pada keadaan berikut : (a). Siklus batas stabil dapat dibuat dari titik tunggal yang sifat stabilitasnya berubah dari harga kritis dari parameternya. Terutama, pada kasus dimana titik tunggal harus berlaku sebagai multiple focus. Hal ini berarti bahwa pada titik kritis perturbasi kecil disekitar titik tunggal menimbulkan osilasi tidak teredam. Kasus (a) sangat penting bagi osilasi. (b). Siklus batas stabil dapat muncul dari multipel siklus batas. Akhirnya akan muncul dari gabungan dari siklus batas stabil dan tidak stabil. (c). Bifurkasi siklus batas yang lebih komplek dapat juga terjadi pada hadirnya separatrices gabungan dua titik tunggal, satu diantaranya adalah saddle point. Saddle poin adalah titik tunggal dimana perturbasi kecil disekitarnya dapat terdekomposisi menjadi meningkat secara eksponensial. Suatu Separatrix adalah lintasan dari sistem diferensial yang melalui titik tunggal. Pada munculnya siklus batas, bifurkasi juga dapat meningkatkan titik tunggal ganda. Tampilan terakhir dari keadaan kritis dimana dua titik tunggal bergabung. Contoh sederhananya adalah gabungan antara saddle point 125 dan node. Node adalah titik tunggal disekitar mana perturbasi kecil baik meningkat atau menurun secara eksponensial terhadap waktu. (iv) Beberapa Sistem Umum Sistem kinetika kimia umumnya inhomogenus, dan mereka dipengaruhi oleh tekanan dari luar, seperti listrik. Teori bifurkasi dari sistem yaitu digambarkan dengan persamaan differensial parsial, yang sedikit kurang dibangun dibanding teori differensial biasa. Fenomena bifurkasi biasa dimulai dari steady state yang memberikan simetri spasial yaitu (a) Pemecahan spontan dari simetri pada keadaan dasar pada beberapa titik kritis dan evolusi berikutnya terhadap steady state yang mempunyai perbedaan differensial simetri ruang; (b) Bifurkasi penyelesaian periodik dalam bentuk gelombang tegak atau gelombang propagasi.; (c) Bifurkasi dari penyelesaian quasiperiodik dari penyelesaian periodik tipe (b). 12.2. Analisis Termodinamika Osilasi Kimia (i) Ketidakmungkinan Osilasi pada Daerah Linier dari Proses Irreversibel Pada bagian terdahulu sudah diketahui bahwa osilasi berkelanjutan stabil dari siklus batas akan muncul pada sistem non linier tertentu, biasanya diluar daerah asal dari stabilitas steady state. Sekarang dicoba untuk menghubungkan ketidakstabilan dan osilasi terhadap sifat termodinamika sistem, seperti entropi atau pembentukan entropi per satuan waktu. Anggap suatu sistem sebarang yang mungkin terbuka yaitu perubahan energi dan senyawa dengan lingkungan sekitarnya. Perubahan entropi dS selama selang waktu dt dirumuskan sebagai : dS d e S d i S (10.11) dengan diS 0, dimana deS adalah aliran entropi karena pertukaran dengan lingkungan, dan diS adalah produksi entropi didalam sistem karena proses irreversibel seperti reaksi kimia, diffusi, konduksi panas (lihat juga (10) dan (13)). Hukum kedua menghendaki diS 0. Untuk sistem terisolasi (deS = 0), hal ini 126 menunjukkan bahwa dS = diS 0, yaitu untuk kondisi batas tidak tergantung waktu, sistem akan cenderung irreversibel pada keadaan setimbang diS = deS = 0, yang akan menjadi tidak tergantung waktu dan stabil secara asimtotik dengan respek terhadap semua penggaunggu. Dengan kata lain, sistem terbuka bisa mencapai keadaan mantap non-kesetimbangan seperti bahwa dS = 0, tapi deS = diS < 0. Anggap sekarang sistem jauh dari keadaan setimbang dan mengikuti kondisi kesetimbangan lokal pada bagian 1.C. Yang dapat dihitung secara eksplisit diS / dt, dan hasilnya : (dimana = volume) P di d J X 0 dt (10.12) J adalah kecepatan proses irreversibel (kecepatan reaksi kimia, diffusi dan aliran panas) dan X adalah gaya penyesuai (afinitas kimia, gradien potensial elektrokimia, gradien temperatur). Dekat kesetimbangan, J adalah fungsi linier dari X dan (10) menjadi kuadrat pada X. Ditunjukkan oleh Prigogine bahwa pada batas ini, dan utnuk kondisi batas tidak bergantung waktu. dP dt 0 (10.13) Tanda sama dengan menunjukkan steady state. Untuk sistem terbuka, hal ini berarti pembentukan entropi minimum pada steady state (non-kesetimbangan) dan stabilitas asimtotik dari keadaan ini dengan respek terhadap semua pengganggu. Sebagai hasilnya, suatu pedoman dari osilasi berkelanjutan tidak terjadi bifurkasi dari steady state pada daerah asal ini. Osilasi tidak bisa tertutup dari fenomena kesetimbangan. Pada sistem terisolasi, selain kesetimbangan tidak ada steady state. Arti dari pertidaksamaan (13) pada kasus ini adalah bahwa osilasi tidak menempati daerah di sekitar keadaan transisi. (ii) Termodinamika non-linier. Osilasi melalui Ketidakstabilan Persamaan 10. 13 akan berubah pada keadaan jauh dari kesetimbangan termodinamika. Dan lagi, satu tidak berasal pada daerah asal yang mempunyai 127 ketidaksamaan yang akan menjamin stabilitas dari steady state atau keadaan transisi. Satu bisa berasal dari kondisi stabilitas untuk beberapa keadaan. Hal ini membuktikan bahwa stabilitas akan terjamin ketika : 2 P d J X 0 (10.14) Jp dan Xp merupakan kelebihan aliran dan gaya karena deviasi dari keadaan sistem pada keadaan pembanding yang stabilitasnya dicari. Deviasi ini mungkin muncul dari gangguan acak atau gangguan sistematik yang ada pada sistem. Persamaan 10.14 memberikan hubungan kriteria stabilitas termodinamika universal untuk keadaan non setimbang. Pada sisi sebelah kesetimbangan, ketidaksamaan selalu terpenuhi. Dengan kata lain, untuk sistem yang mengikuti hukum kinetika linier dapat dilihat bahwa tanda ketidaksamaan tidak bisa dibalik sebagai jarak dari peningkatan kesetimbangan. Sebaliknya, pada sistem non linier yang bergerak menjauh dari kesetimbangan, pertidaksamaan pada persamaan 14 dapat menjadi kesalahan diluar harga kritis dari parameternya. Pada sistem terbuka, hal ini akan dihasilkan pada bentuk deviasi dari cabang steady state yang merupakan ekstrapolasi dari lingkungan tertutup ke lingkungan kesetimabngan dan akan menjadi tidak stabil. Keadaan percabangan ini disebut sebagai cabang termodinamika. Berdasarkan pada bagian sebelumnya, di luar ketidakstabilan dapat terjadi osilasi berkelanjutan stabil dari siklus batas bifurkasi dari steady state (tidak stabil). Perhatikan bahwa awal dari non linieritas untuk kenampakan siklus batas, yang ditekankan dari bagian C, juga dibuktikan, secara bebas, pada analisis termodinamika ini. Pada kesimpulannya, osilasi berkelanjutan pada sistem terbuka dapat dimengerti sebagai fenomena superkritis yang muncul diluar daerah asal stabilitas steady state pada cabang termodinamika. Maka, mereka termasuk pada kelas struktur dissipasi, yang didefinisikan oleh Prigogine sebagai keadaan spasial atau keadaan temporali yang terbentuk dan dipelihara oleh aliran senyawa dari luar sistem, yaitu diakhiri oleh munculnya dissipasi dari proses irreversibel di dalam sistem. Tapi dissipasi tampaknya menjadi faktor pelengkap dibawah kondisi tertentu, berlawanan terhadap apa yang biasanya terjadi. 128 Beberapa model skema reaksi dianalisis mengkonfirmasikan validasi dari kesimpulan ini. Kami percaya bahwa osilasi yang diamati di laboratorium akan dijelaskan pada bagian ini. Pada sistem terosilasi, atau pada sistem tertutup dari transfer massa, pengertian stabilitas cabang termodinamika menjadi kurang nyata. Osilasi disekitar keadaan transisi yang jauh dari kesetimbangan adalah mungkin dan nyatanya mereka sudah diamati secara eksperimen.(lihat bagian II). Tetapi osilasi ini dipaksa hampir teredam, dengan hukum kedua, sistem akan mungkin menuju kesetimbangan. Secara tepat, mereka tidak muncul diluar ketidakstabilan dari keadaan bergantung waktu. Mereka juga mempunyai cabang termodinamika, seperti halnya keadaan transisi. Sekalipun demikian, pada beberapa kasus mereka dapat diperlakukan sebagai osilasi pada sistem terbuka. 12.3. Syarat Matematika dan Fisika Osilasi Kimia Pada bagian teori dari diskusi ini, sudah selayaknya untuk memberikan klasifikasi dari jenis sistem kimia yang akan memberikan kenaikan terhadap osilasi berkelanjutan. Pada bagian di atas dijelaskan bahwa sistem ini harus non linier. Dasar matematika murni mempunyai jawaban untuk pertanyaan mengenai jenis non linieritas apa yang lebih spesifik yang ada pada kasus sistem homogen dua variabel. Persamaan kinetika kimia dapat kita tulis dalam bentuk : dx1/dt = v1 (X1,X2) dX2/dt = v2 (X1,X2) (10.15) Aplikasi dari hasil di atas memberikan kriteria berikut untuk v1,v2. 1. Bentuk div v (v1/X1) + (v2/X2) harus berubah tanda pada daerah (X1, X2). 2. Pada banyak kasus bifurkasi siklus batas dari multipel fokus dpat dipecahkan dengan memakai determinan Jacobian : 129 v1 X 1 0 v2 X 2 0 v2 X 1 0 v2 X 2 0 (10.16) dievaluasi pada steady state akan bernilai positif pada daerah dan diluar harga kritis dan parameter diman div hilang. v1 / X1 0 v2 / X 2 0 v1 / X 2 0 v2 / X1 0 0 (10.17) Pada rumus ini perturbasi kecil berada disekitar steadi state akan menyebabkan osilasi tidak teredam pada titik kritis. Kebutuhan pada div v berarti bahwa pada sedikitnya satu dari (v1 / X1)0 harus disekitar titik kritis. 3. Pada sedikitnya satu dari X1, X2 mengkatalisa hasil mereka sendiri, baik secara langsung pada langkah reaksi autokatalitik atau secara tidak langsung oleh aktivasi satu substansi yang membentuknya. Contoh, anggap langkah reaksi autokatalitik : K1 A X 1 2X1 (10.18) K1 X 1 X 2 2X1 Kontribusi dari langkah – langkah ini terhadap dX1 / dt, dX2 / dt adalah : v1 k1AX1 k 2 X1X 2 (10.19) v2 k 2 X1X 2 kita lihat bahwa : div v k1A k 2 X 2 k 2 X1 yang berubah tanda untuk jumlah X2 yang besar. Catat bahwa persamaan 18 dengan sendirinya tidak dapat menunjukkan siklus batas tetapi butuk pasangan dengan langkah tambahan. Contoh dari aktivasi yang meningkatkan siklus batas pada sistem dua variabel dibuat oleh model Sel’kov dari osilasi glikolitik yang didiskusikan pada bagian di atas. 130 Dengan menggabungkan C1 dengan (10.17), kita juga menyimpulkan bahwa 4. (v1 / X2)0 (v2 / X1)0 harus negatif pada sekitarnya. Baik X1 (atau X2) menempati proses autokatalitik menghasilkan X2 (atau X1) berdasarkan pada C3 atau langkah reaksi melibatkan sedikitnya satu langkah katalitik silang dimana X1 bertindak sebagai katalisis dalam bentuk X2; kemudian X2 diubah (langsung atau melalui katalis lain) menjadi X1. Contoh dari kemungkinan pertama didapat dari persamaan didapat dari persamaan (10.16), kemungkinan kedua bisa diilustrasikan dengan contoh : k1 A X1 X1 X 2 (10.20) k2 k 2 X1 dengan kecepatan parsial (lihat juga bagian III.A.3) v1 k2x2 1 x 2 v 2 k 1 AX 1 (10.21) k 2 x2 1 x 2 kita lihat bahwa : v 2 x 1 k 1 A 0 v1 k2 k 2 σX 2 (1 ρ) ρ x 2 (1 σX 2 ) 2 (10.22) v1 / X2 bisa menjadi negatif untuk 1. Hal ini ditunjukkan pada waktu yang sama bahwa reaksi kedua (persamaan 20) harus dihalangi oleh substrat. Contoh dari jenis ini sudah dilakukan oleh Sel’kov. Untuk lebih dari dua variabel situasinya banyak berubah. Hal ini sudah ditunjukkan pada model di atas bahwa inhibisi sendiri tanpa langkah katalitik tambahan, dapat memberikan peningkatan pada osilasi berkelanjutan. Untuk kriteria rumus disini, informasi penting bisa dijelaskan dengan analisa bentuk bilinier (persamaan 10.14) yang muncul pada kondisi stabilitas termodinamika. 131 5. Bifurkasi dari siklus batas pada langkah steady state paksaan mengkontribusikan jumlah negatif pada pembentukan entropi 2P. Kriteria ini diperoleh langkah autokatalitik, tapi ini lebih umum. Hal ini akan sangat menarik untuk menganalisa tanda dari bentuk bilinier (persamaan 10.14) pada banyak kasus umum dan menemukan kondisi yang ditimbulkan pada kinetika oleh perubahan tanda pertidaksamaan. Kesimpulannya, feedback positif atau negatif, terkadang dugabungkan dengan katalisis silang, merupakan suatu persyaratan penting untuk eksistensi kestabilan, osilasi berkelanjutan. 132