BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Banyak pakar yang telah merumuskan definisi dari investasi. Sharpe et all (1993), misalnya, merumuskan investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna mendapatkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar. Sedangkan Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang. Definisi yang lebih lengkap diberikan oleh Reilly dan Brown, yang mengatakan bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan aset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorbanan investor berupa: 1. Keterikatan aset pada waktu tertentu 2. Tingkat inflasi 3. Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang. 11 12 Dari definisi yang disampaikan ketiga pakar investasi tersebut kita bisa menarik pengertian investasi, bahwa untuk bisa melakukan suatu investasi harus ada unsur ketersediaan dana (aset) pada saat sekarang, kemudian komitmen mengikatkan dana tersebut pada obyek investasi (bisa tunggal atau portofolio) untuk beberapa periode (untuk jangka panjang lebih dari satu tahun) di masa mendatang. Selanjutnya, setelah periode yang diinginkan tersebut tercapai (jatuh tempo) barulah investor bisa mendapatkan kembali asetnya, tentu saja dalam jumlah yang lebih besar, guna mengkompensasi pengorbanan investor seperti yang diungkapkan Reilly dan Brown. Namun tidak ada jaminan pada akhir periode yang ditentukan investor pasti mendapati asetnya lebih besar dari saat memulai investasi. lni terjadi karena selama periode waktu menunggu itu terdapat kejadian yang menyimpang dari yang diharapkan. Dengan demikian, selain harus memiliki komitmen mengikatkan dananya, investor juga harus bersedia menanggung risiko. (http://www.marketivaasia.com/definisi-dan-pengertian-investasi/) Dengan kata lain yang lebih sederhana, investasi adalah cara seseorang untuk mengelola uangnya baik itu dengan dibelikan properti, ditabung atau ditanam ke dalam suatu usaha dengan tujuan mendapat keuntungan setelah masa atau periode yang ditentukan sebelumnya. 13 2.1.2 Bentuk-bentuk investasi Dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa bentuk investasi yang kita ketahui, diantaranya yaitu : a. Investasi property Investasi property ini dapat berupa penanaman sejumlah uang dalam bentuk barang atau benda yang mempunyai nilai. Investasi seperti ini yang paling sering ditemukan adalah investasi dalam bentuk emas, rumah ataupun tanah. b. Investasi ekuitas Investasi ekuitas ini umumnya berhubungan dengan pembelian dan menyimpan saham pada suatu pasar modal oleh individu, dan dana dalam mengantisipasi pendapatan dari deviden dan keuntungan modal sebagaimana nilai saham meningkat. Hal tersebut juga terkadang berkaitan dengan akuisisi saham (kepemilikan) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta (tidak tercatat di bursa) atau perusahaan baru (suatu perusahaan sedang dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi dilakukan pada perusahaan yang baru, hal itu disebut sebagai investasi modal ventura dan pada umumnya mempunyai risiko lebih besar dari pada investasi saham yang tercatat di bursa. 2.1.3 Risiko Investasi Investasi selain dapat menambah penghasilan (income) juga dapat membawa risiko keuangan bilamana investasi tersebut gagal. Kegagalan investasi disebabkan 14 oleh banyak hal, di antaranya adalah faktor keamanan (baik dari bencana alam atau diakibatkan faktor manusia), ketertiban hukum, dan lain-lain. Terdapat tiga risiko yang dapat terjadi apabila melakukan investasi, yaitu : a. Turunnya nilai investasi Risiko yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi umumnya adalah "Apakah uang saya akan hilang?" Kebanyakan orang mungkin menjawab "tidak" kalau ditanya seperti itu. Karena tidak ada orang yang mau kehilangan uangnya. Akan tetapi, setiap investasi pasti ada resikonya. Ada produk investasi yang risikonya cukup besar, ada yang sedang, dan ada yang risiko nya relatif kecil. b. Sulitnya produk investasi itu dijual Risiko kedua yang dapat terjadi ketika berinvestasi adalah apakah produk investasi yang dibeli itu mudah untuk dijual/diuangkan kembali. Beberapa orang mungkin senang berinvestasi ke dalam emas karena emas dianggap mudah dijual kembali. Jadi sebelum memutuskan untuk berinvestasi, sebaiknya diketahui lebih dulu seberapa mudah produk investasi bisa dijual kembali. c. Hasil investasi yang diberikan tidak sebesar kenaikan harga barang dan jasa Bayangkan jika Anda berinvestasi di deposito yang memberikan bunga 10 persen setahun, sedangkan dalam setahun harga barang dan jasa malah naik 15 persen? Hal ini seringkali terjadi, bukan karena terlalu tingginya kenaikan harga barang dan jasa, tetapi karena produk yang dipilih itu sendiri belum 15 tentu sesuai. Mungkin beberapa dari perusahaan menginginkan produk investasi yang aman dan konservatif. Tetapi konsekuensinya adalah bahwa hasil investasi yang didapat mungkin saja tidak bisa menyamai kenaikan harga barang dan jasa. Kalau hal ini terus terjadi dari tahun ke tahun, maka investasi yang dilakukan akan gagal dan perusahaan terancam bangkrut. (http://www.semuabisnis.com/articles/53/1/3-Resiko-Investasi/Page1.html) 2.1.4 Produk Investasi Secara umum, produk investasi dikelompokkan berdasarkan hasilnya menjadi 2 golongan yaitu: 1. Produk Investasi Pendapatan Tetap (fixed income investment), yaitu produk investasi yang sudah pasti memberikan pendapatan (biasanya disebut bunga), dan uang yang diinvestasikan tidak akan berkurang nilainya. Contoh : Deposito dan Tabungan di Bank. 2. Produk Investasi Pertumbuhan (growth income investment), yaitu produk investasi yang tidak memberikan hasil pasti berupa bunga, tetapi hanya memberikan hasil apabila dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Contoh : saham, emas, rumah, barang-barang koleksi, mata uang asing. Resiko produk seperti ini adalah uang yang diinvestasikan bisa berkurang nilanya apabila produk investasi itu dijual dengan harga yang lebih rendah dibanding dengan harga ketika membelinya. 16 2.1.5 Proses Keputusan Investasi Proses keputusan investasi merupakan keputusan yang berkesinambungan (on going process) dengan tahap-tahap sebagai berikut : ¾ Penentuan Tujuan berinvestasi Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan tujuan berinvestasi yaitu jangka waktu investasi (panjang/pendek) dan berapa target return yang ingin dicapai. ¾ Penentuan Kebijakan Investasi Investor harus mengerti karakter resiko (risk profile) masing-masing apakah seorang yang mau mengambil risiko atau menghindari risiko, berapa banyak dana yang akan diinvestasikan, serta pengetahuan akan pasar modal. ¾ Pemilihan strategi portofolio dan aset Setelah mengetahui tahapan proses keputusan investasi pada point 1 dan 2 di atas, maka kita dapat membentuk suatu portofolio yang diharapkan efisien dan optimal. ¾ Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio Mengukur kinerja portofolio yang telah dibentuk, apakah sudah sesuai dengan tujuan. Alat yang digunakan untuk mengukur kinerja portofolio yang cukup populer diantaranya yaitu Sharpe’s measures, Treynor’s measures dan Jensen measures. 17 2.2 Alat Analisis Pemulihan Investasi 2.2.1 Metode Payback Period Metode Payback Period adalah suatu metode analisa kelayakan investasi untuk menilai kelayakan suatu investasi dihitung berdasarkan jangka waktu pemilihan modal yang diinvestasikan, dan biasanya dinyatakan dalam satuan tahun untuk pengembalian investasi tersebut. Ada dua macam acuan yang digunakan untuk menghitung jangka waktu pengembalian investasi tersebut, yaitu metode arus kumulatif dan metode arus rata-rata. 1. Metode arus kumulatif Metode arus kumulatif digunakan jika arus kas proyek tidak seragam atau berubah-ubah. Dalam hal ini digunakan rumus sebagai berikut : Payback Period = Keterangan : Cf = Biaya pertama An = Aliran kas pada tahun n n = Tahun pengembalian ditambah 1 18 2. Metode arus rata-rata Sedangkan metode arus rata-rata digunakan jika arus kas proyek sama besarnya dari tahun ke tahun selama usia ekonomis proyek. Untuk perhitungan rumusnya adalah sebagai berikut : Cf Payback Period = A Keterangan : Cf = Biaya pertama A = Aliran kas bersih (neto) per tahun Untuk Kriteria kelayakan dari metode Payback Period ini adalah : ¾ Proyek dikatakan layak jika jangka waktu pengembalian investasi lebih pendek dari umur ekonomis proyek. ¾ Proyek dikatakan tidak layak jika jangka waktu pengembalian investasi lebih lama dari umur ekonomis proyek. 2.2.2 Metode Net Present Value (NPV) Net Present Value adalah suatu metode kelayakan investasi yang menyelaraskan nilai yang akan datang menjadi nilai sekarang dengan melalui pemotongan arus kas 19 menggunakan faktor pengurang (diskonto) pada tingkat biaya modal tertntu yang diperhitungkan. Apabila arus kas tidak seragam dari periode ke periode berikutnya, maka digunakan rumus berikut untuk menghitungnya : PVt = At (1 + i)-t Keterangan : PVt = Nilai sekarang dari arus kas periode ke -t At = Arus kas nominal pada periode ke -t i = Tingkat bunga yang diperhitungkan t = Periode 1,2,…, n Sedangkan perhitungan untuk nilai sekarang total adalah sebagai berikut : TPV = Keterangan : TPV = Nilai sekarang total = Nilai Sekarang arus kas A setiap periode ke -t Untuk perhitungan net present value (NPV) adalah sebagai berikut : NPV = -Io + TPV 20 Keterangan : NPV = Net present value Io = Nilai sekarang investasi inisial TPV = Nilai sekarang total Kriteria kelayakan dari metode Net Present Value (NPV) ini adalah sebagai berikut: ¾ Proyek layak jika net present value bertanda positif (NPV > 0) ¾ Proyek tidak layak jika net present value bertanda negatif (NPV < 0) Kelebihan dari metode Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut : ¾ Memasukkan faktor nilai waktu dari uang. ¾ Mempertimbangkan semua aliran kas proyek. ¾ Mengukur besaran absolute dan bukan relatif, sehingga mudah mengikuti kontribusinya terhadap usaha peningkatan kekayaan perusahaan atau pemegang saham. 2.2.3 Metode Profitability Index (PI) Metode Profitability Index dilakukan untuk menghitung perbandingan nilai sekarang arus kas masuk total (TPV) dengan nilai sekarang investasi inisial (Io). Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut : TPV PI = Io 21 Keterangan : PI = Profitability index TPV = Nilai sekarang arus masuk total Io = Nilai sekarang pengeluaran investasi inisial Karakteristik untuk metode Profitability Index adalah : ¾ Proyek dapat dikatakan layak jika profitability index lebih besar dari 1 (PI>1). ¾ Proyek dikategorikan tidak layak jika profitability index lebih kecil dari 1 (P<1). Sedangkan kelebihan dari metode ini adalah : ¾ Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau arus kas. ¾ Mempertimbangkan seluruh arus kas selama usia ekonomis proyek. ¾ Memperhitungkan nilai sisa proyek. ¾ Menyajikan data surplus arus kas terhadap nilai investasi inisial. Jika hasil bagi NPV dengan Io positif, maka dinilai surplus dan sebaliknya. 2.2.4 Metode Internal Rate of Return (IRR) Metode Internal Rate of Return adalah suatu perhitungan arus pengembalian internal dengan menghitung jumlah NPV aliran kas masuk sama dengan NPV aliran kas keluar dalam periode waktu tertentu. Rumus perhitungan IRR adalah sebagai berikut : 22 Keterangan : (C)t = Aliran kas masuk pada tahun t (Co)t = Aliran kas keluar pada tahun t i = Arus pengembalian (diskon) n = Tahun Sementara itu untuk mendapatkan nilai IRR dengan menggunakan rumus interpolasi sebagai berikut : Δ1 IRR = p% + (q% - p%) Δ2 Keterangan : p% = Persen tingkat bunga yang lebih kecil daripada perkiraan IRR q% = Persen tingkat bunga yang lebih besar daripada IRR Δ1 = Faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi dengan masa pemulihan modal. Δ2 = Faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi dengan faktor diskon kumulatif untuk q% pada n yang sesuai. 23 Kriteria kelayakan untuk metode IRR ini adalah : ¾ IRR > arus pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of return –RRR), maka proyek layak untuk dijalankan. ¾ IRR < arus pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of return –RRR), maka proyek tidak layak untuk dijalankan. Membandingkan nilai NPV dan IRR akan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Membarikan hasil kesimpulan yang sama Kedua kriteria akan memberikan hasil ranking yang sama terhadap layak atau tidaknya usulan suatu investasi, dengan catatan sebagai berikut : - Aliran kas investasi harus mengikuti pola yang sejenis (aliran keluar pada masa awal dan selanjutnya aliran kas masuk berkesinambungan sampai akhir umur investasi). - Proyek harus berdiri sendiri daan bukan proyek yang bersifat saling meniadakan 2. Membarikan hasil kesimpulan yang berbeda Kriteria yang satu dapat memberikan keputusan yag ditolak atau diterima yang berbeda dengan kriteria yang lain bilamana terdapat hal-hal berikut : - Pola aliran kas proyek tidak sejenis, terjadi beberapa kali perubahan tanda (+) dan (-). - Proyek-proyek bersifat saling meniadakan. - Proyek-proyek memiliki ukuran atau skala ukuran yang banyak berbeda. 24 2.2.5 Metode Return On Investment (ROI) Pengembalian atas investasi atau Return On Investment (ROI) adalah persentase nilai perbandingan dari pemasukan (income) per tahaun terhadap dana investasi. ROI akan memberikan suatu indiksi profitabilitas dari investasi yang dilakukan. Adapun rumus yang dapat digunakan untuk melakukan analisis ROI yaitu : Pemasukan (Income) ROI = x 100% Investasi Semakin besar nilai ROI yang didapat, maka akan semakin disukai oleh investor. Pemakaian metode ROI harus menentukan terlebih dahulu berapa nilai suku bunga (faktor diskonto) yang digunakan sebagai patokan. Apabila ROI yang didapat menghasilkan nilai lebih besar dari suku bunga (faktor diskonto), maka usulan investasi layak untuk disetujui. 2.2.6 Metode Return On Equity (ROE) Kartadinata (1993:68) menyatakan bahwa: “Return On Equity (ROE) merupakan rasio laba bersih terhadap net worth untuk mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh para investor atas penanaman modal yang dilakukan dalam perusahaan”. Secara umum ROE dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Laba Bersih Setelah Pajak ROE = Jumlah Modal Sendiri 25 2.2.7 Metode Return On Total Assets (ROTA) Husnan dan Pudjiastuti (2004:72) menyatakan bahwa: “Return On Total Assets (ROTA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan aktiva perusahaan dalam memperoleh laba dari operasional perusahaan (perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva yang tertanam dalam perusahaan)”. Secara umum ROE dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Laba Bersih ROTA = Total Aktiva 2.3 Ekonomi Teknik Ekonomi teknik adalah disiplin ilmu yang ditujukan untuk menganalisa aspek- aspek ekonomi dari usulan investasi atau proyek yang bersifat teknis. Proyek atau investsi yang dimaksud disini bisa diartikan sebagai sebuah produk, sebuah alat, sebuah mesin, atau bahkan sebuah kawasan industri sekalipun. Adapun bahasan ekonomi teknik yang dibahas disini adalah mengenai arus kas dan depresiasi. 2.3.1 Arus Kas (Cash Flow) 1. Laporan Arus Kas Laporan arus kas (cash flow) adalah laporan yang menggambarkan tentang posisi kas perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Laporan arus kas meliputi laporan yang berisi siklus kas perusahaan yang digolongkan kedalam tiga golongan aktivitas normal suatu perusahaan, yaitu : 26 - arus kas dari aktivitas operasi - arus kas dari aktivitas investasi - arus kas dari aktuvitas pendanaan (finansial). Bentuk laporan arus kas setiap perusahaan berbeda, walaupun pada dasarnya sama yaitu menggambarkan aktivitas kas selama periode tertentu. Ini tergantung kebijakan dari manajemen perusahaan. 2. Fungsi Arus Kas Laporan Arus Kas (Cash Flow), diwajibkan oleh Statement of Finansial acounting Standard No. 95, memberikan satu langkah besar kedepan dalam pengukuran akuntansi dan pengungkapan, karena sangat relefan bagi pemakai laporan keuangan. Bukti yang cukup telah diberikan bertahun-tahun oleh setiap perusahaan yang memiliki ukuran struktur dan jenis operasi bisnis yang dapat diterima, bahwa mungkin satu perusahaan yang memiliki ukuran struktur dan laba bersih yang sehat, tetapi tidak memiliki uang tunai untuk membauar karyawan, supplier dan Bank. Laporan Arus Kas yang menggantikan laporan perubahan posisi keuangan pada tahun 1988, memberikan informasi tentang kas masuk dan kas keluar selama satu periode akuntansi. Dalam laporan arus kas dibagi menjadi : - Aktivitas operasi (Operating Activity). - Aktivitas investasi (invested Activity). - Akrivitas pendanaan (Fund Financing). 27 Angka laba bersih yang positif dalam laporan laba rugi akhir tidal akan berarti banyak, kecuali perusahaan dapat mengubah laba itu menjadi uang tunai dan sumber satu-satunya dalan laporan keuangan untuk mengetahui tentang uang tunai yang dihasilkan adalah laporan Arus Kas (Cash Flow). 3. Tujuan Penyusunan Arus Kas Tujuan utama pembutan laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode. Untuk meraih tujuan ini, laporan arus kas melaporkan kas yang mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan selama satu periode transaksi investasi dan pembiayaan (invested and financial). (http://rhekamaubikinfortofolio.blogspot.com/2009/12/pengertian-cash-flowpenyusunannya.html) 2.3.2 Depresiasi Depresiaisi adalah salah satu faktor yang sangat penting dipertimbangkan dalam studi ekonomi teknik. Walaupun depresiasi tidak berupa aliran kas, namun besar dan waktunya akan mempengaruhi pajak yang akan ditanggung oleh perusahaan. Pengetahuan yang baik tentang depresiasi akan sangat membantu dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi. Depresiasi pada dasarnya adalah penurunan nilai suatu property atau aset karena waktu dan pemakaian. Depresiasi pada suatu aset biasanya disebabkan karena satu atau lebih faktor-faktor berikut : 28 1. Kerusakan fisik akibat pemakaian dari alat atau property tersebut. 2. Kebutuhan produksi atau jasa yang lebih baru dan lebih besar. 3. Penurunan kebutuhan produksi atau jasa. 4. Properti atau aset tersebut menjadi usang karena adanya perkembangan teknologi. 5. Penemuan fasilitas-fasilitas yang bisa menghasilkan produk yang lebih baik dengan ongkos lebih rendah dan tingkat keselamatan yang lebih memadai. Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu aset atau properti bias didepresiasi, antara lain : 1. Harus digunakan untuk keperluan bisnis atau memperoleh pengkasilan. 2. Umur ekonomisnya dapat dihitung. 3. Umur ekonomisnya lebih dari satu tahun. 4. Merupakan sesuatu yang nilainya menurun karena sebab-sebab alamiah. Metode depresiasi garis lurus didasarkan atas asumsi bahwa berkurangnya nilai suatu aset secara linier (proporsional) terhadap waktu atau umur dari aset tersebut P-S Dt = A Dt = besarnya depresiasi pada tahun ke-t P = nilai awal dari investasi S = nilai sisa dari investasi tersebut N = masa pakai (umur) investasi dalam tahun. 29 2.4 Biaya Produksi 2.4.1 Pengertian Biaya Produksi Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi, sebab biaya produksi merupakan masukan atau input yang dikalikan dengan harganya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa biaya produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen. Biaya produksi atau operasional dalam sistem industri memainkan peran yang sangat penting, karena dapat menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan antar industri dalam pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya produksi dapat mencapai sekitar 70% – 90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan, sehingga reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif. 2.4.2 Pengendalian Biaya Produksi Pengendalian biaya produksi adalah merupakan suatu tanggung jawab penting untuk dapat menghasilkan produk bermutu secara ekonomi sesuai dengan yang dijadwalkan, mengakibatkan pemuasan kebutuhan pelanggan dan menghasilkan pengambilan yang sesuai bagi para pemegang saham perusahaan. Pengendalian biaya produksi harus mengembangkan suatu sistem penghitungan biaya yang akan mengendalikan sumber daya dan menyediakan informasi akuntansi 30 yang cukup untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan banyak masalah produksi yang terlibat. Tujuan dasar dari penetapan suatu sistem biaya, yaitu: 1. Untuk pengendalian biaya. 2. Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan (performance). 3. Untuk penetapan harga. 4. Untuk penilaian persediaan. Faktor yang mempengaruhi penetapan pengendalian bahan adalah : 1. Metode produksi yang dipergunakan. 2. Jenis dan nilai bahan (kerugian/pemborosan) 3. Tingkat sejauh mana laporan biaya dipergunakan oleh manajemen untuk tujuan pengendalian biaya. (http://www.scribd.com/doc/16618686/Pengendalian-Biaya-Produksi) 2.4.3 Strategi Pengendalian Biaya Produksi Beberapa strategi dalam pengendalian biaya produksi dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : a. Pertama, biaya harus dipandang sebagai keuntungan potensial (potential profit), bukan sekedar pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus dikeluarkan. dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan meningkatkan keuntungan. 31 b. Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah (bukan sekedar mengubah input menjadi output) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum. Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi penetapan harga (pricing strategy) yang kompetitif di pasar. c. Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan produk itu. d. Strategi reduksi biaya produksi dan penetapan harga produk yang kompetitif dipasar akan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena keuntungan perusahaan adalah benefit antara TR dan Total Cost (TC). e. Dengan demikian strategi di atas harus dilakukan melalui skenario : - melaksanakan aktivitas produksi pada tingkat biaya produksi minimum - menetapkan harga produk yang kompetitif di pasar - memperluas pangsa pasar (market share) melalui keunggulan kompetitif (meningkatkan daya saing terus menerus) - memperoleh penerimaan total (TR) yang terus meningkat - memperoleh keuntungan (net benefit) yang terus meningkat (http://matakuliah.wordpress.com/2007/07/06/konsep-biaya-produksi/) 32 2.4.4 Jenis Biaya Dalam Produksi Dalam teori produksi dikenal adanya periode produksi jangka pendek dan jangka panjang, maka dalam teori biaya produksi juga mengenal biaya produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka pendek meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya berubah (variable cost). 1. Biaya tetap (fixed cost) Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, yang mana biaya tersebut besarnya tetap tidak tergantung dari output yang dihasilkan. Biaya seperti ini biasa disebut dengan biaya overhead atau biaya yang tidak dapat dihindari (unavoidable cost). Yang termasuk dalam biaya tetap misalnya gaji tenaga administrasi, penyusutan mesin, penyusutan gedung dan peralatan lain. 2. Biaya berubah (variable cost) Sedangkan dalam produksi jangka panjang, semua biaya adalah biaya berubah. Biaya berubah adalah biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari sedikit banyaknya jumlah output yang dihasilkan. Biaya ini sendiri disebut dengan biaya langsung atau biaya yang dapat dihindari (avoidable cost). Yang termasuk dalam contoh biaya variabel ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, listrik. 33 2.4.5 Efisiensi Biaya Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya. Menurut definisi ini, efisiensi terdiri atas dua unsur yaitu kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. (http://www.scribd.com/doc/22186682/Beberapa-Pengertian-Efektif-Dan-Efisien) Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987:3) yaitu efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau yang sebenarnya. Dengan kata lain, efisiensi adalah perbandingan terbaik atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh, atau output dengan kegiatan yang dilakukan serta sumber dan waktu yang digunakan. Menurut Murdifin Haming dan Salim Basalamah (2000:30), proyek penghematan biaya adalah proyek yang ditunjukkan untuk memperbaiki proses produksi atau proses bisnis dalam usaha menekan biaya usaha, proyek ini merupakan bagian dari proyek perusahaan (profit motive project), yang dibangun dan ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum dengan tujuan untuk menghasilkan data. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pencapaian suatu efisiensi diantaranya adalah : 34 - Pencapaian target haruslah berhasil guna, maksudnya target tercapai sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan tetapi dalam hal pekerjaan juga darus di perhatikan. - Ekonomi artinya dalam pencapaianmharus efektif (berhasil guna). - Pelaksanaan kerja harus dapat dipertanggung-jawabkan. - Harus mencerminkan pembagian kerja yang nyata karena adanya keterbatasan kemampuan perseorangan. - Rasionalitas wewenang dan tanggung-jawab artinya antara wewenang dan tanggung-jawab yang dibedakan kepada tenaga kerja harus seimbang. - Produk kerja yang praktis, dapat dikerjakan dan dilaksanakan. Sedangkan efisiensi kerja dapat ditingkatkan melalui beberapa hal, diantaranya yaitu : - Pelaksanaan fungsi manajemen secara tepat. - Pemanfaatan sumber daya ekonomi yang tepat. - Pelaksanaan fungsi organisasi sebagai alat pencapaian yangg tepat. - Pengarahan dan dinamika organisasi yang berkesinambungan. (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/pengertian-efisiensi/)