Gambaran Manajemen Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan – Banten Tahun 2016 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Aribah Rafidah 1111101000010 PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M LEMBAR PERNYATAAN ii FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN Skripsi, Juni 2017 Aribah Rafidah, NIM 1111101000010 Gambaran Manajemen Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan - Banten Tahun 2016 xvii + 129 halaman + 5 tabel + 6 bagan + 8 lampiran ABSTRAK Kelas ibu hamil merupakan kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan). Manajemen kelas ibu hamil belum berjalan secara optimal, hal ini karena dalam pengorganisasian tidak ada struktur organisasi untuk kelas ibu hamil dan pelaksanaan nya hanya pada kelas ibu hamil risiko tinggi. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai manajemen kelas ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan – Banten Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi. Informan penelitian ini terdiri dari Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Program, fasilitator, dan Ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kelas ibu hamil belum berjalan secara efektif. Perencanaan yang tidak terlaksana yaitu kurangnya sumber daya manusia, sarana prasarana tidak lengkap dan tidak adanya kebijakan. Pengorganisasian sumber daya manusia tidak ada dan sarana prasarana tidak dikelola dengan baik. Pelaksanaan penyuluhan tidak berjalan optimal serta alur kegiatan yang belum sesuai. Monitoring dan evaluasi dilakukan hanya pada tingkat Puskesmas. Hasil penelitian ini menyarankan kepada pihak Puskesmas Kampung Sawah untuk menambah alat alat peraga seperti food model, boneka, melakukan pengadaan kader, merencanakan secara spesifik tentang sumber daya manusia, sarana prasarana dan kebijakan, membuat struktur organisasi untuk kelas ibu hamil. saran untuk kader adalah melakukan penyuluhan kepada ibu hamil tentang kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang sudah direncanakan. Kata Kunci: Gambaran Manajemen, Kelas Ibu Hamil, Puskesmas Daftar bacaan: 59 (1997-2016) iii FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH HEALTH CARE MANAGEMENT Undergraduate Thesis, June 2017 Aribah Rafidah, NIM 1111101000010 Description of Management Maternity Class at Kampung Sawah Public Health Center, South Tangerang City – Banten 2016 xvii + 129 pages + 5 tables + 6 schemes + 8 attachments ABSTRACT Maternity classes are study group of women within 4 week to 36 weeks pregnancy. Maternity class management has not been conducted optimally, due to it has no organizational structure and only be held for women with high risk pregnancy. Therefor it is necesary to conduct research about management of maternity class program. The aim of this research is to find out the description about maternity class program in Kampung Sawah public Health Center, South Tangerang 2016. This research used qualitative method with in-depth interview, document review, and observation. Informants of this research consist of Head of Public Health Center, Program Officers, Facilitators, and participant of the maternity class. As the result of this research showed that management of maternity class has not run effectively. Unfulfilled planning are lack of human resources, incomplete infrastructure and also the lack of policy. Furthermore, there is also not well managed infrastructure facility and organizing the human resources that does not exist. Implementation of counseling is not running optimally and the flow of activities that have not been appropriate. Monitoring and evaluation is conducted only at the level of Public Health Center. The results of this study suggest to the Public health center of Kampung Sawah to increase the props such as food model, puppet, procure cadre, plan specifically about human resources, infrastructure and policy, create organizational structure for maternity class. Advice for te fasilitator of this programme is the need to counsel pregnant women about maternity class at Public Health Center of Kampung Sawah and carry out activities in accordance with that already planned. Keyword : Management Description, Maternity Class, Public Health Center References : 59 (1997-2016) iv PERNYATAAN PERSETUJUAN v vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS Data Pribadi Nama : Aribah Rafidah Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Oktober 1993 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Jl. Kemuning 1 RT 02 RW 005 No. 37 Pamulang Barat – Tangerang Selatan No.Telp/Hp : 085782217814 Email : [email protected] Riwayat Pendidikan 1. 1998 – 1999 : TK Aisyah Bustanul Athfal 2. 1999 - 2005 : SD Muhammadiyah 12 Pamulang 3. 2005 - 2008 : SMP Muhammadiyah 22 Pamulang 4. 2008 - 2011 : SMA Muhammadiyah 25 Pamulang 5. 2011 – sekarang : Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK), Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta vii KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Manajemen Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan – Banten Tahun 2016”. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Rasullullah SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti. Amin. Dalam penulisan penelitian ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada : 1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan kelancaran sehingga penulis dapat menjalankan penelitian ini dengan lancar 2. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Drs. H. Tadjudin dan Ibu Hj. Hidayati Hasanudin dan saudaraku tercinta Hazrina S.Sos, Nurul Mizani S.Pd, dan Amirah Rasyidah S.IP yang selalu mendoakan, memberi semangat dan memberi dukungan yang tiada henti kepada penulis. viii 3. Bapak Prof. Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, SKM. MKM sebagai pembimbing I yang telah banyak memberikan ide, masukan kritik dan saran perbaikan terhadap skripsi ini. 6. Ibu Catur Rosidati, SKM. MKM sebagai pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan inspirasi serta motivasi bagi penulis selama penyusunan skripsi ini 7. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-dosen Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat 8. Pihak Puskesmas Kampung Sawah yang telah mempersilahkan penulis untuk melakukan penelitian dan juga terima kasih telah memberikan data yang penulis butuhkan 9. Sahabat-sahabat penulis Kodil, Nur Hidayati, Halimatusa’diah, Desy Wulandari, Ajrina Winasari yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam ix Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011 yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsinya. 11. Dan semua orang yang sudah banyak mendukung dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan semuanya dengan rahmat dan ridho-Nya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak orang mengenai Manajemen Program Kelas Ibu Hamil. Selamat Membaca. Wassalamualaikum Wr. Wb. Ciputat, Juni 2017 Penulis x DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii ABSTRAK ............................................................................................................ iii PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................................... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ......................................................... vii KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL................................................................................................ xv DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5 C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 6 D. Tujuan .......................................................................................................... 6 1. Tujuan Umum........................................................................................... 6 2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 6 E. Manfaat ........................................................................................................ 7 F. 1. Bagi Dinas Kesehatan............................................................................... 7 2. Bagi Puskesmas Kampung Sawah............................................................ 7 3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Jakarta .............. 7 4. Bagi Peneliti ............................................................................................. 8 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 8 xi BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9 A. Program Kelas Ibu Hamil............................................................................. 9 1. Definisi Kelas Ibu Hamil .......................................................................... 9 2. Tujuan Kelas Ibu Hamil ........................................................................... 9 3. Sasaran Kelas Ibu Hamil ........................................................................ 10 4. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ................................................................. 10 5. Kegiatan Pelaksanaan ............................................................................. 12 B. Manajemen Program Puskesmas................................................................ 18 1. Model Manajemen POAC/E .................................................................. 18 C. Puskesmas .................................................................................................. 41 D. Program Puskesmas ................................................................................... 42 E. Diagram Fishbone ...................................................................................... 53 F. Kerangka Teori........................................................................................... 54 BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH .............................. 55 A. Kerangka Pikir ........................................................................................... 55 B. Definisi Istilah ............................................................................................ 56 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 60 A. Desain Penelitian........................................................................................ 60 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 60 C. Informan Penelitian .................................................................................... 60 D. Sumber Data ............................................................................................... 61 E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 61 F. Instrumen Penelitian................................................................................... 62 G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 62 xii H. Penyajian Data ........................................................................................... 64 I. Triangulasi Data Penelitian ........................................................................ 64 BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 68 A. Gambaran Umum Puskesmas Kampung Sawah ........................................ 68 B. Gambaran Perencanaan Kelas Ibu Hamil .................................................. 70 1. Sumber Daya Manusia ........................................................................... 70 2. Sarana dan Prasarana .............................................................................. 74 3. Tujuan ..................................................................................................... 75 4. Sasaran.................................................................................................... 77 5. Materi ..................................................................................................... 79 6. Dana dan Alokasi ................................................................................... 81 7. Kebijakan................................................................................................ 82 C. Gambaran Pengorganisasian Kelas Ibu Hamil ........................................... 84 1. Pembagian Tugas dan Wewenang .......................................................... 84 2. Pengelolaan Dana ................................................................................... 88 3. Sarana dan Prasarana .............................................................................. 90 D. Gambaran Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ................................................... 91 1. Penyampaian Materi ............................................................................... 92 2. Senam Ibu Hamil .................................................................................... 94 E. Gambaran Monitoring & Evaluasi Kelas Ibu Hamil ................................. 96 F. 1. Rutinitas.................................................................................................. 96 2. Pelaporan dan Penilaian ......................................................................... 98 Gambaran Diagram Fishbone ..................................................................100 xiii BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. 103 A. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 103 B. Gambaran Keterkaitan Unsur Manajemen Kelas Ibu Hamil ................... 103 C. Gambaran Unsur Manajemen Kelas Ibu Hamil ....................................... 104 1. Perencanaan Kelas Ibu Hamil .............................................................. 104 a. Sumber Daya Manusia (SDM) ......................................................... 105 b. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 108 c. Tujuan ............................................................................................... 110 d. Sasaran .............................................................................................. 111 e. Materi ................................................................................................ 112 f. Dana & Alokasi ................................................................................ 113 g. Kebijakan .......................................................................................... 114 2. Gambaran Pengorganisasian Kelas Ibu Hamil ..................................... 115 a. Pembagian Tugas dan Wewenang .................................................... 116 b. Pengelolaan Dana ............................................................................. 117 c. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 118 3. 4. Gambaran Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ............................................. 119 a. Penyampaian Materi ......................................................................... 119 b. Senam Ibu Hamil .............................................................................. 120 Gambaran Monitoring dan Evaluasi Kelas Ibu Hamil ......................... 121 BAB VII PENUTUP .......................................................................................... 124 A. Simpulan .................................................................................................. 124 B. Saran......................................................................................................... 125 Daftar Pustaka ................................................................................................... 126 LAMPIRAN ....................................................................................................... 130 xiv DAFTAR TABEL Nomor Tabel Halaman 2.1 Contoh Gantt Chart pada Rencana Kegiatan 27 3.1 Definisi Istilah 56 4.1 Triangulasi Sumber Dilihat dari Pedoman Wawancara 65 4.2 Triangulasi Metode Dilihat dari Pedoman Wawancara 66 5.1 Informan Penelitian 70 xv DAFTAR BAGAN Nomor Tabel Halaman 2.1 Manajemen Program Kelas Ibu Hamil 12 2.2 Model struktur organisasi Puskesmas 33 2.3 Kerangka Teori 54 3.1 Kerangka Pikir Penelitian 55 5.1 Struktur Organisasi Puskesmas Kampung Sawah 87 5.2 Diagram Fish Bone 101 xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Wawancara Mendalam Lampiran 2 Pedoman Telaah Dokumen Lampiran 3 Lembar Observasi Lampiran 4 Matriks Transkip Wawancara Lampiran 5 Matriks Transkip Gabungan Lampiran 6 Dokumentasi Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Lampiran 7 SK Penetapan Penanggung Jawab Program Kelas Ibu Hamil Lampiran 8 Plan of Action (POA) Puskesmas Kampung Sawah xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu dan anak (KIA) saat ini masih menjadi masalah utama. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2014). Terjadinya kematian ibu terkait dengan faktor penyebab langsung dan tidak langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia yaitu pendarahan, eklampsia dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 terlambat dan 4 terlalu. Kasus 3 terlambat meliputi: terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan, terlambat dirujuk/terlambat mendapatkan pertolongan di perjalanan dan terlambat ditangani oleh fasilitas kesehatan. Sedangkan 4 terlalu yaitu: terlalu tua hamil (hamil di atas usia 35 tahun), terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah usia 20 tahun), terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4), terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun) (Kemenkes, 2013). Dalam upaya percepatan penurunan AKI berbagai kegiatan telah dan akan terus dilakukan salah satunya adalah dengan meningkatkan pelayanan antenatal yang berkualitas meliputi kegiatan penggunaan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pelayanan antenatal terpadu di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat dasar dan rujukan, pencegahan dan penanganan anemia pada kehamilan, pencegahan dan penanganan Kurang Energi Kronis (KEK) pada kehamilan, pelaksanaan kelas ibu hamil serta 1 Prevention of Mother to Child Transmission of HIV (PMTCT) (Kemenkes, 2013). Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 4 minggu s.d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket kelas ibu hamil yaitu Buku KIA, lembar balik, Pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil, Pegangan fasilitator kelas ibu hamil dan buku senam ibu hamil. Tujuan program kelas ibu hamil adalah meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat. (Kemenkes,2011). Hasil penelitian kualitatif Eskaryot (2013) menemukan bahwa pada manajemen program yang berupa perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan belum berjalan sesuai dengan ketetapan/aturan yang ada yaitu Keputusan Menteri Kesehatan nomor 128 Tahun 2004. Permasalahan yang belum berjalan dengan benar dikarenakan beban ganda dan juga pemegang program yang belum semua mendapat pelatihan manajemen sesuai program yang dipegangnya. Hasil penelitian kualitatif Praharmeyta (2011) yang berjudul “Efektifitas Fungsi Manajemen Tenaga Gizi Puskesmas Terhadap Pelaksanaan Program Penanggulangan Gizi Buruk di Kabupaten Demak” dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif, menemukan bahwa 2 fungsi manajemen yang berupa perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pengawasan, dan evaluasi efektif terhadap pelaksanaan program penanggulangan gizi buruk di Puskesmas Kabupaten Demak. Hasil penelitian kualitatif Rismawati, dkk (2012) menemukan bahwa pada tahap perencanaan terdapat banyak hambatan. Pada tahap pengorganisasian perlu mengkaji lebih dalam lagi tentang tugas pokok dan fungsi petugas UKGS (Unit Kesehatan Gigi Sekolah). Pada tahap pelaksanaan kegiatannya sudah rutin dilaksanakan tiap tahun. Pada tahap pengawasan perlu ditingkatkan pengawasan secara berjenjang di tingkat Dinas Kesehatan terhadap kegiatan di Puskesmas. Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Banten pada Tahun 2012 mencapai 359,1 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Banten pada tahun 2012 mencapai 5,8 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2013 di Provinsi Banten mencapai 746 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Banten 2012). Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten/Kota Banten, Tangerang Selatan berada pada peringkat pertama dalam jumlah anka kematian ibu (AKI). Kota Tangerang Selatan pada tahun 2012 jumlah angka kematian ibu (AKI) mencapai 518 kasus, dan pada Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 41 kasus (Profil kesehatan Kabupaten/Kota Banten, 2012). Pada puskesmas Kampung Sawah jumlah angka kematian ibu (AKI) tahun 2013 sebesar 1 ibu, dan pada tahun 2014 tidak ada kejadian kematian ibu. 3 Program kelas ibu hamil merupakan program wajib Puskemas yang diatur oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan jumlah puskesmas yang sudah melaksanakan kelas ibu hamil sebanyak 25 Puskesmas (seluruhnya). Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Kampung Sawah yang telah dilakukan melalui wawancara pada bidan kelas ibu hamil diketahui bahwa kelas ibu hamil tidak dilakukan untuk ibu hamil secara keseluruhan, kelas ibu hamil yang dilakukan hanya pada kelompok ibu hamil yang risiko tinggi. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara kepada ibu hamil, dan diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil terkait kehamilannya masih rendah dan ibu hamil masih mempercayai mitos-mitos yang berkaitan dengan kehamilan. Dari studi pendahuluan tersebut, peneliti ingin mengetahui Manajemen Program Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016. 4 B. Rumusan Masalah Kelas ibu hamil merupakan program wajib di Puskesmas yang diatur oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Menurut Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, seluruh puskesmas yang ada di Kota Tangerang Selatan sudah melakukan kelas ibu hamil. Selain itu, kelas ibu hamil merupakan kegiatan bagi ibu hamil, untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh, dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, dan mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada Puskesmas Kampung Sawah, Puskesmas tersebut hanya melaksanakan kelas ibu hamil pada kelompok ibu hamil risiko tinggi (risti). Data tahun 2014 di Puskesmas Kampung Sawah ditemukan adanya komplikasi kehamilan/kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil sebanyak 302 ibu hamil. Begitupun dengan pengetahuan ibu hamil terkait kehamilannya yang masih rendah. Manajemen progam kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah belum berjalan, sehingga kelas ibu hamil hanya dilaksanakan pada ibu hamil resiko tinggi. Kelas ibu hamil seharusnya dilaksanakan dengan manajemen tertentu, sehingga bisa mendapatkan target, baik peserta maupun pengetahuan, serta perubahan perilaku pada ibu hamil yang menjadi target utamanya. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti bagaimana manajemen program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016? 5 C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaran perencanaan terhadap program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016? 2. Bagaimana gambaran pengorganisasian terhadap program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016? 3. Bagaimana gambaran pelaksanaan program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016? 4. Bagaimana gambaran monitoring dan evaluasi program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Tahun 2016? D. Tujuan 1. Tujuan Umum Diketahuinya gambaran manajemen program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya gambaran perencanaan terhadap program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 b. Diketahuinya gambaran pengorganisasian terhadap program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 c. Diketahuinya gambaran pelaksanaan terhadap program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 6 d. Diketahuinya gambaran monitoring dan evaluasi terhadap program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 E. Manfaat 1. Bagi Dinas Kesehatan a. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada dinas terkait tentang manajemen program kelas ibu hamil Puskesmas sehingga lebih meningkatkan kualitas program Puskesmas di Tangerang Selatan b. Hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi oleh Dinas Kesehatan agar meningkatkan manajemen program kelas ibu hamil di Puskesmas. 2. Bagi Puskesmas Kampung Sawah Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan kepada Puskesmas Kampung Sawah untuk perbaikan dalam manajemen program Kelas Ibu Hamil Tahun 2016. 3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta a. Terlaksananya salah satu dari upaya untuk mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu; akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat. b. Sebagai tambahan wawasan kepustakaan sehingga dapat memberikan masukan bagi peneliti di masa mendatang khususnya tentang manajemen program kelas ibu hamil di Puskesmas. 7 c. Sebagai bahan untuk penelitian lanjutan oleh peneliti lain. 4. Bagi Peneliti a. Menambah ilmu pengetahuan dan memperdalam pengalaman peneliti terkait manajemen program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah b. Sebagai bahan referensi yang dapat dijadikan bahan bacaan dan rujukan oleh peneliti selanjutnya dalam melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan manajemen program kelas ibu hamil. F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang berjudul “Manajemen Program Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016” dilakukan oleh mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti ingin mengetahui manajemen program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pengambilan data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam kepada Kepala Puskesmas Kampung Sawah, Penanggung Jawab kelas ibu hamil dan ibu hamil yang mengikuti program kelas ibu hamil dan observasi. Pengambilan data sekunder dilakukan dengan telaah dokumen yang didapatkan dari Puskesmas Kampung Sawah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kampung Sawah Jl. Gelatik RT 01/01, Sawah Lama Ciputat. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Program Kelas Ibu Hamil 1. Definisi Kelas Ibu Hamil Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket kelas ibu hamil yaitu Buku KIA, lembar balik, Pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil, Pegangan fasilitator kelas ibu hamil dan buku senam ibu hamil. (Kemenkes 2011). 2. Tujuan Kelas Ibu Hamil Meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat. 9 3. Sasaran Kelas Ibu Hamil Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 4 s/d 36 minggu untuk mendapatkan materi-materi kelas ibu hamil yang sesuai. Khusus pelaksanaan senam ibu hamil sebaiknya peserta umur kehamilan > 20 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat dan tidak takut terjadi keguguran serta efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya. (Kemenkes RI 2011) 4. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Pada pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, ada beberapa komponen yang harus dipenuhi agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan tertib, yaitu : A. Fasilitator dan Narasumber Fasilitator Kelas Ibu Hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasilitator Kelas Ibu Hamil (atau melalui job training) dan setelah itu diperbolehkan untuk melaksanakan fasilitasi kelas ibu hamil. Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil fasilitator dapat meminta bantuan narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu. 10 Narasumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dibidang tertentu untuk mendukung kelas ibu hamil. B. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil adalah : 1. Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira – kira ukuran 4 m x 5 m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup 2. Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) 3. Buku KIA 4. Lembar balik kelas ibu hamil 5. Buku pegangan fasilitator 6. Alat peraga (KB kit, food model, boneka, dll) 7. Tikar/karpet (matras) 8. Bantal, kursi (jika ada) 9. Buku senam hamil/CD senam hamil (jika ada) Idealnya kelengkapan sarana dan prasarana seperti tersebut diatas, namun apabila tidak ada ruangan khusus, di manapun tempatnya bisa dilaksanakan sesuai kesepakatan antara ibu hamil dan fasilitator. Sedangkan, kegiatan lainnya seperti senam hamil hanya merupakan materi tambahan bukan yang utama. 11 5. Kegiatan Pelaksanaan a) Skema Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Bagan 2.1 Manajemen Program Kelas Ibu Hamil Kebutuhan dalam masyarakat/memilih materi yang dibutuhkan Pertemuan dalam persiapan Bentuk Tim Sosialisasi Kelas Ibu Hamil kepada masyarakat Persiapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dan Pelaporan Monitoring Evaluasi (Sumber : Buku Pedoman Kelas Ibu Hamil, Kemenkes 2011) 12 b) Analisa Singkat 1. Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil, bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil. Misalnya : siapa tim fasilitator yang akan memfasilitasi pertemuan, apakah diperlukan narasumber atau tidak, bagaimana persiapan materi dan alat bantu sudah lengkap atau perlu ditambah, dll. 2. Pertemuan Kelas Ibu Hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi pokok. Materi pokok pada kelas ibu hamil, yaitu: 1) Kehamilan, Perubahan Tubuh dan Keluhan a. Apa kehamilan itu? b. Perubahan tubuh ibu selama kehamilan c. Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya d. Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil e. Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan Anemia 13 2) Perawatan Kehamilan a. Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan b. Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil c. Tanda-tanda bahaya kehamilan d. Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) 3) Persalinan a. Tanda-tanda persalina b. Tanda bahaya pada persalinan c. Proses persalinan d. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 4) Perawatan Nifas a. Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui ekslusif? b. Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas? c. Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas? d. KB pasca salin 5) Perawatan Bayi a. Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL) b. Pemberian vitamin K1 injeksi pada BBL c. Tanda bahaya BBL d. Pengamatan perkembangan bayi/anak e. Pemberian imunisasi pada BBL 14 6) Mitos a. Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak 7) Penyakit Menular a. Infeksi Menular Seksual (IMS) b. Informasi dasar HIV/AIDS c. Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil 8) Akte Kelahiran a. Pentingnya akte kelahiran Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil. senam ibu hamil merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil.Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pagi atau sore hari dengan waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit. 3. Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan pencapaian, serta masalah dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil monitoring dapat dijadikan bahan acuan untuk perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya. Hal hal yang perlu dimonitor yaitu: 1) Peserta (keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta, keaktifan bertanya) 2) Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar) 15 3) Fasilitator (persiapan, penyampaian materi, penggunaan alat bantu, membangun suasana belajar aktif) 4) Waktu (mulai tepat waktu, efektif) 4. Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun negatif atas pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya. Evaluasi pada pelaksanaan kelas ibu hamil berupa: a. Sebelum penyajian materi pada setiap pertemuan kelas ibu hamil, mulailah dengan melakukan curah pendapat dengan memberikan pertanyaan kepada peserta b. Evaluasi akhir: dilakukan setelah penyampaian materi kelas ibu hamil, bertujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan peserta pada akhir pertemuan kelas ibu hamil. 5. Pelaporan, seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan kelas ibu hamil sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan disusun pada setiap selesaai melaksanakan kelas ibu hamil. isi laporan minimal memuat tentang: 1) Waktu pelaksanaan 2) Jumlah peserta 3) Proses pertemuan 4) Masalah dan hasil capaian 16 5) Hasil evaluasi Pelaporan oleh bidan/pelaksana pertemuan kelas ibu hamil dilakukan setiap selesai pertemuan. Berdasarkan penelitian kualitatif Puspitasari (2012) menemukan bahwa metode yang digunakan saat kegiatan kelas ibu hamil sudah memenuhi standar yaitu dengan cara diskusi, tanya jawab, semua ibu hamil yang ikut kelas ibu hamil mempunyai perencanaan persalinan, dan ibu hamil yang mengikuti kelaas ibu hamil mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami. Hasil penelitian kualitatif Purwandani,dkk (2013) menemukan bahwa proses pelaksanaan kelas ibu hamil 100% dalam kategori baik, namun sarana nya 100% tidak lengkap. Hasil Penelitian kualitatif Puspita,dkk (2014) menemukan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan keikutsertaan dalam kelas ibu hamil. Hasil penelitian kualitatif Alifah (2012) menemukan bahwa sistem manajemen program ASI eksklusif di Puskesmas Candailama dinilai kurang baik karena ketersediaan sumber daya yang dimiliki. Serta kurang maksimalnya dalam proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan di Puskesmas Candailama Semarang. 17 B. Manajemen Program Puskesmas 1. Model Manajemen POAC/E (Planning, Organizing, Actuating, Controlling/Evaluating) Model manajemen ini banyak digunakan di Puskesmas yang merupakan model manajemen dari Terry dengan penambahan fungsi evaluating (penilaian), sehingga fungsi-fungsi manajemen Puskesmas selengkapnya adalah sebagai berikut: a. Planning Perencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan serta menjadi tuntunan dalam proses pencapaian tujuan Puskesmas secara efisien dan efektif. Untuk menjadikan organisasi dan manajemen Puskesmas efektif dan berkinerja tinggi diawali dari perencanaan efektif. Adapun perencanaan kesehatan menurut Muninjaya (2004) adalah suatu proses untuk merumuskan masalahmasalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Sedangkan perencanaan Puskesmas menurut Endang (2011) adalah suatu proses merumuskan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dan menetapkan prioritasnya, menetapkan tujuan, sasaran, dan target kinerja Puskesmas, merencanakan kebutuhan sumber daya, serta menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan program Puskesmas 18 dalam rangka mencapai tujuan Puskesmas. Terdapat dua tipe utama rencana Puskesmas, yaitu: 1) Rencana Strategik Puskesmas Rencana strategik Puskesmas adalah dokumen rencana jangka menengah atau jangka panjang Puskesmas yang menggambarkan arah yang harus dituju serta langkah yang harus dilaksanakan. Rencana strategik Puskesmas memusatkan perhatian untuk melakukan pekerjaan yang benar dan efektif dan bertujuan agar Puskesmas berfungsi dengan baik serta tanggap dan antisipatif terhadap lingkungan Puskesmas. Tahapan – tahapan Penyusunan Rencana Strategik Puskesmas : a) Perumusan Visi Puskesmas Visi Puskesmas adalah gambaran ideal dan unik tentang masa depan Puskesmas yang merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai Puskesmas di masa yang akan datang, realistis dapat dicapai, menarik, dapat dipercaya, mengikat, memotivasi atau menggugah semangat, menghidupkan, memberi ilham dan jiwa, memberikan harapan, dan dapat diimplementasikan dalam program dan kegiatan Puskesmas. b) Perumusan Misi Puskesmas Misi Puskesmas adalah maksud atau alasan mendasar diselenggarakannya program dan kegiatan Puskesmas. Pernyataan misi Puskesmas adalah suatu pernyataan 19 tentang dasar tujuan dan jangkauan kegiatan dan program Puskesmas yang membedakan dengan organisasi lain yang sejenis. Misi Puskesmas merupakann upaya untuk mewujudkan visi Puskesmas menjadi kenyataan. c) Perumusan Tujuan Puskesmas/Penetapan Sasaran Tujuan merupakan hasil akhir yang diharapkan. Perbedaan antara tujuan dengan sasaran yaitu, tujuan digunakan untuk menunjukkan pada hasil akhir di masa yang akan datang yang tidak dapat diukur. Sedangkan sasaran menunjukkan pada hasil antara di masa yang akan datang yang spesifik, jelas, ringkas, dan jika mungkin dikuantifikasi sehingga dapat diukur. Tujuan strategik Puskesmas berhubungan dengan hasil kinerja yang ingin dicapai oleh Puskesmas. d) Perumusan Strategik Puskesmas Perumusan strategi diawali dengan analisis strategik yang meliputi analisis lingkungan luar dan lingkungan dalam organisasi Puskesmas. Analisis strategik biasanya dilakukan dengan analisis SWOT yaitu analisis lingkungan dalam sebagai kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) serta analisis lingkungan luar sebagai peluang (oppurtunity) dan ancaman (threat). 20 e) Perumusan Kebijakan Puskesmas Kebijakan Puskesmas memberikan sebuah kerangka dasar untuk mengambil keputusan – keputusan sedemikian rupa, sehingga tindakan – tindakan akan konsisten pada seluruh sistem yang ada. f) Penetapan Program dan Kegiatan Puskesmas Program Puskesmas adalah rencana yang komprehensif yang meliputi penggunaan sumber daya untuk masa yang akan datang dalam bentuk sebuah pola yang terintegrasi dan yang menetapkan suatu urutan program dan kegiatan yang perlu dilaksanakan serta jadwal waktu untuk masing-masing program dan kegiatan tersebut dalam rangka usaha mencapai tujuan Puskesmas. 2) Rencana Operasional Puskesmas Rencana Operasional Puskesmas adalah suatu dokumen rincian rencana pelaksanaan program Puskesmas yang disusun berdasarkan kegiatan-kegiatan dengan memperhitungkan halhal yang telah ditetapkan dalam rencana strategik Puskesmas serta semua potensi dan sumber daya yang tersedia. (Depkes, 2002). Pada hakekatnya rencana operasional Puskesmas mengandung rincian dari kegiatan-kegiatan operasional, sehingga dokumen rencana operasional Puskesmas merupakan hasil akhir dari seluruh proses perencanaan. Oleh sebab itu rencana operasional Puskesmas tidak dapat disusun untuk 21 suatu jangka waktu yang panjang. Lazimnya rencana operasional Puskesmas dibuat untuk kurun waktu satu bulan atau paling lama satu tahun. Penyusunan rencana operasional Puskesmas sebagai suatu proses mempunyai beberapa langkah sebagai berikut: a) Analisis Situasi Puskesmas Analisis situasi merupakan langkah awal proses penyusunan rencana operasional Puskesmas yang bertujuan untuk identifikasi masalah. Analisis situasi akan menghasilkan rumusan masalah dan berbagai faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta potensi sumber daya Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau fakta yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas (Depkes, 2002). Analisis situasi Puskesmas meliputi halhal sebagai berikut: kependudukan (demografi), masalah dan kecenderungan kesehatan, perilaku kesehatan, lingkungan kesehatan, program dan pelayanan kesehatan, dan analisis sarana dan prasarana. 22 b) Mengidentifikasi Masalah dan Prioritasnya Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam masalah. Sumber informasi masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dapat diperoleh dari berbagai cara, antara lain: Laporan-laporan kegiatan Puskesmas, Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) upaya Puskesmas, Laporan mingguan penyakit menular/wabah, Surveilans Epidemiologi, dan Survei mawas diri. Dalam proses memilih atau menetapkan prioritas masalah kesehatan diperlukan beberapa teknik, antara lain: teknik scoring, teknik nonscoring, dan mempertimbangkan trend/kebijakan. c) Menetapkan Tujuan dan Sasaran Rencana Operasional Puskesmas Menetapkan tujuan pada hakekatnya adalah menentukan tingkat pengurangan masalah yang digariskan dalam kurun waktu tertentu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menetapkan tujuan dan sasaran rencana operasional Puskesmas: a. Tujuan Rencana Operasional Puskesmas adalah hasil akhir sebuah kegiatan b. Tujuan Rencana Operasional harus sesuai dengan masalah 23 c. Target ditetapkan sesuai kemampuan Puskesmas dan dapat diukur d. Target operasional biasanya ditetapkan dalam kurun waktu tertentu e. Berbagai macam kegiatan alternatif dipilih untuk mencapai tujuan program f. Kegiatan untuk mencapai tujuan dikembangkan dari beberapa program terkait g. Masalah dan faktor-faktor penyebab masalah serta dampak masalah yang telah dan mungkin terjadi di masa yang akan datang sebaiknya dikaji lebih dahulu sebelum tujuan dan target operasional ditetapkan. d) Merencanakan Ketenagaan Untuk Rencana Operasional Puskesmas Dalam rancangan operasional Puskesmas harus dicantumkan ketenagaan yang direncanakan akan dilibatkan bila kelak rancangan operasional Puskesmas dilaksanakan. Pada kegiatan lintas program sebaiknya dikembangkan suatu wadah/organisasi yang mendukung terselenggaranya direncanakan. Bila kegiatan program dan program Puskesmas yang merupakan program lintas sektoral, maka perlu menentukan sektor 24 mana yang terlibat secara langsung dan tidak langsung pada kegiatan program Puskesmas. e) Melakukan Analisis Hambatan Analisis hambatan dapat didefiniskan sebagai suatu usaha pengenalan hambatan yang mungkin timbul pada pelaksanaan rencana operasional Puskesmas yang dapat mengagalkan pencapaian tujuannya, penetapan tindakan pencegahan bagi timbulnya hambatantersebut, dan tindakan penanggulangan apabila hambatan tersebut benar-benar terjadi. Adapun langkah yang harus ditempuh dalam menentukan hambatan adalah: a. Menentukan Daerah Hambatan b. Menetapkan Hambatan c. Merumuskan (Spesifikasi) Hambatan d. Memperkirakan Besar Kemungkinan Terjadinya Hambatan (Probability) e. Menentukan Sebab dari Hambatan f. Menentukan Tindakan Pencegahan g. Memperkirakan Besarnya Kemungkinan Masih Akan Timbulnya Hambatan h. Menentukan Tindakan Penanggulangan (protective action) 25 f) Memantau dan menilai Rencana Operasional Puskesmas Rencana penilaian adalah bayangan abstrak dari apa yang akan dilaksanakan sehubungan dengan pemantauan selama kegiatan dilaksanakan dan tentang tingkat pencapaian tujuan. Rencana penilaian rencana operasional Puskesmas diarahkan pada dua hal, yaitu: a. Rencana penilaian untuk melihat proses pelaksanaan kegiatan, memantau apakah kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. b. Rencana penilaian untuk melihat keluaran, apakah sesudah kegiatan terlaksana, tujuan yang diharapkan terapai, dan bila tercapai berapa banyak. g) Menyusun Jadwal/Waktu Ada beberapa macam cara untuk merencanakan waktu untuk suatu program atau kegiatan Puskesmas. Di satu pihak ada program atau kegiatan Puskesmas yang tidak dibatasi waktu oleh penyedia dana. Di pihak lain, ada program atau kegiatan yang tanggal selesainya sudah ditentukan oleh pihak penyedia dana. Salah satu teknik penjadwalan waktu yang masih sering digunakan adalah bagan balok (Gannt). Bagan ini sangat membantu menjelaskan suatu penggunaan rencana operasional Puskesmas. 26 h) Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan Uraian dari langkah-langkah penyusunan rencana operasional Puskesmas diatas, untuk memberikan kemudahan dalam melihat rencana operasional Puskesmas secara menyeluruh dituangkan dalam sebuah formulir khusus dalam bentuk matriks (Gantt Chart). Berikut contoh Gantt chart : Tabel 2.1. Contoh Gantt Chart pada Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan of Action/POA) No. Kegiatan Tujuan & Sasaran Biaya (besaran Tempat Waktu Penanggung Rencana Target Populasi dan sumber) Jawab/ Penilaian pelaksana 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Sumber: Biro Perencanaan Depkes RI (2002) Perencanaan tingkat Puskesmas adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan Puskesmas dibedakan atas dua macam yaitu: rencana tahunan upaya kesehatan wajib, dan rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan. 1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib Langkah – langkah yang harus dilakukan Puskesmas adalah sebagai berikut: a. Menyusun usulan kegiatan Menyusun usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas. 27 Ket 9 Rencana ini disusun melalui pertemuan tahunan Puskesmas yang dilaksanakan sesuai dengan siklus perencanaan Kabupaten/Kota. b. Mengajukan usulan kegiatan Mengajukan usulan kegiatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk persetujuan pembiayaannya. c. Menyusun Rencana Pelaksana Kegiatan Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (rencana kerja kegiatan/plan of action) dalam bentuk matriks (gantt chart). 2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh Puskesmas mencakup halhal sebagai berikut: a. Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada tidaknya masalah kesehatan yang terkait upaya kesehatan pengembangan tersebut. Apabila Puskesmas memilki kemampuan, identifikasi masalah dilakukan bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung dilapangan. Tetapi apabila kemampuan pengumpulan data bersama masyarakat tersebut tidak dimiliki oleh 28 Puskesmas, identifikasi dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas Puskesmas. b. Menyusun Usulan Kegiatan Menyusun usulan kegiatan yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan, waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. c. Mengajukan Usulan Kegiatan Mengajukan usulan kegiatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk pembiayaannya. d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam bentuk matriks (gantt chart) yang dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping) (Depkes, 2004). b. Organizing Apabila dilaksanakan, perencanaan hal tingkat selanjutnya Puskesmas yang perlu telah dilakukan selesai ialah melaksanakan fungsi pengorganisasian Puskesmas (organizing). Pengorganisasian menurut Handoko (2003) yaitu penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan organisasi, proses perancanangan dan pengembangan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupnya. Pengorganisasian Puskesmas meliputi hal-hal berikut: 29 1. Cara manajemen Puskesmas merancang struktur formal Puskesmas untuk menggunakan sumber daya Puskesmas secara efisien 2. Bagaimana Puskesmas mengelompokkan kegiatannya, dimana setiap pengelompokkan diikuti penugasan seorang penanggung jawab program diberi wewenang mengawasi stafnya 3. Hubungan antara fungsi, jabatan, tugas, dan pegawai Puskesmas 4. Cara pimpinan Puskesmas membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam unit kerja. Terdapat tujuh (7) langkah penting dalam melaksanakan fungsi pengorganisasian Puskesmas, yaitu: 1. Memahami visi, misi, dan tujuan Puskesmas oleh pimpinan, pegawai, dan stakeholders Puskesmas 2. Menetapkan tugas-tugas pokok dan tugas integrasi pegawai Puskesmas untuk dikerjakan. 3. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas pegawai Puskesmas ke dalam unit kerja atau pengelompokkan pekerjaan (job grouping) atau pengelompokkan fungsi (grouping function) yang didasarkan atas persamaan dan kepentingan kegiatan dan program Puskesmas. 4. Menetapkan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pegawai Puskesmas 30 5. Memberikan tugas kepada pegawai Puskesmas yang mempunyai kompetensi, kemampuan dan kemauan serta dipandang mampu melaksanakan tugas Puskesmas 6. Mendelegasikan/mendistribusikan wewenang kepada pegawai Puskesmas tentang hasil kinerja yang diharapkan 7. Mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua pegawai, tugas-tugas, dan aktivitas-aktivitas Puskesmas Dalam pembagian tugas Puskesmas harus diperhatikan adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab yang dilimpahkan kepada pegawai Puskesmas. Wewenang yang terlalu besar akan mendorong terjadinya penyimpangan wewenang jika pengawasannya lemah. Sebaliknya, tanggung jawab yang terlalu besar akan mengakibatkan pegawai Puskesmas sangat berhati-hati dan sering ragu-ragu dalam melaksanakan tugasnya. Struktur organisasi Puskesmas yang akan diterapkan tergantung pada visi, misi, tujuan, fungsi, serta beban kegiatan dan program masingmasing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh peraturan daerah Kabupaten/Kota. Pembuatan pola struktur organisasi Puskesmas dapat mengacu pada Kebijakan Dasar Puskesmas (Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Menkes/SK/II/2004), menetapkan pola struktur organisasi Puskesmas sebagai berikut: 31 a. Kepala Puskesmas b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam mengelola data dan informasi, perencanaan dan penilaian, keuangan, umum dan kepegawaian. c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas, berupa Unit Kesehatan Masayarakat termasuk pembinaan terhadap UKBM (Unit Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat), Upaya Kesehatan Perseorangan d. Jaringan Pelayanan Puskesmas, berupa Unit Puskesmas Pembantu, Unit Puskesmas Keliling, Unit Bidan di Desa / Bidan Komunitas. 32 Bagan 2.2 Model struktur organisasi Puskesmas Kepala Puskesmas 1. Data dan Informasi 2. Perencanaan dan Penilaian 3. Keuangan 4. Umum dan Kepegawaian Kepala Tata Usaha Upaya Kesehatan Masyarakat Unit Puskesmas Pembantu Upaya Kesehatan Perorangan Unit Puskesmas Keliling Unit Bidan di Desa / Komunitas Sumber: DepKes RI (2002), KepMenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004 c. Actuating Setelah perencanaan (planning) dan pengorganisasian (organizing) Puskesmas selesai dilaksanakan, maka selanjutnya yang perlu dilakukan dalam manajemen adalah mewujudkan rencana (plan) Puskesmas tersebut mendai kenyataan. Ini berarti, rencana tersebut diaktualisasikan (actuating). 33 Menurut Endang (2011) aktuasi tingkat Puskesmas adalah upaya menggerakkan pegawai Puskesmas sedemikian rupa sehingga pegawai Puskesmas memiliki komitmen dan tanggung jawab, mendukung dan bekerja sama, memiliki kemauan dan kemampuan kerja, menyukainpekerjaan, menjadi pegawai yang baik, serta berusaha untuk mencapai tujuan Puskesmas. Fungsi aktuasi Puskesmas tidak sekedar pekerjaan mekanis, karena yang digerakkan adalah manusia / pegawai. Oleh karena itu, untuk suksesnya fungsi aktuasi Puskesmas diperlukan berbagai faktor, yaitu: 1. Faktor Organisasi Puskesmas a. Terdapat Peraturan Peraturan adalah segala ketentuan yang mengatur terselenggaranya kegiatan pegawai dan program Puskesmas serta adanya kepastian perkembangan Puskesmas baik ke dalam maupun ke luar organisasi. b. Terdapat Sumber Daya Sumber daya adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk kegiatan dan program Puskesmas yang didasarkan pada suatu pengkajian yang dapat dipertanggung jawabkan. c. Terdapat Sarana Komunikasi Sarana komunikasi adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk menerima dan menyampaikan informasi, seperti telepon, surat, forum rapat dinas, buletin, dsb. 34 d. Terdapat Kepemimpinan Proses pengarahan pada kegiatan – kegiatan pegawai agar bekerja mencapai tujuan organisasi. 2. Faktor Pegawai a. Memilliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai b. Memiliki pandangan bahwa pengabdiannya adalah untuk Puskesmas/Negara bukan untk pimpinan nya c. Mau dipimpin, agar kelancaran tugas dan pencapaian tujuan organisasi dapat tercapai d. Terpeliharanya Tim Kerja, perlu diperhatikan kinerja tim yang solid, kompeten dan kompak. Aktuasi/pelaksanaan tingkat Puskesmas dilakukan melalui : 1. Rapat/dinamisasi staf, diselenggarakan seminggu sekali yang dihadiri oleh seluruh staf Puskesmas dan jaringannya. Yang bertujuan untuk: menginformasikan hasil rapat dinas tingkat Kabupaten/Kota, serta informasi tentang kebijakan, program dan konsep-konsep baru, evaluasi mingguan terhadap pelaksanaan program Puskesmas, penggalangan kerjasama tim dan kesepakatan bersama, dan pemberdayaan pegawai Puskesmas. 2. Lokakarya mini bulanan, diselenggarakan setiap akhir bulan yang dihadiri oleh selruh staf Puskesmas dan jaringannya. Yang bertujuan untuk: menginformasikan hasil rapat dinas tingkat Kabupaten/Kota, evaluasi bulanan terhadap 35 pelaksanaan program Puskesmas serta analisis hambatan dan masalah, penyusunana pola bulanan secara partisipatif, penggalangan tim melalui penegasan peran dan tanggung jawab staf, pemberdayaan pegawai Puskesmas. 3. Lokakarya mini tribulanan, diselenggarakan setiap tiga bulan sekali yang dihadiri oleh instansi lintas sektor tingkat Kecamatan, tim penggerak PKK Kecamatan dan Desa, staf Puskesmas dan jaringannya. Yang bertujuan untuk: informasi tentang program menginventarisasi lintas peran sektor, bantu program kesehatan, masing-masing sektor, penggalangan tim lintas sektor tingkat Kecamatan. 4. Rapat Koordinasi (Rakor) tingkat Kecamatan, diselenggarakan setiap bulan yang dihadiri oleh lintas sektor tingkat Kecamatan, tim penggerak PKK Kecamatan dan Desa, dll. Peran Puskesmas adalah menyampaikan hasil lokakarya mini bulanan. 5. Rapat Koordinasi (Rakor) Posyandu-Desa, diselenggarakan setiap bulan pada dua hari sebelum pelaksanaan posyandu, yang dihadiri oleh lintas sektor tingkat Kecamatan, Pengurus PKK Desa, dll. Yang bertujuan untuk: evaluasi pelaksanaan posyandu dan program Desa siaga bulan lalu serta merencanakan Posyandu dan Desa siaga bulan yang akan datang, pengisian kartu panggilan sasaran Posyandu untuk kemudian dibagikan ke setiap dusun/RW, pembahasan 36 masalah serta hambatan posyandu dan Desa siaga, pendalaman materi posyandu dan Desa siaga. 6. Konsultasi para penanggung jawab program dengan pimpinan Puskesmas, konsultasi ini diselenggarakan bila diperlukan dengan mengundang para penanggung jawab program Puskesmas. d. Controlling/Evaluating Menurut Azwar (1996) Pengawasan (controlling) adalah melakukan penilaian dan sekaligus koreksi terhadap setiap penampilan pegawai untuk mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan dalam rencana atau suatu proses mengukur penampilan suatu program yang kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Herujito (2001) mendefinisikan pengawasan (controlling) sebagai elemen atau fungsi manajemen adalah mengamati dan mengalokasikan dengan tepat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Sedangkan Lanri dalam Usman (2006) mendefinisikan pengawasan sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah pelaksanaan pekerjaan/kegiatan telah dilaksnakan sesuai dengan rencana semula. Kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi. Menurut Husein (2002) Penilaian (evaluating) adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu 37 dengan standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan / tujuan yang ingin diperoleh. Menurut American Public Association (Azwar, 1996) penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun controlling/evaluating Puskesmas yang efektif memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Orientasi rencana (plan oriented), controlling/evaluating Puskesmas berorientasi pada rencana strategis dan rencana operasional Puskesmas serta fokus pada kegiatan pokok. 2. Orientasi hasil (result plan), controlling/evaluating dapat membantu Puskesmas untuk mencapai tujuan dan target kinerja yang telah ditetapkan terutama dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan. 3. Cepat dan orientasi pengecualian (prompt and exception oriented), controlling/evaluating Puskesmas melaporkan penyimpangan secara cepat, memberikan informasi mengapa terjadi penyimpangan dan apa yang harus dikerjakan untuk dilakukan perbaikan. 4. Menyeluruh Puskesmas (multidimentional), dilakukan menyeluruh/komprehensif secara terhadap controlling/evaluating lengkap semua unsur dan sistem manajemen Puskesmas. 38 5. Akurat (accurate), controlling/evaluating Puskesmas terhadap pelaksanaan kegiatan dan program Puskesmas dilakukan secara akurat 6. Realistis (realistic), controlling/evaluating Puskesmas harus mencerminkan harapan yang realistik tentang apa yang dapat dicapai. 7. Adil dan obyektif (fair and objective), controlling/evaluating Puskesmas tidak memihak atau membeda-bedakan perlakuan terhadap pegawai Puskesmas. 8. Dapat dimengerti (understandble), controlling/evaluating Puskesmas mendukung proses pengambilan keputusan melalui penyajian data yang dapat dimengerti dan menghindari laporan statistik yang rumit. 9. Tepat waktu (timely), menyediakan informasi pada waktu yang tepat saat informasi itu dibutuhkan 10. Dapat diterima (acceptable), controlling/evaluating Puskesmas yang baik apabila hasilnya dapat diterima oleh pegawai Puskesmas. 11. Efektif biaya (cost effective), biaya adalah satu pertimbangan penting dalam pelaksanaan controlling/evaluating Puskesmas. 12. Lentur (flexible), controlling/evaluating Puskesmas mempunyai fleksibilitas untuk memberikan tanggapan dan reaksi terhadap ancaman ataupun kesempatan dari lingkungan 39 13. Terkoordinasi dengan alur kerja organisasi, controlling/evaluating Puskesmas harus terkoordinasi sengan sistem alur kerja Puskesmas, karena setiap tahap dari proses pekerjaan dapat mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan seluruh operasi kegiatan dan program Puskesmas. Berdasarkan hasil penelitian kualitatif Eskaryot (2013) menemukan bahwa manajemen program yang berupa perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan belum berjalan sesuai dengan ketetapan/aturan yang ada yaitu KepMenkes RI nomor 128 Tahun 2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Hasil penelitian kualitatif Rismawati, dkk (2012) menemukan bahwa pada tahap perencanaan terdapat banyak hambatan. Pada tahap pengorganisasian perlu mengkaji lebih dalam lagi tentang tugas pokok dan fungsi petugas UKGS (Unit Kesehatan Gigi Sekolah). Pada tahap pelaksanaan kegiatannya sudah rutin dilaksanakan tiap tahun. Pada tahap pengawasan perlu ditingkatkan pengawasan secara berjenjang di tingkat Dinas Kesehatan terhadap kegiatan di Puskesmas. Hasil penelitian kualitatif Akbar,dkk (2014) menemukan bahwa fungsi-fungsi manajemen masih belum optimal dikarenakan struktur organisasi kelembagaan pada Puskesmas Padangsari menunjukkan masih kurangnya sumber daya manusia, dan masyarakat belum di ajak berdiskusi yang diselenggarakan oleh Puskesmas. 40 C. Puskesmas Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masayarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor 128 tahun 2004 Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yaitu unit organisasi yang diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten untuk melaksanakan tugas-tugas teknis operasional pembangunan kesehatan diwilayah kecamatan. Dengan kata lain, puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat 41 tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dan dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi: a. Upaya Promosi Kesehatan b. Upaya Kesehatan Lingkungan c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana d. Upaya Perbaikan Gizi e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit f. Pengobatan D. Program Puskesmas Program pokok Puskesmas dilakssanakan sesuai kemampuan tenaga maupun fasilitasnya karenanya program pokok di setiap puskesmas dapat berbeda-beda. Namun demikian, program pokok puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut (Ferri Effendi, 2009) : 1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2. Keluarga Berencana (KB) 3. Upaya Peningkatan Gizi 4. Kesehatan Lingkungan 5. Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena Kecelakaan 7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat 42 8. Upaya Kesehatan di Sekolah (UKS) 9. Kesehatan Olahraga 10. Perawatan Kesehatan Masyarakat 11. Usaha Kesehatan Kerja 12. Kesehatan Gigi dan Mulut 13. Kesehatan Jiwa 14. Kesehatan Mata 15. Laboratorium (diupayakan tidak lagi sederhana) 16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan 17. Kesehatan Usia Lanjut 18. Pembinaan Pengobatan Tradisional Semua program pokok yang dilaksanakan di puskesmas dikembangkan berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar seperti yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO) yang dikenal dengan basic seven. Basic seven tersebut terdiri atas maternal and cchild health care, medical care, environmental sanitation, health education (untuk kelompok-kelompok masyarakat), simple laboratory, communicable disease control, dan simple statistic (pencatatan – recording atau pelaporan – reporting). Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas dari kegiatan pokok diatas adalah: (Nasrul Effendy, 1998) 43 1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori dan lain-lain ekurangan, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya d. Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3X, Polio 3X, dan campak 1X pada bayi e. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA f. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu resiko tinggi g. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk macam macam penyakit ringan h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan, memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan, dan untuk mengadakan pemantauan pada mereka yang lalai mengunjungi puskesmas dan meminta agar mereka datang ke puskesmas lagi 44 i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi 2. Keluarga Berencana a. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan calon ibu yang mengunjungi KIA b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana c. Mengadakan pembicaraan-pembicaraan tentang kelurga berencana kapan saja ada kesempatan, baik di puskesmas maupun sewaktu mengadakan kunjungan rumah d. Memasang IUD, cara-cara penggunaan pil, kondom, dan caracara lain dengan memberi sarananya e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan kehamilan 3. Upaya Perbaikan Gizi a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan gizi c. Memberikan pendidikan gizi kepada msyarakat dan secara perorangan kepada mereka yang membutukan, terutama dalam rangka program KIA d. Melaksanakan program-program : 45 a) Program perbaikan gizi keluarga melalui kelompok- kelompok penimbangan pos pelayanan terpadu b) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori yang cukup kepada anak-anak di bawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui c) Memberikan vitamin A kepada anak-anak di bawah umur 5 tahun 4. Upaya Kesehatan Lingkungan Kegiatan – kegiatan utama kesehatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas adalah : a. Penyehatan air bersih b. Penyehatan pembuangan kotoran c. Penyehatan lingkungan perumahan d. Penyehatan air buangan / limbah e. Pengawasan sanitasi tempat umum f. Penyehatan makanan dan minuman g. Pelaksanaan peraturan perundangan 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit b. Melaporkan kasus penyakit menular c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber penularan d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit 46 e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi f. Pemberian imunisasi g. Pemberantasan vector h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat 6. Upaya Pengobatan a. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui : a) Mendapatkan riwayat penyakit b) Mengadakan pemeriksaan fisik c) Mengadakan pemeriksaan laboratorium d) Membuat diagnosa b. Melaksanakan tindakan pengobatan c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa: a) Rujukan diagnostic b) Rujukan pengobatan/rehabilitasi c) Rujukan lain 7. Upaya penyuluhan Kesehatan Masyarakat a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas b. Di tingkat Puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di tingkat Kabupaten diadakan tenaga-tenaga koordinator penyuluhan kesehatan 47 8. Upaya Kesehatan Sekolah a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik c. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan secara aktif dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I e. Pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun untuk kelas II sampai VI dan guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhana f. Imunisasi peserta didik kelas I dan VI g. Pengawasan terhadap keadaan air h. Rujukan medic i. Penanganan kasus anemia gizi j. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah k. Pencatatan dan pelaporan 9. Upaya Kesehatan Olahraga a. Pemeriksaan kesehatan berkala b. Penentuan takaran latihan c. Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi d. Pengobatan akibat cedera latihan e. Pengawasan selama pemusatan latihan 10. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat 48 a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun dirumah dengan berbagai tingkat umur, tumbuh kembang dan jenis kelamin b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat (keluarga binaan) c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusu diantaranya : ibu hamil, anak balita, usia lanjut dan sebagainya d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat 11. Upaya Kesehatan Kerja a. Identifikasi masalah, meliputi : a) Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala untuk para pekerja b) Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke puskesmas c) Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja, lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan c. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi : a) Penyuluhan kesehatan b) Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara alat kerja agar tidak terjadi stress fisik terhadap pekerja c) Kegiatan monitoring bahaya akaibat kerja 49 d) Pemakaian alat pelindung d. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja e. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit f. Kegiatan rujukan medik dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit 12. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi : a) Anak sekolah b) Kelompok ibu hamil, menyusui, dan anak pra sekolah c. Pelayanan medik gigi dasar, meliputi : a) Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk b) Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi ke sasaran yang lebih mampu c) Memberikan penyuluhan seccara individu atau kelompok d) Memelihara kebersihan (hygiene clinic) e) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan d. Pencatatan dan pelaporan 13. Upaya Kesehatan Jiwa a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa 50 c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui pengembangan peran serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan jiwa e. Pencatatan dan pelaporan 14. Upaya Kesehatan Mata a. Upaya kesehatan mata, pencegahan kesehatan dasar yang terpadu dengan kegiatan pokok lainnya b. Upaya kesehatan mata; a) Anamnesa b) Pemeriksaan visus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan bola mata, tes saluran air mata, tes lapangan pandang, funduskopi, dan pemeriksaan laboratorium c) Pengobatan dan pemberian kacamata 15. Laboratorium 16. Sistem Informasi Kesehatan 17. Upaya Pembinaan Peran Serta Masyarakat Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui : a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, Pimpinan Wilayah, lintas sektoral dan berbagai organisasi kesehatan, yang dilaksanakan melalui dialog, seminar dan lokakarya, dalam 51 rangka komunikasi, informasi, dan motivasi dengan memanfaatkan media massa dan sistem informasi kesehatan. b. Persiapan petugas penyelenggara melalui latihan, orientasi kepemimpinan di bidang kesehatan c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan maslah kesehatan, dengan menggali dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan : a) Pendekatan kepada tokoh masyarakat b) Survei mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya c) Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader yang telah dilatih e. Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat 18. Pembinaan Pengobatan Tradisional a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional b. Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional Pelaksanaan program pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, program pokok puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga bagian dari masyarakat di 52 wilayah kerjanya. Disamping penyelenggaraan usaha-usaha program pokok puskesmas tersebut, puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat seperti Pekan Imunisasi Nasional. Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah. E. Diagram Fishbone Diagram fishbone atau cause effect diagram adalah alat yang umum digunakan untuk membantu organisasi memecahkan masalah dengan melakukan analisis sebab akibat dari suatu keadaan dalam sebuah diagram yang terlihat seperti tulang ikan. Pembuat alat analisis ini adalah Kaoru Ishikawa, seorang ilmuwan dan innovator manajemen kualitas di Jepang pada Tahun 1990, sehingga sering disebut Ishikawa diagram (Improhealth.org) Fishbone analisis juga berarti: ï‚· Metode sederhana yang dapat dipergunakan untuk menelusuri penyebab yang terjadi ï‚· Dasarnya adalah prinsip bahwa pemikiran yang bersumber dari orang banyak ï‚· Dinamakan diaggram tulang ikan karena bentuk dari diagram ini seperti tulang ikan, dengan permasalahan sebagai kepalanya, dan penyebab-penyebab yang ada sebagai duri-durinya. 53 F. Kerangka Teori Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan teori Manajemen Program dari Terry (2005) yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi (POACE) ditambahkan dengan buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil (Kemenkes RI, 2011). Dalam proses pelaksanaan kelas ibu hamil melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil, Selain itu pada setiap pelaksanaan kelas ibu hamil dilakukan pelaporan, monitoring dan evaluasi agar pada pelaksanaan berikutnya dapat lebih baik. Berikut penulis gambarkan kerangka teori pada penelitian ini : Bagan 2.3 Manajemen Program Kelas Ibu Hamil Perencanaan Pengorganisasian 1. SDM 2. Sarana & Prasarana 3. Tujuan 4. Sasaran 5. Materi 6. Dana & Alokasi 7. Kebijakan 1. Pembagian tugas dan wewenang sesuai tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) 2. Pengelolaan dana 3. Sarana & Prasarana Pelaksanaan 1. Penyampaian Materi 2. Senam Ibu Hamil Pengawasan 1. Monitoring & evaluasi 2. Rutinitas & Penilaian (Sumber : Modifikasi dari Manajemen Program (2005) dan Buku Pedoman Kelas Ibu Hamil, (2011)) 54 BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH A. Kerangka Pikir Untuk mempermudah pemahaman dalam menganalisa Manajemen Program Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung Sawah maka disusunlah sebuah kerangka pikir. Berdasarkan kerangka teori, peneliti menggunakan model manajemen POACE dan buku pedoman kelas ibu hamil untuk kerangka pikir. Berikut kerangka pikir yang dibuat oleh peneliti untuk mempermudah peneliti dan pemaparan hasil penelitian ini : Bagan 3.1 Kerangka Pikir Penelitian Manajemen Program Kelas Ibu Hamil Perencanaan (SDM, Sarana & prasarana, Tujuan, Sasaran, Materi, Dana & alokasi, Kebijakan) Pengorganisasian (Pembagian tugas & wewenang sesuai tugas pokok dan fungsi, Pengelolaan dana, Sarana dan prasarana) Pelaksanaan (Penyampaian materi, dan Senam ibu hamil) Monitoring & Evaluasi (Rutinitas & penilaian) 55 B. Definisi Istilah Tabel 3.1 Definisi Istilah No 1 Istilah Definisi Cara Pengumpulan Data Bentuk/hasil dari menyusun Wawancara kegiatan-kegiatan yang dilakukan mendalam dan pada kelas ibu hamil telaah dokumen Perencanaan a. Sumber Daya Manusia (SDM) Wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi Pedoman wawancara, pedoman telaah dokumen, dan pedoman observasi b. Sarana Prasarana Wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi Pedoman wawancara, pedoman telaah dokumen, dan pedoman observasi Pedoman wawancara dan pedoman telaah dokumen c. Tujuan Petugas/tenaga kesehatan yang melakukan proses menyusun kegiatan-kegiatan pada kelas ibu hamil di Puskesmas berdasarkan latar belakang pendidikan, jumlah, dan pelatihan yang berkaitan dengan perencanaan program khususnya kelas ibu hamil.PP & Alat – alat/perlengkapan yang akan digunakan oleh petugas kesehatan pada saat pelaksanaan kelas ibu hamil di Puskesmas Alat Pengumpulan Data Pedoman wawancara dan pedoman telaah dokumen Target yang akan dicapai atau Wawancara diwujudkan dalam melakukan proses mendalam dan menyusun kegiatan-kegiatan yang telaah dokumen dilakukan pada kelas ibu hamil Informan 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 3. Fasilitator/Narasumber 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 3. Fasilitator/Narasumber 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 3. Fasilitator/Narasumber 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 3. Fasilitator/Narasumber 56 2 d. Sasaran Target capaian yang ditentukan oleh Wawancara Puskesmas Kampung Sawah untuk mendalam dan program Kelas Ibu Hamil. telaah dokumen Pedoman wawancara dan pedoman telaah dokumen e. Materi Bahan yang ditentukan oleh Wawancara Puskesmas untuk program Kelas Ibu mendalam, telaah Hamil dokumen dan observasi f. Dana & Alokasi Sumber & alokasi dana yang Wawancara digunakan untuk kegiatan program mendalam kelas ibu hamil di Puskesmas Pedoman wawancara, pedoman telaah dokumen, dan pedoman observasi Pedoman wawancara g. Kebijakan Standar dari proses menyusun Wawancara kegiatan-kegiatan yang dilakukan mendalam, telaah pada kelas ibu hamil dokumen Pengorganisasian a. Pembagian Tugas Wewenang Merupakan struktur yang wajib dibuat Puskesmas atau pemegang program pada program atau kegiatan yang akan dilaksanakan Penugasan dan tanggung jawab & petugas/tenaga kesehatan yang akan menjadi bagian dalam Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung Sawah Wawancara mendalam dan telaah dokumen Wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi Pedoman wawancara, dan pedoman telaah dokumen Pedoman wawancara dan pedoman telaah dokumen Pedoman wawancara, pedoman telaah dokumen, dan pedoman observasi 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 3. Fasilitator/Narasumber 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 3. Failitator/Narasumber 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 57 3 b. Pengelolaan dana Sumber dana yang dimiliki oleh Puskesmas dan dikelola oleh penanggung jawab kelas ibu hamil untuk proses kegiatan-kegiatan kelas ibu hamil. c. Sarana dan Alat – alat/perlengkapan yang Prasarana digunakan oleh petugas kesehatan dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada kelas ibu hamil. Wawancara mendalam, telaah dokumen Pedoman wawancara, pedoman telaah dokumen Wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 3.Fasilitator/Narasumber Pelaksanaan Wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi Wawancara mendalam, observasi Pedoman wawancara, pedoman telaah dokumen, dan pedoman observasi Pedoman wawancara, pedoman teelaah dokumen, dan pedoman observasi Pedoman wawancara, dan pedomana observasi Wawancara mendalam, observasi Pedoman wawancara, dan pedoman observasi 1. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 2. Fasilitator/Narasumber 3. Ibu Hamil a. Penyampaian Materi Dilaksanakannya kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah pada waktu dan materi yang telah ditentukan sebelumnya. Proses memberikan materi yang sudah ditetapkan pada perencanaan dan dilakukan oleh fasilitator dengan menggunakan alat-alat yang diperlukan. b. Senam Ibu Hamil Kegiatan rutin senam hamil yang dilaksanakan berdasarkan rencana yang dilakukan setiap akhir pertemuan atau setelah penyampaian materi oleh fasilitator/narasumber. 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 3. Ibu Hamil 4. Fasilitator/Narasumber 1. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 2. Ibu Hamil 3. Fasilitator/Narasumber 58 4 Monitoring Evaluasi a. Rutinitas b. Pelaporan penilaian dan Kegiatan pemantauan dan penilaian Wawancara terhadap proses mulai dari mendalam dan perencanaan, pengorganisasian telaah dokumen sampai pelaksanaan pada kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Pedoman wawancara dan pedoman telaah dokumen Melakukan pengecekan kembali setelah pelaksanaan kelas ibu hamil yang berupa: jumlah peserta yang hadir, waktu pertemuan, dll. Wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi Pedoman wawancara, pedoman telaah dokumen, dan pedoman observasi & Seluruh hasil rangkaian dari pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, yang meliputi: waktu pelaksanaan, jumlah peserta, proses pertemuan, dll. Wawancara mendalam, telaah dokumen, observasi Pedoman wawancara, pedoman telaah dokumen, dan pedoman observasi 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 1. Kepala Puskesmas 2. Pemegang Program Kelas Ibu Hamil 59 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan tujuan ingin mendapatkan data yang mendalam dari sumber informan mengenai Manajemen Program Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kampung Sawah, Jl. Gelatik RT 01/01, Sawah Lama Ciputat. Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu pada bulan Juni hingga Juli 2016. C. Informan Penelitian Dalam penelitian ini, pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode ini merupakan teknik pengambilan informan dengan pertimbangan tertentu, sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi yang diteliti (Sugiyono, 2009). Informan yang menjadi narasumber dalam penelitian ini antara lain adalah : 1. Kepala Puskesmas Kampung Sawah 2. Penanggung Jawab Program Kelas Ibu Hamil 3. Fasilitator/narasumber Kelas Ibu Hamil 4. Ibu Hamil yang mengikuti Kelas Ibu Hamil 60 D. Sumber Data Adapun sumber data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain yaitu : 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari informan dan didapatkan dengan wawancara mendalam serta observasi lapangan. 2. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan dari dokumen atau data yang dimiliki oleh Puskesmas Kampung Sawah pada program Kelas Ibu Hamil. E. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini, dimana peneliti mendapatkan informasi secara langsung dari informan, serta bertatap muka dengan informan tersebut (face to face). Wawancara mendalam peneliti lakukan kepada kepala puskesmas, pemegang program kelas ibu hamil, ibu hamil, dan fasilitator/narasumber. 2. Observasi Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan obyek pengamatan (Djaali, 2007). Dalam observasi ini, yang peneliti lakukan adalah melihat kesesuaian perencanaan program kelas ibu hamil dengan pelaksanaan yang sudah dilakukan hingga ke monitoring dan evaluasi dari program Kelas Ibu Hamil tersebut. 61 3. Telaah Dokumen Telaah dokumen yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pemeriksaan dokumen-dokumen yang dimiliki. Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan plan of action (POA) dari program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Hasil pengamatan dan wawancara peneliti bandingkan kesesuaiannya menggunakan dokumen-dokumen tersebut. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara untuk mewawancarai informan terkait dengan manajemen program kelas ibu hamil. Instrumen penelitian lain dalam pengumpulan data adalah pedoman observasi serta melakukan telaah dokumen. Selain itu, peneliti juga menggunakan alat bantu berupa alat tulis, kamera untuk pengambilan gambar dan perekam suara untuk merekam pembicaraan selama wawancara berlangsung agar dapat memperkuat akurasi data. G. Teknik Analisis Data Tahapan analisis data kualitatif pada penelitian ini, yaitu : 1. Reduksi adalah proses pemilihan data secara kasar, memilah data yang berkaitan dengan penelitian dan membuat transkip data hasil wawancara seperti apa adanya, adapun tujuan dari tahap ini adalah memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan pengumpulan data selanjutnya. 2. Display data adalah teknik rancangan penyajian data dalam bentuk uraian singkat dan tabel ini didapatkan setelah peneliti melakukan penyusunan data dalam bentuk transkip data yang selanjutnya dilakukan kategorisasi data menurut variabel yang sesuai. 62 3. Analisis data pada penelitian ini menggunakan domain analysis dimana analisis ini pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau obyek penelitian. Hasilnya berupa gambaran umum yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam analisis ini informasi diperoleh belum mendalam, masih dipermukaan namun sudah ditemukan domain-domain atau kategori dari situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2012). Diawali melakukan analisis taksonomi dengan menjabarkan secara rinci tema – tema dalam domain seperti sumber daya manusia, sarana dan prasarana, hambatan, tujuan, rencana kegiatan, pembagian tugas dan wewenang, pelaksanann kelas ibu hamil sesuai dengan buku pedoman, rutinitas, pelaporan dan penilaian. Tema – tema dalam domain digambarkan secara umum kemudian memaknai hasil penelitian yang didapat. Setelahnya dilakukan analisis domain dengan menggambarkan domain-domain perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Hasil analisis ini berupa informasi mengenai gambaran manajemen program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan. Data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen dideskripsikan untuk mengetahui gambaran manajemen program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan. Dengan analisis domain peneliti mendeskripsikan unsur pada domain kelas ibu hamil mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan kemudian memaknai hasil 63 penelitian yang didapat. Pemaknaan hasil penelitian didasari pada kesesuaiannya dengan pedoman maupun teori terkait manajemen program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan. 4. Verifikasi data adalah proses menyimpulkan semua hasil wawancara mendalam dengan informan. Dengan demikian hasil dalam penelitian dapat terlihat. Seluruh proses pembahasan, dilakukan dengan menganalisis, membandingkan data dan teori, melihat kekurangan dan kelebihan serta masalah yang ada. Hal tersebut bertujuan untuk saling melengkapi data satu sama lain agar suatu informasi menjadi valid kebenarannya dan dapat mengidentifikasi suatu masalah. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan merangkum hasil analisis gambaran manajemen program kelas ibu hamil dan pemberian saran pada masalah yang ada mengenai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan. H. Penyajian Data Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dan dilengkapi dengan matriks hasil wawancara. Penyajian data akan didukung dengan hasil observasi lapangan dan telaah dokumen. I. Triangulasi Data Penelitian Pendekatan penelitian kualitatif memiliki sampel yang sedikit, sehingga untuk menjaga keabsahan data yang didapat dilakukan dengan triangulasi, diantaranya : 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2012). Triangulasi sumber dilakukan peneliti dengan membandingkan dan 64 melakukan pemeriksaan terhadap hasil wawancara dengan menanyakan pertanyaan yang sama kepada beberapa informan yang berbeda. Triangulasi sumber didapat dari informan yang berbeda jabatannya, namun masih dalam serangkaian tupoksi dalam kelas ibu hamil. gambaran triangulasi sumber pada pertanyaan dapat dilihat pada tabel checklist berikut ini : Tabel 4.1 Triangulasi Sumber Dilihat dari Pedoman Wawancara R1 R2 R3 R4 Perencanaan √ √ √ a. SDM √ √ √ - b. Sarana & Prasarana c. Tujuan √ √ √ - √ √ √ - d. Sasaran √ √ √ - e. Materi √ √ √ √ f. Dana & Alokasi √ √ - - g. Kebijakan √ √ - - Pengorganisasian √ √ - - √ √ - - √ √ - - - √ √ - √ √ √ √ - √ √ √ - √ √ √ a. Pembagian Tugas dan Wewenang b. Pengelolaan Dana c. Sarana & Prasarana Pelaksanaan a. Penyampaian Materi b. Senam Ibu Hamil 65 √ √ - - a. Rutinitas √ √ - - b. Pelaporan & Penilaian √ √ - - Monitoring dan Evaluasi Keterangan : R1 : Kepala Puskesmas Kampung Sawah R2 : Pemegang Program Kelas Ibu Hamil R3 : Fasilitator/Narasumber Kelas Ibu Hamil R4 : Ibu Hamil yang mengikuti Kelas Ibu Hamil 2. Triangulasi Metode Triangulasi metode berarti peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama (Sugiyono, 2012). Triangulasi metode dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Tabel 4.2 Triangulasi Metode Wawancara Observasi Mendalam √ - Perencanaan Telaah Dokumen √ √ √ √ √ √ √ c. Tujuan √ - √ d. Sasaran √ - √ e. Materi √ - √ f. Dana & Alokasi √ - - g. Kebijakan √ - √ a. SDM b. Sarana Prasarana & 66 Pengorganisasian a. Pembagian Tugas Wewenang & Pelaksanaan a. Penyampaian Materi Monitoring Evaluasi Ibu dan a. Rutinitas b. Pelaporan Penilaian - √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ - √ - √ √ √ √ √ √ √ & b. Pengelolaan Dana c. Sarana Prasarana b. Senam Hamil √ & 67 BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Puskesmas Kampung Sawah Puskesmas Kampung Sawah merupakan Unit Pembantu Teknis Dinas Kesehatan (UPTD) yang terletak di Kampung Sawah Jl. Gelatik RT 06 RW 01 No. 1, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan. a. Visi Misi Puskesmas Kampung Sawah Visi Puskesmas Kampung Sawah adalah dengan pelayanan prima dan mandiri, menuju masyarakat yang berperilaku sehat. Misi Puskesmas Kampung Sawah adalah: a) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. b) Mendorong kemandirian masyarakat melalui peningkatan promotif, preventif, kuratif & rahabilitatif di bidang kesehatan. c) Mewujudkan pengelolaan yang efisien & terpadu untuk terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan berhasil guna yang bermanfaat bagi masyarakat. b. Program Kesehatan Puskesmas Kampung Sawah Berikut adalah program kesehatan yang ada di Puskesmas Kampung Sawah: a) Promosi Kesehatan b) Kesehatan Lingkungan c) Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana d) Perbaikan Gizi 68 e) Pencegahan Penyakit Menular f) Pelayanan Pengobatan g) Program Lansia (Lanjut Usia) h) Program Unit Kesehatan Sekolah (UKS) / Unit Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) i) Program NAPZA (Narkoba, Psikotropika, dan Zat Aditif) j) Laboratorium Selain itu, Puskesmas Kampung Sawah juga memiliki tugas penting yang utama yaitu yang berkaitan dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Program KIA antara lain: a) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil b) Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin dan Ibu Nifas c) Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita d) Pelayanan KB (Keluarga Berencana) e) Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah f) Pelayanan Kesehatan Remaja g) Pelayanan Kesehatan Usila Berikut adalah informan yang menjadi narasumber dalam penelitian kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah: 69 Tabel 5.1 Informan Penelitian No 1 2 3 4 Informan Kepala Puskesmas Kampung Sawah Penanggung Jawab kelas ibu hamil Fasilitator kelas ibu hamil Ibu Hamil yang ikut kelas ibu hamil Usia 51 tahun Latar Belakang Pendidikan S1 31 tahun S1 38 tahun S1 28 tahun SMP Berikut ini adalah pemaparan tentang program kelas ibu hamil yang merupakan program wajib yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas Kampung Sawah. B. Gambaran Perencanaan Kelas Ibu Hamil Perencanaan dalam penelitian ini adalah memaparkan tentang bentuk, hasil dari menyusun kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada kelas ibu hamil. Pada penelitian ini, perencanaan dilihat dari: Sumber daya manusia (SDM), Sarana dan prasarana, Tujuan, Sasaran, Materi, Dana dan alokasi, dan Kebijakan. Berikut adalah pemaparan nya: 1. Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia (SDM) pada penelitian ini adalah melihat petugas/tenaga kesehatan yang melakukan proses menyusun kegiatan pada kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah, berdasarkan jumlah, latar belakang pendidikan, dan pelatihan. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut maka peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil wawancara peneliti mendapatkan informasi bahwa yang menyusun kegiatan-kegiatan kelas ibu hamil antara lain: Kepala Puskesmas, bidan, penanggung jawab program, Kepala Tata Usaha (TU), 70 bendahara JKN, dan bendahara BOK. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “Untuk membuat perencanaan itu ada mulai yang pertama pemegang program kemudian dibantu oleh bidan koordinator kemudian bendahara karna berkaitan dengan keuangan, dalam hal ini bendahara ada dua bendahara BOK, dan bendahara JKN. Karna dua dua nya ini membiayai kelas ibu hamil tapi dengan acara yang berbeda. Berarti dua bendahara nya termasuk kepala TU, dan kepala puskesmas. Jadi kurang lebih 5 orang.” (R1) Pada hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program Kelas ibu hamil, infoman mengatakan bahwa hanya dua bidan yang berperan andil dalam membuat perencanaan kelas ibu hamil. Berikut hasil wawancara dengan Fasilitator/narasumber: “Hmmm... ada bidan sama kapus.” (R3) Seluruh informan dari penelitian ini menjelaskan bahwa yang melakukan proses menyusun kegiatan - kegiatan pada kelas ibu hamil adalah Kepala Puskesmas, Kepala TU, penanggung jawab program, bendahara BOK, bendahara JKN, dan bidan. Mereka semua ikut berkontribusi dalam menyusun rencana kegiatan. Berdasarkan hasil observasi terdapat penanggung jawab program kelas ibu hamil, yang kemudian peneliti juga menemukan hasil telaah dokumen yang berisikan Surat Keputusan (SK) No. 445.4/21/ADMEN Kampung Sawah Tentang Penetapan Penanggung Jawab Program di Puskesmas Kampung Sawah yang menjelaskan beberapa orang yang berkontribusi untuk penyusunan rencana kegiatan program kelas ibu hamil dan penunjukkan penanggung jawab program kelas ibu hamil. Proses penunjukkan penanggung 71 jawab program dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa hasil dari wawancara, observasi, dan telaah dokumen yang berkontribusi untuk menyusun rencana program kelas ibu hamil antara lain kepala Puskesmas, Kepala TU, bendahara JKN, bendahara BOK, penanggung jawab program, dan bidan. Berdasarkan hasil wawancara untuk latar belakang pendidikan yang menyusun rencana program kelas ibu hamil antara lain adalah bidan D3. Seluruh informan dari penelitian ini menjelaskan bahwa latar belakang pendidikan bidan pada program kelas ibu hamil minimal D3. Berdasarkan hasil observasi tidak ditemukan latar belakang pendidikan pada program kelas ibu hamil, begitupun pada hasil telaah dokumen tidak diperoleh data mengenai latar belakang pendidikan pada program kelas ibu hamil. Sumber daya manusia (SDM) di Puskesmas Kampung Sawah ditentukan berdasarkan surat keputusan (SK) yang dimiliki oleh Kepala Puskesmas dan juga berdasarkan program yang telah diamanahkan sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara untuk pelatihan yang menyusun rencana pada program kelas ibu hamil ini antara lain adalah APN (Asuhan Persalinan Normal), Poned, Emergency dasar, penjelasan lembar balik, dan cara menyampaikan materi pada setiap pertemuan. 72 Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “Yang jelas APN (Asuhan Persalinan Normal), Poned (Pelayanan Obsetri Neonatal Emergency Dasar) hmmm... tapi yang poned gak semua ya. Tapi APN udah pasti, sama pelatihan tentang kelas ibu hamil nya ada.” (R1) Pada hasil wawancara dengan Penangung Jawab Program kelas ibu hamil dan fasilitator, mengatakan bahwa pelatihan yang diberikan hanya berupa penjelasan lembar balik, cara memberikan materi setiap pertemuan, dan pelaksanaan kelas ibu hamil. Seluruh informan dari penelitian ini menjelaskan bahwa pelatihan yang diperoleh oleh bidan dalam program kelas ibu hamil adalah APN (Asuhan Persalinan Normal), Poned, dan penjelasan tentang lembar balik dan cara menyampaikan materi pada setiap pertemuan. Namun ada informasi tambahan pada pelatihan kelas ibu hamil. Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Prorgram kelas ibu hamil: “Materi yang didapatkan pada pelatihan yaitu buku kia, apa itu kelas ibu hamil, tujuannya, manfaat, berapa peserta nya, apa saja yang dilakukan di kelas ibu hamil.” (R2) “setelah pelatihan ada uji kemampuan yang berupa pre test, post test, dan praktek.” (R2) Sehingga dapat disimpulkan, bahwa yang berkaitan dengan menyusun rencana program kelas ibu hamil adalah Kepala Puskesmas, Kepala TU, Bendahara JKN, Bendahara BOK, Penanggung Jawab Program, dan Bidan dengan latar belakang pendidikan bidan adalah minimal D3 Bidan. Dari keseluruhan tenaga kesehatan yang ikut berkontribusi dalam program kelas 73 ibu hamil, yang sudah mengikuti pelatihan khusus kelas ibu hamil adalah bidan di Puskesmas Kampung Sawah. 2. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana pada penelitian ini adalah melihat alat – alat/perlengkapan yang akan digunakan oleh petugas kesehatan pada saat pelaksanaan kelas ibu hamil di Puskesmas. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut maka peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil wawancara peneliti mendapatkan informasi bahwa alat – alat / perlengkapan yang akan digunakan pada kelas ibu hamil antara lain: ruangan, karpet, pengeras suara, lembar balik, matras, dan buku pink (buku kia). Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “Yang pertama ruangan, kemudian karpet, yang ketiga pengeras suara dimana perlu, kemudian apa namanya hanya untuk senam. Umpamanya kan ada dua tuh yg untuk senam dan penyuluhan. Nah untuk senam dibutuhkan audio kan, penyuluhan seperti itu juga, korsi korsi bisa sama alat-alat pencatat.” (R1) Pada hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil dan fasilitator, mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang akan digunakan pada kelas ibu hamil yaitu lembar balik, matras, ruangan, dan buku pink (buku kia). Seluruh informan menjelaskan bahwa sarana dan prasarana yang disiapkan untuk kelas ibu hamil antara lain ruangan, matras, lembar balik dan buku pink (buku KIA). Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa alat – alat/perlengkapan yang disiapkan oleh tenaga kesehatan berkaitan dengan kelas ibu hamil adalah ruangan, matras, lembar balik, dan buku pink (buku 74 KIA). Hasil telaah dokumen peneliti tidak mendapatkan dokumen pencatatan alat - alat untuk kelas ibu hamil. Puskesmas Kampung Sawah menjadikan buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011 sebagai acuan dalam sarana dan prasarana. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa hasil dari wawancara dan observasi alat – alat/perlengkapan yang berkaitan dengan kelas ibu hamil yang disiapkan oleh tenaga kesehatan sebelum pelaksanaannya adalah ruangan, matras, lembar balik, dan buku pink (buku KIA). Hasil observasi ditemukan bahwa petugas kesehatan mempersiapkan alat – alat/perlengkapan yang berkaitan dengan kelas ibu hamil. Pada hasil telaah dokumen, peneliti tidak mendapatkan dokumen pencatatan sarana prasarana pada kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. 3. Tujuan Tujuan pada penelitian ini adalah melihat target yang akan dicapai atau diwujudkan dalam menyusun kegiatan – kegiatan pada program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Tujuan kelas ibu hamil salah satunya adalah agar ibu hamil mengetahui tanda tanda bahaya kehamilan dan persalinan. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut maka peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil wawancara peneliti mendapatkan informasi bahwa tujuan kelas ibu hamil antara lain: menghindari faktor resiko selama kehamilan, tanda – tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas, memudahkan dalam proses persalinan karena terdapat senam hamil. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: 75 “Tujuan nya udah pasti untuk menghindari faktor resiko selama kehamilan buat ibu dan anak.” (R1) Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Yang pertama kan agar ibu-ibu hamil tau apasih tanda-tanda bahaya kehamilan terus apasih tanda bahaya persalinan, apasih tanda bahaya nifas, terus biar dia lebih awere sama keadaan dia sendiri gitu. Terus yang kedua memudahkan dalam proses persalinan dengan adanya senam hamil, Karna dengan adanya kelas ibu hamil dia bisa sharing apa keluhannya, apa masalahnya, terus apa yang harus dilakukan gitu. Terus dia juga tahu guna nya dari buku pink itu apa.” (R2) Berikut hasil wawancara dengan fasilitator / narasumber: “Yaa.. biar ibu tau tanda – tanda bahaya kehamilan, terus juga biar tau tanda tanda persalinan nya gitu.” (R3) Seluruh informan menjelaskan bahwa tujuan program kelas ibu hamil adalah agar ibu mengetahui tanda – tanda bahaya kehamilan dan persalinan, menghindari faktor resiko selama kehamilan, dan lebih awere terhadap kehamilannya. Pada hasil telaah dokumen peneliti tidak menemukan dokumen terkait tujuan program kelas ibu hamil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari wawancara, tujuan pada program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah adalah agar ibu hamil mengetahui tanda – tanda bahaya kehamilan, tanda bahaya persalinan, lebih awere terhadap kondisi kehamilannya dan dapat memudahkan dalam persalinan dengan adanya senam hamil. Tujuan kelas ibu hamil ditentukan berdasarkan buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011 dan ditentukan oleh Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab program kelas ibu hamil. 76 Hasil telaah dokumen peneliti tidak menemukan dokumen terkait tujuan progam kelas ibu hamil. 4. Sasaran Sasaran dalam penelitian mengetahui target capaian yang ditentukan oleh Puskesmas Kampung Sawah. Sasaran pada kelas ibu hamil adalah ibu hamil dan suami/anggota keluarga nya. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi bahwa sasaran pada program kelas ibu hamil adalah ibu hamil dan suami atau anggota keluarga nya agar suami ataupun anggota keluarganya dapat mengetahui apa yang dilakukan untuk menghadapi ibu hamil. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “Yaa ibu hamil, aa... untuk kesehatan senam ibu hamil itu pasti ibu hamil, kalo untuk penyuluhan keluarga nya dilibatkan.” (R1) Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Biasanya gini, sebenernya kelas ibu hamil tuh keluarga sama si ibu hamil. Cuma terkadang nih keluarganya misalnya suami nya nih disuruh ikut sungkan. Jadi sebenernya keluarga juga harus tahu soalnya dengan senam atau kelas ibu hamil disitu kan ada informasi mengenai kesehatan.” (R2) “Diberi tahu kalo itu penting untuk ibu hamil dan suami nya” (R2). 77 Berikut hasil wawancara dengan fasilitator/narasumber: “Sebenernya ibu hamil, cuma kadang ada juga yang keluarga nya dateng. Gapapa sih bagus malah kalo keluarga nya dateng, biar keluarga nya tau apa aja yang harus dilakukan atau dipersiapkan kepada ibu hamil.” (R3) Berdasarkan hasil wawancara mendalam didapatkan informasi tambahan bahwa Puskesmas dalam menentukan sasaran nya dari data ibu hamil dan pada saat ibu hamil memeriksakan kehamilannya di Puskesmas. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “Data, data ini data kehamilan, data ibu hamil yang kita miliki.” (R1) Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Menginformasikan nya pertama pas lagi periksa hamil, tapi nanti biasanya mendekati hari H nya kita nelefon. Ditelefonin ibu hamil nya “bu ada kelas ibu hamil”. Tapi biasanya itu dulu pas periksa hamil. Jadi periksa hamil kita “bu ada senam hamil, ada kelas ibu hamil gunanya ini ini ini” gitu.” (R2) Berikut hasil wawancara dengan fasilitator / narasumber: “Kalo setau saya sih biasanya dari pas pemeriksaan kehamilan dikasih tau kalo ada kelas ibu hamil.” (R3) Seluruh informan menjelaskan bahwa sasaran pada progam kelas ibu hamil adalah ibu hamil dan suami ataupun anggota keluarga nya. Sasaran pada program kelas ibu hamil ditentukan dari data ibu hamil yang dimiliki dan pada saat ibu hamil memeriksakan kehamilannya. Berdasarkan hasil telaah dokumen peneliti menemukan dokumen plan of action (POA) Tahun 2016 yang didalamnya terdapat jumlah sasaran untuk kelas ibu hamil sebanyak 20 78 orang yang ditentukan berdasarkan data ibu hamil yang dimiliki dan pada saat pemeriksaan kehamilandi Puskesmas Kampung Sawah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sasaran pada program kelas ibu hamil adalah ibu hamil dan suami atau anggota keluarga nya agar suami atau anggota keluarga nya dapat memahami masalah yang terjadi pada ibu hamil. Sasaran tersebut ditentukan berdasarkan data ibu hamil dan pada saat ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilannya. Dokumen yang peneliti dapatkan terkait sasaran program kelas ibu hamil adalah plan of action (POA) Tahun 2016. 5. Materi Materi dalam penelitian ini melihat bahan yang sudah ditentukan oleh Puskesmas Kampung Sawah untuk disampaikan pada pelaksanaan kelas ibu hamil. Materi pada kelas ibu hamil ditentukan berdasarkan dari narasumber dan lembar balik kelas ibu hamil. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi bahwa materi kelas ibu hamil ditentukan berdasarkan dari narasumber, dan lembar balik selain itu juga dari keluhan ibu hamil yang disampaikan. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesemas: “Materi kita kadang kadang ngundang narasumber dari luar.” (R1) 79 Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Kita materi udah ada lembar balik nya, jadi disesuaikan aja dengan lembar balik. Sama keluhan yang tadi saya bilang, nah nnti tetep acuan nya dari lembar balik.” (R2) Berikut hasil wawancara dengan fasilitator/narasumber: “Kalo saya paling dari lembar balik, sama kalo ada pertanyaan dari peserta gitu.” (R3) Berdasarkan hasil wawancara mendalam didapatkan informasi tambahan bahwa terdapat tenaga kesehatan yang terlibat dalam menentukan materi untuk kelas ibu hamil diantaranya narasumber, penanggung jawab program, dan bidan. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “Yang pertama narasumber, yang kedua pemegang program. Yaa pemegang program dan narasumber aja.” (R1) Pada hasil wawancara dengan Penanggung Jawab kelas ibu hamil dan fasilitator, mengatakan bahwa yang menentukan materi pada kelas ibu hamil adalah bidan dan narasumber di Puskesmas Kampung Sawah. Seluruh informan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa materi yang akan disampaikan pada kelas ibu hamil ditentukan berdasarkan dari narasumber, lembar balik, dan keluhan – keluhan yang ibu hamil rasakan. Dalam penentuan materi terdapat beberapa tenaga kesehatan yang ikut terlibat diantara nya adalah narasumber, pemegang program, dan bidan. Berdasarkan hasil observasi peneliti tidak mendapatkan bahan/materi yang sudah ditentukan oleh Puskesmas Kampung Sawah, dikarenakan penanggung jawab mengacu pada lembar balik kelas ibu hamil. Hasil telaah dokumen peneliti tidak mendapatkan dokumen terkait rencana materi yang 80 akan disampaikan pada pelaksanaan kelas ibu hamil. Peneliti hanya mendapatkan dokumen yang berupa lembar balik sebagai acuan narasumber ataupun penanggung jawab dalam menyampaiakan materi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa materi untuk kelas ibu hamil ditentukan oleh penanggung jawab program, narasumber dan bidan. Materi yang akan disampaikan pada kelas ibu hamil ditentukan berdasarkan lembar balik, narasumber, dan keluhan – keluhan yang dirasakan pada ibu hamil selama masa kehamilan. Hasil observasi peneliti tidak mendapatkan materi yang sudah ditentukan oleh Puskesmas Kampung Sawah. Hasil telaah dokumen peneliti tidak mendapatkan dokumen terkait rencana materi yang akan disampaikan, dikarenakan penanggung jawab hanya mengacu pada lembar balik dan buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011. 6. Dana dan Alokasi Dana dan alokasi dalam penelitian ini adalah mengetahui sumber dan alokasi dana yang digunakan untuk kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Sumber dana untuk pelaksanaan kelas ibu hamil berasal dari JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi bahwa sumber dana untuk kelas ibu hamil berasal dari JKN dan BOK. Sumber dana tersebut di alokasikan untuk kelas ibu hamil dan senam hamil. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “Yaa dari JKN sama BOK tadi.” (R1) 81 Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Kalo untuk senam hamil dari JKN/BPJS, Kalo untuk kelas ibu hamil dari BOK.” (R2) Berdasarkan hasil wawancara mendalam didapatkan informasi tambahan bahwa tidak ada sumber lain dalam pelaksanaan kelas ibu hamil. Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Tidak ada hanya itu aja.” (R2) Seluruh informan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa sumber dan alokasi dana untuk program kelas ibu hamil berasal dari JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Dan tidak ada sumber dana lain untuk pelaksanaan program kelas ibu hamil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dana dan alokasi dana untuk program kelas ibu hamil hanya bersumber dari JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dan tidak ada sumber dana lain untuk program kelas ibu hamil di Puskesmas. 7. Kebijakan Kebijakan dalam penelitian ini adalah mengetahui standar dalam menyusun kegiatan – kegiatan pada program kelas ibu hamil. Program kelas ibu hamil tidak memiliki kebijakan khusus, Program kelas ibu hamil di Puskesmas hanya memilki kebijakan terkait jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil yang telah ditentukan oleh Puskesmas sebelumnya, dan yang lainnya mengacu pada buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam. 82 Berdasakan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi bahwa program kelas ibu hamil hanya memiliki kebijakan tentang jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil dan tidak ada kebijakan yang khusus. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “Kita tidak ada kebijakan yang khusus, ndak ada. Kita hanya mengikuti sesuai dengan program kelas ibu hamil. Bahwa program kelas ibu hamil ini adalah mengacu pada program Kementrian Kesehatan.” (R1) Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Sebenernya kan kita seharusnya 3 kali ya kelas ibu hamil, tapi ini karna ada anggaran nya dari BOK nya itu 1 kali, dan sedangkan dari JKN nya 2 kali, JKN dengan BOK anggaran nya berbeda. Nah jadi kita memberikan kebijakan nya yaudah sebulan 3 kali setiap hari sabtu tapi itu yang dua temuan dua itu senam hamil yang terakhir kelas ibu hamil.” (R2) Seluruh informan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa kebijakan program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah hanya berupa jadwal pelaksanaan dan mengacu pada Kementrian Kesehatan. Hasil telaah dokumen peneliti tidak menemukan jadwal pelaksanaan program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Penanggung jawab mengatakan bahwa jadwal pelaksanaan program kelas ibu hamil pernah di tempel di papan informasi Puskesmas, namun jadwal tersebut terlepas karena tertiup oleh angin. 83 Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan dalam progam kelas ibu hamil hanya berupa jadwal pelaksanaan dan mengacu pada buku pedoman Kementrian Kesehatan. Hasil dokumen, peneliti tidak memperoleh dokumen jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil yang menjadi kebijakan program kelas ibu hamil di Puskesmas. C. Gambaran Pengorganisasian Kelas Ibu Hamil Pengorganisasian dalam penelitian ini adalah memaparkan struktur yang harus dibuat oleh Puskesmas ataupun penanggung jawab program dalam setiap kegiatan program kelas ibu hamil yang akan dilaksanakan. Pada penelitian ini, pengorganisasian dilihat dari: pembagian tugas dan wewenang, pengelolaan dana, sarana dan prasarana. Berikut adalah pemaparan nya: 1. Pembagian Tugas dan Wewenang Pembagian tugas dan wewenang dalam penelitian ini adalah mengetahui penugasan dan tanggung jawab tenaga kesehatan yang akan menjadi bagian dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi bahwa Kepala Puskesmas memiliki tugas sebagai penanggung jawab, pelindung, dan mengevaluasi program kelas ibu hamil. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “Yang pertama sebagai penanggung jawab, pelindung, pengarah, kemudian sesekali sebagai narasumber, dan evaluasi.” (R1) 84 Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Yang pertama kan memberikan kebijakan, yang kedua hmm... biasanya memantau dan mengevaluasi apa kelas ibu hamil nya berjalan apa engga? Terus, hmm... sudah sesuai apa engga dengan anggaran.” (R2) Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi bahwa selain Kepala Puskesmas yang memiliki tugas, Penanggung Jawab Pogram kelas ibu hamil juga memiliki tugas yaitu sebagai penyusun rencana, pelaksana program, pembuat laporan, mengatur jadwal, memberikan informasi kepada rekan – rekan nya tentang jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil, menginformasikan kepada ibu hamil, dan menyiapkan snack dan perlengkapan untuk kelas ibu hamil. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “Yang pertama sebagai hmm.. penyelenggara kegiatan, penyusun rencana, pelaksana dan pembuat laporan.” (R1) Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Yang pertama mengatur skedul, jadwalnya. Terus yang kedua yaa itu tadi menginformasikan kepada rekan rekan bahwa senam hamil untuk kelas ibu hamil jadwalnya, terus mengkondisikan dalam snack, terus ibu hamilnya sudah ditelefon atau dikomunikasikan atau diinformasikan gitu, jadi hmm.. terus sama ini nya perlengkapan dan peralatannya sudah ada gitu. Jadi mengkondisikan bahwa semua nya sudah lengkap.” (R2) 85 Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi bahwa fasilitator/narasumber juga memiliki tugas dalam program kelas ibu hamil yaitu menyampaikan materi, pembuat program dan mengevaluasi setelah kelas ibu hamil. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “Fasilitator kan kita ambil dari luar, yang pertama yaa dia membuat program acara, kemudian melakukan aaa... kegiatan fasilitasi aaa.... di hari H nya gitu ya, sama mungkin dia kita minta untuk mengevaluasi.” (R1) Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Pogram kelas ibu hamil: “Kalo buat dalam program dia hanya menginformasikan, kan ada foto ya nah foto nya itu di print dilakukan pelaporan ke BOK atau JKN. Menyampaikan materi, menginfomasikan jumlah peseta kelas ibu hamil.” (R2) Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, penanggung jawab dan bidan mempersiapkan kebutuhan yang akan digunakan pada kelas ibu hamil. Penanggung jawab dan bidan memberikan instruksi untuk melakukan senam hamil, dan sebelumnya bidan memberikan absensi kepada ibu hamil yang datang. Pada saat pelaksanaan Kepala Puskesmas memantau langsung jalannya kelas ibu hamil, fasilitator/narasumber hadir untuk menyampaikan materi terkait kehamilan ataupun tentang bayi baru lahir. Pada hasil telaah dokumen peneliti hanya mendapatkan dokumen tentang struktur organisasi Puskesmas yang ada di Profil Puskesmas Kampung Sawah. Program kelas ibu hamil belum memiliki struktur organisasi tersendiri untuk program kelas ibu hamil. Berikut adalah bagan struktur organisasi di Puskesmas Kampung Sawah: 86 Bagan 5.1 Struktur organisasi Puskesmas Kampung Sawah Kepala Puskesmas Kampung Sawah Sub Bag Tata Usaha Kepegawaian Bendahara Koord Pemberdayaan Masyarakat Logistik Koord Pelayanan Kesehatan Masyarakat Bikor Koord. R. Ranap Kesehatan Anak Koord Pelayanan Kesehatan Perorangan Loket UKGMD BP. Dewasa Laboratorium m Farmasi Imunisasi BP. Anak Gizi Kesling Kusta/ TB Paru KB Klinik Gizi Batra BP. Gigi ISPA/Diare KIA / KB DBD Apotek Poskesdes Rekam Medis Survailance Kesehatan Ibu Malaria / Vilaria Keterangan: Assisten Apoteker UKS/UKGS Remaja / lansia Jiwa UGD Yg berwarna abu abu adalah bagian yang terlibat dalam program kelas ibu hamil 87 Sehingga bisa disimpulkan bahwa Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil dan fasilitator/narasumber memiliki tugas dan wewenang masing – masing dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Pada hasil observasi penanggung jawab, bidan mempersiapkan kebutuhan yang akan digunakan pada kelas ibu hamil, Kepala Puskesmas memantau kelas ibu hamil. Hasil telaah dokumen hanya diperoleh struktur organisasi Puskesmas dikarenakan pada program kelas ibu hamil belum memiliki struktur organisasi tersendiri. 2. Pengelolaan Dana Pengelolaan dana dalam penelitian ini adalah mengetahui sumber dana yang dimiliki dikelola oleh penanggung jawab untuk kebutuhan saat pelaksanaan program kelas ibu hamil. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi bahwa dalam melakukan pengelolaan dana dengan membuat perencanaan atau plan of action (POA) yang dimasukkan ke dalam rencana kerja anggaran (RKA), selain itu juga dengan melibatkan bendahara JKN dan BOK. Bendahara JKN dan BOK memberikan instruksi kepada Penanggung Jawab program untuk melakukan kelas ibu hamil agar jalan setiap minggu nya. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “aaa.... mula mula kita bikin aa... POA setelah kita bikin POA, lalu kita masukkan ke RKA (Rencana Kerja Anggaran), nah dengan catatan tidak terjadi tumpang tindih dua kegiatan itu.” (R1) 88 Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Jadi gini, yaa mengelola nya mereka menginstruksikan. Misalnya gini ada anggaran atau ada ini BOK atau JKN yang berhubungan dengan kelas ibu hamil atau senam hamil. Dia mengkondisikan supaya dia jalan setiap minggu nya dan kalo misalkan hari ini hmm.. sebelum hari H pemegang anggaran “mba ini hmm...” menginformasikan ke fasilitator atau penanggung jawab si kelas ibu hamil untuk melakukan kegiatan tersebut. Jadi kita tinggal si pemegang anggaran ini memberikan anggaran misalnya snack nya atau makanan nya ke fasilitator atau penanggung jawab.” (R2) Seluruh informan mengatakan bahwa dana yang dimiliki dikelola berdasarkan plan of action (POA) yang selanjutnya dimasukkan kedalam rencana kerja anggaran (RKA). Bendahara BOK dan JKN menginstruksikan kepada penanggung jawab untuk melaksanakan kelas ibu hamil setiap minggu di Puskesmas sesuai dengan anggaran yang telah tersedia. Hasil telaah dokumen tidak didapatkan dokumen terkait dana yang dimiliki dan dikelola oleh Puskesmas Kampung Sawah untuk program kelas ibu hamil karena dokumen tersebut bersifat rahasia. Sehingga bisa disimpulkan bahwa dana yang bersumber dari JKN dan BOK dikelola berdasarkan plan of action (POA) ataupun perencanaan yang telah dibuat sebelumnya agar tidak terjadi tumpang tindih. Bendahara JKN dan BOK dilibatkan dalam mengelola anggaran dana untuk program kelas ibu hamil. Dokumen terkait dana dan pengelolaan nya tidak didapatkan peneliti, dikarenakan pihak Puskesmas mengatakan bahwa dokumen tersebut bersifat rahasia. 89 3. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana dalam penelitian ini adalah mengetahui alat – alat/perlengkapan yang akan digunakan untuk kegiatan pada program kelas ibu hamil. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi bahwa alat – alat / perlengkapan yang akan digunakan pada kegiatan kelas ibu hamil antara lain lembar balik, matras, pengeras suara (toa) dan sarana prasarana tersebut dikelola dengan disimpan diruangan yang telah tersedia di Puskesmas Kampung Sawah. Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Progam kelas ibu hamil: “Gak banyak sih, cuman lembar balik sama toa doang sama matras. Matras ada di atas, kalo lembar balik memang kita taro di KIA, terus ama toa memang ada digudang. Jadi tinggal ngambil. Paling sebelum hari H, sebelum pasien nya dateng kita udah siapsiap udah didekatkan. Nah jadi pas pasien/ peserta nya udah dateng udah lengkap gitu.” (R2) Berikut hasil wawancara dengan fasilitator/narasumber: “Yaa paling biasa aja sih, cuma disimpen ditempat nya abis pelaksanaan kelas ibu hamil kayak matras, lembar balik nya gitu.” (R3) Seluruh informan mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang akan digunakan antara lain: lembar balik, matras dan pengeras suara (toa). Sarana dan prasarana tersebut dikelola dan disimpan pada ruangan yang telah disediakan oleh Puskesmas. 90 Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, terdapat sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan program kelas ibu hamil diantaranya: matras, lembar balik, dan pengeras suara (toa). Sarana prasarana seperti matras dan pengeras suara disimpan di salah satu ruangan di Puskesmas dan lembar balik disimpan pada ruangan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Hasil telaah dokumen, peneliti tidak mendapatkan dokumen terkait mengelola sarana dan prasarana pada kelas ibu hamil, dikarenakan dalam mengelola sarana dan prasarana Puskesmas Kampung Sawah hanya disimpan kembali ke ruangan yang ada. Sehingga bisa disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang akan digunakan antara lain: matras, lembar balik, dan pengeras suara (toa) dan setelah digunakan akan disimpan pada ruangan yang telah disediakan. Hasil observasi terdapat matras, lembar balik dan pengeras suara yang akan digunakan dalam pelaksanaan kelas ibu hamil. Hasil telaah dokumen tidak ditemukan nya dokumen mengelola sarana dan prasarana, dikarenakan Puskesmas Kampung Sawah dalam mengelola sarana dan prasarana hanya disimpan pada ruangan yang ada. D. Gambaran Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah memaparkan pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan materi dan waktu yang telah ditentukan sebelumnya di Puskesmas Kampung Sawah. Pada penelitian ini, pelaksanaan program kelas ibu hamil dilihat dari: penyampaian materi dan senam ibu hamil. Berikut adalah pemaparannya: 91 1. Penyampaian Materi Penyampaian materi dalam penelitian ini adalah mengetahui proses memberikan materi yang sudah ditetapkan pada perencanaan dan dilakukan oleh fasilitator/narasumber dengan alat – alat yang diperlukan. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi bahwa materi yang akan disampaikan sebelumnya ditentukan berdasarkan lembar balik dan yang menyampaikan materi nya adalah narasumber dari bidan di Puskesmas. Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Dari lembar balik, jadi kita secara otomatis ya kalo lembar balik kan udah pasti ya informasinya udah jelas disitu.” (R2) Berikut hasil wawancara dengan fasilitator/narasumber: “Dari lembar balik tadi, atau engga paling tanya ke penanggung jawab materi nya apa yang mau disampaikan.” (R3) Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Yang ikut pelatihan kan sudah mensharing cara gimana kelas ibu hamil.... yang menyampaikan materi dari bidan puskesmas, tapi kadang ada mahasiswa, mereka mahasiswa yang memberikan materi tapi kita bimbing dan kita ikut serta disitu.” (R2) Berikut hasil wawancara dengan Ibu Hamil yang ikut kelas ibu hamil: “Bidan doang, kadang juga suka ada dari bukan bidan gitu.” (R3). 92 Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi tambahan bahwa dalam menyampaikan materi, narasumber menggunakan metode sharing dan tanya jawab agar kelas ibu hamil tidak berjalan kaku. Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “.....kita sistem nya sharing bukan kayak orang monoton yang menjelaskan aja, jadi kita sharing terus terbuka sama sistem tanya jawab. Hmm... jadi ga kaku, karna kalo misalnya sistem nya cuma menjelaskan atau ceramah yang ada mereka akan bosen......” (R2) Pada hasil wawancara dengan fasilitator dan ibu hamil yang ikut kelas ibu hamil, mengatakan bahwa fasilitator dalam menyampaikan materi nya melalui sharing dan tanya jawab sehingga kelas ibu hamil tidak berjalan kaku dan ibu hamil tidak bosan mengikutinya. Seluruh informan mengatakan bahwa materi yang akan disampaikan ditentukan berdasarkan lembar balik dan cerita dari ibu hamil. Fasilitator/narasumber yang menyampaikan materi pada pelaksanaan kelas ibu hamil. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, penyampaian materi dilaksanakan pada kelas ibu hamil di aula Puskesmas Kampung Sawah pada hari sabtu tanggal 3 Desember 2016 pukul 10.30 WIB. Jumlah ibu hamil yang hadir berjumlah 9 orang yang didampingi oleh suami ataupun anggota keluarga nya. Materi yang disampaikan tentang 1000 hari pertama periode tumbuh kembang anak dan metode yang digunakan oleh fasilitator/narasumber dalam menyampaikan materi nya yaitu dengan metode sharing dan tanya jawab Sarana dan prasarana yang digunakan antara lain lembar balik, buku pink (buku kia), matras, dan lain-lain. 93 Berdasarkan plan of action (POA) tahun 2016 yang telah dibuat oleh penanggung jawab diketahui bahwa jumlah sasaran pada kelas ibu hamil berjumlah 20 peserta dan dilaksanakan di aula Puskesmas dengan sumber biaya dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah peserta tidak sesuai dengan plan of action (POA) yang telah dibuat. Materi ditentukan berdasarkan lembar balik dan yang menyampaikan materi nya adalah fasilitator/narasumber. Pada hasil observasi materi yang disampaikan oleh fasilitator/narasumber yaitu tentang 1000 hari pertama periode tumbuh kembang anak dengan metode penyampaian sharing dan tanya jawab yang dilaksanakan di aula Puskesmas Kampung Sawah. 2. Senam Ibu Hamil Senam ibu hamil dalam penelitian ini adalah mengetahui kegiatan senam hamil yang dilaksanakan setiap akhir pertemuan atau setelah penyampaian materi oleh fasilitator/narasumber. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi bahwa senam ibu hamil dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, sehingga senam ibu hamil tidak dilaksanakan setelah kelas ibu hamil. Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Porgram kelas ibu hamil: “Tidak ada, tapi yaa tadi kadang ada ibu yg minta senam hamil yaa kita senam, paling cuma sebentar aja.” (R2) 94 Berikut hasil wawancara dengan fasilitator/narasumber: “Engga, soalnya kan ada tersendiri. Cuma kadang kalo ibuibu hamil nya minta yaa kita lakuin tapi paling sebentar aja, sekitar 5 menitan.” (R3) Berikut hasil wawancara dengan Ibu Hamil yang ikut kelas ibu hamil: “Kalo waktu itu ada cuma sebentar aja soalnya kan kita minta gitu ke bidan nya gitu. Soalnya katanya kalo senam ada jadwal nya sendiri.” (R4) Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi tambahan bahwa senam ibu hamil biasanya dilakukan antara 30 menit – 1 jam, karena jika terlalu lama tidak baik untuk ibu hamil nya. Selain itu juga karena gerakan pada senam hamil tidak terlalu banyak. Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Enggak lama sih kita, biasanya setengah jam karna memang gak banyak gerakan nya. Hmm... kalo terlalu lama juga kasian ibu nya, karna setengah jam juga setengah sampe satu jam, nah baru setelah itu kita sharing lagi mengenai materi kalo waktu nya hmm.. gitu.” (R2) Berikut hasil wawancara dengan fasilitator / naasumber: “Biasanya antara setengah jam sampe 1 jam.” (R3) Seluruh informan mengatakan bahwa senam hamil pada program kelas ibu hamil dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh penanggung jawab program kelas ibu hamil, dan pelaksanaan senam ibu hamil dilakukan sekitar 30 menit - 1 jam. Berdasakan hasil observasi yang peneliti lakukan, senam ibu hamil dilakukan menggunakan matras dan mengikuti panduan senam hamil yang terdapat pada lembar balik. Senam ibu hamil dilakukan kurang lebih 15 – 20 menit yang dimulai pada pukul 10.00 sampai 95 pukul 10.18 WIB. Senam ibu hamil diikuti oleh anggota keluarga yang ikut menemani ibu hamil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa senam hamil dilaksanakan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh penanggung jawab program kelas ibu hamil. Pada hasil observasi senam ibu hamil dilakukan sekitar 15 – 20 menit menggunakan matras dan lembar balik senam hamil. Anggota keluarga yang menemani ibu hamil ikut dalam senam hamil. E. Gambaran Monitoring & Evaluasi Kelas Ibu Hamil Monitoring dan evaluasi dalam penelitian ini adalah mengetahui kegiatan pemantuan dan penilaian terhadap proses mulai dari perencanaan, pengorganisasian sampai pelaksanaan pada kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Pada penelitian ini, monitoring dan evaluasi dilihat dari: rutinitas, pelaporan dan penilaian. Berikut adalah pemaparannya: 1. Rutinitas Rutinitas dalam penelitian ini adalah melakukan pengecekkan setelah pelaksanaan kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah yang berupa jumlah yang hadir, dan waktu pertemuan. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan informasi bahwa rutinitas yang dilakukan pada monitoring dan evaluasi bersifat lebih informal dan dilihat dari perencanaan sampai pelaksanaan kelas ibu hamil. 96 Berikut hasil wawancara nya dengan Kepala Puskesmas: “Yang pertama kita lihat dari perencanaan nya, perencanaan apakah sudah sesuai dengan renstra , target kinerja, kemudian dengan anggaran, lalu kita cocokkan dengan waktu pelaksanaan, nah kemudian hmm... yaa boleh lah sesekali kepala puskesmas turun ke lapangan untuk meninjau “oh kegiatan nya betul berjalan atau tidak” nah itu disebut dengan sidak.” (R1) Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Yaa lebih santai.. informal gitu...” (R2) Seluruh informan mengatakan bahwa rutinitas yang dilakukan dalam kelas ibu hamil dimulai dari melihat perencanaan sampai pelaksanaan kelas ibu hamilnya dan biasanya lebih informal dilakukannya. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, rutinitas yang dilakukan setelah pelaksanaan kelas ibu hamil hanya berupa pengecekkan absensi dan foto. Hasil telaah dokumen peneliti mendapatkan dokumen absensi dan foto pada pelaksanaan kelas ibu hamil. Sehingga bisa disimpulkan bahwa rutinitas setelah pelaksanaan kelas ibu hamil yaitu dengan melihat dari perencanaan awal sampai pelaksanaan kelas ibu hamil nya yang bersifat lebih informal. Hasil observasi dan telaah dokumen peneliti mendapatkan dokumen absensi dan foto setelah pelaksanaan kelas ibu hamil. 97 2. Pelaporan dan Penilaian Pelaporan dan penilaian dalam penelitian ini adalah mengetahui seluruh hasil rangkaian dari pelaksanaan kelas ibu hamil yang meliputi: waktu pelaksanaan, jumlah peserta, proses pertemuan. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan infomasi bahwa bentuk laporan setelah pelaksanaan kelas ibu hamil berupa absensi, foto, laporan terperinci dan laporan powerpoint. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “Biasanya dalam bentuk laporan, dan ada dua laporan dan powerpoint. Kalo power point cuma ringkas doang, kalo laporan terperinci semua nya.” (R1) Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil: “Kita berupa foto, absensi, sama notulen.” (R2) Berdasarkan hasil wawancara peneliti mendapatkan informasi tambahan bahwa bahan yang menjadi monitoring dan evaluasi yaitu keseluruhan dari perencanaan, waktu pelaksanaan, dan penyerapan anggaran. Berirkut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas: “Dari keseluruhan, dari perencanaan nya, dimana foto nya harus kita lihat, waktu pelaksanaanya. Biasanya setiap kita melakukan staff meeting minimal sekali sebulan, kecuali hal darurat.” (R1) 98 Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Progam kelas ibu hamil: “Biasanya melihat dari penyerapan BOK, jadi dari BOK itu juga melihat kalo misalnya. Iyaa jadi evaluasi nya berupa laporan BOK, laporan JKN...” (R2) Seluruh informan mengatakan bahwa yang menjadi pelaporan dan penilaian adalah dari keseluruhannya dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan juga dari foto dan penyerapan anggaran. Berdasarkan hasil observasi petugas kesehatan tidak melakukan pelaporan dan penilaian terhadap pelaksanaan kelas ibu hamil. Hasil telaah dokumen peneliti tidak mendapatkan laporan pelaksanaan kelas ibu hamil, dikarenakan laporan tersebut langsung diserahkan ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, sehingga peneliti hanya mendapatkan dokumen berupa foto dan absensi kelas ibu hamil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaporan dan penilaian kelas ibu hamil yaitu dengan melihat perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan juga dari foto dan penyerapan anggaran. Hasil observasi tenaga kesehatan tidak melakukan pelaporan dan penilaian terhadap kelas ibu hamil. Hasil telaah dokumen tidak didapatkan hasil telaah dokumen, tetapi hanya mendapatkan foto dan absensi kelas ibu hamil. 99 F. Gambaran Diagram Fishbone dalam Unsur Manajemen Kelas Ibu Hamil Kelas ibu hamil belum berjalan efektif dikarenakan beberapa hal pada unsur unsur manajemen. Unsur manajemen tersebut antara lain perencanaan (SDM, sarana prasarana, tujuan, sasaran, materi, dana & alokasi, dan kebijakan), pengorganisasian (pembagian tugas dan wewenang, pengelolaan dana, pengelolaan sarana dan prasarana), pelaksanaan (penyampaian materi dan senam ibu hamil), dan monitoring dan evaluasi. Keterkaitan antara unsur manajemen dengan output dari kelas ibu hamil digambarkan dengan menggunakan fishbone diagram. Berikut ini fishbone diagram pada kelas ibu hamil. 100 Bagan 5.2 Diagram Fish Bone Keterkaitan Antar Unsur Manajemen Perencananaan Pengorganisasian Sarana prasarana tidak dikelola dengan baik Kurangnya SDM Sarana prasarana tidak lengkap Tidak ada SOP Tidak ada pengorganisasian SDM Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung Sawah tidak efektif Penyuluhan tidak optimal Pelaksanaan Alur kegiatan tidak berjalan optimal Monev hanya pada tingkat Puskesmas Monitoring dan Evaluasi 101 Pada bagan 5.2 didapatkan bahwa tidak ada perencanaan SDM, sarana prasarana, kebijakan sehingga pengorganisasian pada unsur ini – berpengaruh pada tidak adanya unsur tersebut. Kemudian, muncul permasalahan pada saat pelaksanaan karena tidak lengkap sarana prasarana untuk kelas ibu hamil sehingga penyuluhan tidak berjalan secara optimal. sehingga monitoring dan evaluasi hanya dilakukan pada tahap Puskesmas. Permasalahan pada unsur perencanaan ini yaitu kurangnya SDM dikarenakan tidak ada kader yang terlibat dalam kelas ibu hamil sehingga tidak ada pengorganisasian SDM. Sarana prasarana tidak lengkap sehingga sarana prasarana tidak dikelola dengan baik dan menyebabkan penyuluhan tidak berjalan secara optimal. Masalah pada bagian tahap pengorganisasian yaitu tidak adanya pengorganisasian (struktur organisasi) SDM sehingga menyebabkan penyuluhan tidak berjalan secara optimal. Masalah pada unsur manajemen pelaksanaan yaitu penyuluhan tidak berjalan secara optimal dikarenakan pada perencanaan sarana prasarana tidak lengkap dan sarana prasarana tidak dikelola dengan baik. Pada alur kegiatan kelas ibu hamil tidak berjalan optimal dikarenakan tidak adanya kebijakan/SOP untuk pelaksanaan kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Monitoring dan evaluasi hanya dilakukan pada tahap Puskesmas dan setiap setelah kegiatan kelas ibu hamil dilaksanakan. Unsur manajemen pengorganisasian, kelas pelaksanaan dan ibu hamil monitoring antara dan perencanaan, evaluasi saling mempengaruhi satu sama lain dan mempengaruhi output yaitu kelas ibu hamil tidak efektif. 102 BAB VI PEMBAHASAN A. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan pada bulan November 2016 hingga Desember 2016 di bagian Kelas Ibu Hamil Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian ini merupakan gambaran manajemen kelas ibu hamil yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring serta evaluasi. Penelitian ini memiliki keterbatasan yang ditemukan oleh peneliti selama proses penelitian berlangsung. Adapun keterbatasan penelitian yang ditemui oleh peneliti yaitu terdapat beberapa dokumen yang tidak dapat diakses atau didapatkan, karena informan tidak memberikan dokumen tersebut dan Puskesmas Kampung Sawah memang tidak memiliki dokumen tersebut. B. Gambaran Keterkaitan Unsur Manajemen Kelas Ibu Hamil Kelas ibu hamil merupakan kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan usia kehamilan 4 s/d 36 minggu (menjelang persalinan) (Kemenkes,2011). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelas ibu hamil tidak efektif dikarenakan beberapa unsur manajemen masih terdapat masalah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak berjalan kelas ibu hamil secara efektif dikarenakan terdapat masalah pada unsur manajemen. Masalah pada manajemen tersebut terdapat pada perencanaan yang mempengaruhi pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi yang saling berkaitan satu sama lain sehingga mempengaruhi output yang dihasilkan. Berikut pembahasannya. 103 C. Gambaran Unsur Manajemen Kelas Ibu Hamil 1. Perencanaan Kelas Ibu Hamil Perencanaan adalah menetapkan suatu program/kegiatan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut (Hasibuan,2007) perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuantujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan program-program dari alternatif yang ada. Sedangkan menurut Hetty (2015), perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan Puskesmas sampai dengan alternatif kegiatan untuk mencapainya. Melalui fungsi perencanaan akan ditetapkan tugas pokok staf, pimpinan, akan mempunyai pedoman supervisi dan menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staf untuk menjalankan tugasnya. Siagian (2012) menyatakan bahwa salah satu alasan utama menempatkan perencanaan sebagai fungsi manajerial yang pertama ialah karena perencanaan merupakan langkah nyata yang pertama diambil dalam usaha pencapaian tujuan. Rencana yang baik harus disertai oleh suatu rincian yang cermat. Dengan kata lain, suatu rencana tidak hanya merupakan keputusan tentang apa yang dikerjakan dimasa depan, tetapi juga merupakan petunjuk operasionalisasinya. Berdasarkan hasil penelitian Masminah, dkk (2016) penerapan fungsi perencanaan di wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kota Kendari sudah dilaksanakan secara optimal dan tidak ditemukan nya masalah/kendala pada saat penyusunan perencanaan di Puskesmas Perumnas. Perencanaan merupakan usaha nyata langkah-langkah yang harus ditempuh yang dasar-dasarnya telah diletakkan dalam strategi. Begitupun dalam membuat perencanaan program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Perencanaan program kelas ibu hamil terdiri dari: 104 a. Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber utama dalam berlangsungnya suatu program. Kelancaran dalam proses menyusun rencana program akan berjalan baik apabila dilakukan oleh SDM yang berkualitas. Peran SDM sangat penting untuk kelancaran suatu program hingga tercapainya tujuan dari program tersebut. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito (2007), SDM kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya deajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sementara itu SDM kesehatan menurut PP No 32 Tahun 1996 yang juga dikutip oleh Adisasmito (2007) adalah semua orang yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan, maupun tidak yang untuk jenis terrtentu memerlukan kewenangan dalam melaksanakan upaya kesehatan. Perencanaan SDM kesehatan adalah proses estimasi terhadap jumlah SDM berdasarkan tempat, keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, kita meramalkan atau memperkirakan siapa mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan dan berapa jumlahnya. (Ilyas, 2000). Melihat pada pengertian diatas, perencanaan SDM Puskesmas seharusnya berdasarkan fungsi dan beban kerja pelayanan kesehatan yang akan dihadapi di masa depan. Hal ini dimaksudkan agar fungsi Puskesmas dapat berjalan baik, maka kompetensi 105 SDM seharusnya sesuai dengan spesifikasi SDM yang dibutuhkan Puskesmas. (Ilyas, 2004). Salah satu isu strategis dalam perencanaan pembangunan dan pengembangan SDM kesehatan adalah kemampuan perencana kebijakan dan program SDM kesehatan yang masih lemah (Hapsara, 2006). Dan salah satu hambatannya adalah kurangnya dukungan staf perencana ketenagaan yang berkualitas. (KepMenkes, 2004). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa jumlah sumber daya manusia yang merencanakan program kelas ibu hamil berjumlah lebih dari lima orang. Lima orang tersebut terdiri dari bidan, kepala puskesmas, bendahara JKN, bendahara BOK, penanggung jawab program, kepala tata usaha. Sumber daya manusia (SDM) yang menyusun perencanaan kelas ibu hamil memiliki latar belakang pendidikan D3. Hasil penelitian Lukman (2005) menyatakan bahwa terjadi kesenjangan antara kebutuhan dengan keadaan tenaga di Puskemas akibat tidak adanya tenaga professional dalam perencanaan sumber daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia kesehatan, merupakan kegiatan yang harus dilakukan instansi, agar pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability) dan keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan. Dengan kegiatan pengembangan ini diharapkan dapat memperbaiki dan mengatasi kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik dan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang digunakan. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan merupakan salah satu cara dalam pengembangan sumber daya manusia kesehatan (Adisasmito, 106 2007). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, bahwa bidan di Puskesmas Kampung Sawah mengikuti pelatihan terkait kelas ibu hamil yang berupa penjelasan lembar balik, buku KIA, dan lainnya. Setelah itu juga terdapat uji kemampuan berupa pre test, post test dan praktek kelas ibu hamil. Sedangkan, pada hasil penelitian Nurdiyan (2015) di Puskesmas Malalak dan Biaro Kabupaten Agam menyatakan bahwa kemampuan tenaga kesehatan yang sudah dimiliki dalam memfasilitasi kelas ibu hamil masih kurang, dikarenakan belum diadakannya pelatihan untuk bidan terkait kelas ibu hamil. Sesuai dengan PMK No. 97 Tentang Pelayanan Kesehatan Kehamilan, bahwa sumber daya manusia (SDM) dalam pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan, dan penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, meliputi tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan. Tenaga nonkesehatan yang memberikan pelayanan tersebut merupakan tenaga yang terlatih dan pelayanan yang diberikan hanya berupa pelayanan promotif dan preventif. Pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81 Tahun 2004 tentang pedoman penyusunan perencanaan SDM kesehatan, bahwa metode dalam menyusun tenaga kesehatan didasarkan pada sasaran upaya kesehatan yang ditetapkan (health services targets method), karena dengan metode ini dimulai dengan menetapkan berbagai sasaran upaya atau memperoleh perkiraan kebutuhan jumlah dari jenis tenaga kesehatan tertentu, diperoleh dengan membagi keseluruhan upaya atau pelayanan kesehatan tahun sasaran dengan 107 kemampuan jenis tenaga tersebut untuk melaksanakan upaya pelayanan kesehatan yang direncanakan. Sehingga dapat disimpulkan, sumber daya manusia dalam perencanaan program kelas ibu hamil antara lain kepala puskesmas, kepala TU, bendahara JKN, bendahara BOK, bidan, dan penanggung jawab program. Bidan yang terlibat dalam program kelas ibu hamil mengikuti pelatihan terkait kelas ibu hamil. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Adisasmito (2007) bahwa pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan merupakan salah satu cara dalam pengembangan sumber daya manusia kesehatan. Buku pedoman kelas ibu hamil tahun 2011 mengatakan bahwa salah satu indikator input keberhasilan kelas ibu hamil yaitu petugas kesehatan sebagai fasilitator kelas ibu hamil, dan pada Puskesmas Kampung Sawah hal tersebut sudah tercapai karena fasilitator kelas ibu hamil merupakan tenaga kesehatan. b. Sarana dan Prasarana Menurut Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pelayanan kesehatan yang diberikan berupa upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sarana dan prasarana dalam fasilitas kesehatan sangat menunjang dalam pelayanan kesehatan, terutama pada pelayanan kesehatan di Puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan No. 97 Tahun 2014 Tentang Puskesmas, bahwa Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri atas: sistem penghawaan (ventilasi), sistem pencahayaan, sistem sanitasi, sistem kelistrikkan, sistem komunikasi, sistem gas medik, sistem proteksi petir, sistem proteksi kebakaran, sistem pengendalian kebisingan, 108 sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu) lantai, kendaraan Puskesmas keliling, dan kendaraan ambulans. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa sarana dan prasarana yang disediakan Puskesmas Kampung Sawah untuk program kelas ibu hamil adalah ruangan, karpet, pengeras suara, buku KIA, lembar balik, dan matras. Hasil penelitian Hilda (2013) menyatakan bahwa belum semua sarana prasarana untuk kelas ibu hamil tersedia di Puskemas Kabupaten Batang Tahun 2012. Dalam buku pedoman kelas ibu hamil tahun 2011, sarana dan pasarana yang diperlukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil adalah ruangan belajar berkapasitas minimal 10 orang dengan ukuran kira kira 4 M x 5 M dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup, alat tulis menulis, buku KIA, lembar balik kelas ibu hamil, matras, buku senam hamil, food model, boneka, dll. Ruangan yang digunakan untuk kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah dilengkapi dengan jendela dan ventilasi ruangan sehingga mencegah terjadinya suasana pengap yang akan mengganggu proses kelas ibu hamil. Matras yang dimiliki Puskesmas Kampung Sawah berjumlah 13 matras, buku pink (KIA) sudah dimiliki oleh ibu hamil pada saat cek awal kehamilan di Puskesmas. Sesuai dengan buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011 sarana dan prasarana yang digunakan yaitu buku pink (KIA), lembar balik, matras, buku pedoman kelas ibu hamil, buku pegangan fasilitator, dan lain lain. Sarana dan prasarana kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah belum sepenuhnya lengkap. Maka dari itu Puskesmas Kampung Sawah harus menambah 109 beberapa sarana dan prasarana yang belum lengkap yang sesuai dengan buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011. c. Tujuan Tujuan merupakan hasil akhir yang diharapkan. Tujuan digunakan untuk menunjukkan pada hasil akhir di masa yang akan datang yang tidak dapat diukur (Endang, 2011). Dalam buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011, disebutkan bahwa tujuan kelas ibu hamil yaitu meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, dan lain lain. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa tujuan kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah yaitu mengetahui apa saja tanda – tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas, dan mempermudah dalam proses persalinan. Hasil penelitian Puspitasari (2012) mengatakan bahwa tujuan kelas ibu hamil yaitu untuk mengetahui dan paham mengenai kehamilan, dan tanda tanda persalinan, dan lain lain. Hal tersebut sesuai dengan buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011, dimana tujuan kelas ibu hamil yaitu merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh, dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas. Puskesmas Kampung Sawah memiliki tujuan yang sesuai dengan buku pedoman kelas ibu hamil, maka dari itu kelas ibu hamil harus dapat meningkatkan lagi sesuai dengan tujuan yang dimiliki. 110 d. Sasaran Sasaran merupakan hasil antara dimasa yang akan datang yang spesifik, jelas, ringkas dan jika mungkin dikuantifikasi jika dapat diukur. (Endang, 2011). Dalam buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011 sasaran kelas ibu hamil yaitu ibu hamil yang usia kehamilan nya sudah mencapai 4 s/d 36 minggu. Suami/anggota keluarga diharapkan bisa ikut serta dalam mendampingi ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa sasaran dalam kelas ibu hamil adalah ibu hamil serta suami atau anggota keluarga yang diharapkan bisa ikut mendampingi dalam kelas ibu hamil. Hal ini sesuai dengan Buku Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Tahun 2011 bahwa sasaran dalam kelas ibu hamil adalah ibu hamil yang usia kehamilan antara 4 – 36 minggu, dan anggota keluarga/suami ikut serta dalam kelas ibu hamil tersebut. Hasil penelitian Puspitasari (2012) mengatakan bahwa kelas ibu hamil dihadiri oleh 10 orang ibu hamil. Hasil penelitian Mullany, dkk (2007) dan Fatimah (2009) memiliki pendapat yang serupa bahwa dukungan dari keluarga terutama suami dalam mengikuti kelas ibu hamil sangat berpengaruh besar pada ibu hamil. Sasaran kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah sudah sesuai dengan buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011 yaitu ibu hamil dengan usia kehamilan antara 4 – 36 minggu dan didampingi oleh suami ataupun keluarga. Indikator input keberhasilan dalam buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011 yaitu ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil sudah tercapai meskipun jumlah nya tidak sesuai dengan perencanaan, sedangkan pada 111 suami/anggota keluarga yang hadir mengikuti kelas ibu hamil belum tercapai dikarenakan hanya beberapa ibu hamil yang didampingi oleh suami/anggota keluarga. Oleh karena itu Puskesmas Kampung Sawah harus melakukan sosialisasi lagi kepada ibu hamil dan suami/anggota keluarga nya agar sasaran nya dapat tercapai. e. Materi Materi merupakan bahan yang akan disampaikan oleh fasilitator /narasumber pada suatu kegiatan. Materi umumnya sudah dipersiapkan sebelum hari pelaksanaan, sehingga pada saat pelaksanaan materi tersebut dapat disampaikan. Materi pada kelas ibu hamil sudah disusun sesuai dengan Buku Pedoman Kelas Ibu Hamil Tahun 2011. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Puskesmas Kampung Sawah menentukan materi berdasarkan lembar balik yang sudah dimiliki. Hasil penelitian Puspitasari (2012) mengatakan bahwa materi kelas ibu hamil berpedoman pada buku kelas hamil, lembar balik yang diberikan oleh Dinas Kesehatan, selain itu juga menggunakan buku KIA. Hal tersebut sesuai dengan buku pedoman kelas ibu hamil tahun 2011 bahwa materi yang akan disampaikan menggunakan alat bantu lembar balik dan disesuaikan dengan buku kia, buku pegangan fasilitator. Materi kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah belum sesuai dengan buku pedoman kelas ibu hamil tahun 2011 dimana materi yang akan disampaikan sedikit berbeda dari buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011. Oleh karena itu Puskesmas harus lebih teliti dalam menyiapkan materi yang akan disampaikan pada pelaksanaan kelas ibu hamil 112 f. Dana & Alokasi Dana dan alokasi merupakan penunjang dalam melaksanakan program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Dalam PMK No.11 Tahun 2011 tentang petunjuk teknis bantuan operasional kesehatan (BOK) bahwa Puskesmas mendapatkan 60% dari total alokasi dana untuk progam kesehatan prioritas melalui berbagai kegiatan yang berdaya ungkit tinggi untuk pencapaian tujuan MDGs bidang kesehatan. Kesehatan prioritas salah satunya adalah upaya menurunkan angka kematian balita, dan menurunkan angka kematian ibu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat dana untuk program kelas ibu hamil yang berasal dari dana JKN dan BOK. Puskesmas Kampung Sawah memilki dana dari JKN dan BOK untuk kelas ibu hamil. Hasil penelitian Puspitasari (2012) mengatakan bahwa dana yang akan digunakan untuk kelas ibu hamil hanya bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Hasil tersebut sesuai dengan PMK No.11 Tahun 2011 yang menjelaskan bahwa Puskesmas mendapatkan 60% untuk program kesehatan prioritas. Hasil penelitian lain Najmul (2012) mengatakan bahwa sumber dana seperti BOK, Jamkesmas, Jampersal untuk program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) belum berjalan optimal, meskipun tidak terjadi tumpang tindih. Hal tersebut karena koordinasi pelaksana pembiayaan juga belum berjalan optimal. Dana dan alokasi pada Puskesmas Kampung Sawah sudah berjalan dengan baik, dilihat dari sumber dana dan alokasi yang dimiliki untuk program kelas ibu hamil. 113 g. Kebijakan Menurut Anderson (1984) kebijakan adalah suatu tindakan yang mempunyai tujuan yang dilakukan seseorang pelaku atau sejumlah pelaku untuk memecahkan masalah. Sedangkan Mustopadidjaja (1988) menjelaskan, bahwa istilah kebijakan lazim digunakan dalam kaitannya dengan tindakan atau kegiatan pemerintah, serta perilaku Negara pada umumnya dan kebijakan tersebut dituangkan dalam berbagai bentuk peraturan (Nurcholis, 2005). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa program kelas ibu hamil tidak memiliki kebijakan yang tertulis. Puskesmas Kampung Sawah dalam menentukan jadwal pelaksaaan hanya sesuai dengan kesepakatan yang sudah ditentukan dan dengan anggaran yang diberikan pada jaminan kesehatan nasional (JKN) dan bantuan operasional kesehatan (BOK). Namun, untuk penanggung jawab dalam kelas ibu hamil ditentukan berdasarkan surat keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh Puskesmas Kampung Sawah dan dipilih oleh Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Buku pedoman kelas ibu hamil (2011) menjelaskan bahwa bahwa bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu hamil. Hasil penelitian Nurdiyan (2015) mengatakan bahwa bentuk kebijakan yang diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten berupa keharusan bagi seluruh Puskesmas untuk melaksanakan kelas ibu hamil dan adanya fasilitator yang memfasilitasi kelas ibu hamil. Dalam buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011 disebutkan bahwa Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksanaan kelas ibu hamil di wilayah kerja nya. 114 Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu hamil. Sesuai dengan PMK No. 97 Tentang Pelayanan Kesehatan Kehamilan, bahwa sumber daya manusia (SDM) dalam pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan, dan penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, meliputi tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan. Tenaga non kesehatan yang memberikan pelayanan tersebut merupakan tenaga yang terlatih. Puskesmas Kampung Sawah harus melakukan kebijakan tertulis pada program kelas ibu hamil seperti SOP, sehingga pelaksanaan kelas ibu hamil dapat sesuai dengan kebijakan yang nanti dimiliki. 2. Gambaran Pengorganisasian Kelas Ibu Hamil Menurut Sudjana (2007), pengorganisasian berkaitan dengan kegiatan menyusun organisasi yang mampu melaksanakan rencana atau program yang telah ditetapkan. Pengorganisasian merupakan hal yang wajib ada dalam setiap program yang dimiliki. Tidak hanya struktur organisasi dari Puskesmas saja, tetapi dari setiap program yang dimiliki oleh Puskesmas harus memiliki struktur organisasi. Sehingga tugas dan wewenang setiap tenaga kesehatan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang ada. Berdasarkan hasil penelitian Masminah, dkk (2016) mengatakan bahwa penerapan pengorganisasian di wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kota Kendari belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan fasilitas yang disediakan oleh pihak Puskesmas masih sangat kurang. Berikut adalah Pengorganisasian kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah yaitu: 115 a. Pembagian Tugas dan Wewenang Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas menjelaskan bahwa organisasi Puskesmas disusun oleh Dinas Kesehatan/Kota berdasarkan kategori upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Organisasi Puskesmas paling sedikit antara lain: Kepala Puskesmas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Penanggung Jawab UKM, dan UKP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa dalam program kelas ibu hamil di Puskemas Kampung Sawah terdapat satu orang yang menjadi penanggung jawab. Dimana penanggung jawab kelas ibu hamil bertugas untuk penyusun rencana program, pelaksana program, menginformasikan kepada rekan-rekan jadwal kelas hamil dan senam ibu hamil, dan membuat laporan setelah kegiatan dilaksanakan. Penanggung jawab berkoordinasi dengan kepala Puskesmas dimana kepala Puskesmas bertugas sebagai pelindung, pengarah, memberi kebijakan, dan memantau dan mengevaluasi dari setiap program yang sudah dilaksanakan. Kepala Puskesmas berkoordinasi dengan fasilitator, dimana fasilitator bertugas sebagai pembuat program, menyampaikan materi pada pelaksanaan kelas ibu hamil, menginformasikan jumlah peserta yang ikut dalam kelas ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian Masminah (2016) mengatakan bahwa pengorganisasian pelayanan KIA di Puskesmas Perumnas dilaksanakan dengan melakukan pembagian tugas pada masing – masing staf/petugas yang dilakukan oleh koordinator KIA dan telah dibuatkan struktur organisasi pelayanan KIA. 116 Dalam pembagian tugas dan wewenang kelas ibu hamil, Puskesmas harus melakukan uraian job yang jelas dalam kelas ibu hamil. sehingga penanggung jawab atau kepala puskesmas tidak salah dalam melakukan tanggung jawabnya. b. Pengelolaan Dana PMK No. 11 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan. Bahwa Puskesmas mendapatkan 60% dari total alokasi dana untuk program kesehatan prioritas. Program kesehatan prioritas salah satu nya adalah upaya menurunkan angka kematian balita, dan menurunkan angka kematian ibu. Dimana salah satu kegiatan nya adalah kelas ibu hamil. Dana yang digunakan untuk kelas ibu hamil bersumber dari JKN dan BOK. Sumber dana tersebut dipegang oleh bendahara Puskesmas. Dimana dana yang diterima oleh bendahara tersebut, dialokasikan untuk beli snack, makan siang dan transport untuk peserta ibu hamil. Sesuai dengan hasil penelitian Puspitasari (2012) yang mengatakan bahwa dana yang digunakan untuk kelas ibu hamil bersumber dari BOK, dan digunakan untuk konsumsi peserta ibu hamil dan biaya transportasi tenaga kesehatan. Pengelolaan dana kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah sudah sesuai dengan PMK No. 11 Tahun 2015. Maka dari itu, Puskesmas Kampung Sawah harus melakukan peningkatan dalam pelaksanaan kelas ibu hamil nya. Dana yang digunakan untuk pelaksanaan kelas ibu hamil akan dimasukkan ke dalam laporan Puskesmas dan diserahkan ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. 117 c. Sarana dan Prasarana Buku pedoman kelas ibu hamil (2011) menjelaskan bahwa sarana prasarana kelas ibu hamil antara lain: ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta, alat tulis menulis, buku KIA, lembar balik kelas ibu hamil, buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil, buku pegangan fasilitator, alat peraga (food model, boneka, dll), matras, bantal, kursi, buku senam hamil/CD senam hamil. Sarana dan prasarana yang akan digunakan pada pelaksanaan kelas ibu hamil dipersiapkan. Berdasarkan hasil penelitian, dalam mengelola sarana dan prasararana penanggung jawab program kelas ibu hamil menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanan kelas ibu hamil, seperti matras, ruangan, dan lembar balik. Dimana matras terdapat di ruangan lantai dua, lembar balik yang disimpan pada ruangan KIA. Hasil penelitian Puspitasari (2012) mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang digunakan pada Puskesmas Bagetayu berupa buku kelas ibu hamil, lembar balik dan buku KIA yang diberikan dari Dinas Kesehatan. Namun, untuk kelengkapan fasilitas seperti tikar, kursi, bantal, dll tidak diberikan oleh Dinas Kesehatan. Puskesmas Kampung Sawah dalam mengelola sarana dan prasana kurang baik dikarenakan tempat penyimpanan yang terpisah. Maka dari itu Puskesmas Kampung Sawah harus menyediakan ruangan khusus untuk meyimpan perlengkapan kelas ibu hamil. 118 3. Gambaran Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Kelas ibu hamil merupakan salah atau upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil. Puskesmas Kampung Sawah mendukung upaya tersebut, sehingga Puskesmas Kampung Sawah memilki program kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas, keluaga berencana, perawatan bayi baru lahir dan senam hamil. Hasil penelitian Novianti, dkk (2015) mengatakan bahwa pelaksanaan kelas ibu hamil masih lemah dan berpengaruh pada kinerja kelas ibu hamil. Sedangkan hasil penelitian Nurdiyan (2015) mengatakan bahwa pelaksanaan kelas ibu hamil belum sesuai dengan pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan dua penelitian terkait kegiatan program kelas ibu hamil yaitu penyampaian materi dan senam hamil. Berikut adalah program kelas ibu hamil: a. Penyampaian Materi Menurut Notoatmodjo (2009), ceramah merupakan cara penyajian dimana pengajar (narasumber) bertatap muka langsung dengan peserta, dan peserta pasif mendengarkan. Sedangkan penyajian materi dengan metode diskusi yaitu dimana informasi yang akan disampaikan disusun dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan yang harus dibahas dan didiskusikan oleh peserta. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa metode yang digunakan fasilitator/narasumber dalam menyampaikan materi kelas ibu hamil adalah metode sharing ataupun tanya jawab. Selain itu fasilitator /narasumber menggunakan lembar balik sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada kelas ibu hamil. 119 Hasil penelitian Puspitasari (2012) mengatakan bahwa metode yang digunakan dalam kelas ibu hamil antara lain diskusi antar ibu hamil, selain itu juga dengan tanya jawab antar ibu hamil dengan bidan/kader. Hal ini sesuai dengan Buku Pedoman Kelas Ibu Hamil yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (2011) bahwa ada beberapa metode dalam menyampaikan materi pada kelas ibu hamil yaitu ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan praktek, curah pendapat, penugasan (membaca buku KIA), dan simulasi. b. Senam Ibu Hamil Varney (1997) dan Hanton (2001) menjelaskan bahwa senam hamil akan memberikan suatu produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih baik, dibandingkan pada ibu – ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil. Senam hamil juga dapat mengurangi resiko stress dan nyeri pada saat melahirkan. Selain itu, inti dari senam hamil sendiri adalah melatih pernafasan menjelang persalinan, sehingga pada saat menjelang kelahiran bayi, ibu bisa rileks dan menguasai keadaan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa pelaksanaan senam ibu hamil hanya dilakukan sebulan sekali, sehingga senam ibu hamil tidak selalu dilaksanakan setelah kelas ibu hamil. Lama waktu senam hamil sekitar setengah sampai satu jam. Sedangkan, pada buku pedoman kelas ibu hamil tahun 2011 dikatakan bahwa setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil dan lama waktu untuk senam hamil antara 15-20 menit. 120 Hasil penelitian Farida (2015) mengatakan bahwa ada pengaruh antara ibu hamil yang melakukan senam hamil dan yang tidak melakukan senam hamil dengan lamanya proses persalinan. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian lain, Aini (2016) mengatakan bahwa ada hubungan senam hamil terhadap lamanya proses persalinan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bayat Klaten. Senam ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah dilaksanakan sebulan sekali, dimana harusnya pelaksanaan senam ibu hamil adalah setiap akhir pertemuan kelas ibu hamil. Maka dari itu Puskesmas Kampung Sawah harus melakukan senam ibu hamil setap akhir pertemuan sesuai dengan buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011. Indikator proses keberhasilan dalam buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011 salah satu nya yaitu fasilitator, peserta, dan penyelenggaraan. Puskesmas Kampung Sawah dalam indikator ini sudah tercapai meskipun tidak sepenuhnya, dikarenakan terdapat beberapa hal yang kurang mendukung pada saat pelaksanaan kelas ibu hamil. 4. Gambaran Monitoring dan Evaluasi Kelas Ibu Hamil Menurut Widoyoko (2005), adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suata program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang terkait dengan program. 121 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa proses monitoring dan evaluasi kelas ibu hamil dilakukan secara internal dengan menilai/membandingkan pada kriteria/indikator yang telah disusun. Monitoring dan evaluasi Puskesmas dilakukan setiap satu bulan sekali. Pada pelaksanaan kelas ibu hamil monitoring dan evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan. Kriteria/indikator yang digunakan antara lain: jumlah sasaran, waktu pelaksanaan, biaya yang digunakan. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Kepala Puskesmas, Kepala TU, bendahara, dan penanggung jawab program kelas ibu hamil. Hal yang di monitoring dan evaluasi yaitu dari keseluruhan nya mulai perencanaan nya, penyerapan anggaran BOK dan JKN, dan pada saat pelaksanaannya. Puskesmas Kampung Sawah memberikan laporan hanya pada tingkat Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, sedangkan laporan pada Puskesmas Kampung Sawah hanya berupa power point yang berisi laporan foto, absensi, dan notulen. Hasil penelitian Nurdiyan, dkk (2015) menyatakan bahwa monitoring dilakukan Kepala Puskesmas hanya dari laporan bidan yang melakukan kelas ibu hamil. Selain itu, monitoring dan evaluasi belum pernah dilakukan dari Dinas Kesehatan Kabupaten setempat, dan juga Kepala Puskesmas Malalak tidak pernah terlibat atau melakukan monitoring langsung dalam kelas ibu hamil. Berdasarkan buku pedoman Kelas Ibu Hamil Tahun 2011 disebutkan bahwa kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota, dan Provinsi dan dilakukan minimal setiap tiga bulan sekali. Evaluasi dilakukan pada setiap selesai pertemuan kelas ibu hamil. 122 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan evaluasi bersama-sama misalnya satu kali setahun. Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan kelas ibu hamil. Pelaporan dilakukan secara berjenjang dari bidan/tenaga kesehatan pelaksana kelas ibu hamil Puskesmas – Dinas Kesehatan Kabupaten – Dinas Kesehatan Provinsi – Kementrian Kesehatan. Pelaporan disusun setiap tiga bulan sekali dan laporan tahunan. 123 BAB VII PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan data penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perencanaan kelas ibu hamil tidak berjalan meliputi kurangnya sumber daya manusia (SDM), tidak lengkapnya sarana prasarana, tidak ada kebijakan/standar operasional prosedur (SOP). 2. Pengorganisasian kelas ibu hamil tidak berjalan meliputi tidak adanya pengorganisasian sumber daya manusia (SDM). 3. Pelaksanaan kelas ibu hamil tidak berjalan meliputi penyuluhan tidak optimal, alur kegiatan tidak berjalan optimal. 4. Monitoring dan evaluasi kelas ibu hamil tidak berjalan meliputi monitoring dan evaluasi yang dilakukan hanya pada tingkat Puskesmas. 124 B. Saran 1. Bagi Puskesmas Kampung Sawah a. Perencanaan : Membuat rencana secara spesifik/jelas tentang SDM, sarana prasarana dan kebijakan, melakukan pengadaan kader, menambah alat alat seperti alat peraga, boneka, food model. b. Pengorganisasian : Membuat struktur organisasi khusus untuk program kelas ibu hamil, membuat ruangan untuk penyimpanan sarana prasarana kelas ibu hamil. c. Pelaksanaan : Melakukan penyuluhan kepada ibu hamil tentang kelas ibu hamil di Puskesmas. 2. Bagi Kader a. Melakukan penyuluhan kepada ibu hamil tentang kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. b. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang sudah direncanakan. 125 Daftar Pustaka Akbar, Priyandi, dkk. 2014. Analisis Fungsi Manajemen Puskesmas Padangsari Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. FISIP Universitas Diponegoro. Azwar. Azrul. 1998. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta: Bina Aksara. Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Departemen Kesehatan RI Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai. 1989. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas (Microplanning). Jakarta. Departemen Kesehatan RI Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi. 2002. ARRIME Pedoman Manajemen Puskesmas. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2002. Biro Perencanaan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Perencanaan dan penganggaran terpadu, konsep dan prinsip perencanaan program dan penganggaran kesehatan terpadu. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2002. Biro Perencanaan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Perencanaan dan penganggaran terpadu, Analisis situasi dan penentuan masalah kesehatan. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2004. Jalan setapak menuju Indonesia sehat melalui pemberdayaan sumberdaya manusia kesehatan. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2002. Biro Perencanaan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Perencanaan dan penganggaran terpadu, Penyusunan program kesehatan. Jakarta. Djaali dan Mulyono, Pudji. 2007. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Effendi, Ferri. Makhfudli. 2009. Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Effendy, Nasrul. 1998. Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Eskaryot, Endik. 2013. Gambaran Manajemen Program Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Semboro Kabupaten Jember. Skripsi. FKM Universitas Jember. Erpan Najmul, Lalu, dkk. 2012. Koordinasi Pelaksanaan Pembiayaan Program Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2011. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia. UGM. Yogyakarta. Farida, Siti dan Sunarti. 2015. Senam Hamil Sebagai Upaya Untuk Memperlancar Proses Persalinan di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan. Fatimah, S. 2009. Hubungan Dukungan Suami dengan Kejadian Postpartum Blues pada Ibu Primipara di Ruang Bugenvile RSUD Tugurejo Semarang. UNDIP. Semarang 126 Fuada, Novianti dan Setyawati, Budi. 2015. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Indonesia. Badan Litbangkes Kemenkes. Hani, T. Handoko. 2003. Manajemen Personalia, BPFE, Yogyakarta. Hapsara. 2006. Rencana Strategis SDM Kesehatan di Indonesia: Perkembangan dan Prospeknya FKM UI. Depok. Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara Herujito, Yayat M. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Penerbit PT. Grasindo: Jakarta. Ilyas, Yaslis. 2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI. Depok. Ilyas, Yaslis. 2000. Perencanaan Sumber Daya Manusia PT (teori, metode, dan formula). Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI. Depok. Improhealth. Fishbone diagram. Diakses pada 18 Juli 2017 http://www.improhealth.org Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor 81/Menkes/SK/I/2004. Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Jakarta. Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor 128/Menkes/SK/II/2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Lukman, K. 2005. Analisis Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Puskesmas di Kabupaten Aceh Besar. Tesis. Universitas Gadjah Mada. Mantra IB. 1997. Monitoring dan Evaluasi. Departemen Kesehatan RI Pusat Penyuluhan Kesehatan Mayarakat. Marieta, Puspita. N,dkk. 2014. Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Keikutsertaan Dalam Kelas Ibu Hamil. Akademi Kebidanan Griya Husada. Surabaya. Masminah, dkk. 2016. Gambaran Penerapan Fungsi Manajemen Puskesmas Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun 2016. FKM Universitas Halu Oleo. Kendari. Mullany, B. C., Becker, S., & Hindin, M. J. 2007. The Impact of Including Husbands in Antenatal Health Education Services on Maternal Health Practies in Urban Nepal: Results from a randomized controlled trial. Oxford University, 22 (2), 166-167. Muninjaya G.A.A. 2003. Manajemen Kesehatan edisi kedua. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta Nurcholis, Hanif. 2005. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT Grasindo 127 Nurdiyan, Ayu, dkk. 2015. Analisis Sistem Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Malalak dan Biaro Kabupaten Agam. Jurnal Kesehatan Andalas. Padang Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. 2011. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Pradiptya S.P. 2013. Penyesuaian Diri Remaja Yang Tinggal di Panti Asuhan (Studi Kasus Pada 2 Orang Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan Wisma Putera Bandung). Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung. Praharmeyta, Rizma. 2011. Eektifitas Fungsi Manajemen Tenaga Gizi Puskesmas Terhadap Pelaksanaan Program Penanggulangan Gizi Buruk di Kabupaten Demak Tahun 2010. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014 Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2013. Profil Kesehatan Kementerian Kesehatan Tahun 2014 Purwandani, W Septerina, dkk. 2013. Evaluasi Proses Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Kabupaten Banyumas. Jurnal Kebidanan Vol.2 No.4 April 2013. Puspitasari, Lia. 2012. Gambaran Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro. Semarang Rahmawati Aini, Nur. dkk. 2016. Hubungan Senam Hamil Terhadap Lamanya Poses Persalinan Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Bayat Klaten. Jurnal Involusi Kebidanan vol. 6 No. 11 Rismawati, Lilis. dkk. 2012. Analisis Manajemen Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di UPTD Puskesmas Bantar. FIK Universitas Siliwangi Tasikmalaya Siagian, Sondang P. 2012. Fungsi-fungsi Manajerial. Edisi Revisi. Cetakan Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara. Siswanto, Sastrohadiwiryo. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jurnal MKMI vol. 3 no. 2 Sudjana, Djuju. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI). Jakarta: PT IMTIMA. Sugiyono, 2009. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 128 Sulaeman,Sutisna. E. 2011. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas. UGM Press: Yogyakarta. Terry, George R.,Leslie, W. Rue. 2005. Dasar – dasar Manajemen. Bumi aksara : Jakarta) Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Usman, H. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Bumi Aksara. Varney, Helen. 1997. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC. Jakarta. Widoyoko, Eko Putro. 2005. Evaluasi Program Pelatihan (Training Program Evaluation) diakses pada 7 Juni 2017 melalui http://www.umpwr.ac.id/download/publikasiilmiah/Evaluasi%20Program%20Pelatihan.pdf Yanti Praja, Hilda. 2013. Evaluasi Program Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Wilayah Kabupaten Batang Tahun 2012. FKM. Universitas Diponegoro. 129 LAMPIRAN 130 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM KEPADA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH KOTA TANGERANG SELATAN PERENCANAAN 1. Berapa jumlah orang yang ikut melakukan perencanaan kelas ibu hamil? dan siapa saja yang terlibat dalam menyusun perencanaan program kelas ibu hamil? 2. Apa saja latar belakang pendidikan nya? 3. Apa saja pelatihan yang pernah diikuti oleh bidan terkait kelas ibu hamil? (probing: materi yang didapat, uji kemampuan setelah pelatihan) 4. Apa saja sarana dan prasarana yang diperlukan pada saat kelas ibu hamil dilaksanakan? 5. Apa tujuan dari program kelas ibu hamil? 6. Apa saja yang menjadi sasaran target capaian program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 7. Mengapa itu yang menjadi sasaran target capaiannya? 8. Bagaimana proses menentukan sasaran target tersebut? 9. Bagaimana proses menentukan materi dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 10. Siapa saja yang terlibat dalam menentukan materi untuk program kelas ibu hamil? 11. Darimana sumber dana yang digunakan untuk program kelas ibu hamil? (probing: sumber dana sudah sesuai?) 12. Apakah ada sumber dana lain untuk program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 131 13. Apa saja yang menjadi kebijakan dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 14. Bagaimana proses menentukan penanggung jawab dalam program kelas ibu hamil? PENGORGANISASIAN 1. Apa saja tugas dan fungsinya Kepala Puskesmas dalam peran nya membuat program kelas ibu hamil? 2. Apa saja tugas dan fungsinya Penanggung Jawab kelas ibu hamil dalam peran nya membuat program kelas ibu hamil? 3. Apa saja tugas dan fungsinya Fasilitator dalam peran nya membuat program kelas ibu hamil? 4. Bagaimana mengelola dana yang sudah dimiliki oleh Puskesmas Kampung Sawah untuk program Kelas Ibu Hamil? 5. Bagaimana mengelola sarana dan prasarana yang sudah dimiliki oleh Puskesmas Kampung Sawah terkait kelas ibu hamil? PELAKSANAAN 1. Bagaimana menentukan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil? 2. Bagaimana menentukan materi yang akan disampaikan? 3. Bagaimana proses menyampaikan materi kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 4. Siapa yang akan menyampaikan materi di kelas ibu hamil? 5. Apakah setelah kelas ibu hamil dilanjutkan dengan senam hamil? 6. Berapa lama waktu untuk senam hamil? 7. Berapa kali kelas ibu hamil dilaksanakan? 132 MONITORING DAN EVALUASI 1. Siapa saja yang melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi pada kelas ibu hamil? 2. Bagaimana proses kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan? 3. Apa saja yang menjadi bahan monitoring dan evaluasi pada program kelas ibu hamil? 4. Bagaimana bentuk laporan dari pelaksanaan kelas ibu hamil? 133 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM KEPADA KEPALA PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH KOTA TANGERANG SELATAN PERENCANAAN 1. Berapa jumlah orang yang ikut melakukan perencanaan kelas ibu hamil? dan siapa saja yang terlibat dalam menyusun perencanaan program kelas ibu hamil? 2. Apa saja latar belakang pendidikan nya? 3. Apa saja pelatihan yang pernah diikuti oleh bidan terkait kelas ibu hamil? 4. Apa saja sarana dan prasarana yang diperlukan pada saat kelas ibu hamil dilaksanakan? 5. Apa tujuan dari program kelas ibu hamil? 6. Apa saja yang menjadi sasaran target capaian program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 7. Mengapa itu yang menjadi sasaran target capaiannya? 8. Bagaimana proses menentukan sasaran target tersebut? 9. Bagaimana proses menentukan materi dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 10. Siapa saja yang terlibat dalam menentukan materi untuk program kelas ibu hamil? 11. Darimana sumber dana yang digunakan untuk kelas ibu hamil? (probing: sumber dana sudah sesuai?) 12. Apakah ada sumber dana lain untuk program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 13. Apa saja yang menjadi kebijakan dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 134 14. Bagaimana proses menentukan penanggung jawab dalam program kelas ibu hamil? PENGORGANISASIAN 1. Apa saja tugas dan fungsinya Kepala Puskesmas dalam peran nya membuat program kelas ibu hamil? 2. Apa saja tugas dan fungsi Penanggung Jawab kelas ibu hamil dalam peran nya membuat program kelas ibu hamil? 3. Apa saja tugas dan fungsinya Fasilitator dalam peran nya membuat program kelas ibu hamil? 4. Bagaimana mengelola dana yang sudah dimiliki oleh Puskesmas Kampung Sawah untuk program Kelas Ibu Hamil? PELAKSANAAN 1. Bagaimana menentukan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 2. Bagaimana menentukan materi yang akan disampaikan di Puskesmas Kampung Sawah? MONITORING DAN EVALUASI 1. Siapa saja yang melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi pada kelas ibu hamil? 2. Bagaimana proses kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan? 3. Apa saja yang menjadi bahan monitoring dan evaluasi pada program kelas ibu hamil? 4. Bagaimana bentuk laporan dari pelaksanaan kelas ibu hamil? 135 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM KEPADA FASILITATOR/NARASUMBER KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH KOTA TANGERANG SELATAN PERENCANAAN 1. Berapa jumlah orang yang ikut melakukan perencanaan kelas ibu hamil? dan siapa saja yang terlibat dalam menyusun perencanaan program kelas ibu hamil? 2. Apa saja latar belakang pendidikan nya? 3. Apa saja pelatihan yang pernah diikuti oleh bidan terkait kelas ibu hamil? 4. Apa saja sarana dan prasarana yang diperlukan pada saat kelas ibu hamil dilaksanakan? 5. Apa tujuan dari program kelas ibu hamil? 6. Apa saja yang menjadi sasaran target capaian program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 7. Mengapa itu yang menjadi sasaran target capaiannya? 8. Bagaimana proses menentukan sasaran target tersebut? 9. Bagaimana proses menentukan materi dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 10. Siapa saja yang terlibat dalam menentukan materi untuk program kelas ibu hamil? PENGORGANISASIAN 1. Bagaimana mengelola sarana dan prasarana yang sudah dimiliki oleh Puskesmas Kampung Sawah terkait kelas ibu hamil? 136 PELAKSANAAN 1. Bagaimana menentukan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil? 2. Bagaimana menentukan materi yang akan disampaikan? 3. Bagaimana proses menyampaikan materi kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 4. Apakah setelah kelas ibu hamil dilanjutkan dengan senam hamil? 5. Berapa lama waktu untuk senam hamil? 6. Berapa kali kelas ibu hamil dilaksanakan? 137 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM KEPADA IBU HAMIL YANG MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH KOTA TANGERANG SELATAN 1. Sudah berapa kali ibu mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 2. Bagaimana menurut ibu terhadap materi yang diberikan oleh narasumber? 3. Apakah ada senam hamil pada kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 4. Kapan biasanya kelas ibu hamil dilaksanakan? 5. Darimana ibu mengetahui adanya kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 6. Menurut ibu, apa manfaat dari mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 7. Siapa saja pemberi materi kelas ibu hamil? 8. Apa saja materi yang diberikan? 9. Berapa kali materi itu diberikan? (Probing: per materi berapa kali dan berapa jam?) 10. Bagaimana menyampaikan materi nya? 138 PEDOMAN TELAAH DOKUMEN KELAS IBU HAMIL (Check list) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jenis Dokumen Uraian Tugas SDM Kelas Ibu Hamil Puskesmas Kampung Sawah Sertifikat setelah mengikuti pelatihan kelas ibu hamil Kelengkapan sarana dan prasarana dalam Kelas Ibu Hamil Kesesuaian sasaran dengan perencanaan kelas ibu hamil di Puskesmas Terdapat tujuan Kelas Ibu Hamil Ada Materi yang disampaikan sesuai dengan rencana yang sudah ada Terdapat kebijakan terkait kelas ibu hamil di Puskesmas Profil dan Struktur Organisasi Puskesmas Kampung Sawah √ Tidak √ √ √ √ Plan of Action (POA) √ Mengacu pada lembar balik √ Laporan Tahunan (Laptah) Puskesmas / Profil Puskesmas √ Struktur Organisasi Kelas Ibu Hamil Puskesmas Kampung Sawah Dana digunakan sesuai dengan kebutuhan pada Kelas Ibu Hamil Alat/perlengkapan yang digunakan sesuai dengan yang dibutuhkan √ 12 Terdapat jadwal pelaksanaan Kelas Ibu Hamil √ 13 Buku pedoman kelas ibu hamil √ 14 Buku Pegangan Fasilitator kelas ibu hamil √ 15 CD / Buku senam hamil √ 16 Lembar Balik kelas ibu hamil √ 17 18 Absensi Kelas Ibu Hamil Penilaian Setelah Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Laporan Hasil Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Pelaksanaan sesuai dengan Plan of Action √ 10 11 19 20 Nama dokumen √ Matras, Lembar balik, Buku KIA, Buku Senam Hamil √ Perlengkapan kelas ibu hamil Perlengkapan kelas ibu hamil Daftar hadir √ √ √ Plan of Action (POA) 139 LEMBAR OBSERVASI PROGRAM KELAS IBU HAMIL No Variabel Observasi Ya 1 Terdapat Penanggung Jawab Program Kelas Ibu Hamil √ 2 Terdapat tenaga kesehatan yang bertugas melaksanakan Kelas Ibu Hamil Petugas mempersiapkan sarana prasana/fasilitas untuk pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Terdapat sarana prasarana yang mendukung pelaksanaan Kelas Ibu Hamil √ Petugas/bidan melaksanakan tanggung jawabnya pada kelas ibu hamil Petugas menyiapkan sarana prasarana sesuai dengan kebutuhan Petugas melaksanakan Kelas Ibu Hamil sesuai dengan rencana kegiatan Kelas ibu hamil dilaksanakan sesuai jadwal Petugas menggunakan alat peraga/alat bantu untuk menyampaikan materi Kelas Ibu Hamil Petugas fasilitator menyampaikan materi terkait kehamilan di Kelas Ibu Hamil Terdapat buku pedoman Kelas Ibu Hamil Terdapat buku KIA 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Terdapat buku pegangan fasilitator Kelas Ibu Hamil Adanya kegiatan senam hamil Adanya fasilitator Kelas Ibu Hamil Hasil Tidak Keterangan Penanggung Jawab nya adalah bidan yang sudah mengikuti pelatihan kelas ibu hamil Ada penanggung jawab, bidan, dan fasilitator √ Mempersiapkan ruangan, matras, lembar balik, absensi, snack, dll √ Matras, lembar balik, ruangan, dll. √ Memberikan instruksi kepada ibu hamil untuk melakukan senam hamil, memberikan absensi kepada ibu hamil. √ √ √ Sebulan 3 kali. Setiap hari sabtu jam 09.00 WIB di Aula Puskesmas. √ √ Materi yang disampaikan tentang 1000 hari pertama periode tumbuh kembang anak √ √ Ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil, wajib membawa buku KIA. √ √ √ Dilaksanakan selama setengah – satu jam Fasilitator dari bagian gizi di Puskesmas 140 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Terdapat alat peraga/alat bantu Kelas Ibu Hamil Terdapat lembar balik Kelas Ibu Hamil Terdapat absensi/daftar hadir pada Kelas Ibu Hamil Terdapat matras / tikar Terdapat bantal, kursi Petugas melakukan pelaporan dan penilaian berupa absensi dan ketepatan waktu terkait pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Petugas melakukan pelaporan dan penilaian kepada fasilitator berupa penyampaian materi, penggunaan alat peraga dalam pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Petugas melakukan pelaporan dan penilaian terkait pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Petugas melakukan kegiatan monev setelah pelaksanaan Kelas Ibu Hamil √ √ √ √ √ Jumlah matras 11-13 matras Bantal dan kursi tidak digunakan, karna menggunakan matras √ √ √ Hanya berupa foto dan absensi. √ 141 MATRIKS TRANSKIP WAWANCARA No. Pertanyaan 1. Berapa orang yang ikut melakukan perencanaan program kelas ibu hamil? dan siapa saja yang terlibat dalam menyusun perencanan program kelas ibu hamil? 2. Apa saja latar belakang pendidikannya? 3. Apa saja pelatihan yang diikuti oleh bidan terkait kelas ibu hamil? Jawaban Perencanaan Informan 1 Untuk membuat perencanaan yang pertama pemegang program kemudian dibantu oleh bidan koordinator, bendahara JKN dan bendahara BOK Karena dua dua nya membiayai kelas ibu hamil. Kemudian kepala TU, dan kepala puskesmas. Jadi kurang lebih lima orang. Informan 1 Informan 2 Yang buat perencanaan ada dua bidan, yaitu penanggung jawab program dan bidan koordinator. Minimal D3 D3 Bidan Informan 1 Yang jelas APN (Asuhan Persalinan Normal), Poned Kesimpulan Informan 3 ada dua orang, bidan dan kepala puskesmas. Informan 2 Informan 2 Ada, biasanya itu menjelaskan lembar balik, Informan mengatakan terdapat lima (5) tenaga kesehatan yang ikut dalam perencanaan program kelas ibu hamil antara lain Kepala Puskesmas, Kepala TU, bidan koordinator, bendahara JKN, bendahara BOK, Informan 3 D3 Informan mengatakan latar pendidikan tenaga kesehatan yang melakukan proses penyusunan perencanaan program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah yaitu minimal D3. Informan 3 Pelatihan nya penjelasan lembar balik, dan Informan mengatakan pelatihan yang diikuti oleh 142 (probing: materi yang didapat, uji kemampuan setelah pelatihan) 4. Apa saja sarana dan prasarana yang diperlukan pada saat kelas ibu hamil dilaksanakan? (Pelayanan Obsetri Neonatal Emergency Dasar) sama pelatihan tentang kelas ibu hamil nya ada. Informan 1 Ruangan, kemudian karpet, pengeras suara. Nah untuk senam dibutuhkan audio, korsi korsi sama alat-alat pencatat. Kita tidak menentukan ukuran untuk ruangan tapi diestimasikan muat atau tidak, dimana kita hanya menggunakan cara kita memberikan materi setiap pertemuan, kelas ibu hamil seperti apa. Pelatihan nya biasanya anggaran dari Dinas. Saya pernah ikut pelatihan itu kurang lebih 3 – 5 hari. Jadi perwakilan setiap puskesmas se Tangsel. Materi yang didapatkan pada pelatihan yaitu buku kia, apa itu kelas ibu hamil, tujuannya, manfaat, berapa peserta nya, apa saja yang dilakukan di kelas ibu hamil. setelah pelatihan ada uji kemampuan yang berupa pre test, post test, dan praktek. Informan 2 pelaksanaan kelas ibu hamil nya seperti apa. Lembar balik, matras, dan buku pink (buku kia) Matras, lembar balik, dan ruangan nya. bidan yaitu APN, Poned, Emergency dasar, penjelasan lembar balik, dan cara menyampaikan materi pada setiap pertemuan. Materi lain yang didapatkan yaitu buku kia, apa itu kelas ibu hamil, tujuannya, manfaat, berapa peserta nya, apa saja yang dilakukan di kelas ibu hamil. Uji kemampuan dilakukan yang berupa pre test, post test, dan praktek. Informan 3 Informan mengatakan sarana prasarana yang diperlukan antara lain: ruangan, karpet, pengeras suara, lembar balik, matras, dan buku pink (buku kia). 143 5. Apa tujuan dari program kelas ibu hamil? ruangan yang ada dengan berbagai ukuran yang ada. Ada ukuran paling besar itu dibawah aula paling bawah, ukuran menengah nya ada disini aula atas, termasuk aula kecil. Tergantung jumlahnya yang hadir kemudian mana ruangan yang dipakai atau tidak. Informan 1 Tujuan nya untuk menghindari faktor resiko selama kehamilan buat ibu dan anak. Informan 2 Yang pertama agar ibu-ibu hamil mengetahui apa tanda-tanda bahaya kehamilan, apa tanda bahaya persalinan, apa tanda bahaya nifas, sehingga ibu hamil lebih awere dengan keadaannya, memudahkan dalam proses persalinan dengan adanya senam hamil. Jadi kalo misalnya ada tanda-tanda seperti ini tanda bahaya atau tanda persalinan. Apa yang harus dia lakukan. Dan menjadi tahu kegunaan dari buku pink (buku kia). Informan 3 Pertama itu agar ibu hamil mengetahui tanda – tanda bahaya kehamilan, dan tanda tanda persalinan nya. Informan mengatakan tujuan dari program kelas ibu hamil adalah menghindari faktor resiko selama kehamilan, tanda – tanda bahaya kehamilan,persalinan, nifas, memudahkan dalam proses persalinan karena tedapat senam hamil. 144 6. Apa saja yang menjadi sasaran target capaian program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah?(probing: bagaimana agar tidak sungkan?) Informan 1 Informan 2 Informan 3 Ibu hamil dan suami / anggota keluarga juga ikut dilibatkan. Diberi tahu kalo ini penting untuk ibu hamil dan suami nya. Kelas ibu hamil sasaran target nya adalah suami / anggota keluarga dan ibu hamil. Ibu hamil dan suami / anggota keluarga. 7. Mengapa itu yang menjadi sasaran target capaiannya? Informan 1 Karena kelas ibu hamil jadi yang menjadi sasaran nya ibu hamil. Informan 3 Karena memang untuk ibu hamil. 8. Bagaimana proses menentukan sasaran target capaiannya? Informan 1 Data, data ini data kehamilan, data ibu hamil yang kita miliki. Informan 2 Karena kelas ibu hamil jadi semuanya diikutkan, tapi nanti dipilah informasi yang sesuai untuk trimester 1, 2 dan 3. Terkadang juga semua ibu hamil ikut lalu materi nya di sesuaikan saja kira kira dari keluhan ibu hamil tersebut informasi apa yang harus disampaikan. Informan 2 Pada saat periksa kehamilannya di Puskesmas. Informan 3 Dari pas pemeriksaan kehamilan dikasih tahu kalau ada kelas ibu hamil. Informan mengatakan bahwa sasaran dalam kelas ibu hamil yaitu ibu hamil dan suami ataupun anggota keluarga nya. Informan mengatakan bahwa karena kelas ibu hamil jadi sasaran target nya ibu hamil, meskipun suami atau anggota keluarga diharuskan ikut dalam kelas ibu hamil. Informan mengatakan bahwa dalam menentukan sasaran nya yaitu dari pertama ibu hamil datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya dan data ibu hamil yang dimiliki. 145 9. Bagaimana proses menentukan materi dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? Informan 1 Materi kita kadang undang narasumber dari luar. Informan 2 Kita materi udah ada lembar balik nya, jadi disesuaikan aja dengan lembar balik. Informan 3 Kalau saya dari lembar balik, sama kalau ada pertanyaan dari peserta. 10. Siapa saja yang terlibat dalam menentukan materi untuk program kelas ibu hamil? Informan 1 Yang pertama narasumber, yang kedua pemegang program. Informan 2 Bidan nya. Informan 3 Bidan dan narasumber 11. Darimana sumber dana yang digunakan untuk kelas ibu hamil? (probing: sumber dana sudah sesuai?) Informan 1 Dari JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) sama BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), sejauh ini sesuai. Informan 2 Kalau untuk senam hamil dari JKN/BPJS, Kalau untuk kelas ibu hamil dari BOK. Dana sejauh ini sesuai. Informan mengatakan bahwa materi yang disampaikan pada kelas ibu hamil diambil dari lembar balik yang sudah ada dan narasumber yang diundang oleh Puskesmas. Informan mengatakan bahwa bidan, narasumber dan pemegang program ikut terlibat dalam menentukan materi untuk kelas ibu hamil. Informan mengatakan bahwa sumber dana pada kelas ibu hamil adalah dari JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Dimana dana dari JKN digunakan untuk kelas ibu hamil dan dana dari BOK digunakan untuk senam hamil, selain itu sumber dana yang diterima sesuai dengan progam kelas ibu hamil. 146 12. Apakah ada sumber dana lain untuk program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 13. Apa saja yang menjadi kebijakan dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? Informan 1 Tidak, cuma dua itu saja Informan 2 Tidak ada, hanya itu saja Informan 1 Kita tidak ada kebijakan yang khusus, Kita hanya mengikuti sesuai dengan program kelas ibu hamil. Bahwa program kelas ibu hamil ini adalah mengacu pada program Kementrian Kesehatan. 14. Bagaimana proses menentukan penanggung jawab dalam program kelas ibu hamil? Informan 1 Ada, Surat Keputusan (SK) dari kita Informan 2 Sebenernya kita seharusnya 3 kali kelas ibu hamil, tapi karna ada anggaran nya dari BOK nya itu 1 kali, dan sedangkan dari JKN nya 2 kali, Jadi kita memberikan kebijakan nya sebulan 3 kali setiap hari sabtu tapi itu yang dua temuan dua itu senam hamil yang terakhir kelas ibu hamil. Informan 2 Karena disini saya pernah ikut pelatihan dan disini juga pemegang program ibu ditambah juga bidan koordinator jadi penanggung jawab nya saya. Sebenernya tidak ada penunjukkan tapi memang diberikan tanggung jawab untuk kelas ibu hamil karena berhubungan dengan program ibu. Hanya berupa instruksi. Pengorganisasian 15. Apa saja tugas dan fungsinya kepala Puskesmas dalam peran nya membuat program Informan 1 Yang pertama sebagai penanggung jawab, pelindung, pengarah, sebagai narasumber, dan evaluasi. Informan mengatakan bahwa tidak ada sumber dana lain untuk program kelas ibu hamil. Informan mengatakan bahwa kebijakan yang ada di Puskesmas hanya terkait jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil saja. Puskesmas juga hanya mengacu kebijakan pada Kementrian Kesehatan. Informan mengatakan bahwa penanggung jawab program kelas ibu hamil ditentukan oleh surat keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh Puskesmas. Selain itu karena penanggung jawab program kelas ibu hamil adalah pemegang program ibu yang berkaitan dengan kelas ibu hamil. Kesimpulan Informan 2 Yang pertama pembuat aturan dan Informan mengatakan bahwa perintah, yang kedua memantau dan Kepala Puskesmas dalam mengevaluasi kelas ibu hamil, sudah program kelas ibu hamil 147 kelas ibu hamil? sesuai atau belum dengan anggaran. 16. Apa saja tugas dan fungsi Penanggung Jawab kelas ibu hamil dalam peran nya membuat program kelas ibu hamil? Informan 1 Yang pertama sebagai penyelenggara kegiatan, penyusun rencana, pelaksana dan pembuat laporan. Informan 2 Yang pertama mengatur skedul, jadwalnya. yang kedua menginformasikan kepada rekan rekan bahwa senam hamil untuk kelas ibu hamil jadwalnya menginformasikan lagi tentang kelas ibu hamil, senam hamil. Mengkondisikan dalam snack, makanan itu udah disiapkan tanggung jawabnya udah disiapin. Jadi mengkondisikan bahwa semua nya sudah lengkap. 17. Apa saja tugas dan fungsinya Fasilitator dalam peran nya membuat program kelas ibu hamil? Informan 1 Yang pertama dia membuat program acara, kemudian melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan progam kelas ibu hamil, dan mengevaluasi. Informan 2 Kalau buat dalam program dia hanya menginformasikan, menyampaikan materi, menginformasikan jumlah peserta yang ikut dalam kelas hamil. memilki fungsi dan tugas sebagai penanggung jawab, pemberi kebijakan, dana memantau sekaligus mengevaluasi dari program kelas ibu hamil. Informan mengatakan bahwa penanggung jawab program kelas ibu hamil memiliki tugas dan fungsi sebagai penyusun rencana program, pelaksana program, membuat laporan, dan menginformasikan kepada rekan-rekan jadwal kelas ibu hamil dan senam hamil. Informan mengatakan bahwa fasilitator memilki tugas dan fungsi sebagai membuat program, menyampaikan materi pada kelas ibu hamil, dan menginformasikan jumlah peserta yang ikut dalam kelas ibu hamil. 148 18. Bagaimana mengelola dana yang sudah dimiliki oleh Puskesmas Kampung Sawah untuk program Kelas Ibu Hamil? Informan 1 Cara mengelola kita bikin POA setelah kita bikin POA, lalu kita masukkan ke RKA (Rencana Kerja Anggaran), nah dengan catatan tidak terjadi tumpang tindih dua kegiatan itu. Artinya penyuluhan biasanya kita ambil dari JKN, senam ibu hamil dari BOK. 19. Bagaimana mengelola sarana dan prasarana yang sudah dimiliki oleh Puskesmas Kampung Sawah terkait kelas ibu hamil? Informan 2 Sarana prasarana nya hanya matras, lembar balik dan toa. Matras ada di atas, kalo lembar balik memang kita taro di kia, terus sama toa memang ada digudang. Paling sebelum hari H, sudah disiapkan. Kalau sudah selesai dikembalikan lagi ketempat penyimpanannya. Pelaksanaan Informan 1 Informan 2 20. Bagaimana menentukan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Kepala Puskesmas dilibatkan dalam bentuk Informan 2 Jadi gini, mengelola nya mereka menginstruksikan. Misalnya ada anggaran BOK atau JKN yang berhubungan dengan kelas ibu hamil atau senam hamil. dia mengkondisikan supaya jalan setiap minggu nya. Menginformasikan ke fasilitator atau penanggung jawab kelas ibu hamil untuk melakukan kegiatan tersebut. Pemegang Anggaran memberikan anggaran kepada penanggung jawab program untuk kebutuhan kelas ibu hamil, misalnya untuk snack atau makan siang peserta. Setelah itu tinggal melaporkan hasil pelaksanaanya itu berupa foto, terus absensi. Informan 3 Hanya disimpan ditempat penyimpanan nya seperti matras dan lembar balik. Menentukan memang setiap hari sabtu jam 09.00 minggu Informan mengatakan bahwa dana yang sudah ada dikelola oleh penanggung jawab program kelas ibu hamil sesuai dengan rencana yang sudah dibuat / plan of action (POA). Dana tersebut digunakan untuk membeli snack, makan siang, dan lain – lain untuk peserta ibu hamil di kelas ibu hamil. Informan mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki dikelola dengan disimpan di ruangan nya. Lembar balik disimpan pada ruang KIA. Matras disimpan di ruangan lantai dua. Kesimpulan Informan 3 Kalo nentuin nya kurang tau, paling pelaksaanan Informan mengatakan bahwa jadwal pelaksanaan kelas ibu 149 Sawah? 21. Bagaimana menentukan materi yang akan disampaikan di Puskesmas Kampung Sawah? 22. Bagaimana proses menyampaikan materi kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? menyetujui. Asal tidak bertabrakan dengan program / kegiatan lainnya di Puskesmas. pertama , minggu kedua dan minggu ketiga. Kepala Puskesmas, Kepala TU dan pemegang anggaran JKN dan BOK dirembukkin untuk menentukan waktu yang tepat. Karena kalau senin sampai jumat pelayanan full di Puskesmas. nya biasanya setiap sabtu di minggu pertama,kedua dan ketiga jam 09.00 di Puskesmas. Informan 1 Kepala puskesmas untuk menentukan materi bisa terlibat bisa tidak, tergantung tema yang akan diambil. Informan 2 Dari lembar balik, kalo lembar balik kan udah pasti informasinya sudah jelas disitu. Tapi kalo informasi dan keluhan-keluhan pasien itu kan yang di sharing keluhan nya. Setelah itu baru diinformasikan kepada mereka. Informan 3 Informan 3 Dari lembar balik, atau tanya ke penanggung jawab apa yang mau disampaikan. Informan 2 Prosesnya kita sistem nya sharing bukan kayak orang monoton yang menjelaskan aja, jadi kita sharing terus terbuka sama sistem tanya jawab. Jadi ga kaku, karna kalo misalnya sistem nya cuma hamil ditentukan dengan musyawarah antara Kepala Puskesmas, Kepala TU, bidan, Bendahara JKN dan BOK. Kepala Puskesmas dilibatkan dalam bentuk menyetujui. Pelaksanaan kelas ibu hamil setiap hari sabtu jam 09.00 pada minggu pertama, minggu kedua, dan minggu ketiga. Informan mengatakan materi yang akan disampaikan ditentukan dari lembar balik. Selain itu juga dari sharing atau cerita yang dikeluhkan oleh peserta ibu hamil. Informan 4 Biasanya sih paling kita Cerita aja sama tanya sharing aja sama tanya jawab, jawab, jadi gak bosen Jadi tidak kaku gitu. dengerinnya. Informan mengatakan bahwa dalam menyampaikan materi pada kelas ibu hamil dengan sharing atau cerita dan tanya jawab. 150 23. Siapa yang akan menyampaikan materi di kelas ibu hamil? 24. Apakah setelah kelas ibu hamil dilanjutkan dengan senam hamil? menjelaskan atau ceramah yang ada mereka akan bosen. Informan 2 Yang ikut pelatihan kan sudah mensharing cara gimana kelas ibu hamil. Tapi kalaupun misal mereka tidak ada, bidan yang lain bisa menggantikan gitu. Yang menyampaikan materi dari bidan Puskesmas. Informan 2 Tidak ada, tapi terkadang ada ibu yang minta senam hamil, paling cuma sebentar saja. Informan 4 Bidan saja, kadang juga suka ada dari bukan bidan. Informan 3 Engga, soalnya kan ada tersendiri. Cuma kadang kalo ibu-ibu hamil nya minta kita lakuin tapi paling sebentar saja, sekitar 5 menitan. Informan 4 Waktu itu ada cuma sebentar saja soalnya kan kita minta ke bidan nya. Soalnya katanya senam ada jadwal nya sendiri. Informan mengatakan bahwa yang akan menyampaikan materi pada kelas ibu hamil yaitu yang sudah ikut pelatihan, namun jika yang sudah ikut pelatihan tidak ada. Maka bisa digantikan dari bidan Puskesmas. Informan mengatakan bahwa senam hamil tidak dilaksanakan setelah kelas ibu hamil. Tetapi, senam hamil bisa dilakukan jika ada ibu hamil yang meminta untuk senam hamil. 151 25. Berapa lama waktu untuk senam hamil? 26. Berapa kali kelas ibu hamil dilaksanakan? 27. Sudah berapa kali ibu mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 28. Bagaimana menurut ibu, setelah mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? Informan 2 Informan 3 Enggak lama sih kita, biasanya setengah jam karna memang gak banyak gerakan nya. Kalo terlalu lama juga kasian ibu nya, antara setengah jam sampe satu jam, baru setelah itu kita sharing lagi mengenai materi. Biasanya antara setengah jam sampe satu jam. Informan 2 Iyaa jadi hanya sebulan sekali Informan 3 Kalo kelas ibu hamil nya sebulan sekali. Informan 4 Setiap hari sabtu, jam 09.00 Informan mengatakan bahwa lama waktu untuk senam hamil antara setengah sampai satu jam. Informan mengatakan bahwa kelas ibu hamil dilaksanakan sebulan sekali setiap hari sabtu jam 09.00 WIB. Informan 4 Sudah tiga kali Informan 4 Bagus ya sangat menarik materi nya apalagi bisa tanya jawab, saling cerita jadi tidak kaku. Dapet makanan juga, gak rugi kalo ikut kelas ibu hamil. Informan ibu hamil mengatakan bahwa ibu tersebut sudah tiga kali mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Informan mengatakan bahwa kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah sangat menarik materi nya, selain itu juga dilaksanakan secara santai dengan berbagi cerita dan tanya jawab. 152 29. Darimana ibu mengetahui adanya kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 30. Menurut ibu, apa manfaat dari mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah? 31. Apa saja materi yang diberikan? Informan 4 Dikasih tahu sama bidan waktu pas pemeriksaan kehamilan kalo ada kelas ibu hamil disini, dan gratis tidak perlu bayar. Informan mengatakan bahwa mengetahui adanya kelas ibu hamil pada saat pemeriksaan kehamilan di Puskesmas. Informan 4 Banyak manfaat nya, jadi kita tahu gimana merawat kehamilan, nanti pada saat mau lahiran apa saja tanda tanda nya, apa yang boleh dimakan dan apa yang tidak boleh dimakan selama hamil. Informan 4 Tentang merawat kehamilan, tanda tanda kalo mau lahiran. Dari mulai hamil sampai mau melahirkan, dan setelah melahirkan juga. 32. Berapa kali materi itu Informan 4 diberikan? (Probing: per Kan kalo setiap pertemuan beda-beda materi nya. Jadi kadang tidak sama terus sama materi berapa kali dan materi sebelumnya. Biasanya sih per materi itu paling setengah – satu jam. Soalnya berapa jam) kan kita sharing jadi ga tentu juga waktunya dan kadang juga gak terasa kalo waktu nya sudah habis. Informan mengatakan bahwa banyak manfaat dalam mengikuti kelas ibu hamil, diantaranya menjadi paham tentang merawat kehamilan, tanda tanda persalinan, apa saja mitos/kepercayaan. Informan mengatakan materi yang diberikan yaitu tentang merawat kehamilan, tanda tanda persalinan, dan lain-lain. Informan mengatakan materi yang diberikan pada setiap pertemuan nya berbeda-beda dan lama materi disampaikan antara setengah sampai satu jam. 153 Monitoring dan Evaluasi 33. Siapa saja yang melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi pada kelas ibu hamil? Informan 1 Ada dua pemegang program dan, Kepala Puskesmas. 34. Bagaimana proses Informan 1 kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan? Yang pertama lihat dari perencanaan nya. Lalu kita cocokan dengan timebly / waktu pelaksanaan, kesesuaian antara rencana, kemudian pelaksanaan dan keuangan. Lalu kita evaluasi dari hasil kinerja nya, apakah tercapai penurunan, target kinerja nya tercapai atau tidak sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan. Kepala Puskesmas sesekali melakukan sidak pada saat pelaksanaan kelas ibu hamil. Kesimpulan Informan 2 Paling Kepala Puskesmas, Kepala TU, dan Pemegang program kelas ibu hamil itu sendiri. Sebagian besar informan menjelaskan bahwa monitoring dan evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab pogram dan Kepala Puskesmas. Sebagian kecil menjelaskan bahwa monitoing dan evaluasi dilakukan oleh Ka TU. Informan 2 Monitoring yang dilakukan lebih intern. Laporan ke Dinas Kesehatan berupa laporan atau dievaluasi disana kelas ibu hamil nya gimana, penyerapan anggaran dana pada kelas ibu hamil. Biasanya Ka TU, Ka TU yang lebih sering kan. Ka TU dan KaPus tanya kelas ibu hamil nya gimana, berjalan atau tidak? Berapa orang yang ikut? Efektif apa tidak? Biasanya seperti itu. Informan mengatakan proses monitoring dan evaluasi dilakukan secara intern. Selain itu kepala Puskesmas sesekali melakukan sidak untuk melihat langsung program yang sedang dilaksanakan, apakah berjalan atau tidak. Kepala TU ikut dalam kegiatan monitoing dan evaluasi. Beberapa dokumen disiapkan untuk di monitoring dan evaluasi diantaranya perencanaan, target kinerja, waktu pelaksanaan dan keuangan atau dokumen plan of ation (POA). 154 35. Apa saja yang menjadi bahan monitoring dan evaluasi pada program kelas ibu hamil? Informan 1 Dari keseluruhan, dari perencanaan nya, dimana foto nya harus kita lihat, waktu pelaksanaanya. Biasanya setiap kita melakukan staff meeting minimal sekali sebulan, kecuali hal darurat. Informan 2 Biasanya melihat dari penyerapan BOK dan JKN. Jadi evaluasi nya berupa laporan BOK, laporan JKN. 36. Bagaimana bentuk laporan dari pelaksanaan kelas ibu hamil? Informan 1 Biasanya dalam bentuk laporan, ada dua laporan dan powerpoint. Kalo powerpoint hanya ringkasan saja, tetapi kalau laporan terperinci semua nya. Informan 2 Kita berupa foto, absensi, sama notulen. Informan mengatakan bahwa bahan monitoring dan evaluasi pada program kelas ibu hamil antara lain perencanaan, foto, waktu pelaksanannya, laporan penyerapan dana BOK dan JKN. Informan mengatakan bentuk laporan dari program pelaksanaan kelas ibu hamil yaitu berupa power point dan laporan terperinci. Hasil yang dilaporkan didalamnya antara lain foto, absensi dan notulen. 155 MATRIKS TRANSKIP GABUNGAN Domain A. Perencananaan Sumber Daya Manusia (SDM): 1. Pelatihan kelas ibu hamil yang pernah diikuti oleh tenaga kesehatan terkait kelas ibu hamil 2. Latar belakang pendidikan tenaga kesehatan kelas ibu hamil 3. Jumlah dan tenaga kesehatan yang ikut dalam menyusun perencanaan program kelas ibu hamil Wawancara Mendalam Seluruh informan menjelaskan bahwa pelatihan nya berupa penjelasan lembar balik kelas ibu hamil. Namun sebagian kecil informan lainnya menjelaskan bahwa pelatihan nya berupa APN dan Poned. Sebagian kecil informan menjelaskan materi yang didapatkan pada pelatihan yaitu buku kia, apa itu kelas ibu hamil, tujuannya, manfaat, berapa peserta nya, apa saja yang dilakukan di kelas ibu hamil dan setelah pelatihan ada uji kemampuan yang berupa pre test, post test, dan praktek. Seluruh informan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan dalam penyusunan perencanaan program kelas ibu hamil adalah D3. Sebagian besar informan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan yang ikut dalam menyusun perencanaan kelas ibu hamil yaitu bidan, bidan koordinator, dan kepala Puskesmas. Namun sebagian kecil infoman menjelaskan bahwa ada tenaga kesehatan lainnya yang ikut dalam menyusun perencanaan program kelas ibu hamil yaitu bendahara JKN, bendahara BOK, kepala TU, dan penanggung jawab program kelas ibu hamil. Observasi - Telaah Dokumen Berdasarkan observasi tidak ditemukan sertifikat setelah mengikuti pelatihan kelas ibu hamil karena memang tidak dapet atau tidak diberikan oleh pelaksana pelatihan kelas ibu hamil. - Berdasarkan observasi tidak ditemukan dokumen latar belakang tenaga kesehatan kelas ibu hamil. Hasil telaah dokumen didapatkan dokumen yang menjelaskan terdapat penanggung jawab kelas ibu hami yang dikeluakan oleh kepala Puskesmas yaitu Surat Keputusan (SK) Nomor 445.4/021/ADMEN Kampung Sawah. Terdapat penanggung jawab program kelas ibu hamil yang merangkap menjadi bidan koorrdinator. 156 Sarana dan Prasarana: 1. Ruangan, matras, lembar balik dan buku KIA Sebagian besar informan menjelaskan bahwa sarana dan prasarana yang disiapkan antara lain ruangan, matas, lembar balik, dan buku KIA. 2. Audio, kursi dan alat pencatat Sebagian kecil informan menjelaskan bahwa terdapat sarana dan prasarana lainnya untuk progam kelas ibu hamil yaitu audio, kursi dan alat pencatat. Tujuan: 1. Mengetahui tanda – tanda bahaya kehamilan, dan tanda bahaya persalinan. 2. Menghindari faktor resiko selama kehamilan Sebagian besar informan menjelaskan bahwa tujuan dari program kelas ibu hamil adalah agar ibu hamil mengetahui tanda – tanda bahaya kehamilan dan tanda bahaya persalinan pada ibu hamil. Sebagian kecil informan menjelaskan tujuan dari progam kelas ibu hamil yaitu menghindari faktor resiko selama kehamilan 3. Mengetahui tanda bahaya nifas Sebagian kecil informan menjelaskan tujuan dai porgram kelas ibu hamil yaitu mengetahui tanda bahaya nifas Berdasarkan observasi ditemukan beberapa sarana dan pasarana yang mendukung pelaksanaan pogram kelas ibu hamil diantaranya ruangan, matras, lembar balik dan buku KIA. Berdasarkan observasi ditemukan sarana prasarana yang mendukung pelaksanaan program kelas ibu hamil diantaranya audio, kursi, dan alat pencatat. Tidak diperoleh tujuan progam kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. - - Tidak diperoleh tujuan progam kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Tidak diperoleh tujuan progam kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. 157 4. Memudahkan dalam proses persalinan Sebagian kecil informan menjelaskan tujuan dari program kelas ibu hamil yaitu memudahkan dalam proses persalinan. - Sasaran: 1. Ibu hamil dan suami atau anggota keluarga nya Sebagian besar informan menjelaskan bahwa sasaran dalam kelas ibu hamil adalah ibu hamil dan suami atau anggota keluarga nya, dikarenakan kelas ibu hamil jadi yang menjadi sasaran nya ibu hamil tersebut yang ditentukan berdasarkan pada saat periksa kehamilan di Puskesmas. Namun sebagian kecil informan menjelaskan bahwa sasaran kelas ibu hamil semua ibu hamil diikut sertakan namun nanti dipilih infomasi yang sesuai dengan trimester 1, 2 dan 3 dan juga dari keluhan – keluhan ibu hamil. Sebagian besar informan menjelaskan bahwa materi ditentukan berdasarkan lembar balik kelas ibu hamil yang dimiliki oleh Puskesmas. Namun sebagian kecil informan menjelaskan materi ditentukan berdasarkan narasumber yang diundang dari luar dan pertanyaan dari peserta / ibu hamil. - - Hasil telaah dokumen didapatkan dokumen berupa lembar balik Sebagian besar informan menjelaskan bahwa yang terlibat dalam menentukan materi adalah narasumber. Namun sebagian kecil menjelaskan bahwa bidan dan penanggung jawab program ikut menentukan materi untuk kelas ibu hamil. - Hasil telaah dokumen tidak didapatkan dokumen dalam menentukan materi untuk kelas ibu hamil. Materi: 1. Lembar balik 2. Narasumber Tidak diperoleh tujuan progam kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Berdasarkan observasi ditemukan data jumlah sasaran target pada program kelas ibu hamil yaitu plan of action (POA) Puskesmas Kampung Sawah. 158 Dana dan Alokasi: 1. Sumber dana Sebagian besar informan menjelaskan bahwa sumber dana berasal dari JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dan tidak ada sumber dana lain untuk program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. - - Kebijakan: 1. Kementrian Kesehatan 2. Hasil keputusan Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab Progam Kelas Ibu Hamil Sebagian kecil informan menjelaskan bahwa kebijakan kelas ibu hamil di Puskesmas hanya mengacu pada pedoman Kementrian Kesehatan. Sebagian kecil informan menjelaskan bahwa kebijakan nya hanya berupa pelaksanaan kelas ibu hamil yaitu setiap tiga bulan sekali. Namun sebagian kecil infoman lain tidak mengetahui kebijakan / aturan teknis program kelas ibu hamil di Puskesmas. Sebagian besar informan menjelaskan wewenang Kepala Puskesmas yaitu sebagai penanggung jawab, pelindung, pengarah dan evaluasi kelas ibu hamil apakah sudah sesuai atau belum. Namun sebagian kecil menjelaskan Kepala Puskesmas memiliki wewenang yaitu sebagai pembuat aturan dan memberikan perintah. - Hasil telaah dokumen tidak ditemukan kebijakan pada program kelas ibu hamil - Hasil telaah dokumen ditemukan struktur organisasi Puskesmas Kampung Sawah (terlampir) Sebagian besar informan menjelaskan wewenang Penanggung Jawab program kelas ibu hamil yaitu penyelenggara kegiatan, penyusun rencana, menyusun skedul dan - Hasil telaah dokumen ditemukan struktur organisasi Puskesmas Kampung Sawah B. Pengorganisasian Pembagian Tugas dan Wewenang Kepala Puskesmas: 1. Penanggung jawab, pelindung, pengarah dan evaluasi. 2. Pembuat aturan dan perintah Pembagian Tugas dan Wewenang Penanggung Jawab Porgram Kelas Ibu Hamil: 159 1. Penyelenggara kegiatan, penyusun rencana 2. Pembuat laporan 3. Mengkondisikan snack Pembagian Tugas dan Wewenang Fasilitator: 1. Melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan kelas ibu hamil, menyampaikan materi 2. Mengevaluasi Pengelolaan Dana: 1. Membuat POA dan RKA (rencana kerrja anggaran) 2. Tidak tumpang tindih 3. Memberikan instruksi dan anggaran yang sesuai jadwal. Namun sebagian kecil menjelaskan Penanggung Jawab Program memiliki wewenang membuat laporan. Sebagian informan kecil lainnya menjelaskan bahwa Penanggung Jawab Program memiliki wewenang yaitu mengkondisikan snack yang akan diberikan kepada peserta pada saat kelas ibu hamil. Sebagian besar informan menjelaskan wewenang fasilitator melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan kelas ibu hamil seperti menyampaikan / menginfomasikan materi pada hari pelaksanaan kelas ibu hamil. Namun sebagian kecil informan menjelaskan wewenang fasilitator mengevaluasi dari pelaksanaan kelas ibu hamil Sebagian kecil informan menjelaskan bahwa mengelola dana dimulai dengan membuat POA yang selanjutnya dimasukkan ke dalam rencana kerja anggaran (RKA). Namun sebagian kecil informan menjelaskan bahwa dalam mengelola dana yang terpenting tidak terjadi tumpang tindih antara progam satu dengan yang lainnya. Namun sebagian kecil informan lainnya menjelaskan bendahara JKN dan BOK memberikan instruksi untuk melakukan kegiatan senam dan kelas ibu hamil sesuai dengan anggaran yang sudah diberikan kepada - Hasil telaah dokumen tidak didapatkan dokumen tentang tugas dan wewenang fasilitator pada kelas ibu hamil. - Hasil telaah dokumen tidak didapatkan dokumen terkait pengelolaan dana program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. 160 Pengelolaan Sarana dan Prasarana: 1. Disimpan pada tempat penyimpanan nya C. Pelaksanaan 1. Penyampaian Materi 2. Senam ibu hamil 3. Penentuan jadwal kelas ibu hamil pemegang anggaran / bendahara kepada Penanggung jawab program kelas ibu hamil. Sebagian besar informan menjelaskan sarana dan prasarana seperti matras, lembar balik dan pengeras suara dikelola dengan disimpan kembali pada tempat penyimpanan / gudang yang sudah tersedia. Seluruh informan menjelaskan bahwa yang menyampaikan materi adalah bidan, bidan yang sudah mengikuti pelatihan ataupun bidan yang lain. Seluruh infoman menjelaskan bahwa proses menyampaikan materi dengan metode sharing atau cerita dan tanya jawab. Sebagian besar informan menjelaskan senam hamil tidak dilaksanakan setelah kelas ibu hamil, karena senam ibu hamil memiliki jadwal sendiri. Namun sebagian kecil informan lainnya menjelaskan senam ibu hamil pernah dilaksanakan namun hanya sebentar saja. Seluruh informan menjelaskan senam hamil yang dilakukan tidak berlangsung lama yaitu sekitar setengah sampai satu jam. Sebagian besar informan menjelaskan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil yaitu setiap hari sabtu pada minggu petama, kedua, dan ketiga. Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa sarana dan prasarana yang telah digunakan pada kelas ibu hamil, disimpan pada ruangan yang telah disediakan. Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa fasilitator menyampaikan materi tentang 1000 hari pertama periode tumbuh kembang anak dengan metode sharing dan tanya jawab kepada ibu hamil dan keluarga. Sedangkan pada senam hamil dilaksanakan menggunakan matras / tikar dan lembar balik senam hamil yang berlangsung sekitar 15 – 20 menit. Hasil telaah dokumen didapatkan bahwa sarana prasarana seperti matras, lembar balik digunakan sesuai kebutuhan dan disimpan kembali pada tempat penyimpanan nya. - 161 Namun sebagian kecil informan lainnya menjelaskan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil ditentukan dengan di musyawarahkan antara Kepala Puskesmas, Kepala TU, Bendahaa JKN, dan Bendahara BOK. D. Monitoring dan Evaluasi 1. Tenaga kesehatan yang melakukan monitoring dan evaluasi 2. Melihat dari perencanaan program 3. Hasil kinerja 4. Sidak 5. Secara Internal 6. Kepala Puskemas menanyakan kelas ibu hamil 7. Penyerapan BOK dan JKN 8. Laporan word dan power point 9. Foto dan absensi Sebagian besar informan menjelaskan tenaga kesehatan yang ikut dalam melakukan monitoring dan evaluasi yaitu Kepala Puskesmas, dan Penanggung Jawab Program. Namun sebagian kecil informan lainnya menjelaskan bahwa ada tenaga kesehatan lainnya yang ikut dalam monitoring dan evaluasi yaitu Kepala Tata Usaha (TU). Sebagian kecil infoman menjelaskan bahwa monitoring dan evaluasi dilakukan dengan melihat kesesuaian antara rencana dengan pelaksanaan dan keuangan. Namun sebagian kecil informan lainnya menjelaskan bahwa hal yang menjadi monitoring dan evaluasi adalah hasil kinerja dan target kinerja nya. Namun sebagian kecil informan lainnya menjelaskan bahwa monitoring dan evaluasi bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan sidak pada saat pelaksanaan kelas ibu hamil. Namun sebagian kecil informan lainnya menjelaskan bahwa monitoring dan evaluasi dilakukan secara intern antara penanggung jawab pgam dengan fasilitator / narasumber. Namun sebagian kecil informan menjelaskan bahwa monitoring dan Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa foto dan absensi / daftar hadir peserta yang hanya dilaporkan kepada Puskesmas Kampung Sawah. Bedasarkan hasil telaah dokumen tidak didapatkan dokumen terkait hasil monitoring dan evaluasi baik berupa laporan word ataupun power point. Dokumen yang didapatkan hanya berupa hasil foto dan absensi setelah pelaksanaan kelas ibu hamil. 162 evaluasi dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan Kepala TU dengan menanyakan pelaksanaan kelas ibu hamil kepada Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil. Namun sebagian kecil informan lainnya menjelaskan bahwa penyerapan dana BOK dan JKN menjadi bahan monitoring dan evaluasi di Puskesmas. Sebagian kecil informan menjelaskan bahwa bentuk dari hasil monitoring dan evaluasi berupa laporan word dan power point. Namun sebagian kecil informan lainnya menjelaskan bahwa laporan monitoring dan evaluasi hanya berupa foto, absensi dan notulen setelah pelaksanaan kelas ibu hamil. 163 LAMPIRAN FOTO PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL 164 165 166 167 LAMPIRAN Nomor Tentang : SK Puskesmas Kampung Sawah : 445.4/21/ADMEN KAMPUNG SAWAH : Penetapan Penanggung Jawab Program di Puskesmas Kampung Sawah DAFTAR NAMA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH NO NAMA NIP JABATAN 1 drg. Lanna Marita 19821226 201001 2 017 1. Kepala Tata Usaha Puskesmas Kampung Sawah 2. Tim Akreditasi (Tim audit internal 3. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 2 drg. Rachmi Mutiara 19721117 200501 2 003 1. Wakil Manajemen Mutu (WMM) 2. Pelaksana Poli Gigi 3. Bendahara Retribusi 3 Maryam 19640415 198603 2 015 1. Penanggung Jawab Program Remaja Lansia 2. Tim Akreditasi (Ketua tim pokja UKM) 4 drg. Fatma 19831017 201001 2 012 1. Tim Mutu Akreditasi (Ketua Tim Mawardani Mutu Bab 3) 2. Pemegang Program UKS, UKGMD, UKGS 3. Penanggung Jawab Poli Gigi 4. Ketua Tim Jabatan Fungsional Dokter Gigi 5 Sheima Sukmaria N 19860727 201101 2 002 1. Tim Akreditasi (Ketua Tim Bab 8) 2. Bendahara Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 3. Penanggung Jawab Gudang Obat 4. Pembimbing mahasiswa praktek kefarmasian 6 Ari Retno S 19790102 201001 2 006 1. Tim Akreditasi (Ketua Tim Bab 7) 2. Penanggung Jawab Program Gizi 3. Penanggung Jawab Pengelola Data dan Informasi 4. Penanggung Jawab di Bagian Kepegawaian 7 dr. Ratu Wulandari 19791121 201001 2 007 1. Ketua tim pendamping dokter interensip dan mahasiswa kedokteran 2. Koordinator Pelayanan Kesehatan Masyarakat 168 8 dr. Tri Windiyani 19700701 200902 2 001 9 Tri Puspita Ratna 19860726 201101 2 002 10 Nicen Kuswidiyanthi 19800609 201001 2 009 11 Zita Bara Chrisanti 19790427 201402 2 002 12 Prasetiaeni H 19870704 201001 2 020 13 Imas Kurniasari Bidan PTT 14 Yuni Purwatmi Tenaga Kerja Kontrak 15 Farida Larasati Tenaga Kerja Kontrak 3. Tim Akreditasi (Tim audit internal) 4. Koordinator dokter umum 5. Ketua Tim Jabatan Fungsional Dokter 1. Wakil Wakil Manajemen Mutu 2. Ketua Tim Mutu Bab 9 3. Koordinator Pemberdayaan Masyarakat 4. Kepala Ruang Poli Umum 5. Tim pemeriksa haji 1. Tim Mutu (anggota di bab 9) 2. Bidan Koordinator 3. Ketua pembimbing mahasiswa kebidanan 4. Penanggung Jawab Program Ibu 5. Anggota Program SRS 1. Tim Akreditasi Pokja UKM 2. Penanggung Jawab Program TB Paru, Kusta 3. Koordinator Cleaning Service 4. Penanggung Jawab kebersihan kamar mandi & WC 1. Tim Akreditasi Pokja UKP 2. Ketua pembimbing mahasiswa keperawatan 3. Penanggung Jawab Laporan LB1 & LB3 4. Koordinator Perawat 5. Penanggung Jawab gedung penyimpanan O2 1. Tim Akreditasi Pokja UKM 2. Penanggung Jawab Program Batra, Kesehatan Olahraga, Jiwa 3. Kepala Ruangan VK 1. Tim Akreditasi Pokja UKM 2. Bidan Desa 3. Penanggung Jawab Program MTBS 1. Tim Akreditasi Pokja UKP 2. Penanggung Jawab Laboratorium 3. Anggota tim pemeriksaan haji 1. Tim Akreditasi (Ketua Tim Bab 2) 2. Penanggung Jawab Program Kesling, Surveilans 3. Anggota Pelaksana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 169 16 Ahmad Rihena Tenaga Kerja Kontrak 17 dr. Nina Anggraini Tenaga Kerja Kontrak 18 19 dr. Fatmi Andari Ayu Nurul Tenaga Kerja Kontrak Tenaga Kerja Kontrak 20 Nur Istiqomah Tenaga Kerja Kontrak 21 Arlin Aprianto Tenaga Kerja Kontrak 22 Novi Rachmawati Tenaga Kerja Kontrak 23 24 Catur Pamungkas Tenaga Kerja Kontrak Sari Achmad Fitroh Tenaga Kerja Kontrak 25 Nina Puspitasari Tenaga Kerja Kontrak 26 Intan Komala Dewi Tenaga Kerja Kontrak 27 Dewi Ayu Lestari Tenaga Kerja Kontrak 28 Susi Rosita Tenaga Kerja Kontrak 29 Heni Safitri Tenaga Kerja Kontrak 30 Tuti Kristanti Tenaga Kerja Kontrak 31 Dessy Ria Sylviani Tenaga Kerja Kontrak 4. Penanggung Jawab Sarana Pembuangan Air Limbah 1. Tim Akreditasi (Ketua Pokja Admen) 1. Tim Akreditasi (Ketua Pokja UKP) 2. Kepala Ruangan Rawat Inap 3. Koordinator Pelayanan Kesehatan Perorangan 1. Tim Akreditasi Pokja Admen 2. Tim Akreditasi Pokja UKP 3. Penanggung Jawab Rekam Medis 4. Kepala Ruangan Pendaftaran/ Loket 1. Kepala Ruangan Apotek 2. Anggota tim SRS 3. Tim Akreditasi Pokja UKP 1. Tim Akreditasi Pokja UKP 2. Kepala Ruangan UGD 1. Tim Mutu Akreditasi Bab 3 2. Penanggung Jawab Program ISPA, Diare 1. Tim Akreditasi Pokja UKP 2. Penanggung Jawab Program HIV 1. Tim Akreditasi Pokja UKP 2. Penanggung Jawab Sterilisasi 1. Tim Mutu Bab 9 2. Penanggung Jawab Area Beresiko 3. Penanggung Jawab Program Imunisasi 1. Tim Akreditasi Pokja UKM 2. Penanggung Jawab Program Promkes 1. Tim Akreditasi Pokja UKM 2. Anggota tim pemeriksaan haji 3. Penanggung jawab Program KB 4. Kepala Ruangan KIA 1. Tim Mutu Bab 6 2. Penanggung Jawab Program DBD 1. Tim Akreditasi Pokja UKP 2. Anggota tim SRS 1. Tim Mutu Bab 6 2. Anggota tim SRS 3. Penanggung Jawab Program PTM 4. Kepala Ruangan Post Nifas 1. Tim Akreditasi Pokja Admen 170 32 33 Sumiyati Farida Salam Tenaga Kerja Kontrak Tenaga Kerja Kontrak 34 Rifkoh Azizah Tenaga Kerja Kontrak 35 36 M. Dalih Ari Supriatna Tenaga Kerja Kontrak Tenaga Kerja Kontrak 37 38 39 40 Maryati Suryati Karlina Rohman Tenaga Kerja Kontrak Tenaga Kerja Kontrak Tenaga Kerja Kontrak Tenaga Kerja Kontrak 41 M. Juman Tenaga Kerja Kontrak 42 43 44 45 46 Ubaydillah Baharudin Dewi Permana Indra Jaya Firman Mustaqim Tenaga Kerja Kontrak Tenaga Kerja Kontrak Tenaga Kerja Kontrak Tenaga Kerja Kontrak Tenaga Kerja Kontrak (Ketua Tim Bab 1) 2. Penanggung Jawab Program Anak 3. Sekretaris Akreditasi 1. Tim Akreditasi Pokja Admen 1. Bendahara Operasional 2. Sekretaris Akreditasi 1. Bendahara Barang 2. Tim Akreditasi Pokja Admen 3. Penanggung Jawab dokumentasi, registrasi penerimaan barang 1. Tim Akreditasi Pokja UKP 1. Penanggung Jawab Ambulans dan kendaraan operasional 1. Kepala Ruangan Dapur 1. Juru Masak 1. Penanggung Jawab Loundry 1. Penaggung Jawab Cleaning Service 1. Penanggung Jawab Gudang Umum 2. Ketua Tim Secrurity 1. Pelaksana Cleaning Service 1. Pelaksana Cleaning Service 1. Pelaksana Secrurity 1. Pelaksana Secrurity 1. Pelaksana Secrurity KEPALA UPT PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH dr. H. Muhamad Rusmin NIP.19661222 200313 1 002 171 PLAN OF ACTION PROGRAM BOK DESEMBER TAHUN 2016 UPT PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH No. Upaya Kesehatan 1 KIA & KB 2 KIA & KB 3 LANSIA 4 Kegiatan Lokasi Pelaksanaan Tenaga Pelaksana Jadwal Biaya Sumber Biaya Posyandu Binwil Minggu I s/d III Rp 2,500,000 BOK Rp 700,000 Aula Puskesmas Petugas PKM Minggu I s/d IV Rp 500,000 Rp 2,000,000 BOK Target 1 Transport Petugas Kegiatan Pelayanan di Posyandu Posyandu 25 Posyandu 1 Ptgs x 25 posyandu x Rp 100.000 1 Kelas Ibu Hamil Ibu hamil Masyarakat Makmin standar 20 org x Rp 35.000 Makmin ringan 20 org x Rp 25.000 Transport peserta 20 org x Rp 100.000 1 Transport Petugas Kegiatan Pelayanan di Posbindu Posbindu 6 Posbindu 2 Ptgs x 6 Posbindu x Rp 100.000 Transport Tim PKM 1 Lokmin Lintas Sektor Kelurahan SL Makmin standar 30 org x Rp 35.000 Makmin ringan 30 org x Rp 25.000 Transport peserta 20 org x Rp 100.000 Transport Tim Aula Puskesmas Petugas PKM PKM 2 Rakorkel Masyarakat Kelurahan SL 2 Ptgs x 1 Kelurahan x Rp 85.000 Transpor Tim Aula Kelurahan Petugas PKM PKM 1 Pembinaan Lingkungan Sehat Masyarakat Masyarakat 2 Ptgs x 6 gerak x Rp 100.000 Transpor Tim PKM Kelurahan SL 1 Ptgs x 2 gerak x Rp 100.000 Transport Tim PKM Dinkes Promkes 5 Kesling 6 Manajem 1 Transport Petugas Konsultasi dan Pengiriman Laporan BOK ent Volume Kegiatan Rincian Pelaksanaan Transport Tim PKM Sasaran Makmin Posbindu Petugas PKM Minggu I s/d III Rp 1,200,000 BOK Minggu IV Rp 1,050,000 Rp 750,000 Rp 2,000,000 BOK Minggu IV Rp 170,000 BOK Petugas PKM Minggu I s/d IV Rp 1,200,000 BOK Petugas PKM Minggu I s/d IV BOK Jumlah Mengetahui Kepala UPT Puskesmas Kampung Sawah dr. H. Muhammad Rusmin NIP. 19661222 200312 1 002 Rp 200,000 Rp 12,270,000 Kampung Sawah, 15 November 2016 Bendahara BOK drg. Lanna Marita NIP. 1982 1226 2010 0120 17 172