Gambaran Manajemen Kelas Ibu Hamil di

advertisement
Gambaran Manajemen Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung
Sawah Kota Tangerang Selatan – Banten Tahun 2016
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM)
Aribah Rafidah
1111101000010
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H / 2017 M
LEMBAR PERNYATAAN
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi, Juni 2017
Aribah Rafidah, NIM 1111101000010
Gambaran Manajemen Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung
Sawah Kota Tangerang Selatan - Banten Tahun 2016
xvii + 129 halaman + 5 tabel + 6 bagan + 8 lampiran
ABSTRAK
Kelas ibu hamil merupakan kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan
umur kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan).
Manajemen kelas ibu hamil belum berjalan secara optimal, hal ini karena
dalam pengorganisasian tidak ada struktur organisasi untuk kelas ibu hamil
dan pelaksanaan nya hanya pada kelas ibu hamil risiko tinggi. Untuk itu
perlu dilakukan penelitian mengenai manajemen kelas ibu hamil. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan – Banten Tahun
2016. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik
wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi. Informan penelitian
ini terdiri dari Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Program, fasilitator,
dan Ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kelas ibu hamil
belum berjalan secara efektif. Perencanaan yang tidak terlaksana yaitu
kurangnya sumber daya manusia, sarana prasarana tidak lengkap dan tidak
adanya kebijakan. Pengorganisasian sumber daya manusia tidak ada dan
sarana prasarana tidak dikelola dengan baik. Pelaksanaan penyuluhan tidak
berjalan optimal serta alur kegiatan yang belum sesuai. Monitoring dan
evaluasi dilakukan hanya pada tingkat Puskesmas.
Hasil penelitian ini menyarankan kepada pihak Puskesmas
Kampung Sawah untuk menambah alat alat peraga seperti food model,
boneka, melakukan pengadaan kader, merencanakan secara spesifik tentang
sumber daya manusia, sarana prasarana dan kebijakan, membuat struktur
organisasi untuk kelas ibu hamil. saran untuk kader adalah melakukan
penyuluhan kepada ibu hamil tentang kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang sudah
direncanakan.
Kata Kunci: Gambaran Manajemen, Kelas Ibu Hamil, Puskesmas
Daftar bacaan: 59 (1997-2016)
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH
HEALTH CARE MANAGEMENT
Undergraduate Thesis, June 2017
Aribah Rafidah, NIM 1111101000010
Description of Management Maternity Class at Kampung Sawah Public
Health Center, South Tangerang City – Banten 2016
xvii + 129 pages + 5 tables + 6 schemes + 8 attachments
ABSTRACT
Maternity classes are study group of women within 4 week to 36
weeks pregnancy. Maternity class management has not been conducted
optimally, due to it has no organizational structure and only be held for
women with high risk pregnancy. Therefor it is necesary to conduct
research about management of maternity class program. The aim of this
research is to find out the description about maternity class program in
Kampung Sawah public Health Center, South Tangerang 2016. This
research used qualitative method with in-depth interview, document
review, and observation. Informants of this research consist of Head of
Public Health Center, Program Officers, Facilitators, and participant of the
maternity class.
As the result of this research showed that management of maternity
class has not run effectively. Unfulfilled planning are lack of human
resources, incomplete infrastructure and also the lack of policy.
Furthermore, there is also not well managed infrastructure facility and
organizing the human resources that does not exist. Implementation of
counseling is not running optimally and the flow of activities that have not
been appropriate. Monitoring and evaluation is conducted only at the level
of Public Health Center.
The results of this study suggest to the Public health center of
Kampung Sawah to increase the props such as food model, puppet, procure
cadre, plan specifically about human resources, infrastructure and policy,
create organizational structure for maternity class. Advice for te fasilitator
of this programme is the need to counsel pregnant women about maternity
class at Public Health Center of Kampung Sawah and carry out activities in
accordance with that already planned.
Keyword : Management Description, Maternity Class, Public Health
Center
References : 59 (1997-2016)
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Data Pribadi
Nama
: Aribah Rafidah
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 07 Oktober 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Kemuning 1 RT 02 RW 005 No. 37 Pamulang
Barat – Tangerang Selatan
No.Telp/Hp
: 085782217814
Email
: [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. 1998 – 1999
: TK Aisyah Bustanul Athfal
2. 1999 - 2005
: SD Muhammadiyah 12 Pamulang
3. 2005 - 2008
: SMP Muhammadiyah 22 Pamulang
4. 2008 - 2011
: SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
5. 2011 – sekarang
: Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK),
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang berlimpah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran
Manajemen Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota
Tangerang Selatan – Banten Tahun 2016”. Sholawat serta salam penulis
haturkan kepada Rasullullah SAW, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya
di akhirat nanti. Amin.
Dalam penulisan penelitian ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan kelancaran sehingga
penulis dapat menjalankan penelitian ini dengan lancar
2. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Drs. H. Tadjudin dan Ibu Hj. Hidayati
Hasanudin dan saudaraku tercinta Hazrina S.Sos, Nurul Mizani S.Pd, dan
Amirah Rasyidah S.IP yang selalu mendoakan, memberi semangat dan
memberi dukungan yang tiada henti kepada penulis.
viii
3. Bapak Prof. Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, SKM. MKM sebagai pembimbing I yang
telah banyak memberikan ide, masukan kritik dan saran perbaikan
terhadap skripsi ini.
6. Ibu Catur Rosidati, SKM. MKM sebagai pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan inspirasi serta motivasi bagi penulis selama
penyusunan skripsi ini
7. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-dosen
Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat
8. Pihak Puskesmas Kampung Sawah yang telah mempersilahkan penulis
untuk melakukan penelitian dan juga terima kasih telah memberikan data
yang penulis butuhkan
9. Sahabat-sahabat penulis Kodil, Nur Hidayati, Halimatusa’diah, Desy
Wulandari, Ajrina Winasari yang selalu mendukung dan memberikan
semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
ix
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011 yang sama-sama
berjuang untuk menyelesaikan skripsinya.
11. Dan semua orang yang sudah banyak mendukung dalam menyelesaikan
tugas akhir ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan
semuanya dengan rahmat dan ridho-Nya. Semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi banyak orang mengenai Manajemen Program Kelas Ibu Hamil.
Selamat Membaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Ciputat, Juni 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ......................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 6
D. Tujuan .......................................................................................................... 6
1.
Tujuan Umum........................................................................................... 6
2.
Tujuan Khusus .......................................................................................... 6
E. Manfaat ........................................................................................................ 7
F.
1.
Bagi Dinas Kesehatan............................................................................... 7
2.
Bagi Puskesmas Kampung Sawah............................................................ 7
3.
Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Jakarta .............. 7
4.
Bagi Peneliti ............................................................................................. 8
Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 8
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9
A. Program Kelas Ibu Hamil............................................................................. 9
1.
Definisi Kelas Ibu Hamil .......................................................................... 9
2.
Tujuan Kelas Ibu Hamil ........................................................................... 9
3.
Sasaran Kelas Ibu Hamil ........................................................................ 10
4.
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ................................................................. 10
5.
Kegiatan Pelaksanaan ............................................................................. 12
B. Manajemen Program Puskesmas................................................................ 18
1.
Model Manajemen POAC/E .................................................................. 18
C. Puskesmas .................................................................................................. 41
D. Program Puskesmas ................................................................................... 42
E. Diagram Fishbone ...................................................................................... 53
F.
Kerangka Teori........................................................................................... 54
BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH .............................. 55
A. Kerangka Pikir ........................................................................................... 55
B. Definisi Istilah ............................................................................................ 56
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 60
A. Desain Penelitian........................................................................................ 60
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 60
C. Informan Penelitian .................................................................................... 60
D. Sumber Data ............................................................................................... 61
E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 61
F.
Instrumen Penelitian................................................................................... 62
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 62
xii
H. Penyajian Data ........................................................................................... 64
I.
Triangulasi Data Penelitian ........................................................................ 64
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 68
A. Gambaran Umum Puskesmas Kampung Sawah ........................................ 68
B. Gambaran Perencanaan Kelas Ibu Hamil .................................................. 70
1.
Sumber Daya Manusia ........................................................................... 70
2.
Sarana dan Prasarana .............................................................................. 74
3.
Tujuan ..................................................................................................... 75
4.
Sasaran.................................................................................................... 77
5.
Materi ..................................................................................................... 79
6.
Dana dan Alokasi ................................................................................... 81
7.
Kebijakan................................................................................................ 82
C. Gambaran Pengorganisasian Kelas Ibu Hamil ........................................... 84
1.
Pembagian Tugas dan Wewenang .......................................................... 84
2.
Pengelolaan Dana ................................................................................... 88
3.
Sarana dan Prasarana .............................................................................. 90
D. Gambaran Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ................................................... 91
1.
Penyampaian Materi ............................................................................... 92
2.
Senam Ibu Hamil .................................................................................... 94
E. Gambaran Monitoring & Evaluasi Kelas Ibu Hamil ................................. 96
F.
1.
Rutinitas.................................................................................................. 96
2.
Pelaporan dan Penilaian ......................................................................... 98
Gambaran Diagram Fishbone ..................................................................100
xiii
BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................. 103
A. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 103
B. Gambaran Keterkaitan Unsur Manajemen Kelas Ibu Hamil ................... 103
C. Gambaran Unsur Manajemen Kelas Ibu Hamil ....................................... 104
1.
Perencanaan Kelas Ibu Hamil .............................................................. 104
a.
Sumber Daya Manusia (SDM) ......................................................... 105
b.
Sarana dan Prasarana ........................................................................ 108
c.
Tujuan ............................................................................................... 110
d.
Sasaran .............................................................................................. 111
e.
Materi ................................................................................................ 112
f.
Dana & Alokasi ................................................................................ 113
g.
Kebijakan .......................................................................................... 114
2.
Gambaran Pengorganisasian Kelas Ibu Hamil ..................................... 115
a.
Pembagian Tugas dan Wewenang .................................................... 116
b.
Pengelolaan Dana ............................................................................. 117
c.
Sarana dan Prasarana ........................................................................ 118
3.
4.
Gambaran Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ............................................. 119
a.
Penyampaian Materi ......................................................................... 119
b.
Senam Ibu Hamil .............................................................................. 120
Gambaran Monitoring dan Evaluasi Kelas Ibu Hamil ......................... 121
BAB VII PENUTUP .......................................................................................... 124
A. Simpulan .................................................................................................. 124
B. Saran......................................................................................................... 125
Daftar Pustaka ................................................................................................... 126
LAMPIRAN ....................................................................................................... 130
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Halaman
2.1
Contoh Gantt Chart pada Rencana Kegiatan
27
3.1
Definisi Istilah
56
4.1
Triangulasi Sumber Dilihat dari Pedoman Wawancara
65
4.2
Triangulasi Metode Dilihat dari Pedoman Wawancara
66
5.1
Informan Penelitian
70
xv
DAFTAR BAGAN
Nomor Tabel
Halaman
2.1
Manajemen Program Kelas Ibu Hamil
12
2.2
Model struktur organisasi Puskesmas
33
2.3
Kerangka Teori
54
3.1
Kerangka Pikir Penelitian
55
5.1
Struktur Organisasi Puskesmas Kampung Sawah
87
5.2
Diagram Fish Bone
101
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Wawancara Mendalam
Lampiran 2
Pedoman Telaah Dokumen
Lampiran 3
Lembar Observasi
Lampiran 4
Matriks Transkip Wawancara
Lampiran 5
Matriks Transkip Gabungan
Lampiran 6
Dokumentasi Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Lampiran 7
SK Penetapan Penanggung Jawab Program Kelas Ibu
Hamil
Lampiran 8
Plan of Action (POA) Puskesmas Kampung Sawah
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak (KIA) saat ini masih menjadi masalah
utama. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2012
mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2014). Terjadinya
kematian ibu terkait dengan faktor penyebab langsung dan tidak langsung.
Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia yaitu pendarahan,
eklampsia dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab
kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 terlambat dan 4 terlalu.
Kasus 3 terlambat meliputi: terlambat mengenali tanda bahaya persalinan
dan mengambil keputusan, terlambat dirujuk/terlambat mendapatkan
pertolongan di perjalanan dan terlambat ditangani oleh fasilitas kesehatan.
Sedangkan 4 terlalu yaitu: terlalu tua hamil (hamil di atas usia 35 tahun),
terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah usia 20 tahun), terlalu banyak
(jumlah anak lebih dari 4), terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari
2 tahun) (Kemenkes, 2013).
Dalam upaya percepatan penurunan AKI berbagai kegiatan telah
dan akan terus dilakukan salah satunya adalah dengan meningkatkan
pelayanan antenatal yang berkualitas meliputi kegiatan penggunaan buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pelayanan antenatal terpadu di fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat dasar dan rujukan, pencegahan dan
penanganan anemia pada kehamilan, pencegahan dan penanganan Kurang
Energi Kronis (KEK) pada kehamilan, pelaksanaan kelas ibu hamil serta
1
Prevention of Mother to Child Transmission of HIV (PMTCT) (Kemenkes,
2013).
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan
umur kehamilan antara 4 minggu s.d 36 minggu (menjelang persalinan)
dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Kelas ibu hamil difasilitasi
oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket kelas ibu hamil
yaitu Buku KIA, lembar balik, Pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil,
Pegangan fasilitator kelas ibu hamil dan buku senam ibu hamil. Tujuan
program kelas ibu hamil adalah meningkatkan pengetahuan, mengubah
sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan
tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat. (Kemenkes,2011).
Hasil penelitian kualitatif Eskaryot (2013) menemukan bahwa pada
manajemen program yang berupa perencanaan, pelaksanaan, pengendalian
dan pengawasan belum berjalan sesuai dengan ketetapan/aturan yang ada
yaitu
Keputusan
Menteri
Kesehatan
nomor
128
Tahun
2004.
Permasalahan yang belum berjalan dengan benar dikarenakan beban ganda
dan juga pemegang program yang belum semua mendapat pelatihan
manajemen sesuai program yang dipegangnya.
Hasil penelitian kualitatif Praharmeyta (2011) yang berjudul
“Efektifitas Fungsi Manajemen Tenaga Gizi Puskesmas Terhadap
Pelaksanaan Program Penanggulangan Gizi Buruk di Kabupaten Demak”
dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif, menemukan bahwa
2
fungsi
manajemen
yang
berupa
perencanaan,
pengorganisasian,
koordinasi, pengawasan, dan evaluasi efektif terhadap pelaksanaan
program penanggulangan gizi buruk di Puskesmas Kabupaten Demak.
Hasil penelitian kualitatif Rismawati, dkk (2012) menemukan
bahwa pada tahap perencanaan terdapat banyak hambatan. Pada tahap
pengorganisasian perlu mengkaji lebih dalam lagi tentang tugas pokok
dan fungsi petugas UKGS (Unit Kesehatan Gigi Sekolah). Pada tahap
pelaksanaan kegiatannya sudah rutin dilaksanakan tiap tahun. Pada tahap
pengawasan perlu ditingkatkan pengawasan secara berjenjang di tingkat
Dinas Kesehatan terhadap kegiatan di Puskesmas.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Banten pada Tahun 2012
mencapai 359,1 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi
(AKB) di Provinsi Banten pada tahun 2012 mencapai 5,8 per 1000
kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2013 di Provinsi
Banten mencapai 746 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan
Banten 2012). Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten/Kota Banten,
Tangerang Selatan berada pada peringkat pertama dalam jumlah anka
kematian ibu (AKI). Kota Tangerang Selatan pada tahun 2012 jumlah
angka kematian ibu (AKI) mencapai 518 kasus, dan pada Angka Kematian
Bayi (AKB) mencapai 41 kasus (Profil kesehatan Kabupaten/Kota Banten,
2012). Pada puskesmas Kampung Sawah jumlah angka kematian ibu
(AKI) tahun 2013 sebesar 1 ibu, dan pada tahun 2014 tidak ada kejadian
kematian ibu.
3
Program kelas ibu hamil merupakan program wajib Puskemas yang
diatur oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan jumlah
puskesmas yang sudah melaksanakan kelas ibu hamil sebanyak 25
Puskesmas (seluruhnya). Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas
Kampung Sawah yang telah dilakukan melalui wawancara pada bidan
kelas ibu hamil diketahui bahwa kelas ibu hamil tidak dilakukan untuk ibu
hamil secara keseluruhan, kelas ibu hamil yang dilakukan hanya pada
kelompok ibu hamil yang risiko tinggi. Selain itu peneliti juga melakukan
wawancara kepada ibu hamil, dan diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil
terkait kehamilannya masih rendah dan ibu hamil masih mempercayai
mitos-mitos yang berkaitan dengan kehamilan. Dari studi pendahuluan
tersebut, peneliti ingin mengetahui Manajemen Program Kelas Ibu Hamil
di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
4
B. Rumusan Masalah
Kelas ibu hamil merupakan program wajib di Puskesmas yang
diatur oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Menurut Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan, seluruh puskesmas yang ada di Kota
Tangerang Selatan sudah melakukan kelas ibu hamil. Selain itu, kelas ibu
hamil merupakan kegiatan bagi ibu hamil, untuk meningkatkan
pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang
kehamilan, perubahan tubuh, dan keluhan selama kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan
bayi baru lahir, dan mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat.
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada
Puskesmas Kampung Sawah, Puskesmas tersebut hanya melaksanakan
kelas ibu hamil pada kelompok ibu hamil risiko tinggi (risti). Data tahun
2014 di Puskesmas Kampung Sawah ditemukan adanya komplikasi
kehamilan/kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil sebanyak 302 ibu hamil.
Begitupun dengan pengetahuan ibu hamil terkait kehamilannya yang
masih rendah. Manajemen progam kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah belum berjalan, sehingga kelas ibu hamil hanya
dilaksanakan pada ibu hamil resiko tinggi. Kelas ibu hamil seharusnya
dilaksanakan dengan manajemen tertentu, sehingga bisa mendapatkan
target, baik peserta maupun pengetahuan, serta perubahan perilaku pada
ibu hamil yang menjadi target utamanya. Oleh karena itu, peneliti ingin
meneliti bagaimana manajemen program kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016?
5
C. Pertanyaan Penelitian
1.
Bagaimana gambaran perencanaan terhadap program kelas ibu
hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan
Tahun 2016?
2.
Bagaimana gambaran pengorganisasian terhadap program kelas ibu
hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan
Tahun 2016?
3.
Bagaimana gambaran pelaksanaan program kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016?
4.
Bagaimana gambaran monitoring dan evaluasi program kelas ibu
hamil di Puskesmas Kampung Sawah Tahun 2016?
D. Tujuan
1.
Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran manajemen program kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
2.
Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran perencanaan terhadap program kelas ibu
hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan
Tahun 2016
b. Diketahuinya gambaran pengorganisasian terhadap program kelas
ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan
Tahun 2016
c. Diketahuinya gambaran pelaksanaan terhadap program kelas ibu
hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan
Tahun 2016
6
d. Diketahuinya gambaran monitoring dan evaluasi terhadap program
kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang
Selatan Tahun 2016
E. Manfaat
1.
Bagi Dinas Kesehatan
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada dinas
terkait tentang manajemen program kelas ibu hamil Puskesmas
sehingga lebih meningkatkan kualitas program Puskesmas di
Tangerang Selatan
b. Hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi oleh Dinas Kesehatan
agar meningkatkan manajemen program kelas ibu hamil di
Puskesmas.
2.
Bagi Puskesmas Kampung Sawah
Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan kepada Puskesmas
Kampung Sawah untuk perbaikan dalam manajemen program
Kelas Ibu Hamil Tahun 2016.
3.
Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
a. Terlaksananya salah satu dari upaya untuk mengimplementasikan
Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu; akademik, penelitian dan
pengabdian masyarakat.
b. Sebagai
tambahan
wawasan
kepustakaan
sehingga
dapat
memberikan masukan bagi peneliti di masa mendatang khususnya
tentang manajemen program kelas ibu hamil di Puskesmas.
7
c. Sebagai bahan untuk penelitian lanjutan oleh peneliti lain.
4.
Bagi Peneliti
a. Menambah ilmu pengetahuan dan memperdalam pengalaman
peneliti terkait manajemen program kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah
b. Sebagai bahan referensi yang dapat dijadikan bahan bacaan dan
rujukan oleh peneliti selanjutnya dalam melaksanakan penelitian
yang berhubungan dengan manajemen program kelas ibu hamil.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang berjudul “Manajemen Program Kelas Ibu Hamil di
Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016”
dilakukan oleh mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peneliti ingin mengetahui manajemen program kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung Sawah. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan
pengambilan data primer dan sekunder. Pengambilan data primer
dilakukan dengan wawancara mendalam kepada Kepala Puskesmas
Kampung Sawah, Penanggung Jawab kelas ibu hamil dan ibu hamil yang
mengikuti program kelas ibu hamil dan observasi. Pengambilan data
sekunder dilakukan dengan telaah dokumen yang didapatkan dari
Puskesmas Kampung Sawah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli
2016. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kampung Sawah Jl. Gelatik
RT 01/01, Sawah Lama Ciputat.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Program Kelas Ibu Hamil
1. Definisi Kelas Ibu Hamil
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil
dengan umur kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu
(menjelang persalinan) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang.
Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar
pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak (KIA) secara
menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara
terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh
bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket kelas ibu
hamil yaitu Buku KIA, lembar balik, Pedoman pelaksanaan kelas
ibu hamil, Pegangan fasilitator kelas ibu hamil dan buku senam ibu
hamil. (Kemenkes 2011).
2. Tujuan Kelas Ibu Hamil
Meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku
ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan
keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat.
9
3. Sasaran Kelas Ibu Hamil
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur
kehamilan 4 s/d 36 minggu untuk mendapatkan materi-materi kelas
ibu hamil yang sesuai. Khusus pelaksanaan senam ibu hamil
sebaiknya peserta umur kehamilan > 20 minggu, karena pada umur
kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat dan tidak takut terjadi
keguguran serta efektif untuk melakukan senam hamil.
Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10
orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali
pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting,
misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang
lainnya. (Kemenkes RI 2011)
4. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Pada pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, ada beberapa
komponen yang harus dipenuhi agar kegiatan dapat berjalan
dengan lancar dan tertib, yaitu :
A. Fasilitator dan Narasumber
Fasilitator Kelas Ibu Hamil adalah bidan atau petugas
kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasilitator Kelas Ibu
Hamil (atau melalui job training) dan setelah itu diperbolehkan
untuk melaksanakan fasilitasi kelas ibu hamil. Dalam
pelaksanaan kelas ibu hamil fasilitator dapat meminta bantuan
narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu.
10
Narasumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dibidang tertentu untuk mendukung kelas ibu hamil.
B. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan
kelas ibu hamil adalah :
1. Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira –
kira ukuran 4 m x 5 m, dengan ventilasi dan
pencahayaan yang cukup
2. Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin)
3. Buku KIA
4. Lembar balik kelas ibu hamil
5. Buku pegangan fasilitator
6. Alat peraga (KB kit, food model, boneka, dll)
7. Tikar/karpet (matras)
8. Bantal, kursi (jika ada)
9. Buku senam hamil/CD senam hamil (jika ada)
Idealnya kelengkapan sarana dan prasarana seperti tersebut
diatas, namun apabila tidak ada ruangan khusus, di manapun
tempatnya bisa dilaksanakan sesuai kesepakatan antara ibu
hamil dan fasilitator. Sedangkan, kegiatan lainnya seperti
senam hamil hanya merupakan materi tambahan bukan yang
utama.
11
5. Kegiatan Pelaksanaan
a) Skema Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Bagan 2.1
Manajemen Program Kelas Ibu Hamil
Kebutuhan dalam masyarakat/memilih
materi yang dibutuhkan
Pertemuan dalam persiapan
Bentuk Tim
Sosialisasi Kelas Ibu Hamil kepada masyarakat
Persiapan
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
dan
Pelaporan
Monitoring
Evaluasi
(Sumber : Buku Pedoman Kelas Ibu Hamil, Kemenkes 2011)
12
b) Analisa Singkat
1. Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas
ibu hamil, bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa yang
diperlukan untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan
pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil. Misalnya : siapa tim
fasilitator yang akan memfasilitasi pertemuan, apakah
diperlukan narasumber atau tidak, bagaimana persiapan
materi dan alat bantu sudah lengkap atau perlu ditambah,
dll.
2. Pertemuan Kelas Ibu Hamil dilakukan 3 kali pertemuan
selama hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan
fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi
kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan
materi pokok. Materi pokok pada kelas ibu hamil, yaitu:
1) Kehamilan, Perubahan Tubuh dan Keluhan
a. Apa kehamilan itu?
b. Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
c. Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya
d. Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil
e. Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah
darah untuk penanggulangan Anemia
13
2) Perawatan Kehamilan
a. Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan
b. Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh
ibu hamil
c. Tanda-tanda bahaya kehamilan
d. Perencanaan
persalinan
dan
pencegahan
komplikasi (P4K)
3) Persalinan
a. Tanda-tanda persalina
b. Tanda bahaya pada persalinan
c. Proses persalinan
d. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
4) Perawatan Nifas
a. Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat
menyusui ekslusif?
b. Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
c. Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas?
d. KB pasca salin
5) Perawatan Bayi
a. Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)
b. Pemberian vitamin K1 injeksi pada BBL
c. Tanda bahaya BBL
d. Pengamatan perkembangan bayi/anak
e. Pemberian imunisasi pada BBL
14
6) Mitos
a. Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak
7) Penyakit Menular
a. Infeksi Menular Seksual (IMS)
b. Informasi dasar HIV/AIDS
c. Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu
hamil
8) Akte Kelahiran
a. Pentingnya akte kelahiran
Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu
hamil. senam ibu hamil merupakan kegiatan/materi ekstra
di kelas ibu hamil.Waktu pertemuan disesuaikan dengan
kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pagi atau sore hari dengan
waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20
menit.
3. Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan
dan pencapaian, serta masalah dalam pelaksanaan kelas ibu
hamil, hasil monitoring dapat dijadikan bahan acuan untuk
perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya.
Hal hal yang perlu dimonitor yaitu:
1) Peserta (keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta,
keaktifan bertanya)
2) Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar)
15
3) Fasilitator (persiapan, penyampaian materi, penggunaan
alat bantu, membangun suasana belajar aktif)
4) Waktu (mulai tepat waktu, efektif)
4. Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik
positif maupun negatif atas pelaksanaan kelas ibu hamil
berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bisa
dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan
perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya.
Evaluasi pada pelaksanaan kelas ibu hamil berupa:
a. Sebelum penyajian materi pada setiap pertemuan kelas
ibu hamil, mulailah dengan melakukan curah pendapat
dengan memberikan pertanyaan kepada peserta
b. Evaluasi akhir: dilakukan setelah penyampaian materi
kelas ibu hamil, bertujuan untuk melihat peningkatan
pengetahuan peserta pada akhir pertemuan kelas ibu
hamil.
5. Pelaporan, seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan kelas
ibu hamil sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan disusun
pada setiap selesaai melaksanakan kelas ibu hamil. isi
laporan minimal memuat tentang:
1) Waktu pelaksanaan
2) Jumlah peserta
3) Proses pertemuan
4) Masalah dan hasil capaian
16
5) Hasil evaluasi
Pelaporan oleh bidan/pelaksana pertemuan kelas ibu
hamil dilakukan setiap selesai pertemuan.
Berdasarkan penelitian kualitatif Puspitasari (2012) menemukan
bahwa metode yang digunakan saat kegiatan kelas ibu hamil sudah
memenuhi standar yaitu dengan cara diskusi, tanya jawab, semua ibu
hamil yang ikut kelas ibu hamil mempunyai perencanaan persalinan,
dan ibu hamil yang mengikuti kelaas ibu hamil mendapatkan dukungan
dari
keluarga
terutama
suami.
Hasil
penelitian
kualitatif
Purwandani,dkk (2013) menemukan bahwa proses pelaksanaan kelas
ibu hamil 100% dalam kategori baik, namun sarana nya 100% tidak
lengkap. Hasil Penelitian kualitatif Puspita,dkk (2014) menemukan
bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan
keikutsertaan dalam kelas ibu hamil. Hasil penelitian kualitatif Alifah
(2012) menemukan bahwa sistem manajemen program ASI eksklusif di
Puskesmas Candailama dinilai kurang baik karena ketersediaan sumber
daya yang dimiliki. Serta kurang maksimalnya dalam proses
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan di
Puskesmas Candailama Semarang.
17
B. Manajemen Program Puskesmas
1. Model Manajemen POAC/E (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling/Evaluating)
Model manajemen ini banyak digunakan di Puskesmas yang
merupakan model manajemen dari Terry dengan penambahan fungsi
evaluating (penilaian), sehingga fungsi-fungsi manajemen Puskesmas
selengkapnya adalah sebagai berikut:
a. Planning
Perencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan
menyeluruh terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan
dijalankan serta menjadi tuntunan dalam proses pencapaian tujuan
Puskesmas secara efisien dan efektif. Untuk menjadikan organisasi
dan manajemen Puskesmas efektif dan berkinerja tinggi diawali dari
perencanaan efektif. Adapun perencanaan kesehatan menurut
Muninjaya (2004) adalah suatu proses untuk merumuskan masalahmasalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya, menetapkan tujuan program yang
paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Sedangkan
perencanaan Puskesmas menurut Endang (2011) adalah suatu proses
merumuskan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dan
menetapkan prioritasnya, menetapkan tujuan, sasaran, dan target
kinerja Puskesmas, merencanakan kebutuhan sumber daya, serta
menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan program Puskesmas
18
dalam rangka mencapai tujuan Puskesmas. Terdapat dua tipe utama
rencana Puskesmas, yaitu:
1) Rencana Strategik Puskesmas
Rencana strategik Puskesmas adalah dokumen rencana
jangka menengah atau jangka panjang Puskesmas yang
menggambarkan arah yang harus dituju serta langkah yang
harus dilaksanakan. Rencana strategik Puskesmas memusatkan
perhatian untuk melakukan pekerjaan yang benar dan efektif
dan bertujuan agar Puskesmas berfungsi dengan baik serta
tanggap dan antisipatif terhadap lingkungan Puskesmas.
Tahapan – tahapan Penyusunan Rencana Strategik Puskesmas :
a) Perumusan Visi Puskesmas
Visi Puskesmas adalah gambaran ideal dan unik
tentang
masa
depan
Puskesmas
yang
merupakan
pernyataan tentang apa yang ingin dicapai Puskesmas di
masa yang akan datang, realistis dapat dicapai, menarik,
dapat dipercaya, mengikat, memotivasi atau menggugah
semangat, menghidupkan, memberi ilham dan jiwa,
memberikan harapan, dan dapat diimplementasikan dalam
program dan kegiatan Puskesmas.
b) Perumusan Misi Puskesmas
Misi Puskesmas adalah maksud atau alasan mendasar
diselenggarakannya program dan kegiatan Puskesmas.
Pernyataan misi Puskesmas adalah suatu pernyataan
19
tentang dasar tujuan dan jangkauan kegiatan dan program
Puskesmas yang membedakan dengan organisasi lain yang
sejenis. Misi Puskesmas merupakann upaya untuk
mewujudkan visi Puskesmas menjadi kenyataan.
c) Perumusan Tujuan Puskesmas/Penetapan Sasaran
Tujuan merupakan hasil akhir yang diharapkan.
Perbedaan antara tujuan dengan sasaran yaitu, tujuan
digunakan untuk menunjukkan pada hasil akhir di masa
yang akan datang yang tidak dapat diukur. Sedangkan
sasaran menunjukkan pada hasil antara di masa yang akan
datang yang spesifik, jelas, ringkas, dan jika mungkin
dikuantifikasi sehingga dapat diukur. Tujuan strategik
Puskesmas berhubungan dengan hasil kinerja yang ingin
dicapai oleh Puskesmas.
d) Perumusan Strategik Puskesmas
Perumusan strategi diawali dengan analisis strategik
yang meliputi analisis lingkungan luar dan lingkungan
dalam organisasi Puskesmas. Analisis strategik biasanya
dilakukan
dengan
analisis
SWOT
yaitu
analisis
lingkungan dalam sebagai kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness) serta analisis lingkungan luar
sebagai peluang (oppurtunity) dan ancaman (threat).
20
e) Perumusan Kebijakan Puskesmas
Kebijakan Puskesmas memberikan sebuah kerangka
dasar untuk mengambil keputusan – keputusan sedemikian
rupa, sehingga tindakan – tindakan akan konsisten pada
seluruh sistem yang ada.
f) Penetapan Program dan Kegiatan Puskesmas
Program
Puskesmas
adalah
rencana
yang
komprehensif yang meliputi penggunaan sumber daya
untuk masa yang akan datang dalam bentuk sebuah pola
yang terintegrasi dan yang menetapkan suatu urutan
program dan kegiatan yang perlu dilaksanakan serta
jadwal waktu untuk masing-masing program dan kegiatan
tersebut dalam rangka usaha mencapai tujuan Puskesmas.
2) Rencana Operasional Puskesmas
Rencana Operasional Puskesmas adalah suatu dokumen
rincian rencana pelaksanaan program Puskesmas yang disusun
berdasarkan kegiatan-kegiatan dengan memperhitungkan halhal yang telah ditetapkan dalam rencana strategik Puskesmas
serta semua potensi dan sumber daya yang tersedia. (Depkes,
2002). Pada hakekatnya rencana operasional Puskesmas
mengandung rincian dari kegiatan-kegiatan operasional,
sehingga dokumen rencana operasional Puskesmas merupakan
hasil akhir dari seluruh proses perencanaan. Oleh sebab itu
rencana operasional Puskesmas tidak dapat disusun untuk
21
suatu jangka waktu yang panjang. Lazimnya rencana
operasional Puskesmas dibuat untuk kurun waktu satu bulan
atau paling lama satu tahun. Penyusunan rencana operasional
Puskesmas sebagai suatu proses mempunyai beberapa langkah
sebagai berikut:
a) Analisis Situasi Puskesmas
Analisis situasi merupakan langkah awal proses
penyusunan
rencana
operasional
Puskesmas
yang
bertujuan untuk identifikasi masalah. Analisis situasi akan
menghasilkan rumusan masalah dan berbagai faktor yang
berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas serta potensi sumber daya
Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan
intervensi. Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan
dan menganalisis data atau fakta yang berkaitan dengan
masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
(Depkes, 2002). Analisis situasi Puskesmas meliputi halhal sebagai berikut: kependudukan (demografi), masalah
dan
kecenderungan
kesehatan,
perilaku
kesehatan,
lingkungan kesehatan, program dan pelayanan kesehatan,
dan analisis sarana dan prasarana.
22
b) Mengidentifikasi Masalah dan Prioritasnya
Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai
macam masalah. Sumber informasi masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dapat diperoleh
dari berbagai cara, antara lain: Laporan-laporan kegiatan
Puskesmas, Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) upaya
Puskesmas, Laporan mingguan penyakit menular/wabah,
Surveilans Epidemiologi, dan Survei mawas diri. Dalam
proses memilih atau menetapkan prioritas masalah
kesehatan diperlukan beberapa teknik, antara lain: teknik
scoring, teknik nonscoring, dan mempertimbangkan
trend/kebijakan.
c) Menetapkan Tujuan dan Sasaran Rencana Operasional
Puskesmas
Menetapkan
tujuan
pada
hakekatnya
adalah
menentukan tingkat pengurangan masalah yang digariskan
dalam kurun waktu tertentu. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menetapkan tujuan dan sasaran rencana
operasional Puskesmas:
a. Tujuan Rencana Operasional Puskesmas adalah hasil
akhir sebuah kegiatan
b. Tujuan Rencana Operasional harus sesuai dengan
masalah
23
c. Target ditetapkan sesuai kemampuan Puskesmas dan
dapat diukur
d. Target operasional biasanya ditetapkan dalam kurun
waktu tertentu
e. Berbagai macam kegiatan alternatif dipilih untuk
mencapai tujuan program
f. Kegiatan untuk mencapai tujuan dikembangkan dari
beberapa program terkait
g. Masalah dan faktor-faktor penyebab masalah serta
dampak masalah yang telah dan mungkin terjadi di
masa yang akan datang sebaiknya dikaji lebih
dahulu sebelum tujuan dan target operasional
ditetapkan.
d) Merencanakan Ketenagaan Untuk Rencana Operasional
Puskesmas
Dalam rancangan operasional Puskesmas harus
dicantumkan
ketenagaan
yang
direncanakan
akan
dilibatkan bila kelak rancangan operasional Puskesmas
dilaksanakan. Pada kegiatan lintas program sebaiknya
dikembangkan suatu wadah/organisasi yang mendukung
terselenggaranya
direncanakan.
Bila
kegiatan
program
dan
program
Puskesmas
yang
merupakan
program lintas sektoral, maka perlu menentukan sektor
24
mana yang terlibat secara langsung dan tidak langsung
pada kegiatan program Puskesmas.
e) Melakukan Analisis Hambatan
Analisis hambatan dapat didefiniskan sebagai suatu
usaha pengenalan hambatan yang mungkin timbul pada
pelaksanaan rencana operasional Puskesmas yang dapat
mengagalkan pencapaian tujuannya, penetapan tindakan
pencegahan
bagi
timbulnya
hambatantersebut,
dan
tindakan penanggulangan apabila hambatan tersebut
benar-benar terjadi. Adapun langkah yang harus ditempuh
dalam menentukan hambatan adalah:
a. Menentukan Daerah Hambatan
b. Menetapkan Hambatan
c. Merumuskan (Spesifikasi) Hambatan
d. Memperkirakan Besar Kemungkinan Terjadinya
Hambatan (Probability)
e. Menentukan Sebab dari Hambatan
f. Menentukan Tindakan Pencegahan
g. Memperkirakan Besarnya
Kemungkinan Masih
Akan Timbulnya Hambatan
h. Menentukan Tindakan Penanggulangan (protective
action)
25
f) Memantau dan menilai Rencana Operasional Puskesmas
Rencana penilaian adalah bayangan abstrak dari apa
yang akan dilaksanakan sehubungan dengan pemantauan
selama
kegiatan
dilaksanakan
dan tentang tingkat
pencapaian tujuan. Rencana penilaian rencana operasional
Puskesmas diarahkan pada dua hal, yaitu:
a. Rencana penilaian untuk melihat proses pelaksanaan
kegiatan, memantau apakah kegiatan berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Rencana penilaian untuk melihat keluaran, apakah
sesudah kegiatan terlaksana, tujuan yang diharapkan
terapai, dan bila tercapai berapa banyak.
g) Menyusun Jadwal/Waktu
Ada beberapa macam cara untuk merencanakan waktu
untuk suatu program atau kegiatan Puskesmas. Di satu
pihak ada program atau kegiatan Puskesmas yang tidak
dibatasi waktu oleh penyedia dana. Di pihak lain, ada
program atau kegiatan yang tanggal selesainya sudah
ditentukan oleh pihak penyedia dana. Salah satu teknik
penjadwalan waktu yang masih sering digunakan adalah
bagan balok (Gannt). Bagan ini sangat membantu
menjelaskan suatu penggunaan rencana operasional
Puskesmas.
26
h) Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Uraian dari langkah-langkah penyusunan rencana
operasional
Puskesmas
diatas,
untuk
memberikan
kemudahan dalam melihat rencana operasional Puskesmas
secara menyeluruh dituangkan dalam sebuah formulir
khusus dalam bentuk matriks (Gantt Chart). Berikut
contoh Gantt chart :
Tabel 2.1. Contoh Gantt Chart pada Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan of Action/POA)
No. Kegiatan
Tujuan & Sasaran Biaya (besaran Tempat Waktu Penanggung Rencana
Target
Populasi dan sumber)
Jawab/
Penilaian
pelaksana
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Sumber: Biro Perencanaan Depkes RI (2002)
Perencanaan tingkat Puskesmas adalah proses penyusunan
rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan Puskesmas dibedakan
atas dua macam yaitu: rencana tahunan upaya kesehatan wajib, dan
rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Langkah – langkah yang harus dilakukan Puskesmas
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun usulan kegiatan
Menyusun usulan kegiatan dengan memperhatikan
berbagai kebijakan yang berlaku, baik nasional maupun
daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil dari kajian
data dan informasi yang tersedia di Puskesmas.
27
Ket
9
Rencana
ini
disusun
melalui
pertemuan
tahunan
Puskesmas yang dilaksanakan sesuai dengan siklus
perencanaan Kabupaten/Kota.
b. Mengajukan usulan kegiatan
Mengajukan usulan kegiatan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk persetujuan pembiayaannya.
c. Menyusun Rencana Pelaksana Kegiatan
Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah
disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (rencana
kerja kegiatan/plan of action) dalam bentuk matriks (gantt
chart).
2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan
Langkah-langkah
perencanaan
upaya
kesehatan
pengembangan yang dilakukan oleh Puskesmas mencakup halhal sebagai berikut:
a. Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan
Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada tidaknya
masalah
kesehatan
yang
terkait
upaya
kesehatan
pengembangan tersebut. Apabila Puskesmas memilki
kemampuan, identifikasi masalah dilakukan bersama
masyarakat melalui pengumpulan data secara langsung
dilapangan. Tetapi apabila kemampuan pengumpulan data
bersama
masyarakat
tersebut
tidak
dimiliki
oleh
28
Puskesmas, identifikasi dilakukan melalui kesepakatan
kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas Puskesmas.
b. Menyusun Usulan Kegiatan
Menyusun usulan kegiatan yang berisikan rincian
kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan, waktu, lokasi
serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan.
c. Mengajukan Usulan Kegiatan
Mengajukan usulan kegiatan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk pembiayaannya.
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah
disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam
bentuk matriks (gantt chart) yang dilengkapi dengan
pemetaan wilayah (mapping) (Depkes, 2004).
b. Organizing
Apabila
dilaksanakan,
perencanaan
hal
tingkat
selanjutnya
Puskesmas
yang
perlu
telah
dilakukan
selesai
ialah
melaksanakan fungsi pengorganisasian Puskesmas (organizing).
Pengorganisasian menurut Handoko (2003) yaitu penentuan sumber
daya dan kegiatan yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan
organisasi, proses perancanangan dan pengembangan struktur
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber
daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupnya.
Pengorganisasian Puskesmas meliputi hal-hal berikut:
29
1. Cara manajemen Puskesmas merancang struktur formal
Puskesmas untuk menggunakan sumber daya Puskesmas secara
efisien
2. Bagaimana Puskesmas mengelompokkan kegiatannya, dimana
setiap pengelompokkan diikuti penugasan seorang penanggung
jawab program diberi wewenang mengawasi stafnya
3. Hubungan antara fungsi, jabatan, tugas, dan pegawai Puskesmas
4. Cara
pimpinan Puskesmas membagi
tugas
yang harus
dilaksanakan dalam unit kerja.
Terdapat tujuh (7) langkah penting dalam melaksanakan fungsi
pengorganisasian Puskesmas, yaitu:
1. Memahami visi, misi, dan tujuan Puskesmas oleh
pimpinan, pegawai, dan stakeholders Puskesmas
2. Menetapkan tugas-tugas pokok dan tugas integrasi
pegawai Puskesmas untuk dikerjakan.
3. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas pegawai Puskesmas
ke dalam unit kerja atau pengelompokkan pekerjaan (job
grouping)
atau
pengelompokkan
fungsi
(grouping
function) yang didasarkan atas persamaan dan kepentingan
kegiatan dan program Puskesmas.
4. Menetapkan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh pegawai Puskesmas
30
5. Memberikan tugas kepada pegawai Puskesmas yang
mempunyai kompetensi, kemampuan dan kemauan serta
dipandang mampu melaksanakan tugas Puskesmas
6. Mendelegasikan/mendistribusikan
wewenang
kepada
pegawai Puskesmas tentang hasil kinerja yang diharapkan
7. Mengintegrasikan
dan
mengkoordinasikan
semua
pegawai, tugas-tugas, dan aktivitas-aktivitas Puskesmas
Dalam pembagian tugas Puskesmas harus diperhatikan
adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab yang
dilimpahkan kepada pegawai Puskesmas. Wewenang yang terlalu
besar akan mendorong terjadinya penyimpangan wewenang jika
pengawasannya lemah. Sebaliknya, tanggung jawab yang terlalu
besar akan mengakibatkan pegawai Puskesmas sangat berhati-hati
dan sering ragu-ragu dalam melaksanakan tugasnya. Struktur
organisasi Puskesmas yang akan diterapkan tergantung pada visi,
misi, tujuan, fungsi, serta beban kegiatan dan program masingmasing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang ditetapkan
oleh peraturan daerah Kabupaten/Kota.
Pembuatan pola struktur organisasi Puskesmas dapat
mengacu pada Kebijakan Dasar Puskesmas (Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 128/Menkes/SK/II/2004), menetapkan pola
struktur organisasi Puskesmas sebagai berikut:
31
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam mengelola data dan informasi, perencanaan
dan penilaian, keuangan, umum dan kepegawaian.
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas, berupa Unit
Kesehatan Masayarakat
termasuk pembinaan terhadap
UKBM (Unit Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat), Upaya
Kesehatan Perseorangan
d. Jaringan Pelayanan Puskesmas, berupa Unit Puskesmas
Pembantu, Unit Puskesmas Keliling, Unit Bidan di Desa /
Bidan Komunitas.
32
Bagan 2.2
Model struktur organisasi Puskesmas
Kepala Puskesmas
1. Data dan
Informasi
2. Perencanaan dan
Penilaian
3. Keuangan
4. Umum dan
Kepegawaian
Kepala Tata Usaha
Upaya Kesehatan
Masyarakat
Unit Puskesmas
Pembantu
Upaya Kesehatan
Perorangan
Unit Puskesmas
Keliling
Unit Bidan di Desa
/ Komunitas
Sumber: DepKes RI (2002), KepMenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004
c. Actuating
Setelah
perencanaan
(planning)
dan
pengorganisasian
(organizing) Puskesmas selesai dilaksanakan, maka selanjutnya yang
perlu dilakukan dalam manajemen adalah mewujudkan rencana (plan)
Puskesmas tersebut mendai kenyataan. Ini berarti, rencana tersebut
diaktualisasikan (actuating).
33
Menurut Endang (2011) aktuasi tingkat Puskesmas adalah upaya
menggerakkan pegawai Puskesmas sedemikian rupa sehingga pegawai
Puskesmas memiliki komitmen dan tanggung jawab, mendukung dan
bekerja
sama,
memiliki
kemauan
dan
kemampuan
kerja,
menyukainpekerjaan, menjadi pegawai yang baik, serta berusaha
untuk mencapai tujuan Puskesmas. Fungsi aktuasi Puskesmas tidak
sekedar pekerjaan mekanis, karena yang digerakkan adalah manusia /
pegawai. Oleh karena itu, untuk suksesnya fungsi aktuasi Puskesmas
diperlukan berbagai faktor, yaitu:
1. Faktor Organisasi Puskesmas
a. Terdapat Peraturan
Peraturan
adalah
segala
ketentuan
yang
mengatur
terselenggaranya kegiatan pegawai dan program Puskesmas serta
adanya kepastian perkembangan Puskesmas baik ke dalam
maupun ke luar organisasi.
b. Terdapat Sumber Daya
Sumber daya adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk
kegiatan dan program Puskesmas yang didasarkan pada suatu
pengkajian yang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Terdapat Sarana Komunikasi
Sarana komunikasi adalah segala sarana yang dapat
digunakan untuk menerima dan menyampaikan informasi, seperti
telepon, surat, forum rapat dinas, buletin, dsb.
34
d. Terdapat Kepemimpinan
Proses pengarahan pada kegiatan – kegiatan pegawai agar
bekerja mencapai tujuan organisasi.
2. Faktor Pegawai
a. Memilliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai
b. Memiliki pandangan bahwa pengabdiannya adalah untuk
Puskesmas/Negara bukan untk pimpinan nya
c. Mau dipimpin, agar kelancaran tugas dan pencapaian tujuan
organisasi dapat tercapai
d. Terpeliharanya Tim Kerja, perlu diperhatikan kinerja tim yang
solid, kompeten dan kompak.
Aktuasi/pelaksanaan tingkat Puskesmas dilakukan melalui :
1. Rapat/dinamisasi staf, diselenggarakan seminggu sekali yang
dihadiri oleh seluruh staf Puskesmas dan jaringannya. Yang
bertujuan untuk: menginformasikan hasil rapat dinas tingkat
Kabupaten/Kota, serta informasi tentang kebijakan, program
dan konsep-konsep baru, evaluasi mingguan terhadap
pelaksanaan program Puskesmas, penggalangan kerjasama
tim dan kesepakatan bersama, dan pemberdayaan pegawai
Puskesmas.
2. Lokakarya mini bulanan, diselenggarakan setiap akhir bulan
yang dihadiri oleh selruh staf Puskesmas dan jaringannya.
Yang bertujuan untuk: menginformasikan hasil rapat dinas
tingkat
Kabupaten/Kota,
evaluasi
bulanan
terhadap
35
pelaksanaan program Puskesmas serta analisis hambatan dan
masalah, penyusunana pola bulanan secara partisipatif,
penggalangan tim melalui penegasan peran dan tanggung
jawab staf, pemberdayaan pegawai Puskesmas.
3. Lokakarya mini tribulanan, diselenggarakan setiap tiga bulan
sekali yang dihadiri oleh instansi lintas sektor tingkat
Kecamatan, tim penggerak PKK Kecamatan dan Desa, staf
Puskesmas dan jaringannya. Yang bertujuan untuk: informasi
tentang
program
menginventarisasi
lintas
peran
sektor,
bantu
program
kesehatan,
masing-masing
sektor,
penggalangan tim lintas sektor tingkat Kecamatan.
4. Rapat
Koordinasi
(Rakor)
tingkat
Kecamatan,
diselenggarakan setiap bulan yang dihadiri oleh lintas sektor
tingkat Kecamatan, tim penggerak PKK Kecamatan dan
Desa, dll. Peran Puskesmas adalah menyampaikan hasil
lokakarya mini bulanan.
5. Rapat Koordinasi (Rakor) Posyandu-Desa, diselenggarakan
setiap bulan pada dua hari sebelum pelaksanaan posyandu,
yang dihadiri oleh lintas sektor tingkat Kecamatan, Pengurus
PKK Desa, dll. Yang bertujuan untuk: evaluasi pelaksanaan
posyandu dan program Desa siaga bulan lalu serta
merencanakan Posyandu dan Desa siaga bulan yang akan
datang, pengisian kartu panggilan sasaran Posyandu untuk
kemudian dibagikan ke setiap dusun/RW, pembahasan
36
masalah
serta
hambatan
posyandu
dan
Desa
siaga,
pendalaman materi posyandu dan Desa siaga.
6. Konsultasi
para
penanggung
jawab
program
dengan
pimpinan Puskesmas, konsultasi ini diselenggarakan bila
diperlukan dengan mengundang para penanggung jawab
program Puskesmas.
d. Controlling/Evaluating
Menurut Azwar (1996) Pengawasan (controlling) adalah
melakukan
penilaian
dan
sekaligus
koreksi
terhadap
setiap
penampilan pegawai untuk mencapai tujuan seperti yang telah
ditetapkan dalam rencana atau suatu proses mengukur penampilan
suatu program yang kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya
sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai.
Herujito (2001) mendefinisikan pengawasan (controlling) sebagai
elemen
atau
fungsi
manajemen
adalah
mengamati
dan
mengalokasikan dengan tepat penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi. Sedangkan Lanri dalam Usman (2006) mendefinisikan
pengawasan sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian
apakah pelaksanaan pekerjaan/kegiatan telah dilaksnakan sesuai
dengan rencana semula. Kegiatan pengawasan pada dasarnya
membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi.
Menurut Husein (2002) Penilaian (evaluating) adalah suatu
proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu
kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu
37
dengan standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara
keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila
dibandingkan dengan harapan / tujuan yang ingin diperoleh. Menurut
American Public Association (Azwar, 1996) penilaian adalah suatu
proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari
pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Adapun controlling/evaluating Puskesmas yang efektif
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Orientasi
rencana
(plan
oriented),
controlling/evaluating
Puskesmas berorientasi pada rencana strategis dan rencana
operasional Puskesmas serta fokus pada kegiatan pokok.
2. Orientasi hasil (result plan), controlling/evaluating dapat
membantu Puskesmas untuk mencapai tujuan dan target kinerja
yang telah ditetapkan terutama dalam standar pelayanan
minimal bidang kesehatan.
3. Cepat dan orientasi pengecualian (prompt and exception
oriented),
controlling/evaluating
Puskesmas
melaporkan
penyimpangan secara cepat, memberikan informasi mengapa
terjadi penyimpangan dan apa yang harus dikerjakan untuk
dilakukan perbaikan.
4. Menyeluruh
Puskesmas
(multidimentional),
dilakukan
menyeluruh/komprehensif
secara
terhadap
controlling/evaluating
lengkap
semua
unsur
dan
sistem
manajemen Puskesmas.
38
5. Akurat (accurate), controlling/evaluating Puskesmas terhadap
pelaksanaan kegiatan dan program Puskesmas dilakukan secara
akurat
6. Realistis (realistic), controlling/evaluating Puskesmas harus
mencerminkan harapan yang realistik tentang apa yang dapat
dicapai.
7. Adil dan obyektif (fair and objective), controlling/evaluating
Puskesmas tidak memihak atau membeda-bedakan perlakuan
terhadap pegawai Puskesmas.
8. Dapat
dimengerti
(understandble),
controlling/evaluating
Puskesmas mendukung proses pengambilan keputusan melalui
penyajian data yang dapat dimengerti dan menghindari laporan
statistik yang rumit.
9. Tepat waktu (timely), menyediakan informasi pada waktu yang
tepat saat informasi itu dibutuhkan
10.
Dapat
diterima
(acceptable),
controlling/evaluating
Puskesmas yang baik apabila hasilnya dapat diterima oleh
pegawai Puskesmas.
11.
Efektif
biaya
(cost
effective),
biaya
adalah
satu
pertimbangan penting dalam pelaksanaan controlling/evaluating
Puskesmas.
12.
Lentur
(flexible),
controlling/evaluating
Puskesmas
mempunyai fleksibilitas untuk memberikan tanggapan dan
reaksi terhadap ancaman ataupun kesempatan dari lingkungan
39
13.
Terkoordinasi
dengan
alur
kerja
organisasi,
controlling/evaluating Puskesmas harus terkoordinasi sengan
sistem alur kerja Puskesmas, karena setiap tahap dari proses
pekerjaan dapat mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan
seluruh operasi kegiatan dan program Puskesmas.
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif Eskaryot (2013) menemukan
bahwa manajemen program yang berupa perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian
dan
pengawasan
belum
berjalan
sesuai
dengan
ketetapan/aturan yang ada yaitu KepMenkes RI nomor 128 Tahun 2004
Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Hasil penelitian
kualitatif
Rismawati, dkk (2012) menemukan bahwa pada tahap
perencanaan terdapat banyak
hambatan. Pada tahap pengorganisasian
perlu mengkaji lebih dalam lagi tentang tugas pokok dan fungsi petugas
UKGS (Unit Kesehatan Gigi Sekolah). Pada tahap pelaksanaan
kegiatannya sudah rutin dilaksanakan tiap tahun. Pada tahap pengawasan
perlu ditingkatkan pengawasan secara berjenjang di tingkat Dinas
Kesehatan terhadap kegiatan di Puskesmas. Hasil penelitian kualitatif
Akbar,dkk (2014) menemukan bahwa fungsi-fungsi manajemen masih
belum optimal dikarenakan struktur organisasi kelembagaan pada
Puskesmas Padangsari menunjukkan masih kurangnya sumber daya
manusia, dan masyarakat belum di ajak berdiskusi yang diselenggarakan
oleh Puskesmas.
40
C. Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat atau
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masayarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor
128 tahun 2004 Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yaitu unit organisasi yang diberikan
kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten untuk
melaksanakan tugas-tugas teknis operasional pembangunan kesehatan
diwilayah kecamatan. Dengan kata lain, puskesmas mempunyai wewenang
dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk
memelihara
dan
meningkatkan
kesehatan
serta
mencegah
dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok dan masyarakat. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah
suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan. Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
41
tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dan
dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan
tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
masyarakat
pengembangan. Upaya
kesehatan masyarakat
esensial
meliputi:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
f. Pengobatan
D. Program Puskesmas
Program pokok Puskesmas dilakssanakan sesuai kemampuan
tenaga maupun fasilitasnya karenanya program pokok di setiap puskesmas
dapat berbeda-beda. Namun demikian, program pokok puskesmas yang
lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut (Ferri Effendi,
2009) :
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2. Keluarga Berencana (KB)
3. Upaya Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena Kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
42
8. Upaya Kesehatan di Sekolah (UKS)
9. Kesehatan Olahraga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Usaha Kesehatan Kerja
12. Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium (diupayakan tidak lagi sederhana)
16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17. Kesehatan Usia Lanjut
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Semua
program
pokok
yang
dilaksanakan
di
puskesmas
dikembangkan berdasarkan program pokok pelayanan kesehatan dasar
seperti yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO) yang
dikenal dengan basic seven. Basic seven tersebut terdiri atas maternal and
cchild health care, medical care, environmental sanitation, health
education (untuk kelompok-kelompok masyarakat), simple laboratory,
communicable disease control, dan simple statistic (pencatatan –
recording atau pelaporan – reporting). Kegiatan – kegiatan yang
dilaksanakan oleh petugas dari kegiatan pokok diatas adalah: (Nasrul
Effendy, 1998)
43
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui,
serta bayi, anak balita dan anak prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
karena kekurangan protein dan kalori dan lain-lain ekurangan,
serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara
stimulasinya
d. Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT
3X, Polio 3X, dan campak 1X pada bayi
e. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai
tujuan program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur
dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan
bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu
resiko tinggi
g. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk
macam macam penyakit ringan
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan, memberikan penerangan dan pendidikan tentang
kesehatan, dan untuk mengadakan pemantauan pada mereka yang
lalai mengunjungi puskesmas dan meminta agar mereka datang ke
puskesmas lagi
44
i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para
dukun bayi
2. Keluarga Berencana
a. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan calon
ibu yang mengunjungi KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang
kemudian akan bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga
berencana
c. Mengadakan
pembicaraan-pembicaraan
tentang
kelurga
berencana kapan saja ada kesempatan, baik di puskesmas maupun
sewaktu mengadakan kunjungan rumah
d. Memasang IUD, cara-cara penggunaan pil, kondom, dan caracara lain dengan memberi sarananya
e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana
pencegahan kehamilan
3. Upaya Perbaikan Gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati
mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan
program perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada msyarakat dan secara
perorangan kepada mereka yang membutukan, terutama dalam
rangka program KIA
d. Melaksanakan program-program :
45
a) Program
perbaikan
gizi
keluarga
melalui
kelompok-
kelompok penimbangan pos pelayanan terpadu
b) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein
dan kalori yang cukup kepada anak-anak di bawah umur 5
tahun dan kepada ibu yang menyusui
c) Memberikan vitamin A kepada anak-anak di bawah umur 5
tahun
4. Upaya Kesehatan Lingkungan
Kegiatan – kegiatan utama kesehatan lingkungan yang
dilakukan staf puskesmas adalah :
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan air buangan / limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundangan
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya
laporan yang masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan
untuk mengetahui sumber penularan
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
46
e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber
infeksi
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasan vector
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6. Upaya Pengobatan
a. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui :
a) Mendapatkan riwayat penyakit
b) Mengadakan pemeriksaan fisik
c) Mengadakan pemeriksaan laboratorium
d) Membuat diagnosa
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut
dapat berupa:
a) Rujukan diagnostic
b) Rujukan pengobatan/rehabilitasi
c) Rujukan lain
7. Upaya penyuluhan Kesehatan Masyarakat
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari tiap-tiap program puskesmas
b. Di tingkat Puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri,
tetapi di tingkat Kabupaten diadakan tenaga-tenaga koordinator
penyuluhan kesehatan
47
8. Upaya Kesehatan Sekolah
a. Membina
sarana
keteladanan di
sekolah,
berupa
sarana
keteladanan gizi berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan
lingkungan
b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan secara
aktif dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e. Pemeriksaan kesehatan periodik sekali setahun untuk kelas II
sampai VI dan guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhana
f. Imunisasi peserta didik kelas I dan VI
g. Pengawasan terhadap keadaan air
h. Rujukan medic
i. Penanganan kasus anemia gizi
j. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
k. Pencatatan dan pelaporan
9. Upaya Kesehatan Olahraga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cedera latihan
e. Pengawasan selama pemusatan latihan
10. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
48
a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun
dirumah dengan berbagai tingkat umur, tumbuh kembang dan
jenis kelamin
b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit
terkecil dari masyarakat (keluarga binaan)
c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusu diantaranya : ibu
hamil, anak balita, usia lanjut dan sebagainya
d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya Kesehatan Kerja
a. Identifikasi masalah, meliputi :
a) Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala untuk para pekerja
b) Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke
puskesmas
c) Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat
kerja
b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan
gizi pekerja, lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan
kesejahteraan
c. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi :
a) Penyuluhan kesehatan
b) Kegiatan
ergonomik,
yaitu
kegiatan
untuk
mencapai
kesesuaian antara alat kerja agar tidak terjadi stress fisik
terhadap pekerja
c) Kegiatan monitoring bahaya akaibat kerja
49
d) Pemakaian alat pelindung
d. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
e. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
f. Kegiatan rujukan medik dan kesehatan terhadap pekerja yang
sakit
12. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat
dalam upaya pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi :
a) Anak sekolah
b) Kelompok ibu hamil, menyusui, dan anak pra sekolah
c. Pelayanan medik gigi dasar, meliputi :
a) Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang
dirujuk
b) Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi ke
sasaran yang lebih mampu
c) Memberikan penyuluhan seccara individu atau kelompok
d) Memelihara kebersihan (hygiene clinic)
e) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d. Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya Kesehatan Jiwa
a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok
puskesmas
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
50
c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta
masyarakat
d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui
pengembangan peran serta masyarakat dan pelayanan melalui
kesehatan jiwa
e. Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya Kesehatan Mata
a. Upaya kesehatan mata, pencegahan kesehatan dasar yang terpadu
dengan kegiatan pokok lainnya
b. Upaya kesehatan mata;
a) Anamnesa
b) Pemeriksaan visus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan
bola mata, tes saluran air mata, tes lapangan pandang,
funduskopi, dan pemeriksaan laboratorium
c) Pengobatan dan pemberian kacamata
15. Laboratorium
16. Sistem Informasi Kesehatan
17. Upaya Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan
melalui :
a. Penggalangan
dukungan
penentu
kebijaksanaan,
Pimpinan
Wilayah, lintas sektoral dan berbagai organisasi kesehatan, yang
dilaksanakan melalui dialog, seminar dan lokakarya, dalam
51
rangka
komunikasi,
informasi,
dan
motivasi
dengan
memanfaatkan media massa dan sistem informasi kesehatan.
b. Persiapan petugas penyelenggara melalui latihan, orientasi
kepemimpinan di bidang kesehatan
c. Persiapan
masyarakat,
melalui
rangkaian
kegiatan
untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan
memecahkan
maslah
kesehatan,
dengan
menggali
dan
menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui rangkaian
kegiatan :
a) Pendekatan kepada tokoh masyarakat
b) Survei mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah
kesehatannya
c) Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama
rencana pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat
melalui kader yang telah dilatih
e. Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk
pengobatan tradisional
b. Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional
Pelaksanaan program pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga
sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, program pokok puskesmas
ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga bagian dari masyarakat di
52
wilayah kerjanya. Disamping penyelenggaraan usaha-usaha program
pokok puskesmas tersebut, puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk
melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat seperti
Pekan Imunisasi Nasional. Dalam hal demikian, baik petunjuk
pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat
bersama Pemerintah Daerah.
E. Diagram Fishbone
Diagram fishbone atau cause effect diagram adalah alat yang
umum digunakan untuk membantu organisasi memecahkan masalah
dengan melakukan analisis sebab akibat dari suatu keadaan dalam sebuah
diagram yang terlihat seperti tulang ikan. Pembuat alat analisis ini adalah
Kaoru Ishikawa, seorang ilmuwan dan innovator manajemen kualitas di
Jepang pada Tahun 1990, sehingga sering disebut Ishikawa diagram
(Improhealth.org) Fishbone analisis juga berarti:
ï‚·
Metode
sederhana
yang
dapat
dipergunakan
untuk
menelusuri penyebab yang terjadi
ï‚·
Dasarnya adalah prinsip bahwa pemikiran yang bersumber
dari orang banyak
ï‚·
Dinamakan diaggram tulang ikan karena bentuk dari
diagram ini seperti tulang ikan, dengan permasalahan
sebagai kepalanya, dan penyebab-penyebab yang ada
sebagai duri-durinya.
53
F. Kerangka Teori
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
berdasarkan teori Manajemen Program dari Terry (2005) yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
(POACE) ditambahkan dengan buku pedoman pelaksanaan kelas ibu
hamil (Kemenkes RI, 2011). Dalam proses pelaksanaan kelas ibu hamil
melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil,
Selain itu pada setiap pelaksanaan kelas ibu hamil dilakukan pelaporan,
monitoring dan evaluasi agar pada pelaksanaan berikutnya dapat lebih
baik. Berikut penulis gambarkan kerangka teori pada penelitian ini :
Bagan 2.3
Manajemen Program Kelas Ibu Hamil
Perencanaan
Pengorganisasian
1. SDM
2. Sarana &
Prasarana
3. Tujuan
4. Sasaran
5. Materi
6. Dana &
Alokasi
7. Kebijakan
1. Pembagian tugas
dan wewenang
sesuai tugas
pokok dan fungsi
(TUPOKSI)
2. Pengelolaan dana
3. Sarana &
Prasarana
Pelaksanaan
1. Penyampaian
Materi
2. Senam Ibu
Hamil
Pengawasan
1. Monitoring
& evaluasi
2. Rutinitas &
Penilaian
(Sumber : Modifikasi dari Manajemen Program (2005) dan Buku Pedoman Kelas Ibu Hamil,
(2011))
54
BAB III
KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
A. Kerangka Pikir
Untuk mempermudah pemahaman dalam menganalisa Manajemen
Program Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung Sawah maka disusunlah
sebuah kerangka pikir. Berdasarkan kerangka teori, peneliti menggunakan
model manajemen POACE dan buku pedoman kelas ibu hamil untuk
kerangka pikir. Berikut kerangka pikir yang dibuat oleh peneliti untuk
mempermudah peneliti dan pemaparan hasil penelitian ini :
Bagan 3.1
Kerangka Pikir Penelitian
Manajemen Program Kelas Ibu Hamil
Perencanaan
(SDM, Sarana &
prasarana,
Tujuan, Sasaran,
Materi, Dana &
alokasi,
Kebijakan)
Pengorganisasian
(Pembagian tugas
& wewenang
sesuai tugas
pokok dan fungsi,
Pengelolaan dana,
Sarana dan
prasarana)
Pelaksanaan
(Penyampaian materi,
dan Senam ibu hamil)
Monitoring
& Evaluasi
(Rutinitas &
penilaian)
55
B. Definisi Istilah
Tabel 3.1 Definisi Istilah
No
1
Istilah
Definisi
Cara Pengumpulan
Data
Bentuk/hasil
dari
menyusun Wawancara
kegiatan-kegiatan yang dilakukan mendalam dan
pada kelas ibu hamil
telaah dokumen
Perencanaan
a. Sumber Daya
Manusia (SDM)
Wawancara
mendalam, telaah
dokumen dan
observasi
Pedoman
wawancara,
pedoman telaah
dokumen, dan
pedoman observasi
b. Sarana
Prasarana
Wawancara
mendalam, telaah
dokumen dan
observasi
Pedoman
wawancara,
pedoman telaah
dokumen, dan
pedoman observasi
Pedoman wawancara
dan pedoman telaah
dokumen
c. Tujuan
Petugas/tenaga
kesehatan
yang
melakukan
proses
menyusun
kegiatan-kegiatan pada kelas ibu
hamil di Puskesmas berdasarkan
latar belakang pendidikan, jumlah,
dan pelatihan yang berkaitan dengan
perencanaan program khususnya
kelas ibu hamil.PP
& Alat – alat/perlengkapan yang akan
digunakan oleh petugas kesehatan
pada saat pelaksanaan kelas ibu
hamil di Puskesmas
Alat Pengumpulan
Data
Pedoman wawancara
dan pedoman telaah
dokumen
Target yang akan dicapai atau Wawancara
diwujudkan dalam melakukan proses mendalam dan
menyusun kegiatan-kegiatan yang telaah dokumen
dilakukan pada kelas ibu hamil
Informan
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
3. Fasilitator/Narasumber
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
3. Fasilitator/Narasumber
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
3. Fasilitator/Narasumber
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
3. Fasilitator/Narasumber
56
2
d. Sasaran
Target capaian yang ditentukan oleh Wawancara
Puskesmas Kampung Sawah untuk mendalam dan
program Kelas Ibu Hamil.
telaah dokumen
Pedoman wawancara
dan pedoman telaah
dokumen
e. Materi
Bahan
yang
ditentukan
oleh Wawancara
Puskesmas untuk program Kelas Ibu mendalam, telaah
Hamil
dokumen dan
observasi
f. Dana & Alokasi
Sumber & alokasi dana yang Wawancara
digunakan untuk kegiatan program mendalam
kelas ibu hamil di Puskesmas
Pedoman
wawancara,
pedoman telaah
dokumen, dan
pedoman observasi
Pedoman wawancara
g. Kebijakan
Standar dari proses menyusun Wawancara
kegiatan-kegiatan yang dilakukan mendalam, telaah
pada kelas ibu hamil
dokumen
Pengorganisasian
a. Pembagian
Tugas
Wewenang
Merupakan struktur yang wajib
dibuat Puskesmas atau pemegang
program pada program atau kegiatan
yang akan dilaksanakan
Penugasan dan tanggung jawab
& petugas/tenaga kesehatan yang akan
menjadi bagian dalam Kelas Ibu
Hamil di Puskesmas Kampung
Sawah
Wawancara
mendalam dan
telaah dokumen
Wawancara
mendalam, telaah
dokumen dan
observasi
Pedoman
wawancara, dan
pedoman telaah
dokumen
Pedoman wawancara
dan pedoman telaah
dokumen
Pedoman
wawancara,
pedoman telaah
dokumen, dan
pedoman observasi
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
3. Fasilitator/Narasumber
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
3. Failitator/Narasumber
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
57
3
b. Pengelolaan dana Sumber dana yang dimiliki oleh
Puskesmas dan dikelola oleh
penanggung jawab kelas ibu hamil
untuk proses kegiatan-kegiatan kelas
ibu hamil.
c. Sarana
dan Alat – alat/perlengkapan yang
Prasarana
digunakan oleh petugas kesehatan
dalam melakukan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan pada kelas ibu hamil.
Wawancara
mendalam, telaah
dokumen
Pedoman
wawancara,
pedoman telaah
dokumen
Wawancara
mendalam, telaah
dokumen dan
observasi
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
3.Fasilitator/Narasumber
Pelaksanaan
Wawancara
mendalam, telaah
dokumen, dan
observasi
Wawancara
mendalam,
observasi
Pedoman
wawancara,
pedoman telaah
dokumen, dan
pedoman observasi
Pedoman
wawancara,
pedoman teelaah
dokumen, dan
pedoman observasi
Pedoman
wawancara, dan
pedomana observasi
Wawancara
mendalam,
observasi
Pedoman
wawancara, dan
pedoman observasi
1. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
2. Fasilitator/Narasumber
3. Ibu Hamil
a. Penyampaian
Materi
Dilaksanakannya kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung Sawah pada
waktu dan materi yang telah
ditentukan sebelumnya.
Proses memberikan materi yang
sudah ditetapkan pada perencanaan
dan dilakukan oleh fasilitator dengan
menggunakan
alat-alat
yang
diperlukan.
b. Senam Ibu Hamil Kegiatan rutin senam hamil yang
dilaksanakan berdasarkan rencana
yang
dilakukan
setiap
akhir
pertemuan atau setelah penyampaian
materi oleh fasilitator/narasumber.
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
3. Ibu Hamil
4. Fasilitator/Narasumber
1. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
2. Ibu Hamil
3. Fasilitator/Narasumber
58
4
Monitoring
Evaluasi
a. Rutinitas
b. Pelaporan
penilaian
dan Kegiatan pemantauan dan penilaian Wawancara
terhadap
proses
mulai
dari mendalam dan
perencanaan,
pengorganisasian telaah dokumen
sampai pelaksanaan pada kelas ibu
hamil di Puskesmas Kampung
Sawah.
Pedoman wawancara
dan pedoman telaah
dokumen
Melakukan pengecekan kembali
setelah pelaksanaan kelas ibu hamil
yang berupa: jumlah peserta yang
hadir, waktu pertemuan, dll.
Wawancara
mendalam, telaah
dokumen dan
observasi
Pedoman
wawancara,
pedoman telaah
dokumen, dan
pedoman observasi
& Seluruh
hasil
rangkaian
dari
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, yang
meliputi: waktu pelaksanaan, jumlah
peserta, proses pertemuan, dll.
Wawancara
mendalam, telaah
dokumen,
observasi
Pedoman
wawancara,
pedoman telaah
dokumen, dan
pedoman observasi
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
1. Kepala Puskesmas
2. Pemegang Program
Kelas Ibu Hamil
59
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan metode
kualitatif dengan tujuan ingin mendapatkan data yang mendalam dari sumber
informan mengenai Manajemen Program Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kampung
Sawah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kampung Sawah, Jl. Gelatik RT
01/01, Sawah Lama Ciputat. Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu pada bulan Juni
hingga Juli 2016.
C. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini, pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling. Metode ini merupakan teknik pengambilan informan
dengan pertimbangan tertentu, sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi
obyek/situasi yang diteliti (Sugiyono, 2009). Informan yang menjadi narasumber
dalam penelitian ini antara lain adalah :
1. Kepala Puskesmas Kampung Sawah
2. Penanggung Jawab Program Kelas Ibu Hamil
3. Fasilitator/narasumber Kelas Ibu Hamil
4. Ibu Hamil yang mengikuti Kelas Ibu Hamil
60
D. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain yaitu :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari informan dan
didapatkan dengan wawancara mendalam serta observasi lapangan.
2. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan dari dokumen atau data yang
dimiliki oleh Puskesmas Kampung Sawah pada program Kelas Ibu Hamil.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam merupakan salah satu metode yang digunakan
dalam penelitian ini, dimana peneliti mendapatkan informasi secara langsung
dari informan, serta bertatap muka dengan informan tersebut (face to face).
Wawancara mendalam peneliti lakukan kepada kepala puskesmas, pemegang
program kelas ibu hamil, ibu hamil, dan fasilitator/narasumber.
2. Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan obyek pengamatan (Djaali,
2007). Dalam observasi ini, yang peneliti lakukan adalah melihat kesesuaian
perencanaan program kelas ibu hamil dengan pelaksanaan yang sudah
dilakukan hingga ke monitoring dan evaluasi dari program Kelas Ibu Hamil
tersebut.
61
3. Telaah Dokumen
Telaah dokumen yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
pemeriksaan dokumen-dokumen yang dimiliki. Pada penelitian ini peneliti
akan menggunakan plan of action (POA) dari program kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung Sawah. Hasil pengamatan dan wawancara peneliti
bandingkan kesesuaiannya menggunakan dokumen-dokumen tersebut.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara untuk mewawancarai
informan terkait dengan manajemen program kelas ibu hamil. Instrumen penelitian
lain dalam pengumpulan data adalah pedoman observasi serta melakukan telaah
dokumen. Selain itu, peneliti juga menggunakan alat bantu berupa alat tulis, kamera
untuk pengambilan gambar dan perekam suara untuk merekam pembicaraan selama
wawancara berlangsung agar dapat memperkuat akurasi data.
G. Teknik Analisis Data
Tahapan analisis data kualitatif pada penelitian ini, yaitu :
1. Reduksi adalah proses pemilihan data secara kasar, memilah data yang berkaitan
dengan penelitian dan membuat transkip data hasil wawancara seperti apa
adanya, adapun tujuan dari tahap ini adalah memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan pengumpulan data
selanjutnya.
2. Display data adalah teknik rancangan penyajian data dalam bentuk uraian singkat
dan tabel ini didapatkan setelah peneliti melakukan penyusunan data dalam
bentuk transkip data yang selanjutnya dilakukan kategorisasi data menurut
variabel yang sesuai.
62
3. Analisis data pada penelitian ini menggunakan domain analysis dimana analisis
ini pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran umum dan
menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau obyek penelitian. Hasilnya
berupa gambaran umum yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Dalam analisis ini informasi diperoleh belum mendalam, masih dipermukaan
namun sudah ditemukan domain-domain atau kategori dari situasi sosial yang
diteliti (Sugiyono, 2012).
Diawali melakukan analisis taksonomi dengan menjabarkan secara rinci
tema – tema dalam domain seperti sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
hambatan, tujuan, rencana kegiatan, pembagian tugas dan wewenang, pelaksanann
kelas ibu hamil sesuai dengan buku pedoman, rutinitas, pelaporan dan penilaian.
Tema – tema dalam domain digambarkan secara umum kemudian memaknai hasil
penelitian yang didapat. Setelahnya dilakukan analisis domain dengan
menggambarkan domain-domain perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan.
Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh
gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Hasil analisis ini
berupa informasi mengenai gambaran manajemen program kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan. Data yang diperoleh dari
hasil wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen dideskripsikan untuk
mengetahui gambaran manajemen program kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan. Dengan analisis domain peneliti
mendeskripsikan unsur pada domain kelas ibu hamil mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan kemudian memaknai hasil
63
penelitian yang didapat. Pemaknaan hasil penelitian didasari pada kesesuaiannya
dengan pedoman maupun teori terkait manajemen program kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan.
4. Verifikasi data adalah proses menyimpulkan semua hasil wawancara mendalam
dengan informan. Dengan demikian hasil dalam penelitian dapat terlihat. Seluruh
proses pembahasan, dilakukan dengan menganalisis, membandingkan data dan
teori, melihat kekurangan dan kelebihan serta masalah yang ada. Hal tersebut
bertujuan untuk saling melengkapi data satu sama lain agar suatu informasi
menjadi valid kebenarannya dan dapat mengidentifikasi suatu masalah.
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan merangkum hasil analisis
gambaran manajemen program kelas ibu hamil dan pemberian saran pada masalah
yang ada mengenai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan.
H. Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dan dilengkapi dengan
matriks hasil wawancara. Penyajian data akan didukung dengan hasil observasi
lapangan dan telaah dokumen.
I. Triangulasi Data Penelitian
Pendekatan penelitian kualitatif memiliki sampel yang sedikit, sehingga untuk
menjaga keabsahan data yang didapat dilakukan dengan triangulasi, diantaranya :
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono,
2012). Triangulasi sumber dilakukan peneliti dengan membandingkan dan
64
melakukan pemeriksaan terhadap hasil wawancara dengan menanyakan
pertanyaan yang sama kepada beberapa informan yang berbeda. Triangulasi
sumber didapat dari informan yang berbeda jabatannya, namun masih dalam
serangkaian tupoksi dalam kelas ibu hamil. gambaran triangulasi sumber pada
pertanyaan dapat dilihat pada tabel checklist berikut ini :
Tabel 4.1
Triangulasi Sumber Dilihat dari Pedoman Wawancara
R1
R2
R3
R4
Perencanaan
√
√
√
a. SDM
√
√
√
-
b. Sarana &
Prasarana
c. Tujuan
√
√
√
-
√
√
√
-
d. Sasaran
√
√
√
-
e. Materi
√
√
√
√
f. Dana & Alokasi
√
√
-
-
g. Kebijakan
√
√
-
-
Pengorganisasian
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
-
√
√
-
√
√
√
√
-
√
√
√
-
√
√
√
a. Pembagian
Tugas dan
Wewenang
b. Pengelolaan
Dana
c. Sarana &
Prasarana
Pelaksanaan
a. Penyampaian
Materi
b. Senam Ibu
Hamil
65
√
√
-
-
a. Rutinitas
√
√
-
-
b. Pelaporan &
Penilaian
√
√
-
-
Monitoring dan Evaluasi
Keterangan :
R1
: Kepala Puskesmas Kampung Sawah
R2
: Pemegang Program Kelas Ibu Hamil
R3
: Fasilitator/Narasumber Kelas Ibu Hamil
R4
: Ibu Hamil yang mengikuti Kelas Ibu Hamil
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode berarti peneliti menggunakan metode pengumpulan
data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama
(Sugiyono, 2012). Triangulasi metode dilakukan dengan wawancara
mendalam, observasi dan telaah dokumen.
Tabel 4.2
Triangulasi Metode
Wawancara Observasi
Mendalam
√
-
Perencanaan
Telaah
Dokumen
√
√
√
√
√
√
√
c. Tujuan
√
-
√
d. Sasaran
√
-
√
e. Materi
√
-
√
f. Dana & Alokasi
√
-
-
g. Kebijakan
√
-
√
a. SDM
b. Sarana
Prasarana
&
66
Pengorganisasian
a. Pembagian
Tugas
Wewenang
&
Pelaksanaan
a. Penyampaian
Materi
Monitoring
Evaluasi
Ibu
dan
a. Rutinitas
b. Pelaporan
Penilaian
-
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
-
√
-
√
√
√
√
√
√
√
&
b. Pengelolaan
Dana
c. Sarana
Prasarana
b. Senam
Hamil
√
&
67
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Kampung Sawah
Puskesmas Kampung Sawah merupakan Unit Pembantu Teknis Dinas
Kesehatan (UPTD) yang terletak di Kampung Sawah Jl. Gelatik RT 06 RW 01 No. 1,
Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan.
a. Visi Misi Puskesmas Kampung Sawah
Visi Puskesmas Kampung Sawah adalah dengan pelayanan prima dan
mandiri, menuju masyarakat yang berperilaku sehat. Misi Puskesmas
Kampung Sawah adalah:
a) Meningkatkan
pelayanan
kesehatan
yang bermutu
dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
b) Mendorong kemandirian masyarakat melalui peningkatan
promotif, preventif, kuratif & rahabilitatif di bidang kesehatan.
c) Mewujudkan pengelolaan yang efisien & terpadu untuk
terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan berhasil
guna yang bermanfaat bagi masyarakat.
b. Program Kesehatan Puskesmas Kampung Sawah
Berikut adalah program kesehatan yang ada di Puskesmas Kampung
Sawah:
a) Promosi Kesehatan
b) Kesehatan Lingkungan
c) Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana
d) Perbaikan Gizi
68
e) Pencegahan Penyakit Menular
f) Pelayanan Pengobatan
g) Program Lansia (Lanjut Usia)
h) Program Unit Kesehatan Sekolah (UKS) / Unit Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS)
i) Program NAPZA (Narkoba, Psikotropika, dan Zat Aditif)
j) Laboratorium
Selain itu, Puskesmas Kampung Sawah juga memiliki tugas penting yang
utama yaitu yang berkaitan dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Program KIA
antara lain:
a) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
b) Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin dan Ibu Nifas
c) Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita
d) Pelayanan KB (Keluarga Berencana)
e) Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
f) Pelayanan Kesehatan Remaja
g) Pelayanan Kesehatan Usila
Berikut adalah informan yang menjadi narasumber dalam penelitian kelas ibu
hamil di Puskesmas Kampung Sawah:
69
Tabel 5.1
Informan Penelitian
No
1
2
3
4
Informan
Kepala Puskesmas
Kampung Sawah
Penanggung Jawab
kelas ibu hamil
Fasilitator kelas ibu
hamil
Ibu Hamil yang ikut
kelas ibu hamil
Usia
51 tahun
Latar Belakang
Pendidikan
S1
31 tahun
S1
38 tahun
S1
28 tahun
SMP
Berikut ini adalah pemaparan tentang program kelas ibu hamil yang
merupakan program wajib yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas Kampung Sawah.
B. Gambaran Perencanaan Kelas Ibu Hamil
Perencanaan dalam penelitian ini adalah memaparkan tentang bentuk, hasil dari
menyusun kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada kelas ibu hamil. Pada penelitian ini,
perencanaan dilihat dari: Sumber daya manusia (SDM), Sarana dan prasarana, Tujuan,
Sasaran, Materi, Dana dan alokasi, dan Kebijakan. Berikut adalah pemaparan nya:
1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) pada penelitian ini adalah melihat
petugas/tenaga kesehatan yang melakukan proses menyusun kegiatan pada
kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah, berdasarkan jumlah, latar
belakang pendidikan, dan pelatihan. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut
maka peneliti melakukan wawancara mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti mendapatkan informasi bahwa
yang menyusun kegiatan-kegiatan kelas ibu hamil antara lain: Kepala
Puskesmas, bidan, penanggung jawab program, Kepala Tata Usaha (TU),
70
bendahara JKN, dan bendahara BOK. Berikut hasil wawancara dengan Kepala
Puskesmas:
“Untuk membuat perencanaan itu ada mulai yang pertama
pemegang program kemudian dibantu oleh bidan koordinator
kemudian bendahara karna berkaitan dengan keuangan, dalam
hal ini bendahara ada dua bendahara BOK, dan bendahara JKN.
Karna dua dua nya ini membiayai kelas ibu hamil tapi dengan
acara yang berbeda. Berarti dua bendahara nya termasuk kepala
TU, dan kepala puskesmas. Jadi kurang lebih 5 orang.” (R1)
Pada hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program Kelas ibu
hamil, infoman mengatakan bahwa hanya dua bidan yang berperan andil
dalam membuat perencanaan kelas ibu hamil. Berikut hasil wawancara dengan
Fasilitator/narasumber:
“Hmmm... ada bidan sama kapus.” (R3)
Seluruh informan dari penelitian ini menjelaskan bahwa yang
melakukan proses menyusun kegiatan - kegiatan pada kelas ibu hamil adalah
Kepala Puskesmas, Kepala TU, penanggung jawab program, bendahara BOK,
bendahara JKN, dan bidan. Mereka semua ikut berkontribusi dalam menyusun
rencana kegiatan.
Berdasarkan hasil observasi terdapat penanggung jawab program kelas
ibu hamil, yang kemudian peneliti juga menemukan hasil telaah dokumen
yang berisikan Surat Keputusan (SK) No. 445.4/21/ADMEN Kampung Sawah
Tentang Penetapan Penanggung Jawab Program di Puskesmas Kampung
Sawah yang menjelaskan beberapa orang yang berkontribusi untuk
penyusunan rencana kegiatan program kelas ibu hamil dan penunjukkan
penanggung jawab program kelas ibu hamil. Proses penunjukkan penanggung
71
jawab program dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa hasil dari wawancara, observasi, dan
telaah dokumen yang berkontribusi untuk menyusun rencana program kelas
ibu hamil antara lain kepala Puskesmas, Kepala TU, bendahara JKN,
bendahara BOK, penanggung jawab program, dan bidan.
Berdasarkan hasil wawancara untuk latar belakang pendidikan yang
menyusun rencana program kelas ibu hamil antara lain adalah bidan D3.
Seluruh informan dari penelitian ini menjelaskan bahwa latar belakang
pendidikan bidan pada program kelas ibu hamil minimal D3.
Berdasarkan hasil observasi tidak ditemukan latar belakang pendidikan pada
program kelas ibu hamil, begitupun pada hasil telaah dokumen tidak diperoleh
data mengenai latar belakang pendidikan pada program kelas ibu hamil.
Sumber daya manusia (SDM) di Puskesmas Kampung Sawah
ditentukan berdasarkan surat keputusan (SK) yang dimiliki oleh Kepala
Puskesmas dan juga berdasarkan program yang telah diamanahkan
sebelumnya.
Berdasarkan hasil wawancara untuk pelatihan yang menyusun rencana
pada program kelas ibu hamil ini antara lain adalah APN (Asuhan Persalinan
Normal), Poned, Emergency dasar, penjelasan lembar balik, dan cara
menyampaikan materi pada setiap pertemuan.
72
Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas:
“Yang jelas APN (Asuhan Persalinan Normal), Poned
(Pelayanan Obsetri Neonatal Emergency Dasar) hmmm... tapi
yang poned gak semua ya. Tapi APN udah pasti, sama pelatihan
tentang kelas ibu hamil nya ada.” (R1)
Pada hasil wawancara dengan Penangung Jawab Program kelas ibu
hamil dan fasilitator, mengatakan bahwa pelatihan yang diberikan hanya
berupa penjelasan lembar balik, cara memberikan materi setiap pertemuan,
dan pelaksanaan kelas ibu hamil.
Seluruh informan dari penelitian ini menjelaskan bahwa pelatihan yang
diperoleh oleh bidan dalam program kelas ibu hamil adalah APN (Asuhan
Persalinan Normal), Poned, dan penjelasan tentang lembar balik dan cara
menyampaikan materi pada setiap pertemuan. Namun ada informasi tambahan
pada pelatihan kelas ibu hamil. Berikut hasil wawancara dengan Penanggung
Jawab Prorgram kelas ibu hamil:
“Materi yang didapatkan pada pelatihan yaitu buku kia, apa
itu kelas ibu hamil, tujuannya, manfaat, berapa peserta nya, apa
saja yang dilakukan di kelas ibu hamil.” (R2)
“setelah pelatihan ada uji kemampuan yang berupa pre test,
post test, dan praktek.” (R2)
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa yang berkaitan dengan menyusun
rencana program kelas ibu hamil adalah Kepala Puskesmas, Kepala TU,
Bendahara JKN, Bendahara BOK, Penanggung Jawab Program, dan Bidan
dengan latar belakang pendidikan bidan adalah minimal D3 Bidan. Dari
keseluruhan tenaga kesehatan yang ikut berkontribusi dalam program kelas
73
ibu hamil, yang sudah mengikuti pelatihan khusus kelas ibu hamil adalah
bidan di Puskesmas Kampung Sawah.
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pada penelitian ini adalah melihat alat –
alat/perlengkapan yang akan digunakan oleh petugas kesehatan pada saat
pelaksanaan kelas ibu hamil di Puskesmas. Untuk mendeskripsikan hasil
tersebut maka peneliti melakukan wawancara mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti mendapatkan informasi bahwa
alat – alat / perlengkapan yang akan digunakan pada kelas ibu hamil antara
lain: ruangan, karpet, pengeras suara, lembar balik, matras, dan buku pink
(buku kia). Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas:
“Yang pertama ruangan, kemudian karpet, yang ketiga
pengeras suara dimana perlu, kemudian apa namanya hanya
untuk senam. Umpamanya kan ada dua tuh yg untuk senam dan
penyuluhan. Nah untuk senam dibutuhkan audio kan, penyuluhan
seperti itu juga, korsi korsi bisa sama alat-alat pencatat.” (R1)
Pada hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu
hamil dan fasilitator, mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang akan
digunakan pada kelas ibu hamil yaitu lembar balik, matras, ruangan, dan buku
pink (buku kia).
Seluruh informan menjelaskan bahwa sarana dan prasarana yang
disiapkan untuk kelas ibu hamil antara lain ruangan, matras, lembar balik dan
buku pink (buku KIA). Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa alat –
alat/perlengkapan yang disiapkan oleh tenaga kesehatan berkaitan dengan
kelas ibu hamil adalah ruangan, matras, lembar balik, dan buku pink (buku
74
KIA). Hasil telaah dokumen peneliti tidak mendapatkan dokumen pencatatan
alat - alat untuk kelas ibu hamil. Puskesmas Kampung Sawah menjadikan
buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011 sebagai acuan dalam sarana dan
prasarana.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa hasil dari wawancara dan
observasi alat – alat/perlengkapan yang berkaitan dengan kelas ibu hamil yang
disiapkan oleh tenaga kesehatan sebelum pelaksanaannya adalah ruangan,
matras, lembar balik, dan buku pink (buku KIA). Hasil observasi ditemukan
bahwa petugas kesehatan mempersiapkan alat – alat/perlengkapan yang
berkaitan dengan kelas ibu hamil. Pada hasil telaah dokumen, peneliti tidak
mendapatkan dokumen pencatatan sarana prasarana pada kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung Sawah.
3. Tujuan
Tujuan pada penelitian ini adalah melihat target yang akan dicapai atau
diwujudkan dalam menyusun kegiatan – kegiatan pada program kelas ibu
hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Tujuan kelas ibu hamil salah satunya
adalah agar ibu hamil mengetahui tanda tanda bahaya kehamilan dan
persalinan. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut maka peneliti melakukan
wawancara mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti mendapatkan informasi bahwa
tujuan kelas ibu hamil antara lain: menghindari faktor resiko selama
kehamilan, tanda – tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas, memudahkan
dalam proses persalinan karena terdapat senam hamil. Berikut hasil
wawancara dengan Kepala Puskesmas:
75
“Tujuan nya udah pasti untuk menghindari faktor resiko selama
kehamilan buat ibu dan anak.” (R1)
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu
hamil:
“Yang pertama kan agar ibu-ibu hamil tau apasih tanda-tanda
bahaya kehamilan terus apasih tanda bahaya persalinan, apasih
tanda bahaya nifas, terus biar dia lebih awere sama keadaan dia
sendiri gitu. Terus yang kedua memudahkan dalam proses
persalinan dengan adanya senam hamil, Karna dengan adanya
kelas ibu hamil dia bisa sharing apa keluhannya, apa masalahnya,
terus apa yang harus dilakukan gitu. Terus dia juga tahu guna nya
dari buku pink itu apa.” (R2)
Berikut hasil wawancara dengan fasilitator / narasumber:
“Yaa.. biar ibu tau tanda – tanda bahaya kehamilan, terus juga
biar tau tanda tanda persalinan nya gitu.” (R3)
Seluruh informan menjelaskan bahwa tujuan program kelas ibu hamil
adalah agar ibu mengetahui tanda – tanda bahaya kehamilan dan persalinan,
menghindari faktor resiko selama kehamilan, dan lebih awere terhadap
kehamilannya. Pada hasil telaah dokumen peneliti tidak menemukan dokumen
terkait tujuan program kelas ibu hamil.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari wawancara, tujuan pada
program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah adalah agar ibu hamil
mengetahui tanda – tanda bahaya kehamilan, tanda bahaya persalinan, lebih
awere terhadap kondisi kehamilannya dan dapat memudahkan dalam
persalinan dengan adanya senam hamil. Tujuan kelas ibu hamil ditentukan
berdasarkan buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011 dan ditentukan oleh
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab program kelas ibu hamil.
76
Hasil telaah dokumen peneliti tidak menemukan dokumen terkait tujuan
progam kelas ibu hamil.
4. Sasaran
Sasaran dalam penelitian mengetahui target capaian yang ditentukan
oleh Puskesmas Kampung Sawah. Sasaran pada kelas ibu hamil adalah ibu
hamil dan suami/anggota keluarga nya. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut
peneliti melakukan wawancara mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
informasi bahwa sasaran pada program kelas ibu hamil adalah ibu hamil dan
suami atau anggota keluarga nya agar suami ataupun anggota keluarganya
dapat mengetahui apa yang dilakukan untuk menghadapi ibu hamil. Berikut
hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas:
“Yaa ibu hamil, aa... untuk kesehatan senam ibu hamil itu
pasti ibu hamil, kalo untuk penyuluhan keluarga nya dilibatkan.”
(R1)
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu
hamil:
“Biasanya gini, sebenernya kelas ibu hamil tuh keluarga sama
si ibu hamil. Cuma terkadang nih keluarganya misalnya suami nya
nih disuruh ikut sungkan. Jadi sebenernya keluarga juga harus
tahu soalnya dengan senam atau kelas ibu hamil disitu kan ada
informasi mengenai kesehatan.” (R2)
“Diberi tahu kalo itu penting untuk ibu hamil dan suami nya”
(R2).
77
Berikut hasil wawancara dengan fasilitator/narasumber:
“Sebenernya ibu hamil, cuma kadang ada juga yang keluarga
nya dateng. Gapapa sih bagus malah kalo keluarga nya dateng,
biar keluarga nya tau apa aja yang harus dilakukan atau
dipersiapkan kepada ibu hamil.” (R3)
Berdasarkan hasil wawancara mendalam didapatkan informasi
tambahan bahwa Puskesmas dalam menentukan sasaran nya dari data ibu
hamil dan pada saat ibu hamil memeriksakan kehamilannya di Puskesmas.
Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas:
“Data, data ini data kehamilan, data ibu hamil yang kita
miliki.” (R1)
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu
hamil:
“Menginformasikan nya pertama pas lagi periksa hamil, tapi
nanti biasanya mendekati hari H nya kita nelefon. Ditelefonin ibu
hamil nya “bu ada kelas ibu hamil”. Tapi biasanya itu dulu pas
periksa hamil. Jadi periksa hamil kita “bu ada senam hamil, ada
kelas ibu hamil gunanya ini ini ini” gitu.” (R2)
Berikut hasil wawancara dengan fasilitator / narasumber:
“Kalo setau saya sih biasanya dari pas pemeriksaan kehamilan
dikasih tau kalo ada kelas ibu hamil.” (R3)
Seluruh informan menjelaskan bahwa sasaran pada progam kelas ibu
hamil adalah ibu hamil dan suami ataupun anggota keluarga nya. Sasaran pada
program kelas ibu hamil ditentukan dari data ibu hamil yang dimiliki dan pada
saat ibu hamil memeriksakan kehamilannya. Berdasarkan hasil telaah
dokumen peneliti menemukan dokumen plan of action (POA) Tahun 2016
yang didalamnya terdapat jumlah sasaran untuk kelas ibu hamil sebanyak 20
78
orang yang ditentukan berdasarkan data ibu hamil yang dimiliki dan pada saat
pemeriksaan kehamilandi Puskesmas Kampung Sawah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sasaran pada program kelas ibu
hamil adalah ibu hamil dan suami atau anggota keluarga nya agar suami atau
anggota keluarga nya dapat memahami masalah yang terjadi pada ibu hamil.
Sasaran tersebut ditentukan berdasarkan data ibu hamil dan pada saat ibu
hamil melakukan pemeriksaan kehamilannya. Dokumen yang peneliti
dapatkan terkait sasaran program kelas ibu hamil adalah plan of action (POA)
Tahun 2016.
5. Materi
Materi dalam penelitian ini melihat bahan yang sudah ditentukan oleh
Puskesmas Kampung Sawah untuk disampaikan pada pelaksanaan kelas ibu
hamil. Materi pada kelas ibu hamil ditentukan berdasarkan dari narasumber
dan lembar balik kelas ibu hamil. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut
peneliti melakukan wawancara mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
informasi bahwa materi kelas ibu hamil ditentukan berdasarkan dari
narasumber, dan lembar balik selain itu juga dari keluhan ibu hamil yang
disampaikan. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesemas:
“Materi kita kadang kadang ngundang narasumber dari luar.”
(R1)
79
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu
hamil:
“Kita materi udah ada lembar balik nya, jadi disesuaikan aja
dengan lembar balik. Sama keluhan yang tadi saya bilang, nah
nnti tetep acuan nya dari lembar balik.” (R2)
Berikut hasil wawancara dengan fasilitator/narasumber:
“Kalo saya paling dari lembar balik, sama kalo ada
pertanyaan dari peserta gitu.” (R3)
Berdasarkan hasil wawancara mendalam didapatkan informasi
tambahan bahwa terdapat tenaga kesehatan yang terlibat dalam menentukan
materi untuk kelas ibu hamil diantaranya narasumber, penanggung jawab
program, dan bidan. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas:
“Yang pertama narasumber, yang kedua pemegang program.
Yaa pemegang program dan narasumber aja.” (R1)
Pada hasil wawancara dengan Penanggung Jawab kelas ibu hamil dan
fasilitator, mengatakan bahwa yang menentukan materi pada kelas ibu hamil
adalah bidan dan narasumber di Puskesmas Kampung Sawah. Seluruh
informan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa materi yang akan
disampaikan pada kelas ibu hamil ditentukan berdasarkan dari narasumber,
lembar balik, dan keluhan – keluhan yang ibu hamil rasakan. Dalam
penentuan materi terdapat beberapa tenaga kesehatan yang ikut terlibat
diantara nya adalah narasumber, pemegang program, dan bidan.
Berdasarkan hasil observasi peneliti tidak mendapatkan bahan/materi
yang sudah ditentukan oleh Puskesmas Kampung Sawah, dikarenakan
penanggung jawab mengacu pada lembar balik kelas ibu hamil. Hasil telaah
dokumen peneliti tidak mendapatkan dokumen terkait rencana materi yang
80
akan disampaikan pada pelaksanaan kelas ibu hamil. Peneliti hanya
mendapatkan dokumen yang berupa lembar balik sebagai acuan narasumber
ataupun penanggung jawab dalam menyampaiakan materi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa materi untuk kelas ibu hamil
ditentukan oleh penanggung jawab program, narasumber dan bidan. Materi
yang akan disampaikan pada kelas ibu hamil ditentukan berdasarkan lembar
balik, narasumber, dan keluhan – keluhan yang dirasakan pada ibu hamil
selama masa kehamilan. Hasil observasi peneliti tidak mendapatkan materi
yang sudah ditentukan oleh Puskesmas Kampung Sawah.
Hasil telaah dokumen peneliti tidak mendapatkan dokumen terkait
rencana materi yang akan disampaikan, dikarenakan penanggung jawab hanya
mengacu pada lembar balik dan buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011.
6. Dana dan Alokasi
Dana dan alokasi dalam penelitian ini adalah mengetahui sumber dan
alokasi dana yang digunakan untuk kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung
Sawah. Sumber dana untuk pelaksanaan kelas ibu hamil berasal dari JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional) dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara
mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
informasi bahwa sumber dana untuk kelas ibu hamil berasal dari JKN dan
BOK. Sumber dana tersebut di alokasikan untuk kelas ibu hamil dan senam
hamil. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas:
“Yaa dari JKN sama BOK tadi.” (R1)
81
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu
hamil:
“Kalo untuk senam hamil dari JKN/BPJS, Kalo untuk kelas ibu
hamil dari BOK.” (R2)
Berdasarkan hasil
wawancara
mendalam
didapatkan informasi
tambahan bahwa tidak ada sumber lain dalam pelaksanaan kelas ibu hamil.
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil:
“Tidak ada hanya itu aja.” (R2)
Seluruh informan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa sumber dan
alokasi dana untuk program kelas ibu hamil berasal dari JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional) dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Dan tidak
ada sumber dana lain untuk pelaksanaan program kelas ibu hamil.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dana dan alokasi dana untuk
program kelas ibu hamil hanya bersumber dari JKN (Jaminan Kesehatan
Nasional) dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dan tidak ada sumber
dana lain untuk program kelas ibu hamil di Puskesmas.
7. Kebijakan
Kebijakan dalam penelitian ini adalah mengetahui standar dalam
menyusun kegiatan – kegiatan pada program kelas ibu hamil. Program kelas
ibu hamil tidak memiliki kebijakan khusus, Program kelas ibu hamil di
Puskesmas hanya memilki kebijakan terkait jadwal pelaksanaan kelas ibu
hamil yang telah ditentukan oleh Puskesmas sebelumnya, dan yang lainnya
mengacu pada buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011. Untuk
mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam.
82
Berdasakan
hasil
wawancara
mendalam
peneliti
mendapatkan
informasi bahwa program kelas ibu hamil hanya memiliki kebijakan tentang
jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil dan tidak ada kebijakan yang khusus.
Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas:
“Kita tidak ada kebijakan yang khusus, ndak ada. Kita hanya
mengikuti sesuai dengan program kelas ibu hamil. Bahwa
program kelas ibu hamil ini adalah mengacu pada program
Kementrian Kesehatan.” (R1)
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu
hamil:
“Sebenernya kan kita seharusnya 3 kali ya kelas ibu hamil, tapi
ini karna ada anggaran nya dari BOK nya itu 1 kali, dan
sedangkan dari JKN nya 2 kali, JKN dengan BOK anggaran nya
berbeda. Nah jadi kita memberikan kebijakan nya yaudah sebulan
3 kali setiap hari sabtu tapi itu yang dua temuan dua itu senam
hamil yang terakhir kelas ibu hamil.” (R2)
Seluruh informan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa kebijakan
program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah hanya berupa jadwal
pelaksanaan dan mengacu pada Kementrian Kesehatan. Hasil telaah dokumen
peneliti tidak menemukan jadwal pelaksanaan program kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung Sawah. Penanggung jawab mengatakan bahwa jadwal
pelaksanaan program kelas ibu hamil pernah di tempel di papan informasi
Puskesmas, namun jadwal tersebut terlepas karena tertiup oleh angin.
83
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan dalam progam kelas ibu
hamil hanya berupa jadwal pelaksanaan dan mengacu pada buku pedoman
Kementrian Kesehatan. Hasil dokumen, peneliti tidak memperoleh dokumen
jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil yang menjadi kebijakan program kelas ibu
hamil di Puskesmas.
C. Gambaran Pengorganisasian Kelas Ibu Hamil
Pengorganisasian dalam penelitian ini adalah memaparkan struktur yang harus
dibuat oleh Puskesmas ataupun penanggung jawab program dalam setiap kegiatan
program
kelas
ibu
hamil
yang akan
dilaksanakan.
Pada
penelitian
ini,
pengorganisasian dilihat dari: pembagian tugas dan wewenang, pengelolaan dana,
sarana dan prasarana. Berikut adalah pemaparan nya:
1. Pembagian Tugas dan Wewenang
Pembagian tugas dan wewenang dalam penelitian ini adalah
mengetahui penugasan dan tanggung jawab tenaga kesehatan yang akan
menjadi bagian dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung
Sawah. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan wawancara
mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
informasi bahwa Kepala Puskesmas memiliki tugas sebagai penanggung
jawab, pelindung, dan mengevaluasi program kelas ibu hamil. Berikut hasil
wawancara dengan Kepala Puskesmas:
“Yang pertama sebagai penanggung jawab, pelindung,
pengarah, kemudian sesekali sebagai narasumber, dan evaluasi.”
(R1)
84
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu
hamil:
“Yang pertama kan memberikan kebijakan, yang kedua hmm...
biasanya memantau dan mengevaluasi apa kelas ibu hamil nya
berjalan apa engga? Terus, hmm... sudah sesuai apa engga
dengan anggaran.” (R2)
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
informasi bahwa selain Kepala Puskesmas yang memiliki tugas, Penanggung
Jawab Pogram kelas ibu hamil juga memiliki tugas yaitu sebagai penyusun
rencana, pelaksana program, pembuat laporan, mengatur jadwal, memberikan
informasi kepada rekan – rekan nya tentang jadwal pelaksanaan kelas ibu
hamil, menginformasikan kepada ibu hamil, dan menyiapkan snack dan
perlengkapan untuk kelas ibu hamil. Berikut hasil wawancara dengan Kepala
Puskesmas:
“Yang pertama sebagai hmm.. penyelenggara kegiatan,
penyusun rencana, pelaksana dan pembuat laporan.” (R1)
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu
hamil:
“Yang pertama mengatur skedul, jadwalnya. Terus yang kedua
yaa itu tadi menginformasikan kepada rekan rekan bahwa senam
hamil untuk kelas ibu hamil jadwalnya, terus mengkondisikan
dalam
snack,
terus
ibu
hamilnya
sudah
ditelefon
atau
dikomunikasikan atau diinformasikan gitu, jadi hmm.. terus sama
ini nya perlengkapan dan peralatannya sudah ada gitu. Jadi
mengkondisikan bahwa semua nya sudah lengkap.” (R2)
85
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
informasi bahwa fasilitator/narasumber juga memiliki tugas dalam program
kelas ibu hamil yaitu menyampaikan materi, pembuat program dan
mengevaluasi setelah kelas ibu hamil. Berikut hasil wawancara dengan Kepala
Puskesmas:
“Fasilitator kan kita ambil dari luar, yang pertama yaa dia
membuat program acara, kemudian melakukan aaa... kegiatan
fasilitasi aaa.... di hari H nya gitu ya, sama mungkin dia kita minta
untuk mengevaluasi.” (R1)
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Pogram kelas ibu
hamil:
“Kalo buat dalam program dia hanya menginformasikan, kan
ada foto ya nah foto nya itu di print dilakukan pelaporan ke BOK
atau JKN. Menyampaikan materi, menginfomasikan jumlah peseta
kelas ibu hamil.” (R2)
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, penanggung jawab
dan bidan mempersiapkan kebutuhan yang akan digunakan pada kelas ibu
hamil. Penanggung jawab dan bidan memberikan instruksi untuk melakukan
senam hamil, dan sebelumnya bidan memberikan absensi kepada ibu hamil
yang datang. Pada saat pelaksanaan Kepala Puskesmas memantau langsung
jalannya kelas ibu hamil, fasilitator/narasumber hadir untuk menyampaikan
materi terkait kehamilan ataupun tentang bayi baru lahir. Pada hasil telaah
dokumen peneliti hanya mendapatkan dokumen tentang struktur organisasi
Puskesmas yang ada di Profil Puskesmas Kampung Sawah. Program kelas ibu
hamil belum memiliki struktur organisasi tersendiri untuk program kelas ibu
hamil. Berikut adalah bagan struktur organisasi di Puskesmas Kampung
Sawah:
86
Bagan 5.1
Struktur organisasi Puskesmas Kampung Sawah
Kepala Puskesmas Kampung
Sawah
Sub Bag Tata Usaha
Kepegawaian
Bendahara
Koord Pemberdayaan
Masyarakat
Logistik
Koord Pelayanan Kesehatan
Masyarakat
Bikor
Koord. R. Ranap
Kesehatan
Anak
Koord Pelayanan Kesehatan
Perorangan
Loket
UKGMD
BP. Dewasa
Laboratorium
m
Farmasi
Imunisasi
BP. Anak
Gizi
Kesling
Kusta/ TB Paru
KB
Klinik Gizi
Batra
BP. Gigi
ISPA/Diare
KIA / KB
DBD
Apotek
Poskesdes
Rekam
Medis
Survailance
Kesehatan Ibu
Malaria /
Vilaria
Keterangan:
Assisten
Apoteker
UKS/UKGS
Remaja /
lansia
Jiwa
UGD
Yg berwarna abu abu adalah bagian yang terlibat dalam program kelas ibu hamil
87
Sehingga bisa disimpulkan bahwa Kepala Puskesmas, Penanggung
Jawab Program kelas ibu hamil dan fasilitator/narasumber memiliki tugas dan
wewenang masing – masing dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung
Sawah.
Pada
hasil
observasi
penanggung
jawab,
bidan
mempersiapkan kebutuhan yang akan digunakan pada kelas ibu hamil, Kepala
Puskesmas memantau kelas ibu hamil. Hasil telaah dokumen hanya diperoleh
struktur organisasi Puskesmas dikarenakan pada program kelas ibu hamil
belum memiliki struktur organisasi tersendiri.
2. Pengelolaan Dana
Pengelolaan dana dalam penelitian ini adalah mengetahui sumber dana
yang dimiliki dikelola oleh penanggung jawab untuk kebutuhan saat
pelaksanaan program kelas ibu hamil. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut
peneliti melakukan wawancara mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
informasi bahwa dalam melakukan pengelolaan dana dengan membuat
perencanaan atau plan of action (POA) yang dimasukkan ke dalam rencana
kerja anggaran (RKA), selain itu juga dengan melibatkan bendahara JKN dan
BOK. Bendahara JKN dan BOK memberikan instruksi kepada Penanggung
Jawab program untuk melakukan kelas ibu hamil agar jalan setiap minggu
nya. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas:
“aaa.... mula mula kita bikin aa... POA setelah kita bikin POA,
lalu kita masukkan ke RKA (Rencana Kerja Anggaran), nah
dengan catatan tidak terjadi tumpang tindih dua kegiatan itu.”
(R1)
88
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu
hamil:
“Jadi gini, yaa mengelola nya mereka menginstruksikan.
Misalnya gini ada anggaran atau ada ini BOK atau JKN yang
berhubungan dengan kelas ibu hamil atau senam hamil. Dia
mengkondisikan supaya dia jalan setiap minggu nya dan kalo
misalkan hari ini hmm.. sebelum hari H pemegang anggaran “mba
ini hmm...” menginformasikan ke fasilitator atau penanggung
jawab si kelas ibu hamil untuk melakukan kegiatan tersebut. Jadi
kita tinggal si pemegang anggaran ini memberikan anggaran
misalnya snack nya atau makanan nya ke fasilitator atau
penanggung jawab.” (R2)
Seluruh informan mengatakan bahwa dana yang dimiliki dikelola
berdasarkan plan of action (POA) yang selanjutnya dimasukkan kedalam
rencana kerja anggaran (RKA). Bendahara BOK dan JKN menginstruksikan
kepada penanggung jawab untuk melaksanakan kelas ibu hamil setiap minggu
di Puskesmas sesuai dengan anggaran yang telah tersedia. Hasil telaah
dokumen tidak didapatkan dokumen terkait dana yang dimiliki dan dikelola
oleh Puskesmas Kampung Sawah untuk program kelas ibu hamil karena
dokumen tersebut bersifat rahasia.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa dana yang bersumber dari JKN dan
BOK dikelola berdasarkan plan of action (POA) ataupun perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya agar tidak terjadi tumpang tindih. Bendahara JKN
dan BOK dilibatkan dalam mengelola anggaran dana untuk program kelas ibu
hamil. Dokumen terkait dana dan pengelolaan nya tidak didapatkan peneliti,
dikarenakan pihak Puskesmas mengatakan bahwa dokumen tersebut bersifat
rahasia.
89
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam penelitian ini adalah mengetahui alat –
alat/perlengkapan yang akan digunakan untuk kegiatan pada program kelas
ibu hamil. Untuk mendeskripsikan hasil tersebut peneliti melakukan
wawancara mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
informasi bahwa alat – alat / perlengkapan yang akan digunakan pada kegiatan
kelas ibu hamil antara lain lembar balik, matras, pengeras suara (toa) dan
sarana prasarana tersebut dikelola dengan disimpan diruangan yang telah
tersedia di Puskesmas Kampung Sawah. Berikut hasil wawancara dengan
Penanggung Jawab Progam kelas ibu hamil:
“Gak banyak sih, cuman lembar balik sama toa doang sama
matras. Matras ada di atas, kalo lembar balik memang kita taro di
KIA, terus ama toa memang ada digudang. Jadi tinggal ngambil.
Paling sebelum hari H, sebelum pasien nya dateng kita udah siapsiap udah didekatkan. Nah jadi pas pasien/ peserta nya udah
dateng udah lengkap gitu.” (R2)
Berikut hasil wawancara dengan fasilitator/narasumber:
“Yaa paling biasa aja sih, cuma disimpen ditempat nya abis
pelaksanaan kelas ibu hamil kayak matras, lembar balik nya gitu.”
(R3)
Seluruh informan mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang akan
digunakan antara lain: lembar balik, matras dan pengeras suara (toa). Sarana
dan prasarana tersebut dikelola dan disimpan pada ruangan yang telah
disediakan oleh Puskesmas.
90
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, terdapat sarana dan
prasarana untuk mendukung kegiatan program kelas ibu hamil diantaranya:
matras, lembar balik, dan pengeras suara (toa). Sarana prasarana seperti matras
dan pengeras suara disimpan di salah satu ruangan di Puskesmas dan lembar
balik disimpan pada ruangan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Hasil telaah
dokumen, peneliti tidak mendapatkan dokumen terkait mengelola sarana dan
prasarana pada kelas ibu hamil, dikarenakan dalam mengelola sarana dan
prasarana Puskesmas Kampung Sawah hanya disimpan kembali ke ruangan
yang ada.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang akan
digunakan antara lain: matras, lembar balik, dan pengeras suara (toa) dan
setelah digunakan akan disimpan pada ruangan yang telah disediakan. Hasil
observasi terdapat matras, lembar balik dan pengeras suara yang akan
digunakan dalam pelaksanaan kelas ibu hamil. Hasil telaah dokumen tidak
ditemukan nya dokumen mengelola sarana dan prasarana, dikarenakan
Puskesmas Kampung Sawah dalam mengelola sarana dan prasarana hanya
disimpan pada ruangan yang ada.
D. Gambaran Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah memaparkan pelaksanaan kelas ibu hamil
berdasarkan materi dan waktu yang telah ditentukan sebelumnya di Puskesmas Kampung
Sawah. Pada penelitian ini, pelaksanaan program kelas ibu hamil dilihat dari:
penyampaian materi dan senam ibu hamil. Berikut adalah pemaparannya:
91
1. Penyampaian Materi
Penyampaian materi dalam penelitian ini adalah mengetahui proses
memberikan materi yang sudah ditetapkan pada perencanaan dan dilakukan oleh
fasilitator/narasumber dengan alat – alat yang diperlukan. Untuk mendeskripsikan
hasil tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
informasi bahwa materi yang akan disampaikan sebelumnya ditentukan
berdasarkan lembar balik dan yang menyampaikan materi nya adalah
narasumber dari bidan di Puskesmas. Berikut hasil wawancara dengan
Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil:
“Dari lembar balik, jadi kita secara otomatis ya kalo lembar
balik kan udah pasti ya informasinya udah jelas disitu.” (R2)
Berikut hasil wawancara dengan fasilitator/narasumber:
“Dari lembar balik tadi, atau engga paling tanya ke
penanggung jawab materi nya apa yang mau disampaikan.” (R3)
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu
hamil:
“Yang ikut pelatihan kan sudah mensharing cara gimana kelas
ibu hamil.... yang menyampaikan materi dari bidan puskesmas,
tapi kadang ada mahasiswa, mereka mahasiswa yang memberikan
materi tapi kita bimbing dan kita ikut serta disitu.” (R2)
Berikut hasil wawancara dengan Ibu Hamil yang ikut kelas ibu hamil:
“Bidan doang, kadang juga suka ada dari bukan bidan gitu.”
(R3).
92
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
informasi tambahan bahwa dalam menyampaikan materi, narasumber
menggunakan metode sharing dan tanya jawab agar kelas ibu hamil tidak
berjalan kaku. Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program
kelas ibu hamil:
“.....kita sistem nya sharing bukan kayak orang monoton yang
menjelaskan aja, jadi kita sharing terus terbuka sama sistem tanya
jawab. Hmm... jadi ga kaku, karna kalo misalnya sistem nya cuma
menjelaskan atau ceramah yang ada mereka akan bosen......” (R2)
Pada hasil wawancara dengan fasilitator dan ibu hamil yang ikut kelas
ibu hamil, mengatakan bahwa fasilitator dalam menyampaikan materi nya
melalui sharing dan tanya jawab sehingga kelas ibu hamil tidak berjalan kaku
dan ibu hamil tidak bosan mengikutinya.
Seluruh informan mengatakan bahwa materi yang akan disampaikan
ditentukan
berdasarkan
lembar
balik
dan
cerita
dari
ibu
hamil.
Fasilitator/narasumber yang menyampaikan materi pada pelaksanaan kelas ibu
hamil. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, penyampaian materi
dilaksanakan pada kelas ibu hamil di aula Puskesmas Kampung Sawah pada
hari sabtu tanggal 3 Desember 2016 pukul 10.30 WIB. Jumlah ibu hamil yang
hadir berjumlah 9 orang yang didampingi oleh suami ataupun anggota
keluarga nya. Materi yang disampaikan tentang 1000 hari pertama periode
tumbuh kembang anak dan metode yang digunakan oleh fasilitator/narasumber
dalam menyampaikan materi nya yaitu dengan metode sharing dan tanya
jawab Sarana dan prasarana yang digunakan antara lain lembar balik, buku
pink (buku kia), matras, dan lain-lain.
93
Berdasarkan plan of action (POA) tahun 2016 yang telah dibuat oleh
penanggung jawab diketahui bahwa jumlah sasaran pada kelas ibu hamil
berjumlah 20 peserta dan dilaksanakan di aula Puskesmas dengan sumber
biaya dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah peserta tidak sesuai dengan
plan of action (POA) yang telah dibuat. Materi ditentukan berdasarkan lembar
balik dan yang menyampaikan materi nya adalah fasilitator/narasumber. Pada
hasil observasi materi yang disampaikan oleh fasilitator/narasumber yaitu
tentang 1000 hari pertama periode tumbuh kembang anak dengan metode
penyampaian sharing dan tanya jawab yang dilaksanakan di aula Puskesmas
Kampung Sawah.
2. Senam Ibu Hamil
Senam ibu hamil dalam penelitian ini adalah mengetahui kegiatan
senam hamil yang dilaksanakan setiap akhir pertemuan atau setelah
penyampaian materi oleh fasilitator/narasumber. Untuk mendeskripsikan hasil
tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
informasi bahwa senam ibu hamil dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan, sehingga senam ibu hamil tidak dilaksanakan setelah kelas
ibu hamil. Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Porgram kelas
ibu hamil:
“Tidak ada, tapi yaa tadi kadang ada ibu yg minta senam
hamil yaa kita senam, paling cuma sebentar aja.” (R2)
94
Berikut hasil wawancara dengan fasilitator/narasumber:
“Engga, soalnya kan ada tersendiri. Cuma kadang kalo ibuibu hamil nya minta yaa kita lakuin tapi paling sebentar aja,
sekitar 5 menitan.” (R3)
Berikut hasil wawancara dengan Ibu Hamil yang ikut kelas ibu hamil:
“Kalo waktu itu ada cuma sebentar aja soalnya kan kita minta
gitu ke bidan nya gitu. Soalnya katanya kalo senam ada jadwal
nya sendiri.” (R4)
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
informasi tambahan bahwa senam ibu hamil biasanya dilakukan antara 30
menit – 1 jam, karena jika terlalu lama tidak baik untuk ibu hamil nya. Selain
itu juga karena gerakan pada senam hamil tidak terlalu banyak. Berikut hasil
wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu hamil:
“Enggak lama sih kita, biasanya setengah jam karna memang
gak banyak gerakan nya. Hmm... kalo terlalu lama juga kasian ibu
nya, karna setengah jam juga setengah sampe satu jam, nah baru
setelah itu kita sharing lagi mengenai materi kalo waktu nya
hmm.. gitu.” (R2)
Berikut hasil wawancara dengan fasilitator / naasumber:
“Biasanya antara setengah jam sampe 1 jam.” (R3)
Seluruh informan mengatakan bahwa senam hamil pada program kelas
ibu hamil dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh
penanggung jawab program kelas ibu hamil, dan pelaksanaan senam ibu hamil
dilakukan sekitar 30 menit - 1 jam. Berdasakan hasil observasi yang peneliti
lakukan, senam ibu hamil dilakukan menggunakan matras dan mengikuti
panduan senam hamil yang terdapat pada lembar balik. Senam ibu hamil
dilakukan kurang lebih 15 – 20 menit yang dimulai pada pukul 10.00 sampai
95
pukul 10.18 WIB. Senam ibu hamil diikuti oleh anggota keluarga yang ikut
menemani ibu hamil.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa senam hamil dilaksanakan dengan
jadwal yang telah ditentukan oleh penanggung jawab program kelas ibu hamil.
Pada hasil observasi senam ibu hamil dilakukan sekitar 15 – 20 menit
menggunakan matras dan lembar balik senam hamil. Anggota keluarga yang
menemani ibu hamil ikut dalam senam hamil.
E. Gambaran Monitoring & Evaluasi Kelas Ibu Hamil
Monitoring dan evaluasi dalam penelitian ini adalah mengetahui kegiatan
pemantuan dan penilaian terhadap proses mulai dari perencanaan, pengorganisasian
sampai pelaksanaan pada kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Pada penelitian
ini, monitoring dan evaluasi dilihat dari: rutinitas, pelaporan dan penilaian. Berikut adalah
pemaparannya:
1. Rutinitas
Rutinitas dalam penelitian ini adalah melakukan pengecekkan setelah
pelaksanaan kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah yang berupa
jumlah yang hadir, dan waktu pertemuan. Untuk mendeskripsikan hasil
tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
informasi bahwa rutinitas yang dilakukan pada monitoring dan evaluasi
bersifat lebih informal dan dilihat dari perencanaan sampai pelaksanaan kelas
ibu hamil.
96
Berikut hasil wawancara nya dengan Kepala Puskesmas:
“Yang pertama kita lihat dari perencanaan nya, perencanaan
apakah sudah sesuai dengan renstra , target kinerja, kemudian
dengan anggaran, lalu kita cocokkan dengan waktu pelaksanaan,
nah kemudian hmm... yaa boleh lah sesekali kepala puskesmas
turun ke lapangan untuk meninjau “oh kegiatan nya betul berjalan
atau tidak” nah itu disebut dengan sidak.” (R1)
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu
hamil:
“Yaa lebih santai.. informal gitu...” (R2)
Seluruh informan mengatakan bahwa rutinitas yang dilakukan dalam kelas
ibu hamil dimulai dari melihat perencanaan sampai pelaksanaan kelas ibu
hamilnya dan biasanya lebih informal dilakukannya. Berdasarkan hasil observasi
yang peneliti lakukan, rutinitas yang dilakukan setelah pelaksanaan kelas ibu
hamil hanya berupa pengecekkan absensi dan foto. Hasil telaah dokumen peneliti
mendapatkan dokumen absensi dan foto pada pelaksanaan kelas ibu hamil.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa rutinitas setelah pelaksanaan kelas ibu
hamil yaitu dengan melihat dari perencanaan awal sampai pelaksanaan kelas ibu
hamil nya yang bersifat lebih informal. Hasil observasi dan telaah dokumen
peneliti mendapatkan dokumen absensi dan foto setelah pelaksanaan kelas ibu
hamil.
97
2. Pelaporan dan Penilaian
Pelaporan dan penilaian dalam penelitian ini adalah mengetahui
seluruh hasil rangkaian dari pelaksanaan kelas ibu hamil yang meliputi: waktu
pelaksanaan, jumlah peserta, proses pertemuan. Untuk mendeskripsikan hasil
tersebut peneliti melakukan wawancara mendalam.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam peneliti mendapatkan
infomasi bahwa bentuk laporan setelah pelaksanaan kelas ibu hamil berupa
absensi, foto, laporan terperinci dan laporan powerpoint. Berikut hasil
wawancara dengan Kepala Puskesmas:
“Biasanya dalam bentuk laporan, dan ada dua laporan dan
powerpoint. Kalo power point cuma ringkas doang, kalo laporan
terperinci semua nya.” (R1)
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Program kelas ibu
hamil:
“Kita berupa foto, absensi, sama notulen.” (R2)
Berdasarkan
hasil
wawancara
peneliti
mendapatkan informasi
tambahan bahwa bahan yang menjadi monitoring dan evaluasi yaitu
keseluruhan dari perencanaan, waktu pelaksanaan, dan penyerapan anggaran.
Berirkut hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas:
“Dari keseluruhan, dari perencanaan nya, dimana foto nya
harus kita lihat, waktu pelaksanaanya. Biasanya setiap kita
melakukan staff meeting minimal sekali sebulan, kecuali hal
darurat.” (R1)
98
Berikut hasil wawancara dengan Penanggung Jawab Progam kelas ibu
hamil:
“Biasanya melihat dari penyerapan BOK, jadi dari BOK itu
juga melihat kalo misalnya. Iyaa jadi evaluasi nya berupa laporan
BOK, laporan JKN...” (R2)
Seluruh informan mengatakan bahwa yang menjadi pelaporan dan
penilaian adalah dari keseluruhannya dari perencanaan sampai dengan
pelaksanaan dan juga dari foto dan penyerapan anggaran. Berdasarkan hasil
observasi petugas kesehatan tidak melakukan pelaporan dan penilaian
terhadap pelaksanaan kelas ibu hamil. Hasil telaah dokumen peneliti tidak
mendapatkan laporan pelaksanaan kelas ibu hamil, dikarenakan laporan
tersebut langsung diserahkan ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan,
sehingga peneliti hanya mendapatkan dokumen berupa foto dan absensi kelas
ibu hamil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaporan dan penilaian kelas
ibu hamil yaitu dengan melihat perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan
juga dari foto dan penyerapan anggaran. Hasil observasi tenaga kesehatan
tidak melakukan pelaporan dan penilaian terhadap kelas ibu hamil. Hasil
telaah dokumen tidak didapatkan hasil telaah dokumen, tetapi hanya
mendapatkan foto dan absensi kelas ibu hamil.
99
F. Gambaran Diagram Fishbone dalam Unsur Manajemen Kelas Ibu Hamil
Kelas ibu hamil belum berjalan efektif dikarenakan beberapa hal pada unsur
unsur manajemen. Unsur manajemen tersebut antara lain perencanaan (SDM, sarana
prasarana, tujuan, sasaran, materi, dana & alokasi, dan kebijakan), pengorganisasian
(pembagian tugas dan wewenang, pengelolaan dana, pengelolaan sarana dan
prasarana), pelaksanaan (penyampaian materi dan senam ibu hamil), dan monitoring
dan evaluasi. Keterkaitan antara unsur manajemen dengan output dari kelas ibu hamil
digambarkan dengan menggunakan fishbone diagram. Berikut ini fishbone diagram
pada kelas ibu hamil.
100
Bagan 5.2
Diagram Fish Bone Keterkaitan Antar Unsur Manajemen
Perencananaan
Pengorganisasian
Sarana prasarana
tidak dikelola
dengan baik
Kurangnya SDM
Sarana prasarana
tidak lengkap
Tidak ada SOP
Tidak ada
pengorganisasian
SDM
Kelas Ibu Hamil di
Puskesmas Kampung
Sawah tidak efektif
Penyuluhan tidak
optimal
Pelaksanaan
Alur kegiatan tidak
berjalan optimal
Monev hanya pada
tingkat Puskesmas
Monitoring dan Evaluasi
101
Pada bagan 5.2 didapatkan bahwa tidak ada perencanaan SDM, sarana
prasarana,
kebijakan
sehingga
pengorganisasian pada
unsur
ini
–
berpengaruh
pada
tidak
adanya
unsur tersebut. Kemudian, muncul
permasalahan pada saat pelaksanaan karena tidak lengkap sarana prasarana
untuk kelas ibu hamil sehingga penyuluhan tidak berjalan secara optimal.
sehingga monitoring dan evaluasi hanya dilakukan pada tahap Puskesmas.
Permasalahan pada unsur perencanaan ini yaitu kurangnya SDM
dikarenakan tidak ada kader yang terlibat dalam kelas ibu hamil sehingga
tidak ada pengorganisasian SDM. Sarana prasarana tidak lengkap sehingga
sarana prasarana tidak dikelola dengan baik dan menyebabkan penyuluhan
tidak berjalan secara optimal. Masalah pada bagian tahap pengorganisasian
yaitu tidak adanya pengorganisasian (struktur organisasi) SDM sehingga
menyebabkan penyuluhan tidak berjalan secara optimal.
Masalah pada unsur manajemen pelaksanaan yaitu penyuluhan tidak
berjalan secara optimal dikarenakan pada perencanaan sarana prasarana tidak
lengkap dan sarana prasarana tidak dikelola dengan baik. Pada alur kegiatan
kelas ibu hamil tidak
berjalan optimal
dikarenakan tidak adanya
kebijakan/SOP untuk pelaksanaan kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung
Sawah. Monitoring dan evaluasi hanya dilakukan pada tahap Puskesmas dan
setiap setelah kegiatan kelas ibu hamil dilaksanakan.
Unsur
manajemen
pengorganisasian,
kelas
pelaksanaan
dan
ibu
hamil
monitoring
antara
dan
perencanaan,
evaluasi
saling
mempengaruhi satu sama lain dan mempengaruhi output yaitu kelas ibu hamil
tidak efektif.
102
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang
Selatan pada bulan November 2016 hingga Desember 2016 di bagian Kelas Ibu Hamil
Puskesmas Kampung Sawah Kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian ini merupakan
gambaran manajemen kelas ibu hamil yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, monitoring serta evaluasi. Penelitian ini memiliki keterbatasan yang
ditemukan oleh peneliti selama proses penelitian berlangsung. Adapun keterbatasan
penelitian yang ditemui oleh peneliti yaitu terdapat beberapa dokumen yang tidak dapat
diakses atau didapatkan, karena informan tidak memberikan dokumen tersebut dan
Puskesmas Kampung Sawah memang tidak memiliki dokumen tersebut.
B. Gambaran Keterkaitan Unsur Manajemen Kelas Ibu Hamil
Kelas ibu hamil merupakan kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan usia
kehamilan 4 s/d 36 minggu (menjelang persalinan) (Kemenkes,2011). Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa kelas ibu hamil tidak efektif dikarenakan beberapa
unsur manajemen masih terdapat masalah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
tidak berjalan kelas ibu hamil secara efektif dikarenakan terdapat masalah pada unsur
manajemen. Masalah pada manajemen tersebut terdapat pada perencanaan yang
mempengaruhi pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi yang saling
berkaitan satu sama lain sehingga mempengaruhi output yang dihasilkan. Berikut
pembahasannya.
103
C. Gambaran Unsur Manajemen Kelas Ibu Hamil
1. Perencanaan Kelas Ibu Hamil
Perencanaan adalah menetapkan suatu program/kegiatan yang harus dilaksanakan
oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut (Hasibuan,2007)
perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuantujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan program-program dari
alternatif yang ada. Sedangkan menurut Hetty (2015), perencanaan adalah sebuah proses
yang dimulai dengan merumuskan tujuan Puskesmas sampai dengan alternatif kegiatan
untuk mencapainya. Melalui fungsi perencanaan akan ditetapkan tugas pokok staf,
pimpinan, akan mempunyai pedoman supervisi dan menetapkan sumber daya yang
dibutuhkan oleh staf untuk menjalankan tugasnya.
Siagian (2012) menyatakan bahwa salah satu alasan utama menempatkan
perencanaan sebagai fungsi manajerial yang pertama ialah karena perencanaan
merupakan langkah nyata yang pertama diambil dalam usaha pencapaian tujuan. Rencana
yang baik harus disertai oleh suatu rincian yang cermat. Dengan kata lain, suatu rencana
tidak hanya merupakan keputusan tentang apa yang dikerjakan dimasa depan, tetapi juga
merupakan petunjuk operasionalisasinya.
Berdasarkan hasil penelitian Masminah, dkk (2016) penerapan fungsi perencanaan
di wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kota Kendari sudah dilaksanakan secara optimal
dan tidak ditemukan nya masalah/kendala pada saat penyusunan perencanaan di
Puskesmas Perumnas. Perencanaan merupakan usaha nyata langkah-langkah yang harus
ditempuh yang dasar-dasarnya telah diletakkan dalam strategi. Begitupun dalam membuat
perencanaan program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Perencanaan
program kelas ibu hamil terdiri dari:
104
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber utama dalam
berlangsungnya suatu program. Kelancaran dalam proses menyusun rencana
program akan berjalan baik apabila dilakukan oleh SDM yang berkualitas.
Peran SDM sangat penting untuk kelancaran suatu program hingga
tercapainya tujuan dari program tersebut.
Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh
Adisasmito (2007), SDM kesehatan adalah tatanan yang menghimpun
berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta terpadu dan saling
mendukung, guna menjamin tercapainya deajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Sementara itu SDM kesehatan menurut PP No 32 Tahun
1996 yang juga dikutip oleh Adisasmito (2007) adalah semua orang yang
bekerja secara aktif di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan
formal kesehatan, maupun tidak yang untuk jenis terrtentu memerlukan
kewenangan dalam melaksanakan upaya kesehatan.
Perencanaan SDM kesehatan adalah proses estimasi terhadap jumlah
SDM berdasarkan tempat, keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, kita meramalkan atau
memperkirakan siapa mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan
dibutuhkan dan berapa jumlahnya. (Ilyas, 2000). Melihat pada pengertian
diatas, perencanaan SDM Puskesmas seharusnya berdasarkan fungsi dan
beban kerja pelayanan kesehatan yang akan dihadapi di masa depan. Hal ini
dimaksudkan agar fungsi Puskesmas dapat berjalan baik, maka kompetensi
105
SDM seharusnya sesuai dengan spesifikasi SDM yang dibutuhkan Puskesmas.
(Ilyas, 2004).
Salah satu isu strategis dalam perencanaan pembangunan dan
pengembangan SDM kesehatan adalah kemampuan perencana kebijakan dan
program SDM kesehatan yang masih lemah (Hapsara, 2006). Dan salah satu
hambatannya adalah kurangnya dukungan staf perencana ketenagaan yang
berkualitas. (KepMenkes, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa
jumlah sumber daya manusia yang merencanakan program kelas ibu hamil
berjumlah lebih dari lima orang. Lima orang tersebut terdiri dari bidan, kepala
puskesmas, bendahara JKN, bendahara BOK, penanggung jawab program,
kepala tata usaha. Sumber daya manusia (SDM) yang menyusun perencanaan
kelas ibu hamil memiliki latar belakang pendidikan D3. Hasil penelitian
Lukman (2005) menyatakan bahwa terjadi kesenjangan antara kebutuhan
dengan keadaan tenaga di Puskemas akibat tidak adanya tenaga professional
dalam perencanaan sumber daya manusia.
Pengembangan sumber daya manusia kesehatan, merupakan kegiatan
yang harus dilakukan instansi, agar pengetahuan (knowledge), kemampuan
(ability) dan keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan
yang mereka lakukan. Dengan kegiatan pengembangan ini diharapkan dapat
memperbaiki dan mengatasi kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan
dengan lebih baik dan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang
digunakan. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan merupakan salah satu
cara dalam pengembangan sumber daya manusia kesehatan (Adisasmito,
106
2007). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan,
bahwa bidan di Puskesmas Kampung Sawah mengikuti pelatihan terkait kelas
ibu hamil yang berupa penjelasan lembar balik, buku KIA, dan lainnya.
Setelah itu juga terdapat uji kemampuan berupa pre test, post test dan praktek
kelas ibu hamil. Sedangkan, pada hasil penelitian Nurdiyan (2015) di
Puskesmas Malalak dan Biaro Kabupaten Agam menyatakan bahwa
kemampuan tenaga kesehatan yang sudah dimiliki dalam memfasilitasi kelas
ibu hamil masih kurang, dikarenakan belum diadakannya pelatihan untuk
bidan terkait kelas ibu hamil.
Sesuai dengan PMK No. 97 Tentang Pelayanan Kesehatan Kehamilan,
bahwa sumber daya manusia (SDM) dalam pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan, dan
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, meliputi tenaga kesehatan dan tenaga
nonkesehatan. Tenaga nonkesehatan yang memberikan pelayanan tersebut
merupakan tenaga yang terlatih dan pelayanan yang diberikan hanya berupa
pelayanan promotif dan preventif.
Pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81 Tahun 2004 tentang
pedoman penyusunan perencanaan SDM kesehatan, bahwa metode dalam
menyusun tenaga kesehatan didasarkan pada sasaran upaya kesehatan yang
ditetapkan (health services targets method), karena dengan metode ini dimulai
dengan menetapkan berbagai sasaran upaya atau memperoleh perkiraan
kebutuhan jumlah dari jenis tenaga kesehatan tertentu, diperoleh dengan
membagi keseluruhan upaya atau pelayanan kesehatan tahun sasaran dengan
107
kemampuan jenis tenaga tersebut untuk melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan yang direncanakan.
Sehingga dapat disimpulkan, sumber daya manusia dalam perencanaan
program kelas ibu hamil antara lain kepala puskesmas, kepala TU, bendahara
JKN, bendahara BOK, bidan, dan penanggung jawab program. Bidan yang
terlibat dalam program kelas ibu hamil mengikuti pelatihan terkait kelas ibu
hamil. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Adisasmito (2007) bahwa
pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan merupakan salah satu cara dalam
pengembangan sumber daya manusia kesehatan.
Buku pedoman kelas ibu hamil tahun 2011 mengatakan bahwa salah
satu indikator input keberhasilan kelas ibu hamil yaitu petugas kesehatan
sebagai fasilitator kelas ibu hamil, dan pada Puskesmas Kampung Sawah hal
tersebut sudah tercapai karena fasilitator kelas ibu hamil merupakan tenaga
kesehatan.
b. Sarana dan Prasarana
Menurut Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
pelayanan kesehatan yang diberikan berupa upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Sarana dan prasarana dalam fasilitas kesehatan sangat
menunjang dalam pelayanan kesehatan, terutama pada pelayanan kesehatan di
Puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan No. 97 Tahun 2014 Tentang
Puskesmas, bahwa Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling
sedikit terdiri atas: sistem penghawaan (ventilasi), sistem pencahayaan, sistem
sanitasi, sistem kelistrikkan, sistem komunikasi, sistem gas medik, sistem
proteksi petir, sistem proteksi kebakaran, sistem pengendalian kebisingan,
108
sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu) lantai,
kendaraan Puskesmas keliling, dan kendaraan ambulans.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa
sarana dan prasarana yang disediakan Puskesmas Kampung Sawah untuk
program kelas ibu hamil adalah ruangan, karpet, pengeras suara, buku KIA,
lembar balik, dan matras. Hasil penelitian Hilda (2013) menyatakan bahwa
belum semua sarana prasarana untuk kelas ibu hamil tersedia di Puskemas
Kabupaten Batang Tahun 2012.
Dalam buku pedoman kelas ibu hamil tahun 2011, sarana dan pasarana
yang diperlukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil adalah ruangan belajar
berkapasitas minimal 10 orang dengan ukuran kira kira 4 M x 5 M dengan
ventilasi dan pencahayaan yang cukup, alat tulis menulis, buku KIA, lembar
balik kelas ibu hamil, matras, buku senam hamil, food model, boneka, dll.
Ruangan yang digunakan untuk kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah dilengkapi dengan jendela dan ventilasi ruangan sehingga
mencegah terjadinya suasana pengap yang akan mengganggu proses kelas ibu
hamil. Matras yang dimiliki Puskesmas Kampung Sawah berjumlah 13
matras, buku pink (KIA) sudah dimiliki oleh ibu hamil pada saat cek awal
kehamilan di Puskesmas.
Sesuai dengan buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011 sarana dan
prasarana yang digunakan yaitu buku pink (KIA), lembar balik, matras, buku
pedoman kelas ibu hamil, buku pegangan fasilitator, dan lain lain. Sarana dan
prasarana kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah belum sepenuhnya
lengkap. Maka dari itu Puskesmas Kampung Sawah harus menambah
109
beberapa sarana dan prasarana yang belum lengkap yang sesuai dengan buku
pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011.
c. Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir yang diharapkan. Tujuan digunakan
untuk menunjukkan pada hasil akhir di masa yang akan datang yang tidak
dapat diukur (Endang, 2011). Dalam buku pedoman kelas ibu hamil Tahun
2011, disebutkan bahwa tujuan kelas ibu hamil yaitu meningkatkan
pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang
kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, dan lain lain.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa
tujuan kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah yaitu mengetahui apa
saja tanda – tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas, dan mempermudah
dalam proses persalinan. Hasil penelitian Puspitasari (2012) mengatakan
bahwa tujuan kelas ibu hamil yaitu untuk mengetahui dan paham mengenai
kehamilan, dan tanda tanda persalinan, dan lain lain.
Hal tersebut sesuai dengan buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011,
dimana tujuan kelas ibu hamil yaitu merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh, dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas. Puskesmas
Kampung Sawah memiliki tujuan yang sesuai dengan buku pedoman kelas ibu
hamil, maka dari itu kelas ibu hamil harus dapat meningkatkan lagi sesuai
dengan tujuan yang dimiliki.
110
d. Sasaran
Sasaran merupakan hasil antara dimasa yang akan datang yang
spesifik, jelas, ringkas dan jika mungkin dikuantifikasi jika dapat diukur.
(Endang, 2011). Dalam buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011 sasaran
kelas ibu hamil yaitu ibu hamil yang usia kehamilan nya sudah mencapai 4 s/d
36 minggu. Suami/anggota keluarga diharapkan bisa ikut serta dalam
mendampingi ibu hamil dalam kelas ibu hamil.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa
sasaran dalam kelas ibu hamil adalah ibu hamil serta suami atau anggota
keluarga yang diharapkan bisa ikut mendampingi dalam kelas ibu hamil.
Hal ini sesuai dengan Buku Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Tahun
2011 bahwa sasaran dalam kelas ibu hamil adalah ibu hamil yang usia
kehamilan antara 4 – 36 minggu, dan anggota keluarga/suami ikut serta dalam
kelas ibu hamil tersebut. Hasil penelitian Puspitasari (2012) mengatakan
bahwa kelas ibu hamil dihadiri oleh 10 orang ibu hamil. Hasil penelitian
Mullany, dkk (2007) dan Fatimah (2009) memiliki pendapat yang serupa
bahwa dukungan dari keluarga terutama suami dalam mengikuti kelas ibu
hamil sangat berpengaruh besar pada ibu hamil.
Sasaran kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah sudah sesuai
dengan buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011 yaitu ibu hamil dengan
usia kehamilan antara 4 – 36 minggu dan didampingi oleh suami ataupun
keluarga. Indikator input keberhasilan dalam buku pedoman kelas ibu hamil
Tahun 2011 yaitu ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil sudah tercapai
meskipun jumlah nya tidak sesuai dengan perencanaan, sedangkan pada
111
suami/anggota keluarga yang hadir mengikuti kelas ibu hamil belum tercapai
dikarenakan hanya beberapa ibu hamil yang didampingi oleh suami/anggota
keluarga. Oleh karena itu Puskesmas Kampung Sawah harus melakukan
sosialisasi lagi kepada ibu hamil dan suami/anggota keluarga nya agar sasaran
nya dapat tercapai.
e. Materi
Materi merupakan bahan yang akan disampaikan oleh fasilitator
/narasumber pada suatu kegiatan. Materi umumnya sudah dipersiapkan
sebelum hari pelaksanaan, sehingga pada saat pelaksanaan materi tersebut
dapat disampaikan. Materi pada kelas ibu hamil sudah disusun sesuai dengan
Buku Pedoman Kelas Ibu Hamil Tahun 2011.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Puskesmas Kampung
Sawah menentukan materi berdasarkan lembar balik yang sudah dimiliki.
Hasil penelitian Puspitasari (2012) mengatakan bahwa materi kelas ibu hamil
berpedoman pada buku kelas hamil, lembar balik yang diberikan oleh Dinas
Kesehatan, selain itu juga menggunakan buku KIA. Hal tersebut sesuai dengan
buku pedoman kelas ibu hamil tahun 2011 bahwa materi yang akan
disampaikan menggunakan alat bantu lembar balik dan disesuaikan dengan
buku kia, buku pegangan fasilitator.
Materi kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah belum sesuai
dengan buku pedoman kelas ibu hamil tahun 2011 dimana materi yang akan
disampaikan sedikit berbeda dari buku pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011.
Oleh karena itu Puskesmas harus lebih teliti dalam menyiapkan materi yang
akan disampaikan pada pelaksanaan kelas ibu hamil
112
f. Dana & Alokasi
Dana dan alokasi merupakan penunjang dalam melaksanakan program
kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah. Dalam PMK No.11 Tahun
2011 tentang petunjuk teknis bantuan operasional kesehatan (BOK) bahwa
Puskesmas mendapatkan 60% dari total alokasi dana untuk progam kesehatan
prioritas melalui berbagai kegiatan yang berdaya ungkit tinggi untuk
pencapaian tujuan MDGs bidang kesehatan. Kesehatan prioritas salah satunya
adalah upaya menurunkan angka kematian balita, dan menurunkan angka
kematian ibu.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa
terdapat dana untuk program kelas ibu hamil yang berasal dari dana JKN dan
BOK. Puskesmas Kampung Sawah memilki dana dari JKN dan BOK untuk
kelas ibu hamil. Hasil penelitian Puspitasari (2012) mengatakan bahwa dana
yang akan digunakan untuk kelas ibu hamil hanya bersumber dari dana
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Hasil tersebut sesuai dengan PMK
No.11 Tahun 2011 yang menjelaskan bahwa Puskesmas mendapatkan 60%
untuk program kesehatan prioritas.
Hasil penelitian lain Najmul (2012) mengatakan bahwa sumber dana
seperti BOK, Jamkesmas, Jampersal untuk program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) belum berjalan optimal, meskipun tidak terjadi tumpang tindih. Hal
tersebut karena koordinasi pelaksana pembiayaan juga belum berjalan optimal.
Dana dan alokasi pada Puskesmas Kampung Sawah sudah berjalan dengan
baik, dilihat dari sumber dana dan alokasi yang dimiliki untuk program kelas
ibu hamil.
113
g. Kebijakan
Menurut Anderson (1984) kebijakan adalah suatu tindakan yang
mempunyai tujuan yang dilakukan seseorang pelaku atau sejumlah pelaku
untuk memecahkan masalah. Sedangkan Mustopadidjaja (1988) menjelaskan,
bahwa istilah kebijakan lazim digunakan dalam kaitannya dengan tindakan
atau kegiatan pemerintah, serta perilaku Negara pada umumnya dan kebijakan
tersebut dituangkan dalam berbagai bentuk peraturan (Nurcholis, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa
program kelas ibu hamil tidak memiliki kebijakan yang tertulis. Puskesmas
Kampung Sawah dalam menentukan jadwal pelaksaaan hanya sesuai dengan
kesepakatan yang sudah ditentukan dan dengan anggaran yang diberikan pada
jaminan kesehatan nasional (JKN) dan bantuan operasional kesehatan (BOK).
Namun, untuk penanggung jawab dalam kelas ibu hamil ditentukan
berdasarkan surat keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh Puskesmas Kampung
Sawah dan dipilih oleh Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Buku
pedoman kelas ibu hamil (2011) menjelaskan bahwa bahwa bidan/tenaga
kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu hamil.
Hasil penelitian Nurdiyan (2015) mengatakan bahwa bentuk kebijakan
yang diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten berupa keharusan bagi seluruh
Puskesmas untuk melaksanakan kelas ibu hamil dan adanya fasilitator yang
memfasilitasi kelas ibu hamil. Dalam buku pedoman kelas ibu hamil Tahun
2011 disebutkan bahwa Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan
mengkoordinir pelaksanaan kelas ibu hamil di wilayah kerja nya.
114
Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu
hamil. Sesuai dengan PMK No. 97 Tentang Pelayanan Kesehatan Kehamilan,
bahwa sumber daya manusia (SDM) dalam pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan, dan
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, meliputi tenaga kesehatan dan tenaga
nonkesehatan. Tenaga non kesehatan yang memberikan pelayanan tersebut
merupakan tenaga yang terlatih.
Puskesmas Kampung Sawah harus melakukan kebijakan tertulis pada
program kelas ibu hamil seperti SOP, sehingga pelaksanaan kelas ibu hamil
dapat sesuai dengan kebijakan yang nanti dimiliki.
2. Gambaran Pengorganisasian Kelas Ibu Hamil
Menurut Sudjana (2007), pengorganisasian berkaitan dengan kegiatan menyusun
organisasi yang mampu melaksanakan rencana atau program yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian merupakan hal yang wajib ada dalam setiap program yang dimiliki.
Tidak hanya struktur organisasi dari Puskesmas saja, tetapi dari setiap program yang
dimiliki oleh Puskesmas harus memiliki struktur organisasi. Sehingga tugas dan
wewenang setiap tenaga kesehatan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian Masminah, dkk (2016) mengatakan bahwa penerapan
pengorganisasian di wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kota Kendari belum
dilaksanakan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan fasilitas yang disediakan
oleh pihak Puskesmas masih sangat kurang. Berikut adalah Pengorganisasian kelas ibu
hamil di Puskesmas Kampung Sawah yaitu:
115
a. Pembagian Tugas dan Wewenang
Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas menjelaskan bahwa
organisasi Puskesmas disusun oleh Dinas Kesehatan/Kota berdasarkan
kategori upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Organisasi Puskesmas
paling sedikit antara lain: Kepala Puskesmas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha,
Penanggung Jawab UKM, dan UKP.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa
dalam program kelas ibu hamil di Puskemas Kampung Sawah terdapat satu
orang yang menjadi penanggung jawab. Dimana penanggung jawab kelas ibu
hamil bertugas untuk penyusun rencana program, pelaksana program,
menginformasikan kepada rekan-rekan jadwal kelas hamil dan senam ibu
hamil, dan membuat laporan setelah kegiatan dilaksanakan. Penanggung
jawab berkoordinasi dengan kepala Puskesmas dimana kepala Puskesmas
bertugas sebagai pelindung, pengarah, memberi kebijakan, dan memantau dan
mengevaluasi dari setiap program yang sudah dilaksanakan. Kepala
Puskesmas berkoordinasi dengan fasilitator, dimana fasilitator bertugas
sebagai pembuat program, menyampaikan materi pada pelaksanaan kelas ibu
hamil, menginformasikan jumlah peserta yang ikut dalam kelas ibu hamil.
Berdasarkan hasil penelitian Masminah (2016) mengatakan bahwa
pengorganisasian pelayanan KIA di Puskesmas Perumnas dilaksanakan
dengan melakukan pembagian tugas pada masing – masing staf/petugas yang
dilakukan oleh koordinator KIA dan telah dibuatkan struktur organisasi
pelayanan KIA.
116
Dalam pembagian tugas dan wewenang kelas ibu hamil, Puskesmas
harus melakukan uraian job yang jelas dalam kelas ibu hamil. sehingga
penanggung jawab atau kepala puskesmas tidak salah dalam melakukan
tanggung jawabnya.
b. Pengelolaan Dana
PMK No. 11 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Bantuan
Operasional Kesehatan. Bahwa Puskesmas mendapatkan 60% dari total
alokasi dana untuk program kesehatan prioritas. Program kesehatan prioritas
salah satu nya adalah upaya menurunkan angka kematian balita, dan
menurunkan angka kematian ibu. Dimana salah satu kegiatan nya adalah kelas
ibu hamil.
Dana yang digunakan untuk kelas ibu hamil bersumber dari JKN dan
BOK. Sumber dana tersebut dipegang oleh bendahara Puskesmas. Dimana
dana yang diterima oleh bendahara tersebut, dialokasikan untuk beli snack,
makan siang dan transport untuk peserta ibu hamil. Sesuai dengan hasil
penelitian Puspitasari (2012) yang mengatakan bahwa dana yang digunakan
untuk kelas ibu hamil bersumber dari BOK, dan digunakan untuk konsumsi
peserta ibu hamil dan biaya transportasi tenaga kesehatan.
Pengelolaan dana kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah
sudah sesuai dengan PMK No. 11 Tahun 2015. Maka dari itu, Puskesmas
Kampung Sawah harus melakukan peningkatan dalam pelaksanaan kelas ibu
hamil nya. Dana yang digunakan untuk pelaksanaan kelas ibu hamil akan
dimasukkan ke dalam laporan Puskesmas dan diserahkan ke Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan.
117
c. Sarana dan Prasarana
Buku pedoman kelas ibu hamil (2011) menjelaskan bahwa sarana
prasarana kelas ibu hamil antara lain: ruang belajar untuk kapasitas 10 orang
peserta, alat tulis menulis, buku KIA, lembar balik kelas ibu hamil, buku
pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil, buku pegangan fasilitator, alat peraga
(food model, boneka, dll), matras, bantal, kursi, buku senam hamil/CD senam
hamil.
Sarana dan prasarana yang akan digunakan pada pelaksanaan kelas ibu
hamil dipersiapkan. Berdasarkan hasil penelitian, dalam mengelola sarana dan
prasararana penanggung jawab program kelas ibu hamil menyiapkan peralatan
yang dibutuhkan dalam pelaksanan kelas ibu hamil, seperti matras, ruangan,
dan lembar balik. Dimana matras terdapat di ruangan lantai dua, lembar balik
yang disimpan pada ruangan KIA.
Hasil penelitian Puspitasari (2012) mengatakan bahwa sarana dan
prasarana yang digunakan pada Puskesmas Bagetayu berupa buku kelas ibu
hamil, lembar balik dan buku KIA yang diberikan dari Dinas Kesehatan.
Namun, untuk kelengkapan fasilitas seperti tikar, kursi, bantal, dll tidak
diberikan oleh Dinas Kesehatan.
Puskesmas Kampung Sawah dalam mengelola sarana dan prasana
kurang baik dikarenakan tempat penyimpanan yang terpisah. Maka dari itu
Puskesmas Kampung Sawah harus menyediakan ruangan khusus untuk
meyimpan perlengkapan kelas ibu hamil.
118
3. Gambaran Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Kelas ibu hamil merupakan salah atau upaya untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan ibu hamil. Puskesmas Kampung Sawah mendukung upaya tersebut,
sehingga Puskesmas Kampung Sawah memilki program kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil
diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu
mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas, keluaga berencana, perawatan bayi
baru lahir dan senam hamil.
Hasil penelitian Novianti, dkk (2015) mengatakan bahwa pelaksanaan kelas ibu
hamil masih lemah dan berpengaruh pada kinerja kelas ibu hamil. Sedangkan hasil
penelitian Nurdiyan (2015) mengatakan bahwa pelaksanaan kelas ibu hamil belum sesuai
dengan pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
dua penelitian terkait kegiatan program kelas ibu hamil yaitu penyampaian materi dan
senam hamil. Berikut adalah program kelas ibu hamil:
a. Penyampaian Materi
Menurut Notoatmodjo (2009), ceramah merupakan cara penyajian
dimana pengajar (narasumber) bertatap muka langsung dengan peserta, dan
peserta pasif mendengarkan. Sedangkan penyajian materi dengan metode
diskusi yaitu dimana informasi yang akan disampaikan disusun dalam bentuk
pertanyaan – pertanyaan yang harus dibahas dan didiskusikan oleh peserta.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa metode
yang digunakan fasilitator/narasumber dalam menyampaikan materi kelas ibu
hamil adalah metode sharing ataupun tanya jawab. Selain itu fasilitator
/narasumber menggunakan lembar balik sesuai dengan materi yang akan
disampaikan pada kelas ibu hamil.
119
Hasil penelitian Puspitasari (2012) mengatakan bahwa metode yang digunakan
dalam kelas ibu hamil antara lain diskusi antar ibu hamil, selain itu juga
dengan tanya jawab antar ibu hamil dengan bidan/kader.
Hal ini sesuai dengan Buku Pedoman Kelas Ibu Hamil yang diterbitkan
oleh Kementerian Kesehatan (2011) bahwa ada beberapa metode dalam
menyampaikan materi pada kelas ibu hamil yaitu ceramah, tanya jawab,
demonstrasi dan praktek, curah pendapat, penugasan (membaca buku KIA),
dan simulasi.
b. Senam Ibu Hamil
Varney (1997) dan Hanton (2001) menjelaskan bahwa senam hamil
akan memberikan suatu produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih
baik, dibandingkan pada ibu – ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil.
Senam hamil juga dapat mengurangi resiko stress dan nyeri pada saat
melahirkan. Selain itu, inti dari senam hamil sendiri adalah melatih pernafasan
menjelang persalinan, sehingga pada saat menjelang kelahiran bayi, ibu bisa
rileks dan menguasai keadaan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa
pelaksanaan senam ibu hamil hanya dilakukan sebulan sekali, sehingga senam
ibu hamil tidak selalu dilaksanakan setelah kelas ibu hamil. Lama waktu
senam hamil sekitar setengah sampai satu jam. Sedangkan, pada buku
pedoman kelas ibu hamil tahun 2011 dikatakan bahwa setiap akhir pertemuan
dilakukan senam ibu hamil dan lama waktu untuk senam hamil antara 15-20
menit.
120
Hasil penelitian Farida (2015) mengatakan bahwa ada pengaruh antara
ibu hamil yang melakukan senam hamil dan yang tidak melakukan senam
hamil dengan lamanya proses persalinan. Hal tersebut juga didukung oleh
penelitian lain, Aini (2016) mengatakan bahwa ada hubungan senam hamil
terhadap lamanya proses persalinan pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Bayat Klaten.
Senam ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah dilaksanakan sebulan
sekali, dimana harusnya pelaksanaan senam ibu hamil adalah setiap akhir
pertemuan kelas ibu hamil. Maka dari itu Puskesmas Kampung Sawah harus
melakukan senam ibu hamil setap akhir pertemuan sesuai dengan buku
pedoman kelas ibu hamil Tahun 2011.
Indikator proses keberhasilan dalam buku pedoman kelas ibu hamil
Tahun 2011 salah satu nya yaitu fasilitator, peserta, dan penyelenggaraan.
Puskesmas Kampung Sawah dalam indikator ini sudah tercapai meskipun
tidak sepenuhnya, dikarenakan terdapat beberapa hal yang kurang mendukung
pada saat pelaksanaan kelas ibu hamil.
4. Gambaran Monitoring dan Evaluasi Kelas Ibu Hamil
Menurut Widoyoko (2005), adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh
informasi yang akurat dan objektif tentang suata program. Informasi tersebut dapat
berupa proses pelaksanaan program, dampak hasil yang dicapai, efisiensi serta
pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk
mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga
dipergunakan
untuk
kepentingan
penyusunan
program
berikutnya
maupun
penyusunan kebijakan yang terkait dengan program.
121
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa proses monitoring dan evaluasi
kelas ibu hamil dilakukan secara internal dengan menilai/membandingkan pada
kriteria/indikator yang telah disusun. Monitoring dan evaluasi Puskesmas dilakukan
setiap satu bulan sekali. Pada pelaksanaan kelas ibu hamil monitoring dan evaluasi
dilakukan setelah pelaksanaan. Kriteria/indikator yang digunakan antara lain: jumlah
sasaran, waktu pelaksanaan, biaya yang digunakan. Monitoring dan evaluasi
dilakukan oleh Kepala Puskesmas, Kepala TU, bendahara, dan penanggung jawab
program kelas ibu hamil. Hal yang di monitoring dan evaluasi yaitu dari keseluruhan
nya mulai perencanaan nya, penyerapan anggaran BOK dan JKN, dan pada saat
pelaksanaannya. Puskesmas Kampung Sawah memberikan laporan hanya pada tingkat
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, sedangkan laporan pada Puskesmas
Kampung Sawah hanya berupa power point yang berisi laporan foto, absensi, dan
notulen. Hasil penelitian Nurdiyan, dkk (2015) menyatakan bahwa monitoring
dilakukan Kepala Puskesmas hanya dari laporan bidan yang melakukan kelas ibu
hamil. Selain itu, monitoring dan evaluasi belum pernah dilakukan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten setempat, dan juga Kepala Puskesmas Malalak tidak pernah
terlibat atau melakukan monitoring langsung dalam kelas ibu hamil. Berdasarkan
buku pedoman Kelas Ibu Hamil Tahun 2011 disebutkan bahwa kegiatan monitoring
dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota, dan Provinsi dan dilakukan minimal setiap tiga bulan sekali.
Evaluasi dilakukan pada setiap selesai pertemuan kelas ibu hamil.
122
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat
melakukan evaluasi bersama-sama misalnya satu kali setahun. Pelaporan disusun
pada setiap selesai melaksanakan kelas ibu hamil. Pelaporan dilakukan secara
berjenjang dari bidan/tenaga kesehatan pelaksana kelas ibu hamil Puskesmas – Dinas
Kesehatan Kabupaten – Dinas Kesehatan Provinsi – Kementrian Kesehatan.
Pelaporan disusun setiap tiga bulan sekali dan laporan tahunan.
123
BAB VII
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan data penelitian yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan kelas ibu hamil tidak berjalan meliputi kurangnya sumber daya
manusia
(SDM),
tidak
lengkapnya
sarana
prasarana,
tidak
ada
kebijakan/standar operasional prosedur (SOP).
2. Pengorganisasian kelas ibu hamil tidak berjalan meliputi tidak adanya
pengorganisasian sumber daya manusia (SDM).
3. Pelaksanaan kelas ibu hamil tidak berjalan meliputi penyuluhan tidak optimal,
alur kegiatan tidak berjalan optimal.
4. Monitoring dan evaluasi kelas ibu hamil tidak berjalan meliputi monitoring
dan evaluasi yang dilakukan hanya pada tingkat Puskesmas.
124
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Kampung Sawah
a. Perencanaan
: Membuat rencana secara spesifik/jelas tentang SDM,
sarana prasarana dan kebijakan, melakukan pengadaan kader, menambah alat
alat seperti alat peraga, boneka, food model.
b. Pengorganisasian
: Membuat struktur organisasi khusus untuk program
kelas ibu hamil, membuat ruangan untuk penyimpanan sarana prasarana kelas
ibu hamil.
c.
Pelaksanaan
: Melakukan penyuluhan kepada ibu hamil tentang kelas
ibu hamil di Puskesmas.
2. Bagi Kader
a.
Melakukan penyuluhan kepada ibu hamil tentang kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah.
b.
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang sudah direncanakan.
125
Daftar Pustaka
Akbar, Priyandi, dkk. 2014. Analisis Fungsi Manajemen Puskesmas Padangsari Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang. FISIP Universitas Diponegoro.
Azwar. Azrul. 1998. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta: Bina Aksara.
Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai. 1989. Pedoman
Perencanaan Tingkat Puskesmas (Microplanning). Jakarta.
Departemen Kesehatan RI Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi. 2002. ARRIME Pedoman
Manajemen Puskesmas. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2002. Biro Perencanaan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.
Perencanaan dan penganggaran terpadu, konsep dan prinsip perencanaan program
dan penganggaran kesehatan terpadu. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2002. Biro Perencanaan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.
Perencanaan dan penganggaran terpadu, Analisis situasi dan penentuan masalah
kesehatan. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2004.
Jalan setapak menuju Indonesia sehat melalui
pemberdayaan sumberdaya manusia kesehatan. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2002. Biro Perencanaan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.
Perencanaan dan penganggaran terpadu, Penyusunan program kesehatan. Jakarta.
Djaali dan Mulyono, Pudji. 2007. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.
Effendi, Ferri. Makhfudli. 2009. Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
Eskaryot, Endik. 2013. Gambaran Manajemen Program Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Semboro Kabupaten Jember. Skripsi. FKM Universitas Jember.
Erpan Najmul, Lalu, dkk. 2012. Koordinasi Pelaksanaan Pembiayaan Program Kesehatan
Ibu dan Anak di Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2011. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia. UGM. Yogyakarta.
Farida, Siti dan Sunarti. 2015. Senam Hamil Sebagai Upaya Untuk Memperlancar Proses
Persalinan di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan
Informatika Kesehatan.
Fatimah, S. 2009. Hubungan Dukungan Suami dengan Kejadian Postpartum Blues pada Ibu
Primipara di Ruang Bugenvile RSUD Tugurejo Semarang. UNDIP. Semarang
126
Fuada, Novianti dan Setyawati, Budi. 2015. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Indonesia.
Badan Litbangkes Kemenkes.
Hani, T. Handoko. 2003. Manajemen Personalia, BPFE, Yogyakarta.
Hapsara. 2006. Rencana Strategis SDM Kesehatan di Indonesia: Perkembangan dan
Prospeknya FKM UI. Depok.
Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi
Aksara
Herujito, Yayat M. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Penerbit PT. Grasindo: Jakarta.
Ilyas, Yaslis. 2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM
UI. Depok.
Ilyas, Yaslis. 2000. Perencanaan Sumber Daya Manusia PT (teori, metode, dan formula).
Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI. Depok.
Improhealth. Fishbone diagram. Diakses pada 18 Juli 2017 http://www.improhealth.org
Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor 81/Menkes/SK/I/2004. Pedoman Penyusunan
Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit.
Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor 128/Menkes/SK/II/2004. Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Lukman, K. 2005. Analisis Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Puskesmas di Kabupaten Aceh
Besar. Tesis. Universitas Gadjah Mada.
Mantra IB. 1997. Monitoring dan Evaluasi. Departemen Kesehatan RI Pusat Penyuluhan
Kesehatan Mayarakat.
Marieta, Puspita. N,dkk. 2014. Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Keikutsertaan Dalam Kelas
Ibu Hamil. Akademi Kebidanan Griya Husada. Surabaya.
Masminah, dkk. 2016. Gambaran Penerapan Fungsi Manajemen Puskesmas Terhadap
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota
Kendari Tahun 2016. FKM Universitas Halu Oleo. Kendari.
Mullany, B. C., Becker, S., & Hindin, M. J. 2007. The Impact of Including Husbands in
Antenatal Health Education Services on Maternal Health Practies in Urban Nepal:
Results from a randomized controlled trial. Oxford University, 22 (2), 166-167.
Muninjaya G.A.A. 2003. Manajemen Kesehatan edisi kedua. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Nurcholis, Hanif. 2005. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT
Grasindo
127
Nurdiyan, Ayu, dkk. 2015. Analisis Sistem Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas
Malalak dan Biaro Kabupaten Agam. Jurnal Kesehatan Andalas. Padang
Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. 2011. Kementerian Kesehatan RI.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
Pradiptya S.P. 2013. Penyesuaian Diri Remaja Yang Tinggal di Panti Asuhan (Studi Kasus
Pada 2 Orang Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan Wisma Putera Bandung).
Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.
Praharmeyta, Rizma. 2011. Eektifitas Fungsi Manajemen Tenaga Gizi Puskesmas Terhadap
Pelaksanaan Program Penanggulangan Gizi Buruk di Kabupaten Demak Tahun 2010.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014
Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2013.
Profil Kesehatan Kementerian Kesehatan Tahun 2014
Purwandani, W Septerina, dkk. 2013. Evaluasi Proses Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di
Kabupaten Banyumas. Jurnal Kebidanan Vol.2 No.4 April 2013.
Puspitasari, Lia. 2012. Gambaran Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Bangetayu
Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro. Semarang
Rahmawati Aini, Nur. dkk. 2016. Hubungan Senam Hamil Terhadap Lamanya Poses
Persalinan Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Bayat Klaten. Jurnal
Involusi Kebidanan vol. 6 No. 11
Rismawati, Lilis. dkk. 2012. Analisis Manajemen Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS) di UPTD Puskesmas Bantar. FIK Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Siagian, Sondang P. 2012. Fungsi-fungsi Manajerial. Edisi Revisi. Cetakan Ketiga. Jakarta:
Bumi Aksara.
Siswanto, Sastrohadiwiryo. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jurnal MKMI vol. 3
no. 2
Sudjana, Djuju. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP
– UPI). Jakarta: PT IMTIMA.
Sugiyono, 2009. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
128
Sulaeman,Sutisna. E. 2011. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas. UGM
Press: Yogyakarta.
Terry, George R.,Leslie, W. Rue. 2005. Dasar – dasar Manajemen. Bumi aksara : Jakarta)
Umar, Husein. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Usman, H. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Cetakan Pertama. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Varney, Helen. 1997. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC. Jakarta.
Widoyoko, Eko Putro. 2005. Evaluasi Program Pelatihan (Training Program Evaluation)
diakses pada 7 Juni 2017 melalui http://www.umpwr.ac.id/download/publikasiilmiah/Evaluasi%20Program%20Pelatihan.pdf
Yanti Praja, Hilda. 2013. Evaluasi Program Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas
Wilayah Kabupaten Batang Tahun 2012. FKM. Universitas Diponegoro.
129
LAMPIRAN
130
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
KEPADA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM KELAS IBU HAMIL
DI PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH KOTA TANGERANG SELATAN
PERENCANAAN
1. Berapa jumlah orang yang ikut melakukan perencanaan kelas ibu hamil? dan siapa
saja yang terlibat dalam menyusun perencanaan program kelas ibu hamil?
2. Apa saja latar belakang pendidikan nya?
3. Apa saja pelatihan yang pernah diikuti oleh bidan terkait kelas ibu hamil? (probing:
materi yang didapat, uji kemampuan setelah pelatihan)
4. Apa saja sarana dan prasarana yang diperlukan pada saat kelas ibu hamil
dilaksanakan?
5. Apa tujuan dari program kelas ibu hamil?
6. Apa saja yang menjadi sasaran target capaian program kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah?
7. Mengapa itu yang menjadi sasaran target capaiannya?
8. Bagaimana proses menentukan sasaran target tersebut?
9. Bagaimana proses menentukan materi dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah?
10. Siapa saja yang terlibat dalam menentukan materi untuk program kelas ibu hamil?
11. Darimana sumber dana yang digunakan untuk program kelas ibu hamil? (probing:
sumber dana sudah sesuai?)
12. Apakah ada sumber dana lain untuk program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung
Sawah?
131
13. Apa saja yang menjadi kebijakan dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah?
14. Bagaimana proses menentukan penanggung jawab dalam program kelas ibu hamil?
PENGORGANISASIAN
1. Apa saja tugas dan fungsinya Kepala Puskesmas dalam peran nya membuat program
kelas ibu hamil?
2. Apa saja tugas dan fungsinya Penanggung Jawab kelas ibu hamil dalam peran nya
membuat program kelas ibu hamil?
3. Apa saja tugas dan fungsinya Fasilitator dalam peran nya membuat program kelas ibu
hamil?
4. Bagaimana mengelola dana yang sudah dimiliki oleh Puskesmas Kampung Sawah
untuk program Kelas Ibu Hamil?
5. Bagaimana mengelola sarana dan prasarana yang sudah dimiliki oleh Puskesmas
Kampung Sawah terkait kelas ibu hamil?
PELAKSANAAN
1. Bagaimana menentukan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil?
2. Bagaimana menentukan materi yang akan disampaikan?
3. Bagaimana proses menyampaikan materi kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung
Sawah?
4. Siapa yang akan menyampaikan materi di kelas ibu hamil?
5. Apakah setelah kelas ibu hamil dilanjutkan dengan senam hamil?
6. Berapa lama waktu untuk senam hamil?
7. Berapa kali kelas ibu hamil dilaksanakan?
132
MONITORING DAN EVALUASI
1. Siapa saja yang melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi pada kelas ibu hamil?
2. Bagaimana proses kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan?
3. Apa saja yang menjadi bahan monitoring dan evaluasi pada program kelas ibu hamil?
4. Bagaimana bentuk laporan dari pelaksanaan kelas ibu hamil?
133
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
KEPADA KEPALA PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH
KOTA TANGERANG SELATAN
PERENCANAAN
1. Berapa jumlah orang yang ikut melakukan perencanaan kelas ibu hamil? dan siapa
saja yang terlibat dalam menyusun perencanaan program kelas ibu hamil?
2. Apa saja latar belakang pendidikan nya?
3. Apa saja pelatihan yang pernah diikuti oleh bidan terkait kelas ibu hamil?
4. Apa saja sarana dan prasarana yang diperlukan pada saat kelas ibu hamil
dilaksanakan?
5. Apa tujuan dari program kelas ibu hamil?
6. Apa saja yang menjadi sasaran target capaian program kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah?
7. Mengapa itu yang menjadi sasaran target capaiannya?
8. Bagaimana proses menentukan sasaran target tersebut?
9. Bagaimana proses menentukan materi dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah?
10. Siapa saja yang terlibat dalam menentukan materi untuk program kelas ibu hamil?
11. Darimana sumber dana yang digunakan untuk kelas ibu hamil? (probing: sumber dana
sudah sesuai?)
12. Apakah ada sumber dana lain untuk program kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung
Sawah?
13. Apa saja yang menjadi kebijakan dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah?
134
14. Bagaimana proses menentukan penanggung jawab dalam program kelas ibu hamil?
PENGORGANISASIAN
1. Apa saja tugas dan fungsinya Kepala Puskesmas dalam peran nya membuat program
kelas ibu hamil?
2. Apa saja tugas dan fungsi Penanggung Jawab kelas ibu hamil dalam peran nya
membuat program kelas ibu hamil?
3. Apa saja tugas dan fungsinya Fasilitator dalam peran nya membuat program kelas ibu
hamil?
4. Bagaimana mengelola dana yang sudah dimiliki oleh Puskesmas Kampung Sawah
untuk program Kelas Ibu Hamil?
PELAKSANAAN
1. Bagaimana menentukan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung
Sawah?
2. Bagaimana menentukan materi yang akan disampaikan di Puskesmas Kampung
Sawah?
MONITORING DAN EVALUASI
1. Siapa saja yang melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi pada kelas ibu hamil?
2. Bagaimana proses kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan?
3. Apa saja yang menjadi bahan monitoring dan evaluasi pada program kelas ibu hamil?
4. Bagaimana bentuk laporan dari pelaksanaan kelas ibu hamil?
135
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
KEPADA FASILITATOR/NARASUMBER KELAS IBU HAMIL
DI PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH KOTA TANGERANG SELATAN
PERENCANAAN
1. Berapa jumlah orang yang ikut melakukan perencanaan kelas ibu hamil? dan siapa
saja yang terlibat dalam menyusun perencanaan program kelas ibu hamil?
2. Apa saja latar belakang pendidikan nya?
3. Apa saja pelatihan yang pernah diikuti oleh bidan terkait kelas ibu hamil?
4. Apa saja sarana dan prasarana yang diperlukan pada saat kelas ibu hamil
dilaksanakan?
5. Apa tujuan dari program kelas ibu hamil?
6. Apa saja yang menjadi sasaran target capaian program kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah?
7. Mengapa itu yang menjadi sasaran target capaiannya?
8. Bagaimana proses menentukan sasaran target tersebut?
9. Bagaimana proses menentukan materi dalam program kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah?
10. Siapa saja yang terlibat dalam menentukan materi untuk program kelas ibu hamil?
PENGORGANISASIAN
1. Bagaimana mengelola sarana dan prasarana yang sudah dimiliki oleh Puskesmas
Kampung Sawah terkait kelas ibu hamil?
136
PELAKSANAAN
1. Bagaimana menentukan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil?
2. Bagaimana menentukan materi yang akan disampaikan?
3. Bagaimana proses menyampaikan materi kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung
Sawah?
4. Apakah setelah kelas ibu hamil dilanjutkan dengan senam hamil?
5. Berapa lama waktu untuk senam hamil?
6. Berapa kali kelas ibu hamil dilaksanakan?
137
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
KEPADA IBU HAMIL YANG MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL
DI PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH KOTA TANGERANG SELATAN
1. Sudah berapa kali ibu mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah?
2. Bagaimana menurut ibu terhadap materi yang diberikan oleh narasumber?
3. Apakah ada senam hamil pada kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah?
4. Kapan biasanya kelas ibu hamil dilaksanakan?
5. Darimana ibu mengetahui adanya kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung Sawah?
6. Menurut ibu, apa manfaat dari mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas Kampung
Sawah?
7. Siapa saja pemberi materi kelas ibu hamil?
8. Apa saja materi yang diberikan?
9. Berapa kali materi itu diberikan?
(Probing: per materi berapa kali dan berapa jam?)
10. Bagaimana menyampaikan materi nya?
138
PEDOMAN TELAAH DOKUMEN
KELAS IBU HAMIL (Check list)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jenis Dokumen
Uraian Tugas SDM Kelas Ibu Hamil
Puskesmas Kampung Sawah
Sertifikat setelah mengikuti pelatihan kelas
ibu hamil
Kelengkapan sarana dan prasarana dalam
Kelas Ibu Hamil
Kesesuaian sasaran dengan perencanaan kelas
ibu hamil di Puskesmas
Terdapat tujuan Kelas Ibu Hamil
Ada
Materi yang disampaikan sesuai dengan
rencana yang sudah ada
Terdapat kebijakan terkait kelas ibu hamil di
Puskesmas
Profil dan Struktur Organisasi Puskesmas
Kampung Sawah
√
Tidak
√
√
√
√
Plan of Action (POA)
√
Mengacu pada lembar
balik
√
Laporan Tahunan
(Laptah) Puskesmas /
Profil Puskesmas
√
Struktur Organisasi Kelas Ibu Hamil
Puskesmas Kampung Sawah
Dana digunakan sesuai dengan kebutuhan
pada Kelas Ibu Hamil
Alat/perlengkapan yang digunakan sesuai
dengan yang dibutuhkan
√
12
Terdapat jadwal pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
√
13
Buku pedoman kelas ibu hamil
√
14
Buku Pegangan Fasilitator kelas ibu hamil
√
15
CD / Buku senam hamil
√
16
Lembar Balik kelas ibu hamil
√
17
18
Absensi Kelas Ibu Hamil
Penilaian Setelah Pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil
Laporan Hasil Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Pelaksanaan sesuai dengan Plan of Action
√
10
11
19
20
Nama dokumen
√
Matras, Lembar balik,
Buku KIA, Buku
Senam Hamil
√
Perlengkapan kelas
ibu hamil
Perlengkapan kelas
ibu hamil
Daftar hadir
√
√
√
Plan of Action (POA)
139
LEMBAR OBSERVASI
PROGRAM KELAS IBU HAMIL
No
Variabel Observasi
Ya
1
Terdapat Penanggung Jawab
Program Kelas Ibu Hamil
√
2
Terdapat tenaga kesehatan yang
bertugas melaksanakan Kelas
Ibu Hamil
Petugas mempersiapkan sarana
prasana/fasilitas untuk
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Terdapat sarana prasarana yang
mendukung pelaksanaan Kelas
Ibu Hamil
√
Petugas/bidan melaksanakan
tanggung jawabnya pada kelas
ibu hamil
Petugas menyiapkan sarana
prasarana sesuai dengan
kebutuhan
Petugas melaksanakan Kelas
Ibu Hamil sesuai dengan
rencana kegiatan
Kelas ibu hamil dilaksanakan
sesuai jadwal
Petugas menggunakan alat
peraga/alat bantu untuk
menyampaikan materi Kelas
Ibu Hamil
Petugas fasilitator
menyampaikan materi terkait
kehamilan di Kelas Ibu Hamil
Terdapat buku pedoman Kelas
Ibu Hamil
Terdapat buku KIA
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Terdapat buku pegangan
fasilitator Kelas Ibu Hamil
Adanya kegiatan senam hamil
Adanya fasilitator Kelas Ibu
Hamil
Hasil
Tidak
Keterangan
Penanggung Jawab nya adalah bidan
yang sudah mengikuti pelatihan kelas
ibu hamil
Ada penanggung jawab, bidan, dan
fasilitator
√
Mempersiapkan ruangan, matras,
lembar balik, absensi, snack, dll
√
Matras, lembar balik, ruangan, dll.
√
Memberikan instruksi kepada ibu
hamil untuk melakukan senam hamil,
memberikan absensi kepada ibu hamil.
√
√
√
Sebulan 3 kali. Setiap hari sabtu jam
09.00 WIB di Aula Puskesmas.
√
√
Materi yang disampaikan tentang 1000
hari pertama periode tumbuh kembang
anak
√
√
Ibu hamil yang mengikuti kelas ibu
hamil, wajib membawa buku KIA.
√
√
√
Dilaksanakan selama setengah – satu
jam
Fasilitator dari bagian gizi di
Puskesmas
140
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Terdapat alat peraga/alat bantu
Kelas Ibu Hamil
Terdapat lembar balik Kelas
Ibu Hamil
Terdapat absensi/daftar hadir
pada Kelas Ibu Hamil
Terdapat matras / tikar
Terdapat bantal, kursi
Petugas melakukan pelaporan
dan penilaian berupa absensi
dan ketepatan waktu terkait
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Petugas melakukan pelaporan
dan penilaian kepada fasilitator
berupa penyampaian materi,
penggunaan alat peraga dalam
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Petugas melakukan pelaporan
dan penilaian terkait
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Petugas melakukan kegiatan
monev setelah pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil
√
√
√
√
√
Jumlah matras 11-13 matras
Bantal dan kursi tidak digunakan,
karna menggunakan matras
√
√
√
Hanya berupa foto dan absensi.
√
141
MATRIKS TRANSKIP WAWANCARA
No.
Pertanyaan
1. Berapa orang yang ikut
melakukan perencanaan
program kelas ibu
hamil? dan siapa saja
yang terlibat dalam
menyusun perencanan
program kelas ibu
hamil?
2. Apa saja latar belakang
pendidikannya?
3. Apa saja pelatihan yang
diikuti oleh bidan
terkait kelas ibu hamil?
Jawaban
Perencanaan
Informan 1
Untuk membuat
perencanaan yang pertama
pemegang program
kemudian dibantu oleh
bidan koordinator,
bendahara JKN dan
bendahara BOK Karena
dua dua nya membiayai
kelas ibu hamil. Kemudian
kepala TU, dan kepala
puskesmas. Jadi kurang
lebih lima orang.
Informan 1
Informan 2
Yang buat perencanaan ada
dua bidan, yaitu
penanggung jawab program
dan bidan koordinator.
Minimal D3
D3 Bidan
Informan 1
Yang jelas APN (Asuhan
Persalinan Normal), Poned
Kesimpulan
Informan 3
ada dua orang, bidan dan
kepala puskesmas.
Informan 2
Informan 2
Ada, biasanya itu
menjelaskan lembar balik,
Informan mengatakan terdapat
lima (5) tenaga kesehatan yang
ikut dalam perencanaan
program kelas ibu hamil antara
lain Kepala Puskesmas, Kepala
TU, bidan koordinator,
bendahara JKN, bendahara
BOK,
Informan 3
D3
Informan mengatakan latar
pendidikan tenaga kesehatan
yang melakukan proses
penyusunan perencanaan
program kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung Sawah
yaitu minimal D3.
Informan 3
Pelatihan nya penjelasan
lembar balik, dan
Informan mengatakan
pelatihan yang diikuti oleh
142
(probing: materi yang
didapat, uji kemampuan
setelah pelatihan)
4. Apa saja sarana dan
prasarana yang
diperlukan pada saat
kelas ibu hamil
dilaksanakan?
(Pelayanan Obsetri
Neonatal Emergency
Dasar) sama pelatihan
tentang kelas ibu hamil
nya ada.
Informan 1
Ruangan, kemudian
karpet, pengeras suara.
Nah untuk senam
dibutuhkan audio, korsi
korsi sama alat-alat
pencatat. Kita tidak
menentukan ukuran untuk
ruangan tapi diestimasikan
muat atau tidak, dimana
kita hanya menggunakan
cara kita memberikan
materi setiap pertemuan,
kelas ibu hamil seperti apa.
Pelatihan nya biasanya
anggaran dari Dinas. Saya
pernah ikut pelatihan itu
kurang lebih 3 – 5 hari. Jadi
perwakilan setiap
puskesmas se Tangsel.
Materi yang didapatkan
pada pelatihan yaitu buku
kia, apa itu kelas ibu hamil,
tujuannya, manfaat, berapa
peserta nya, apa saja yang
dilakukan di kelas ibu
hamil. setelah pelatihan ada
uji kemampuan yang
berupa pre test, post test,
dan praktek.
Informan 2
pelaksanaan kelas ibu
hamil nya seperti apa.
Lembar balik, matras, dan
buku pink (buku kia)
Matras, lembar balik, dan
ruangan nya.
bidan yaitu APN, Poned,
Emergency dasar, penjelasan
lembar balik, dan cara
menyampaikan materi pada
setiap pertemuan. Materi lain
yang didapatkan yaitu buku
kia, apa itu kelas ibu hamil,
tujuannya, manfaat, berapa
peserta nya, apa saja yang
dilakukan di kelas ibu hamil.
Uji kemampuan dilakukan
yang berupa pre test, post test,
dan praktek.
Informan 3
Informan mengatakan sarana
prasarana yang diperlukan
antara lain: ruangan, karpet,
pengeras suara, lembar balik,
matras, dan buku pink (buku
kia).
143
5. Apa tujuan dari
program kelas ibu
hamil?
ruangan yang ada dengan
berbagai ukuran yang ada.
Ada ukuran paling besar
itu dibawah aula paling
bawah, ukuran menengah
nya ada disini aula atas,
termasuk aula kecil.
Tergantung jumlahnya
yang hadir kemudian mana
ruangan yang dipakai atau
tidak.
Informan 1
Tujuan nya untuk
menghindari faktor resiko
selama kehamilan buat ibu
dan anak.
Informan 2
Yang pertama agar ibu-ibu
hamil mengetahui apa
tanda-tanda bahaya
kehamilan, apa tanda
bahaya persalinan, apa
tanda bahaya nifas,
sehingga ibu hamil lebih
awere dengan keadaannya,
memudahkan dalam proses
persalinan dengan adanya
senam hamil. Jadi kalo
misalnya ada tanda-tanda
seperti ini tanda bahaya
atau tanda persalinan. Apa
yang harus dia lakukan.
Dan menjadi tahu kegunaan
dari buku pink (buku kia).
Informan 3
Pertama itu agar ibu hamil
mengetahui tanda – tanda
bahaya kehamilan, dan
tanda tanda persalinan nya.
Informan mengatakan tujuan
dari program kelas ibu hamil
adalah menghindari faktor
resiko selama kehamilan, tanda
– tanda bahaya
kehamilan,persalinan, nifas,
memudahkan dalam proses
persalinan karena tedapat
senam hamil.
144
6. Apa saja yang menjadi
sasaran target capaian
program kelas ibu hamil
di Puskesmas Kampung
Sawah?(probing:
bagaimana agar tidak
sungkan?)
Informan 1
Informan 2
Informan 3
Ibu hamil dan suami /
anggota keluarga juga ikut
dilibatkan. Diberi tahu
kalo ini penting untuk ibu
hamil dan suami nya.
Kelas ibu hamil sasaran
target nya adalah suami /
anggota keluarga dan ibu
hamil.
Ibu hamil dan suami /
anggota keluarga.
7. Mengapa itu yang
menjadi sasaran target
capaiannya?
Informan 1
Karena kelas ibu hamil
jadi yang menjadi sasaran
nya ibu hamil.
Informan 3
Karena memang untuk ibu
hamil.
8. Bagaimana proses
menentukan sasaran
target capaiannya?
Informan 1
Data, data ini data
kehamilan, data ibu hamil
yang kita miliki.
Informan 2
Karena kelas ibu hamil jadi
semuanya diikutkan, tapi
nanti dipilah informasi yang
sesuai untuk trimester 1, 2
dan 3. Terkadang juga
semua ibu hamil ikut lalu
materi nya di sesuaikan saja
kira kira dari keluhan ibu
hamil tersebut informasi
apa yang harus
disampaikan.
Informan 2
Pada saat periksa
kehamilannya di
Puskesmas.
Informan 3
Dari pas pemeriksaan
kehamilan dikasih tahu
kalau ada kelas ibu hamil.
Informan mengatakan bahwa
sasaran dalam kelas ibu hamil
yaitu ibu hamil dan suami
ataupun anggota keluarga nya.
Informan mengatakan bahwa
karena kelas ibu hamil jadi
sasaran target nya ibu hamil,
meskipun suami atau anggota
keluarga diharuskan ikut dalam
kelas ibu hamil.
Informan mengatakan bahwa
dalam menentukan sasaran nya
yaitu dari pertama ibu hamil
datang ke Puskesmas untuk
memeriksakan kehamilannya
dan data ibu hamil yang
dimiliki.
145
9. Bagaimana proses
menentukan materi
dalam program kelas
ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah?
Informan 1
Materi kita kadang undang
narasumber dari luar.
Informan 2
Kita materi udah ada
lembar balik nya, jadi
disesuaikan aja dengan
lembar balik.
Informan 3
Kalau saya dari lembar
balik, sama kalau ada
pertanyaan dari peserta.
10. Siapa saja yang terlibat
dalam menentukan
materi untuk program
kelas ibu hamil?
Informan 1
Yang pertama narasumber,
yang kedua pemegang
program.
Informan 2
Bidan nya.
Informan 3
Bidan dan narasumber
11. Darimana sumber dana
yang digunakan untuk
kelas ibu hamil?
(probing: sumber dana
sudah sesuai?)
Informan 1
Dari JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
sama BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan), sejauh ini sesuai.
Informan 2
Kalau untuk senam hamil dari JKN/BPJS,
Kalau untuk kelas ibu hamil dari BOK.
Dana sejauh ini sesuai.
Informan mengatakan bahwa
materi yang disampaikan pada
kelas ibu hamil diambil dari
lembar balik yang sudah ada
dan narasumber yang diundang
oleh Puskesmas.
Informan mengatakan bahwa
bidan, narasumber dan
pemegang program ikut terlibat
dalam menentukan materi
untuk kelas ibu hamil.
Informan mengatakan bahwa
sumber dana pada kelas ibu
hamil adalah dari JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional)
dan BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan).
Dimana dana dari JKN
digunakan untuk kelas ibu
hamil dan dana dari BOK
digunakan untuk senam hamil,
selain itu sumber dana yang
diterima sesuai dengan progam
kelas ibu hamil.
146
12. Apakah ada sumber
dana lain untuk program
kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung
Sawah?
13. Apa saja yang menjadi
kebijakan dalam
program kelas ibu hamil
di Puskesmas Kampung
Sawah?
Informan 1
Tidak, cuma dua itu saja
Informan 2
Tidak ada, hanya itu saja
Informan 1
Kita tidak ada kebijakan yang khusus,
Kita hanya mengikuti sesuai dengan
program kelas ibu hamil. Bahwa program
kelas ibu hamil ini adalah mengacu pada
program Kementrian Kesehatan.
14. Bagaimana proses
menentukan
penanggung jawab
dalam program kelas
ibu hamil?
Informan 1
Ada, Surat Keputusan (SK) dari kita
Informan 2
Sebenernya kita seharusnya 3 kali kelas
ibu hamil, tapi karna ada anggaran nya
dari BOK nya itu 1 kali, dan sedangkan
dari JKN nya 2 kali, Jadi kita memberikan
kebijakan nya sebulan 3 kali setiap hari
sabtu tapi itu yang dua temuan dua itu
senam hamil yang terakhir kelas ibu hamil.
Informan 2
Karena disini saya pernah ikut pelatihan
dan disini juga pemegang program ibu
ditambah juga bidan koordinator jadi
penanggung jawab nya saya. Sebenernya
tidak ada penunjukkan tapi memang
diberikan tanggung jawab untuk kelas ibu
hamil karena berhubungan dengan
program ibu. Hanya berupa instruksi.
Pengorganisasian
15. Apa saja tugas dan
fungsinya kepala
Puskesmas dalam peran
nya membuat program
Informan 1
Yang pertama sebagai penanggung
jawab, pelindung, pengarah, sebagai
narasumber, dan evaluasi.
Informan mengatakan bahwa
tidak ada sumber dana lain
untuk program kelas ibu hamil.
Informan mengatakan bahwa
kebijakan yang ada di
Puskesmas hanya terkait
jadwal pelaksanaan kelas ibu
hamil saja. Puskesmas juga
hanya mengacu kebijakan pada
Kementrian Kesehatan.
Informan mengatakan bahwa
penanggung jawab program
kelas ibu hamil ditentukan oleh
surat keputusan (SK) yang
dikeluarkan oleh Puskesmas.
Selain itu karena penanggung
jawab program kelas ibu hamil
adalah pemegang program ibu
yang berkaitan dengan kelas
ibu hamil.
Kesimpulan
Informan 2
Yang pertama pembuat aturan dan Informan mengatakan bahwa
perintah, yang kedua memantau dan Kepala Puskesmas dalam
mengevaluasi kelas ibu hamil, sudah program kelas ibu hamil
147
kelas ibu hamil?
sesuai atau belum dengan anggaran.
16. Apa saja tugas dan
fungsi Penanggung
Jawab kelas ibu hamil
dalam peran nya
membuat program kelas
ibu hamil?
Informan 1
Yang pertama sebagai penyelenggara
kegiatan, penyusun rencana, pelaksana
dan pembuat laporan.
Informan 2
Yang pertama mengatur skedul,
jadwalnya. yang kedua menginformasikan
kepada rekan rekan bahwa senam hamil
untuk kelas ibu hamil jadwalnya
menginformasikan lagi tentang kelas ibu
hamil, senam hamil. Mengkondisikan
dalam snack, makanan itu udah disiapkan
tanggung jawabnya udah disiapin. Jadi
mengkondisikan bahwa semua nya sudah
lengkap.
17. Apa saja tugas dan
fungsinya Fasilitator
dalam peran nya
membuat program kelas
ibu hamil?
Informan 1
Yang pertama dia membuat program
acara, kemudian melakukan kegiatan
dalam mencapai tujuan progam kelas ibu
hamil, dan mengevaluasi.
Informan 2
Kalau buat dalam program dia hanya
menginformasikan, menyampaikan materi,
menginformasikan jumlah peserta yang
ikut dalam kelas hamil.
memilki fungsi dan tugas
sebagai penanggung jawab,
pemberi kebijakan, dana
memantau sekaligus
mengevaluasi dari program
kelas ibu hamil.
Informan mengatakan bahwa
penanggung jawab program
kelas ibu hamil memiliki tugas
dan fungsi sebagai penyusun
rencana program, pelaksana
program, membuat laporan,
dan menginformasikan kepada
rekan-rekan jadwal kelas ibu
hamil dan senam hamil.
Informan mengatakan bahwa
fasilitator memilki tugas dan
fungsi sebagai membuat
program, menyampaikan
materi pada kelas ibu hamil,
dan menginformasikan jumlah
peserta yang ikut dalam kelas
ibu hamil.
148
18. Bagaimana mengelola
dana yang sudah
dimiliki oleh Puskesmas
Kampung Sawah untuk
program Kelas Ibu
Hamil?
Informan 1
Cara mengelola kita bikin POA setelah
kita bikin POA, lalu kita masukkan ke
RKA (Rencana Kerja Anggaran), nah
dengan catatan tidak terjadi tumpang
tindih dua kegiatan itu. Artinya
penyuluhan biasanya kita ambil dari
JKN, senam ibu hamil dari BOK.
19. Bagaimana mengelola
sarana dan prasarana
yang sudah dimiliki
oleh Puskesmas
Kampung Sawah terkait
kelas ibu hamil?
Informan 2
Sarana prasarana nya hanya matras,
lembar balik dan toa. Matras ada di atas,
kalo lembar balik memang kita taro di
kia, terus sama toa memang ada
digudang. Paling sebelum hari H, sudah
disiapkan. Kalau sudah selesai
dikembalikan lagi ketempat
penyimpanannya.
Pelaksanaan
Informan 1
Informan 2
20. Bagaimana menentukan
jadwal pelaksanaan
kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung
Kepala Puskesmas
dilibatkan dalam bentuk
Informan 2
Jadi gini, mengelola nya mereka
menginstruksikan. Misalnya ada anggaran
BOK atau JKN yang berhubungan dengan
kelas ibu hamil atau senam hamil. dia
mengkondisikan supaya jalan setiap
minggu nya. Menginformasikan ke
fasilitator atau penanggung jawab kelas
ibu hamil untuk melakukan kegiatan
tersebut. Pemegang Anggaran
memberikan anggaran kepada penanggung
jawab program untuk kebutuhan kelas ibu
hamil, misalnya untuk snack atau makan
siang peserta. Setelah itu tinggal
melaporkan hasil pelaksanaanya itu berupa
foto, terus absensi.
Informan 3
Hanya disimpan ditempat penyimpanan
nya seperti matras dan lembar balik.
Menentukan memang setiap
hari sabtu jam 09.00 minggu
Informan mengatakan bahwa
dana yang sudah ada dikelola
oleh penanggung jawab
program kelas ibu hamil sesuai
dengan rencana yang sudah
dibuat / plan of action (POA).
Dana tersebut digunakan untuk
membeli snack, makan siang,
dan lain – lain untuk peserta
ibu hamil di kelas ibu hamil.
Informan mengatakan bahwa
sarana dan prasarana yang
dimiliki dikelola dengan
disimpan di ruangan nya.
Lembar balik disimpan pada
ruang KIA. Matras disimpan di
ruangan lantai dua.
Kesimpulan
Informan 3
Kalo nentuin nya kurang
tau, paling pelaksaanan
Informan mengatakan bahwa
jadwal pelaksanaan kelas ibu
149
Sawah?
21. Bagaimana menentukan
materi yang akan
disampaikan di
Puskesmas Kampung
Sawah?
22. Bagaimana proses
menyampaikan materi
kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung
Sawah?
menyetujui. Asal tidak
bertabrakan dengan
program / kegiatan lainnya
di Puskesmas.
pertama , minggu kedua dan
minggu ketiga. Kepala
Puskesmas, Kepala TU dan
pemegang anggaran JKN dan
BOK dirembukkin untuk
menentukan waktu yang
tepat. Karena kalau senin
sampai jumat pelayanan full
di Puskesmas.
nya biasanya setiap sabtu
di minggu
pertama,kedua dan
ketiga jam 09.00 di
Puskesmas.
Informan 1
Kepala puskesmas untuk
menentukan materi bisa
terlibat bisa tidak,
tergantung tema yang akan
diambil.
Informan 2
Dari lembar balik, kalo
lembar balik kan udah pasti
informasinya sudah jelas
disitu. Tapi kalo informasi
dan keluhan-keluhan pasien
itu kan yang di sharing
keluhan nya. Setelah itu baru
diinformasikan kepada
mereka.
Informan 3
Informan 3
Dari lembar balik, atau
tanya ke penanggung
jawab apa yang mau
disampaikan.
Informan 2
Prosesnya kita sistem nya
sharing bukan kayak
orang monoton yang
menjelaskan aja, jadi kita
sharing terus terbuka sama
sistem tanya jawab. Jadi
ga kaku, karna kalo
misalnya sistem nya cuma
hamil ditentukan dengan
musyawarah antara Kepala
Puskesmas, Kepala TU, bidan,
Bendahara JKN dan BOK.
Kepala Puskesmas dilibatkan
dalam bentuk menyetujui.
Pelaksanaan kelas ibu hamil
setiap hari sabtu jam 09.00
pada minggu pertama, minggu
kedua, dan minggu ketiga.
Informan mengatakan materi
yang akan disampaikan
ditentukan dari lembar balik.
Selain itu juga dari sharing
atau cerita yang dikeluhkan
oleh peserta ibu hamil.
Informan 4
Biasanya sih paling kita
Cerita aja sama tanya
sharing aja sama tanya jawab, jawab, jadi gak bosen
Jadi tidak kaku gitu.
dengerinnya.
Informan mengatakan bahwa
dalam menyampaikan materi
pada kelas ibu hamil dengan
sharing atau cerita dan tanya
jawab.
150
23. Siapa yang akan
menyampaikan materi
di kelas ibu hamil?
24. Apakah setelah kelas
ibu hamil dilanjutkan
dengan senam hamil?
menjelaskan atau ceramah
yang ada mereka akan
bosen.
Informan 2
Yang ikut pelatihan kan sudah mensharing
cara gimana kelas ibu hamil. Tapi
kalaupun misal mereka tidak ada, bidan
yang lain bisa menggantikan gitu. Yang
menyampaikan materi dari bidan
Puskesmas.
Informan 2
Tidak ada, tapi terkadang
ada ibu yang minta senam
hamil, paling cuma
sebentar saja.
Informan 4
Bidan saja, kadang juga suka ada dari
bukan bidan.
Informan 3
Engga, soalnya kan ada
tersendiri. Cuma kadang kalo
ibu-ibu hamil nya minta kita
lakuin tapi paling sebentar
saja, sekitar 5 menitan.
Informan 4
Waktu itu ada cuma
sebentar saja soalnya kan
kita minta ke bidan nya.
Soalnya katanya senam
ada jadwal nya sendiri.
Informan mengatakan bahwa
yang akan menyampaikan
materi pada kelas ibu hamil
yaitu yang sudah ikut pelatihan,
namun jika yang sudah ikut
pelatihan tidak ada. Maka bisa
digantikan dari bidan
Puskesmas.
Informan mengatakan bahwa
senam hamil tidak
dilaksanakan setelah kelas ibu
hamil. Tetapi, senam hamil bisa
dilakukan jika ada ibu hamil
yang meminta untuk senam
hamil.
151
25. Berapa lama waktu
untuk senam hamil?
26. Berapa kali kelas ibu
hamil dilaksanakan?
27. Sudah berapa kali ibu
mengikuti kelas ibu
hamil di Puskesmas
Kampung Sawah?
28. Bagaimana menurut
ibu, setelah mengikuti
kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung
Sawah?
Informan 2
Informan 3
Enggak lama sih kita, biasanya setengah
jam karna memang gak banyak gerakan
nya. Kalo terlalu lama juga kasian ibu nya,
antara setengah jam sampe satu jam, baru
setelah itu kita sharing lagi mengenai
materi.
Biasanya antara setengah jam sampe satu
jam.
Informan 2
Iyaa jadi hanya sebulan
sekali
Informan 3
Kalo kelas ibu hamil nya
sebulan sekali.
Informan 4
Setiap hari sabtu, jam
09.00
Informan mengatakan bahwa
lama waktu untuk senam hamil
antara setengah sampai satu
jam.
Informan mengatakan bahwa
kelas ibu hamil dilaksanakan
sebulan sekali setiap hari sabtu
jam 09.00 WIB.
Informan 4
Sudah tiga kali
Informan 4
Bagus ya sangat menarik materi nya apalagi bisa tanya jawab, saling cerita jadi tidak
kaku. Dapet makanan juga, gak rugi kalo ikut kelas ibu hamil.
Informan ibu hamil
mengatakan bahwa ibu tersebut
sudah tiga kali mengikuti kelas
ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah
Informan mengatakan bahwa
kelas ibu hamil di Puskesmas
Kampung Sawah sangat
menarik materi nya, selain itu
juga dilaksanakan secara santai
dengan berbagi cerita dan tanya
jawab.
152
29. Darimana ibu
mengetahui adanya
kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung
Sawah?
30. Menurut ibu, apa
manfaat dari mengikuti
kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung
Sawah?
31. Apa saja materi yang
diberikan?
Informan 4
Dikasih tahu sama bidan waktu pas pemeriksaan kehamilan kalo ada kelas ibu hamil
disini, dan gratis tidak perlu bayar.
Informan mengatakan bahwa
mengetahui adanya kelas ibu
hamil pada saat pemeriksaan
kehamilan di Puskesmas.
Informan 4
Banyak manfaat nya, jadi kita tahu gimana merawat kehamilan, nanti pada saat mau
lahiran apa saja tanda tanda nya, apa yang boleh dimakan dan apa yang tidak boleh
dimakan selama hamil.
Informan 4
Tentang merawat kehamilan, tanda tanda kalo mau lahiran. Dari mulai hamil sampai
mau melahirkan, dan setelah melahirkan juga.
32. Berapa kali materi itu
Informan 4
diberikan? (Probing: per
Kan kalo setiap pertemuan beda-beda materi nya. Jadi kadang tidak sama terus sama
materi berapa kali dan
materi sebelumnya. Biasanya sih per materi itu paling setengah – satu jam. Soalnya
berapa jam)
kan kita sharing jadi ga tentu juga waktunya dan kadang juga gak terasa kalo waktu
nya sudah habis.
Informan mengatakan bahwa
banyak manfaat dalam
mengikuti kelas ibu hamil,
diantaranya menjadi paham
tentang merawat kehamilan,
tanda tanda persalinan, apa saja
mitos/kepercayaan.
Informan mengatakan materi
yang diberikan yaitu tentang
merawat kehamilan, tanda
tanda persalinan, dan lain-lain.
Informan mengatakan materi
yang diberikan pada setiap
pertemuan nya berbeda-beda
dan lama materi disampaikan
antara setengah sampai satu
jam.
153
Monitoring dan Evaluasi
33. Siapa saja yang
melakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi
pada kelas ibu hamil?
Informan 1
Ada dua pemegang program dan, Kepala
Puskesmas.
34. Bagaimana proses
Informan 1
kegiatan monitoring dan
evaluasi dilakukan?
Yang pertama lihat dari perencanaan nya.
Lalu kita cocokan dengan timebly / waktu
pelaksanaan, kesesuaian antara rencana,
kemudian pelaksanaan dan keuangan. Lalu
kita evaluasi dari hasil kinerja nya, apakah
tercapai penurunan, target kinerja nya
tercapai atau tidak sesuai dengan anggaran
yang dikeluarkan. Kepala Puskesmas
sesekali melakukan sidak pada saat
pelaksanaan kelas ibu hamil.
Kesimpulan
Informan 2
Paling Kepala Puskesmas, Kepala TU,
dan Pemegang program kelas ibu hamil
itu sendiri.
Sebagian besar informan
menjelaskan bahwa monitoring
dan evaluasi dilakukan oleh
penanggung jawab pogram dan
Kepala Puskesmas. Sebagian
kecil menjelaskan bahwa
monitoing dan evaluasi
dilakukan oleh Ka TU.
Informan 2
Monitoring yang dilakukan lebih intern.
Laporan ke Dinas Kesehatan berupa
laporan atau dievaluasi disana kelas ibu
hamil nya gimana, penyerapan anggaran
dana pada kelas ibu hamil. Biasanya Ka
TU, Ka TU yang lebih sering kan. Ka TU
dan KaPus tanya kelas ibu hamil nya
gimana, berjalan atau tidak? Berapa
orang yang ikut? Efektif apa tidak?
Biasanya seperti itu.
Informan mengatakan proses
monitoring dan evaluasi
dilakukan secara intern. Selain
itu kepala Puskesmas sesekali
melakukan sidak untuk melihat
langsung program yang sedang
dilaksanakan, apakah berjalan
atau tidak. Kepala TU ikut
dalam kegiatan monitoing dan
evaluasi. Beberapa dokumen
disiapkan untuk di monitoring
dan evaluasi diantaranya
perencanaan, target kinerja,
waktu pelaksanaan dan
keuangan atau dokumen plan of
ation (POA).
154
35. Apa saja yang menjadi
bahan monitoring dan
evaluasi pada program
kelas ibu hamil?
Informan 1
Dari keseluruhan, dari perencanaan nya,
dimana foto nya harus kita lihat, waktu
pelaksanaanya. Biasanya setiap kita
melakukan staff meeting minimal sekali
sebulan, kecuali hal darurat.
Informan 2
Biasanya melihat dari penyerapan BOK
dan JKN. Jadi evaluasi nya berupa
laporan BOK, laporan JKN.
36. Bagaimana bentuk
laporan dari
pelaksanaan kelas ibu
hamil?
Informan 1
Biasanya dalam bentuk laporan, ada dua
laporan dan powerpoint. Kalo powerpoint
hanya ringkasan saja, tetapi kalau laporan
terperinci semua nya.
Informan 2
Kita berupa foto, absensi, sama notulen.
Informan mengatakan bahwa
bahan monitoring dan evaluasi
pada program kelas ibu hamil
antara lain perencanaan, foto,
waktu pelaksanannya, laporan
penyerapan dana BOK dan
JKN.
Informan mengatakan bentuk
laporan dari program
pelaksanaan kelas ibu hamil
yaitu berupa power point dan
laporan terperinci. Hasil yang
dilaporkan didalamnya antara
lain foto, absensi dan notulen.
155
MATRIKS TRANSKIP GABUNGAN
Domain
A. Perencananaan
Sumber Daya Manusia
(SDM):
1. Pelatihan kelas ibu
hamil yang pernah
diikuti oleh tenaga
kesehatan terkait kelas
ibu hamil
2. Latar belakang
pendidikan tenaga
kesehatan kelas ibu
hamil
3. Jumlah dan tenaga
kesehatan yang ikut
dalam menyusun
perencanaan program
kelas ibu hamil
Wawancara Mendalam
Seluruh informan menjelaskan bahwa
pelatihan nya berupa penjelasan lembar balik
kelas ibu hamil. Namun sebagian kecil
informan lainnya menjelaskan bahwa pelatihan
nya berupa APN dan Poned. Sebagian kecil
informan menjelaskan materi yang didapatkan
pada pelatihan yaitu buku kia, apa itu kelas ibu
hamil, tujuannya, manfaat, berapa peserta nya,
apa saja yang dilakukan di kelas ibu hamil dan
setelah pelatihan ada uji kemampuan yang
berupa pre test, post test, dan praktek.
Seluruh informan menjelaskan bahwa tenaga
kesehatan dalam penyusunan perencanaan
program kelas ibu hamil adalah D3.
Sebagian besar informan menjelaskan bahwa
tenaga kesehatan yang ikut dalam menyusun
perencanaan kelas ibu hamil yaitu bidan, bidan
koordinator, dan kepala Puskesmas. Namun
sebagian kecil infoman menjelaskan bahwa ada
tenaga kesehatan lainnya yang ikut dalam
menyusun perencanaan program kelas ibu
hamil yaitu bendahara JKN, bendahara BOK,
kepala TU, dan penanggung jawab program
kelas ibu hamil.
Observasi
-
Telaah Dokumen
Berdasarkan observasi
tidak ditemukan sertifikat
setelah mengikuti
pelatihan kelas ibu hamil
karena memang tidak
dapet atau tidak diberikan
oleh pelaksana pelatihan
kelas ibu hamil.
-
Berdasarkan observasi
tidak ditemukan dokumen
latar belakang tenaga
kesehatan kelas ibu hamil.
Hasil telaah dokumen
didapatkan dokumen yang
menjelaskan terdapat
penanggung jawab kelas
ibu hami yang dikeluakan
oleh kepala Puskesmas
yaitu Surat Keputusan
(SK) Nomor
445.4/021/ADMEN
Kampung Sawah.
Terdapat penanggung
jawab program kelas ibu
hamil yang merangkap
menjadi bidan
koorrdinator.
156
Sarana dan Prasarana:
1. Ruangan, matras,
lembar balik dan buku
KIA
Sebagian besar informan menjelaskan bahwa
sarana dan prasarana yang disiapkan antara
lain ruangan, matas, lembar balik, dan buku
KIA.
2. Audio, kursi dan alat
pencatat
Sebagian kecil informan menjelaskan bahwa
terdapat sarana dan prasarana lainnya untuk
progam kelas ibu hamil yaitu audio, kursi dan
alat pencatat.
Tujuan:
1. Mengetahui tanda –
tanda bahaya
kehamilan, dan tanda
bahaya persalinan.
2. Menghindari faktor
resiko selama
kehamilan
Sebagian besar informan menjelaskan bahwa
tujuan dari program kelas ibu hamil adalah
agar ibu hamil mengetahui tanda – tanda
bahaya kehamilan dan tanda bahaya persalinan
pada ibu hamil.
Sebagian kecil informan menjelaskan tujuan
dari progam kelas ibu hamil yaitu menghindari
faktor resiko selama kehamilan
3. Mengetahui tanda
bahaya nifas
Sebagian kecil informan menjelaskan tujuan
dai porgram kelas ibu hamil yaitu mengetahui
tanda bahaya nifas
Berdasarkan observasi
ditemukan beberapa sarana
dan pasarana yang
mendukung pelaksanaan
pogram kelas ibu hamil
diantaranya ruangan,
matras, lembar balik dan
buku KIA.
Berdasarkan observasi
ditemukan sarana
prasarana yang
mendukung pelaksanaan
program kelas ibu hamil
diantaranya audio, kursi,
dan alat pencatat.
Tidak diperoleh tujuan
progam kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung
Sawah.
-
-
Tidak diperoleh tujuan
progam kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung
Sawah.
Tidak diperoleh tujuan
progam kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung
Sawah.
157
4. Memudahkan dalam
proses persalinan
Sebagian kecil informan menjelaskan tujuan
dari program kelas ibu hamil yaitu
memudahkan dalam proses persalinan.
-
Sasaran:
1. Ibu hamil dan suami
atau anggota keluarga
nya
Sebagian besar informan menjelaskan bahwa
sasaran dalam kelas ibu hamil adalah ibu hamil
dan suami atau anggota keluarga nya,
dikarenakan kelas ibu hamil jadi yang menjadi
sasaran nya ibu hamil tersebut yang ditentukan
berdasarkan pada saat periksa kehamilan di
Puskesmas.
Namun sebagian kecil informan menjelaskan
bahwa sasaran kelas ibu hamil semua ibu hamil
diikut sertakan namun nanti dipilih infomasi
yang sesuai dengan trimester 1, 2 dan 3 dan
juga dari keluhan – keluhan ibu hamil.
Sebagian besar informan menjelaskan bahwa
materi ditentukan berdasarkan lembar balik
kelas ibu hamil yang dimiliki oleh Puskesmas.
Namun sebagian kecil informan menjelaskan
materi ditentukan berdasarkan narasumber
yang diundang dari luar dan pertanyaan dari
peserta / ibu hamil.
-
-
Hasil telaah dokumen
didapatkan dokumen
berupa lembar balik
Sebagian besar informan menjelaskan bahwa
yang terlibat dalam menentukan materi adalah
narasumber. Namun sebagian kecil
menjelaskan bahwa bidan dan penanggung
jawab program ikut menentukan materi untuk
kelas ibu hamil.
-
Hasil telaah dokumen
tidak didapatkan dokumen
dalam menentukan materi
untuk kelas ibu hamil.
Materi:
1. Lembar balik
2. Narasumber
Tidak diperoleh tujuan
progam kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung
Sawah.
Berdasarkan observasi
ditemukan data jumlah
sasaran target pada
program kelas ibu hamil
yaitu plan of action (POA)
Puskesmas Kampung
Sawah.
158
Dana dan Alokasi:
1. Sumber dana
Sebagian besar informan menjelaskan bahwa
sumber dana berasal dari JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional) dan BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan) dan tidak ada sumber
dana lain untuk program kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung Sawah.
-
-
Kebijakan:
1. Kementrian Kesehatan
2. Hasil keputusan
Kepala Puskesmas dan
Penanggung Jawab
Progam Kelas Ibu
Hamil
Sebagian kecil informan menjelaskan bahwa
kebijakan kelas ibu hamil di Puskesmas hanya
mengacu pada pedoman Kementrian
Kesehatan.
Sebagian kecil informan menjelaskan bahwa
kebijakan nya hanya berupa pelaksanaan kelas
ibu hamil yaitu setiap tiga bulan sekali. Namun
sebagian kecil infoman lain tidak mengetahui
kebijakan / aturan teknis program kelas ibu
hamil di Puskesmas.
Sebagian besar informan menjelaskan
wewenang Kepala Puskesmas yaitu sebagai
penanggung jawab, pelindung, pengarah dan
evaluasi kelas ibu hamil apakah sudah sesuai
atau belum. Namun sebagian kecil
menjelaskan Kepala Puskesmas memiliki
wewenang yaitu sebagai pembuat aturan dan
memberikan perintah.
-
Hasil telaah dokumen
tidak ditemukan kebijakan
pada program kelas ibu
hamil
-
Hasil telaah dokumen
ditemukan struktur
organisasi Puskesmas
Kampung Sawah
(terlampir)
Sebagian besar informan menjelaskan
wewenang Penanggung Jawab program kelas
ibu hamil yaitu penyelenggara kegiatan,
penyusun rencana, menyusun skedul dan
-
Hasil telaah dokumen
ditemukan struktur
organisasi Puskesmas
Kampung Sawah
B. Pengorganisasian
Pembagian Tugas dan
Wewenang Kepala
Puskesmas:
1. Penanggung jawab,
pelindung, pengarah
dan evaluasi.
2. Pembuat aturan dan
perintah
Pembagian Tugas dan
Wewenang Penanggung
Jawab Porgram Kelas
Ibu Hamil:
159
1. Penyelenggara
kegiatan, penyusun
rencana
2. Pembuat laporan
3. Mengkondisikan snack
Pembagian Tugas dan
Wewenang Fasilitator:
1. Melakukan kegiatan
dalam mencapai tujuan
kelas ibu hamil,
menyampaikan materi
2. Mengevaluasi
Pengelolaan Dana:
1. Membuat POA dan
RKA (rencana kerrja
anggaran)
2. Tidak tumpang tindih
3. Memberikan instruksi
dan anggaran yang
sesuai
jadwal. Namun sebagian kecil menjelaskan
Penanggung Jawab Program memiliki
wewenang membuat laporan.
Sebagian informan kecil lainnya menjelaskan
bahwa Penanggung Jawab Program memiliki
wewenang yaitu mengkondisikan snack yang
akan diberikan kepada peserta pada saat kelas
ibu hamil.
Sebagian besar informan menjelaskan
wewenang fasilitator melakukan kegiatan
dalam mencapai tujuan kelas ibu hamil seperti
menyampaikan / menginfomasikan materi pada
hari pelaksanaan kelas ibu hamil. Namun
sebagian kecil informan menjelaskan
wewenang fasilitator mengevaluasi dari
pelaksanaan kelas ibu hamil
Sebagian kecil informan menjelaskan bahwa
mengelola dana dimulai dengan membuat POA
yang selanjutnya dimasukkan ke dalam
rencana kerja anggaran (RKA). Namun
sebagian kecil informan menjelaskan bahwa
dalam mengelola dana yang terpenting tidak
terjadi tumpang tindih antara progam satu
dengan yang lainnya.
Namun sebagian kecil informan lainnya
menjelaskan bendahara JKN dan BOK
memberikan instruksi untuk melakukan
kegiatan senam dan kelas ibu hamil sesuai
dengan anggaran yang sudah diberikan kepada
-
Hasil telaah dokumen
tidak didapatkan dokumen
tentang tugas dan
wewenang fasilitator pada
kelas ibu hamil.
-
Hasil telaah dokumen
tidak didapatkan dokumen
terkait pengelolaan dana
program kelas ibu hamil di
Puskesmas Kampung
Sawah.
160
Pengelolaan Sarana dan
Prasarana:
1. Disimpan pada tempat
penyimpanan nya
C. Pelaksanaan
1. Penyampaian Materi
2. Senam ibu hamil
3. Penentuan jadwal kelas
ibu hamil
pemegang anggaran / bendahara kepada
Penanggung jawab program kelas ibu hamil.
Sebagian besar informan menjelaskan sarana
dan prasarana seperti matras, lembar balik dan
pengeras suara dikelola dengan disimpan
kembali pada tempat penyimpanan / gudang
yang sudah tersedia.
Seluruh informan menjelaskan bahwa yang
menyampaikan materi adalah bidan, bidan
yang sudah mengikuti pelatihan ataupun bidan
yang lain.
Seluruh infoman menjelaskan bahwa proses
menyampaikan materi dengan metode sharing
atau cerita dan tanya jawab.
Sebagian besar informan menjelaskan senam
hamil tidak dilaksanakan setelah kelas ibu
hamil, karena senam ibu hamil memiliki
jadwal sendiri.
Namun sebagian kecil informan lainnya
menjelaskan senam ibu hamil pernah
dilaksanakan namun hanya sebentar saja.
Seluruh informan menjelaskan senam hamil
yang dilakukan tidak berlangsung lama yaitu
sekitar setengah sampai satu jam. Sebagian
besar informan menjelaskan jadwal
pelaksanaan kelas ibu hamil yaitu setiap hari
sabtu pada minggu petama, kedua, dan ketiga.
Berdasarkan hasil
observasi didapatkan
bahwa sarana dan
prasarana yang telah
digunakan pada kelas ibu
hamil, disimpan pada
ruangan yang telah
disediakan.
Berdasarkan hasil
observasi didapatkan
bahwa fasilitator
menyampaikan materi
tentang 1000 hari pertama
periode tumbuh kembang
anak dengan metode
sharing dan tanya jawab
kepada ibu hamil dan
keluarga. Sedangkan pada
senam hamil dilaksanakan
menggunakan matras /
tikar dan lembar balik
senam hamil yang
berlangsung sekitar 15 –
20 menit.
Hasil telaah dokumen
didapatkan bahwa sarana
prasarana seperti matras,
lembar balik digunakan
sesuai kebutuhan dan
disimpan kembali pada
tempat penyimpanan nya.
-
161
Namun sebagian kecil informan lainnya
menjelaskan jadwal pelaksanaan kelas ibu
hamil ditentukan dengan di musyawarahkan
antara Kepala Puskesmas, Kepala TU,
Bendahaa JKN, dan Bendahara BOK.
D. Monitoring dan Evaluasi
1. Tenaga kesehatan yang
melakukan monitoring
dan evaluasi
2. Melihat dari
perencanaan program
3. Hasil kinerja
4. Sidak
5. Secara Internal
6. Kepala Puskemas
menanyakan kelas ibu
hamil
7. Penyerapan BOK dan
JKN
8. Laporan word dan
power point
9. Foto dan absensi
Sebagian besar informan menjelaskan tenaga
kesehatan yang ikut dalam melakukan
monitoring dan evaluasi yaitu Kepala
Puskesmas, dan Penanggung Jawab Program.
Namun sebagian kecil informan lainnya
menjelaskan bahwa ada tenaga kesehatan
lainnya yang ikut dalam monitoring dan
evaluasi yaitu Kepala Tata Usaha (TU).
Sebagian kecil infoman menjelaskan bahwa
monitoring dan evaluasi dilakukan dengan
melihat kesesuaian antara rencana dengan
pelaksanaan dan keuangan. Namun sebagian
kecil informan lainnya menjelaskan bahwa hal
yang menjadi monitoring dan evaluasi adalah
hasil kinerja dan target kinerja nya. Namun
sebagian kecil informan lainnya menjelaskan
bahwa monitoring dan evaluasi bisa dilakukan
dengan melakukan kegiatan sidak pada saat
pelaksanaan kelas ibu hamil. Namun sebagian
kecil informan lainnya menjelaskan bahwa
monitoring dan evaluasi dilakukan secara
intern antara penanggung jawab pgam dengan
fasilitator / narasumber. Namun sebagian kecil
informan menjelaskan bahwa monitoring dan
Berdasarkan hasil
observasi didapatkan
bahwa foto dan absensi /
daftar hadir peserta yang
hanya dilaporkan kepada
Puskesmas Kampung
Sawah.
Bedasarkan hasil telaah
dokumen tidak didapatkan
dokumen terkait hasil
monitoring dan evaluasi
baik berupa laporan word
ataupun power point.
Dokumen yang didapatkan
hanya berupa hasil foto
dan absensi setelah
pelaksanaan kelas ibu
hamil.
162
evaluasi dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan
Kepala TU dengan menanyakan pelaksanaan
kelas ibu hamil kepada Penanggung Jawab
Program kelas ibu hamil. Namun sebagian
kecil informan lainnya menjelaskan bahwa
penyerapan dana BOK dan JKN menjadi bahan
monitoring dan evaluasi di Puskesmas.
Sebagian kecil informan menjelaskan bahwa
bentuk dari hasil monitoring dan evaluasi
berupa laporan word dan power point. Namun
sebagian kecil informan lainnya menjelaskan
bahwa laporan monitoring dan evaluasi hanya
berupa foto, absensi dan notulen setelah
pelaksanaan kelas ibu hamil.
163
LAMPIRAN FOTO PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL
164
165
166
167
LAMPIRAN
Nomor
Tentang
: SK Puskesmas Kampung Sawah
: 445.4/21/ADMEN KAMPUNG SAWAH
: Penetapan Penanggung Jawab Program di
Puskesmas Kampung Sawah
DAFTAR NAMA PENANGGUNG JAWAB PROGRAM
PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH
NO NAMA
NIP
JABATAN
1
drg. Lanna Marita
19821226 201001 2 017 1. Kepala Tata Usaha Puskesmas
Kampung Sawah
2. Tim Akreditasi (Tim audit
internal
3. Pejabat
Pelaksana
Teknis
Kegiatan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
2
drg. Rachmi Mutiara 19721117 200501 2 003 1. Wakil Manajemen Mutu (WMM)
2. Pelaksana Poli Gigi
3. Bendahara Retribusi
3
Maryam
19640415 198603 2 015 1. Penanggung Jawab Program
Remaja Lansia
2. Tim Akreditasi (Ketua tim pokja
UKM)
4
drg.
Fatma 19831017 201001 2 012 1. Tim Mutu Akreditasi (Ketua Tim
Mawardani
Mutu Bab 3)
2. Pemegang
Program
UKS,
UKGMD, UKGS
3. Penanggung Jawab Poli Gigi
4. Ketua Tim Jabatan Fungsional
Dokter Gigi
5
Sheima Sukmaria N
19860727 201101 2 002 1. Tim Akreditasi (Ketua Tim Bab
8)
2. Bendahara Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
3. Penanggung Jawab Gudang Obat
4. Pembimbing mahasiswa praktek
kefarmasian
6
Ari Retno S
19790102 201001 2 006 1. Tim Akreditasi (Ketua Tim Bab
7)
2. Penanggung Jawab Program Gizi
3. Penanggung Jawab Pengelola
Data dan Informasi
4. Penanggung Jawab di Bagian
Kepegawaian
7
dr. Ratu Wulandari
19791121 201001 2 007 1. Ketua tim pendamping dokter
interensip
dan
mahasiswa
kedokteran
2. Koordinator Pelayanan Kesehatan
Masyarakat
168
8
dr. Tri Windiyani
19700701 200902 2 001
9
Tri Puspita Ratna
19860726 201101 2 002
10
Nicen Kuswidiyanthi
19800609 201001 2 009
11
Zita Bara Chrisanti
19790427 201402 2 002
12
Prasetiaeni H
19870704 201001 2 020
13
Imas Kurniasari
Bidan PTT
14
Yuni Purwatmi
Tenaga Kerja Kontrak
15
Farida Larasati
Tenaga Kerja Kontrak
3. Tim Akreditasi (Tim audit
internal)
4. Koordinator dokter umum
5. Ketua Tim Jabatan Fungsional
Dokter
1. Wakil Wakil Manajemen Mutu
2. Ketua Tim Mutu Bab 9
3. Koordinator
Pemberdayaan
Masyarakat
4. Kepala Ruang Poli Umum
5. Tim pemeriksa haji
1. Tim Mutu (anggota di bab 9)
2. Bidan Koordinator
3. Ketua pembimbing mahasiswa
kebidanan
4. Penanggung Jawab Program Ibu
5. Anggota Program SRS
1. Tim Akreditasi Pokja UKM
2. Penanggung Jawab Program TB
Paru, Kusta
3. Koordinator Cleaning Service
4. Penanggung Jawab kebersihan
kamar mandi & WC
1. Tim Akreditasi Pokja UKP
2. Ketua pembimbing mahasiswa
keperawatan
3. Penanggung Jawab Laporan LB1
& LB3
4. Koordinator Perawat
5. Penanggung
Jawab
gedung
penyimpanan O2
1. Tim Akreditasi Pokja UKM
2. Penanggung Jawab Program
Batra, Kesehatan Olahraga, Jiwa
3. Kepala Ruangan VK
1. Tim Akreditasi Pokja UKM
2. Bidan Desa
3. Penanggung Jawab Program
MTBS
1. Tim Akreditasi Pokja UKP
2. Penanggung Jawab Laboratorium
3. Anggota tim pemeriksaan haji
1. Tim Akreditasi (Ketua Tim Bab
2)
2. Penanggung Jawab Program
Kesling, Surveilans
3. Anggota Pelaksana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK)
169
16
Ahmad Rihena
Tenaga Kerja Kontrak
17
dr. Nina Anggraini
Tenaga Kerja Kontrak
18
19
dr. Fatmi Andari
Ayu Nurul
Tenaga Kerja Kontrak
Tenaga Kerja Kontrak
20
Nur Istiqomah
Tenaga Kerja Kontrak
21
Arlin Aprianto
Tenaga Kerja Kontrak
22
Novi Rachmawati
Tenaga Kerja Kontrak
23
24
Catur
Pamungkas Tenaga Kerja Kontrak
Sari
Achmad Fitroh
Tenaga Kerja Kontrak
25
Nina Puspitasari
Tenaga Kerja Kontrak
26
Intan Komala Dewi
Tenaga Kerja Kontrak
27
Dewi Ayu Lestari
Tenaga Kerja Kontrak
28
Susi Rosita
Tenaga Kerja Kontrak
29
Heni Safitri
Tenaga Kerja Kontrak
30
Tuti Kristanti
Tenaga Kerja Kontrak
31
Dessy Ria Sylviani
Tenaga Kerja Kontrak
4. Penanggung
Jawab
Sarana
Pembuangan Air Limbah
1. Tim Akreditasi (Ketua Pokja
Admen)
1. Tim Akreditasi (Ketua Pokja
UKP)
2. Kepala Ruangan Rawat Inap
3. Koordinator Pelayanan Kesehatan
Perorangan
1. Tim Akreditasi Pokja Admen
2. Tim Akreditasi Pokja UKP
3. Penanggung Jawab Rekam Medis
4. Kepala Ruangan Pendaftaran/
Loket
1. Kepala Ruangan Apotek
2. Anggota tim SRS
3. Tim Akreditasi Pokja UKP
1. Tim Akreditasi Pokja UKP
2. Kepala Ruangan UGD
1. Tim Mutu Akreditasi Bab 3
2. Penanggung Jawab Program
ISPA, Diare
1. Tim Akreditasi Pokja UKP
2. Penanggung Jawab Program HIV
1. Tim Akreditasi Pokja UKP
2. Penanggung Jawab Sterilisasi
1. Tim Mutu Bab 9
2. Penanggung Jawab Area Beresiko
3. Penanggung Jawab Program
Imunisasi
1. Tim Akreditasi Pokja UKM
2. Penanggung Jawab Program
Promkes
1. Tim Akreditasi Pokja UKM
2. Anggota tim pemeriksaan haji
3. Penanggung jawab Program KB
4. Kepala Ruangan KIA
1. Tim Mutu Bab 6
2. Penanggung Jawab Program
DBD
1. Tim Akreditasi Pokja UKP
2. Anggota tim SRS
1. Tim Mutu Bab 6
2. Anggota tim SRS
3. Penanggung Jawab Program PTM
4. Kepala Ruangan Post Nifas
1. Tim Akreditasi Pokja Admen
170
32
33
Sumiyati
Farida Salam
Tenaga Kerja Kontrak
Tenaga Kerja Kontrak
34
Rifkoh Azizah
Tenaga Kerja Kontrak
35
36
M. Dalih
Ari Supriatna
Tenaga Kerja Kontrak
Tenaga Kerja Kontrak
37
38
39
40
Maryati
Suryati
Karlina
Rohman
Tenaga Kerja Kontrak
Tenaga Kerja Kontrak
Tenaga Kerja Kontrak
Tenaga Kerja Kontrak
41
M. Juman
Tenaga Kerja Kontrak
42
43
44
45
46
Ubaydillah
Baharudin
Dewi Permana
Indra Jaya
Firman Mustaqim
Tenaga Kerja Kontrak
Tenaga Kerja Kontrak
Tenaga Kerja Kontrak
Tenaga Kerja Kontrak
Tenaga Kerja Kontrak
(Ketua Tim Bab 1)
2. Penanggung Jawab Program
Anak
3. Sekretaris Akreditasi
1. Tim Akreditasi Pokja Admen
1. Bendahara Operasional
2. Sekretaris Akreditasi
1. Bendahara Barang
2. Tim Akreditasi Pokja Admen
3. Penanggung Jawab dokumentasi,
registrasi penerimaan barang
1. Tim Akreditasi Pokja UKP
1. Penanggung Jawab Ambulans
dan kendaraan operasional
1. Kepala Ruangan Dapur
1. Juru Masak
1. Penanggung Jawab Loundry
1. Penaggung
Jawab
Cleaning
Service
1. Penanggung
Jawab
Gudang
Umum
2. Ketua Tim Secrurity
1. Pelaksana Cleaning Service
1. Pelaksana Cleaning Service
1. Pelaksana Secrurity
1. Pelaksana Secrurity
1. Pelaksana Secrurity
KEPALA UPT PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH
dr. H. Muhamad Rusmin
NIP.19661222 200313 1 002
171
PLAN OF ACTION PROGRAM BOK DESEMBER TAHUN 2016
UPT PUSKESMAS KAMPUNG SAWAH
No.
Upaya
Kesehatan
1
KIA & KB
2
KIA & KB
3
LANSIA
4
Kegiatan
Lokasi
Pelaksanaan
Tenaga
Pelaksana
Jadwal
Biaya
Sumber
Biaya
Posyandu
Binwil
Minggu I s/d III
Rp 2,500,000
BOK
Rp 700,000
Aula Puskesmas Petugas PKM Minggu I s/d IV Rp 500,000
Rp 2,000,000
BOK
Target
1 Transport Petugas Kegiatan Pelayanan di Posyandu
Posyandu
25 Posyandu
1 Ptgs x 25 posyandu x Rp 100.000
1 Kelas Ibu Hamil
Ibu hamil
Masyarakat
Makmin standar 20 org x Rp 35.000
Makmin ringan 20 org x Rp 25.000
Transport peserta 20 org x Rp 100.000
1 Transport Petugas Kegiatan Pelayanan di Posbindu
Posbindu
6 Posbindu
2 Ptgs x 6 Posbindu x Rp 100.000
Transport Tim
PKM
1 Lokmin
Lintas Sektor
Kelurahan SL
Makmin standar 30 org x Rp 35.000
Makmin ringan 30 org x Rp 25.000
Transport peserta 20 org x Rp 100.000
Transport Tim
Aula Puskesmas Petugas PKM
PKM
2 Rakorkel
Masyarakat
Kelurahan SL
2 Ptgs x 1 Kelurahan x Rp 85.000
Transpor Tim
Aula Kelurahan Petugas PKM
PKM
1 Pembinaan Lingkungan Sehat
Masyarakat
Masyarakat
2 Ptgs x 6 gerak x Rp 100.000
Transpor Tim
PKM
Kelurahan SL
1 Ptgs x 2 gerak x Rp 100.000
Transport Tim
PKM
Dinkes
Promkes
5
Kesling
6
Manajem
1 Transport Petugas Konsultasi dan Pengiriman Laporan BOK
ent
Volume Kegiatan
Rincian
Pelaksanaan
Transport Tim
PKM
Sasaran
Makmin
Posbindu
Petugas PKM Minggu I s/d III
Rp 1,200,000
BOK
Minggu IV
Rp 1,050,000
Rp 750,000
Rp 2,000,000
BOK
Minggu IV
Rp
170,000
BOK
Petugas PKM Minggu I s/d IV Rp 1,200,000
BOK
Petugas PKM Minggu I s/d IV
BOK
Jumlah
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Kampung Sawah
dr. H. Muhammad Rusmin
NIP. 19661222 200312 1 002
Rp
200,000
Rp 12,270,000
Kampung Sawah, 15 November 2016
Bendahara BOK
drg. Lanna Marita
NIP. 1982 1226 2010 0120 17
172
Download