BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia saat ini

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia saat ini menjadi negara yang masih tergolong miskin dan
kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan
maupun ekonomi. Permasalahan ekonomi menjadi permasalahan utama yang
sebenarnya sangat mengganggu sekali karena perekonomian menjadi dasar bagi
negara untuk dapat berkembang. Semua itu menyebabkan negara ini menjadi
terpuruk. Untuk itulah diperlukan bantuan dari Pemerintah yang memang
seharusnya memperhatikan nasib masyarakatnya yang kekurangan seperti ini.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat agar dapat hidup lebih
baik adalah dengan membangun usaha sendiri yang terdiri dari bebrapa golongan
salah satunya adalah Usaha Kecil Menengah (UKM). Sektor Usaha Kecil
Menengah (UKM) merupakan penolong perekonomian negara yang terjadi pada
saat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 karena Usaha Kecil Menengah
(UKM) dapat menyerap tenaga kerja saat itu dan mampu menyumbangkan devisa
bagi negara.
Perekonomian di Indonesia saat ini memakai sistem ekonomi kerakyatan
yaitu dimana sistem ekonomi berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat, dimana
masyarakat memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah
menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha.
1
Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang
berpihak pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa
konsep, ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih
mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan
dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan dengan lebih
mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Menurut Guru Besar, FE UGM ( alm )
Prof. Dr. Mubyarto, sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang
berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan pemihakan
sungguh–sungguh pada ekonomi rakyat (Jurnal Ekonomi Rakyat, 2002). Dalam
prakteknya, ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring
(network) yang menghubung–hubungkan sentra–sentra inovasi, produksi dan
kemandirian usaha masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi
informasi, untuk terbentuknya
jejaring pasar domestik diantara sentara dan
pelaku usaha masyarakat.
Sebagai suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap
bersaing dalam era globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan
sistem manajemen yang paling canggih sebagaimana dimiliki oleh lembagalembaga bisnis internasional, Ekonomi kerakyatan dengan sistem kepemilikan
koperasi dan publik. Ekonomi kerakyatan sebagai antitesa dari paradigma
ekonomi konglomerasi berbasis produksi masal ala Taylorism. Dengan demikian
Ekonomi kerakyatan berbasis ekonomi jaringan harus mengadopsi teknologi
tinggi sebagai faktor pemberi nilai tambah terbesar dari proses ekonomi itu
sendiri. Faktor skala ekonomi dan efisien yang akan menjadi dasar kompetisi
2
bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni berbagai sentra-sentra
kemandirian ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi rakyat, skala
besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek dalam
bentuk yang sering disebut dengan pembeli.
Ekonomi kerakyatan itu sendiri adalah sebagaimana dikemukakan dalam
Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Tiga prinsip dasar
ekonomi kerakyatan adalah sebagai berikut: (1) perekonomian disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan; (2) cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara; dan (3) bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Berdasarkan ketiga prinsip tersebut dapat disaksikan betapa sangat
besarnya peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebagaimana
dilengkapi oleh Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34, peran negara dalam sistem ekonomi
kerakyatan antara lain meliputi lima hal sebagai berikut: (1) mengembangkan
koperasi (2) mengembangkan BUMN; (3) memastikan pemanfaatan bumi, air,
dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat; (4) memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang layak; (5) memelihara fakir miskin dan anak
terlantar.
3
Dari semua pertimbangan yang ada maka memang sudah seharusnya
pemerintah baik itu pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah memperhatikan
keberlangsungan kegiatan para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). Salah satu
cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk membantu para pelaku Usaha
Kecil Menengah (UKM) itu adalah dengan memberikan kucuran dana Kredit
Usaha Rakyat (KUR). Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini disediakan hanya oleh
bank-bank tertentu yang ditunjuk oleh pemerintah saja, yaitu : Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah
Mandiri, Bank Tabungan Negara dan Bank Bukopin. Penyaluran pola penjaminan
difokuskan pada lima sektor usaha, perdagangan.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) dikeluarkan berdasarkan Instruksi Presiden
No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan
Pemberdayaan Sektor Mikro, Kecil dan Menengah Khususnya Bidang Reformasi
Sektor Keuangan. Melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini Pemerintah
mengharapkan adanya akselerasi atau percepatan pengembangan kegiatan
perekonomian dalam rangka penganggulangan atau pengentasan kemiskinan dan
perluasan kesempatan kerja. Dikucurkannya dana KUR tersebut merupakan
sepenuhnya dibiayai oleh dana perbankan dengan plafon kredit maksimal sebesar
Rp. 500.000.000,- dengan bekerjasama dengan Pemerintah. Kredit Usaha Rakyat
(KUR) ini merupakan program pemberian pinjaman berupa uang tunai kepada
peminjam dengan tujuan untuk menjadi modal bagi si peminjam untuk membuka
usaha baru. Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini ditujukan untuk membantu ekonomi
usaha rakyat kecil dengan cara memberi pinjaman untuk usaha yang didirikannya.
4
Atas diajukannya permohonan peminjaman kredit tersebut, tentu saja harus
mengikuti berbagai prosedur yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan. Selain
itu, pemohon harus mengetahui hak dan kewajiban yang akan timbul dari masingmasing pihak yaitu debitur dan kreditur dengan adanya perjanjian Kredit Usaha
Rakyat (KUR), mengingat segala sesuatu dapat saja timbul menjadi suatu
permasalahan apabila tidak ada pengetahuan yang cukup tentang Kredit Usaha
Rakyat (KUR).
Di Binjai sendiri,berdasarkan data integrasi dari BPS terdapat sekitar
1034 pelaku UKM yang tersebar di wilayah Binjai Utara, Binjai Selatan, Binjai
Barat, Binjai Timur dan Binjai Kota. Jenis-jenis dari Usaha Kecil Menengah
(UKM) tersebut terdiri atas bidang jasa seperti misalnya rumah makan, kedai dan
warung, bengkel atau tempel ban, minyak dan gas, serta bidang industri antara
lain yaitu konveksi atau menjahit, sulam bordir,sepatu atau selop, pakaian,dan
tekstil, barang-barang anyaman bambu dan daun nipah, meubel, gitar, kerupuk,
roti dan kue, kecap, tahu dan tempe, selai buah, tepung dan terasi. Berjalannya
setiap usaha-usaha tersebut tidaklah terlepas dari diperlukannya biaya dan lebih
tepatnya bantuan biaya. Hal ini masih merupakan tanggungjawab dari Pemerintah
sehingga Kredit usaha rakyat menjadi program yang paling laris bagi para pelaku
usaha tersebut. Penerimaan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) tersebut didapat
dari Bank sebagai pengucur dana sesuai dengan proses dan tahapannya dan salah
satu bank nasional yang melayani pemberian KUR di Binjai adalah PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai.
5
Disalurkannya dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini memiliki harapan
untuk dapat membantu para pelaku UMKM mengembangkan usaha yang mereka
miliki dan membantu perekonomian negara juga. Seperti yang kita ketahui bahwa
efektivitas berarti suatu keadaan atau kegiatan itu mencapai taraf sesuai dengan
yang diinginkan, ataupun berhasil. Berarti diharapkan bahwa penyaluran dana
Kredit Usaha Rakyat ini dapat berhasil membantu rakyat indonesia yang
melakukan UMKM. Tetapi apakah benar bahwa penyaluran dana Kredit Usaha
Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh BRI sudah efektif ?
Dari semua penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui
lebih lanjut lagi tentang :
“EFEKTIVITAS PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT
(KUR) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk. Unit
Bangkatan Binjai “
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan
di atas maka rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah efektivitas penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR)
pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai ?
6
2. Masalah apa sajakah yang dihadapai oleh PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai dalam pemberian dana Kredit Usaha
Rakyat (KUR) ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :
1. Untuk mengetahui efektivitas penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)
pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai.
2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam
pemberian Kredit Usaha
Rakyat (KUR) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit
Bangkatan Binjai.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat keberhasilan
dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara subyektif, sebagai suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan
berfikir
ilmiah,
sistematis,
7
dan
kemampuan
untuk
menuliskannya dalam bentuk karya-karya ilmiah berdasarkan kajiankajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau
sumbangan pemikiran bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Unit Bangkatan Binjai dalam melayani pemberian Kredit Usaha Rakyat
(KUR).
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan
Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara.
1.5 KERANGKA TEORI
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, defenisi dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep dan kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir untuk
menunjukkan perspektif yang digunakan dalam memandang fenomena sosial yang
mejadi objek penelitian (Singarimbun, 1995:37)
Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel
atau pokok masalah yang ada dalam penelitian. (Arikunto, 2000:92)
Berdasarkan rumusan di atas, maka di dalam kerangka teori ini penulis
akan mengemukakan teori, gagasan dan pendapat yang akan dijadikan titik tolak
8
landasan berfikir dalam penelitian ini. Adapun kerangka teori dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.5.1 Ekonomi Kerakyatan
Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan
ekonomi rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi
atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan yang mengelola sumber daya
ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang disebut juga
sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) yang meliputi sektor pertanian,
peternakan, kerajinan, makanan, dan sebagainya yang ditujukan terutama untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus mengorbankan
kepentingan masyarakat lainnya.
Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi
kerakyatan adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat
lokal dalam mempertahan kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan
berdasarkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal dalam mengelola
lingkungan dan tanah mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan
ini terkait dengan ekonomi sub sistem antara lain pertanian tradisional seperti
perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan lainnnya kegiatan disekitar lingkungan
alamnya serta kerajinan tangan dan industri rumahan. Seluruh kegiatan ekonomi
tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis masyarakat, artinya
hanya
ditujukan
untuk
menghidupi
dan
memenuhi
kebutuhan
hidup
masyarakatnya sendiri. Kegiatan ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya
9
sendiri dan masyarakatnya, sehingga tidak mengeksploitasi sumber daya alam
yang ada. Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan
yang berpihak pada kepentingan rakyat.
Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa konsep, ekonomi kerakyatan
dikembangkan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan masyarakat. Dengan
kata lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah cara untuk
membangun
kesejahteraan
dengan
lebih
mengutamakan
pemberdayaan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah untuk lebih memajukan dan mensejahterakan masyarakat melalui
pembentukan
program-program
yang
bermanfaat
untuk
menanggulangi
kemiskinan di negara ini. Program-program yang dibentuk itu antara lain dengan
memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT), membentuk kegiatan-kegiatan
seperti PNPM, Program Inpres Desa Tertinggal (PIDT) yang melakukan
pengembangan sumberdaya manusia, modal, dan usaha produktif serta
pengembangan kelembagaan masyarakat di desa-desa tertinggal, PPK (Program
Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan Departemen Dalam Negeri, P2KP
(Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) yang dilaksanakan
Departemen Pekerjaan Umum, P4K (Proyek Peningkatan Pendapatan Petani dan
Nelayan Kecil) yang dilaksanakan Departemen Pertanian, PEMP (Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Pesisir) yang dilaksanakan Departemen Kelautan dan
Perikanan, KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yang dilaksanakan Departemen
Sosial, dan lain-lain. Program-program tersebut berjalan sendiri-sendiri menurut
kebijakan Departemen yang bersangkutan, tidak terintegrasi, parsial dan sektoral.
10
Program-program yang dilaksanakan tersebut ada yang berhasil ada juga
yang tidak. Tetapi sebagian besar program itu dapat membantu untuk
mensejahterakan keadaan masyarakat di negara ini. Maka dari itu setelah melalui
berbagai pertimbangan maka pemerintah mengeluarkan program baru yaitu salah
satunya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).
1.5.2 Efektivitas
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran
yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi , kegiatan ataupun program.
Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah
ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Soewarno yang menyatakan bahwa
efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Caster I. Bernard,
efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama (Bernard,
1992:207). Menurut Effendy (1989) mendefinisikan efektivitas sebagai berikut:
”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan
biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang
ditentukan” (Effendy, 1989:14) sedangkan Menurut Susanto, “Efektivitas
merupakan daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesanpesan untuk mempengaruhi” (Susanto, 1975:156).
Menurut Campbel J.P, pengukuran efektivitas secara umum dan yang
paling menonjol adalah:
a. Keberhasilan program
11
b. Keberasilan sasaran
c. Kepuasan terhadap program
d. Tingkat input dan output
Dengan demikian efektivitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran
akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang.
Efektivitas (effectiveness) yang didefinisikan secara abstrak sebagai tingkat
pencapaian tujuan, diukur dengan rumus hasil dibagi dengan tujuan. Tujuan yang
bermula pada visi yang bersifat abstrak itu dapat dideduksi sampai menjadi
kongkrit, yaitu sasaran atau strategi. Menurut Ensiklopedia administrasi, (The
Liang Gie, 1967) menyampaikan pemahaman entang efektifitas sebagai berikut :
Efektifitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai
terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki, kalau seseorang melakukan
suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki. Maka orang
itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana
yang dikehendaki.
Dari semua penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu hal
dapat dikatakan efektif apabila hal tersebut sesuai dengan dengan yang
dikehendaki, artinya, pencapaian hal yang dimaksud merupakan pencapaian
tujuan dilakukannya tindak-tindakan untuk mencapai hal tersebut. Efektivitas
dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan efektif apabila usaha atau
kegiatan tersebut telah mencapai tujuannya. Apabila tujuan yang dimaksud adalah
tujuan suatu instansi maka proses pencapaian tujuan tersebut merupakan
12
keberhasilan dalam melaksanakan program atau kegiatan menurut wewenang,
tugas dan fungsi instansi tersebut.
Jadi dimaksudkan disini yaitu bagaimana penyaluran dana KUR pada
BRI itu mencapai titik berhasil sesuai dengan teori-teori yang ada tersebut. Untuk
mengetahui apakah penyaluran dana KUR tersebut efektif atau tidak maka
dibutuhkan indikator atau alat ukur. Alat ukur yang digunakan disini untuk
mengetahui apakah penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu berhasil
ataupun tidak adalah dengan melihat apakah tujuan dari dibentuknya program
Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini sudah tercapai dan apakah memberi manfaat bagi
masyarakat khususnya para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).
1.5.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kredit berasal dari kata cedere yang berarti maksudnya adalah apabila
seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperolah kepercayaan.
Sedangkan bagi si pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada
seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali. Pengertian “kredit”
menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah “penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga.
Transaksi kredit dapat terjadi atau timbul karena ada suatu pihak yang
meminjam uang atau barang kepada pihak yang lainnya yang dapat menimbulkan
13
tagihan bagi kreditur. Hal lain yang dapat menimbulkan transaksi kredit adalah
kegiatan jual beli dimana pembayarannya akan ditangguhkan dalam jangka waktu
tertentu baik sebagian ataupun seluruhnya. Aktivitas kredit diatas secara teknis
akan mendatangkan piutang bagi kreditur dan mendatangkan utang bagi debitur.
Pada umumnya, kredit merupakan program kerja dari sebuah bank yang
kegiatannya adalah meminjamkan uang kepada orang-orang yang membutuhkan
baik itu nasabah mereka ataupun tidak dengan menggunakan berbagai jaminan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengertian kredit menurut undang-undang
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah : penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,
imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Program pemberian kredit yang
banyak dilakukan oleh bank-bank memiliki tujuan yang hampir sama yaitu untuk
memberi kesempatan kepada orang-orang atau masyarakat untuk membuka atau
merintis pekerjaan sendiri yang berguna untuk memperbaiki keadaan ekonomi
mereka. Pemberian kredit ini terbagi atas pemberian kredit oleh Bank itu sendiri
dan ada yang bekerjasama dengan Pemerintah.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu jenis kredit yang terbentuk
dari hasil kerjasama dengan pemerintah. Kredit ini diberikan melalui bank sebagai
kreditur atau penyedia dana untuk masyarakat yang ingin membangun usaha
sendiri. Karena merupakan bagian dari program kerja pemerintah maka
14
pengucuran dari KUR ini umumnya dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. dimana bank merupakan bank milik negara.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini adalah kredit yang ditujukan bagi
peminjam yang ingin merintis usaha sendiri tetapi masih dengan skala mikro,
kecil dan menengah. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sendiri memiliki
komitmen untuk untuk membantu mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu
bentuk komitmen itu adalah dengan dibukanya kredit untuk modal usaha bagi
Usaha Kecil dan Menengah (UMK) dan koperasi yang disebut dengan Kredit
Usaha Rakyat (KUR). Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini merupakan alternatif bagi
Usaha Kecil, Mikro dan Koperasi untuk mendapatkan modal usaha. Kendala yang
seringkali dihadapi oleh pengusaha Kecil, Mikro dan Koperasi adalah masalah
permodalan di dalam mengembangkan usahanya.
KUR sendiri pertama kali diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada tanggal 5 November 2007. Tujuan diluncurkannya KUR adalah
untuk mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM, untuk
meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi dan untuk
penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Pada dasarnya,
KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus
untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit. Perseorangan,
kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum
Rp 500.000.000,-.
15
Sumber dananya adalah bank yang ditunjuk dengan tingkat bunga
maksimum 16 persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin adalah 70 persen
dari alokasi total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa pinjam kredit
untuk modal kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi. Untuk
agribisnis, bidang usaha yang layak adalah input produksi hingga penyediaan alat
dan mesin pertanian, aktivitas on-farm, dan pengolahan dan pemasaran hasil-hasil
pertanian. Secara nasional penyaluran KUR banyak diarahkan ke sektor
perdagangan, restoran dan hotel yang mencapai 55 % dari total penyaluran KUR
diikuti dengan penyaluran ke sektor pertanian sebesar 27 % dan sektor-sektor lain
sebesar 9%.
Ada tiga Skim yang dapat dilayani oleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini
yaitu :
1.
KUR Ritel
Untuk KUR Ritel, Modal usaha dengan plafond Rp. 5 Juta s/d Rp. 500
juta dapat di layani Kantor cabang BRI dan Kantor Cabang Pembantu.
2.
KUR MIKRO
Untuk KUR Mikro, Modal Usaha dengan plafond dibawah Rp. 5 juta,
dapat dilayani oleh BRI Unit.
3.
KUR Linkage
KUR Linkage, ditujukan untuk BKD, KSP/USP, BMT, LKM lainnya
dapat dilayani di Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu. Plafond kredit
Rp. 5 Juta s/d Rp. 500 juta. Pinjaman LKM ke end user maksimal Rp. 5 juta.
16
Penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan oleh PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ini memiliki tujuan penyaluran yaitu:
a. Mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro,
kecil menengah dan koperasi.
b. Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan usaha menengah
kecil mikro (UMKM) dan koperasi kepada lembaga keuangan.
c. Dalam rangka penganggulangan atau pengentasan kemiskinan dan
perluasan kesempatan kerja.
Manfaat dari disalurkannya dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) di PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Bangkatan Binjai ini sendiri adalah
untuk memberi kesempatan bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan usaha
yang dimilikinya. Bagi para masyarakat binjai yang memiliki usaha tetapi
terkendala di bidang modal untuk dapat mengembangkan usaha yang dimilikinya
dapat mengajukan prmohonan kredit dan mendapatkan pinjaman. Dengan begitu,
usaha yang dimiliki oleh mereka akan dapat lebih maju dan berkembang baik itu
dari segi produksi, pemasaran serta untung yang diperoleh kemudian.
1.6 DEFINISI KONSEP
Konsep
adalah
istilah
dan
defenisi
yang
digunakan
untuk
menggambarkan secara abstrak sebuah kejadian, keadaan, kelompok atau individu
yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep kemudian peneliti
diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan mengunakan suatu
17
istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
(Singarimbun, 1995:33)
Oleh karena itu, untuk dapat menemukan batasan yang lebih jelas agar
penulis dapat menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis
teliti, maka penulis mengemukakan konsep-konsep antara lain:
1. Efektivitas
Efektivitas adalah derajat kepuasan ataupun ukuran keberhasilan akan
suatu kegiatan yang ditinjau dari segi pencapaian tujuan, ketepatan waktu,
manfaat serta hasil. Dalam penelitian ini yang akan ditinjau adalah efektivitas
penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).
2. Kredit Usaha Rakyat
Kredit usaha rakyat adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu
jenis kredit yang terbentuk dari hasil kerjasama dengan pemerintah. Kredit ini
diberikan melalui bank sebagai kreditur atau penyedia dana untuk masyarakat
yang ingin membangun usaha sendiri.
3. Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat
Efektivitas penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah suatu tahap
dimana kegiatan penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan
oleh pemerintah yang bekerjasama dengan bank-bank mencapai titik atau tingkat
efektif. Dikatakan penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini efektif ketika
sudah mencapai tujuan awal dari dibentuk dan disalurkannya dana Kredit Usaha
18
Rakyat (KUR) ini dengan tepat waktu, serta memberikan manfaat yang positif
bagi penerimanya dengan hasil yang memuaskan.
1.7
Sistematika Penulisan
BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaaat penelitian, kerangka teori, defenisi
konsep dan sistematika penulisan.
BAB II
: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan
penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB III
: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini memuat gambaran umum atau karakteristik lokasi
penlitian yang mencakup sejarah singkat, visi dan misi, tugas
dan fungsi serta struktur organisasi.
BAB IV
: PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan
dan dokumentasi yang akan dianalisis.
BAB V
: ANALISA DATA
19
Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data
yang disajikan dari bab sebelumnya.
BAB VI
: PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil
penelitian.
20
Download