1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia Taman Kanak-kanak merupakan individu yang sedang
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan
dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Karena itulah masa anak usia
prasekolah dikatakan sebagai masa keemasan (the golden age), yaitu masa yang
amat penting bagi salah seorang anak dan merupakan fase kehidupan yang sangat
unik. Masa perkembangan anak ini selalu mendapat perhatian yang cukup besar
dari para pakar pendidikan dan psikolog, yang menyatakan bahwa pendidikan
untuk anak usia dini ini harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak karena banyak sekali terjadi kesalah pahaman orang yang
menganggap anak sebagai miniatur orang dewasa yang bisa dijadikan apa saja
sesuai dengan keinginannya.
Lembaga-lembaga PAUD sekarang marak di selenggarakan di perkotaan
maupun pedesaan sehingga pertumbuhan dan perkembangan pendidikan anak usia
dini (PAUD) saat ini semakin berkembang ke arah yang lebih baik. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan anak
usia dinipun semakin meningkat, sehingga mereka berupaya untuk memberikan
pendidikan yang terbaik kepada anak-anaknya.
Usia dini dikenal sebagai usia emas dalam proses perkembangan anak.
Masa ini disebut sebagai masa kritis perkembangan atau critical period yang
disebut juga windows of learning, yaitu saat dimana anak membutuhkan stimulasi
spesifik. Pada saat ini, perkembangan anak sangat ditentukan oleh faktor genetik
dan lingkungan (nature and nurture) (Santrock, 2004). Masa emas yang dialami
ini tidak akan pernah terjadi dua kali jadi stimulasi yang tepat akan membantu
mengembangkan sel-sel syaraf (neuron-neuron) akan musnah lewat proses
alamiah.
Siti Nurholilah, 2013
Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar
Anak Usia Taman Kanak-Kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
Upaya untuk mencapai tujuan pendidikan Taman Kanak-Kanak utamanya
dilakukan melalui isi dan proses pembelajaran. Seni sebagai salah satu isi
pembelajaran di Taman Kanak-Kanak sudah sepatutnya mendapatkan porsi yang
berimbang baik dalam program pembelajaran maupun perencanaan. Di Taman
Kanak-kanak pembelajaran seni umumnya meliputi seni rupa, seni musik dan tari.
Menggambar sebagai salah satu cabang seni rupa tak bisa dilepaskan dari
dunia anak-anak. Di Taman Kanak-Kanak, menggambar dijadikan salah satu
kegiatan pembelajaran, hal ini dapat di lihat dalam kegiatan sehari-hari atau
kegiatan terencana. Dalam kegiatan sehari-hari, aktivitas menggambar dapat
dilakukan secara spontan (berdasarkan keinginan anak), sesuai dengan rencana
pembelajaran
atau
sebagai
media
evaluasi
bagi
anak
dimana
anak
menggambarkan pengalaman/pengetahuan mereka mengenai hal yang telah
mereka pelajari pada hari tersebut.
Sebagai sarana pengekspresian ide, gagasan dan pengalaman-pengalaman
yang telah dialami, aktivitas menggambar memiliki peranan yang sangat penting
mengingat perbendaharaan kosa kata anak yang masih terbatas. Hal tersebut
didukung oleh Berger dalam Suwarni (2005) yang mengemukakan bahwa “seeing
comes before words. The child looks and recognize before it can speak”. Anakanak mengungkapkan ide-ide yang dilihatnya kemudian mengungkapkan dalam
goresan-goresan sebelum mereka dapat mengungkapkannya dengan kata-kata. Hal
tersebutlah yang dimaksud dengan proses menyampaikan ide secara visual, atau
lebih tepatnya mencoret, menggores, menggambar yang merupakan suatu proses
berkomunikasi secara visual.
Setiap anak Taman Kanak-Kanak menyukai kegiatan menggambar.
Namun anak terkadang menghadapi masalah ketika menggambar. Hal ini salah
satunya disebabkan karena kontrol gerakan motorik halusnya yang belum matang
sehingga menghasilkan gambar yang masih berantakan tidak melukiskan
ketulusan dan kesungguhan mereka dalam karyanya. Hal tersebut dialami oleh
anak-anak Radhatul Athfal Al-Hidayah yang cenderung kurang memperhatikan
Siti Nurholilah, 2013
Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar
Anak Usia Taman Kanak-Kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
pengembangan motorik halus anak sehingga kurang optimal dalam meningkatkan
perkembangan motorik halus anak yang sangat berpengaruh terhadap minat
menggambar anak.
Kemampuan menggambar dapat diperoleh melalui bimbingan dan latihan.
Untuk mengikuti latihan menggambar dengan baik anak harus dalam kondisi yang
kondusif baik secara fisik maupun psikologis. Anak yang kurang keterampilan
menggambar biasanya disebabkan anak mengalami kesulitan dalam kegiatan
motorik halus atau ketidakmampuan tangan menggunakan pensil, krayon, dan
gunting.
Berdasarkan penelitian, Brain Gym merupakan salah satu cara yang dapat
dijadikan sebagai
metode untuk
membantu
meningkatkan
keterampilan
menggambar anak. Melalui Brain Gym perkembangan motorik halus anak tidak
akan terhambat sehingga tidak mengganggu kekuatan otot halus, kemampuan
koordinasi, manipulasi, dan fleksibilitas tangan dan jari-jari.
Brain Gym merupakan serangkaian gerakan tubuh yang sederhana yang
digunakan untuk memadukan semua bagian otak untuk meningkatkan
kemampuan belajar, membangun harga diri dan rasa kebersamaan (Gunawan,
2006:270). Menurut pakar Brain Gym, Paul E Dennison, Ph.D, kegiatan brain
gym dibuat guna menstimulasi (dimensi lateralis), meringankan (dimensi
pemfokusan), atau merelaksasi (dimensi Pemusatan) anak yang terlibat dalam
situasi belajar tertentu
Brain Gym digunakan menurut kecepatan gerakan anak itu sendiri. Akan
tetapi secara efektif membantu anak kembali pada kondisi mental yang optimal
untuk pembelajaran (Gunawan, 2006:271)
Brain Gym sangat baik digunakan pada awal proses pembelajaran terlebih
lagi bila diiringi dengan lagu atau musik yang bersifat riang dan gembira.
Gerakan-gerakan dalam Brain Gym dilakukan dengan intensitas yang cepat dan
menarik sehingga dapat meningkatkan semangat anak setelah melakukan
rangkaian gerakan senam otak
Siti Nurholilah, 2013
Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar
Anak Usia Taman Kanak-Kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
Berdasarkan pernyataan dan permasalahan yang diuraikan di atas, maka
perlu dilakukan penerapan metode Brain Gym, untuk melihat pengaruhnya
terhadap keterampilan menggambar pada anak usia Taman Kanak-Kanak.
Penelitian ini akan dilakukan di RA Al-Hidayah pada kelompok B yang
akan menjadi kelas eksperimen. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini
akan difokuskan pada ” PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN
METODE BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENGGAMBAR ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
masalah utama dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, ”Bagaimana
pengaruh Pembelajaran metode Brain Gym terhadap peningkatan kemampuan
menggambar anak usia Taman Kanak-kanak?”
Secara khusus rumusan masalah yang akan diteliti dituangkan dalam
pertanyaan sebagai berikut:
1. Sejauh apa profil kemampuan menggambar anak kelompok B RA AlHidayah sebelum dan setelah penerapan metode Brain Gym pada
kelompok eksperimen?
2. Bagaimana profil kemampuan menggambar anak RA Al-Hidayah pada
kelompok kontrol?
3. Apakah terdapat pengaruh penerapan pembelajaran metode Brain Gym
terhadap kemampuan menggambar anak kelompok B RA Al-Hidayah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui profil kemampuan menggambar anak usia TK Kelompok B di
RA Al-Hidayah sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran metode
Brain Gym pada kelompok eksperimen.
Siti Nurholilah, 2013
Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar
Anak Usia Taman Kanak-Kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
2. Mengetahui kemampuan menggambar anak usia TK Kelompok B di RA
Al-Hidayah pada kelompok kontrol.
3. Mengetahui apakah terdapat pengaruh terhadap kemampuan menggambar
anak usia TK Kelompok B di RA Al-Hidayah sebelum dan sesudah
penerapan pembelajaran metode Brain Gym.
D. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan menggunakan quasi
eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain control
group pre test-post test non random. Rancangan ini dipilih karena kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (acak).
Untuk mengetahui kondisi awal kedua kelompok, peneliti menerapkan pre test
terhadap kedua kelompok, dengan begitu peneliti mengetahui kemampuan
menggambar pada kedua kelompok sebelum mendapatkan perlakuan, setelah
dilakukan pre test kelompok ekperimen diberikan treatmen berupa metode
Brain Gym sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan. Kemudian peneliti
melakukan post test untuk mengukur kemampuan menggambar anak sesudah
diberi perlakuan. Desain yang digunakan dalam penelitian adalah:
Tabel 3.1
Desain penelitian group pre test-post test non random
Group
Pre test
treatmen
Post test
E
1
Y
X
Y2
K
Y2
-
Y2
Sukardi (2007:186)
Keterangan
E
= Kelompok Eksperimen
K
= Kelompok Kontrol
Siti Nurholilah, 2013
Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar
Anak Usia Taman Kanak-Kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
Y1
: Pre- Test
2
Y
: Post-Test
X
: Treatmen
-
: Tidak diberi perlakuan
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi tentang
pengaruh
penerapan
metode
Brain
Gym
terhadap
kemampuan
menggambar anak usia Taman Kanak-kanak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Memberikan pengalaman dan wawasan pribadi dalam melakukan
penelitian pendidikan khususnya tentang pengaruh metode Brain Gym
terhadap kemampuan menggambar pada anak usia Taman Kanakkanak.
b. Bagi Guru
Penerapan metode Brain Gym ini diharapkan dapat menjadi salah satu
solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi guru dalam
meningkatkan kemampuan menggambar pada anak usia Taman
Kanak-kanak.
c. Bagi lembaga Pendidikan Usia Dini
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
kepada lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas
kemampuan menggambar pada anak usia Taman Kank-Kanak melalui
penerapan metode Brain Gym.
d. Bagi Peneliti selanjutnya
Siti Nurholilah, 2013
Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar
Anak Usia Taman Kanak-Kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian lebih
lanjut bagi peneliti selanjutnya mengenai hal yang sama secara lebih
mendalam.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab dimana:
BAB I berisi pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, meode penelitian, manfaat penelitian, struktur
organisasi skripsi.
BAB II berisi kajian teoritis, yang terdiri dari, keterampilan menggambar
anak usia dini, metode Brain Gym, Brain Gym dalam meningkatkan keterampilan
menggambar anak usia taman kanak-kanak.
BAB III berisi lokasi dan sampel penelitian, desain penelitian, meetode
penelitian,
definisi
operasional
variabel,
instrumen
penelitian,
proses
pengembangan penelitian, tehnik pengumpulan data, analisis pengolahan data.
BAB IV berisi pembahasan hasil penelitian terdiri daari hasil penelitian
dan pembahasan.
BAB V berisi simpulan dan rekomendasi.
Siti Nurholilah, 2013
Pengaruh Penerapan Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Kemampuan Menggambar
Anak Usia Taman Kanak-Kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Download