EVALUASI SISTEM PENJUALAN POLIS PADA AJB BUMIPUTERA

advertisement
EVALUASI SISTEM PENJUALAN POLIS PADA AJB BUMIPUTERA
1912 KANTOR CABANG SOLO GLADAK
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
Maya Kusuma Wati
F.3307077
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah AJB Bumiputera 1912
AJB Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi Indonesia,
yang berdiri sejak tahun 1912. Dilatarbelakangi kondisi bangsa Indonesia
yang terjajah lebih dari tiga abad oleh Kolonial Belanda, maka timbul
gerakan Nasional Bangsa Indonesia, yaitu dengan berdirinya Boedi
Oetomo ditahun 1908, yang merupakan gabungan dari unsur-unsur Jong
Java, Jong Sumatra, Jong Batak Bond, Jong Islamieten Bond, dan Jong
Selebes. Pada waktu Kongres Boedi Oetomo tahun 1910, seorang guru
dari anggota Persatuaan Guru Hindia-Belanda (PGHB), yang bernama M.
Ng. Dwijosewojo melontarkan sebuah gagasan untuk mendirikan asuransi
jiwa bagi para guru pribumi. Akhirnya, gagasan tersebut dapat
terealisasikan setelah kongres pertama PGHB tanggal 12 Februari 1912 di
Magelang,
dengan
membentuk
Onderlinge
Levensverzekering
Maatschapppiij PGHB atau disingkat O. L. Mij. PGHB yang dipelopori
oleh M. Ng. Dwijosewojo sebagai komisaris, M. K. H. Soebroto sebagai
direktur, dan M. Admijojo sebagai bendahara, yang kemudian menjadi
AJB Bumiputera 1912.
1
Bentuk usaha AJB Bumiputera 1912 adalah mutual (usaha
bersama). AJB Bumiputera 1912 didirikan dan dimiliki oleh dan untuk
kepentingan anggota melalui Badan Perwakilan Anggota (BPA).
2. Perkembangan AJB Bumiputera 1912
a. Masa Penjajahan Belanda (1912-1942)
Pada masa ini AJB Bumiputera 1912 mendapat reaksi yang
kurang mendukung dari pemerintah Kolonial Belanda. Berkat
kerjasama dan kebulatan tekad para pengelola, maka eksistensi
perusahaan dapat dipertahakan bahkan semakin berkembang dengan
berdirinya kantor cabang di Jawa dan di luar Jawa.
b. Masa Penjajahan Jepang (1942-1945)
Pada masa ini AJB Bumiputera 1912 mengalami masa stagnasi
dengan bergantinya mata uang dan banyaknya pengelola yang
bergabung secara aktif sebagai tentara PETA.
c. Masa Kemerdekaan dan Orde Lama (1945-1966)
Pada masa ini AJB Bumiputera 1912 mulai mengadakan
perubahan
dan
modernisasi
dengan
mengirimkan
beberapa
pengurusnya untuk belajar di luar negeri. Pada tahun 1965 AJB
Bumiputera 1912 juga mengalami peristiwa Senering, yaitu uang Rp1.
000,00 menjadi Rp1,00 (Kepres No. 27 Tahun 1965). Hal ini
menyebabkan perusahaan harus menjual aset untuk membayar
kewajibanya.
d. Masa Orde Baru sampai sekarang (1966-sekarang)
Adanya senering pada tahun 1965, aset AJB Bumiputera 1912
mengalami kemunduran (side back) selama 25 tahun, sedangkan untuk
mengembalikan aset yang hilang tersebut diperlukan waktu 20 tahun.
Namun, berkat kerja keras pengembaliaan aset dapat dicapai hanya
dalam waktu 8 tahun.
3. Falsafah, Visi, dan Misi AJB Bumiputera 1912
a. Falsafah AJB Bumiputera 1912
1) Idealisme
Memelihara nilai-nilai perjuangan dalam mengangkat
martabat anak bangsa sesuai sejarah pendirian sebagai perusahaan
asli Indonesia yang tertua.
2) Mutualisme
Mengedepankan sistem kebersamaan dalam mengelola
perusahaan dengan memberdayakan potensi Bumiputera sebagai
manifiestasi perusahaan rakyat.
3) Profesionalisme
Memiliki komitmen dalam pengelolaan perusahaan dengan
mengedepankan tata kelola yang baik dan berusaha menyesuaikan
diri terhadap tuntutan perubahan lingkungan.
b. Visi AJB Bumiputera 1912
Visi
dari
AJB Bumiputera 1912
adalah
“Menjadikan
Bumiputera sebagai perusahaan asuransinya bangsa Indonesia”.
c. Misi AJB Bumiputera 1912
1) Menjadikan Bumiputera senantiasa berada di benak dan di hati
masyarakat Indonesia.
2) Memelihara
keberadaan
Bumiputera
sebagai
perusahaan
perjuangan Bangsa Indonesia.
3) Mengembangkan koperasi dan kooperasi yang menerapkan prinsip
dasar gotong-royong.
4) Menciptakan berbagai produk dan layanan yang memberikan
manfaat optimal bagi komunitas Bumiputera.
5) Mewujudkan perusahaan yang berhasil secara ekonomi dan sosial.
4. Produk AJB Bumiputera 1912
a. Produk Asuransi Jiwa Perseorangan
1) Mitra Abadi
Produk asuransi jiwa yang dirancang untuk menjamin
tersedianya warisan bagi keluarga, berbentuk perlindungan seumur
hidup bagi tertanggung dengan membayar premi pada periode
tertentu.
Spesifikasi Produk Mitra Abadi, sebagai berikut ini.
a) Dijual dengan mata uang US $.
b) Dapat dilengkapi dengan asuransi kecelakaan diri dengan
resiko AB kelipatan 1 x UP dan jaminan waiver premium.
c) Masa pembayaran premi minimal 3 tahun maksimal 20 tahun.
d) Pembayaran premi dengan cara bayar triwulan, setengah
tahunan, tahunan, tunggal, dan sekaligus.
e) Minimal pembayaran premi disetahunkan sebesar US $100.
f) Minimal calon tertanggung berumur 15 tahun dan maksimal
55 tahun atau umur tertanggung mulai asuransi ditambah
jangka waktu asuransi maksimal 65 tahun.
g) Calon tertanggung tidak harus sekaligus sebagai Pemegang
Polis sepanjang masih ada hubungan kepentingan asuransi
sebagai istri, suami, anak, orang tua kandung, badan hukum
dengan karyawannya, kreditur berbadan hukum dengan
debitur.
h) Maksimal UP non-medical umur calon tertanggung sampai
dengan 50 tahun dan UP sebesar US $40.000 sedang usia
diatas 50 tahun atau uang pertanggungan lebih dari US
$40.000 harus dilengkapi Laporan Pemeriksaan Kesehatan
(LPK).
i) Jumlah jaminan resiko asuransi sebesar 100% x UP.
j) Jangka waktu asuransi adalah seumur hidup atau sampai
dengan usia tertanggung 99 tahun dikurangi umur saat masuk
asuransi.
k) Program asuransi memiliki jaminan perlindungan dan unsur
warisan yang jumlahnya cukup tinggi dan menguntungkan.
l) Jika tertanggung meninggal dunia dalam masa pembayaran
premi atau sesudahnya kepada yang ditunjuk dibayarkan
santunan 100% x UP dan ditambah bonus sesuai perhitungan.
m) Jika tertanggung masih hidup sampai dengan usia 99 tahun
maka dibayarkan uang pertanggungan yang tercantum dalam
polis ditambah bonus sesuai perhitungan.
n) Masa Obsevasi Non-medical selama 2 tahun dengan rincian
sebagai berikut :
Tahun Polis
Klaim Meninggal *)
I
60 % x UP
II
80 % x UP
III dst
100 % x UP
*)
Masa
Observasi
tidak
berlaku
jika
tertanggung
meninggal dunia karena kecelakaan.
o) Diberikan pembagian bonus sebagaimana tercantum dalam
syarat umum polis dan dihitung maksimal sampai dengan
akhir tahun polis ke 25.
p) Produk ini ada nilai tunai yang bisa dimanfaatkan untuk
fasilitas pinjaman oleh pemegang polis pada tahun tertentu .
Manfaat Asuransi Mitra Abadi, sebagai berikut ini.
a) Tersedia dana untuk bekal hari tua dan tidak menjadi beban
istri, anak, dan cucu.
b) Dapat digunakan sebagai dana warisan, biaya perawatan
kesehatan, dana wisata, dan lain sebagainya.
c) Uang santunan yang diterimakan lebih besar dan dapat
digunakan sebagai dana warisan bagi keluarga yang
ditinggalkan.
d) Dapat dipergunakan sebagai biaya kelangsungan hidup,
pemakaman, selamatan, pengobatan, melunasi hutang, biaya
kelangsungan pendidikan anak, dan lain-lain.
e) Jaminan perlindungannya lebih besar dan luas antara lain:
tambahan resiko meninggal dunia karena kecelakaan, dan
cacat tetap sebagian atau total maupun bebas premi.
f) Pemegang polis dapat memilih cara pembayaran premi sesuai
dengan yang dikehendaki (pembayaran premi lebih fleksibel).
g) Premi dapat dijangkau oleh kalangan masyarakat bawah,
menengah, dan atas.
h) Pembayaran
premi
lebih
murah
dibanding
jaminan
perlindungan yang diperoleh tertanggung.
i) Pemegang polis dapat memanfaatkan fasilitas pinjaman untuk
kepentingan keuangan yang mendesak (cadangan ekonomi).
j) Pemegang polis mendapatkan tambahan keuntungan yang
lebih besar dan dapat menyiapkan cara yang modern dalam
memberikan warisan kepada keluarga.
k) Nilai nominal dan nilai tukar lebih terjamin, karena
menggunakan standar US $ semakin tinggi nilai tukar
semakin banyak nominal yang diterima.
2) Mitra Poesaka
Produk asuransi jiwa dengan premi tunggal, yang dirancang
untuk memberikan perlindungan sekaligus menyediakan tabungan
bernilai investasi berdasarkan perhitungan bunga majemuk.
Spesifikasi Produk Mitra Poesaka, sebagai berikut ini.
a) Produk Asuransi ini dapat dijual dengan mata uang US $.
b) Cara pembayaran premi secara tunggal.
c) Minimal premi pertama sebesar US $200 untuk kepala
operasional standar, US $5.000 untuk eksekutif.
d) Premi dapat ditambah sewaktu-waktu sebelum masa asuransi
berakhir dengan minimal penambahan premi sebesar US
$100 dengan kelipatan sebesar US $100 untuk standar dan
US $1000 dengan kelipatan US $100 untuk eksekutif.
e) UP dapat diambil dengan perbandingan antara premi yang
dibayarkan dengan uang pertanggungan meninggal sebagai
berikut.
i. Pertanggungan meninggal adalah 1 : 1 Kode (K-1).
ii. Pertanggungan meninggal adalah 1 : 2 Kode (K-2).
iii. Pertanggungan meninggal adalah 1 : 3 Kode (K-3).
iv. Pertanggungan meninggal adalah 1 : 4 Kode (K-4).
v. Pertanggungan meninggal adalah 1 : 5 Kode (K-5).
f) Premi dapat ditambah rider dengan resiko A maksimum
sebesar 1xUP.
g) Jangka waktu asuransi minimal 3 tahun maksimal 15 tahun.
h) Calon tertanggung tidak harus sama dengan calon pemegang
polis selama masih memiliki hubungan kepentingan.
i) Calon tertanggung dengan umur minimal 15 tahun (sudah
menikah) dan saat masa asuransi berakhir umur tertanggung
tidak lebih dari 65 tahun.
j) Maksimal UP non-medical usia 15–50 tahun sebesar US $
40.000 dan usia diatas 50 tahun atau lebih dari US $40.000
dilengkapi laporan pemeriksaan kesehatan.
k) Nilai
tunai
mendapatkan
bunga
yang
digaransi
oleh
perusahaan minimal 1,25% per tahun.
l) Penarikan nilai tunai maksimal 50% dari nilai tunai bisa
dilakukan 3x dalam setahun dengan minimal saldo US $100
dengan ketentuan asuransi harus sudah berjalan 1 tahun atau
lebih.
m) Jika tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi maka
dibayarkan santunan 100% x UP dan ditambah nilai tunai
yang besarnya sesuai dengan perhitungan.
n) Masa obsevasi non-medical selama 2 tahun dengan rincian
sebagai berikut.
Tahun Polis
Klaim Meninggal
I
60 % x UP
II
80 % x UP
III dst
100 % x UP
Masa observasi juga diberlakukan bagi setiap penambahan
premi
kecuali
tertanggung
meningal
dunia
karena
kecelakaan.
o) Jika tertanggung hidup sampai dengan masa asuransi berakhir
maka kepada pemegang polis dibayarkan nilai tunai yang
besarnya sesuai dengan perhitungan nilai tunai habis kontrak.
p) Produk asuransi ini dapat diubah menjadi produk asuransi
lain. Kecuali produk-produk yang secara tegas melarang
adanya perubahan polis dan merubah perbandingan premi
dengan uang pertanggungan meninggal, sedangkan produkproduk lain tidak dapat diubah menjadi produk asuransi ini.
Manfaat Asuransi Mitra Poesaka, sebagai berikut ini.
a) Pemegang polis dapat merencanakan secara pasti jumlah uang
yang dibutuhkan.
b) Pemegang polis tidak perlu takut polisnya menjadi lapse, jika
dalam masa kontrak tidak dapat menambahkan premi.
Pemegang polis tidak repot memikirkan pembayaran premi
selanjutnya.
c) Pemegang
polis
mendapat
manfaat
tambahan
nilai
perlindungan dan tabungan yang sesuai dengan kemampuan.
d) Pemegang polis dapat merencanakan jangka waktu asuransi
dan dana sesuai kebutuhannya.
e) Dapat digunakan sebagai, biaya perawatan pada saat dirumah
sakit, biaya pemakaman dan selamatan, melunasi hutanghutang keluarga yang ditinggalkan, biaya hidup sehari-hari bagi
keluarga yang ditinggalkan,biaya sekolah atau pendidikan
anak.
f) Pemegang polis tidak dikenakan biaya administrasi bulanan.
g) Pemegang polis dapat mengatasi kebutuhan dana yang sifatnya
mendesak.
h) Tidak ada bunga atau finalty seperti pengambilan deposito dan
pada UP tidak ada perubahan.
i) Pemegang polis dapat memberikan perhatian kepada seluruh
anggota dan karyawannya.
j) Pemegang
polis
dapat
melatih
anggota
keluarga
dan
karyawannya untuk gemar berasuraransi.
k) Pemegang polis mendapatkan manfaat perlindungan ganda dan
ahli waris akan mendapatkan santunan yang lebih besar jika
terjadi resiko.
3) Mitra Sejati
Produk asuransi jiwa ini dirancang untuk memberikan
perlindungan maksimal kepada ahli waris.
Spesifikasi produk Mitra Sejati, sebagai berikut ini.
a)
Dijual dengan mata uang US $.
b)
Masa pembayaran premi minimal 3 tahun maksimal 15 tahun.
c)
Pembayaran premi dengan cara bayar setengah tahunan,
tahunan, tunggal, dan sekaligus berdasarkan premi tahunan.
d)
Minimal pembayaran premi disetahunkan sebesar US $100.
e)
Minimal calon tertanggung berumur 21 tahun atau kurang
dari 21 tahun tetapi sudah menikah dan umur tertanggung
ditambah kontrak asuransi maksimal 65 tahun.
f)
Calon tertanggung harus sekaligus sebagai pemegang polis.
g)
Maksimal UP non-medical umur calon tertanggung sampai
dengan 50 tahun dan UP sebesar US $40.000 sedang usia
diatas 50 tahun atau uang pertanggungan lebih dari US
$40.000 harus dilengkapi laporan pemeriksaan kesehatan.
h)
Jaminan resiko asuransi sebesar 100% x UP.
i)
Jika tertanggung meninggal dunia dalam masa pembayaran
premi kepada yang ditunjuk dibayarkan santunan 100% x UP.
j)
Jika tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi
sedangkan cara pembayaran premi sekaligus maka kepada
yang ditunjuk akan dibayarkan uang pertanggungan ditambah
Premium Deposit.
k)
Masa obsevasi non-medical selama 2 tahun dengan rincian
sebagai berikut :
Tahun Polis
Klaim Meninggal *)
I
60 % x UP
II
80 % x UP
III dst
100 % x UP
*) Masa Observasi tidak berlaku jika tertanggung meningal
dunia karena kecelakaan.
Manfaat Asuransi Mitra Sejati, sebagai berikut.
a)
Tersedianya dana yang dapat digunakan sebagai biaya hidup
bagi keluarga yang ditinggalkan.
b)
Dapat dipergunakan sebagai biaya pemakaman, selamatan,
pengobatan, melunasi hutang, biaya kelangsungan pendidikan
anak, dan lain sebagainya.
c)
Dapat digunakan sebagai dana warisan untuk keluarga yang
ditinggalkan.
d)
Pemegang polis dapat memilih cara pembayaran premi sesuai
dengan yang diinginkan (pembayaran premi lebih fleksibel).
e)
Premi dapat dijangkau oleh kalangan masyarakat bawah,
menengah dan atas.
4) Mitra cerdas
Produk asuransi jiwa ini menggabungkan 2 unsur, yaitu
unsur santunan meninggal dan unsur tabungan.
Spesifikasi Produk Mitra Cerdas, sebagai berikut ini.
a)
Dipasarkan dalam mata uang rupiah.
b)
Premi produk ini terdiri dari, premi resiko, premi biaya, dan
premi tabungan.
c)
Premi tabungan akan membentuk akumulasi dana, yaitu
akumulasi premi tabungan yang dikembangkan berdasarkan
hasil investasi bersih selama masa asuransi.
d)
Memberikan jaminan santunan meninggal dan memberikan
jaminan tabungan dana kelangsungan belajar.
e)
Pengambilan dana kelangsungan belajar dapat dilakukan
pada saat jatuh tempo atau sesudah jatuh tempo.
f)
Pembayaran premi dapat dilakukan secara, tahunan, setengah
tahunan, triwulan dan tunggal.
g)
Masa leluasa (grace period) mitra cerdas adalah 30 hari.
h)
Pemulihan polis dapat dilakukan dengan melunasi semua
tunggakan premi ditambah denda sebesar 4,5% dari premi
tertunggak.
i)
Minimal uang pertanggungan mitra cerdas adalah
juta.
Rp100
j)
Batas maksimal total resiko UP non-medical adalah sebesar
Rp350.000.000,00.
k)
Prestasi produksi agen adalah 100% x UP dan faktor resiko
sebesar 17% x UP.
l)
m)
Masa observasi polis non-medical selama 2 tahun.
Provisi penutupannya sebagai berikut ini.
i. 5% x premi tunggal, dan
ii. 3% x n x g maksimal 45% untuk cara bayar non tunggal.
n)
Inkaso penagihan sebesar.
i. Tahun pertama 1,0% PLTP.
ii. Tahun kedua 1,5% PL.
iii. Tahun ketiga dst 2% PL.
o)
Tentang produk mitra cerdas tidak dapat diubah.
i. Cara bayar premi tunggal ke cara bayar yang lain.
ii. Uang pertanggungan.
iii. Masa asuransi.
p)
Polis lain tidak dapat diubah menjadi polis mitra cerdas
demikian sebaliknya polis mitra cerdas tidak dapat dirubah
menjadi polis lain.
q)
Polis asuransi mitra cerdas dapat dijadikan sebagai jaminan
pinjaman polis.
Manfaat Asuransi Mitra Cerdas, sebagai berikut ini.
a)
Jika tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi,
kepada yang ditunjuk dibayarkan:
i. santunan sebesar 100% x UP,
ii. akumulasi dana yang besarnya sesuai perhitungan pada
saat meninggal dunia, dan
iii. dana kelangsungan belajar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b)
Dana kelangsungan belajar dibayarkan sesuai jatuh temponya
dan polis menjadi bebas premi atau diambil secara sekaligus
dan asuransi berakhir.
c)
Jika tertanggung hidup hingga berakhirnya masa asuransi
akan dibayarkan.
d)
Dana kelangsungan belajar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
e)
Selisih antara realisasi hasil pengembangan dana dengan
perhitungan pengembangan dana yang menggunakan bunga
garansi sampai dengan habis kontrak.
f)
Pengambilan dana kelangsungan belajar dapat dilakukan
pada saat jatuh tempo atau sesudah jatuh tempo.
g)
Apabila dana kelangsungan belajar tidak diambil pada saat
jatuh tempo, maka dana tersebut akan dikembangkan sesuai
hasil investasi riil dan dibayarkan pada saat terjadi klaim.
5) Mitra Beasiswa
Produk asuransi jiwa ini juga memiliki dua unsur, yaitu
unsur perlindungan dan unsur tabungan.
Spesifikasi Produk Mitra Beasiswa, sebagai berikut ini.
a)
Jenis produk asuransi ini dipasarkan dalam mata uang rupiah.
b)
Produk ini dapat dijual dengan tambahan sebagai berikut.
i. Asuransi kecelakaan diri dengan resiko A, (A+B), atau
(A+B+D). Uang pertanggungan kecelakaan diri adalah
sebesar 1xUP.
ii. Waiver Premium, kecuali apabila premi dibayar secara
tunggal atau sekaligus. Apabila tertanggung berbeda
dengan pemegang polis, maka
waiver premium tidak
dijual.
c)
Masa asuransi dihitung antara umur anak pada saat masuk
asuransi dan berakhir pada saat anak mencapai umur 18 tahun
dengan jangka waktu asuransi minimal 2 tahun maksimal 17
tahun, dan masa asuransi sama dengan masa pembayaran
premi.
d)
Usia pemegang polis minimal 21 tahun atau sudah menikah,
sedang usia tertanggung pada saat masuk asuransi ditambah
masa asuransi maksimal 65 tahun.
e)
Pembayaran premi dengan cara bayar triwulan, setengah
tahunan, tahunan, tunggal dan sekaligus berdasarkan premi
tahunan.
f)
Jika tertanggung tidak sekaligus sebagai pemegang polis
maka antara pemegang polis dengan tertanggung dan yang
ditunjuk harus mempunyai hubungan kepentingan asuransi
sesuai ketentuan underwriting yang berlaku seperti suami
dengan istri dan anak yang sah menurut hukum.
g)
Maksimal UP non-medical umur calon tertanggung sampai
dengan 50 tahun dan uang pertanggungan total resiko sebesar
Rp200.000.000,00 sedang usia diatas 50 tahun atau uang
pertanggungan
Rp200.000.000,00
dengan
total
harus
resiko
dilengkapi
lebih
dengan
dari
laporan
pemeriksaan kesehatan.
h)
Jika tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi
kepada yang ditunjuk dibayarkan uang pertanggungan klaim
meninggal dunia dan dana kelangsungan belajar sesuai
dengan tabel dan ketentuan berlaku, serta dana beasiswa
secara sekaligus atau berkala, sedang status polis menjadi
bebas premi (dengan catatan jika premi dibayar secara
sekaligus,
premium
deposit
diperhitungkan premi jatuh tempo).
dikembalikan
setelah
i)
Jika tertanggung hidup sampai dengan masa asuransi kepada
pemegang polis dibayarkan dana kelangsungan belajar sesuai
dengan tabel serta akan dibayarkan dana beasiswa secara
sekaligus atau berkala.
j)
Masa obsevasi non-medical ditetapkan 2 (dua) tahun dengan
rincian sebagai berikut.
Tahun Polis
Klaim Meninggal *)
I
60 % x UP
II
80 % x UP
III dst
100 % x UP
*) Untuk pembayaran premi secara tunggal, ketentuan masa
observasi non-medical tidak berlaku.
*) Masa observasi tidak berlaku jika tertanggung meningal
dunia karena kecelakaan.
k)
Total resiko asuransi sebesar 170% x uang pertangungan.
l)
Diberikan pembagian hak reversionary bonus pada saat klien
meninggal dunia, klaim penebusan atau klaim habis kontrak
sebagaimana tercantum didalam syarat-syarat umum polis.
m)
Nilai tunai dari polis bisa di manfaatkan untuk fasilitas
pinjaman bagi pemegang polis pada tahun tertentu .
n)
Masa leluasa (Grace Period) pembayaran premi selama 30
hari.
Manfaat Asuransi Mitra Beasiswa, sebagai berikut ini.
a)
Dapat menjamin kepastian kelangsungan belajar pada jenjang
sekolah berikutnya.
b)
Dapat dipergunakan biaya saat masuk sekolah Taman KanakKanak atau Play Group.
c)
Dapat dipergunakan biaya saat masuk Sekolah Dasar, SMP,
SMA, dan Perguruan Tinggi.
d)
Tersedianya dana yang dapat digunakan sebagai biaya hidup
bagi anak dan keluarga yang ditinggalkan.
e)
Dapat dipergunakan sebagai biaya pengobatan, melunasi
kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya.
f)
Pada saat anak mencapai 4 tahun dibayarkan dana
kelangsungan belajar sebesar 5% dari UP, sehingga dapat
dipergunakan biaya saat masuk sekolah TK atau Play Group.
g)
Pada saat anak mencapai 6 tahun dibayarkan dana
kelangsungan belajar sebesar 10% dari UP sehingga dapat
dipergunakan biaya saat masuk Sekolah Dasar.
h)
Pada saat anak mencapai 12 tahun dibayarkan dana
kelangsungan belajar sebesar 20% dari UP sehingga dapat
dipergunakan biaya pada saat masuk SMP.
i)
Pada saat anak mencapai 15 tahun dibayarkan dana
kelangsungan belajar sebesar 30% dari UP, sehingga dapat
dipergunakan biaya saat masuk SMA.
j)
Pada saat anak mencapai 18 tahun dibayarkan dana
kelangsungan belajar sebesar 100% ditambah 40% (secara
sekaligus ataupun dapat dibayar secara berkala, bulanan,
triwulanan, semesteran, atau setahun sekali selama 1 sampai
dengan 5 tahun) dari UP, sehingga dapat dipergunakan
sebagai biaya masuk maupun saat kuliah di Perguruan
Tinggi.
k)
Keuntungan yang diterima menjadi lebih besar dan ahli waris
sudah tidak mempunyai tanggungan guna membayar premi
asuransi sampai dengan masa asuransi habis.
l)
Cara bayar dapat dilakukan dengan triwulanan, setengah
tahunan, tahunan, tunggal dan sekaligus yang diperhitungkan
berdasarkan premi tahunan, sehingga:
i. pemegang polis dapat memilih cara pembayaran premi
sesuai dengan yang dikehendaki, dan
ii. pemegang polis dapat mengatur pembayaran premi
sehingga fleksibel.
m)
Jika pemegang polis menghentikan pembayaran premi dan
polis sudah mempunyai nilai tunai maka macam asuransi
dapat dirubah menjadi dwiguna dengan uang pertanggungan
sesuai tabel yang ditentukan oleh Badan sehingga pemegang
polis tetap memiliki perlindungan nilai ekonominya dan lebih
tetap mendapatkan rasa aman.
n)
Masa Asuransi dihitung antara umur anak pada saat masuk
asuransi dan berakhir pada saat anak mencapai umur 18
tahun, dengan jangka waktu asuransi maksimal 17 tahun dan
minimal 2 tahun, sehingga :
i. pemegang
polis
kebutuhan
dana
dapat
untuk
memastikan
keperluan
perencanaan
sekolah
putera-
puterinya, dan
ii. pemegang polis dapat menentukan jangka waktu asuransi
sesuai keinginan yang dikehendakinya.
o)
Polis memiliki unsur nilai tunai (NT) ada unsur tabungannya
sehingga, pemegang polis dapat memanfaatkan fasilitas
pinjaman yang
dapat untuk
mengatasi kebutuhan atau
kepentingan keuangan yang sifatnya mendesak.
p)
Masa leluasa pembayaran premi selama 1 bulan kalender
sehingga, pemegang polis dapat mengatur keuangan dan
pembayaran pada saat premi jatuh tempo.
6) Mitra Pelangi
Produk asuransi jiwa ini menjamin perlindungan selama
program berlangsung dan menyiapkan warisan jika sewaktu- waktu
pemegang polis berhenti karena telah meninggal.
Spesifikasi Produk Mitra Pelangi, sebagai berikut ini.
a)
Minimal premi disetahunkan Rp1.000.000,00.
b)
Memberikan bonus yang besar.
c)
Batasan non-medical uang pertanggungan, sebagai berikut.
i. Usia 15 s/d 19 tahun Rp100.000.000,00
ii. Usia 20 s/d 50 tahun Rp250.000.000,00
d)
Premi dapat dibayar secara triwulan, setengah tahun, tahunan,
tunggal, atau sekaligus berdasarkan premi tahunan.
e)
Premi sekaligus adalah premi yang dibayarkan berdasarkan
premi tahunan yang akan diperhitungkan untuk membayar
premi tahunan pada saat jatuh tempo. Bagian premi sekaligus
yang belum diperhitungkan sebagai premi tahunan disebut
premi deposit.
f)
Minimal premi disetahunkan untuk setiap polis disegmen
menengah
dan
bawah
adalah
Rp1.000.000,00
dan
Rp5.000.000,00 untuk segmen keatas.
g)
Masa leluasa selama 30 hari.
h)
Masa asuransi minimal 5 tahun, maksimal 15 tahun.
i)
Masa asuransi ditambah umur tertanggung maksimal 65
tahun.
j)
Umur tertanggung minimal 15 tahun.
k)
Maksimal
tertanggung
uang
15
pertanggungan
sampai
dengan
non-medical
19
tahun
untuk
sebesar
Rp100.000.000,00 dan untuk umur tertanggung 20 sampai
dengan 50 tahun sebesar Rp250.000.000,00.
l)
Tertanggung umur diatas 50 tahun harus dilengkapi laporan
pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan underwriting yang
berlaku.
m)
Masa observasi non-medical ditetapkan 2 tahun dengan
ketentuan:
n)
i. meninggal dunia tahun ke 1
60% UP,
ii. meninggal dunia tahun ke 2
80% UP, dan
iii. meninggaldunia tahun ke 3
100% UP.
Ketentuan masa observasi non-medical tidak berlaku jika
tertanggung meninggal karena kecelakaan.
o)
Besarnya resiko adalah 100% dari UP.
Manfaat Asuransi Mitra Pelangi, adalah sebagai berikut ini.
a)
Meringankan beban keluarga (biaya penguburan, pelunasan
utang).
b)
Tersedianya dana untuk kelanjutan biaya hidup keluarga.
c)
Maksimal
tertanggung
uang
15
pertanggungan
sampai
dengan
non-medical
19
tahun
untuk
sebesar
Rp100.000.000,00 dan untuk umur tertanggung 20 sampai
dengan 50 tahun sebesar Rp250.000.000,00.
7) Mitra Permata
Produk asuransi jiwa ini memiliki gabungan antara unsur
tabungan dan perlindungan meninggal dunia.
Spesifikasi Produk Mitra Permata, sebagai berikut ini.
a)
Gabungan
antara
unsur
tabungan
dan
perlindungan
meninggal.
b)
Dipasarkan dengan mata uang rupiah.
c)
Cara pembayaran premi tunggal.
d)
Pilihan UP meninggal pada saat penutupan.
i. UP = 1,25 x PP minimal PP Rp10.000.000,00
ii. UP = 2 x PP minimal PP Rp5.000.000,00
iii. UP = 3 x PP minimal PP Rp4.000.000,00
iv. UP = 4 x PP minimal PP Rp3.000.000,00
v. UP = 5 x PP minimal PP Rp2.000.000,00
e)
Dapat dipasarkan dengan tambahan rider resiko A.
f)
Masa observasi non medical 2 tahun dengan perincian
sebagai berikut.
i. Meninggal tahun I
60 % x UP
ii. Meninggal tahun II
80 % x UP
iii. Meninggal tahun III dst.
100 % x UP
*)
(observasi
tidak
berlaku
jika
meninggal
karena
kecelakaan).
g)
Pengambilan sebagian akumulasi dana setelah polis berjalan
1 tahun.
h)
Pemegang
polis dapat
mengambil
akumulasi dana
maksimal 50%, maksimal 3x dalam 1 tahun dengan jarak
minimal 3 bulan setiap pengambilan.
i)
Saldo minimal akumulasi dana.
i. Standart
Rp250.000,00.
ii. Eksekutif
Rp500.000,00.
j)
Tertanggung tidak harus sama dengan Pemegang Polis.
k)
Usia tertanggung minimal 15 tahun maksimal ditambah masa
asuransi 65 tahun.
Manfaat Asuransi Mitra Permata, sebagai berikut ini.
a)
Meringankan beban keluarga (biaya penguburan, pelunasan
hutang).
b)
Tersedianya dana untuk kelanjutan biaya hidup keluarga, dan
penambahan modal usaha.
c)
Ada kepastian sejumlah uang pada akhir masa asuransi.
d)
Pemegang polis dapat menentukan jangka waktu asuransi
sesuai keinginan.
e)
Pemegang
polis
lebih
fleksibel
dalam
menentukan
tertanggung.
f)
Ada keleluasaan dalam pengambilan dana karena tidak harus
diambil pada saat habis kontrak.
8) Mitra Oetama
Produk asuransi jiwa yang menawarkan perlindungan
sekaligus tabungan.
Spesifikasi Produk Mitra Oetama.
a)
Dijual dengan mata uang US $.
b)
Pembayaran Premi dengan cara bayar tunggal.
c)
Minimal Premi Pertama sebesar US $5.000.
d)
Premi dapat ditambah sewaktu-waktu sebelum masa asuransi
berakhir dengan minimal setiap penambahan premi sebesar
US $1.000 dengan kelipatan sebesar US $100.
e)
UP dapat diambil dengan perbandingan antara premi yang
dibayarkan dengan uang pertanggungan meninggal sebagai
berikut.
i. Pertanggungan meninggal adalah 1 : 1 kode (L-1).
ii. Pertanggungan meninggal adalah 1 : 2 kode (L-2).
iii. Pertanggungan meninggal adalah 1 : 3 kode (L-3).
iv. Pertanggungan meninggal adalah 1 : 4 kode (L-4).
v. Pertanggungan meninggal adalah 1 : 5 kode (L-5).
f)
Jika dalam masa asuransi tertanggung sakit dan dirawat RS
akan dibayarkan dana rawat inap sebesar 2% per hari x UP
dimulai pada hari ke 3 maximum selama 90 hari per tahun
dengan catatan polis telah melewati masa observasi enam
bulan atau lebih.
g)
Jangka waktu asuransi minimal 3 tahun maksimal 15 tahun.
h)
Calon tertanggung sekaligus sebagai Pemegang Polis.
i)
Calon tertanggung dengan umur minimal 15 tahun (sudah
menikah) dan saat masa asuransi berakhir umur tertanggung
tidak lebih dari 60 tahun.
j)
Maksimal UP non-medical usia 15-50 tahun sebesar US
$40.000 dan usia diatas 50 tahun atau uang pertanggungan
lebih dari US $ 40.000 dilengkapi surat keterangan dokter.
k)
Nilai
tunai
mendapatkan
bunga
yang
digaransi
oleh
perusahaan minimal 1,25% per tahun.
l)
Penarikan nilai tunai maksimal 50% dari sisa nilai tunai, dan
dapat dilakukan penarikan maksimal 3x dalam setahun dengan
minimal saldo US $100 dengan ketetntuan asuransi telah
berjalan 1 tahun atau lebih.
m)
Jika tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi maka
dibayarkan santunan 100% x UP dan ditambah nilai tunai
yang besarnya sesuai dengan perhitungan.
n)
Jika meninggal karena kecelakaan dalam masa asuransi akan
dibayarkan santunan sebesar 200% x UP dan ditambah nilai
tunai yang besarnya sesuai dengan perhitungan.
o)
Masa obsevasi non-medical selama 2 tahun dengan rincian
sebagai berikut.
Tahun Polis
Klaim Meninggal
I
60 % x UP
II
80 % x UP
III dst
100 % x UP
Masa Observasi juga diberlakukan bagi setiap penambahan
premi kecuali tertanggung meningal dunia karena kecelakaan.
p)
Jika tertanggung hidup sampai dengan masa asuransi berakhir
maka kepada pemegang polis dibayarkan nilai tunai yang
besarnya sesuai dengan perhitungan nilai tunai saat habis
kontrak.
q)
Produk asuransi ini dapat diubah menjadi produk asuransi
lain., kecuali produk-produk yang secara tegas melarang
adanya perubahan polis dan merubah perbandingan premi
dengan uang pertanggungan meninggal, sedangkan produkproduk lain tidak dapat diubah menjadi produk asuransi ini.
Manfaat Asuransi Mitra Oetama, sebagai berikut ini.
a)
Pemegang polis tidak repot menginvestasikan dananya
karena sudah mendapatkan keuntungan.
b)
Pemegang polis dapat mengetahui secara pasti jumlah uang
yang diinginkan.
c)
Pemegang polis tidak perlu khawatir polisnya menjadi lapse
(terhenti pembayaran premi dalam masa asuransi), jika dalam
masa kontrak tidak dapat menambahkan premi. Pemegang
polis tidak repot memikirkan pembayaran premi selanjutnya.
d)
Pemegang polis mendapat manfaat tambahan dari nilai
perlindungan dan tabungan yang diinginkan.
e)
Pemegang polis dapat merencanakan jangka waktu asuransi
sesuai kebutuhannya.
f)
Dana tersebut bisa digunakan untuk adalah:
i. biaya perawatan pada saat dirumah sakit,
ii.biaya pemakaman dan selamatan,
iii. melunasi hutang-hutang keluarga yang ditinggalkan,
iv. biaya hidup sehari-hari bagi keluarga yang ditinggalkan,
dan
v. biaya sekolah atau pendidikan anak.
g)
Jumlah santunan 2 kali lebih besar.
h)
Dapat digunakan untuk biaya perawatan pada saat dirumah
sakit.
i)
Dapat digunakan sebagai biaya pemakaman dan selamatan.
j)
Dapat melunasi hutang-hutang keluarga yang ditinggalkan.
k)
Pemegang polis atau tertanggung tidak perlu menyediakan
alokasi dana untuk pengobatan.
l)
Dana yang dimiliki oleh pemegang polis yang sedianya untuk
pengobatan dapat dipergunakan untuk keperluan lainnya.
m)
Kesehatan tertanggung dapat lebih meningkat dan terjamin.
n)
Pemegang polis tidak dikenakan biaya administrasi bulanan.
o)
Pemegang polis dapat mengatasi kebutuhan dana yang
sifatnya mendesak.
p)
Tidak ada bunga atau finalty seperti pengambilan deposirto
dan pada uang pertanggungan tidak ada perubahan.
9) Mitra sehat
Produk asuransi jiwa ini dirancang untuk memberikan
perlindungan kepada nasabah yang sakit dan harus dirawat di
rumah sakit, namun masih ingin tetap produktif.
Spesifikasi Produk Mitra Sehat, sebagai berikut ini.
a)
Jenis produk ini merupakan gabungan antara unsur, tabungan,
santunan meninggal, dan biaya rawat inap.
b)
Produk ini dipasarkan dalam mata uang rupiah.
c)
Premi produk ini terdiri dari premi resiko, premi rawat inap
di rimah sakit, premi biaya dan premi tabungan, sebagai
berikut.
i. Premi resiko adalah premi yang digunakan untuk
membayar santunan meninggal apabila tertanggung
meninggal dunia sebelum masa asuransinya berakhir.
ii. Premi rawat inap adalah premi yang digunakan untuk
membayar santunan apabila tertanggung sakit dan dirawat
di rumah sakit sebelum masa asuransinya berakhir.
iii. Premi biaya adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh
pemeganmg polis kepada perusahaan yang digunakan
untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.
iv. Premi tabungan adalah dana yang akan dikembangkan
berdasarkan
hasil
investasi
dan
akan
membentuk
akumulasi dana selama masa asuransi.
d)
Garansi bunga sebesar 4,5% pertahun atau 0,37% perbulan
secara majemuk.
e)
Memberikan santunan sebesar uang pertanggungan dan
akumulasi dana pada saat tertanggung meninngal dunia
dalam masa asuransi.
f)
Memberikan dana rawat inap sebesar 3% dari uang
pertanggungan maksimal Rp1.000.000,00 perhari dimulai
hari ketiga maksimum 90 hari pertahun.
g)
Jika polis terhenti pemegang polis dapat menarik akumulasi
dana, apabila tidak diambil maka dana akan dikembangkan
hingga akhir masa asuransi.
h)
Usia pemegang polis minimal 21 tahun atau sudah menikah.
i)
Hubungan antara tertanggung, pemegang polis dan yang
ditunjuk harus mempunyai hubungan kepentingan.
j)
Pembayaran premi secara tunggal, tahunan, semesteran dan
triwulan.
k)
Masa leluasa (grace period) selama 30 hari.
l)
Pemulihan polis dapat dilakukan dengan melunasi seluruh
tunggakan ditambah denda sebesar 4,5% dari premi
tertunggak.
m)
Minimal uang pertanngungan sebesar Rp100.000.000,00.
n)
Masa asuransi 5 sampai dengan 10 tahun.
o)
Batas
maksimal
uang
pertanggungan
non-medical
Rp300.000.000,00 dan maksimal usia tertanggung 50 tahun.
p)
Masa observasi non-medical 2 tahun.
q)
Masa observasi tidak berlaku apabila cara bayar tunggal,
kecelakaan dan penyakit yang dinyatakan sebagai wabah.
r)
Provisi penutupan.
i. 3% x n x g untuk cara bayar non tunggal.
ii. 5% x premi untuk cara bayar tunggal.
s)
t)
Inkaso.
i. Tahun pertama
1% x PLTP.
ii. Tahun kedua
1,5% x PL .
iii. Tahun ketiga dst
2% x PL.
Produk mitra sehat tidak dapat diubah, cara bayar tunggal ke
cara bayar lainnya, uang pertanggungan, dan masa asuransi.
u)
Produk mitra sehat tidak dapat diubah menjadi polis lain dan
sebaliknya.
v)
Polis mitra sehat dapat dijadikan sebagai jaminan pijaman
polis.
Manfaat Asuransi Mitra Sehat, sebagai berikut ini.
a)
Jika tertanggung selamat sampai akhir masa asuransi maka
akan dibayarkan:
i. uang pertanggungan sebesar 100%, dan
ii. selisih
antara
hasil
pengembangan
dana
dengan
perhitungan bunga garansi sampai dengan habis kontrak.
b)
Jika tertanggung meninggal dunia pada masa asuransi maka
akan dibayarkan:
i. santunan sebesar 100% uang pertanggungan, dan
ii. akumulasi dana yang besarnya sesuai dengan perhitungan
pada saat tertanggung meninggal dunia.
c)
Jika dalam masa asuransi tertanggung sakit dan dirawat di
rumah sakit akan dibayarkan dana rawat inap sebesar 3%,
uang pertanggungan maksimum Rp1.000.000,00 perhari
dimulai hari ketiga, maksimum selama 90 hari pertahun
setelah polis berjalan 6 bulan.
d)
Jika tertanggung dirawat dirumah sakit sebelum polis
berjalan 6 bulan:
i. dana rawat inap tidak dibayar meskipun rawat inap
tersebut
berlanjut melewati umur polis 6 bulan, dan
ii. dana rawat inap dibayarkan mulai hari ketiga jika
tertanggung dirawat inap karena kecelakaan.
10) Mitra Melati
Produk asuransi jiwa ini merupakan gabungan dari 2 unsur,
yaitu unsur perlindungan dan unsur tabungan.
Spesifikasi Produk Mitra Melati, sebagai berikut ini.
a)
Produk asuransi ini dipasarkan dalam mata uang rupiah.
b)
Premi produk asuransi ini terdiri dari premi risiko, premi
biaya dan premi tabungan.
i. Premi risiko adalah premi yang digunakan untuk
membayar perlindungan meninggal apabila tertanggung
meninggal sebelum masa asuransinya berakhir.
ii. Premi biaya adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh
pemegang polis pada perusahaan yang digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional perusahaan.
iii. Premi tabungan merupakan selisih dari premi yang
dibayarkan setelah dikurangi premi risiko dan premi
biaya.
c)
Minimal premi disetahunkan untuk setiap polis:
i. segmen
pasar
menengah
dan
bawah
sebesar
Rp1.000.000,00, dan
ii. segmen pasar atas sebesar Rp5.000.000,00.
d)
Premi dapat dibayar secara tahunan, setengah tahunan, dan
triwulanan.
e)
Masa asuransi sama dengan masa pembayaran premi,
minimal 5 tahun dan maksimal 10 tahun.
f)
Usia tertanggung minimal 15 tahun dan maksimal 60 tahun.
g)
Usia tertanggung pada saat mulai asuransi ditambah dengan
masa asuransi maksimal 65 tahun.
h)
Batas maksimal usia tertanggung dan maksimal jumlah total
risiko uang pertanggungan untuk asuransi tanpa pemeriksaan
kesehatan (non-medical) dan asuransi dengan pemeriksaan
kesehatan
(medical)
mengacu
pada
ketentuan
batas
underwriting yang berlaku.
i)
Masa observasi non-medical ditetapkan 2 tahun dengan
rincian sebagai berikut.
j)
Tahun Polis
Klaim Meninggal
I
60% x UP
II
80% x UP
III dst.
100% x UP
Ketentuan masa observasi non medical tidak berlaku apabila
tertanggung meninggal karena:
i.
kecelakaan, dan
ii. penyakit yang oleh dinas kesehatan setempat dinyatakan
sebagai
wabah
meninggal dunia.
untuk
daerah
tempat
tertanggung
Manfaat Asuransi Mitra Melati, sebagai berikut ini.
a)
Jika tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi,
kepada yang ditunjuk dibayarkan:
i. santunan sebesar 100% x UP, dan
ii. akumulasi dana yang besarnya sesuai dengan perhitungan
pada saat tertanggung meninggal dunia.
b)
Jika tertanggung hidup sampai masa asuransi berakhir dan
premi dibayarkan hingga berakhirnya masa asuransi maka
kepada pemegang polis dibayarkan akumulasi dana yang
besarnya minimal 110% dari uang pertanggungan.
11) Mitra Guru
Produk asuransi jiwa ini merupakan perlindungan khusus
bagi nasabah yang berprofesi sebagai guru.
Spesifikasi Produk Mitra Guru, sebagai berikut ini.
a)
Memberikan jaminan santunan sakit, rawat inap, meninggal,
dan memberikan jaminan tabungan.
b)
Pengambilan dana kelangsungan dapat dilakukan pada saat
jatuh tempo atau sesudah jatuh tempo.
c)
Pembayaran premi dilakukan secara triwulan, dengan UP
sebesar Rp5.000.000,00.
d)
Inkaso penagihan sebesar:
i.
tahun pertama
1,0% PLTP,
ii.
tahun kedua
1,5% PL, dan
iii.
e)
tahun ketiga dst
2% PL.
Tentang produk mitra guru tidak dapat diubah:
i. cara bayar premi tunggal ke cara bayar yang lain,
ii. uang pertanggungan, dan
iii. masa asuransi.
f)
Polis lain tidak dapat diubah menjadi polis mitra guru
demikian sebaliknya polis mitra guru tidak dapat dirubah
menjadi polis lain.
g)
Polis asuransi mitra guru dapat dijadikan sebagai jaminan
pinjaman polis.
Manfaat Asuransi Mitra Guru, sebagai berikut ini.
a)
Jika tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi,
kepada yang ditunjuk dibayarkan:
i. santunan sebesar 100% x UP, dan
ii. akumulasi dana yang besarnya sesuai perhitungan pada
saat meninggal.
b)
Dana kelangsungan guru dibayarkan sesuai jatuh temponya
dan polis menjadi bebas premi atau diambil secara sekaligus
dan asuransi berakhir.
c)
Jika tertanggung hidup hingga berakhirnya masa asuransi akan
dibayarkan:
i. dana kelangsungan guru sesuai tabel danketentuan yang
berlaku, dan
ii. selisih antara realisasi hasil pengembangan dana dengan
perhitungan pengembangan dana yang menggunakan
bunga garansi sampai dengan habis kontrak.
d)
Pengambilan dana kelangsungan guru dapat dilakukan pada
saat jatuh tempo atau sesudah jatuh tempo.
e)
Apabila dana kelangsungan guru tidak diambil pada saat jatuh
tempo, maka dana tersebut akan dikembangkan sesuai hasil
investasi riil dan dibayarkan pada saat terjadi klaim.
12) Ekawaktu Ideal
Produk asuransi jiwa ini dirancang untuk memberi
perlindungan dihari tua, dengan keunggulan uang pertanggungan
tinggi sedangkan premi rendah dan jika waktu habis premi akan
dikembalikan seluruhnya.
Spesifikasi Produk Ekawaktu Ideal, sebagai berikut ini.
a)
Dijual dengan mata uang rupiah.
b)
Masa asuransi minimal 5 tahun maksimal 20 tahun.
c)
Pembayaran premi dapat dilakukan dengan cara pembayaran
setengah tahunan, tahunan, maupun tunggal.
d)
Pembayarann premi secara tahunan mendapat potongan 2%.
e)
Minimal calon tertanggung berumur 15 tahun atau umur
tertanggung ditambah kontrak asuransi maksimal 65 tahun.
f)
Calon tertanggung tidak harus sekaligus sebagai pemegang
polis sepanjang masih ada hubungan kepentingan asuransi
sebagai istri, suami, anak, dan orang tua kandung.
g)
Premi minimal disetahunkan Rp200.000,00 dengan UPHK
minimal Rp2.000.000,00.
h)
UP non-medical maksimal Rp200.000.000,00.
i)
Jaminan resiko asuransi sebesar 100% x Uang Pertangungan.
j)
Jika tertanggung meninggal dunia dalam masa pembayaran
premi kepada yang ditunjuk dibayarkan santunan 100% x UP
dan ditambah bonus sesuai perhitungan.
k)
Jika tertanggung masih hidup sampai dengan habis kontrak
maka dibayarkan uang premi dasar yang telah dibayar dalam
polis ditambah bonus sebagai perhitungan pembayaran habis
kontrak.
l)
Masa obsevasi non-medical selama 1 tahun dengan rincian
sebagai berikut:
Tahun Polis
Klaim Meninggal *)
I
75% x UP
*) Masa observasi tidak berlaku jika tertanggung meningal
dunia karena kecelakaan.
m)
Nilai tunai dari polis bisa di manfaatkan untuk fasilitas
pinjaman bagi pemegang polis pada tahun tertentu.
Manfaat Asuransi Ekawaktu Ideal, sebagai berikut ini.
a)
Tersedianya dana untuk hari tua dan tidak menjadi beban
istri, maupun beban kepada keluarga.
b)
Dapat digunakan sebagai dana warisan, biaya perawatan
kesehatan, dana wisata, dan lain sebagainya.
c)
Dapat digunakan sebagai tambahan modal usaha, ongkos
naik haji, biaya pendidikan, dan lain-lain.
d)
Tersedianya dana yang dapat digunakan sebagai biaya hidup
bagi keluarga yang ditinggalkan dan dana warisan.
e)
Dapat dipergunakan sebagai biaya pemakaman, selamatan,
pengobatan, melunasi hutang, biaya kelangsungan pendidikan
anak dan lain-lain.
f)
Pemegang polis dapat memilih cara pembayaran premi sesuai
dengan yang dikehendaki (pembayaran premi lebih fleksibel).
g)
Pemegang polis dapat memanfaatkan fasilitas pinjaman untuk
kepentingan keuangan yang mendesak.
b.
Produk Asuransi Jiwa Kumpulan
1) Asuransi Kredit
Asuransi kumpulan untuk para debitur dari suatu lembaga
keuangan (kreditur).
2) Asuransi Ekawaktu
Asuransi yang bersifat nonsaving, dengan jangka waktunya
tertentu.
3) Asuransi Kecelakaan
Asuransi kumpulan yang memberi manfaat kepada para
pemegang polis akibat terjadinya kecelakaan pada diri peserta dalam
masa asuransi.
4) Asuransi Rawat inap dan pembedahan
Asuransi kumpulan yang memberi manfaat kepada peserta
berupa penggantian biaya rawat inap dan atau pembedahan di rumah
sakit dalam masa asuransi, karena sakit ataupun kecelakaan.
5) Asuransi Program kesejahteraan karyawan
Asuransi kumpulan yang memberi manfaat kepada karyawan,
jika karyawan mengalami cacat total atau tidak mampu bekerja lagi,
atau jika karyawan meninggal.
6) Asuransi Iuran dana mantap (IDAMAN)
Asuransi
kumpulan
yang
memberi
manfaat
berupa
perlindungan jika terjadi resiko sebesar uang pertanggungan dan nilai
tunai, dan jika peserta berhenti akan dibayarkan sebesar nilai tunai.
7) Asuransi rakyat Indonesia (ASRI)
Asuransi kumpulan yang dirancang untuk seluruh anggota
keluarga dengan memberi santunan sebesar uang pertanggungan jika
ada anggota keluarga yang menjadi peserta meninggal dunia atau
mengalami cacat tetap karena kecelakaan.
c.
Produk Asuransi Jiwa Syariah
1) Mitra iqra
Produk asuransi berbasis syariah yang dirancang untuk
memberikan perlindungan biaya pendidikan bagi putra- putri
tertanggung dari tingkat pendidikan taman kanak-kanak hingga
perguruan tinggi, disamping itu juga memberikan keuntungan
mudharabah (bagi hasil).
2) Mitra mabrur
Produk asuransi berbais syariah yang dirancang untuk memberi
perlindungan sekaligus membantu mempersiapkan biaya perjalanan
naik haji, disamping itu juga memperoleh keuntungan bagi hasil.
3) Mitra sakinah
Produk asuransi berbais syariah yang dirancang untuk memberi
perlindungan dan menyediakan tabungan hari tua yang diambil secara
bertahap setelah asuransi berakhir, disamping itu juga mendapat
keuntungan bagi hasil.
5. Lokasi AJB Bumiputera 1912
AJB Bumiputera 1912 berpusat di Jakarta, tepatnya di Gedung
Wisma Bumiputera 1912, lantai 18-21, Jl. Jendral Sudirman Kav. 75,
Jakarta Pusat. AJB Bumiputera 1912 terdiri dari 3 divisi yaitu, divisi
asuransi perorangan (asper) , divisi asuransi kumpulan (askum) , dan divisi
asuransi syariah. Kantor cabang yang merupakan tempat penelitian penulis
berlokasi di Jl. Slamet Riyadi No. 12, Gladak, Solo, divisi asper.
6.
Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912
a. Struktur Organisasi Kantor Cabang
Kepala
Cabang
Supervisor
KUAK
Agen
Kasir
Bagian
Produksi
Sumber: AJB Bumiputera 1912, Cabang Solo Gladak
Gambar I.1
Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912, kantor cabang.
b. Deskripsi Jabatan
1) Kepala Cabang
Kepala cabang merupakan penanggung jawab tunggal atas
Kantor Cabang yang dipimpin. Pemimpin operasional (kepala
cabang) bertanggung jawab kepada Kantor Pusat.
2) Supervisor (SPV)
Supervisor (agen koordinasi) mempunyai kewajiban pokok
melakukan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap
agen
yang
berada
dibawah
koordinasinya.
Supervisor
bertanggung jawab kepada pemimpin operasional.
3) Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK)
KUAK
bertugas
melaksanakan,
membina,
dan
mengendalikan kegiatan administrasi keuangan serta pelayanan
kepada
pemegang
polis,
supervisor,
dan
agen.
KUAK
bertanggung jawab kepada pemimpen operasional.
4) Agen
Agen bertugas untuk melakukan penjualan produk-produk
asuransi (menjual polis) dan pelayanan kepada pemegang polis.
Agen bertanggung jawab kepada supervisor.
5) Kasir
Seorang pejabat fungsional yang bertugas dan berperan
dalam melaksanakan tertib administrasi, sirkulasi, dan laporan
keuangan. Kasir bertanggung jawab kepada KUAK.
6) Bagian Produksi
Bagian produksi bertugas memantau peredaran kuitansi
premi serta melayani calon pemegang polis yang menggunakan
surat permintaan asuransi jiwa (SPAJ) sampai terbitnya polis.
Bagian produksi bertanggung jawab kepada KUAK.
B. Latar Belakang Masalah
Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan
pentingnya perlindungan keuangan terhadap resiko kematian, kecelakaan,
dan resiko lainnya, mendorong bisnis asuransi berkembang dengan pesat.
Perusahaan asuransi baru bermunculan, sedangkan perusahaan asuransi
yang telah ada sebelumnya, berusaha meningkatkan profesionalisme,
kreativitas, dan inovasi produk-produk baru yang mengacu kepada
kebutuhan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk dapat bertahan dalam
persaingan bisnis asuransi yang semakin pesat.
Bisnis asuransi sepenuhnya berbanding lurus dengan kepercayaan
nasabah. Semakin tinggi tingkat kepercayaan nasabah, semakin tinggi pula
prospek perusahaan asuransi untuk maju, begitu juga sebaliknya semakin
rendah tingkat kepercayaan nasabah, semakin rendah pula prospek
perusahaan untuk maju. Adapun faktor yang dapat meningkatkan
kepercayaan
nasabah
terhadap
perusahaan
asuransi
antara
lain,
profesionalisme, sensitivitas perusahaan asuransi dalam membaca
kecenderungan masyarakat untuk menghasilkan produk-produk yang
inovatif, servis yang baik dan transparan yang didukung dengan sistem
informasi akuntansi yang handal dan dapat dipercaya.
Perusahaan juga harus mampu bersaing dengan memanfaatkan
semua peluang dan kekuatan yang ada, serta menutup kelemahan dan
menetralisir hambatan yang ada. Hal tersebut dapat dilakukan apabila
manajemen perusahaan mampu mengambil keputusan secara objektif.
Salah satu faktor yang menjadi masukan dalam pengambilan keputusan
manajemen adalah adanya sistem informasi akuntansi. Aspek penting
dalam sistem informasi akuntansi adalah sistem tersebut berjalan dalam
pengendalian internal perusahaan. Pengendalian internal menjamin
kebijakan dan pengarahan manajemen yang cukup memadai sehingga
kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar.
Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, salah satu
sistem yang diharapkan dapat menunjang keberhasilan perusahaan
asuransi adalah sistem penjualan polis. Sistem ini memerlukan perhatian
khusus, karena penjualan merupakan kegiatan utama dalam perusahaan
asuransi. Tanpa penjualan, perusahaan tidak akan menerima pemasukan
kas yang berasal dari pembayaran premi, yang menyebabkan perusahaan
tidak dapat menjalankan kegiatan operasionalnya. Berkaitan dengan
kemampuan perusahaan dalam menjual produk-produk asuransi, yang
nantinya akan menghasilkan sebuah polis asuransi. Polis asuransi sendiri
merupakan surat kontrak asuransi jiwa antara pemegang polis dengan
perusahaan asuransi.
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 cabang Solo Gladak
merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang asuransi.
Perusahaan asuransi mempunyai peran sebagai alat investasi bersama,
dengan fungsi utamanya untuk memberikan proteksi. Salah satu kegiatan
yang paling utama adalah penjualan polis, karena dengan penjualan polis
perusahaan akan menerima kas dari pembayaran premi asuransi. Penjualan
polis biasanya dilakukan oleh agen. Penjualan polis bertujuan untuk
mencari nasabah baru atau mencari calon pemegang polis. Melihat sering
dilakukannya kegiatan ini, maka AJB bumiputera 1912 cabang Gladak
perlu melakukan evaluasi terhadap sistem penjualan polis, yang
diharapkan agar perencanaan dan pelaksanaan sistem tersebut menjadi
lebih baik.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka
penulis tertarik mengambil judul dengan tema “EVALUASI SISTEM
PENJUALAN POLIS PADA AJB BUMIPUTERA 1912 CABANG
SOLO GLADAK” .
C. Perumusan Masalah
Kinerja suatu perusahaan ditentukan oleh sistem yang diterapkan
oleh perusahaan tersebut. Keberhasilan sistem mempengaruhi penjualan
yang dilakukan perusahaan. AJB Bumiputera 1912 dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya menggunakan suatu sistem, yaitu Standart Operating
Procedur (SOP). Salah satu cara untuk mengetahui keefektifan sistem
tersebut adalah dengan cara membandingkan sistem yang diterapkan di
AJB Bumiputera 1912 dengan SOP yang berlaku.
Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian di atas, maka
permasalahan yang akan diangkat dalam penulisan tugas akhir kuliah ini
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana penerapan sistem penjualan polis pada AJB Bumiputera
1912 Cabang Solo Gladak?
2. Bagaimana pelaksanaan sistem penjualan polis pada AJB Bumiputera
1912 Cabang Solo Gladak terhadap SOP yang berlaku?
3. Apa kelemahan dan kelebihan dari sistem penjualan polis pada AJB
Bumiputera 1912 Cabang Solo Gladak?
D. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah
sebagai berikut ini.
1. Mengetahui penerapan sistem penjualan polis pada AJB Bumiputera
1912 Cabang Gladak.
2. Mengetahui pelaksanaan sistem penjualan polis pada AJB Bumiputera
1912 terhadap SOP yang berlaku.
3. Mengevaluasi kelemahan dan kelebihan sistem penjualan polis pada
AJB Bumiputera 1912 Cabang Gladak.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian mengenai Evaluasi Sistem Penjualan
pada AJB Bumiputera 1912 cabang Solo Gladak, maka akan diperoleh
beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut ini.
1. Bagi perusahaan
Hasil analisis ini akan bermanfaat bagi perusahaan yang diteliti
sebagai bahan acuan untuk pengambilan keputusan berkaitan dengan
penerapan sistem penjualan polis, sehingga dapat meningkatkan
penjualan polis dan penerimaan kas juga akan meningkat.
2. Bagi Penulis
a. Penulis dapat mengetahui sistem penjualan polis pada AJB
Bumiputera 1912 cabang Solo Gladak.
b. Sebagai sarana penerapan teori yang telah diterima dibangku
kuliah.
c. Untuk melatih berfikir secara sistematis dan menambah ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan bidang akuntansi.
3. Bagi Pembaca
Tugas Akhir kuliah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
serta berguna sebagai bahan perbandingan bagi penelitian sejenis yang
berminat mengembangkan kasus yang sama.
BAB II
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen
yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing
melakukan fungsi khusus, yang penting untuk mendukung sistem yang
lebih besar, tempat mereka berada (Romney dan Paul, 2004: 2).
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu
dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai
tujuan tertentu (Mulyadi, 2001: 17).
Menurut Mulyadi (2001: 17-18) dari definisi tersebut dapat dirinci
lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem, yaitu sebagai berikut.
a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Unsur-unsur suatu sistem terdiri
dari subsistem yang lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok unsur
yang membentuk subsistem tersebut.
b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan yang
lainnya dan sifat serta kerja sama antarunsur tersebut mempunyai
bentuk tertentu.
51
c. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem
setiap sistem mempunyai tujuan tertentu.
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
2. Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan
yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
keuangan
yang
dibutuhkan
oleh
manajemen
guna
memudahkan
pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001: 17).
Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem
akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku
besar, dan buku pembantu serta laporan keuangan.
Berikut ini pengertian masing-masing unsur sistem akuntansi.
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen,
karena dengan formulir peristiwa yang terjadi dalam suatu organisasi
dapat didokumentasikan. Contoh formulir antara lain, faktur penjualan,
bukti kas keluar, dan cek.
b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasi, dan meringkas data keuangan. Contoh
jurnal antara lain, jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal
penjualan, dan jurnal memorial.
c. Buku Besar
Buku besar merupakan buku yang terdiri dari rekening-rekening
yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat
sebelumnya dalam jurnal.
d. Buku Pembantu
Buku pembantu merupakan data keuangan yang digolongkan
dalam Buku Besar diperlukan rincian lebih lanjut, yang dapat dibentuk
buku besar pembantu.
e. Laporan
Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem
akuntansi. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi. Laporan keuangan dapat berupa neraca, laporan laba-rugi,
laporan laba perusahaan yang dapat ditahan, laporan harga pokok
produksi, laporan biaya pemasaran, dan laporan harga pokok
penjualan.
Menurut Romney dan Paul (2004: 2-4), sistem akuntansi terdiri
dari 5 komponen, sebagai berikut ini.
a. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan
berbagai fungsi.
b. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang
dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data
tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
c. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
d. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
e. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan
pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
3. Pengertian Asuransi
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana
seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung,
dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang
tak tentu (KUHP Ps. 246 dalam Ali, 1993: 3).
Definisi asuransi bisa dipandang dari berbagai sudut pandang,
yaitu dari sudut pandang ekonomi, hukum, bisnis, sosial, dan matematika
(Darmawi, 2001: 2). Dilihat dari sudut pandang ekonomi, asuransi adalah
suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan
mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan.
Menurut sudut pandang hukum, asuransi adalah suatu kontrak perjanjian
pertanggungan risiko antara tertanggung dengan penanggung. Menurut
sudut pandang bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yangkegiatan
utamanya menerima atau menjual jasa, pemindahan risiko diantara
sejumlah besar nasabahnya. Berdasarkan sudut pandang sosial, asuransi
adalah organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan
mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian
yang mungkin terjadi pada anggotanya. Menurut sudut pandang
matematika, asuransi adalah aplikasi matematika dalam memperhitungkan
biaya dan manfaat pertanggungan risiko.
Pengertian asuransi menurut undang-undang tentang usaha
asuransi, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
dengan menerima premi asuransi untuk memberikan pergantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan
atas
meninggal
atau
hidupnya
seseorang
yang
dipertanggungkan (UU Republik Indonesia No. 2, Tahun 1992, dalam
Darmawi).
Asuransi mempunyai banyak manfaat, antara lain sebagai berikut
ini.
a. Asuransi melindungi risiko investasi
Asuransi dapat menanggung atau mengambil alih kemungkinan risiko
yang akan terjadi, sehingga akan meminimalkan kerugian yang
ditanggung.
b. Asuransi sebagai sumber dana investasi
Perusahaan-perusahaan asuransi dapat menghimpun dana (dalam
bentuk premi) dalam jumlah yang tidak kecil, yang merupakan
investasi.
c. Asuransi untuk melengkapi persyaratan kredit
Kreditor akan lebih percaya pada perusahaan risiko kegiatan usahanya
diasuransikan, untuk melindungi aset dan uang perusahaan.
d. Asuransi dapat mengurangi kekhawatiran
Asuransi dapat mengurangi ketidakpastian beban ekonomi dari
kerugian yang tidak pasti.
e. Asuransi mengurangi biaya modal
Asuransi meminimalkan tingkat kerugian sehingga menarik kreditor
untuk menanamkan modalnya.
f. Asuransi menjamin kestabilan perusahaan
Asuransi digunakan untuk menjaga kestabilan perusahaan agar tidak
mengalami kerugian yang besar.
g. Asuransi dapat meratakan keuntungan
Asuransi dapat mempertimbangkan atau menghitung biaya-biaya
kemungkinan risiko, sehingga asuransi dapat meratakan jumlah
keuntungan yang diperoleh dari tahun ke tahun.
h. Asuransi dapat menyediakan layanan profesional
Jasa para ahli yang telah bekerja dalam perusahaan asuransi akan
dinikmati oleh tertanggung tanpa adanya bayaran tambahan selain dari
premi yang harus mereka bayar.
i. Asuransi mendorong usaha pencegahan kerugian
Asuransi melindungi dari bahaya risiko yang mungkin terjadi yang
dapat menumbulkan kerugian.
j. Asuransi membantu pemeliharaan kesehatan
Perusahaan asuransi melakukan pengecekan kesehatan secara berkala
kepada pemegang polis dengan harapan dapat mengecek secara dini
dan mengadakan pengobatan bila perlu.
4. Pengertian Polis Asuransi
Polis asuransi adalah dokumen yang memuat kontrak antara pihak
yang ditanggung dengan perusahaan asuransi. Polis asuransi dapat berupa
secarik kertas kecil, suatu perjanjian yang singkat dan sederhana, ataupun
dapat berupa dokumen panjang yang rumit dan tebal. Baik singkat dan
sederhana maupun panjang dan tebal, polis asuransi menyatakan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban dari pihak-pihak yang membuat polis tersebut
(Ali, 1993: 110).
Polis asuransi merupakan janji-janji yang dicantumkan dalam suatu
kontrak (Darmawi, 2001: 11). Sedangkan menurut Anwar (2007: 65), polis
adalah dokumen tertulis yang diterbitkan perusahaan asuransi karena
terjadinya penutupan asuransi.
a. Denah Polis Asuransi
Polis asuransi seperti halnya manusia tidak serupa bentuknya,
tetapi mempunyai anatomi yang sama. Bagian-bagian polis yang
mudah dipahami antara lain adalah sebagai berikut ini (Anwar, 2007:
66).
1) Deklarasi
Deklarasi
merupakan
pernyataan
penerimaan
dari
perusahaan terhadap penerimaan pertanggungan pemegang polis
berdasar formulir permintaan asuransi yang diterima dengan segala
lampirannya, yang berisi, nama, alamat, usia, program asuransi
yang diambil, masa perjanjian,
premi dasar dan jadwal
pembayaran, uraian manfaat, orang yang ditanggung, dan setiap
jaminan atau janji yang dibuat oleh pihak yang ditanggung
mengenai sifat dan kontrol terhadap bahaya.
2) Persetujuan Pertanggungan
Persetujuan pertanggungan berisi tentang uraian penutupan
asuransi, dan juga dalam persetujuan pertangungan ini dirumuskan
arti istilah-istilah penting yang dipakai dalam kontrak ini.
3) Pengecualian
Dalam polis terdapat pula pasal-pasal yang mengatur
tentang
pengecualian
terhadap
kondisi
tertentu
sehingga
perusahaan tidak memiliki kewajiban kepada pemegang polis
untuk melakukan pembayaran klaim, misalnya pemegang polis
dihukum mati oleh pengadilan.
4) Syarat-syarat
Syarat-syarat berisi tentang aturan-aturan dasar mengenai
transaksi asuransi. Syarat-syarat yang biasa dijumpai dalam polis
asuransi adalah yang menyangkut tugas-tugas dan kewajiban-
kewajiban pihak yang ditanggung sesudah terjadinya suatu
kerugian, batas waktu untuk membayar klaim, batas waktu
pengajuan
tuntutan
terhadap
perusahaan,
asuransi
lain,
subrogration, perusahaan polis, dan penugasan.
b. Endorsemen Polis
Polis dapat berubah pada kondisi tertentu sesuai dengan
permintaan pemegang polis, perubahan tersebut dapat berupa nama,
ahli waris, premi, dan cara bayar. Terhadap perubahan polis ini, maka
perusahaan menerbitkan endorsemen polis, yaitu lampiran polis yang
berisi perubahan-perubahan tersebut.
5. Standart Opeting Prosedur (SOP)
SOP merupakan suatu standar yang mengatur sistem dan prosedur
yang dijalankan dalam suatu perusahaan. AJB Bumiputera 1912 juga
menerapkan SOP dalam menangani surat permintaan asuransi jiwa dan
SOP dalam menerbitkan polis asuransi.
a. SOP Penanganan Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ)
SOP penanganan SPAJ ada 2 macam, yaitu penanganan SPAJ
medical dan penanganan SPAJ non-medical. Penanganan SPAJ
dilakukan setelah agen menjual polis atau setelah agen mendapatkan
calon pemegang polis.
Berikut adalah SOP penanganan SPAJ pada AJB Bumiputera
1912.
1) Menjelaskan produk asuransi jiwa kepada calon pemegang polis.
2) Memilih produk asuransi jiwa oleh calon pemegang polis.
3) Melakukan wawancara untuk mengumpulkan data calon pemegang
polis dan calon peserta sebagai dasar seleksi awal yang meliputi:
1) aspek financial,
2) aspek insurable interest,
3) aspek kesehatan,
4) aspek nilai ekonomi peserta, dan
5) aspek non-medis.
4) Menyampaikan data calon pemegang polis dan peserta kepada
supervisor.
5) Melakukan seleksi awal (field underwriting) untuk menentukan
kelayakan SPAJ.
6) Menginformasikan ketidaklayakan kepada calon pemegang polis.
7) Menyampaikan lagi
SPAJ
yang layak
atau membatalkan
pengajuan.
8) Memasukkan data calon pemegang polis untuk field underwriting
ke sistem aplikasi Bumiputera In-Line (BIL) berdasar identitas
calon dari prosedur data bank prospek.
9) Meminta surat pengantar pemeriksaan membuat kesehatan calon
pemegang polis.
10) Membuat surat pengantar pemeriksaan kesehatan yang dilampiri
blangko Laporan Pemeriksaan Kesehatan (LPK).
11) Menandatangani surat pengantar pemeriksaan calon pemegang
polis.
12) Menyampaikan surat pengantar pemeriksaan dan LPK dan
menampingi calon pemegang polis untuk memeriksakan kesehatan
dirumah sakit atau laboratorium yang ditunjuk, atau yang
dikehendaki peserta.
13) Calon peserta dan dokter mengisi dan menandatangani LPK dan
melakukan
pemeriksaan
lanjutan
sesuai
dengan
ketentuan
underwriting.
14) Mempersiapkan, memandu pengisian, dan menandatangani SPAJ.
15) Mengisi
dan
menandatangani
formulir
SPAJ,
kemudian
melengkapi dengan dokumen pendukung SPAJ.
16) Memeriksa dan menandatangi SPAJ yang telah diisi dan dokumen
pendukungnya dilengkapi dengan surat pernyataan agen penutup
dan disampaikan ke supervisor.
17) Memeriksa dokumen SPAJ yang sudah diisi dan ditandatangani
beserta dokumen pendukungnya.
18) Menyampaikan dokumen SPAJ yang sudah lengkap ke layanan.
19) Memeriksa
kelengkapan
pengisian
SPAJ
dan
dokumen
pendukungnya.
20) Menerima dan menyampaikan kembali SPAJ kepada agen untuk
dilengkapi.
21) Melengkapi dokumen SPAJ dan menyampaikan kembali ke
supervisor.
22) Melengkapi dokumen SPAJ dan menyampaikan lagi ke agen.
23) Memasukkan data SPAJ yang sudah lengkap ke sistem aplikasi
BIL berdasar data fild underwriting yang telah ada.
24) Pembayaran titipan premi pertama.
SOP penanganan SPAJ medical dan SOP penanganan SPAJ nonmedical pada dasarnya sama, hanya pada penanganan SPAJ nonmedical tidak melakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan (tidak
melaksanakan prosedur nomor 10 sampai dengan 13), sehingga tidak
memerlukan LPK (Laporan Pemeriksaan Kesehatan). LPK biasanya
diperlukan untuk calon tertanggung yang usianya diatas 53 tahun, atau
yang dianggap perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
b. SOP Penerbitan Polis
SOP penerbitan polis medical dan non-medical pada AJB
Bumiputera 1912, adalah sebagai berikut ini.
1) Analisis medis dan akseptesi medical.
2) Penyimpanan (otorisasi) data polis melalui sistem aplikasi BIL
untuk permintaan asuransi jiwa yang diakseptesi.
3) Prosedur voucher pengakuan premi.
4) Penerbitan polis dan surat pengantar polis melalui sistem aplikasi
BIL.
5) Mengecek daftar polis yang diterbitkan (register polis).
6) Menerima dan mendistribusikan polis beserta surat pengantar ke
kantor cabang.
7) Menerima surat polis, menandatangani tindasan surat pengantar,
dan mendistribusikan ke agen.
8) Menerima polis, menandatangani tanda bukti terima polis, dan
menyerahkan ke pemegang polis.
9) Menerima dan menandatangani polis asli dan bukti tanda trima
polis.
10) Menerima tanda terima polis yang sudah ditandatangani pemegang
polis.
11) Menerima tanda terima polis yang sudah ditandatangani pemegang
polis dan menyerahkan ke kantor wilayah.
12) Menerima tanda terima polis yang sudah ditandatangani pemegang
polis dan mengarsipkan.
13) Mengirimkan tindasan polis ke departemen pertanggungan berdasar
tanda bukti polis asli.
14) Menggabungkan tindasan polis, tanda terima polis dari kantor
wilayah dengan SPAJ.
15) Mengirim SPAJ dan tindasan polis serta berkas pendukung SPAJ.
SOP penerbitan polis medical dan non-medical pada dasarnya sama
yang berbeda hanya dokumen yang dicamtumkan. SOP penerbitan polis
medical
melampirkan
Laporan
Pemeriksaan
Kesehatan
(LPK),
sedangkan SOP penerbitan polis non-medical tidak melampirkan surat
keterangan kesehatan.
B. Analisis Pembahasan
1. Sistem dan Prosedur Penjualan Polis pada AJB Bumiputera 1912
a. Fungsi terkait
1) Agen
Agen merupakan tenaga kerja terbanyak. Agen berperan
penting dalam menjual produk-produk asuransi atau mencari calon
pemegang polis. Agen juga melayani pemegang polis, seperti
melayani pembayaran premi dengan cara mendatangi pemegang
polis sesuai dengan janji yang telah disepakati, melayani keberatan
pemegang polis, dan melakukan pemantauan terhadap pembayaran
premi pemegang polis.
2) Supervisor
Supervisor bertugas melakukan pengawasan, pemantauan,
dan membantu agen dalam melayani pemegang polis. Tugas
utamanya adalah menilai kelayakan dokumen-dokumen SPAJ yang
diajukan calon pemegang polis.
3) Bagian Produksi
Bagian produksi bertugas melakukan pengawasan dan
pemantauan terhadap kebenaran dokumen-dokemen pengajuan
polis, serta menangani SPAJ sampai terbitnya polis.
4) KUAK
KUAK
bertugas
mengecek
kelengkapan
dokumen-
dokumen SPAJ dan mengotorisasi dokumen-dokumen SPAJ.
5) Kepala Cabang
Kepala Cabang bertugas mengecek kembali dokunendokumen yang digunakan dalam SPAJ dan mengesahkan
dokumen-dokumen tersebut.
b. Dokumen yang digunakan
1) Suspek
Suspek adalah lembar catatan yang digunakan untuk
menulis nama-nama calon pemegang polis yang akan diajak
bergabung dalam program asuransi oleh agen. Biasanya agen
mengajak orang yang tekah dikenal, misalnya keluarga, kerabat,
teman, tetangga, atau sahabat.
2) Laporan Harian Kunjungan Wawancara (LHKW)
LHKW merupakan laporan yang berisi tentang data-data
calon pemegang polis, berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan oleh agen.
3) Lembar Kunjungan Wawancara (LKW)
Lembar Kunjungan wawancara merupakan catatan yang
berisi tentang data prospek potensial calon pemegang polis, tentang
minat, keinginan, dan keputusannya dalam berasuransi.
4) Surat Keterangan Kesehatan (SKK)
SKK merupakan surat yang menerangkan kondisi calon
calon pemegang polis, apakah sehat atau tidak, apakah diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut ataukah tidak.
5) Laporan Pemeriksaan Kesehatan (LPK)
LPK merupakan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium calon tertanggung oleh dokter, yang meliputi
pemeriksaan darah, pemeriksaan air seni, pemeriksaan thorax, dan
pemeriksaan elektrokardiogram. LPK digunakan jika dianggap
perlu saja, atau biasanya digunakan untuk pemeriksaan calon
tertanggung yang usianya di atas 53 tahun.
6) KTP (Kartu Tanda Penduduk)
KTP digunakan sebagai tanda pengenal calon pemegang
polis, yang merupakan syarat dalam mengisi SPAJ namun, yang
digunakan hanya fotocopynya saja.
7) Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ)
SPAJ merupakan dasar atau sumber perjanjian asuransi
yang akan dibuat, yang nantinya dapat dijadikan barang bukti yang
memiliki kekuatan hukum.
8) Kuitansi Pembayaran Premi Awal (KPPA)
Kuitansi pembayaran premi awal merupakan bukti bahwa
calon pemegang polis telah membayar premi awal sesuai dengan
perjanjian polis yang telah disetujui.
c. Catatan akuntansi yang digunakan
Buku daftar pemegang polis adalah buku yang berisi para
pemegang polis. Buku tersebut berisi, nama pemegang polis,
nomor polis, dan alamat pemegang polis.
d. Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan polis
1) Prosedur Penjualan Polis
Penjualan polis asuransi di AJB Bumiputera 1912 sebagian
besar menggunakan jasa agen. Prosedur penjualan yang dilakukan
agen dalam menawarkan produk-produk asuransi, adalah sebagai
berikut ini.
a) Agen
i. Agen menulis nama-nama yang dianggap mau dan sanggup
diajak berasuransi dalam buku suspek. Biasanya, namanama tersebut berasal dari anggota keluarga, kerabat,
sahabat, teman, tetangga, atau siapapun yang dianggap agen
mau mengikuti kegiatan asuransi.
ii. Agen membuat rencana kunjungan wawancara janji
prospek (KWJP) dengan nama-nama yang ditulis dalam
buku suspek tersebut. Agen dapat membuat janji dengan
cara datang secara langsung, melalui surat, ataupun melalui
handphone.
iii. Agen menemui calon pemegang polis sesuai dengan janji
yang disepakati untuk melakukan prospecting. Prospecting
yaitu, wawancara dengan calon pemegang polis mengenai
nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan,
penghasilan, jumlah anggota keluarga, kesehatan, dan datadata lainnya yang diperlukan. Data-data prospek potensial
tersebut
diisikan
dalam
laporan
harian
kunjungan
wawancara (LHKW) dan lembar kunjungan wawancara
(LKW). LKW dibuat rangkap 1 untuk arsip agen dan yang
asli diserahkan kepada supervisor, sedangkan suspek dan
LHKW tidak dibuat rangkap karena hanya digunakan untuk
arsip agen.
iv. Dokumen suspek, LHKW, dan dokumen rangkap LKW
diarsipkan menurut tanggal, sedangkan LKW yang asli
digunakan agen untuk acuan dalam menawarkan produk
asuransi yang dibutuhkan oleh calon pemegang polis. Agen
memberi gambaran tentang produk yang ditawarkan,
manfaat, besar biaya, cara pembayaran, pelayanan yang
diberikan, dan cara pengajuan klaim.
v. Apabila calon pemegang polis berminat, maka calon
pemegang polis harus mengisi formulir Surat Permintaan
Asuransi Jiwa (SPAJ), yang disertai fotocopy KTP, dan
Surat Keterangan Kesehatan (SKK). SPAJ, KTP, dan SKK
dibuat rangkap dua, satu rangkap untuk arsip agen.
Sedangkan, dokumen LKW, SPAJ, KTP, dan SKK yang
asli beserta rangkapnya yang lain diserahkan kepada
supervisor
untuk
dinilai
kelayakannya.
Jika
calon
pemegang polis tidak berminat untuk mengikuti asuransi
maka LKW diarsipkan oleh agen.
2) Prosedur Penanganan SPAJ
Prosedur penanganan polis merupakan tindak lanjutan dari
prosedur penjualan polis. Prosedur penanganan SPAJ antara lain
sebagai berikut ini.
a) supervisor
i. Supervisor menerima LKW, SPAJ, KTP, dan SKK beserta
rangkapnya dari agen. Kemudian supervisor melakukan
seleksi
awal
tersebut.
terhadap
Supervisor
kelayakan
melakukan
dokumen-dokumen
seleksi
awal
(field
underwriting).
ii. Supervisor
menyampaikan
ketidaklayakan
dokumen-
dokumen tersebut kepada agen.
b) Agen
i. Agen menerima dokumen-dokumen yang tidak layak dari
supervisor,
kemudian
menyampaikan
ketidaklayakan
kepada calon pemegang polis. Bila calon pemegang polis
tidak setuju, maka dokumen-dokumen tersebut diarsipkan
oleh agen. Namun, bila calon pemegang polis setuju, maka
calon pemegang polis harus mengajukan kembali dokumendokumen yang sudah layak, serta membayar premi awal.
ii. Agen membuat kuitansi pembayaran premi awal rangkap
tiga. Kuitansi asli diserahkan kepada calon pemegang polis,
rangkap pertama diserahkan kasir, dan rangkap kedua
diserahkan kepada bagian produksi beserta dokumen asli
SPAJ, KTP, dan SKK. Sedangkan, dokumen rangkap
LKW, SPAJ, KTP, dan SKK diserahkan kepada supervisor
untuk arsip supervisor.
c) Bagian Produksi
i. Bagian produksi menerima KPPA, SPAJ, KTP, dan SKK
dari agen.
ii. Bagian produksi meneliti dokumen-dokumen tersebut,
kemudian menyerahkan kepada bagian KUAK
d) KUAK
i. Bagian KUAK menerima dokumen KPPA, SPAJ, KTP, dan
SKK dari bagian produksi.
ii. KUAK
meneliti
kembali
kemudian
mengotorisasi
dokumen-dokumen tersebut.
iii. KUAK menyerahkan dokumen-dokumen tersebut kepada
Kepala cabang.
e) Kepala Cabang
i. Kepala cabang menerima dokumen KPPA, SPAJ, KTP, dan
SKK dari KUAK.
ii. Kepala
tersebut,
cabang
meneliti
kemudian
kembali
dokumen-dokumen
mengesahkan
dokumen-dokumen
tersebut.
iii. Kepala cabang menyerahkan dokumen-dokumen tersebut
kepada bagian produksi untuk diproses lebih lanjut.
3) Prosedur Penerbitan Polis
Prosedur selanjutnya adalah prosedur penerbitan polis.
a) Bagian produksi
i.
Bagian produksi menerima dokumen-dokumen tersebut
dari kepala cabang, kemudian bagian produksi mengirim
data SPAJ melalui Bumiputera In-Line (BIL) ke kantor
wilayah dan kantor pusat.
ii.
Melalui prosedur di kantor wilayah dan kantor pusat,
dokumen tersebut diteliti dan diotorisasi, kemudian polis
dikirim ke kantor cabang melalui kantor pos.
iii.
Polis diterima oleh bagian produksi, kemudian diserahkan
kepada agen.
b) Agen
Agen menerima polis dari bagian prodeksi, kemudian
menyerahkan polis asli kepada pemegang polis.
e. Bagan alir yang membentuk sistem penjualan polis pada AJB
Bumiputera 1912 cabang Solo Gladak.
Berikut ini gambar bagan alir yang membentuk sistem penjualan
polis pada AJB Bumiputera 1912 cabang Solo Gladak.
Agen
Gambar II. 1
Bagan Alir Penjualan Polis pada AJB Bumiputera 1912 cabang Solo Gladak
Agen
3
9
2
1
SKK
2
1
KTP
2
1
SPAJ
Polis
LKW
Menyampaikan
ketidaklayakan
Tidak
Setuju
Menyerahkan
polis kepada
pemegang
polis
Ya
Mengajukan
kembali dokumen
yang layak
Membayar
premi awal
2
2
1
SKK
1
SKK
2
KTP
2
1
2
KTP
1
SPAJ
2
SPAJ
1
1
Polis
LKW
LKW
3
Diserahkan
kepada kasir
2
1
KPPA
Diserahkan kepada
calon pemegang polis
5
4
T
Selesai
Keterangan:
KPPA : Kuitansi Pembayaran
Premi Awal
Gambar II. 2
Bagan Alir Penjualan Polis pada AJB Bumiputera 1912 cabang Solo Gladak
(lanjutan)
Supervisor
Gambar II. 3
Bagan alir penjualan polis pada AJB Bumiputera 1912 cabang Solo Gladak
(lanjutan)
Bagian Produksi
Gambar II. 4
Bagan Alir Penjualan Polis pada AJB Bumiputera 1912 cabang Solo Gladak
(lanjutan)
KUAK
Kepala Cabang
Gambar II. 5
Bagan Alir Penjualan Polis pada AJB Bumiputera 1912 cabang Solo Gladak
(lanjutan)
2. Evaluasi Sistem Penjualan Polis pada AJB Bumiputera 1912
Evaluasi terhadap sistem penjualan polis meliputi, evaluasi fungsi
yang terkait, dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan,
dan jaringan prosedur yang membentuk sistem tersebut. Dari analisis yang
telah dilakukan penulis, maka dapat dilakukan evaluasi terhadap sistem
penjualan polis pada AJB Bumiputera 1912 cabang Gladak, sebagai
berikut ini.
a. Fungsi Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan polis pada AJB
Bumiputera 1912 cabang Gladak, antara lain agen, supervisor, bagian
produksi, KUAK, dan Kepala Cabang. Agen bertanggung jawab dalam
mencari calon pemegang polis dan pelayanan terhadap pemegang
polis. Supervisor bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan
terhadap agen dalam melayani pemegang polis dan membantu agen
dalam menghadapi masalah-masalah calon pemegang polis, dan
menilai kelayakan SPAJ yang diajukan calon pemegang polis. Fungsi
produksi bertaggung jawab terhadap SPAJ yang diajukan agen, sampai
terbitnya polis. KUAK bertugas memberi otorisasi terhadap SPAJ dan
dokumen-dokumen pendukungnya. Kepala Cabang bertanggung jawab
terhadap sah atau tidaknya SPAJ dan dokumen-dokumen pendukung
yang diajukan oleh calon pemegang polis.
b. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam penjualan polis pada AJB
Bumiputera 1912 cabang Gladak, antara lain suspek, Laporan Harian
Kunjungan Wawancara (LHKW), Lembar Kunjungan Wawancara
(LKW), Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ), fotocopy Kartu
Tanda Penduduk (KTP), Surat Keterangan Kesehatan (SKK), dan
Kuitansi Pembayaran Premi Awal (KPPA). Penggunaan dokumendokumen tersebut jika dilihat dalam sistem penjualan polis pada AJB
Bumiputera 1912, sudah memadai ketepatan penggunaanya.
c. Catatan Akuntansi yang digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan
polis pada AJB Bumiputera 1912 cabang Gladak yaitu, buku daftar
pemegang polis. Buku daftar pemegang polis merupakan buku yang
berisi nama-nama pemegang polis, alamat pemegang polis, nomor
polis, macam asuransi yang dipilih, cara bayarnya, dan tanggal
pembayaran premi.
d. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan Polis
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan polis
pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Gladak, adalah prosedur
penjualan, prosedur penanganan SPAJ, dan prosedur penerbitan polis.
Prosedur penjualan merupakan kegiatan menjual produk-produk
asuransi yang dilaksanakan oleh agen. Tugas agen dalam prosedur ini
adalah mencari calon pemegang polis untuk membeli produk asuransi.
Prosedur penanganan SPAJ merupakan kelanjutan dari prosedur
penjualan, jika calon berminat maka harus mengisi SPAJ dan
membayar premi awal. Prosedur penanganan SPAJ melibatkan
supervisor, bagian produksi, KUAK, dan kepala cabang. Supervisor
bertugas mengecek kelayakan SPAJ yang diajukan calon pemegang
polis, bagian produksi bertugas mengirim data-data dan dokumen
SPAJ ke kantor wilayah dan kantor pusat melalui BIL, KUAK
bertugas mengecek dan mengotorisasi dokumen-dokumen SPAJ,
sedangkan kepala cabang bertugas mengecek ulang dokumen SPAJ
dan mengesahkannya. Selanjutnya adalah prosedur penerbitan polis.
Melalui prosedur kantor wilayah dan kantor pusat maka polis dikirim
kekantor cabang melalui kantor pos. Polis diterima oleh bagian
produksi kemudian diserahkan ke agen. Agen menyerahkan polis.
BAB III
TEMUAN
Berdasarkan evaluasi yang dikemukakan di bab sebelumnya, maka
ditemukan beberapa kelebihan dan kelemahan dalam sistem penjualan polis pada
AJB Bumiputera 1912 cabang Solo Gladak. Berikut ini berbagai kelebihan dan
kelemahan sistem penjualan polis pada AJB Bumiputera 1912 cabang Gladak.
A. Kelebihan Sistem Penjualan Polis pada AJB Bumiputera 1912
Kelebihan sistem penjualan polis pada AJB Bumiputera 1912, antara lain
sebagai berikut ini.
1. Adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab secara tegas antara agen,
supervisor, fungsi produksi, KUAK, dan Kepala Cabang.
2. Adanya otorisasi terhadap semua dokumen dan catatan akuntansi yang
digunakan oleh pihak yang berwenang.
3. Adamya otorisasi ganda yaitu otorisasi yang dilakukan oleh KUAK yang
kemudian dilakukan pengecekan ulang oleh Kepala Cabang dan disahkan
oleh Kepala Cabang.
4. Adanya nomor bercetak urut dalam buku daftar pemegang polis.
5. Penyimpanan file dokumen dilakukan dengan sistem komputerisasi BIL
dari kantor cabang ke kantor wilayah dan kantor pusat, sehingga kantor
pusat mudah melakukan pengecekan dan meminimalkan terjadinya
kecurangan di kantor cabang.
81
6. Polis asuransi hanya ada satu dan dibawa oleh pemegang polis sendiri
sehingga, tidak akan ada penyalahgunaan polis yang dapat dilakukan pihak
lain selain pemegang polis.
B. Kelemahan Sistem Penjualan Polis pada AJB Bumiputera 1912
Kelemahan sistem penjualan polis pada AJB Bumiputera 1912 cabang
Solo Gladak, antara lain sebagai berikut ini.
1. Walaupun sudah ada pemisahan fungsi secara tegas, namun terkadang
masih ada perangkapan fungsi, misalnya fungsi produksi masih melayani
pemegang polis dalam pembayaran premi, yang seharusnya dilakukan oleh
agen ataupun kasir.
2. Belum ada kuitansi resmi dari AJB Bumiputera 1912, yang digunakan
agen dalam mencatat pembayaran premi awal sebelum diserahkan kepada
kasir, sehingga memungkinkan terjadinya kecurangan yang dilakukan
agen jika agen tersebut tidak dapat dipercaya dan tidak bertanggung
jawab.
3. Kurangnya karyawan tetap, apabila ada karyawan yang tidak masuk, maka
akan mengakibatkan kinerja pelayanan yang lama dan kurang memuaskan
pemegang polis.
4. Tidak ada pengecekan ulang terhadap pengajuan kembali dokumen SPAJ
yang belum layak oleh supervisor, sehingga memungkinkan masih ada
dokumen yang belum layak.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sistem penjualan polis pada
AJB Bumiputera 1912 cabang Solo Gladak, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan, bahwa penjualan polis pada AJB Bumiputera sebagian besar
menggunakan jasa Agen untuk menawarkan produk-produk asuransinya
dalam mencari calon pemegang polis.
Walaupun AJB Bumiputera 1912 sudah menggunakan SOP dalam
menjalankan kegiatannya, namun sistem penjualan polis pada AJB
Bumiputera 1912 belum sepenuhnya sesuai dengan SOP yang berlaku.
Penjualan polis menurut SOP yang dilakukan pertama kali adalah menjelaskan
dan menawarkan produk asuransi, setelah itu melakukan wawancara untuk
mengumpulkan data-data calon pemegang polis. Sedangkan dalam praktiknya,
melakukan wawancara terlebih dahulu untuk mengetahui minat dan keinginan
calon pemegang polis dalam berasuransi, setelah itu menawarkan dan
menjelakan produk asuransi. Prosedur penerbian polis menurut SOP sebelum
penyerahan polis, pemegang polis haus menandatangani tanda terima polis
terlebih dahulu, sedangkan pada praktiknya tidak. Pada dasarnya pelaksanaan
penjualan polis pada AJB Bumiputera 1912 cabang Solo Gladak lebih
sederhana dibanding SOP yang berlaku.
83
B. Rekomendasi
Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang penulis kemukakan pada bab
sebelumnya, maka penulis merekomendasikan beberapa saran, antara lain
sebagai berikut ini.
1. Hendaknya ada pemisahan tanggungjawab yang tegas antara agen, kasir,
dan fungsi produksi dalam melayani pembayaran premi oleh pemegang
polis.
2. Hendaknya ada kuitansi resmi dari AJB Bumiputera 1912 yang digunakan
agen dalam mencatat pembayaran premi awal calon pemegang polis,
sehingga sulit dalam melakukan kecurangan.
3. Hendaknya ada penambahan karyawan tetap dengan cara merekrut
karyawan baru sesuai denga kriteria dan kemampuan yang dibutuhkan
perusahaan sehingga, kinerja karyawan lebih optimal dan pelayanan
terhadap pemegang polis lebih memuaskan.
4. Hendaknya ada pengecekan ulang terhadap pengajuan kembali dokumen
SPAJ yang belum layak oleh supervisor, agar dokumen SPAJ yang
diajukan benar-benar sudah layak.
DAFTAR PUSTAKA
AJB Bumiputera 1912. 2010. Company Profile. Solo: Gladak.
1912. 2010. SOP Penanganan dan Penerbitan Polis. Solo:
Gladak.
Ali, A. Hasymi. 1993. Pengantar Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara.
Anwar, Khoiril. 2007. Asuransi Syariah, Halal dan Maslahat. Solo: Tiga
Serangkai.
Darmadi, Hermawan. 2001. Manajemen Asuransi. Jakarta: Bumi Aksara.
Marganie, Windha. 2009. Evaluasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada AJB
Bumiputera 1912, cabang Gladak. TA Program Studi D3 Akuntansi.
UNS. Tidak untuk dipublikasikan.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Romney, Marshall B. dan Paul John Stainbart. 2004. Accounting Information
System. Jakarta: Salemba Empat.
Download