17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Koperasi merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian nasional yang memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri dalam menjalankan fungsi sosial dan ekonominya. Dalam melaksanakan kegiatannya, koperasi berdasarkan pada asas kekeluargaan. Asas kekeluargaan dalam koperasi sebenarnya merupakan cerminan dari pasal 33 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi : “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan”. Pelaksanakan kegiatan usaha koperasi harus mementingkan prinsip kebersamaan. Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mengetahui lebih jelas, maka dibawah ini akan diuraikan pengertian koperasi, karakteristik koperasi, landasan dan asas koperasi, fungsi dan tujuan koperasi, prinsip-prinsip koperasi, jenis koperasi, modal koperasi, perangkat organisasi koperasi. 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa Inggris Coperation yang terdiri dari dua suku kata, yaitu: Co yang berarti bersama dan Operation yang berarti bekerja. Jadi Koperasi berarti bekerja sama, sehingga setiap bentuk kerjasama dapat disebut Koperasi. Menurut Undang-Undang tentang Perkoperasian No. 25 tahun 1992 pasal 1, menyatakan bahwa : “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorangan atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatankegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan atas asas kekeluargaan” Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 Tahun 1994, menyatakan bahwa : “Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan” Menurut Soemarso S. R. (2005:204) menyatakan bahwa : “Koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang, bukan kumpulan modal” Dari pengertian di atas tentang perkoperasian, menghendaki agar koperasi dapat dijadikan sebagai gerakan ekonomi rakyat. Karena ekonomi rakyat harus diberdayakan. Seluruh rakyat perlu menghimpun diri dalam koperasi agar dapat bersaing dalam hal kualitas dan hidup berdampingan dengan badan-badan usaha lainnya. 2.1.2 Karakteristik Koperasi Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 Tahun 2007, karakteristik utama koperasi adalah: “Bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda, yaitu sebagai anggota dan sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi” Oleh karena itu : a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan kepada nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi. Selain itu anggotaanggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika, kejujuran, keterbukaan dan kepedulian terhadap orang lain. c. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya. 18 d. Tugas pokok badan usaha adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota. e. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi pada anggotanya maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi. 2.1.3 Landasan dan Asas Koperasi Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 menyebutkan bahwa : “Landasan pokok berdirinya Koperasi di Indonesia adalah perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan” Landasan Koperasi adalah dasar atau pedoman yang harus dimiliki oleh setiap koperasi dalam menentukan arah, tujuan dan kegiatan koperasi. Menurut Suryanto dan Nurhadi (2003:41) secara rinci landasan koperasi dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Landasan Idiil Koperasi memiliki landasan idil Pancasila. Artinya, koperasi harus berdasarkan diri kepada Pancasila dalam upaya mencapai cita-citanya. 2. Landasan Struktural Landasan Struktural Koperasi adalah UUD 1945. Secara Eksplisit pasal 33 ayat 1 tidak menyebutkan koperasi sebagai salah satu bangunan struktural perekonomian Indonesia. Akan tetapi, kata-kata asas kekeluargaan dapat menjamin keberadaan struktural koperasi (kekeluargaan) yang merupakan asas bagi seluruh koperasi. 3. Landasan Mental Koperasi memiliki landasan moral yang berupa kesetiakawanan dan kesadaran pribadi. Maksudnya, diantara sesama anggota koperasi harus ada rasa kesetiakawanan, kebersamaan dan rasa kekeluargaan. Serta sadar akan pentingnya bekerja sama dan sekaligus mempunyai rasa percaya diri. 19 4. Landasan Operasional Landasan Operasional Koperasi berupa Undang-Undang dan peraturanperaturan yang disepakati secara bersama. Oleh karena itu, landasan operasional koperasi meliputi : a. Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian. b. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi. 2.1.4 Fungsi dan Tujuan Koperasi Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 4 menyatakan bahwa fungsi dan tujuan Koperasi adalah untuk : 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dalam masyarakat. 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahan perekonomian nasional dengan koperasi. 4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional berupa usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 2.1.5 Prinsip-prinsip Koperasi Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Prinsip koperasi antara lain adalah sebagai berikut : a. Sukarela dan Terbuka Setiap orang pada hakikatnya bisa menjadi anggota koperasi. Batasan yang mungkin terjadi pada keanggotaan koperasi biasanya hanya pada lingkup kerja. Misalnya, koperasi sekolah, maka yang menjadi anggotanya adalah para siswa sekolah. Koperasi nelayan, maka yang menjadi anggotanya adalah para nelayan. b. Demokrasi 20 Setiap koperasi harus dijalankan dengan sistem demokrasi. Rapat anggota yang terdiri atas para anggota koperasi menjadi pemegang kekuasaan tertinggi. Kekuasaan tertinggi tidak terletak pada orang per orang atau pengurus. c. Sisa Hasil Usaha (SHU) SHU para anggota dibagikan setiap tahun berdasarkan jasa masing-masing anggota dalam memanfaatkan layanan koperasi. Contoh jasa anggota koperasi adalah pemanfaatan terhadap toko atau warung koperasi. Semakin besar anggota koperasi memanfaatkan toko atau warung itu, maka semakin banyak pula SHU yang akan diterima. d. Balas Jasa Terbatas terhadap Modal Modal koperasi berasal dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggota. Dari situ para anggota akan menerima jasa simpanan atau modal yang diatur dalam anggaran dasar. Semakin besar simpanan, semakin besar pula jasa simpanan yang akan diperoleh. e. Mandiri Koperasi harus mampu berdiri sendiri dan tidak bergantung kepada pihak lain. Agar koperasi bisa mandiri, peran serta seluruh anggota koperasi sangat menentukan. Tanpa peran dan keterlibatan para anggota, koperasi yang mandiri akan sulit diwujudkan. 2.1.6 Jenis-jenis Koperasi Menurut Muhammad Firdaus dan Agus Edhi (2002) yang dikutip oleh Tim Pena Cendekia (2006:33) secara umum, koperasi dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis, yakni menurut fungsinya, tingkatan dan luas kerjanya, serta lapangan usahanya. 1. Menurut Fungsinya Menurut fungsinya, koperasi dapat dibedakan ke dalam tiga jenis, yakni koperasi konsumsi, koperasi jasa dan koperasi produksi. a. Koperasi Konsumsi 21 Koperasi konsumsi adalah koperasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari para anggotannya. Pada koperasi konsumsi, barang kebutuhan yang dijual harus lebih murah dibandingkan di tempat lain karena pada dasarnya setiap koperasi bertujuan untuk menyejahterakan para anggotannya. b. Koperasi Jasa Koperasi jasa adalah koperasi yang didirikan untuk memberikan jasa keuangan dalam bentuk pinjaman kepada para anggotanya. Bunga yang dipatok koperasi jasa harus lebih rendah dari tempat meminjam uang yang lain. c. Koperasi Produksi Koperasi produksi adalah koperasi yang didirikan untuk membantu penyediaan bahan baku, peralatan produksi, memproduksi jenis barang tertentu serta membantu menjual dan memasarkan hasil produksi itu. 2. Menurut Tingkatan dan Luas Kerjanya Menurut tingkatan dan luas kerjanya, koperasi dapat dibedakan dalam dua jenis yakni koperasi primer dan koperasi sekunder. a. Koperasi Primer Koperasi primer adalah koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak banyaknya dua puluh orang. Kedua puluh orang tersebut harus memenuhi syarat keanggotaan sebagaimana ditentukan dalam undangundang. b. Koperasi Sekunder Koperasi sekunder adalah koperasi yang terdiri atas gabungan badanbadan koperasi dan memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi tiga, yakni pusat koperasi, gabungan koperasi dan induk koperasi. 1) Pusat Koperasi 22 Pusat koperasi adalah koperasi yang memiliki anggota paling sedikit lima koperasi primer. Daerah kerja koperasi ini di tingkat kabupaten atau kota. 2) Gabungan Koperasi Gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal tiga koperasi pusat. Daerah kerja gabungan koperasi meliputi daerah tingkat provinsi. 3) Induk Koperasi Induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah tiga gabungan koperasi. Daerah kerja induk koperasi di ibu kota negara. 3. Menurut Lapangan Usahanya Menurut lapangan usahanya, koperasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni koperasi single purpose dan koperasi multi purpose. a. Koperasi Single Purpose Koperasi single purpose adalah koperasi yang hanya memiliki satu bidang usaha. Contoh koperasi ini misalnya koperasi simpan pinjam, koperasi kredit, dan sebagainya. b. Koperasi Multi Purpose Koperasi multi purpose adalah koperasi yang memiliki beberapa atau banyak usaha. Contoh koperasi ini misalnya Koperasi Unit Desa (KUD) dan koperasi serbausaha. Pemerintah melalui Undang-Undang No. 25/Th/1992 Mengenai Koperasi mengelompokkan koperasi ke dalam beberapa jenis, yakni koperasi simpan pinjam, koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran, dan koperasi jasa. a. Koperasi Simpan Pinjam Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman. Tujuan koperasi simpan pinjam adalah membantu keperluan kredit para anggotanya dengan syarat dan bunga ringan. b. Koperasi Konsumen 23 Koperasi konsumen adalah koperasi yang beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatan jual beli barang konsumsi. Koperasi konsumen biasanya berfungsi pula sebagai penyalur barang-barang kebutuhan masyarakat. Koperasi konsumen dapat memperpendek jarak antara produsen dan konsumen. c. Koperasi Produsen Koperasi produsen adalah koperasi yang beranggotakan para pengusaha kecil (UKM) dan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku bagi para anggotanya. d. Koperasi Pemasaran Koperasi pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk atau jasa para anggotanya. e. Koperasi Jasa Koperasi jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha atau jasa lainnya. Contoh koperasi jasa misalnya koperasi karyawan, koperasi pensiun, dan Koperasi Unit Desa (KUD). 2.1.7 Modal Koperasi Menurut Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri dari : 1. Modal Sendiri a. Simpanan Pokok Sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. b. Simpanan Wajib Sejumlah simpanan tertentu yang harus dibayar anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Misalnya, setiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama. Seperti halnya simpanan pokok, simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. c. Dana Cadangan 24 Dana cadangan adalah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil Usaha (SHU). Uang itu dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi dan untuk menutup kerugian. d. Hibah Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain dan bersifat pemberian tidak mengikat. 2. Modal Pinjaman Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Pasal 41 ayat 3 modal pinjaman dapat berasal dari : a. Anggota b. Koperasi lainnya dan atau anggotanya c. Bank atau lembaga keuangan lainnya d. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya e. Sumber lainnya yang sah 2.1.8 Perangkat Organisasi Koperasi Menurut Pasal 21 UU No. 25 Tahun 1992, perangkat organisasi koperasi meliputi : a. Rapat Anggota Rapat anggota merupakan wadah aspirasi anggota dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, segala kebijakan yang berlaku dalam koperasi harus melalui persetujuan rapat anggota. b. Pengurus Pengurus adalah badan yang dibentuk dalam rapat anggota dan diserahi mandat untuk melaksanakan kepemimpinan koperasi, baik dibidang organisasi maupun usaha. Anggota pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Dalam menjalankan tugasnya, pengurus bertanggung jawab kepada rapat anggota. c. Pengawas 25 Pengawas adalah badan yang dibentuk untuk melaksanakan pengawasan terhadap kinerja pengurus. Anggota pengawas dipilih oleh anggota koperasi dan bertanggung jawab kepada rapat anggota. Dalam pelaksanaannya, pengawas berhak mendapatkan laporan dari pengurus. 2.2 Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Bagi para analis, Laporan Keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu. Menurut Aliminsyah dan Padji (2003:225) menyatakan bahwa : “Laporan Keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan baik di dalam maupun di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba atau rugi, dan laporan posisi keuangan” Menurut Bambang Riyanto (1998:137) menyatakan bahwa : “Laporan Keuangan (Financial Statement), memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, laporan laba atau rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu, biasanya selama satu tahun.” Menurut Ridwan dan Inge (2003:76) menyatakan bahwa : “Laporan Keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut.” 2.2.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan 26 Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:19) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Screening Analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan. 2. Understanding Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya. 3. Forcasting Analisa digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. 4. Diagnosis Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan. 5. Evaluation Analisa dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007:27) menyatakan bahwa : “Tujuan Laporan Keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas pengunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan tersebut” 2.2.3 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2000:6) menyatakan bahwa : “Sifat Laporan Keuangan adalah histories, serta menyeluruh dan sebagai progress report laporan keuangan terdiri dari data yang merupakan hasil kombinasi antara…” 1. Fakta yang telah dicatat (Recorded Fact) 27 Bahwa laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam kas perubahan maupun yang disimpan di bank, jumlah piutang, persediaan, barang dagang, hutang maupun jumlah aktiva tetap. 2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi (Accounting Convention and Postulate). Data yang dicatat berdasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (general accepted accounting principles), hal tersebut dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan (expediensi) atau untuk keseragaman. 3. Pendapat pribadi (Personal Judgment) Pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan menjadi standar prakter pembukuan, tetapi pengguna dalil-dalil tersebut tergantung dari akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Dengan memperhatikan sifat-sifat Laporan Keuangan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain : 1. Laporan Keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report dan bukan merupakan laporan final. 2. Laporan Keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatan pasti tetapi sebenarnya dasar penyusunan dengan nilai standar yang berbeda. 3. Laporan Keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau satuan moneter (nilai rupiah) dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. 4. Laporan Keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan, karena faktorfaktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang. 2.2.4 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan 28 Menurut S. Munawir (2000:13) bentuk-bentuk Laporan Keuangan terdiri dari: 1. Neraca Neraca adalah laporan yang sistematik tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu: a. Aktiva Dalam pengertian Aktiva tidak terbatas pada kekayaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum di alokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta tidak berwujud lainnya (intangible assets) misalnya goodwill, hak paten, hak menerbitkan dan sebagainya. b. Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. c. Modal Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutang. Bentuk Neraca yang umum digunakan antara lain : a. Bentuk Skontro (Account Form) dimana semua aktiva tercantum disebelah kiri atau debit dan hutang serta modal tercantum disebelah kanan atau kredit. b. Bentuk Vertikal (Report Form) dimana semua aktiva nampak dibagian yang selanjutnya diikuti dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal. c. Bentuk Neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan perusahaan, bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan 29 yang dikehendaki nampak jelas, misalnya besarnya modal kerja netto atau jumlah modal perusahaan. 2. Laporan Laba atau Rugi Laporan Laba atau Rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Bentuk Laporan laba atau rugi antara lain : a. Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba atau rugi hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangi total biaya dikurangi total penghasilan. b. Bentuk Multiple Step, yaitu dengan dilakukannya pengelompokan yang lebih teliti sesuai prinsip yang digunakan secara umum. 3. Laporan Laba Ditahan Laba atau rugi yang timbul secara insidentil yang dapat diklasifikasikan tersendiri dalam laporan laba rugi atau dicantumkan dalam laporan laba yang ditahan atau dalam laporan perubahan modal, tergantung pada konsep yang dianut perusahaan. Jika perusahaan mengikuti clean surplus principle atau all inclusive concept, maka semua rugi laba insidentil nampak dalam laporan laba rugi, dan laporan laba rugi yang ditahan hanya berisi : a. Net Income yang ditransfer dari laporan laba rugi. b. Deklarasi (pembayaran) deviden. c. Penyisihan dari laba (appropriation of retained earning) Jika perusahaan mengikuti non clean surplus principle atau current operating performance, maka dalam laba rugi hanya menentukan hasil dari operasi normal periode itu, sedangkan laba rugi yang timbul secara insidensil nampak dalam laporan perubahan modal atau laporan laba yang ditahan. Menurut Ridwan dan Inge (2003:78) bentuk-bentuk Laporan Keuangan terdiri dari : 1. Laporan Laba Rugi 30 Laporan Laba Rugi adalah laporan mengenai penghasilan, biaya, laba/rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Pos-pos perkiraan yang dapat dilihat pada Laporan Laba Rugi : a. Penjualan kotor/bruto, penjualan dapat terdiri dari penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan kotor adalah kuantitas barang yang terjual dikali harga jual barang. Penjualan ini merupakan transaksi dari : - Penjualan barang. - Penjualan Jasa, dan - Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen. b. Penjualan bersih/neto, merupakan selisih dari penjualan kotor perusahaan dengan pengembalian penjualan (retur) atau potongan penjualan (diskon). c. Harga Pokok Penjualan, secara akuntansi dikelompokkan sebagai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya tidak langsung, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan barang yang dijual perusahaan. d. Biaya Operasi, terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya-biaya ini mendukung kegiatan-kegiatan non-produksi seperti biaya pemasaran, gaji staff dan biaya lainnya. e. Biaya Bunga, biaya yang tetap diabayar oleh perusahaan atas uang pinjaman. Biaya ini bukan hanya biaya operasi, tetapi berhubungan dengan struktur modal perusahaan. f. Pajak adalah biaya atas pendapatan perusahaan yang dibayar kepada pemerintah. g. Laba Kotor, mengukur langsung laba dari penjualan atau jumlah yang diperoleh perusahaan yang merupakan hasil pengurangan antara penjualan dan harga pokok penjualan. h. Laba sebelum Bunga dan Pajak, laba setelah dikurangi biaya-biaya operasi atau pendapatan sebelum pajak diperoleh sesudah semua biaya operasi dikurangi dari total penerimaan atau disebut laba sebelum bunga dan pajak. 31 i. Laba kena Pajak, laba setelah dikurangi biaya operasi dan biaya hutang perusahaan. j. Laba Bersih (sesudah pajak), laba akhir sesudah semua biaya, baik biaya operasi maupun biaya hutang dari pajak dibayar. 2. Neraca Neraca adalah laporan mengenai aktiva, hutang dan modal dari perusahaan pada suatu saat tertentu. Pos-pos perkiraan yang dapat dilihat pada Neraca : 1) Aktiva, terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. a. Aktiva Lancar Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan atau dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca. Aktiva lancar terdiri dari : - Kas dan setara kas Kas terdiri dari uang yang tersimpan di kas perusahaan dan di bank dalam bentuk rekening giro. Kas setara adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai. - Surat berharga Surat berharga merupakan bentuk penyertaan sementara untuk pemanfaatan dana yang tidak digunakan dan mempunyai sifat dapat diperjualbelikan dengan segera. Surat berharga ini dapat menghasilkan bunga atau deviden. Contoh deposito atas unjuk. - Piutang Piutang timbul karena perusahaan menjual secara kredit. Piutang digolongkan dalam kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha timbul karena penjualan produk atau jasa 32 dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal diperusahaan digolongkan sebagai piutang lain-lain. - Persediaan Pada perusahaan dagang, persediaan adalah barang yang tersedia untuk dijual kembali. Pada perusahaan industri persediaan dapat berupa bahan mentah, barang dalam proses produksi, atau barang jadi yang siap dijual. b. Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam proses perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Bentuk aktiva tetap antara lain : - Tanah Tanah biasanya memiliki masa manfaat yang tidak terbatas dan biasanya tidak dianggap sebagai suatu aktiva yang dapat disusutkan. - Bangunan, Mesin dan Peralatan Bangunan, mesin dan peralatan memiliki masa manfaat terbatas, oleh karena itu disusutkan - Aktiva Tetap Lainnya Aktiva tetap lainnya adalah suatu benda berwujud yang diakui sebagai aktiva tetap bila besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan digunakan di perusahaan atau aktiva jangka panjang lainnya yang tidak termasuk kategori bangunan, peralatan dan tanah. Contoh : meubel, peralatan kantor, kendaraan. - Akumulasi Penyusutan 33 Akumulasi penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. c. Aktiva Lain-lain Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aktiva tetap, dan juga tidak dapat digolongkan dalam aktiva lancar, investasi/penyertaan maupun aktiva tak berwujud, seperti : aktiva tetap yang tidak digunakan, piutang kepada pemegang saham, beban yang ditangguhkan dan aktiva lancar lainnya disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain. 2) Hutang Hutang adalah kewajiban-kewajiban perusahaan. Hutang dibagi dalam hutang lancar lancar dan hutang jangka panjang. a. Hutang Lancar (kewajiban jangka pendek) Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan atau jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Semua kewajiban lainnya harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. b. Hutang Jangka Panjang Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan yang akan dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. c. Modal Modal atau ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan akta pendirian yang berlaku. Modal menggambarkan hak kepemilikan di perusahaan dan dapat terdiri dari beberapa sumber. Modal tidak menggambarkan uang yang dipegang perusahaan tetapi menunjukkan sumber aktiva dan 34 perkiraan berapa bagian aktiva yang dibiayai pemilik dan bagian laba yang ditahan. Jenis-jenis modal : - Saham preferen, perkiraan ini menggambarkan jumlah saham preferen yang beredar, jika ada. Jumlah perkiraan umumnya sama dengan jumlah lembar yang beredar per nilai saham. - Saham biasa, perkiraan ini menunjukkan kontribusi modal pemilik pada perusahaan. Jumlah modal saham biasanya sama dengan jumlah lembar yang beredar dikali nilai nominal saham. - Kapital surplus, disebut juga premi atau surplus, perkiraan ini mencatat uang yang diberikan untuk perusahaan oleh pemiliknya untuk membeli saham di atas nilai nominalnya. - Laba ditahan, perkiraan ini menunjukkan jumlah laba yang ditahan oleh perusahaan. Perusahaan setiap tahun jika menghasilkan laba diharapkan dapat membayar deviden tunai pada pemiliknya. Laba yang ditahan biasanya digunakan oleh perusahaan untuk pengembangan usaha. 3. Laporan Laba Ditahan Laporan laba ditahan merupakan laporan laba yang berasal dari tahun-tahun yang lalu dan tahun berjalan yang tidak dibagikan sebagai deviden. Dalam laporan dicantumkan pendapatan yang diperoleh pada tahun tertentu, deviden kas yang dibagikan dengan perubahan saldo laba yang ditahan pada awal dan akhir tahun tersebut. 4. Laporan Aliran Kas Laporan aliran kas merupakan ringkasan aliran kas tersebut untuk suatu periode tertentu (1 tahun). Laporan ini kadang disebut “laporan sumber dan penggunaan dana” yang menunjukkan aliran operasi perusahaan, investasi 35 dan aliran kas pendanaan serta menunjukkan perubahan kas dan surat berharga selama periode tersebut. 2.3 Laporan Keuangan Koperasi 2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Koperasi Menurut E. Sri Apsari (1987:2) menyatakan bahwa : “Laporan keuangan koperasi adalah laporan keuangan yang disusun untuk menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas koperasi secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan kepada anggota.” 2.3.2 Proses Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi Menurut E. Sri Apsari (1987:18) menyatakan bahwa : “Proses penyusunan laporan keuangan koperasi dimulai dari proses akuntansi yang berupa pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penganalisaan data keuangan dari koperasi yang bersangkutan.” 2.3.3 Bentuk Laporan Keuangan Koperasi Bentuk dan format laporan keuangan koperasi telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 27 tentang Akuntan Perkoperasian (Revisi 1998), sebagai berikut : Laporan keuangan koperasi meliputi : 1. Neraca Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. 1) Aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terikat pengunaannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-lain. Sifat keterikatan pengunaan tersebut dijelaskan dalam catatan laporan keuangan. Aktiva-aktiva yang dikelola koperasi, tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai aktiva dan harus dijelaskan dalam catatan laporan keuangan. 36 2) Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan jatuh temponya dan dicatat sebesar nilai nominalnya. 3) Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan dan sisa hasil usaha yang belum dibagi. 2. Perhitungan Hasil Usaha Perhitungan hasil usaha harus memuat hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan nonanggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota. 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, investasi dan pendanaan serta saldo akhir kas pada periode tertentu. 4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota Dalam hal sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi, maka manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian sisa hasil usaha pada akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha yang akan dibagi untuk anggota. Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan tersebut mencakup 4 (empat) unsur, yaitu : 1) Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama. 2) Manfaat ekonomi dari segi pemasaran dan pengolahan bersama. 37 3) Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi. 4) Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha. 5. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat : 1) Perlakuan akuntansi mengenai pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota, kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang, dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non-anggota. 2) Pengungkapan informasi lain seperti kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi, ikatan koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan, dan pelatihan perkoperasian dan sebagainya. 38