pesAn pAskAH - ROCK Ministry Singapore

advertisement
Kingdom News 31 MARCH 2013 (special paskah)
pesan paskah
Article source from Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia
Matius 16:6
“Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini.”
Hari ini adalah hari yang istimewa bagi dunia
Kekristenan karena di hari ini sebuah pesan
penting disampaikan Kristus kepada manusia.
Pesan tersebut bukan Dia sampaikan melalui
perkataan, tetapi perbuatan.
Kebangkitan-Nya pada hari ketiga
memberitahu kepada kita bahwa Dialah
Mesias Sejati, satu-satunya jalan keselamatan
bagi umat manusia. Semua perbuatan baik
yang dilakukan manusia untuk sampai ke
Sorga adalah sia-sia, apabila tidak ada Kristus
di dalam hati orang tersebut.
Kebangkitan-Nya
juga
menyatakan
kepada kita bahwa Dia telah mengalahkan
maut. Segala sakit penyakit, kutuk-kutuk kini
telah berada di bawah kaki-Nya. Kesembuhan
dan kemerdekaan menjadi milik mereka yang
beriman kepada-Nya.
Terakhir, kebangkitan Kristus memberi
pesan bahwa ada harapan bagi manusia
untuk hidup dalam kekekalan bersama
dengan Allah. Kehidupan yang telah dicari
manusia sejak zaman dahulu kala.
Apa makna Paskah bagi Anda?
Seharusnya itu bermakna segalanya, karena
Kristus telah melepaskan Anda dari segala
belenggu dosa dan memberi kunci masuk ke
kerajaan-Nya yang abadi.
Karena kebangkitan Kristus, kehidupan
kita menjadi berubah dan tidak akan
pernah sama lagi.
“A man who was completely innocent, offered himself as a sacrifice for the good of others,
including his enemies, and became the ransom of the world. It was a perfect act.”
~ Mahatma Gandhi
“We were old sinners - but when we came to Christ we are not sinners anymore.”
~ Joel Osteen
“We are told to let our light shine, and if it does, we won’t need to tell anybody it does.
Lighthouses don’t fire cannons to call attention to their shining- they just shine.”
~ Dwight L. Moody
Spring of Unusual Kindness
Psalms 23:6
“Only - goodness and kindness pursue me, all the
days of my life, and my dwelling is in the house of
Jehovah, for a length of days.” (YTL)
Mazmur 23:6
“Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku,
seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah
Tuhan sepanjang masa.”
kingdomnews 02
weeklydevotional
inti iman kristen
Article source from http://www.renunganharian.net
Ayat Bacaan: 2 Korintus 4:7-15
“Kami senantiasa membawa kematian Kristus
di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus
juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.” (2
Korintus 4:10)
Apakah inti iman Kristen? Kematian atau
kebangkitan Yesus? Jawabannya: keduanya
sekaligus. Terlalu menekankan salah satu
di antaranya membuat kita timpang dalam
menanggapi rahmat Allah. Inti iman Kristen,
dengan demikian, adalah kasih Allah dalam
kelahiran, hidup, karya, kematian, dan
berpuncak pada kebangkitan Yesus Kristus.
Ini memikat, namun mengandung konsekuensi
langsung bagi mereka yang beriman kepada
Kristus!
Bagi Paulus, penderitaan yang ia tanggung
merupakan pupuk bagi kehidupan Kristus
yang dinyatakan di dalam dirinya. Paulus
tidak meminta agar kita berharap mengalami
penderitaan. Namun, bila karena Kristus
kita menderita, itu suatu tanda persekutuan
yang erat antara kita dan Kristus, yang
telah menderita bagi kita. Kita dan Kristus
menjadi satu dalam penderitaan! Muara dari
penyatuan ini bukanlah kesedihan, melainkan
kejayaan bagi Allah. Sebab, kita menderita
bukan karena hidup secara konyol, melainkan
karena kita hendak menyatakan iman di tengah
dunia yang keras dan tidak bersahabat. Itulah
sebabnya Paulus menulis, ”Semuanya itu...
menyebabkan semakin melimpahnya ucapan
syukur bagi kemuliaan Allah”.
Apakah hari ini Anda menderita karena
iman Anda? Bersyukurlah bila demikian, sebab
ketika Anda menderita, Kristus yang terlebih
dahulu menderita bagi Anda akan menguatkan
dan meneguhkan Anda di tengah panasnya
gurun dunia. Salib Kristus akan mengantar
Anda menuju kebangkitan-Nya. Apakah lagi
hal yang lebih indah dari hal ini?
KRISTUS YANG BANGKIT, HIDUPKANLAH
DIRIMU DALAM DIRIKU, KETIKA AKU
MENANGGUNG SALIBKU HARI INI
Dia Menghadapi Murka Allah
Article source from http://saatteduh.wordpress.com
Ayat Bacaan: Matius 27:45-61
“Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan
suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?”
Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?” (ayat 46)
Jenis penderitaan apakah yang paling
membuat Tuhan Yesus menderita? Banyak
orang mengira bahwa penderitaan fisik dan
penghinaan yang dialami Tuhan Yesus itulah
yang paling membuat Tuhan Yesus menderita.
Akan tetapi, bila kita memperhatikan dengan
cermat seluruh peristiwa yang terjadi yang
berpuncak menuju penyaliban di kayu salib,
kita hanya akan menjumpai satu keluhan,
yaitu, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Keluhan
ini bukanlah keluhan menyangkut fisik atau
penghinaan yang dialami Tuhan Yesus,
melainkan keluhan karena ditinggalkan oleh
Allah. Di kayu salib, Tuhan Yesus menempatkan
diri dalam posisi sebagai manusia berdosa
yang sedang dimurkai oleh Allah. Saat itulah
03 kingdomnews
weeklydevotional
Tuhan Yesus mengalami apa yang biasa kita
ucapkan dalam Pengakuan Iman Rasuli,
“Turun ke dalam Kerajaan Maut”. Upah dosa
adalah maut (Roma 6:23) dan Tuhan Yesus
menerima upah (hukuman) bagi dosa manusia
berupa maut. Perlu diingat bahwa “maut”
bukanlah hanya berarti kematian fisik, tetapi
arti yang lebih mendalam dari “maut” adalah
keterpisahan dari Allah. Tuhan Yesus—Sang
Allah Anak—tidak pernah terpisah dari Allah
Bapa (Yohanes 10:30), tetapi di kayu salib,
Allah Bapa memalingkan muka-Nya dan
meninggalkan Allah Anak.
Demi kita, demi Anda dan saya, Tuhan
Yesus rela menerima murka Allah (ditinggalkan
oleh Allah), yaitu penderitaan maksimal yang
bisa menimpa Sang Allah Anak. Mengapa
Tuhan Yesus rela menerima murka Allah?
Karena kasih-Nya kepada kita, kepada Anda
dan kepada saya. Bila Tuhan Yesus telah
rela menerima murka Allah untuk menebus
dosa kita, bagaimana kita memberi respons
terhadap kasih Kristus tersebut? Apakah
Anda rela melaksanakan seluruh kehendak
Allah demi membalas kasih Kristus kepada
diri Anda?
allah telah melupakan nya
Article source from Kisah Kasih Allah
Ada sebuah cerita tentang seorang pendeta
yang pada masa mudanya telah melakukan
dosa yang menurutnya sangat hina. Dia
telah memohon ampun pada Allah, namun
sepanjang hidupnya dia belum merasa
tenang. Ia terus membawa beban dosa ini.
Ia tidak benar-benar yakin bahwa Allah telah
mengampuni dosanya.
Suatu ketika ia mendengar bahwa
salah satu jemaatnya, seorang wanita tua,
mempunyai karunia penglihatan dan dapat
berbicara dengan Tuhan. Ia mengunjungi
wanita ini dan bercakap-cakap dengannya. Di
akhir kunjungannya, sang pendeta bertanya,
“Apakah
Anda
sering
mendapat
penglihatan?” “Ya, Pak pendeta,” jawab wanita
tua ini. “Apakah Anda juga dapat berbicara
dengan Tuhan?” “Ya,” jawabnya lagi.
“Begini, Bu.. pada saat nanti Anda
sedang berbicara dengan Tuhan, maukah
Anda menolong saya menanyakan sesuatu
kepada Tuhan?” Wanita ini terkejut karena
sebelumnya tidak ada yang meminta hal ini
kepadanya. “Ya, dengan senang hati dan
kingdomnews 04
apakah yang ingin Anda tanyakan padaNya?” “Tolong tanyakan dosa apakah yang
telah saya lakukan pada waktu saya masih
muda.” Wanita ini menyetujui.
Selang beberapa waktu kemudian, sang
pendeta mengunjungi wanita ini lagi. Setelah
meminum tehnya, ia bertanya dengan hatihati dan sedikit takut, “Apakah Anda sudah
mendapat penglihatan akhir-akhir ini?” “Ya,
Pak pendeta.” “Apakah Anda juga sudah
bercakap-cakap dengan Tuhan?” “Ya...”
“Lalu, sudahkah Anda menanyakan dosa
apa yang sudah saya perbuat di masa muda
saya?” “Saya sudah menanyakannnya.”
Pendeta ini terdiam beberapa saat lalu
bertanya lagi, “Tuhan menjawab apa?”
Sambil memandang sang pendeta, wanita
ini menjawab dengan lembut, “Tuhan berkata
bahwa Ia tidak mengingatnya lagi.”
Saudara, Allah tidak hanya mengampuni
setiap dosa dan pelanggaran kita. Tapi Dia juga
memilih untuk melupakannya. Semua dosa
kita sudah dibuang ke tubir laut yang paling
dalam. Jangan lagi kita mau dilumpuhkan
weeklydevotional
oleh dosa masa lalu kita.
Ini adalah kenyataan yang terindah yaitu
bahwa Allah telah benar-benar mengampuni
kita. Kitapun harus mau dan sanggup untuk
mengampuni sesama. Dan bukan hanya
mengampuni tetapi juga kita harus mampu
melupakan seperti yang sudah Allah lakukan
untuk kita.
Tahu, tetapi tidak melakukan
Article source from Santapan Harian
Ayat Bacaan: Matius 27:11-31
Pada waktu rezim apartheid di Afrika Selatan
berhasil digulingkan, Nelson Mandela naik
untuk menjadi pemimpin Afrika Selatan. Ia
adalah seorang tokoh lokal yang memimpin
perjuangan Afrika Selatan untuk terbebas
dari politik apartheid. Politik apartheid
memisahkan orang kulit hitam dari orang kulit
putih. Orang kulit putih berlaku sebagai kaum
yang berkuasa. Hal yang menarik adalah
ketika ia menjadi presiden, Nelson Mandela
justru mengajak orang-orang kulit putih
untuk bekerja bersamanya. Keputusannya
itu menuai banyak protes dari orang-orang
di sekitarnya, termasuk rakyatnya. Namun
Nelson Mandela tetap pada keputusannya.
Pada akhirnya ia dapat membuat orangorang kulit hitam dan kulit putih berdamai dan
bersama membangun Afrika Selatan.
Sepenggal kisah mengenai Nelson
Mandela di atas sangat menarik karena
menunjukkan seorang pemimpin yang tegas
dalam mengambil keputusan yang menurutnya
baik tanpa terpengaruh suara-suara lain di
sekitarnya. Hal ini bertolak belakang dengan
sikap yang ditunjukkan oleh Pilatus dalam
bacaan kita kali ini. Pilatus sebagai seorang
pemimpin tidak memiliki sikap yang tegas
dalam mengambil keputusan. Ia mengetahui
kebenaran bahwa Yesus tidak bersalah (ayat
23). Akan tetapi ia tidak mengikuti apa yang
ia tahu benar melainkan mendengarkan katakata rakyatnya yang terbakar emosi (ayat 26).
Ia menuruti istrinya untuk tidak terlibat dalam
kasus ini. Solusi yang ia tawarkan hanyalah
untuk keamanan diri (ayat 17). Padahal ia
bertanggung jawab untuk menyelesaikan
dan memiliki wewenang untuk memutuskan.
Ia melakukan cuci tangan dan tidak mau
dianggap bersalah (ayat 24).
Sebagai seorang pengikut Kristus,
di manakah posisi kita pada saat ini?
Apakah kita menjadi seorang pengikut yang
memperjuangkan kebenaran ataukah kita
adalah seorang pengikut yang mencari
aman, bahkan akan cuci tangan kalau hal
tersebut mengandung risiko? Apalagi kalau
kita dipercaya menjadi seorang pemimpin,
beranikah kita menegakkan kebenaran
dengan tidak mencari kepentingan atau
keuntungan diri sendiri?
“God proved His love on the Cross. When Christ hung, and bled, and died, it was God saying
to the world, ‘I love you.’” ~ Billy Graham
“People respond when you tell them there is a great future in front of you, you can leave your
past behind.” ~ Joel Osteen
05 kingdomnews
weeklydevotional
cerpen
Bob Butler kehilangan kakinya terkena
ranjau di Vietnam tahun 1965. 20 tahun
kemudian,
ia
membuktikan
bahwa
kepahlawanannya berasal dari hati.
Ketika Butler sedang bekerja di
rumahnya di Arizona, ia mendengar jeritan
seorang wanita dari sebuah rumah di
dekatnya. Ia mulai menggulirkan kursi
rodanya menuju rumah tersebut, tetapi
semak-semak membuatnya tidak bisa
masuk. Lalu ia turun dari kursi rodanya dan
mulai merangkak melewati semak-semak
tersebut. “Aku harus kesana!” katanya.
“Tidak peduli betapa sakitnya.”
Ketika Butler tiba di kolam renang ada
seorang gadis berumur 3 tahun, Stephanie
Hanes, tercebur ke dalamnya. Ia lahir tanpa
lengan dan jatuh ke dalam kolam tersebut.
Ibunya berdiri berteriak panik. Butler terjun
ke dasar kolam dan membawanya naik.
Wajahnya membiru, tidak ada denyut, dan
tidak bernapas. Butler segera melakukan
pernapasan buatan untuk membuatnya
bernapas kembali.
Sementara, ibu Stephanie menelepon
paramedis. Karena tak berdaya, ia
menangis dan memeluk bahu Butler. Butler
melanjutkan memberikan napas buatan,
dan dengan tenang meyakinkan si ibu.
kingdomnews 06
“Jangan khawatir, Saya sudah menjadi
tangannya untuk keluar dari kolam renang.
Kini, saya menjadi paru-parunya.”
Beberapa detik kemudian gadis kecil
itu batuk-batuk, sadar kembali, dan mulai
menangis. Sang ibu langsung memeluk
anaknya. Sambil berpelukan, ibu Stephanie
bertanya kepada Butler, “Bagaimana
anda tahu kalau anakku akan baik-baik
saja?” “Saya tidak tahu,” katanya. “Tapi
ketika kaki saya meledak di Vietnam, saya
sendirian. Tidak ada seorangpun disana
yang membantu saya, kecuali seorang
gadis Vietnam. Ia berjuang menyeret saya
ke desanya, ia berbisik dalam bahasa
Inggris yang terpatah-patah, ‘Tidak apaapa. Anda dapat hidup lagi. Saya akan
menjadi kaki Anda.’ Kata-kata itulah yang
membawakan harapan bagi jiwa saya dan
saya ingin melakukan hal yang sama untuk
Stephanie.”
Ada saat-saat ketika kita tidak bisa
berdiri sendiri. Ada saat-saat ketika kita
membutuhkan seseorg untuk menjadi kaki
kita, tangan kita, teman kita. Tetapi ada
saatnya juga kita menjadi kaki atau tangan
bagi orang lain. Pastikan hidup kita berguna
antara satu dengan yang lainnya.
infogereja
ABOUT
ROCK MINISTRY SINGAPORE
SUNDAY SERVICE
Sunday, 10.00 AM
Grand Park Hotel,
Ballroom Level 4
YOUTH SERVICE
Saturday, 05.00 PM
Natika +65 9739 3597 or
Ling Ling +65 9886 8490
CHILDREN’S CHURCH
Sunday, 10.30 AM
Alink +65 90664130
WOMEN GATHERING
2nd & 4th Thursday, 10.30 AM
18 Newton Rd #23-03
(kediaman Ibu Linda)
Ferdi +65 8510 7534
PRAYER MEETING
Saturday, 12.30 PM
Coronation Rd 21A
(kediaman bapak gembala)
Ida +65 9234 9771
KOMUNITAS MESIANIK (KM)
Every 1st and 3rd Friday, 07.30 PM
KM ABRAHAM
Ibu Helen+65 9628 3796 (East Coast)
Every Wednesday, 07.30 PM
KM DANIEL
Ervita +65 8173 9355
Every Friday, 07.30 PM
KM JOHN THE BAPTIST
Lenny +65 9457 7470 (Ang Mo Kio)
KM DAVID
Sumarto +65 9144 6605 (Tiong Bahru)
KM SAMUEL
Chandra +65 9876 1781 (Braddell)
KM JOSEPH
Alink +65 9066 4130
KM WOODLANDS
Ferdi +65 8510 7534 (Woodlands)
For more information:
Email: [email protected] | Web: www.rocksg.org | Tel: (+65) 6251 5378
Pak Harry Pudjo: (+65) 8138 6320 | Ibu Tammie: (+65) 8428 3739
ROCK MINISTRY SINGAPORE COVERED BY: Enjoy Church
How to get us...
Grand Park hotel
Scan here
to see our
facebook page
270 Orchard Road, Singapore 238857
nearest MRT:
Orchard MRT
(exit A - Tangs/Lucky Plaza)
Somerset MRT (exit B - 313)
07 kingdomnews
Download