bab i: pendahuluan - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
Laporan Penelitian
Evaluasi tangga kebakaran sebagai sarana evakuasi kebakaran
( Studi kasus UMB Tower )
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latarbelakang
Pada tahun 2009, Universitas Mercu Buana (UMB) telah mempunyai UMB
Tower setinggi 7 lantai yang dapat difungsikan sebagai gedung perpustakaan,
auditorium berbentuk teater, Lab komputer pusat dan ruang - ruang kelas. Dilihat dari
fasilitasnya, UMB Tower merupakan Sebuah bangunan publik yang berfungsi sebagai
pusat pendidikan dengan tingkat okupansi yang cukup tinggi, maka perlu adanya
jaminan keamanan pengguna bangunan dalam beraktifitas di dalam bangunan
tersebut.
Dalam Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung ( UUBG
2002 ) dikatakan bahwa faktor keselamatan telah menjadi persyaratan penting yang
harus dipenuhi oleh bangunan gedung. Faktor keselamatan manusia menjalani
aktivitasnya di dalam bangunan adalah sebuah sistem proteksi untuk menangani
keadaan darurat yang tidak dapat diduga sebelumnya.
Menurut Sumardjito (2010), Jenis keadaan darurat pada suatu bangunan
sangat beragam, yang dapat dibedakan dalam 3 golongan, yaitu keadaan darurat
karena alam ( misalnya : gempa bumi, banjir, badai, dsb ) keadaan darurat karena
manusia ( misalnya : kebakaran, terorisme, dll ), dan keadaan darurat yang timbul
karena masalah teknis ( misalnya : runtuhnya bangunan karena usia, dsb ). Kondisi
dan jenis keadaan darurat yang berbeda ini mempunyai akibat yang sama yaitu
timbulnya korban jiwa.
Dari beberapa kondisi darurat yang disebutkan diatas, yang paling tinggi
mendapatkan perhatian karena seringnya terjadi adalah keadaan darurat karena
kebakaran. Bahkan, wilayah DKI Jakarta sendiri tercatat 800 - 900 peristiwa kebakaran
tiap tahunnya seperti yang dijelaskan pada tabel 1 berikut :
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 17
Laporan Penelitian
Evaluasi tangga kebakaran sebagai sarana evakuasi kebakaran
( Studi kasus UMB Tower )
tabel 1. Data Statistik Kejadian Kebakaran Tahun 2004 – Oktober 2009 (dinas pemadaman DKI
Jakarta)
Pokok benda yang terbakar
No.
tahun
korban
kerugian
frekuensi
BP
BU
BI
KD
LN
mati
luka
(Rp) dalam ribuan
1
2004
805
358
178
35
65
169
29
63
119.767.710
2
2005
742
334
157
31
83
127
37
35
144.683.575
3
2006
902
388
205
40
66
203
17
85
142.992.500
4
2007
855
380
201
30
82
162
15
63
168.675.120
5
2008
818
362
191
27
58
180
13
55
213.048.720
6
2009
681
293
103
46
48
135
38
43
226.011.500
Keterangan : BP = Bangunan perumahan, BU = Bangunan Umum, BI = Bangunan Industri, KD =
Kendaraan, LN = Lain-Lain
Definisi kebakaran menurut Surat Keputusan Menakertrans No.158 Tahun
1978 adalah timbulnya api yang tidak dikehendaki, akibat dari kebakaran adalah
kerugian materil dan moril, yaitu berupa harta benda atau korban jiwa dan raga.
Menurut Ir. Jimmy S. Juwana ( 2004 ), bahaya utama bagi manusia dalam
kejadian kebakaran adalah keracunan akibat terhirupnya asap ( non thermal ), asap
akan menyebabkan orang sulit melihat dan mengaburkan pertimbangan akan tindakan
yang ingin dilakukan, menghalangi pandangan untuk mencapai jalan keluar dan
penyebaran asap ini meliputi wilayah yang cukup luas dan jauh dari sumber api.
Untuk mengamankan sebuah bangunan gedung dan lingkungannya terhadap
bahaya kebakaran, perlu upaya melaksanakan ketentuan dan persyaratan teknis
dalam mengatur dan mengendalikan bangunan gedung, termasuk dalam rangka
proses perizinan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan bangunan gedung,
termasuk pemeriksaan kelayakan fungsi dan keandalan bangunan terhadap bahaya
kebakaran.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 18
Laporan Penelitian
Evaluasi tangga kebakaran sebagai sarana evakuasi kebakaran
( Studi kasus UMB Tower )
Menurut Theresia Pynkyawati ( 2012 ), untuk memberikan keamanan dan
keselamatan jiwa dari bahaya kebakaran, maka perlu adanya pemenuhan standar
desain sistem evakuasi kebakaran berupa pintu darurat, tangga kebakaran, ruang
penyelamatan sementara dan jalur keluar.
Menurut Sumardjito ( 2010 ), sarana emergency exit atau sarana jalan keluar
yang dapat menjamin kemudahan evakuasi setidaknya akan mengurangi secara
signifikan kemungkinan jumlah korban nyawa penghuninya apabila terjadi peristiwa
darurat, baik yang diakibatkan oleh peristiwa alam maupun oleh perbuatan manusia.
Sarana emergency exit yang tidak tertata dan terencana dengan baik, atau difungsikan
untuk hal-hal selain fungsi evakuasi penghuni justru dapat menjadi sarana jebakan
maut bagi peghuninya. Dalam emergency exit ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yakni tangga kebakaran, pintu darurat, lampu darurat, hydrant, APAR,
detektor, sprinkler, petunjuk arah, dan lain – lain.
Salah satu komponen dari emergency exit, yaitu tangga kebakaran merupakan
sarana sistem proteksi kebakaran pasif yang fungsinya memberikan jalan dan
melindungi manusia dalam mengevakuasi dirinya terhadap bahaya kebakaran sampai
pada manusia itu keluar dari bangunan tersebut dengan selamat. Untuk menjamin
kelayakan tangga kebakaran dan sarana prasarananya itu perlu dilakukan evaluasi
berdasarkan ketentuan standarisasi yang telah dibuat oleh pemerintah dan dari kajian
pustaka.
Dengan terbitnya PerMen PU No. 26/Prt/M/2008 tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, dan secara
teknis juga telah diperinci dalam Badan Standardisasi Nasional melalui beberapa SNI
Tahun 2000 sampai 2001 yang membahas teknis proteksi kebakaran lebih lanjut.
Beberapa NSPM ( Norma, Standar, Pedoman, Manual ) tersebut menjadi acuan dalam
merancang tangga kebakaran pada bangunan gedung yang sesuai dengan jaminan
keselamatan pengguna bangunan.
Peran
arsitek
sebagai
perancang
bangunan
harus
benar–benar
memperhatikan masalah system proteksi kebakaran ini pada saat proses
pembangunan
gedung
karena
menyangkut
pertanggungjawaban
terhadap
keselamatan nyawa pengguna bangunan yang tidak sedikit jumlahnya.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 19
Laporan Penelitian
Evaluasi tangga kebakaran sebagai sarana evakuasi kebakaran
( Studi kasus UMB Tower )
Penelitian ini akan membahas bagaimana persyaratan tangga kebakaran
untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran, menurut standar internasional
maupun nasional secara umum. Hasil penelitian ini bertujuan untuk menyadarkan
masyarakat pengguna dan perancang bangunan akan pentingnya sistem proteksi
kebakaran yaitu tangga kebakaran.
1.2. Pernyataan Masalah
Evaluasi terhadap tangga kebakaran yang terdapat dalam bangunan adalah
menganalisis fungsi dan kelengkapan komponen-komponen pendukungnya yang ada
pada bangunan UMB Tower terhadap responnya dalam menghadapi bahaya
kebakaran. Berikut adalah perincian dari tantangan masalah tersebut :
1. Bagaimana perletakan / posisi tangga kebakaran yang berfungsi sebagai
akses evakuasi vertikal di dalam bangunan yang menghubungkan antar lantai
pada saat menghadapi bahaya kebakaran berdasarkan jaraknya dengan
ruang-ruang bangunan tersebut.
2. Berapa ukuran yang aman dalam merancang bagian-bagian tangga
kebakaran, seperti ketinggian anak tangga, lebar bordes tangga, dan lain-lain
yang berkaitan.
3. Komponen apa saja yang termasuk pendukung tangga kebakaran dengan
tujuannya menyelamatkan dan mengevakuasi pengguna bangunan.
4. Apakah kapasitas komponen-komponen yang mendukung kinerja tangga
kebakaran tersebut sudah memadai sesuai dengan peraturan standarisasi.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan jiwa pengguna
bangunan tersebut.
2. mengetahui cara berkerja sistem proteksi kebakaran pada bangunan.
3. Sejauh mana bangunan tersebut mempertimbangkan sarana pendukung
keselamatan yang diterapkan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 20
Laporan Penelitian
Evaluasi tangga kebakaran sebagai sarana evakuasi kebakaran
( Studi kasus UMB Tower )
4. Agar terjadi optimalisasi pemanfaatan tangga kebakaran sebagaimana
semestinya, sehingga dapat tercipta bangunan publik yang berkualitas dan
menitikberatkan keselamatan manusia sebagai faktor utama yang harus
diperhatikan dalam merancang sebuah bangunan.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat dihasilkan oleh penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui komponen-komponen pendukung pada tangga kebakaran di
bangunan tersebut.
2. Memberi pemahaman lebih tentang fungsi tangga kebakaran pada bangunan.
3. Menghasilkan sebuah pengetahuan tentang peraturan-peraturan dalam
merancang sebuah tangga kebakaran.
4. Menjadi sebuah pembelajaran tentang bagaimana bahayanya kebakaran pada
bangunan publik.
5. Hasil laporan penelitian ini dapat menambah pustaka ilmu pengetahuan
tentang sistem proteksi kebakaran pada program studi arsitektur Universitas
Mercu Buana.
1.5. Ruang lingkup
Pada penelitian ini ruang lingkupnya meliputi :
1. Studi kasus penelitian ini adalah UMB Tower.
2. Standarisasi peraturan sebagian besar dari Peraturan Menteri Perkerjaan
Umum, NFPA ( National Fire Protection Association ) dan juga lebih spesifik
dari SNI ( Standar Nasional Indonesia ).
3. Teknis pengambilan data penelitian dengan observasi dan dokumentasi obyek
penelitian ( tangga kebakaran ) pada bangunan tersebut.
1.6. Sistimatika penulisan

Bab 1 : Pendahuluan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 21
Laporan Penelitian
Evaluasi tangga kebakaran sebagai sarana evakuasi kebakaran
( Studi kasus UMB Tower )
Menjelaskan garis besar latar belakang dari penelitian, perumusan masalah
yang ada, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, serta
sistimatika penulisan.

Bab 2 : Tinjauan pustaka
Menjelaskan tentang tinjauan yang akan dijelaskan pada penelitian.
Pengertian-pengertian yang bersumber pada literatur akurat sebagai referensi
utama.

Gambaran umum lokasi studi
Penjelasan profil studi kasusnya yaitu UMB Tower yang sesuai dengan
kebutuhan pada penelitian ini.

Bab 3 : Metode
Berisi sejauh mana target penelitian dan metode-metode yang digunakan
selama penelitian itu berlangsung, serta teknis dalam menjalani proses
penelitian tersebut.

Bab 4 : Analisa dan hasil penelitian
Menjelaskan tentang keseluruhan isi dan pembahasan yang dilakukan selama
penelitian berlangsung.

Bab 5 : Kesimpulan dan rekomendasi
Berisikan
tentang
kesimpulan
pembahasan
penelitian
dan
disertai
rekomendasi penulis dalam memberikan solusi terhadap penemuan masalah
dari hasil penelitian.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 22
Download