ANALISA POLA OPERASI EMBUNG JOHO UNTUK EVALUASI SISTEM JARINGAN PIPA DAN PENGEMBANGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK Hidyantara Firnhanta, M. Janu Ismoyo, Rahmah Dara Lufira Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia e-mail: [email protected] ABSTRAK Pace adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Nganjuk yang setiap tahunnya mengalami kekeringan pada musim kemarau. Salah satu Desa di Kecamatan Pace yang mengalami kekeringan adalah Desa Joho. Menyikapi hal ini, pemerintah memberikan salah satu alternatif yaitu dengan membangun embung di Desa Joho. Namun, hanya Desa Joho yang mendapat pendistribusian air bersih dari Embung Joho. Sedangkan Desa Jatigreges yang lokasinya dekat dengan Desa Joho tidak memperoleh pendistribusian air bersih dari Embung Joho. Dalam studi ini dilakukan simulasi pola operasi Embung Joho pada tahun 2015 sampai tahun 2035. Simulasi dilakukan dengan menggunakan berbagai keandalan debit inflow yaitu air cukup (26,02%), air normal (50,68%), air rendah (75,34%) dan air kering (97,30%). Metode simulasi embung dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi debit Embung Joho dalam memenuhi kebutuhan air bersih warga Desa Joho dan penambahan layanan di desa Jatigreges. Analisa jaringan distribusi air bersih dilakukan dengan bantuan program WaterCAD v8i untuk mengetahui kondisi hidrolis jaringan pipa pada kondisi eksisting dan setelah pengembangan. Dari hasil simulasi operasi Embung Joho dapat diketahui seberapa besar potensi Embung Joho dalam memenuhi kebutuhan air bersih, besarnya kemampuan Embung Joho untuk debit dengan keandalan 26,02% = 11.121 jiwa, 50,68%= 10.036 jiwa, 75,34% = 11.014 jiwa, 97,30% = 9.391 jiwa. Berdasarkan hasil akhir simulasi jaringan pipa, dengan bantuan program WaterCAD v8i, bahwa sistem jaringan pipa dapat berjalan dengan baik. Hal ini berdasarkan kondisi tekanan, headloss gradient dan kecepatan yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume tandon setelah rehabilitasi yang mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Desa Joho dan Desa Jatigreges. Anggaran biaya untuk rehabilitasi dan tahap pengembangan sebesar Rp. 1.608.410.000,00 (satu miliyar enam ratus delapan juta empat ratus sepuluh ribu rupiah) Kata kunci: inflow, simulasi operasi embung, air bersih, sistem jaringan pipa, waterCad ABSTRACT Pace is one of the subdistrict in Nganjuk Regency which annually suffered droughts during the dry season. One of the villages in the subdistrict of Pace who experienced drought is the village of Joho. To address this, the Government provides an alternative that is by building a reservoir in the village of Joho. However, only the village of Joho who got the distribution of clean water from the Joho Reservoir. While the village of Jatigreges located close to the village of Joho not acquire distributing clean water from the Joho Reservoir. This study is doing the simulation of Joho reservoir operation at year 2015 until 2035. The simulation was worked with various reliability of inflow which are enough water discharge (26,02%), normal water discharge (50,68%), low water discharge (75,34%) and dry water discharge (97,30%). The purpose of simulation method is for knowing discharge potential of Joho reservoir to ensure clean water requirement in the village of Joho and increase the service area to Jatigreges Village. The analysis against clean water distribution network was using a computer program WaterCAD v8i to know the condition of the hidrolis pipeline on the existing conditions and after development. From the Joho Reservoir simulation, the potential to ensure clean water requirement for 26,02% reliability = 11.121 people, 50,68% = 10.036 people, 75,34% = 11.014 people and 97,30% = 9.391 people. Based on the result of the pipe network simulation, with the used of WaterCAD V8i, the pipe network system runned perfectly. It was based on the conditions of pressure, headloss gradient and velocity which were in accordance with the requirements of planning and reservoir volume after rehabilitation that has the capability to fulfil the demand in the village of Joho and Jatigreges. Cost budget plan for the rehabilitation and development stage was Rp. 1.608.410.000,00 (one billions six hundred and eight millions four hundred and ten thousands rupiah). Keywords: inflow, simulation of reservoir, clean water, pipe network system, waterCad 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah sumber daya alam yang menjadi kebutuhan pokok makhluk hidup di muka bumi. Sesuai dengan fungsinya, air digunakan makhluk hidup untuk minum, mandi, mencuci dan penggunaaan non domestik. Kebutuhan akan air semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, sedangkan persediaan air di bumi adalah tetap. Salah satu upaya mengatasi masalah tersebut adalah dengan menampung air di Embung. Di berbagai daerah di Indonesia, kebutuhan air bersih seringkali timpang dengan ketersediaannya. Salah satunya, Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk yang setiap tahunnya selalu mengalami krisis air bersih terutama pada saat musim kemarau. Desa Joho merupakan salah satu desa di Kecamatan Pace yang seringkali mengalami kekeringan. Menyikapi hal ini, pemerintah memberikan salah satu alternatif yaitu dengan membangun Embung di Desa Joho. Namun masih banyak desa-desa di Kecamatan Pace yang sulit untuk mencukupi kebutuhan air bersih. Hanya desa Joho yang memperoleh pendistribusian air bersih dari Embung Joho. Sehingga dalam studi ini perlu dilakukan analisis pola operasi Embung Joho dan evaluasi terhadap sistem distribusi air bersih untuk pengembangan daerah layanan ke Desa Tetangga (Desa Jatigreges) menggunakan alat bantu program WaterCAD v8i. Serta dilakukan analisis perhitungan biaya yang diperlukan untuk rehabilitasi dan pengembangan jaringan pipa ke Desa Jatigreges. Tujuan dilakukannya studi ini adalah: 1. Mengetahui potensi debit Embung Joho dalam memenuhi kebutuhan air bersih. 2. Mengetahui analisa hidraulik sistem pendistribusian air bersih pada kondisi eksisting. 3. Mengetahui analisa hidraulik sistem pendistribusian air bersih setelah dilakukan perluasan daerah layanan. 4. Mengetahui besarnya rencana anggaran biaya perluasan jaringan distribusi air bersih. 2. METODOLOGI PENELITIAN Gambar 1. Peta Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk Sumber: PT. Jaya Etika Teknik Lokasi studi ini terletak pada salah satu Kecamatan di Kabupaten Nganjuk yaitu Kecamatan Pace, tepatnya di Desa Joho yang berjarak 30 km dari pusat Kota Nganjuk Jawa Timur. Desa Joho terletak di daerah perbukitan dengan letak geografis pada koordinat 07˚42,910 LS dan 111°55,493 BT. Data-data yang diperlukan dalam pengerjaan studi ini adalah sebagai berikut: 1. Data teknis Embung Joho 2. Data debit inflow 3. Data evaporasi 4. Data jumlah penduduk 5. Peta topografi 6. Peta layout sistem jaringan pipa 7. Standart harga satuan Kabupaten Nganjuk 8. Elevasi untuk perluasan daerah layanan (diperoleh menggunakan GPS) Tahapan pengerjaan studi ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengumpulan data-data sekunder yang berupa data teknis dan data pendukung lainnya yang digunakan dalam analisa sistem jaringan distribusi air bersih. 2. Mengolah data penduduk dan jumlah layanan. 3. Menghitung kebutuhan air bersih. 4. Mengolah data debit inflow. 5. Melakukan simulasi pola operasi Embung Joho. 6. Melakukan evaluasi jaringan pada kondisi eksisting dan merencanakan pengembangan jaringan sampai tahun 2035. 7. Melakukan simulasi sistem jaringan distribusi air dengan menggunakan program WaterCAD V8i. 8. Menghitung rencana anggaran biaya (RAB). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan jumlah penduduk dihitung menggunakan 3 metode yaitu aritmatik, geometrik dan eksponensial. Kemudian dari ketiga metode tersebut dipilih salah satu berdasarkan standar deviasi terkecil dan koefien korelasi mendekati +1. korelasi yang mendekati +1 yaitu metode aritmatik. Tabel 3. Proyeksi Penduduk dengan Metode Aritmatik Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah Penduduk (jiwa) Desa Joho Desa Jatigreges 7408 7314 7422 7326 7486 7379 7512 7408 7586 7465 7602 7483 7685 7550 7696 7563 7735 7606 7769 7658 7801 7689 7840 7726 7880 7764 7919 7801 7958 7839 7998 7876 Tahun 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 Jumlah Penduduk (jiwa) Desa Joho Desa Jatigreges 8037 7914 8076 7951 8116 7988 8155 8026 8194 8063 8234 8101 8273 8138 8312 8176 8351 8213 8391 8251 8430 8288 8469 8326 8509 8363 8548 8401 8587 8438 Sumber: Hasil Perhitungan 3.2 Perhitungan Kebutuhan Air bersih Perhitungan kebutuhan air bersih dilakukan dengan tiga tahapan yaitu tahun 2015, 2025, dan 2035. Berikut ini adalah perhitungan kebutuhan air bersih: Tabel 4. Kebutuan air Desa Joho Tahun 2015 2025 Jumlah penduduk jiwa 7801 8194 Kebutuhan air orang per hari lt/hr/org 60 60 Kebutuhan air domestik lt/hari 468060 491640 lt/detik 5,417 5,69 Kebutuhan non domestik = 15% keb. domestiklt/detik 0,813 0,854 Kebutuhan air (dengan kebocoran 20%) lt/detik 7,476 7,853 Uraian Satuan 2035 8587 60 515220 5,963 0,894 8,229 Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 1. Perhitungan Standar Deviasi Metode Proyeksi Geometrik Aritmatik Eksponensial Joho 386,062 356,554 387,319 Jatigreges 371,163 344,046 372,318 Desa Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 2. Perhitungan Standar Deviasi Metode Proyeksi Geometrik Aritmatik Eksponensial Joho 0,993 0,993 0,993 Jatigreges 0,996 0,996 0,996 Desa Sumber: Hasil Perhitungan Dari ketiga metode tersebut dipilih salah satu berdasarkan hasil uji standar deviasi yang paling kecil dan koefisien Tabel 5. Kebutuan air Desa Jatigreges Tahun 2015 2025 Jumlah penduduk jiwa 7689 8063 Kebutuhan air orang per hari lt/hr/org 60 60 Kebutuhan air domestik lt/hari 461340 483780 lt/detik 5,34 5,599 Kebutuhan non domestik = 15% keb. domestiklt/detik 0,801 0,84 Kebutuhan air (dengan kebocoran 20%) lt/detik 7,369 7,727 Uraian Satuan 2035 8438 60 506280 5,86 0,879 8,086 Sumber: Hasil Perhitungan 3.2 Perhitungan Debit Andalan Perhitungan debit andalan menggunakan analisa tahun dasar perencanaan (basic years). Keandalan debit yang digunakan sebesar 26,02% (), 50,68%, 75,34%, dan 97,30%. Tabel 6. Perhitungan Debit Andalan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Data Debit Debit Terurut Probabilitas Tahun Q (m³/dt) Tahun Q (m³/dt) (%) 1994 0,0127 1994 0,0127 1995 0,0081 2010 0,0111 1996 0,0085 2011 0,011 1997 0,0039 2000 0,009 1998 0,0063 2009 0,0089 26,02 1999 0,0037 2002 0,0088 2000 0,009 1996 0,0085 2001 0,0046 1995 0,0081 2002 0,0088 2004 0,008 2003 0,0068 2006 0,0076 2004 0,008 2008 0,0074 50,68 2005 0,0052 2003 0,0068 2006 0,0076 1998 0,0063 2007 0,0061 2013 0,0061 2008 0,0074 2007 0,0061 2009 0,0089 2005 0,0052 75,34 2010 0,0111 2001 0,0046 2011 0,011 2012 0,0044 2012 0,0044 1997 0,0039 2013 0,0061 1999 0,0037 97,3 Sumber: Hasil Perhitungan Sebagai dasar perhitungan untuk perencanaan penyediaan air bersih adalah debit dengan keandalan 97,30% (debit air kering). 3.3 Simulasi Pola Operasi Embung Joho Dari hasil simulasi pola operasi Embung Joho dapat diketahui besarnya potensi Embung Joho dalam memenuhi kebutuhan air bersih untuk Desa Joho dan Desa Jatigreges (daerah pengembangan). tahun 2035 hanya mampu melayani 9,53% dari keseluruhan warga. 3.4 Hasil Running WaterCad a. Analisa Hidrolika Pada Kondisi Eksisting Pada kondisi eksisting pendistribusian air bersih dialirkan menggunakan pipa transmisi dari Embung menuju tandon. Nilai headloss gradient saat jam puncak pada pipa nomor 15 sampai pipa nomor 20 memiliki nilai lebih dari 15 m/km sehingga tidak sesuai SNI yang diijinkan yaitu 0-15 m/km. Nilai kecepatan aliran dalam pipa saat jam puncak pada pipa nomor 1 sampai 20 sesuai dengan SNI yang diijinkan yaitu 0,1 – 2,5 m/detik. Nilai kecepatan aliran, flow dan headloss gradient saat jam 00.00 pada pipa nomor 1 – 20 adalah 0. Karena pada saat jam ke 00.00 tandon terisi penuh, sehingga tidak terjadi pengisian air (pada program WaterCAD V8i pada saat tandon terisi penuh, secara otomatis air dari reservoir tidak mengalir ke tandon). Nilai tekanan pada J1 sampai J-19 yang kurang dari 0,5 atm, sehingga tidak sesuai dengan SNI yang diijinkan yaitu 0,5 – 8 atm. Oleh karena itu perlu di tambahkan pompa untuk meningkatkan tekanan. Tabel 6. Prosentase Jumlah Penduduk yang Terlayani dengan Debit Andalan 97,30 % Tahun 2015 2025 2035 Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Yang Terlayani Desa Joho Desa Jatigreges Desa Joho Desa Jatigreges 7801 7689 100% 20,68% 8194 8063 100% 14,83% 8587 8438 100% 9,53% Sumber: Hasil Perhitungan Berdasarkan kapasitas Embung Joho dengan debit andalan 97,30% (debit air kering). Pada tahun 2015 untuk penambahan jumlah layanan ke Desa Jatigreges hanya mampu melayani 20,68% dari keseluruhan warga, pada tahun 2025 hanya mampu melayani 14,83% dari keseluruhan warga dan pada Gambar 2. Grafik Headloss Gradient pada P-3 Sumber: Hasil Running Program WaterCAD V8i SNI yang diijinkan yaitu 0 – 15 m/km dan agar aliran air yang melewati pipa lebih besar sehingga air yang masuk ke tandon mencukupi untuk kebutuhan. Dari hasil simulasi pada kondisi existing yang telah dilakukan dapat diketahui beberapa pipa yang tidak sesuai lagi untuk digunakan pada tahap pengembangan. Berikut adalah tabel penggantian pipa pada kondisi eksisting: Gambar 3. Grafik Kecepatan pada P-3 Sumber: Hasil Running Program WaterCAD V8i Gambar 4. Grafik Tekanan pada P-3 Sumber: Hasil Running Program WaterCAD V8i b. Analisa Hidrolika Pada Tahap Pengembangan Tahun 2015 Tahap pengembangan sistem jaringan distribusi air bersih dari Embung Joho pada tahun 2015 adalah dengan menambah jumlah layanan ke Desa Jatigreges, merehabilitasi pipa pada kondisi eksisting dengan mengganti diameter pipa, pemasangan pompa, dan merehabilitasi tandon. Berdasarkan hasil simulasi Embung Joho, pada tahun 2015 Desa Joho terlayani 7801 jiwa dengan kebutuhan 7,476 liter/detik dan untuk Desa Jatigreges hanya mampu terlayani 1590 jiwa dengan kebutuhan 1,524 liter/detik. Penggantian diameter pipa yang lebih besar dilakukan pada pipa transmisi pada kondisi eksisting yang memiliki headloss gradient tidak sesuai dengan Tabel 7. Penggantian Diameter Pipa Transmisi Kondisi Eksisting No. Pipa P-15 P-16 P-17 P-18 P-19 P-20 Diameter Lama 3 inch 3 inch 3 inch 3 inch 3 inch 3 inch Diameter Baru 6 inch 6 inch 6 inch 6 inch 6 inch 6 inch Sumber: Hasil Perhitungan Penambahan pompa dengan head 10,5 m dan flow 15 lt/detik untuk meningkatkan tekanan agar sesuai dengan SNI yang diijinkan. Merehabilitasi tandon dengan memperbesar kapasitas tampungan dilakukan agar kapasitas tampungan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air penduduk. Dimensi tandon direncanakan secara coba-coba sehingga didapat dimensi dengan kapasitas tandon yang efektif dan memberikan penyangga tandon dengan tinggi 6 m untuk meninggikan elavasi tandon agar tekanan pada pipa distribusi memenuhi standart SNI yang diijinkan. Berikut ini merupakan rencana kapasitas tandon yang akan dipakai: H minimum = 0,5 m H initial = 4,5 m H maksimum = 4,5 m Panjang = 5,0 m Lebar = 5,0 m Tabel 8. Pemasangan Pipa Baru Untuk Pengembangan No Pipa Panjang (m) P-31 P-32 P-33 P-34 P-35 P-36 P-37 P-38 50 50 50 50 50 50 50 32 Titik Simpul Diameter (in) Material Dari Ke J-28 J-29 3 PVC J-29 J-30 3 PVC J-30 J-31 3 PVC J-31 J-32 3 PVC J-32 J-33 3 PVC J-33 J-34 3 PVC J-34 J-35 3 PVC J-35 J-36 3 PVC Sumber: Hasil Perhitungan Pada tahap pengembangan tahun 2015, Dari hasil simulasi diperoleh nilai headloss gradient pada saat jam puncak yang semuanya sesuai dengan SNI yang diijinkan yaitu 0 – 15 m/km. Dan saat pukul 00.00 pada jaringan pipa distribusi dari tandon ke daerah layanan yaitu P-21 sampai P-38 diperoleh nilai headloss gradient yang semuanya sesuai dengan SNI yang diijinkan antara 0 – 15 m/km. Headloss gradient, misal pada P-21 mengalami peningkatan yang cukup besar pada jam 00.00 – 07.00 yaitu dari 0,15 m/km menjadi 3,50 m/km. Nilai kecepatan aliran dalam pipa pada saat jam puncak yang semuanya sesuai dengan SNI yang diijinkan yaitu antara 0,1 – 2,5 m/detik. Dan pada jaringan pipa distribusi dari tandon ke daerah layanan yaitu P-21 sampai P-38 pada pukul 00.00 diperoleh nilai kecepatan aliran dalam pipa yang sesuai dengan SNI yang diijinkan yaitu antara 0,1 – 2,5 m/detik. Kecepatan tertinggi, misal pada P-21 terjadi pada saat pukul 07.00 sebesar 0,8 m/s dan terendah pada pukul 00.00 sebesar 0,1 m/s. Pada jaringan pipa transmisi dari sumber menuju tandon yaitu P-1 sampai P-20 diperoleh nilai kecepatan aliran, flow dan headloss gradient adalah 0. Karena pada saat jam ke 00.00 pompa dalam status off, sehingga air dari sumber menuju tandon tidak mengalir. Dari hasil simulasi saat jam puncak diperoleh nilai tekanan yang semuanya sesuai dengan SNI yang diijinkan yaitu antara 0,5 – 8 atm. Dan saat pukul 00.00 pada jaringan pipa transmisi dari sumber menuju tandon yaitu J-1 sampai J-4 diperoleh nilai tekanan yang tidak memenuhi SNI yaitu kurang dari 0,5 atm karena pada saat jam ke 00.00 pompa dalam status off. Gambar 5. Grafik Headloss Gradient pada P-21 Sumber: Hasil Running Program WaterCAD V8i Gambar 6. Grafik Kecepatan pada P-21 Sumber: Hasil Running Program WaterCAD V8i Gambar 7. Grafik Tekanan pada P-21 Sumber: Hasil Running Program WaterCAD V8i c. Analisa Hidrolika Pada Tahap Pengembangan Tahun 2025 Perencanaan pengembangan jaringan pada tahun 2025 direncanakan dengan memakai jaringan yang sudah ada pada tahun 2015. Untuk pengembangan sistem jaringan distribusi air bersih pada tahun 2025 adalah bertambahnya prosentase jumlah layanan pada desa joho menjadi 8194 jiwa dengan kebutuhan 7,853 liter/detik dan prosentase untuk Desa Jatigreges berkurang menjadi 1156 jiwa dengan kebutuhan 1,146 liter/detik. Pada tahap pengembangan tahun 2025, Dari hasil simulasi diperoleh nilai headloss gradient pada saat jam puncak yang semuanya sesuai dengan SNI yang diijinkan yaitu 0 – 15 m/km. Dan saat pukul 00.00 pada jaringan pipa distribusi dari tandon ke daerah layanan yaitu P-21 sampai P-38 diperoleh nilai headloss gradient yang semuanya sesuai dengan SNI yang diijinkan antara 0 – 15 m/km. Headloss gradient, misal pada P-21 mengalami peningkatan yang cukup besar pada jam 00.00 – 07.00 yaitu dari 0,1 m/km menjadi 3,50 m/km. Nilai kecepatan aliran dalam pipa pada saat jam puncak yang semuanya sesuai dengan SNI yang diijinkan yaitu antara 0,1 – 2,5 m/detik. Dan pada jaringan pipa distribusi dari tandon ke daerah layanan yaitu P-21 sampai P-38 pada pukul 00.00 diperoleh nilai kecepatan aliran dalam pipa yang sesuai dengan SNI yang diijinkan yaitu antara 0,1 – 2,5 m/detik. Kecepatan tertinggi, misal pada P-21 terjadi pada saat pukul 07.00 sebesar 0,8 m/s dan terendah pada pukul 00.00 sebesar 0,1 m/s. Pada jaringan pipa transmisi dari sumber menuju tandon yaitu P-1 sampai P-20 diperoleh nilai kecepatan aliran, flow dan headloss gradient adalah 0. Karena pada saat jam ke 00.00 pompa dalam status off, sehingga air dari sumber menuju tandon tidak mengalir. Dari hasil simulasi saat jam puncak diperoleh nilai tekanan yang semuanya sesuai dengan SNI yang diijinkan yaitu antara 0,5 – 8 atm. Dan saat pukul 00.00 pada jaringan pipa transmisi dari sumber menuju tandon yaitu J-1 sampai J-4 diperoleh nilai tekanan yang tidak memenuhi SNI yaitu kurang dari 0,5 atm karena pada saat jam ke 00.00 pompa dalam status off. Gambar 8. Grafik Headloss Gradient pada P-21 Sumber: Hasil Running Program WaterCAD V8i Gambar 9. Grafik Kecepatan pada P-21 Sumber: Hasil Running Program WaterCAD V8i Gambar 10. Grafik Tekanan pada P-21 Sumber: Hasil Running Program WaterCAD V8i d. Analisa Hidrolika Pada Tahap Pengembangan Tahun 2035 Perencanaan pengembangan jaringan pada tahun 2035 direncanakan dengan memakai jaringan yang sudah ada pada tahun 2015. Untuk pengembangan sistem jaringan distribusi air bersih pada tahun 2035 adalah bertambahnya prosentase jumlah layanan pada desa joho menjadi 8587 jiwa dengan kebutuhan 8,229 liter/detik dan prosentase untuk Desa Jatigreges berkurang menjadi 804 jiwa dengan kebutuhan 0,771 liter/detik. Pada tahap pengembangan tahun 2025, Dari hasil simulasi diperoleh nilai headloss gradient pada saat jam puncak yang semuanya sesuai dengan SNI yang diijinkan yaitu 0 – 15 m/km. Dan saat pukul 00.00 pada jaringan pipa distribusi dari tandon ke daerah layanan yaitu P-21 sampai P-38 diperoleh nilai headloss gradient yang semuanya sesuai dengan SNI yang diijinkan antara 0 – 15 m/km. Headloss gradient, misal pada P-21 mengalami peningkatan yang cukup besar pada jam 00.00 – 07.00 yaitu dari 0,15 m/km menjadi 3,50 m/km. Nilai kecepatan aliran dalam pipa pada saat jam puncak yang semuanya sesuai dengan SNI yang diijinkan yaitu antara 0,1 – 2,5 m/detik. Dan pada jaringan pipa distribusi dari tandon ke daerah layanan yaitu P-22 sampai P-38 pada pukul 00.00 diperoleh nilai kecepatan 0,05 m/detik, meskipun kecepatan berada dibawah batas kecepatan minimum hal ini dapat diterima dikarenakan berada pada jam minimum penggunaan air. Kecepatan tertinggi, misal pada P-21 terjadi pada saat pukul 07.00 sebesar 0,76 m/s dan terendah pada pukul 00.00 sebesar 0,14 m/s. Pada jaringan pipa transmisi dari sumber menuju tandon yaitu P-1 sampai P-20 diperoleh nilai kecepatan aliran, flow dan headloss gradient adalah 0. Karena pada saat jam ke 00.00 pompa dalam status off, sehingga air dari sumber menuju tandon tidak mengalir. Dari hasil simulasi saat jam puncak diperoleh nilai tekanan yang semuanya sesuai dengan SNI yang diijinkan yaitu antara 0,5 – 8 atm. Dan saat pukul 00.00 pada jaringan pipa transmisi dari sumber menuju tandon yaitu J-1 sampai J-4 diperoleh nilai tekanan yang tidak memenuhi SNI yaitu kurang dari 0,5 atm karena pada saat jam ke 00.00 pompa dalam status off. Gambar 11. Grafik Headloss Gradient pada P-21 Sumber: Hasil Running Program WaterCAD V8i Gambar 12. Grafik Kecepatan pada P-21 Sumber: Hasil Running Program WaterCAD V8i Gambar 13. Grafik Tekanan pada P-21 Sumber: Hasil Running Program WaterCAD V8i 3.5 Anggaran Biaya Rehabilitasi dan Pengembangan ke Desa Jatigreges Pada studi ini membahas rencana anggaran biaya untuk pengembangan jaringan pipa ke Desa Jatigreges sepanjang 882 m dengan material pipa PVC dan rehabilitasi kondisi eksisting dengan mengganti diameter pipa menjadi 6 inci sepanjang 300 m, menambah pompa, dan mengganti dimensi tandon. Untuk pengadaan pipa dan aksesoris pipa didapatkan jumlah anggaran biaya yaitu sebesar Rp.196.348.900,00, untuk pekerjaan galian, urugan, pemadatan tanah dan pemasangan pipa adalah Rp. 123.549.917,00. Untuk merehabilitasi tandon didapatkan anggaran biaya yaitu pembongkaran tandon lama sebesar Rp. 3.852.318,70 dan pembuatan tandon baru sebesar Rp. 931.198.521,25. Untuk pengerukan sedimentasi dilakukan per 5 tahun dari tahun 2015 sampai 2035, sehingga dilakukan 3 kali pengerukan selama 30 tahun dengan anggaran biaya Rp. 74.311.724,98. Dan biaya lain-lain sebesar Rp. 132.926.138,19. Jadi total rencana anggaran biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp. 1.608.410.000,00 (Satu Miliyar Enam ratus delapan juta Empat Ratus Sepuluh Ribu Rupiah). 4. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisa pola operasi Embung Joho dengan keandalan 100% potensi masyarakat yang terpenuhi kebutuhan airnya pada tahun 2035 adalah Pada kondisi debit air kering (26,02%) Desa Joho sebesar 8587 jiwa dan Desa Jatigreges 2534 jiwa, pada kondisi debit air normal (50,68%) Desa Joho sebesar 8587 jiwa dan Desa Jatigreges 1449 jiwa, pada kondisi debit air rendah (75,34%) Desa Joho sebesar 8587 jiwa dan Desa Jatigreges 2427 jiwa dan pada kondisi debit air kering (97,30%) Desa Joho sebesar 8587 jiwa dan Desa Jatigreges 804 jiwa. Sehingga jaringan distribusi masih bisa untuk dilakukan pengembangan. 2. Berdasarkan hasil evaluasi sistem jaringan pipa pada kondisi existing (tahun 2015) dengan bantuan program Watercad V8i dapat diketahui bahwa belum layak karena tidak sesuai dengan SNI, sehingga perlu dikakukan rehabilitasi pergantian diameter pipa 6 inci pada P-15 sampai P-20 agar Headloss Gradient sesuai dengan SNI, penambahan pompa untuk meningkatkan tekanan pada junction dan merehabilitasi dimensi tandon menjadi lebih besar. 3. Berdasarkan hasil evaluasi sistem jaringan pipa pada tahap pengembangan dengan bantuan program Watercad V8i dapat diketahui bahwa sistem jaringan pipa pada tahap pengembangan layak secara hidrolika dan telah memenuhi kriteria perencanaan. 4. Rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan daerah layanan adalah Rp. 1.608.410.000,00 (Satu Miliyar Enam ratus delapan juta Empat Ratus Sepuluh Ribu Rupiah). DAFTAR PUSTAKA Bentley Methods. 2007. User’s Guide WaterCAD v8 for Windows WATERBUY CT. USA: Bentley. Pres. DPU Ditjen Cipta karya. 2013. Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP). Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum Direktoral Jenderal Cipta Karya. DPU Ditjen Cipta karya. 1987. Buku Utama Sistem Jaringan Pipa. Diktat Kursus Perpipaan Departemen Pekerjaan Umum Direktoral Jenderal Cipta Karya Direktorat Air Bersih. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum Direktoral Jenderal Cipta Karya Direktorat Air Bersih. DPU Ditjen Cipta karya. 1996. Kriteria Perencanaan Ditjen Ciptakarya Dinas PU. Jakarta: DPU Ditjen Cipta karya. DPU Ditjen Cipta karya. 1994. Pedoman Kebijakan Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT). Jakarta: DPU Ditjen Cipta karya. Departemen Pekerjaan Umum. 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. Linsley, Ray K dan Yoseph B. Franzini. 1986. Water Resources Engineering. Jilid 1. Terjemahan Djoko Sasongko. Jakarta: Erlangga. Mahon, A.T., Mein, G.R. 1978. Reservoir Capacity and Yield. Australia: Elsevier Scientific. Montarcih, L. 2010. Hidrolgi Praktis. Bandung: Lubuk Agung. Priyantoro, Dwi. 1991. Hidrolika Saluran Tertutup. Malang: Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Radianta, Triatmadja. 2013. Hidrolika Sistem Jaringan Perpipaan Air Minum. Yogyakarta: Beta Offset. Smith, N.J. 1995. Project Cost Estimating. London: Thomas Telford Soedradjat, A. 1984. Analisa (Cara Modern) Anggaran Biaya Pelaksanaan. Bandung: Nova Soemarto, C.D. 1986. Hidrologi Teknik Edisi I. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional. Sosrodarsono, Suyono. 1983. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya Paramita. Takahara, Haruo. (2000). Pompa dan Kompresor, Jakarta : Pradnya Paramita Tamasya. 2011. Kumpulan Peta Jawa. http://desnantaratamasya.blogspot.co.id/2011/02/k umpulan-peta-jawa.html (diakses pada 20 September 2015)