bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan bisnis menjadi semakin
kompetitif. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk tetap bertahan dan
bahkan berkembang agar lebih besar. Salah satunya adalah perusahaan di sektor
keuangan seperti perbankan. Peranan lembaga keuangan khususnya perbankan
sangatlah strategis karena salah satu fungsi perbankan adalah sebagai penghimpun
dan penyalur dana masyarakat untuk menunjang perekonomian nasional
(Martono, 2002). Dalam kondisi perekonomian yang makin terbuka dan
berkembang pesat, jasa perbankan makin dibutuhkan semakin luas, baik dan
berkualitas.
Oleh karena itu, diperlukan sistem perbankan yang sehat, efisien dan
mampu bersaing dalam era globalisasi dan perdagangan bebas. Hal tersebut
membuat perbankan memiliki peluang yang besar untuk lebih meningkatkan
pangsa pasarnya melalui kemampuan bersaing dibandingkan perusahaan yang
lain. Untuk menghadapi persaingan tersebut, perusahaan perbankan harus
mempersiapkan strategi, salah satunya adalah penggabungan usaha.
Agar perusahaan mampu bertahan dan berkembang maka perlu melakukan
salah satu strategi yaitu merger dan akuisisi (Ruddy, 1991). Tujuan bersama dapat
dicapai dengan membagi dan menggabungkan sumber daya yang mereka miliki
sesudah merger. Para pemegang saham dari masing-masing perusahaan kadang
tetap berada pada posisi sebagai pemilik entitas yang digabungkan. Sedangkan
akuisisi merupakan pengambilalihan saham atau aset perusahaan lain sehingga
perusahaan tersebut dikontrol oleh perusahaan yang mengambil alih.
Nilai tambah atau sinergi dapat dicapai jika terjadi kondisi yang saling
menguntungkan dari merger dan akuisisi. Sinergi dapat diartikan bahwa nilai
1
pengggabungan usaha setelah merger dan akuisi lebih besar daripada nilai
masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Dalam jangka panjang
kemakmuran para pemegang saham akan meningkat atau nilai perusahaan
semakin meningkat. Sinergi dapat berasal dari penurunan biaya, penurunan biaya
modal, peningkatan pendapatan dan penghematan pajak (Grannita, 2009).
Sedangkan dalam mengukur kinerja perusahaan ada pihak-pihak yang
berkepentingan seperti investor, manajemen, pemerintah dan masyarakat (Helfert,
2000). Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Kebijakan Kepemilikan Tunggal
(Single Presence Policy) yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia No.
14/24/PBI/2012 merupakan salah satu hal yang penting pada dunia perbankan
nasional. Kebijakan ini dibuat untuk meningkatkan efektivitas pengawasan dan
mendorong konsolidasi perbankan. Pemilik saham mayoritas bank diwajibkan
mempunyai kepemilikan tunggal pada bank-bank yang ada di Indonesia. Sehingga
pemegang saham tersebut tidak diperkenankan mempunyai saham mayoritas pada
beberapa bank.
Di samping itu, pemegang saham mayoritas yang telah memiliki saham
lebih dari satu bank maka harus memilih pilihan: a) mengurangi kepemilikan pada
bank lain, b) merger atau konsolidasi atas bank-bank yang saham mayoritas
dimilikinya, dan c) membentuk perusahaan induk perbankan (bank holding
company).
Perkembangan jumlah bank umum di Indonesia mengalami kenaikan dan
penurunan. Pada Oktober 1988 terdapat 111 bank dan terus mengalami kenaikan
hingga 240 bank pada tahun 1995 akibat adanya paket deregulasi 27 Oktober
1988 (Pakto 88). Namun karena adanya krisis ekonomi pada tahun 1997,
Pemerintah melalui Bank Indonesia berusaha untuk menanggulangi krisis tersebut
dengan melakukan rekapitalisasi perbankan yang menelan dana lebih dari RP 400
triliun terhadap 27 bank dan mengambil alih kepemilikan 7 bank lainnya. Krisis
ekonomi 1997 telah mempertegas pentingnya restrukturisasi perbankan dan juga
peningkatan aspek prudensial. Bank Indonesia mulai melakukan konsolidasi pada
bulan Desember 1997. Dalam rangka peningkatan kinerja bank pemerintah, bank
2
sentral memutuskan untuk memerger beberapa bank-bank pemerintah. Otoritas
juga menutup 23 bank pada tahun 1997. Kebijakan likuidasi ini berkontribusi
dalam mengurangi jumlah bank.
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Bank (1998-2013)
Tahun
Jumlah Bank Umum
Jumlah Kantor
1998
208
7.661
2000
151
7.113
2001
145
6.765
2002
141
7.001
2003
138
7730
2004
133
7.835
2005
131
8.236
2006
130
9.110
2007
130
9.680
2008
124
10.868
2009
121
12.837
2010
122
13.837
2011
120
14.797
2012
120
16.625
2013
120
18.558
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Bank Indonesia (data diolah)
Sedangkan menurut laporan publikasi perbankan oleh Bank Indonesia,
perkembangan jumlah merger dan akuisisi yang telah dilakukan oleh bank-bank di
Indonesia sejak tahun 1970 hingga saat ini telah terjadi sebanyak 26 kali. Salah
satu harapannya adalah untuk memperkuat struktur modal dan mendapatkan
sinergi dari penggabungan usaha tersebut.
3
Kinerja perusahaan terutama di bidang keuangan merupakan salah satu hal
yang bisa dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi setelah melakukan merger
dan akuisisi. Setelah penggabungan usaha, kondisi dan posisi keuangan
perusahaan mengalami perubahan. Hal ini tercermin pada laporan keuangan
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Penilaian keberhasilan meger
dan akuisisi dapat dilihat dari kinerja perusahaan pengakuisisi maupun yang
diakuisisi, setelah dilakukannya penggabungan usaha (Kartika, 2014).
Berdasarkan
uraian
tersebut,
dapat
diketahui
bahwa
kebijakan
penggabungan usaha merupakan salah satu alternatif kebijakan yang sering
diambil oleh para pelaku bisnis dan pemerintah. Struktur modal dan aset
perusahaan yang makin kuat menjadi kunci bagi perusahaan hasil penggabungan
usaha agar bisa beroperasi lebih baik. Sinergi antar perusahaan yang tergabung
juga memegang peranan penting dalam peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini
mendorong peneliti untuk meneliti kinerja keuangan perusahaan perbankan
sebelum dan sesudah melakukan merger dan akuisisi pada tahun 2000-2010.
1.2 Rumusan Masalah
Pengambilan keputusan untuk melakukan merger dan akuisisi oleh beberapa
bank adalah untuk membawa perubahan positif pada kinerja keuangan guna
memperbaiki permodalan sehingga tercipta sistem perbankan yang sehat dan
efisien. Hal ini mendorong penulis untuk merumuskan masalah yang kemudian
diteliti dan ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Rumusan masalah
yang menjadi objek penelitian adalah apakah dengan keputusan merger dan
akuisisi oleh suatu bank
memberikan perbedaan pada kinerja keuangan
perusahaan tersebut.
4
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk mengetahui
apakah kinerja keuangan perusahaan perbankan mengalami perbedaan setelah
melakukan merger dan akuisisi melalui beberapa aspek.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari riset ini antara lain :
1.
Bagi Manajer Perusahaan:
Sebagai bahan pertimbangan yang tepat dalam mengambil memutuskan
merger dan akuisisi sebagai strategi perusahaan.
2.
Bagi Investor:
Dapat mengetahui baik buruknya kinerja perusahaan setelah melakukan
merger dan akuisisi, sehingga diharapkan dapat membantu investor dalam
mengambil keputusan di masa mendatang.
3.
Bagi Akademisi:
Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat dalam dunia akademis
karena memberikan bukti empiris tentang pengaruh merger dan akuisisi
terhadap kinerja perusahaan perbankan di Indonesia.
1.5
Sistematika Penulisan
Penelitian ini disajikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bagian ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bagian ini menguraikan tentang landasan teori beserta konsep-konsep
yang relevan, penelitian yang telah dilakukan terdahulu, perumusan
hipotesis serta model teoritis.
5
Bab III : Metodologi Penelitian
Bagian
ini
menguraikan
tentang
populasi
dan
sampel,
metode
pengumpulan data, definisi operasional variabel dan metode analisis data.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, hasil pengujian
normalitas data serta hasil pengujian hipotesis.
Bab V : Simpulan dan Saran
Bagian ini menguraikan tentang simpulan, keterbatasan penelitian dan
saran untuk penelitian selanjutnya.
6
Download