BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah mewajibkan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah mewajibkan setiap anak mendapatkan imunisasi dasar
terhadap tujuh macam penyakit (PD3I) yaitu penyakit TBC, Difteri, Tetanus,
Pertusis, Polio, Campak dan Hepatitis B yang termasuk dalam Program
Pengembangan Imunisasi dasar (PPI) meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio,
Campak, dan Hepatitis B (Theophilus S, 2000). Data terakhir WHO, terdapat
kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa pertahun akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, misalnya batuk rejan 294.000 (20%), tetanus
198.000 (14%) Campak 540.000 (38%).
Pada tahun 2002 sidang istimewa PBB yang khusus membahas soal
anak-anak banyak negara masih gagal dalam mencapai tujuan imunisasi
beberapa negara yang masih dianggap tidak berhasil adalah Afrika Barat daan
Afrika Tengah, karena cakupan imuisasi tidak pernah meningkat dari kisaran
53% selama lebih dari dasarwarsa, negara-negara seperti Nigeria, Republik
Afrika Tengah dan Guyana mundur, sedangkan Amerika Latin dan Karibia
mengalami kemajuan bahkan melebihi negara-negara industri.
Menurut WHO (2008) Indonesia sampai saat ini masih merupakan
negara keempat terbesar di dunia dengan jumlah anak yang tidak mendapat
imunisasi DPT3. Hal ini mengakibatkan Indonesia menjadi salah satu negara
prioritas yang diidentifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk melaksanakan
1
Faktor-Faktor yang..., Pipit Astini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
akselerasi dalam pencapaian target 100% UCI Desa/Kelurahan. Universal
Child Immunization (UCI) adalah keadaan tercapainya imunisasi dasar secara
lengkap pada semua bayi (anak dibawah umur 1 tahun). Angka kematian bayi
dan balita yang tinggi di Indonesia menyebabkan turunnya derajat kesehatan
masyarakat. Masalah ini mencerminkan perlunya keikutsertaan pemerintah di
tingkat nasional untuk mendukung dan mempertahankan pengawasan program
imunisasi di Indonesia (Ranuh, 2001). Data mutakhir dari Direktorat
Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Matra, Direktorat Jendal
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Indonesia
tanggal 27 mei 2011 menunjukan angka cakupan imunisasi di tahun 2010
adalah Campak 89,5%, DPT-3 90,4%, dan Hepatitis B-3 mencapai 91%. Dari
data yang ada, terlihat angka cakupan imunisasi dasar di Indonesia sudah
cukup tinggi, namun pada beberapa daerah masih ditemukan angka cakupan
dibawah standar nasional (Depkes RI, 2011).
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pencapaian
tiap tahun cenderung menurun, pada tahun 2011 Untuk presentasi desa yang
mencapai “universal child immunization” (96,4%). Hasil pencapaian UCI
desa tahun 2011 yang mencapai 100% UCI sebanyak 18 kabupaten/kota
terdapat pula beberapa kabupaten yang belum mencapai 100% UCI seperti
kabupaten Cilacap 99,3%, kabupaten Sukoharjo 98,8%, kabupaten Kendal
98,6%, kabupaten Brebes 98,3%, kabupaten Klaten 98,3%, kabupaten Jepara
97,9%, kabupaten Boyolali 97,8%, kabupaten Purbalingga 97,5%, kabupaten
Wonosobo 96,2%, kabupaten Purworejo 95,7%, kabupaten Rembang 93,2%,
Faktor-Faktor yang..., Pipit Astini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
kabupaten Banjarnegara 93,2%, kabupaten Blora 92,9%, kabuapten Pati
92,6%, kabupaten Karanganyar 86,4%, kabupaten Wonogiri 84,4%, baupaten
Batang 66,1% (Profil kesehatan Jawa Tengah 2011).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan purbalingga tahun 2012 Adapun
cakupan imunisasi bayi dari jumlah bayi 15.014 adalah BCG sebesar 15.428
(103%), DPT 1 + HB1 sebesar 15.324 (102,1%), DPT 3+ HB 3 sebesar 15,251
(101,6 %), polio 3 sebesar 15.142 (100, 85%) dan Campak 14.855 (99,1%).
Tahun 2012 untuk cakupan UCI menurut Puskesmas di Kabupaten
Purbalingga sebesar 99,6%. Ini berarti masih ada wilayah puskesmas desa atau
kelurahan yang belum mencapai UCI yaitu Puskesmas Rembang yang baru
mencapai 92%, sehingga perlu perhatian (DKK Purbalingga, 2013).
Angka kematian bayi dan balita, program imunisasi digalakan. Namun,
ternyata program ini masih mengalami hambatan, yaitu penolakan dari orang
tua. Penolakan orang tua dan pemberian imunisasi karena anggapan yang salah
yang berkembang dimasyarakat tentang imunisasi, disebabkan karena tingkat
pengetahuan yang rendah dan kurangnya kesadaran orang tua (Aprilia, 2011).
Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting karena
orang terdekat dengan bayi dan anak adalah ibu. Masalah pengertian,
pemahaman dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi tidak akan menjadi
halangan yang besar jika pendidikan dan pengetahuan yang memadai tentang
hal itu diberikan (Ali, 2002). Imunisasi sebagai usaha pencegahan berbagai
penyakit,
merupakan
suatu
kebutuhan
yang
tidak
dapat
ditunda
pelaksanaannya. Hal ini berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia
Faktor-Faktor yang..., Pipit Astini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
pada masa yang akan datang. Tugas utama sebagai tenaga kesehatan adalah
memberikan pengetahuan terhadap orang tua tentang imunisasi dan meninjau
status imunisasi setiap anak (Ranuh, 2008).
Sehingga perlu adanya dorongan dari ibu untuk membawa anaknya
imunisasi dasar lengkap. Dorongan itu sendiri bisa dilakukan oleh pemerintah,
LSM,
masyarakat,
keluarga
dan
fasilitas
yang
mendukung
seperti
ketersediaannya tenaga kesehatan serta lingkungan. Lingkungan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. lingkungan
memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat
mempelajari hal-hal yang baik dan juga buruk tergantung pada sifat
kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman
yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang (Notoatmodjo, 2010).
Menurut data dari puskesmas Rembang desa yang masih belum
Universal Child Imumunization (UCI) adalah Desa Karang Bawang
dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang belum sadar akan pentingnya
imunisasi. Menurut studi pendahuluan atau hasil wawancara dengan
pendamping bidan serta kader di Desa Karangbawang membenarkan bahwa
masih terdapat balita belum lengkap imunisasi dasar untuk batas imunisasi
dasar usia 0-12 bulan, data yang diperoleh dari bidan untuk jumlah balita yang
belum lengkap imunisasi dasar sebanyak 27 (25,23%) untuk jumlah balita
sendiri berjumlah 107 balita di desa karang bawang terdapat 4 ponyandu dari
hasil wawancara baik pendamping bidan dan kader menyebutkan bahwa
terdapat salah satu posyandu yang kurang berpatisipasi banyak faktor yang
Faktor-Faktor yang..., Pipit Astini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
mempengerahui salah satunya adalah kurang partisipasi ibu yang memiliki
bayi atau balita untuk mengikuti posyandu, hampir sebagian besar tingkat
pendidikan ibu lulusan SMP sehingga menyebabkan pengetahuan tentang
manfaat imunisasi dasar kurang. Untuk tenaga kesehatan belum tersedia bidan
desa tetapi hanya tersedia pendamping bidan salah satu penyebab letak
geografis tidak mendukung dengan kondisi jalan rusak.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar
adalah pendidikan, pendapatan atau penghasilan, pengetahuan, sikap, motif,
pengalaman, pekerjaan, dukungan keluarga, fasilitas posyandu, lingkungan,
tenaga kesehatan (Suparyanto, 2011).
Penelitian yang dilakukan Mayasari (2010) hubungan tingkat
pengetahuan ibu dengan kelengkapan pemberian imunisasi dasar di posyandu
wilayah puskesmas kedunggalar didapatkan hasil terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kelengkapan dalam pemberian
imunisasi dasar pada bayi usia 10 bulan- 2 tahun dengan kategori koefisien
kontingansi sedang.
Penelitian yang dilakukan oleh Albertina (2009) tentang kelengkapan
imunisasi dasar anak balita dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
poliklinik anak di beberapa rumah sakit di jakarta dan sekitarnya pada bulan
Maret 2008 di dapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan
orang tua terhadap kelengkapan imunisasi dasar, sedangkan faktor pendidikan
orang tua, pendapatan keluarga, dan sikap orang tua tidak berhubungan dengan
kelengkapan imunisasi dasar.
Faktor-Faktor yang..., Pipit Astini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Berdasarkan dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk
mengambil
judul
tentang
“Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
kelengkapan imunisasi pada balita di Posyandu Desa Karang Bawang
Rembang Purbalingga”.
B. Rumusan Masalah
1. Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pencapaian tiap
tahun cenderung menurun, pada tahun 2011 Untuk presentasi desa yang
mencapai “universal child immunization” (96,4%).
2. Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Purbalingga tahun 2012 presentasi
untuk cakupan UCI sebesar 99,6%. Ini berarti masih ada wilayah puskesmas
desa atau kelurahan yang belum mencapai UCI yaitu Puskesmas Rembang
yang baru mencapai 92%
3. Desa Karangbawang Kabupaten Purbalingga Kecamatan Rembang jumlah
balita yang tidak
lengkap imunisasidasar sebesar (25,23%). Untuk
kesadaran dan pengetahuan masih banyak ibu balita yang belum mengetahui
manfaat imunisasi serta untuk tenaga kesehatan belum tersedianya tenaga
kesehatan penyebabnya adalahletak geografis tidak mendukung dengan
kondisi jalan rusak.
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah “apakah ada hubungan pengetahuan, sikap ibu, tenaga
kesehatan dan lingkungan terhadap kelengkapan imunisasi pada balita di
Posyandu Desa Karang Bawang Rembang Purbalingga”
Faktor-Faktor yang..., Pipit Astini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini secara umum untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kelengkapan imunisasi pada balita di posyandu desa
karang bawang Rembang Purbalingga.
2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik responden
b. Mengetahui pengetahuan ibu
c. Mengetahui sikap ibu
d. Mengetahui tenaga kesehatan
e. Mengetahui waktu tempuh
f. Mengetahui kelengkapan imunisasi
g. Mengetahui hubungan pengetahuan, sikap ibu, tenaga kesehatan dan
waktu tempuh terhadap kelengkapan imunisasi
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
a. Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian.
b. Memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
c. Memperkaya pengetahuan tentang peran perawat sebagai peneliti.
2. Bagi institusi pendidikan
Faktor-Faktor yang..., Pipit Astini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambahkan
pengetahuan dan wawasan tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu
terhadap kelengkapan imunisasi.
3. Bagi masyarakat
diharapkan dapat menjadi informasi dan bermanfaat bagi
masyarakat khususnya ibu agar dapat menambahkan pengetahun dan sikap
terhadap kelengkapan imunisasi.
E. Penelitian Terkait
Penelitian faktor- faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
imunisasi pada balita di posyandu desa karang bawang rembang purbalingga
antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Widayati, Maryatun (2012). Dengan judul
“hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan status
kelengkapan imunisasi polio di wilayah kerja puskesmas tanon 1 sragen”.
Penelitian menggunakan non eksperimen dengan pendekatan cross
sectional terhadap 168 responden yaitu ibu-ibu yang memiliki bayi usia 412 bualan diwilayah kerja puskesmas tanon 1 sragen. Hasil analisa dari uji
chi square pvalue<Ptabel yaitu: 0.028 <0-05 dan X2hitung >X2 tabel
(7.175>5.591) dapat diartikan bahwa ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan status kelengkapan
imunisasi polio di wilayah kerja puskesmas tanon 1 sragen.
Faktor-Faktor yang..., Pipit Astini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Persamaan pada penelitian tersebut variabelnya sama yaitu
hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan status kelengkapan imunisasi.
Perbedaan pada penelitian tersebut variabel pada penelitian tersebut
hanya menyakup imunisasi polio terhadap status kelengkapan imunisasi
sedangkan peneliti mengambil variabel mengenai kelengkapan imunisasi.
Penelitian diatas menggunakan metode non ekperimen sedangkan
penelitian menggunakan desain survei analitik dengan
case control.
Tempat dan waktu serta responden berbeda.
2. Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Karina,
Warsito
(2012).
Judul
“pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar balita di Desa jetis kecamatan
karangnongko klaten”. Metode menggunakan penelitian kuantitatif dengan
desain deskriptif survey. Sampel yang digunakan 88 responden dengan
teknik puposive sampling. Hasil menunjukan ibu yang memiliki
pengetahuan baik sebesar 63,5% dan yang memiliki pengetahuan kurang
37,5%.
Persamaan pada penelitian tersebut sama-sama mengambil variabel
mengenai pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar.
Perbedaan adalah penulis menambahkan varibel tentang sikap,
tenaga kesehatan, lingkungan, tempat dan waktu serta responden berbeda.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Kasanah, Nugroho, Hartono (2012). Judul
“Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Bayi Di
Kelurahan Jatirejo Gunung Pati dan Di Kelurahan Krapyak Semarang”.
Metode yang digunakan study comparative jumlah sampel 124 responden
Faktor-Faktor yang..., Pipit Astini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
dengan teknik proposional random sampling. Hasil penelitian menunjukan
ada perbedaan yang signifikan pengetahuan tentang imunisasi dasar bayi
pada ibu di kelurahan jatirejo dan ibu di kelurahan krapyak swmarang,
terlihat dari hasil variabel pengetahuan p value= 0,0001 (p<0,05).
Persamaan pada penelitian adalah variabel sama mengambil tentang
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar.
Perbedaan pada penelitian adalah variabelnya membandingkan
perbedaan tingkat pengetahuan sedangkan peneliti mengambil tentang
hubungan pengetahuan, tenaga kesehatan, lingkungan. Waktu dan tempat
pengambilan berbeda serta responden yang diambilnyapun berbeda.
4.
Penelitian yang dilakukan oleh Prayogo et al (2009). Judul “Kelengkapan
Imunisasi Dasar pada Anak Usia 1-5 Tahun”. metode penelitian crosssectional pada 87 ibu dan anak yang berusia 1-5 tahun di RW04 Kelurahan
Jati Jakarta Timur sebesar 47,1%. Cakupan kelengkapan imunisasi di
bawah usia satu tahun yang terendah adalah imunisasi hepatitis B4 dan
polio 4. Tidak di dapatkan hubungan yang bermakna antara sebaran usia
anak, berat lahir anak, usia kehamilan ibu, urutan anak, usia ibu,
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, tingkat pendapatan keluarga, jumlaha anak,
budaya, jarak ke pelayanan kesehatan, pelayanan
kader dan petugas
kesehatan, sumber informasi dan pengetahuan ibu dengan kelengkapan
imunisasi (p>0,05). Ditemukan hubungan yang bermaksna secara statistik
antara urutan dan jumlah anak dengan kelengkapan imunisasi (p<0,05).
Faktor-Faktor yang..., Pipit Astini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Persamaan pada penelitian ini adalah menyangkut tentang
kelengkapan imunisasi dasar. Sedangkan perbedaan adalah variabelnya
mengenai hubungan pengetahuan, sikap, tenaga kesehatan, lingkungan.
Responden berbeda, tempat dan waktu pelaksanaan penelitian berbeda.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Hartono et al (2008). Dengan judul
penelitian “kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita dan Faktor-Faktor
yang Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta
dan Sekitarnya pada Bulan Maret. Metode yang diambil adalah potong
lintang menggunakan kuesioner subjek orang tua dari anak usia 1-5 tahun
yang berkunjung di poliklinik RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, RS.
Fatmawati, RS. Tarakan dan RS. Mary Cileungsi Hijau Bogor. Hasil
didapatkan kelengkapan imunisasi dasar 61%. Ketidaklengkapan imunisasi
umumnya disebabkan orang tua tidak tahu jadwal imunisasi (34,8%) dan
anak sakit (28,43). Terdapat hubungan antara pengetahuan orangtua
dengan kelengkapan imunisasi. Tidak terdapat hubungan pendidikan
orangtua, pendapat keluarga, serta sikap orangtua dengan kelengkapan
imunisasi.
Perbedaan pada penelitian tersebut adalah dari variabelnya, peneliti
mengambil penelitian dengan variabel mengenai pengetahuan, sikap,
tenaga kesehatan, lingkungan sedangkan variabel dependennya adalah
kelengkapan imunisasi. Waktu dan tempat penelitian berbeda serta
responden yang diambil berbeda.
Faktor-Faktor yang..., Pipit Astini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
6. Penelitian yang dilakukan oleh Efendi, Astuti, Pusparina (2010). Judul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami sengan
Kepatuhan Ibu dalam Memberikan Imunisasi Dasar”. Penelitian ini
menggunakan metode survey analitik dengan menggunakan rancangan
croos sectional study. Sampel yang digunakan sebanyak 96 orang.
Hasilnya tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bayi sebagaian
besar dengan kategori baik yaitu sebanyak yaitu sebanyak 34 responden
(35,4%). Dukungan suami dalam pemberian imunisasi dasar bayi sebagian
besar dengan kategori baik yaitu sebanyak 64 responden (66,7%).
Kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar bayi sebagian besar
dengan kategori patuh yaitu sebanyak 49 responden (51,0%). Ada
hubungan antara yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan
kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Dalam Pagar. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan
suami dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar bayi di
wilayah kerja Puskesmas dalam pagar.
Persamaan pada penelitian adalah terdapat variabel yang sama
mengenai hubuungan pengetahuan, sikap, tenaga kesehatan, lingkungan.
Perbedaan pada penelitian adalah di penelitian tersebut terdapat variabel
mengenai dukungan suami dengan kepatuhan ibu. Sedangkan penelitian
yang akan diteliti oleh peneliti, peneliti menambahkan variabel mengenai
sikap ibu terhadap kelengkapan imunisasi.
Faktor-Faktor yang..., Pipit Astini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
7. Penelitian yang dilakukan oleh Dwiastuti, Prayitno (2013). Judul “FaktorFaktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi BCG Di Wilayah
Puskesmas UPT Cimanggis Kota Depok Tahun 2012”. Metode
menggunakan desain Cross Sectional. populasi dan sampel pada penelitian
adalah ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan yang berada di wilayah kerja
puskesmas cimanggis kota depok, berdasarkan data kunjungan selama satu
tahun populasi yang di dapat sebesar 1739orang. Di dapatkan sampel 95
responden. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional. Hasil
penelitian menunjukan bahwa imunisasi BCG dipengaruhi oleh variabel
pengetahuan ibu (0,000), sikap ibu (0,001), pendidikan ibu (p=0,015),
dukungan suami (p=0,000), dukungan petugas (p=0,000).
Perbedaan pada penelitian tersebut adalah pada variabel tersebut
mengambil tentang penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemberian imunisasi BCG. Berbeda dengan penelitian yang akan
diteliti oleh peneliti adalah mencakup semua imunisasi dasar atau
kelengkapan imunisasi pada bayi. Tempat dan waktu berbeda serta
respondennya berbeda.
Faktor-Faktor yang..., Pipit Astini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Download