1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini berkembangnya resistensi bakteri terhadap obat anti bakteri
menjadi masalah yang pelik di dunia kedokteran. Hal ini terbukti dengan
banyaknya kasus resistensi terhadap anti bakteri dilaporkan hampir di seluruh
dunia. Kasus pertama yang dilaporkan pada tahun 1990, terjadi serentak di
Australia, Selandia baru, dan Amerika serikat.1 Dan pada tahun 1997 kasus fatal
dilaporkan terjadi di Minnesota dan Dakota utara, dimana 4 anak yang terbukti
terinfeksi CA-MRSA akhirnya meninggal.2,3
Sampai saat ini Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang memiliki
tingkat resistensi tertinggi di dunia, kasusnya dilaporkan terjadi hampir serentak
di seluruh dunia. Bakteri lainnya yang berada pada peringkat ketiga patogen
nosokomial adalah Enterococcus faecalis, dimana sering dilaporkan resisten
terhadap antibiotik seperti aminoglikosida, penisilin, tetrasiklin, klorampenikol,
dan vankomisin.4
Meskipun Escherichia coli merupakan bagian flora normal dalam usus
halus, strain 0157 dari bakteri ini baru-baru dilaporkan mewabah di Jerman dan
menyebabkan ratusan orang mengalami keracunan makanan.5
Bakteri yang memiliki tingkat ketahanan terhadap lingkungan yang
ekstrim adalah Pseudomonas aeruginosa, bakteri tersebut mampu hidup di lapisan
atmosfir yang memiliki tingkat oksigen yang rendah, serta dapat hidup dalam
bahan bakar pesawat, sehingga sering menimbulkan korosi dan merugikan
1
maskapai penerbangan di seluruh dunia. Pseudomonas aeruginosa juga memiliki
resistensi terhadap banyak obat anti mikroba, dan akan berkembang biak dengan
cepat bila flora normal ditekan.4
Peneliti di seluruh dunia berlomba-lomba mencari anti bakteri ataupun
mekanisme anti bakteri yang baru guna mengatasi kasus resistensi yang kini
melanda. Bahan alami khususnya tanaman tradisional yang memiliki khasiat obat,
kembali dilirik guna dicari nilai farmakologisnya sebagai anti bakteri.
Obat tradisional baik simplisia maupun ekstraknya telah dibuktikan
berkhasiat
menyembuhkan
berbagai
penyakit.
Simplisia
atupun
ekstrak
sebenarnya merupakan dasar pembuatan obat-obat modern atau sintesis. Di
beberapa belahan dunia seperti India, Cina, termasuk Indonesia penggunaan obat
tradisional masih menjadi pilihan untuk pengobatan. Banyak kajian yang telah
dilakukan berhubungan dengan khasiat tanaman obat tradisional bagi kesehatan,
yang terbukti efektif, efisien, ekonomis, dan aman.6,7,8 Salah satu tanaman
tradisional berkhasiat sebagai obat adalah binahong (Anredera cordifolia).
Berdasarkan penelitian Amertha, didapatkan bahwa ekstrak daun binahong
(Anredera cordifolia) terbukti lebih efektif dalam menyembuhkan luka bakar pada
anak ayam coba, dibandingkan dengan salah satu obat luka bakar yang telah
digunakan secara klinis.9 Memperhatikan kandungan bahan aktif obat luka bakar
klinis ternyata obat tersebut mengandung bahan sebagai pemercepat regenerasi sel
dan anti bakteri. Efektivitas ekstrak daun binahong sebagai penyembuh luka bakar
kemungkinan juga disebabkan oleh adanya bahan-bahan aktif (tanin maupun
saponin) yang dapat berperan ganda yaitu sebagai stimulan dalam regenerasi sel
yang luka dan sekaligus juga berperan sebagai anti bakteri. 9
2
Abou Zeid juga menemukan kandungan fitokimia dan bioaktivitas daun
binahong sebagai antihyperlipidemic, anti inflamasi, analgesik, antipyretic,
anticonvulsant, dan cytotoxic activities. Kandungan kimia daun binahong yang
didapatkan adalah phytol, alpha-pinene dan 6,10,14-trimethyl pentadecanone.
Senyawa lain yang didapatkan adalah neophytadiene, methyl hexadecanoate,
methyl-9,12,15-octadecatrienoate, dan methyl-9,12-octadeca dienoate, dan Cflavone-glucosides.10
Rochani mendapatkan bahwa ekstrak daun binahong potensial sebagai anti
jamur Candida albicans. Jamur ini menginduksi penyakit kandidiasis atau
kandidosis yang dapat menyerang vagina, kulit, kuku, paru-paru, dan saluran
pencernaan.11
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah: apakah ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) memiliki
daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Enterococcus
faecalis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak
daun
binahong
(Anredera
cordifolia)
memiliki
daya
hambat
terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Enterococcus faecalis, Escherichia
coli, dan Pseudomonas aeruginosa.
3
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penelitian adalah menguji efektifitas ekstrak daun binahong
(Anredera cordifolia) sebagai penghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus, Enterococcus faecalis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa.
D. Manfaat
1. Manfaat akademik
Ditinjau dari segi akademik penelitian ini bermanfaat sebagai:
a. Sumber data mengenai manfaat ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia),
sebagai
penghambat
pertumbuhan
bakteri
Staphylococcus
aureus,
Enterococcus faecalis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa.
b. Sumber informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada
bidang pengujian zona hambat bakteri Staphylococcus aureus, Enterococcus
faecalis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa dari ekstrak daun
binahong (Anredera cordifolia).
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis hasil penelitian ini adalah untuk memperluas pengetahuan
tentang potensi yang terdapat pada ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia)
dan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat daun tanaman
tersebut sebagai penghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus,
Enterococcus faecalis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa.
4
E. Hipotesis
Bertitik tolak dari uraian di atas maka dikemukakan hipotesis: ekstrak
daun
binahong
(Anredera
cordifolia)
memiliki
daya
hambat
terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Enterococcus faecalis, Escherichia
coli, dan Pseudomonas aeruginosa.
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk pembuatan
ekstrak daun binahong dan eksperimental untuk menguji efektifitas zona hambat
ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) terhadap bakteri Staphylococcus
aureus, Enterococcus faecalis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa.
5
Download