BAB III ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Perhitungan Beban Pendinginan dan Kapasitas Mesin Pendingin pada Pesawat Terbang LearJet 31A Besarnya efek pendinginan yang dihasilkan dari sistem pendingin tergantung dari beban-beban kalor yang ada pada pesawat terbang itu sendiri. Untuk dapat memenuhi sesuai dengan kebutuhan pendinginan pada pesawat terbang, beban kalor harus dihitung secara akurat. perhitungan beban kalor ruang, terdapat 2 sumber kalor, yaitu beban kalor dari luar dan beban kalor dari dalam. Dari kedua sumber kalor tersebut dapat dikelompokkan dalam 2 jenis kalor, yaitu: kalor sensibel dan kalor laten. 1. Kalor Sensibel 41 Yaitu segala sesuatu yang mengakibatkan suhu udara kering naik. Maksudnya adalah beban kalor yang disebabkan masuknya sejumlah kalor kedalam ruangan sehingga menyebabkan temperatur dry bulb didalam ruangan meningkat. 2. Kalor Laten Yaitu segala sesuatu yang menyebabkan kadar uap air naik. Maksudnya adalah beban kalor yang disebabkan masuknya sejumlahcampuran (udara, air, dsb) sehingga menyebabkan meningkatnya kandungan uap air dalam ruangan. Perhitungan Beban Pendingin 3.2. Sebelum menghitung beban pendinginan ada beberapa faktor yang mempengaruhi beban pendinginan pada pesawat terbang (Stoecker, Wilbert F : 1989), yaitu : a. Perpindahan panas dari dinding luar melalui badan pesawat ( Qv ) b. Radiasi sinar matahari melalui bagian transparan ( Qj) c. Panas dari penumpang dan awak pesawat ( Qp) d. Pancaran panas dari peralatan dan perlengkapan elekrtonik kabin ( Qw ) Faktor – faktor pendinginan diatas sangat mempengaruhi suhu pada bagian dalam pesawat, yaitu : kabin, kokpit, kargo, dan ruang elektrikal (avionik), namu yang paling diutamakan kenyamanannya hanya pada kabin, kokpit dan kargo. 42 Salah satu pada kargo karena dimungkinkan terdapat hewan dan tumbuhan di dalamnya. Jadi total pendinginan yang diterima di dalam pesawat adalah : Qtotal = Qv + Qj + Qp + Qw ( kW ) Dalam perhitungan beban pendinginan pada pesawat terbang LearJet 31A, diperlukan data – data dimensi dan kondisi yang direncanakan seperti yang tertera di bawah ini : Keterangan Dimensi Panjang keseluruhan pesawat L = 14,8 m Panjang kabin dan kokpit (tanpa radome) Lk= 9,8 m Diameter badan pesawat Dma= 1,49 m Lebar maksimum kabin Dmi= 1,31 m Jumlah kaca : penumpang 12 buah (jumlah keseluruhan) Kokpit 2 buah Jumlah penumpang 8 orang Jumlah awak pesawat 2 orang Suhu kabin Tc = 24 °C Table 3.1 Data dimensi pesawat dan kondisi yang direncanakan 43 3.2.1 Perpindahan panas dari dinding luar melalui badan pesawat ( Qv ) Perpindahan panas dari dinding luar ke dalam kabin melalui badan pesawat berlangsung secara konduksi. Gambar : 3.1 Perpindahan panas dari udara luar melalui badan pesawat Luas permukaan dalam yang menerima panas dari luar (Ad) Luas permukaaan dalam yang menerima panas dari luar adalah jumlah dari permukaan kabin (Akb) di tambah dengan luas permukaan kargo (Akg) : (Ad) = (Akb) + (Akg) 44 Gambar : 3.2 penampang kabin dan kargo (gambar dalam satuan mm) Qv W = Rkond + Rkonv 1 W =∑ 1 2 + 2 Tood & Ellies, Applied Heat Trasfer, hal. 15 Stoecker, Refrigerasi dan Pengondisian Udara, hal. 32 45 Keterangan : W = tahanan panas (°C/Watt) td = suhu dinding luar (°C) tc = suhu dinding dalam (°C) hd = kofesiensi perpindahan panas udara dalam (Watt/m² °C) R1 = jari – jari permukaan luar (m) Rd = jari – jari permukaan dalam (m) Ad = luas permukaan dalam (m²) K = konstanta konduktivitas(Watt/m² °C) L = panjang pesawat yang menerima beban pendinginan/kabin (m) Rkond = tahanan panas konduksi (°C/Watt) Rkonv = tahanan panas konveksi (°C/Watt) Luas pemukaan kabin yang menerima panas dari luar adalah bagian samping dan bagian atas badan pesawat, yaitu busur AB ( AB ). Luas permukaan luar (A1) A1 =2× × R1× L =2× ×( =2× × 0,745 × 9,8 )× 9,8 = 45, 85m² Keliling penampang kabin dan kokpit ( AGF) cos AOC = (Rd= jari – jari dalam kabin) 46 = = 1,16 AOC =27,84° Busur AGF = 360 – 2 AGF = 360 – 2(27,84°) = 304,32° Keliling busur ZYX ZYX = = 2,06 m Besar sudut AOZ dan sudut FOX AOZ = 90° - ∟AOC = 90° - 27,84° = 62,16° AOZ = FOX = 62,16° Panjang busur ZA dan FX ZA = r ×AOZ (dalam radian) = 0,655 × ( ) = 0,71 m 47 ZA = FX = 0,71 m Keliling busur AGF = + = 2,06 + 0,71 + 0,71 = 3,48 m Luas permukaan dinding kabin dan kopit Ad = × Lk = 3,48 × 9,8 = 34,104 m2 luas permukaan dalam yang menerima panas dari dalam (Ad) Ad =34,104 m2 koefisien perpindahan panas udara di dalam kabin (h) h = 1,2 ×√ diambil kecepatan udara didalam kabin (V) dalam lampiran W = 0,2 m/s = 0,656 ft/s h = 1,2 × √ = 0,972 BTU/hr.ft2.°F = 5, 521 W/m2.°C keterangan : 1 BTU/h = 0,293 W 1ft = 0, 3048 m 48 1 Fahrenheit – 32 /1,8 Badan pesawat lear jet 31A dilapisi oleh tiga macam bahan dengan ketebalan dan konduktifitas yang berlainan, seperti terlihat pada table 3.2 No Bahan lapisan Tebal (m) K (Watt/m °C) Aluminium 0,002 116,13 Sound Proofing 0,145 0,05 Fiberglass 0,003 0,074 1 2 3 Tabel : 3.2 Ketebalan dan Konduktivitas bahan pesawat Gambar : 3.3 Lapisan badan pesawat 49 Maka jari – jari pada setiap lapisan badan pesawat adalah : RAL = R1= 0,745 m Rsp =R1– 0,002 = 0,745 – 0,002 = 0,743 m Rd = 0,655 m RFG = Rd – 0,003 = 0,655 – 0,003 = 0,652 m Maka tahanan panas dalam pesawat (W) adalah : W = In + In + In + In = In + + In = + + = 7,168. + 3,509 + 4,531. + + + 1,882. = 3,865.10-3°C/watt Suhu udara dalam kabin (Tc) yang direncanakan yaitu : tc = 24 °C Tc = 273 + 24 = 297 K Suhu udara dinding luar badan pesawat (Td) berdasarkan lampiran U yaitu : td = 50 °C Td = 273 + 50 = 323 K 50 Maka beban pendinginan badan kabin, kokpit akibat perpindahan panassecara konduksi dari udara luar melalui badan pesawat (Qv)adalah : Qv = = = 6727,038 Watt = 6,73 kW 3.2.2. Radiasi sinar matahari melalui bagian transparan (Q j) Yang termasuk dalam bagian transparan pada pesawat terbang adalah kaca jendela pada kabin penumpang dan kokpit pesawat. Qj = r x G1 x A1 Keterangan : r = faktor transmisi G1 = total sinar radiasi matahari (W/m2) A1 = luas total permukaan transparan (m2) Gambar : 3.4 Perpindahan panas dari udara luar melalui badan pesawat 51 Luas permukaan bagian transparan kabin (Ajkb) Gambar : 3.5 kaca jendela kabin penumpang LearJet 31A Diketahui : Dimensi kaca jendela pada kabin penumpamg pada pesawat LearJet 31A Tinggi = 350 mm = 0,35 m Lebar = 250 mm = 0,25 m Luas kaca jendela kabin (A1kb) Ajkb = 0,35 x 0,25 = 0,0875 m2 52 Pada kabin pesawat LearJet 31A terdapat 12 buah kaca penumpang, maka luas permukaan transparan total pada kabin adalah : Ajkb = 0,0875 x 12 = 1,05 m2 Luas permukaan transparan pada kokpit (Ajcp) pada kokpit pesawat LearJet 31A terdapat 2 buah kaca Gambar : 3.6 kaca jendela kokpit LearJet 31A Luas A =( Luas B =( ) = 0,625 m2 ) 0,5 = 0,032 m2 Luas C =( )x 0,2 = 0,02 m2 53 Jadi luas kaca kokpit adalah (Ajcp) Ajcp = Luas ( A + B + C ) = 0,625 + 0,032 +0,02 L1 = 0,677m2 L2 = 0,677 m2 Maka luas total kaca kokpit adalah (A1cp) (Ajcp) = L1+ L2 = 0,677 + 0,677 = 1,354 m2 Faktor Transmisi 1. Pada kabin unntuk setiap bagian teransparan terdiri dari 3 lapisan kaca dengan ketebalan masing – masing lapisan : t = 8 mm = 0,31 inch Diketahui permukaan kaca datar, dengan rkb = 0,88untuk setiap lapisan kaca, maka untuk 3 lapisan kaca didapat : t =rkb3=(0,88)3 = 0,68 2. Pada kokpit Untuk bagian transparan pada kokpit terdiri dari 1 lapisan kaca dengan ketebalan : t = 25 mm = 0,98 inch 54 Diketahui permukaan kaca datar dengan rcp = 0,78 Total radiasi sinar matahari (G1) dipilih pada saat kondisi udara terpanas, yaitu : – keadaan tropic – saat di darat Maka : G1 = 350 BTU/hr ft2 = 1102,5 W/m2 Maka radiasi sinar matahari yang masuk melalui bagian transparan pada kabin dan kokpit adalah : Qj = Qjkb + Qjcp = ( rkbx G1 x A1kb ) + ( rcp x G1 x A1cp ) = (0,68 x 1102,5 x 1,05) + (0,78 x 1102,5 x 1,354) = 787,18 + 1164,37 = 1951,55 Watt = 1,95 kW 3.2.3 Panas dari penumpang dan awak pesawat Kapasita penumpang pesawat LearJet 31A terdiri dari 8 penumpang, 2 orang pilot.jadi total kapasitas penumpangnya ( ) berjumlah 10 orang. Diasumsikan aktifitas semua penumpang sedang duduk dengan tenang (Q = 140 W ). Jadi jumlah panas total yang dipancarkan oleh penumpang pesawat (Qp) adalah : Qp =∑ = (10.140) 55 = 1400 Watt = 1,4 kW 3.2.4 Pancaran panas dari peralatan dan perlengkapan elektronik kabin dan kokpit Panas dari lampu kabin dan kokpit didalam kabin, terdapat lampu – lampu yang berkekuatan 20,40 dan 45 watt seperti terlihat pada tabel : No Letak Lampu Jenis Lampu Jumlah Watt Lampu lorong 20 w 8 160 40 w 6 240 45 w 2 90 1 kabin Lampu baca 2 penumpang Lampu dalam 3 kokpit Total (watt) 490 Tabel : 3.3 Pancaran panas dari lampu kabin dan kokpit Panas dari peralatan avionik memancarkan panas sebesar 4560 watt (Sumber : Aircraft Maintenance Manual LearJet 31A) Lampu listrik memancarkan panas dari 3,4 BTU/h = 0,996 = 1 Watt daya lampu. Panas dari peralatan dan perlengkapan pada kabin dan kokpit (avionik) Qw = 490 + 4560 = 5050 Watt 5,05 kW 56 Maka dari hasil perhitungan di atas didapatkan total beban pendinginan pada pesawat terbang LearJet 31A adalah sebagai berikut: No Faktor Beban Pendinginan Beban Pendinginan (kW) Perpindahan panas dari dinding luar 6,73 1 melaluibadan pesawat ( Qv ) Radiasi sinar matahari melalui 1,95 Panas dari penumpang dan awak 1,4 2 bagian transparan ( Qj ) 3 pesawat ( Qp ) Pancaran panas dari peralatan dan 5,05 4 perlengkapan elekrtonik kabin ( Qw ) Total (Watt) 15,13 Tabel : 3.4 Jumlah Total Beban Pendingin (RE) pesawat LearJet 31A 3.3. Perhitungan Kapasitas Mesin Pendingin Mesin pendingin pada pesawat LearJet 31A di sebut juga air conditioningpack yang menggunakan sistem refrigerasi udara jenis brootsrap, yang memiliki skema dan diagram T – S seperti gambar dibawah ini : 57 Gambar : 3.7 Skema ACM dan Diagram T – S sistem refrigerasi bootstrap 1 – 2 Proses awal udara memasuk sistem melalui diffuser 58 Pada proses ini terjadi ketika udaradari luar (ambient air temperature) mengalir masuk kedalam sistempendingin, pada proses ini terjadikenaikan suhu udara akibat adanyapengaruh kecepatan pesawat. 2 – 3 Proses pada kompresor mesin (Engine compressor) Disini udaradikompresikan, proses ini terjadi pada entropi konstan (isentropi) tetapitekanan,suhu dan entalpi naik. Proses ini dilakukan oleh mesin pesawat. 3 – 4 Proses pada primary heat exchanger Udara mengalamipenurunan temperature karenamengalami pertukaran panas, padaproses ini tekanan konstan. 4 – 5 Proses pada kompresor ACM (Air Cycle Machine) Udara mengalami proses kompresisehingga menimbulkan kenaikantekanan dan suhu, proses ini dilakukan oleh kompresor pada ACM. 5 – 6 Proses padasecondary heat exchanger Pada proses ini udara mengalamiproses penurunan suhu dengantekanan konstan atau terjadi padaproses isobar. 6 – 7 Proses pada turbin Pada proses ini terjadi ekspansi udara darisecondary heatexchanger olehturbin sehingga udara mengalamipenuruna dan tekanan dan suhu Dari hasil survey tugas akhir di Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan maka di dapatkan data sebagai berrikut : – Efisiensi turbin pendingin ACM, – Efisiensi kompresorACM, c ACM ACM T = 0,8 = 0,9 59 – Efisiensi primary heat exchanger – Efisiensi main heat exchanger – Efisiensi kompresorturbofan, PHE AMC ACM MHE TBF = 0,6 = 0,6 = 0,9 C Berdasarkan, aircraft maintenance manual, dengan pesawat LearJet 31A memiliki ketinggian jelajah 9000 m maka didapatkan data suhu pada air conditioning pack pada saat dibebani penuh, yaitu : Suhu ram air (T1) Suhu masuk kompresor ACM (T4) Suhu keluar kompresor ACM (T5) Suhu masuk turbin ACM (T6) Suhu keluar turbin ACM (T7) Suhu kabin ACM (T8) °C K -50 223 85 358 140 413 41 314 - 30 243 24 297 Tabel 3.5 Data suhu ACM pada saat diketinggian jelajah 9000 m 60 Gambar : 3.8 Sistem penyaluran udara pada pesawat LearJet 31A Efisiensi Cooling Turbin ACM T ACM = 0,8 maka : ACM T = 0,8 = T7 = 314 – ( ) = 225,25 k Efisiensi kompresor ACM ACM c = 0,9 maka : ACM c 0,9 = = 61 = 0,9 ( 413 – 358 ) + 358 T5 = 407,5 k Efisiensi main heat exchanger ACM PHE ACM = 0,6 ACM = PHE 0,6 = T2 = 413 – ( ) = 248 k Efisiensi primary heat exchanger PHE AMC = 0,6 maka : AMC PHE = 0,6 = T3 = 358 – ( ) = 523 k Efisiensi kompresor turbofan TBF = 0,9 TBF C = 0,9 = C 62 = 0,9 ( 523 – 248 ) + 248 T3 = 495,5 k Masa aliran udara kabin ̇ α) Diketahui : Total beban pendinginan (RE) = 15,13 kW Keterangan : Cp = kapasitas panas spesifik udara kering ( 0,24 kkal/kg °C ) = 1,005 kJ/kg.K Maka ̇ α = = = 0,279kg/s Besar daya yang dibutuhkan untuk ram air ( ̇ R) ̇R = ̇ α x Cp x ( T2 - T1) = 0,279 x 1,005 x ( 248 – 223 ) = 7,009 kW Besar daya yang dibutuhkan untuk kompresor ( ̇ c) ̇ c1 = ̇ α x Cp x ( T3–T2) = 0,279 x 1,005 x ( 495,5 – 248 ) =69,39 kW Besar daya yang dibutuhkan untuk turbin ( ̇ t) ̇t = ̇ αx Cp x ( T6–T7) = 0,279 x 1,005 x ( 314 – 225,25) 63 = 24,88 kW jadi kerja bersih dari sistem pengondisian udara adalah : ̇ net = ̇ ram + ̇ kompresor – ̇ turbin = 7,009 + 69,39 – 24,88 = 51,519 kW Maka didapatkan kapasitas 2 buah Air Pack pada mesin pendinginan udara pada pesawat LearJet 31A = kerja parsial kompresor turbofan : Wc = ̇ αx Cp x ( T3 –T2) = 0,279 x 1,005 x ( 523 - 248) = 77,1 kW 3.4. Coefficient Of Performance (COP) Sistem air refrigeration memiliki COP (Coefficient Of Performance) yang rendah. COP pada air refrigeration pesawat LearJet 31A : COP = = = 0,196 kW Dengan hasil COP yang rendah maka untuk memperoleh efek refrigerasi pendinginan yang sama denagan sistem vapor compression refrigeration cycle dibutuhkan daya kompresor yang sangat besar. Namun dalam penggunaan air cycle refrigeration pada pesawat terbang dapat dimanfaatkan kompresor mesin, 64 baik turbofan maupun APU, yang memiliki daya yang besar untuk memberikan ke cooling turbine dan fan di dalam ACM. 65