BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Komunkasi bukan hanya sekedar sebuah kegiatan namun sebuah kebutuhan dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan proses pernyataan antar manusia yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Komunikasi juga merupakan sebuah proses dimana ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud mengubah tingkah laku mereka.1 Komunikasi berasal dari bahasa latin, communis yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Dalam komunikasi hal ini, yang di bagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Proses penyampaiaan pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan efek ataupun tujuan mengharapkan (feedback) atau umpan balik.2 Seperti yang telah kita keteahui, komunikasi terdiri dari dua jenis yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal merupakan proses komunikasi melalu bahasa dan kata-kata yang di ucapkan. Suatu sistem kode verbal disebut bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat 1 2 Deddy Mulyana ilmu komunikasi suatu pengantar, Remaja Rosdakarya: Bandung, 2001 Hal. 70 Daryanto, ilmu komunikasi, Satu Nusa, Bandung, 2010, Hal 3 1 2 simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut yang digunakan dan dipahami. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal untuk kita bersosialisai dengan manusia lainya. Tanpa bahasa tidak mungkin kita dapat berinteraksi dan mentrasmisikan informasi, karena bahasa adalah sumber untuk terciptanya interaksi manusia dengan yang lainya. Sebagai contoh bahasa Indonesia, bangsa Indonesia telah mensahkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, bahasa yang diakui oleh Negara. Realitasnya, setiap orang punya cara berbicara yang berbeda-beda sesuai latar belakang sosial budaya mereka. Perbedaan ini mencakup dialek, intonasi, kecepatan, volume (keras atau lemahnya) dan kosakatanya. Bahasa yang digunakan dalam suatu lingkungan sering tidak berfungsi bila digunakan dalam lingkungan lain. Komuniksi nonverbal ialah penyampaian arti (pesan) tanpa kata-kata yang tercermin dalam bahasa tubuh dan intonasi verbal. Nonverbal biasaya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Dalam komunikasi nonverbal juga dijelaskan bagaimana pesan-pesan nonverbal dapat dilakukan dengan hal-hal yang berbeda-beda, seperti isyarat intonasi suara, ruang (spasi, wilayah, dan jarak) yang digunakan seseorang dalam berkomunikasi, dan dengan isyarat-isyarat fisik seperti bahasa tubuh, isyarat, pergerakan dan sentuhan. Selain itu juga akan dijelaskan bahwa penampilan dapat mempengaruhi seseorang dengan orang lain.3 3 Rosmawaty H.P, Mengenal Ilmu Komunikasi, Widya Padjadjaran, Bandung, 2010, hal 33 3 Salah satu kode-kode komunikasi nonverbal adalah adaptor, contohnya ketika kita mengenakan jaket sebagai isyarat bahwa kita sedang merasa kedingingan. Tidak dapat pula dibantah bahwa pakaian, seperti juga rumah, kendaraan, dan perhiasan, digunakan untuk memproyeksikan citra tertentu yang diinginkan pemakainya.4 Pemakai busana itu mengharapkan bahwa kita mempunyai citra terhadapnya sebagaimana yang diinginkannya. Kegiatan presenting merupakan salah satu kegiatan public speaking. Secara bahasa, public speaking berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris, public dan speaking. Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia, John Echols dan Hassan Sadily mengartikan adalah umun, politik, dan masyaratkat. Speaking bermakna ‘bicara’atau ‘pembicaraan’. Bila digabungkan, public speaking bisa diartikan bicara publik atau pembicaraan depan publik. Dalam ilmu komunikasi public speaking diartikan sebagai sebuah cara dan seni berbicara didepan khalayak umum yang sangat menuntut kelancaran berbicara, kontrol emosi, pemilihan kata dan nada bicara, kemampuan untuk mengendalikan suasana, dan juga penguasaan bahan yang akan dibicarakan. Di dalam public speaking, dibutuhkan penguasaan medan dan pengenalan terhadap karakter audiens yang diajak berbicara dan bahasa yang menyangkut gaya tubuh yang mennunjang materi pembicaraan. Dalam pengaplikasikan public speaking juga sangat diperlukan kemampuan berpikir secara cepat dan tepat dalam menganalisis perkataan lawan bicara serta yang diperlukan perkataan lawan bicara serta apa yang akan kita bicarakan. Jika diskusi dilakukan berkelompok 4 Ibid 4 maka juga akan diperlukan kemampuan berkoordinasi secara cepat dengan atau tanpa harus melakukan perundingan terlebih dahulu.5 Program talk show Show Imah tayang pada setiap hari senin sampai jumat pukul 15.15 WIB. Dalam setiap episodenya, tema yang diangkat selalu berbeda. Kelebihan pada progran talk show ini mengankat sebuah tema yang dalam setiap episodenya adalah isu-isu yang sedang hangat dikalangan masyarakat. Presenter Soimah Pancawati didampingin oleh Deswita, Yadi Sembako, Caisar, Wendy Cagur. Soimah Imah Pancawati lahir di Kabupaten Pati , Jawa Tengah 29 Sepetember 1980 adalah seorang penyanyi dan pembawa acara asal Yogyakarta. Tak hanya ahli dalam bidang kesenian jawa, Soimah juga seorang rapper. Dirinya sudah terbiasa dengan campursari, sinden, ketroprak, pop jawa, hipnop, serta Mc dan dagelan. Awal perjalanan karirnya adalah dengan mengikuti Komunitas seni di Yogyakarta6. Soimah Pancawati atau yang lebih dikenal dengan sebutan Soimah murupakan artis multitalenta Indonesia. Sosok Soimah tidak hanya terkenal karena suaranya. Pembawaannya yang kocak membuatnya serikali diajak menjadi komedian. Selain itu, kepiawaiannya dalam melawak juga membuatnya mendapat program talk show pribadinya, “show imah”. Presenter Soimah Pancawati berhasil masuk kedalam nominasi Top Kategori Presenter Talk Show Terfavorit PGA 2014 bersanding dengan artis yang 5 6 Fitriana Utami Dewi, Public Speaking, Pustaka Pelajar, Yogyakarta , 2013, Hal. 14 www.biodataaktris.blogdetik.com/soimah-pancawati.com diakses pada tanggal 24 Maret 2014 5 lainya. Seperti Raffi Achmad, Olaga Syahputra, Deddy Coubuzeir, dan terakhir Tukul Arwana. 7 Dengan pakaian yang digunakan Soimah yaitu kebaya jawa yang identik dengan wanita jawa yang terkenal halus, baik, ramah, sopan, dan santun. Namun apa jadinya jika kebaya tersebut melekat pada diri Soimah. Akankah citra positif wanita jawa bergeser menjadi citra wanita negatif . Dari uraian latar belakang diatas peneliti ingin meneliti komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal yang ada pada presenter Soimah Pancawati di Talk Show “Show Imah” episode spesial hut Soimah ke 34 yang dimaksud komukasi verbal adalah gaya bahasa dan pada komunikasi nonverbalnya adalah pada pesan artifaktual, fasial dan gestural yang ada pada diri Soimah Pancawati. 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan diangakat pada penelitian ini adalah bagaimana budaya Jawa dalam pesan komunikasi presenter Soimah Pancawati ? 1.3 Identifikasi Masalah Peneliti mengidentifikasikan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah kecenderungan budaya jawa dalam pesan komunikasi presenter Soimah Pancawari dalam acara talk show Show Imah Trans Tv. 7 http://www.panasonicgobelawards.com/index.php?option=com_content&task=view&ID=104&intemid=23 diakse pada tanggal 26 april 2014 6 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui budaya jawa dalam pesan komunikasi presenter Soimah Pancawati pada program talk show So Imah di Trans TV. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Akademis Penelitian yang dilakukan tentang analisis semiotika memperkaya kajiankajian dibidang Ilmu komunikasi mengenai tayangan di media massa seputar gaya bahasa dan gaya pakaian seorang presenter dalam sebuah program yang ditelaah dalam aspek kajian semiotika. 1.5.2 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini telah diharapkan dapat berguna dan member masukan serta inspirasi untuk rumah produksi, stasiun televisi serta industri lain yang ingin membuat program talk show.