sistem pendukung keputusan kelayakan perangkat kantor dengan

advertisement
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN
PERANGKAT KANTOR DENGAN METODE
SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)
DI BAPENDA PROVINSI
JAWA BARAT
1
Parlindungan, 2 Willy Andrian
Program Studi Sistem Informasi , STMIK LPKIA
2
Program Studi Sistem Informasi , STMIK LPKIA
Jln. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266, Telp. +62 22 75642823, Fax. +62 22 7564282
Email: 1 [email protected], 2 [email protected]
1
Abstraksi
PUSLIA (Pusat Pengolahan Informasi dan Aplikasi Pendapatan) adalah sebuah divisi khusus yang
dibentuk untuk menangani seputar dunia Teknik informasi oleh BAPENDA (Badan Pendapatan
Daerah) Jawa Barat. Tujuan dari divisi ini yaitu sebuah terobosan baru yang dibentuk oleh BAPENDA
Jawa Barat berupa aplikasi ataupun infrastruktur untuk dipakai oleh divisi-divisi lain. Selain membuat
terobosan baru, divisi ini pun menangani keluhan terhadap masalah aplikasi atau data-data dan
infrastruktur yang dibuat dan dipakai oleh seluruh Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
(SAMSAT) di Jawa Barat.
Banyaknya kriteria yang digunakan dalam proses kelayakan perangkat menyulitkan pihak
manajemen untuk memberi bobot pada setiap kriteria oleh karena itu dibutuhkan suatu metode yang
tepat, adapun metode yang digunakan untuk menyelesaikan kelayakan.
Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi kelayakan perangkat dari beberapa perangkat yang
ada, dalam hal kelayakan perangkat ini yang dimaksudkan adalah perangkat yang masih layak pakai
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan
mencari perangkat mana saja yang masih layak pakai atau masih bisa untuk di remajakan.
Kata kunci : Simple Adictive Weighting, Sistem Pendukung Keputusan, UML
1. Pendahuluan
Pengambilan keputusan adalah kunci bagi
individu atau organisasi yang akan menentukan
apa yang akan terjadi kemudian setelah kita
mengambil keputusan. Karir, kesehatan,
pendidikan, dan semua hal yang terjadi
dibentuk oleh keputusan yang diambil.
Terkadang sulit sekali membuat komitmen
yang tegas kepada sebnuah keputusan.
Kemudahan atau kesulitan dalam mengambil
keputusan tergantung pada banyaknya pilihan
yang tersedia, semakin banyak pilihan yang
tersedia, semakin sulit kita dalam mengambil
keputusan. Seperti dalam memilih kelayakan
perangkat kantor.
Banyaknya kriteria yang digunakan dalam
proses kelayakan perangkat menyulitkan pihak
manajemen untuk memberi bobot pada setiap
kriteria oleh karena itu dibutuhkan suatu
metode yang tepat, adapun metode yang
digunakan untuk menyelesaikan kelayakan
perangkat tersebut adalah menggunakan
metode Simple Additive Weighting (SAW)
yang
akan
digunakan
sebagai
teori
pembobotan dari setiap faktor dan kriteria
nyata yang ada di lapangan.
Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi
kelayakan perangkat dari beberapa perangkat
yang ada, dalam hal kelayakan perangkat ini
yang dimaksudkan adalah perangkat yang
masih layak pakai berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Penelitian ini dilakukan dengan mencari
perangkat mana saja yang masih layak pakai
atau masih bisa untuk di remajakan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
di uraikan diatas, maka penulis mengambil
pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang suatu sistem
pendukung keputusan dengan metode
Simple Additive Weighting (SAW) dalam
kelayakan perangkat kantor di Bapenda
Provinsi Jawa Barat.
Agar pembahasan dapat dilakukan secara
terarah dan sesuai apa yang diharapkan, maka
penulis mempunyai batasan masalah yang
dibahas yaitu:
1. Sistem pendukung keputusan dengan
metode Simple Additive Weighting (SAW)
ini yang berguna untuk menentukan
kelayakan perangkat.
2. Sistem pendukung keputusan dengan
metode Simple Additive Weighting (SAW)
ini sangat berguna untuk membantu
memberikan alternatif bagi kantor Bapenda
Provinsi Jawa Barat.
Sistem Pendukung Keputusan ini hanya
sebagai alat bantu memberikan alternatif bagi
pihak kantor maupun bagian Puslia dalam
menentukan kelayakan perangkat kantor di
BAPENDA (Badan Pendapatan Daerah) Jawa
Barat.
Sistem Pendukung Keputusan ini dapat
menyelesaikan masalah dalam kesulitan untuk
penilaian perangkat kantor, perangkat yang
rusak atau bisa diperbaiki bisa dinilai dari awal
pembelian perangkat sampai pemakaian dalam
jangka waktu yang lama, adapun cara untuk
penilaian perangkat yaitu menggunakan
metode SAW maka sistem akan menampilkan
perangkat yang rusak bila ada karyawan yang
mengajukan keluhan kerusakan perangkat.
Berdasarkan dari hasil pembahasan pada bab
yang sebelumnya dapat disimpulkan yaitu :
Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan yang
telah dibangun mempermudah jalannya
penilaian perangkat kantor jika ada kerusakan
pada perangkat tersebut.
Metode pengembangan sistem menggunakan
metode waterfall, adapun tahapan-tahapan
metode waterfall sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan, Tahap ini melakukan
sebuah penelitian, dan wawancara.
2. Desain Sistem, Tahapan ini melakukan
penuangan pikiran dan perancangan sistem
terhadap solusi dari permasalahan yang ada
3. Penulisan Kode Program, Tahap ini
melakukan penulisan kode program
4. Pengujian Program, Tahap ini dimana
sistem di uji kemampuan dan keefektifanya
sehinggan didapatkan kekurangan dan
kelemahan.
5. Penerapan
Sistem.
Sistem
dan
Pemeliharaan
Metode perhitungan menggunakan metode
SAW (Simple Additive Weighting), adapun
tahapan-tahapan metode SAW sebagai berikut:
1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan
dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan.
2. Menentukan rating kecocokan setiap
alternatif pada setiap kriteria.
3. Membuat matriks keputusan berdasarkan
kriteria, kemudian melakukan normalisasi
matriks berdasarkan persamaan sehingga
diperoleh matriks ternormalisasi R.
4. Hasil akhir diperoleh dari proses
perankingan yaitu penjumlahan dari
perkalian matriks ternormalisasi R dengan
vector bobot sehingga diperoleh nilai
terbesar yang dipilih sebagai alternative
terbaik (A).
2.1 Landasan Teori
Sistem pendukung keputusan adalah sistem
penghasil informasi yang ditujukan pada
suatu
masalah
tertentu
yang
harus
dipecahkan oleh manager
dan
dapat membantu
manager
dalam
pengambilan keputusan (Raymond Mc Leo,
Jr.,1995:348). Sistem
pendukung keputusan merupakan bagian tak te
rpisahkan dari totalitas sistem organisasi
keseluruhan.
Suatu
sistem
organisasi
mencakup sistem fisik, sistem keputusan dan
sistem informasi (Dr. Ir Kadarsyah Suyardi,
2002:13 ).
Bertolak dari pemikiran di atas, maka
kelancaran fisik sangat dipengaruhi oleh
mekanisme pengaturan
yang dijalani.
Rangkaian
pengaturansistem fisik ini
distrukturkan dalam sistem manajemen yang ti
dak lain merupakansistem yang menghasilkan
keputusan yang diperlukan guna
menjamin kelancaransistem fisik. Oleh karena
sistem manajemen ini menghasilkan sejumlah
keputusanmaka
sering
pula
sistem
manajemen disebut sistem keputusan.
2.1.2
Karakteristik
Keputusan
Sistem
Pendukung
Sistem pendukung keputusan dirancang secara
khusus untuk mendukung seseorang yang
harus
mengambil
keputusan-keputusan
tertentu. Berikut ini beberapa karakteristik
sistem pendukung keputusan (Oetomo, 2002):
1. Interaktif, SPK memiliki user interface
yang komunikatif sehingga pemakai dapat
melakukan akses secara cepat ke data dan
memperoleh informasi yang dibutuhkan.
2. Fleksibel, SPK memiliki sebanyak mungkin
variabel masukkan, kemampuan untuk
mengolah dan memberikan keluaran yang
menyajikan alternatif-alternatif keputusan
kepada pemakai.
3. Data kualitas, SPK memiliki kemampuan
menerima
data
kualitas
yang
dikuantitaskan yang sifatnya subyektif dari
pemakainya, sebagai data masukkan untuk
pengolahan data. Misalnya: penilaian
terhadap kecantikan yang bersifat kualitas,
dapat diuantitaskan dengan pemberian
bobot nilai seperti 75 atau 90.
4. Prosedur Pakar, SPK mengandung suatu
prosedur yang dirancang berdasarkan
rumusan formal atau juga beberapa
prosedur kepakaran seseorang atau
kelompok dalam menyelesaikan suatu
bidang masalah dengan fenomena tertentu.
2.2 Metodologi Yang Digunakan
2.2.1 Metode Waterfall
Menurut Pressman (2015), model waterfall
adalah model klasik yang bersifat sistematis,
berurutan dalam membangun software. Nama
model ini sebenarnya adalah “Linear
Sequential Model”. Model ini sering disebut
juga dengan “classic life cycle” atau metode
waterfall. Model ini termasuk ke dalam model
generic pada rekayasa perangkat lunak dan
pertama kali diperkenalkan oleh Winston
Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering
dianggap kuno, tetapi merupakan model yang
paling banyak dipakai dalam
Tahapan model waterfall dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Waterfall Pressman
(Pressman,2015)
2.2.2 SAW (Simple Additive Weighting)
Metode SAW (Simple Additive Weighting)
juga dikenal istilah metode penjumlahan
terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah
mencari penjumlahan terbobot dari rating
kinerja pada setiap alternatif pada semua
atribut. (Pahlevy, 2015)
Formula untuk melakukan normalisasi tersebut
adalah sebagai berikut: (Kusumadewi,
Harjoko, & Wardoyo, 2015)
Gambar 2.2 Perhitungan Metode SAW
(Simple Additive Weighting)
Dimana:
Rij = rating kinerja ternormalisasi dari
alternatif Ai (i=,2,…,m)
Max = nilai maksimum dari setiap baris dan
kolom.
Min = nilai minimum dari setiap baris dan
kolom.
Xij = baris dan kolom dari matriks.
Formula untuk mencari nilai preferensi untuk
setiap alternatif (Vi) adalah sebagai berikut:
(Kusumadewi, Harjoko, & Wardoyo, 2015)
Gambar 2.3 Formula Nilai Preferensi
(Kusumadewi, Harjoko, & Wardoyo, 2015)
Dimana:
Vi = Nilai akhir dari alternatif
Wi= Bobot yang telah ditentukan..
Rij = Normalisasi matriks.
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan
bahwa aternatif Ai lebih terpilih.
Class Diagram
3.1 Analisa dan Perancangan
3.1.1 Use Case Diagram
Sub bab ini menjelaskan proses-proses yang
terjadi
Sistem
Pendukung
Keputusan
Kelayakan Perangkat di Bapenda berbasis web
yang dimodelkan dalam sekumpulan use case
dan
actor
serta
hubungannya
yang
digambarkan dalam digram use case.
Gambar 3.3 Class Diagram
Gambar 3.1 Use Case Diagram
3.1.2 Use Case Scenario
Usecase Scenario menjelaskan secara detail
proses yang ada dalam use case diagram dari
awal hingga akhir proses atau memberikan
gambaran umum tentang aktivitas yang terjadi
di dalam use case.
3.4 Struktur Organisasi Obyek dan Pesan
pada sub bab ini digambarkan aspek urutan
waktu dari pesan yang disampaikan, aspek
struktur organisasi objek yang mengirim dan
menerima pesan dan menjelaskan secara detail
urutan proses yang dilakukan dalam sistem
untuk mencapai tujuan dari usecase, interaksi
yang terjadi antar class.
3.2 Aliran Kerja
menjelaskan tentang pemodelan workflow (alir
kerja) atau aktivitas dan operasi.
Activity Diagram Login
Gambar 3.4 Squence Diagram Login
Gambar 3.2 Activity Diagram Login
3.3 Pemodelan Data
Pemodelan data digunakan untuk menentukan
dan menganalisis persyaratan data yang
diperlukan untuk mendukung proses bisnis
suatu organisasi. Pemodelan data digunakan
sebagai konsep untuk menggambarkan data,
hubungan antar data
4. Implementasi dan Pengujian
4.1 Implementasi Antarmuka Konfigurasi
Memperlihatkan hasil implementasi rancangan
antarmuka dengan menggunakan bahasa
pemrograman tertentu, termasuk di dalamnya
tahapan yang dilakukan untuk instalasi
prototype perangkat lunak yang dihasilkan,
mulai dari tahapan persiapan sampai program
siap digunakan, dan petunjuk umum
penggunaan program per dialog screen.
1. Halamn Utama Login
Tabel 4.2 Nilai Alternatif setiap kriteria
Kriteria
Alternatif
C1
C2
C3
C4
monitor
70
71
3
9
mouse
71
72
4
8
Keyboard
74
73
5
7
Normalisasi C1
R11 =
=
R12 =
= 0,933
= 0,946
Gambar 4.1 Halaman Utama Login
R13 =
2. Halaman Menu Admin
Normalisasi C2
R21 =
=
R22 =
= 0,959
= 0,972
R23 =
Normalisasi C3
R31 =
Gambar 4.2 Halaman Menu Admin
4.2 Implementasi Perhitungan
(Simple Additive Weighting)
SAW
=
R32 =
= 0,986
=1
R33 =
Pada tahapan penentuan siswa berprestasi
mempunyai kriteria dan bobot kriteria yang
menjadikan acuan saat perhitungan, dapat
dilihat pada table di bawah ini :
Tabel 4.1 Kriteria dan Bobot
Nama Kriteria
Bobot
Kecepatan
0,2
Proses
Kenyamanan
0,2
Umur
0,3
Ekonomis
Kualitas PC
0,3
Untuk nilai kriteria itu sendiri mempunyai
nilai himpunan kriteria masing-masing Dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Normalisasi C4
R41 =
=
R42 =
= 0,986
=1
R43 =
Hasil Normalisasi
R=
0,933
0,946
0,986
0,959
0,972
0,986
0,986
1
0,986
0,986
1
0,959
Proses perankingan dengan menggunakan
bobot kriteria yang telah di tentukan atau
diberikan oleh pengambil keputusan.
Wi = [0.25, 0.25, 0.20, 0.15, 0.15] hasil yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
V1=(0,30)(0,933)+(0,30)(0,959)+(0,20)(0,986
)+(0,20)(0,986)= 0,962
V2=(0,30).(0,946)+(0,30).(0,972)+(0,20)(1)+(
0,20)(1)= 0,975
V3=(0,30).(0,986)+(0,30).(0,986)+
(0,20)(0,986)+(0,20)(0,959)= 0,980
Nilai terbesar ada pada V3 sehingga alternatif
A3 adalah alternatif yang terpilih sebagai
alternatif terbaik, dengan kata lain Agung akan
terpilih sebagai siswa berprestasi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sistem Pendukung Keputusan ini dapat
menyelesaikan masalah dalam kesulitan untuk
penilaian perangkat kantor, perangkat yang
rusak atau bisa diperbaiki bisa dinilai dari awal
pembelian perangkat sampai pemakaian dalam
jangka waktu yang lama, adapun cara untuk
penilaian perangkat yaitu menggunakan
metode SAW maka sistem akan menampilkan
perangkat yang rusak bila ada karyawan yang
mengajukan keluhan kerusakan perangkat.
Berdasarkan dari hasil pembahasan pada bab
yang sebelumnya dapat disimpulkan yaitu :
Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan yang
telah dibangun mempermudah jalannya
penilaian perangkat kantor jika ada kerusakan
pada perangkat tersebut.
5.2 Saran
Agar aplikasi ini dapat berfungsi secara
maksimal maka :
1. Diharapkan aplikasi ini dapat dipakai di
Bapenda Jawa Barat dalam menentukan
kelayakan perangkat yang ada.
2. Diharapkan aplikasi ini dikembangkan
kembali untuk memenuhi sarana di
Bapenda Jawa Barat Khususnya pada
bagian Puslia.
DAFTAR PUSTAKA
Daulay, M. S. (2007).
Mengenal Hardware-Software dan
Pengelolaan Instalasi Komputer.
Yogyakarta; Andi.
Kadarsih. (2005). SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN. Bandung. Yogyakarta
Kusumadewi,S.H. (2006). Fuzzy MultiAttribute Decision Making.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Oetomo. (2005). Perencanaan dan
Pengembangan Sistem Informasi.
Yogyakarta: Andi
Pressman, R. (2015) Rekayasa Perangkat
Lunak:. Yogyakarta : Andi
Roger. (2006) Rekayasa Perangkat Lunak
Pendekatan Praktisi. Yogyakarta :
Andi
Rosa A.S., M. S.(2015) Rekayasa Perangkat
Lunak Terstruktur dan Berorientasi
Objek. Bandung: Informatika
Bandung.
Suryadi, D. I. (2012). Sistem. Bandung :
Rosdakarya
Umar, D. (2013).komputerisasi Pengambilan
Keputusan. Jakarta : PT Alex Media
Komputindo
Download