BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pada

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan dijelaskan beberapa teori terkait dengan penelitian. Teoriteori tersebut diantaranya mengenai pertumbuhan ekonomi dan perdagangan
internasional. Penelitian terdahulu, yang merupakan acuan dari penelitian ini juga
akan disampaikan dalam bab ini yang selanjutnya pada akhir bab ditutup dengan
kerangka pemikiran.
2.1.1. Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Sukirno (2004), pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi
oleh masyarakat bertambah. Pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pertambahan
yang sebenar-benarnya barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian.
Dengan demikian, untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara
perlu dihitung pendapatan nasional riil yaitu Produk Nasional Bruto riil atau Produk
Domestik Bruto riil. Dalam menghitung pendapatan nasional dan komponennya
menurut harga tetap yaitu harga-harga barang yang berlaku di tahun dasar yang
dipilih.
18
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
19
Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas dalam jangka panjang
dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada
penduduk, menurut Kuznet (Todaro, 1997). Kuznet (Todaro, 1997) juga mengatakan
bahwa terdapat enam karakteristik dalam pertumbuhan ekonomi, antara lain :
1. Tingkat pertumbuhan output per kapita dan pertumbuhan penduduk yang
tinggi.
2. Tingkat kenaikan total produktivitas faktor yang tinggi.
3. Tingkat transformasi struktur ekonomi yang tinggi.
4. Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi.
5. Adanya kecenderungan negara-negara yang mulai atau sudah maju
perekonomiannya untuk berusaha menambah bagian-bagian dunia lainnya
sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku yang baru.
6. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai
sekitar sepertiga bagian penduduk dunia.
2.1.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai
faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang,
dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama
lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Jadi teori pertumbuhan ekonomi tidak lain
adalah suatu ceritera (yang logis) mengenai bagaimana proses pertumbuhan terjadi
(Boediono, 1999:2).
19
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
20
Satu hal yang perlu ditekankan sejak awal adalah bahwa didalam ilmu
ekonomi tidak hanya terdapat satu teori pertumbuhan, tetapi terdapat banyak teori
pertumbuhan. Sampai saat ini (dan masa mendatang) tidak ada suatu teori
pertumbuhan yang menyeluruh dan lengkap dan yang merupakan satu-satunya teori
pertumbuhan yang baku. Berbagai ekonom besar, sejak lahirnya ilmu ekonomi
mempunyai pandangan atau presepsi yang tidak selalu sama mengenai proses
pertumbuhan suatu perekonomian.
Seringkali pandangan atau presepsi ini sangat dipengaruhi oleh keadaan atau
peristiwa-peristiwa pada waktu ekonom tersebut hidup, ideologi yang dianut oleh
ekonom, sehingga aspek-aspek yang ditonjolkan dalam teorinya mencerminkan
kecenderungan idiologisnya. Ini semua perlu dipahami oleh setiap orang yang
mempelajari teori pertumbuhan (ilmu ekonomi umumnya). Jangan sampai
berpendapat bahwa teori yang kebetulan dipelajari adalah satu-satunya kebenaran
yang tidak dapat dibantah. Semakin banyak teori yang dipelajari, semakin luas
pandangan, dan semakin mudah menghindari perangkap fanatisme intelektual
tersebut (Boediono, 1999:2).
2.1.2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Teori pertumbuhan ekonomi klasik merupakan salah satu dasar dari
teori pertumbuhan yang dipakai sejak dulu hingga sekarang. Teori
pertumbuhan ekonomi klasik ini dikemukakan oleh tokoh-tokoh ekonom
seperti Aadam Smith dan David Ricardo.
20
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
21
Adam Smith dalam bukunya “An Inquiry Into The Nature and
Causes of The Wealth of Nations”, mengemukakan tentang proses
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis. Menurut
Smith, terdapat dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan
output total dan pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk dianggap
sebagai faktor yang pasif. Dengan demikian pertumbuhan suatu negara lebih
tergantung pada pertumbuhan output. Sedangkan pertumbuhan output
sangat tergantung kepada jumlah modal yang ditanam, modal ditentukan
oleh jumlah laba yang diperoleh, laba tergantung kepada pasar (permintaan)
dan permintaan tergantung pada jumlah penduduk dan penduduk tergantung
pada upah, upah tergantung pada output. Asumsi klasik menyatakan bahwa
faktor alam bersifat konstan. Maka pada suatu saat tingkat produksi itu akan
mencapai tingkat “Full Employment”, artinya pendayagunaan alam, modal
dan tenaga kerja akan mencapai tingkat optimum, sehingga pada suatu saat
tertentu jumlah output tidak bisa ditingkatkan lagi karena sudah optimum,
maka akibatnya tingkat upah akan tetap, karena upah tetap maka penduduk
pun akan tetap, karena biaya hidup penduduk tergantung pada upah.
Dengan demikian kalau kondisi “Full Employment” tersebut sudah
tercapai artinya ekonomi akan mengalami kemandengan, dan pada akhirnya
ekonomi akan sistem ekonomi yang statis dan pas-pasan. Pada prinsipnya
teori yang dikemukakan oleh David Ricardo sama dengan yang
dikemukakan oleh Adam Smith. Dengan asumsi bahwa faktor alam tetap,
21
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
22
sedangkan penduduk bertambah pesat maka pada suatu saat tingkat
perkembangan ekonomi akan sangat rendah dan tidak berkembang.
2.1.2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod Domar
Teori pertumbuhan Harrod Domar dikembangkan oleh dua ekonom
sesudah
Keynes
yaitu
R.F
Harrod
dan
Evsey
Domar.
Domar
mengemukakan teorinya tersebut pada tahun 1947 dalam jurnal American
Economic Review, sedangkan Harrod telah mengemukakan pada tahun 1939
dalam Economic Journal. Teori ini sebenarnya dikembangkan oleh kedua
ekonom secara sendiri-sendiri, akan tetapi karena inti dari teori tersebut
sama, maka sekarang ini dikenal sebagai teori Harrod Domar.
Teori pertumbuhan Harrod Domar merupakan penyempurnaan dari
analisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan
berkembang dalam jangka panjang. Teori ini ingin menunjukkan syarat
yang dibutuhkan supaya perekonomian bisa tumbuh dan beerkembang
dengan baik (Arsyad, 1999). Menurut Harrod Domar, setiap perekonomian
dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika
hanya untuk membutuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasiinvestasi baru sebagai tambahan stok modal (gedung-gedung, peralatan,
material) yang rusak. Untuk meningkatkan perekonomian, diperlukan
investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal.
Selain itu, ada beberapa kelemahan dari teori Harrod Domar yang
meliputi MPS dan ICOR tidak konstan, proporsi penggunaan tenaga kerja
22
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
23
dan modal tidak tetap, harga tidak akan tetap konstan serta suku bunga
berubah. Kelemahan-kelemahan tersebut kemudian disempurnakan dalam
pemgembangan teori Solow Swan.
2.1.3. Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah kegiatan perdagangan barang-barang dan
jasa, yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain.
Perdagangan luar negeri timbul karena pada hakikatnya tidak ada satu pun negara
didunia ini yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan seluruh penduduknya (Deliarnov, 1995). Perdagangan Internasional dapat
diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan
subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun
subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara
biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara
ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri,
2000).
Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan arah serta komposisi
perdagangan antara beberapa negara serta bagaimana efeknya terhadap struktur
perekonomian suatu negara. Di samping itu, teori perdagangan internasional juga
dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan
internasional (Nopirin, 1991).
23
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
24
Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar
yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing
pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran
tersebut, dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menetukan apakah ia
mau melakukan pertukaran atau tidak (Boediono, 2000). Pada dasarnya ada dua teori
yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional.
2.1.3.1. John Stuart Mill dan David Ricardo
David Ricardo (1772-1823) mengembangkan teori pertumbuhan
klasik
lebih lanjut.
Pengembangan ini
berupa penjabaran model
pertumbuhan menjadi suatu model yang lebih tajam, baik dalam konsepkonsep yang dipakai maupun dalam hal mekanisme proses pertumbuhan itu
sendiri. Dalam perpacuan laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan
output, penduduklah yang akhirnya menang, dan dalam jangka panjang
perekonomian akan mencapai posisi stasioner.
Seperti juga dengan Adam Smith, Ricardo menganggap bahwa
jumlah faktor produksi tanah (sumber-sumber alam) tidak bisa bertambah,
sehingga akhirnya bertindak sebagai faktor pembatas dalam proses
pertumbuhan suatu masyarakat (Boediono, 1999:17).
Perbedaan terutama terletak pada penggunaan alat analisa mengenai
distribusi pendapatan (berdasarkan teori Ricardo mengenai sewa tanah)
dalam penjabaran mekanisme pertumbuhan dan pengungkapan peranan
24
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
25
yang lebih jelas dari sektor pertanian diantara sektor-sektor lain dalam
proses pertumbuhan (Boediono, 1999:17).
Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan
dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki Comparative
Advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki Comparative
Disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan
mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang
besar). Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak
akan timbul karena Absolute Advantage untuk produksi gandum dan
pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan Absolute
Advantage-nya tetapi Comparative Advantage-nya.
2.1.3.2. Heckscher-Ohlin
Teori
Heckscher-Ohlin
(H-O)
menjelaskan
beberapa
pola
perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor
barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah
secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan
perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki
keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan
faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
a) Endowment Factor, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam
suatu negara.
25
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
26
b) Intensity Factor, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses
produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua
kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total
biaya produksi yang sama. Dan yang kedua, kurva isoquant yaitu kurva
yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori
ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant
pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk
yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk
tertentu.
2.1.4.
Gross Domestic Product (GDP)
Gross Domestic Product (GDP) adalah perhitungan yang digunakan oleh
suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi
pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi suatu negara secara
geografis. Menurut pendekatan produksi, GDP merupakan jumlah nilai dan barang
jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi disuatu negara dalam waktu
setahun. Atau dapat dikatakan GDP merupakan konsep pengukuran tingkat kegiatan
produksi dan ekonomi suatu negara.
GDP menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan
siapa pemilik faktor produksi tersebut. Semua faktor produksi yang beralokasi dalam
perekonomian tersebut outputnya diperhitungkan dalam GDP. Suatu perekonomian
26
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
27
dapat dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah barang dan jasa dalam
perekonomian suatu negara dapat diartikan sebagai nilai dari GDP. Nilai GDP ini
digunakan dalam mengukur presentase pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Petumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan Gross
National Product (GNP) atau GNP pada tahun sedang berjalan dengan GNP tahun
sebelumnya. Indonesia sebagai negara berkembang menggunakan GDP sebagai
indikator untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
GDP dapat dihitung berdasarkan dua harga yang telah ditetapkan pasar.
a) GDP Harga Berlaku atau pendapatan nasional pada harga berlaku adalah
nilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam
periode tertentu menurut/berdasarkan harga yang berlaku pada periode
tersebut.
b) GDP Harga Konstan atau pendapatan nasional pada harga konstan adalah
nilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam
periode tertentu, berdasarkan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu
yang dipakai dasar untuk dipergunakan seterusnya dalam menilai barangbarang dan jasa yang dihasilkan pada periode/tahun berikutnya.
27
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
28
2.1.5.
Pendekatan Perhitungan Gross Domestic Product
GDP diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang
diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per
tahun). GDP berbeda dari GNP, karen memasukkan pendapatan faktor produksi dari
luar negeri yang bekerja di negara tersebut, sehingga GDP hanya menghitung apakah
produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak.
Sebaliknya, GNP memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan GDP
Nominal (atau disebut GDP Atas Dasar harga Berlaku) merujuk kepada nilai GDP
tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan GDP riil (atau disebut GDP Atas
Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka GDP nominal dengan memasukkan
pengaruh dari harga.
2.1.5.1. Pendekatan Produksi (Production Approach)
Perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan
produksi adalah dengan menjumlahkan nilai tambah (value added) semua
barang dan jasa yang diproduksi tiap proses produksi disuatu negara dalam
satu tahun.
dimana :
Y = ∑Pi Qi
Y = Pendapatan Nasional
Pi = Harga Jual Produk (Output)
Qi = Faktor Produksi (Input)
28
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
29
2.1.5.2. Pendekatan Pengeluaran
Dari sisi pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan
menggunakan pengeluaran atau expenditure dari masing-masing sektor
perekonomian, yaitu :
1.
Pengeluaran Konsumsi (C), meliputi semua pengeluaran rumah tangga
keluarga dan perseorangan serta lembaga swasta bukan perusahaan
untuk membeli barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan.
2.
Pengeluaran Investasi (I), meliputi semua pengeluaran domestik (dalam
negeri) yang dilakukan oleh swasta untuk mendirikan bangunan,
membeli mesin-mesin produksi, perlengkapan dan jumlah persediaan
perusahaan.
3.
Pengeluaran Pemerintah (G), meliputi pembayaran pensiun, beasiswa,
subsidi dalam berbagai bentuk dan transfer pemerintah.
4.
Ekspor Netto (X-M), meliputi keseluruhan jumlah barang dan jasa yang
diekspor dan diimpor. Jika ekspor lebih besar dari impor maka ekspor
bertanda positif (+), begitu juga sebaliknya.
Y = C + I + G + (X-M)
29
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
30
2.1.5.3. Pendekatan Pendapatan
Dalam pendekatan ini, pendapatan nasional diperoleh dari
penjumlahan pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang
disumbangkan kepada rumah tangga produsen selama satu tahun, yang
terdiri dari :
Sewa tanah/alami (rent income) = r
Upah (wage and salary income) = w
Bunga (interest income) = i
Laba usaha (profit income) = p
Y=r+w+i+p
Secara teori, GDP dengan pendekatan pengeluaran, pendapatan dan
juga pendekatan produksi harus menghasilkan angka yang sama. Dalam
praktek, perhitungan GDP yang paling sering dilakukan adalah dengan
menggunakan pendekatan pengeluaran. Adapun hal yang harus diperhatikan
dalam perhitungan GDP adalah definis bahwa Produk Domestik Bruto
merupakan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa akhir/final yang
diproduksi dalam perekonomian dalam jangka waktu tertentu (Mankiw,
2003). Barang final ini adalah barang dan jasa yang dijual langsung kepada
pengguna akhir (end users). Barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
perusahaan, lalu digunakan sebagai input produksi perusahaan lain
(intermediate goods) tidak dihitung dalam GDP sebab akan menyebabkan
terjadinya perhitungan ganda (double counting). Selain itu, GDP juga
30
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
31
menghitung nilai tambah (value added) barang dan jasa yang merupakan
selisih antara nilai output yang dijual perusahaan dan nilai intermediate
goods yang digunakan perusahaan sebagai input untuk memproduksi barang
akhir.
Nilai GDP dalam perekonomian disajikan statistiknya dalam
bentuk nilai riil dan nilai nominal. Nilai riil GDP dihitung dengan
menggunakan satuan harga yang konstan (misal berdasarkan harga tahun
2000). Nilai GDP nominal dihitung dengan menggunakan harga pasar atau
harga berlaku. Nilai GDP riil dapat menunjukkan perubahan kuantitas
output jika harga berubah, sedangkan GDP nominal menunjukkan
perubahan harga dengan kuantitas tetap. Rasio antara GDP nominal dengan
GDP riil disebut GDP deflator.
2.1.6.
Export Led Growth, Growth Led Export, dan Feedback
Pernyataan bahwa aktivitas ekspor menyebabkan pertumbuhan ekonomi telah
menjadi bahan perdebatan dalam studi mengenai pembangunan dan pertumbuhan
pada dekade akhir ini (Keesing, 1967; Krueger, 1985). Studi-studi empiris
belakangan ini telah menghasilkan hasil yang berbeda-beda dan saling bertentangan
mengenai hubungan antara pertumbuhan ekspor dengan pertumbuhan ekonomi.
Terdapat tiga kemungkinan yang dapat terjadi antara ekspor dengan GDP, yaitu
Export Led Growth, Growth Led Export, dan Feedback. Fokus dari Export Led
Growth (ELG) adalah apakah suatu negara akan menajdi lebih baik dengan
31
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
32
mengorientasikan kebijakan perdagangannya kepada promosi ekspor atau kepada
subtitusi impor.
Terdapat beberapa alasan dalam teori perdagangan untuk mendukung
proposisi ELG. Pertama, pertumbuhan ekspor dapat mewakili kenaikan dalam
permintaan output negara yang kemudian menyebabkan kenaikan dalam output riil.
Kedua, ekspansi dalam ekspor dapat mempromosikan spesialisasi dalam produksi
produk ekspor yang kemudian akan meningkatkan tingkat produktivitas, dan dapat
menyebabkan tingkat skill umum meningkat disektor tersebut. Ini kemudian
menyebabkan realokasi sumber daya dari sektor non trade yang realtif kurang efisien
ke sektor ekspor yang lebih produktif. Ketiga, peningkatan dalam ekspor dapat
meregangkan kendala nilai tukar (Chenery dan Strout, 1996) sehingga menyebabkan
kemudahan dalam mengimpor input untuk memenuhi permintaan domestik, dan
memungkinkan
terjadinya
ekspansi
output.
Orientasi
keluar
memberikan
kemungkinan untuk menggunakan modal eksternal untuk pembangunan dan dapat
membantu penyelesaian utang. Promosi ekspor juga dapat menghapus kontrol yang
menyebabkan overvaluation dari mata uang domestik. Perkembangan ekspor barangbarang tertentu berdasarkan keunggulan komparatif suatu negara dapat menyebabkan
eksploitasi terhadap economies of scale yang kemudian menyebabkan kenaikan
pertumbuhan. Argumen ini menyatakan pasar domestik terlalu kecil untuk mencapai
skala optimal sedangkan icreasing return dapat tercapai melalui pasar luar negeri.
Promosi terhadap industri subtitusi impor dapat juga membantu varietas pada
industri sedangkan promosi ekspor hanya dapat membantu beberapa industri tertentu
saja. Beberapa peneliti menyatakan bahwa pembiayaan melalui subtitusi impor lebih
32
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
33
menarik secara politis karena tarif, kuota, dan hambatan lainnya dapat meningkatkan
pajak secara diam-diam. Grossman dan Helpman (1991) menyatakan bahwa
penggunaan tarif dapat menguntungkan negara-negara yang tidak mempunyai
keuntungan komparatif dalam sektor-sektor utama seperti research and development
sehingga dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan.
Dukungan terhadap proteksi impor secara yang selektif masih ada (Taylor,
1988) dan secara empiris, masih tersebut banyak negara yang mempromosikan
ekspor dalam satu atau lebih sektor, tetapi sekaligus melindungi sektor lain . strategi
promosi ekspor dan subtitusi impor jelas merupakan komplomenter, bahkan subtitusi
impor dapat dianggap sebagai langkah penting dalam export-based growth (Hamilton
dan Thompson, 1994). Meskipun demikian, masih terdapat potensi untuk terjadinya
Growth Led Export (GLE). Bhagwati (1988) menyatakan bahwa GLE mungkin
terjadi, kecuali jika bias anti perdagangan muncul dari growth-induceed supply dan
demand. Teori perdagangan neoklasik mendukung pernyataan ini karena faktor lain
diluar ekspor dapat menyebabkan tumbuhnya output. Ortodoksi terhadap GLE juga
dijustifikasi oleh Lancaster (1980) dan Krugmen (1984); pertumbuhan ekonomi
menyebabkan peningkatan skill dan teknologi. Peningkatan efisiensi ini dapat
menciptakan keunggulan komparatif bagi negara yang memfasilitasi ekspor. Market
failure dengan intervensi pemerintah yang memadai, dapat menyebabkan terjadinya
GLE.
Hubungan feedback antara ekspor dengan output merupakan prospek yang
menarik. Helpman dan Krugmen (1985) menyatakan bahwa ekspor dapat
meningkatkan dari realisasi economies of scale dari gain produktivitas; peningkatan
33
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
34
ekspor dapat mengurangi biaya yang kemudian meningkatkan gain yang lebih dalam
produktivitas. Bhagwati (1988) menduga bahwa peningkatan perdagangan (dengan
alasan apapun) akan menghasilkan pendapatan yang lebih, yang kemudian dapat
menghasilkan perdagangan yang lebih, dan seterusnya. Selain itu, masih terdapat
kemungkinan bahwa tidak terdapat hubungan sebab akibat antara ekspor dan
pertumbuhan ekonomi ketika jalur pertumbuhan ditentukan oleh variabel-variabel
lain seperti investasi (Pack, 1988).
2.2 Penelitian Terdahulu
Hubungan antara perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi telah
menjadi pembahasan yang menarik bagi para ekonom dalam beberapa tahun terakhir.
Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kejelasan dari hubungan
tersebut.
Beberapa
penelitian
untuk
kasus-kasus
negara
tertentu
berhasil
membuktikan adanya hubungan timbal balik antara variabel-variabel yang diuji,
sementara untuk kasus lainnya tidak ditemukan hubungan yang saling memengaruhi
antar variabel-varibelnya.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Hye dan Boubaker (2011) di
Tunisia, dimana pada penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji hipotesis exportled growth, import-led growth dan foreign debt sustainbility. Data yang digunakan
pada penelitian ini adalah time series data selama periode 1960-2008. Variabel yang
digunakan pada penelitian ini adalah ekspor, impor dan GDP. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah Autoegressive Distributed Lag (ARDL).
34
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
35
Dengan penggunaan metode tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan dalam
jangka panjang dan arah kausalitas antara ekspor, impor dan pertumbuhan ekonomi.
Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan kausalitas menggunakan metode
dekomposisi varians. Pada penelitian ini menghasilkan hubungan searah antara
ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi (export-led growth) dan dua arah antara
impor dan pertumbuhan ekonomi (import-led growth dan growth-led import). Hal
tersebut dapat diartikan bahwa hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
export-led growth dan import-led growth telah valid untuk studi kasus di negara
Tunisia.
Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Ashraf (2011), yang bertujuan untuk
mengidentifikasi hipotesis import-led growth di negara Pakistan. Pada penelitian ini
menggunakan variabel impor bahan kimia, impor mesin, impor bahan pangan, dan
GDP. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah time series data selama
periode 1970-2008. Dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Grenger
Causality Test. Uji kausalitas Grenger ini digunakan guna menentukan arah
hubungan antar variabel. Pada penelitian ini menghasilkan hubungan dua arah antara
impor bahan kimia terhadap pertumbuhan ekonomi, dan impor mesin terhadap
pertumbuhan ekonomi. Dimana impor pada bahan pangan tidak menyebabkan
pertumbuhan ekonomi, begitu pula sebaliknya.
Penelitian juga pernah dilakukan oleh Ray (2011) di negara India yang
bertujuan untuk meneliti secara empiris hubungan antara ekspor dan pertumbuhan
ekonomi di India dengan menggunakan data time series selama periode 1972-2011.
35
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
36
Dengan
menggunakan
teknik
ekonometrik
Granger
Causality
Test
dan
Cointegration Test untuk menguji hipotesis dari strategi pertumbuhan ekonomi yang
dipicu oleh ekspor (export-led growth). Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa
ada hubungan antara ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi (export-led growth)
dalam jangka panjang berdasarkan Uji Johansen. Uji kausalitas Granger akhirnya
mengkonfirmasikan adanya kausalitas dua arah secara langsung dalam jangka
pendek antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor, begitu pula sebaliknya (export-led
growth dan growth-led export).
Pada tahun berikutnya, penelitian lain juga dilakukan oleh Hye (2012),
dimana penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hipotesis export-led growth,
growth-led export, import-led growth, growth-led import serta hipotesis terhadap
keberlanjutan defisit luar negeri. Penelitian ini menggunakan data time series periode
1987-2009 di negara China. Dengan menggunakan metodologi Phillip Unit Root Test
untuk menguji level integrasinya dan Autoregressive Distributed Lag (ARDL) untuk
menentukan hubungan jangka panjang dan hubungan secara langsung baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang serta menggunakan Granger Causality Test
untuk menentukan arah hubungan kausalitasnya. Penelitian ini menghasilkan bahwa
terdapat hubungan dua arah langsung antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor
(export-led growth dan growth-led export), pertumbuhan ekonomi dan impor
(growth-led import) serta ekspor dan impor (export-led import).
Penelitian juga dilakukan oleh Mangir (2012) di negara Turkey. Penelitian
ditujukan untuk membuktikan secara empiris hubungan antara ekspor dan
36
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
37
pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan data time series selama periode 20022011. Dengan pengujian yang digunakan pada penelitian ini adalah Unit Root Test,
Cointegration Test, dan Granger Causality Test. Penelitian ini membuktikan bahwa
dalam jangka pendek (short run) terdapat hubungan dua arah antara ekspor dan
pertumbuhan ekonomi (export-led growth dan growth-led export), sedangkan pada
jangka panjang (long run) penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan satu arah
antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi (export-led growth).
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Achchuthan (2013) di negara Sri
Lanka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ekspor dan impor
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Sri Lanka. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data time series periode 1970-2010. Dengan menggunakan
metodologi OLS dan Uji Korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ekspor dan
impor memiliki hubungan positif yang signifikan satu sama lain, dan juga, baik
ekspor dan impor memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, ada hubungan positif yang kuat antara ekspor dan impor.
Penelitian yang dilakukan oleh Hye dan Boubaker (2011) di Tunisia, Ray
(2011) di di India, Hye (2012) di China, Mangir (2012) di Turkey, dan Achchuthan
(2013) di Sri Lanka menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara ekspor dan
pertumbuhan ekonomi. Pada penelitian tersebut para peneliti berhasil membuktikan
secara empiris mengenai hipotesis export-led growth maupun growth-led export
(kecuali Hye, 2011). Artinya bahwa dalam penelitian tersebut terbukti bahwa ekspor
37
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
38
dapat menyebabkan pertumbuhan begitu pula sebaliknya, pertumbuhan dapat
menyebabkan ekspor.
Akan tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Mangir (2012) membuktikan
bahwa hubungan dua arah antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi hanya dapat
terjadi apabila penelitian dilakukan berdasarkan jangka waktu panjang (long run),
sedangkan pada jangka waktu pendek (short run) hubungan antara ekspor dan
pertumbuhan ekonomi hanya memiliki hubungan satu arah saja dan hasil temuan dari
penelitian ini sekaligus menolak hipotesis growth-led export dalam jangka pendek
(short run) dan dapat diterima ketika penelitian dilakukan dengan jangka waktu
panjang (long run). Penelitian yang dilakukan oleh Hye dan Boubaker (2011) di
Tunisia juga tidak membukikan hipotesis growth-led export, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan dapat menyebabkan ekspor tidak dapat diterima
pada penelitian tersebut.
Hubungan antara impor dan pertumbuhan ekonomi dapat di klasifikasikan
menjadi dua hipotesis yaitu: import-led growth, dimana pada hipotesis ini
menjelaskan bahwa impor menyebabkan pertumbuhan dan growth-led import,
dimana hipotesis ini menjelaskan bahwa pertumbuhan menyebabkan impor.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Hye dan Boubaker (2011) di Tunisia, Ashraf
dkk, (2011) di Pakistan, serta Hye (2012) di China menemukan bahwa ada hubungan
dua arah pada variabel impor dan pertumbuhan ekonomi, sehingga kedua hipotesis,
baik import-led growth dan growth-led import secara bersama-sama dapat di
buktikan.
38
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
39
Pada hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil yang beragam,
sehingga belum ada arah hubungan yang jelas antara variabel ekspor, impor dan
GDP. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk menganalisa kembali arah hubungan
antara ekspor, impor dan pertumbuhan ekonomi di negara Indonesia.
2.3 Kerangka Model
Berdasarkan teori dan kajian terhadap beberapa penelitian terdahulu yang
telah dikemukakan di atas, maka perumusan model yang diajukan di dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
EXPORT
EXPORT
GDP
IMPORT
IMPORT
39
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
40
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan literatur yang terkait dengan penelitian ini,
maka dapat diterapka hipotesis sebagai berikut:
1. Ekspor mempengaruhi GDP Indonesia
2. Impor mempengaruhi GDP Indonesia
3. GDP Indonesia mempengaruhi ekspor
4. GDP Indonesia mempengaruhi impor
5. Ekspor mempengaruhi impor
6. Impor mempengaruhi ekspor
7. Ekspor, impor dan GDP saling memiliki pengaruh
40
Analisis kausalitas ekspor,impor dan GDP di Indonesia
Larasati Indramadhini
Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2014. 021-5663232 ext.8335
Download