BAB I Pendahuluan_ G11rdp1

advertisement
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cuaca merupakan nilai sesaat dari
atmosfer, serta perubahan dalam jangka
pendek (1 jam sampai 24 jam) di suatu
tempat tertentu di bumi ini. Cuaca yang
terobservasi
tercatat secara rutin akan
menghasilkan seri data cuaca. Data cuaca
dalam jangka yang panjang dapat digunakan
untuk menentukan iklim.
Iklim adalah nilai statistik atau
kesimpulan dari perubahan nilai unsurunsur cuaca dalam jangka panjang di suatu
wilayah tertentu. Iklim selalu mengalami
perubahan, unsur-unsur iklim memiliki kecenderungan naik dan turun secara nyata
yang menyertai keragaman harian, musim
maupun siklus. Standar deviasi iklim inter
tahunan selama interval waktu lebih dari 20
tahun didefinisikan sebagai variabilitas iklim
(Mahmud 2007).
Perubahan iklim merupakan perubahan
pola perilaku iklim dalam kurun waktu yang
panjang
yang
terjadi secara alamiah
(NOAA 2007). Perubahan iklim saat ini
diindikasikan oleh peningkatan suhu udara
yang berpengaruh terhadap kondisi parameter iklim lainnya (Avia 2007). Perubahan
iklim disinyalir akibat kegiatan manusia.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa
penyebab natural juga berpengaruh terhadap
terjadinya perubahan iklim.
Banyak ilmuan berpendapat bahwa gasgas rumah kaca memerangkap panas
matahari sehingga menyebabkan bumi
semakin panas dan akhirnya lebih panas
daripada suhu normal. Sehingga terjadi
kenaikan rata-rata suhu global yang dikenal
sebagai pemanasan global yang merupakan
indikasi perubahan iklim.
Gas
rumah
kaca
berfungsi
menyeimbangkan suhu bumi dengan
memancarkan kembali sebagian radiasi
matahari, sementara sebagian lagi di serap
bumi. Kenaikan konsentrasi gas-gas rumah
kaca tersebut dapat menyebabkan jumlah
radiasi yang dipancarkan dan diserap bumi
menjadi tidak seimbang.
Laporan Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) tahun 2007
menegaskan bahwa selama 8.000 tahun
terakhir, dan tepat sebelum industrialisasi
pada tahun 1750, konsentrasi CO2 di
atmosfer meningkat dengan hanya 20 ppm.
Sedangkan konsentrasi CO2 di atmosfer
pada tahun 1750 adalah 278 ppm, dan
meningkat menjadi 379 ppm pada tahun
2005.
Teori perubahan iklim akibat gas rumah
kaca tidak sepenuhnya dapat diterima. Teori
tersebut mengesampingkan penyebab natural
yang juga berpengaruh besar terhadap
perubahan iklim yang saat ini terjadi.
Bahkan beberapa ilmuan berpendapat bahwa
penyebab natural lebih besar pengaruhnya
dibandingkan penyebab antropogenik (gas
rumah kaca).
Perbedaan pendapat tersebut sampai
detik ini masih menjadi isu yang sangat
menarik
untuk
diteliti
dan
dikaji
kebenarannya. Oleh karena itu penelitian
tentang perubahan iklim semakin sering
dilakukan.
Penelitian tentang perubahan iklim
tersebut membutuhkan data yang sangat
panjang, bahkan data sebelum masa
observasi. Untuk mendapatkan data tersebut
dibutuhkan pendugaan dengan mempelajari
paleoklimatologi diantaranya metode ice
core, tree ring, analisis karang (coral
analysis) dan analisis serbuk sari (pollen
analysis).
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
Mengkaji cara merekonstruksi
iklim masa lalu dengan metode ice
core, tree ring, analisis karang
(coral analysis) dan analisis serbuk
sari (pollen analysis).
Menganalisis
pengaruh
faktor
natural dan gas rumah kaca
terhadap perubahan suhu global.
Menganalisis kecenderungan suhu
dan curah hujan di Jakarta
Observatory pada tahun 1965
sampai tahun 2010.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Paleoklimatologi
Paleoklimatologi adalah studi iklim
sebelum periode pengukuran instrumen.
Instrumen cuaca hanya mencatat sebagian
kecil
dari
rentang
sejarah
iklim
bumi sehingga memberikan perspektif yang
sama sekali tidak memadai untuk variasi
iklim dan evolusi iklim saat ini. Sebuah
perspektif tentang variabilitas iklim dapat
diperoleh dari studi iklim yang tergantung
pada fenomena alam, dan menggabungkan
mereka kedalam struktur ukuran yang saling
Download