Pemerintah pada akhirnya sudah

advertisement
Peningkatan Daya Saing Internasional
Krusial dalam Exit Strategi
dari Program IMF
Sri AdinlngsUi
Based on Indonesian economy development lately, it could be said that fundamental
macro economy stronger than before. This condition indicates that could be a basic for
Indonesia to exit from IMF program. Because of this, ifthis policy can be reached and
the microeconomics can be structured, the IMF exit strategy will not shock Indonesian
economy. So it is important to build competitive advantage especially how to increase
export, infestation and decrease importedgoods. Forlongterm, thispolicyprepares the
opportunity to create a vocation, so the unemployment problems can be solved.
Pemerintah pada akhirnya sudah
menentukan pilihannya dalam ex/f dari
program International Monetary Fund (IMF)
pada akhir tahun 2003 ini. Keputusan
penting tersebutyang sudah lama ditunggu
pada akhirnya diputuskan oleh pemerintah.
Kesulitan pemerintah dalam mengambil
keputusan tersebut memang dapat
dipahami, karena apa pun keputusannya
tetap akan menimbuikan kontroversi dan
juga akan banyak mempengaruhi masa
depan ekonpmi Indonesia. Apalagi memang
ada berbagai wacana mengenai opsi yang
sebaiknya dipilih oieh pemerintah dari
berbagai kalangan, balk domestik maupun
internasional.
Meskipun ops! sudah dipilih oleh
pemerintah dalam rangka lulus dari program
IMF, namun masih saja memuncuikan silang
pendapat. Namun demikian satu hal yang
sudah pasti adalah bahwa akhir 2003, pro
gram IMF sudah selesai dl Indonesia, sesuai
dengan Tap MPR Nomor VI tahun 2002.
Meski demikian Indonesia masih tetap
menjadi anggota IMF, sehingga ada hak dan
UNJSIA NO. 50/XXVI/1V/2003
kewajiban yang juga harus kita penuhi
sebagai anggota IMF. Hanya saja karena
pilihan pemerintah adalah membayar
kewajiban sesuai dengan tanggal jatuh
temponya, maka akan ada Post Program
Monitoring (PPM) yang dilakukan IMF
karena Indonesia mempunyai hutang sekitar
300% dari quota uhtuk Indonesia. Sesuai
dengan peraturan IMF terhadap anggotanya
yang mempunyai hutang lebih dari 100%
quota akan dikenakan PPM. Meskipun ada
PPM kita tidak perlu khawatir karena. moni
toring hanya dilakukan 2 kali dalam setahun
dan sifatnya tidak mengikat. Tidak seperti
Letter of Intents (Lois).
dpsi yang diambil oleh pemerintah
tersebut adalah pilihan yang paling
konservatif bagi Indonesia. Mellhatberbagai
opsi lainnya adalah mengandung resiko
yang besar bagi Indonesia (jika hal-hal yang
diluar dugaan terjadi), atau masih dalam
program IMF yang akan menabrak Tap MPR
tersebut di atas. Padahal seperti kita ketahui
bahwa Pemilu yang berpotensi meningkatkan suhu sosial, politik dan keamanan
339
Topik: Indonesia keluar dari IMF
akan digelarpada tahun 2004, dimanajika
tidak dapat dijaga dengan balk berpotensi
menggoncang perekonomian. Oleh karena
itu pilihan yang konservatif tersebut adalah
yang terbaik bag! Indonesia pada saat ini.
Jlka kondisi ekonomi membaik, cadangan
devisa menguat, dan keuangan negara
sudah aman iagi pasca Pemilu 2004,
percepatan pembayaran masih dapat
dikejar. Negara seperti Thailand dan Korea
Selatan juga melakukan percepatan
pembayaran ke IMF pada saatekonominya
sudah semakin kuat.
Meski pilihan yang baik sudah diambil,
namun masa depan ekonomi Indonesia juga
belum sepenuhnya aman. Berbagai
masalah dan tantangan masih banyakyang
menghadang. Oleh karena itu strategi yang
baik timely pasca program IMF sangatlah
menentukan keberhasilan Indonesia dalam
mengawal kemajuan ekonominya ke depan.
Apalagi ekonomi Indonesia sendiri sampai
sekarang meskipun sudah membaik secara
slgnifikan, namun juga belum berfungsi nor
mal. Indonesia terjebak kedalam pertumbuhan ekonomi yang rendah (3% s/d 4%)
dalam dua tahun terakhir Ini, dan mungkin
tahun-tahun ke depan jlka masalah struktural
yang dihadaplnya tidak dapat segera diatasi.
Potret Ekonomi
Potret ekonomi yang sudah semakin
membaik dari Indonesia, khususnya pada
sisi makro sayangnya belum didukung oleh
perbaikan pada sisi mikro. Sehingga tidaklah
mengherankan jlka daya dorong pergerakan
ekonomi menjadi sangatterbatas. Ekonomi
yang selama ini lebih banyak didorong oleh
pengeluaran konsumsi, khususnya dari
pemerintah dan rumah tangga, tidak dapat
diharapkan cukup kuat untuk mendorong
laju pertumbuhan ekonomi. Meskipun mulai
tahun 2003 sudah ada sedikit perbaikan pada
340
laju pertumbuhan investasi yang tumbuh
6,40% pada kwartal 1 dan sebesar 4,87
pada kwartal 2. Namun demikian pada
periode yang sama ekspor masih hanya
tumbuh di bawah 1%. Itu semua membuat
kemampuan ekonomi untuk dapat tumbuh
paling tidak 5%, sehingga' dapat
menciptakan cukup kesempatan kerja
masih jauh dari harapan.
Pertumbuhan ekonomi yang rendah
telah membuat tingkat pengangguran
bertambah setiap tahun. Bahkan jumlah
pengangguran terbuka sudah mencapai 9.1
juta jiwa yang merupakan 9,1 persen dari
total angkatan kerja pada tahun 2002,
meningkat dari tahun sebelumnya yang
sebesar 8,0 juta jiwa atau 8,1 persen dari
total angkatan kerja. Jumlah pengangguran
diperkirakan sudah akan mencapai 10 juta
orang pada akhir 2003, angka yang sudah
amat mengkhawatirkan. Sementara itu
jumlah penduduk miskin absolut masih
sangat besar, menjadi 38,4 juta (18,2 %)
dari jumlah penduduk, pada tahun 2002.
Selain itu peringkat Indeks Pembangunan
Manusia {Human Development Index, HDI)
Indonesia menurun dari 102 pada tahun
2001 menjadi 110 pada tahun 2002. Itu
semua memberikan potret yang masih
suram bagi kehidupan bangsa ini secara
keseluruhan. Dimana jika masalah
mendasar tersebut tidak dapat segera
dlperbaiki berpotensi menyimpan bom waktu
yang serius bagi Indonesia.
Meski dari sisi kehidupan masyarakat
masih jauh dari harapan namun terjaganya
kestabilan ekonomi makro dengan baik
sangat membantu usaha revitalisasi
ekonomi, Seperti kita ketahui bahwa
kestabilan ekonomi makro tentu saja sangat
penting dalam rangka merevitalisasi
ekonomi, sebab dengan adanya kestabilan
ekonomi
makro
maka usaha
untuk
UNISIA NO. 50/XXVI/IV/2003
Peningkatan Daya Saing Internasional Krusial...Sri Adiningsih
mengatasi berbagai permasalahan ekonomi
yang dapat muncul karena ex/^dari program
IMF akan lebih mudah dilakukan. Dimana
kestabilan rupiah yang dapat dilihat dari
tingkat inflasi (dibawah 7% tahunan) dan
kurs (sekitar Rp8500 tiap dolar AS) yang
dapat lebih dikendalikan pada tingkat yang
moderat, dan turunnya suku bunga (SBI 1
bulan di kisaran 8%) akan memudahkan
usaha-usaha mengamankan ekonomi Indo
nesia pasca program IMF. Demikian juga
defisit fiskal (1,8% dari PDB pada tahun
2003) dan porsi hutang pada PDB (sekitar
70% dari PDB pada tahun 2003) yang
semakin menurun akan memudahkan
pemerintah mengelolaanggarannya. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa Indone
sia sudah siap untuk lulus dari program IMF.
Kelulusan Indonesia dari program IMF
tidak akan banyak artinya jlka perekonomian
tidak dapat segera bangkit mengatasi
masalah struktural yang kita hadapi. Modal
dasaryang kita miliki mestinya digunakan
untuk menjawab masalah dasar yang kita
hadapi. Oleh karena itu kemajuan dari sisi
makro tersebut mestinya digunakan sebagal
basis dalam memperbaiki ekonomi mikro,
sehingga kesempatan kerja yang menoupi
dapat segera disediakan.
muncul, seperti halnya; Restrukturisasi
utang luar negerl dalam Paris Club tidak
dapat dilakukan (muncul masalah fiscal
gap), cadangan devisa akan berkurang
karena harus membayar hutang ke IMF.
demikian juga ada pot'ensi merosotnya
kepercayaan pada perekonomian Indonesia
{confidence gap). Dimana berbagai
tantangan dan permasalahan yang muncul
tersebut tentu saja mempunyai potensi
untuk menghambat proses revitalisasi
ekonomi Indonesia. Oleh karena itu usaha
untuk meminlmisasi dampak negatif yang
dapat muncul balk dari dampak selesainya
program IMF ataupun bahkan Pemilu dan
masalah bom akhir-akhir ini perlu dilakukan
dan diantisipasi dengan balk.
Kesempatan berakhirnya program IMF
semestinya digunakan oleh pemerintah
untuk mengatasi masalah besar yang
dihadapi Indonesia, yaitu penurunan daya
saing International Indonesia dari semua
lembaga pemeringkat internasional.
Rendahnya daya saing internasional, jelas
akan mempersullt usaha untuk menyediakan kesempatan kerja bag! masyarakat
karena semakin terdesaknya produk Indo
nesia di pasar internasional ataupun domestik. Demikian juga daya tarik investasi
akan semakin merosot, dapat dilihat dari
Peningkatan Daya Saing
peringkat Indonesia pada posisi nomor 3
Internasional
paling rendah (nomor 138dari 140 negara)
Graduation dari program IMF tentu saja
juga membawa berbagai konsekuensi bagi
Indonesia. Beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dengan selesainya Program IMF
di dunia berdasarkan hasil survey UNCTAD
pada September 2003.
adalah: kontroversi kehadiran IMF tidak ada
lag!, Indonesia memillkl fleksibilitas dalam
mendesain kebijakannya, dan memberikan
perasaan bahwa Indonesia sudah tidak
dalam krisis ekonomi. Dimana semuanya
tentu saja akan dapat membantu mengatasi
permasaiahan-permasalahan yang dapat
UNISIA NO. 50/XXVI/1V/2003
341
Topik: Indonesia keluar dari IMF
IMP World Competitiveness 2003
(populasi > 20 juta)
TAHUN
KE6ARA
Aroenlina
1S99
2000
2001
2002
2003
15
22
23
26
29
17
15
16
15
21
Auslralia
Bia2il
Cnina Mainland
11
11
12
12
12
Colombia
23
23
21
20
16
France
8
7
Gennanv
5
India
19
18
19
17
20
25
24
24
25
28
13
16
13
14
Japan
10
10
11
11
Korea
21
12
11
10
15
Maharashl/a flndia)
0
0
0
0
19
9
10
Manico
14
14
15
19
24
12
17
18
18
22
Pi^and
20
19
0
0
0
23
25
25
22
21
26
9
Romanra
6
17
PhillODines
Russia
25
22
4
27
Sao Paulo (Brazil)
0
0
0
0
13
South Africa
22
20
17
16
18
Soain
7
8
7
8
5
14
7
5
13
10
25
•
9
Taiwan
5
6
Thailand
16
13
Turkey
18
21
2
23
Uniled KInodom
6
5
6
5
USA
1
1
1
1
1
24
25
26
24
30
0
14
Venezuda
Zheiiano (Cinal
sangatlah penting bagi Indonesia untuk
memperbaiki ekonomi mikro kita
peningkatan daya saing internasional pada
semua lini. Dengan perbaikan daya saing
internasional akan dapat menjawab masaiah
besar ekonomi yang kita hadapi.
Peningkatan daya saing internasional akan
dapat meningkatkan ekspor, inves-tasi, dan
juga menurunkan impor barang akhir (barang
konsumsi). Dengan demikian akan dapat
menggerakkan ekonomi dan menyediakan
kesempatan kerja yang lebih besar.
Sehingga masaiah penggangguran yang
menjadi momok pada saat inl dapat
8
4
Indonesa
Malavsia
tal ekonomi makro kita. Oleh karena itu
2
3
Canada
llalv
diperklrakan tidak akan
banyak
menggoncang perekonomian. Bahkan jika
masaiah ekonomi mikro dapat diperbaiki
maka akan dapat memperkuat fundamen
0
7
diatasi.*
Sumber. IMD World Competitiveness Yearbook 2003
Daftar Pustaka
Penutup
Melihat perkembangan ekonomi akhirakhir Ini,dapat dikatakan bahwa fundamen
tal ekonomi secara makro semakin kuat
yang dapat dilihat dari kestabiian ekonomi
makro yang semakin membaik yang juga
didukung oleh' cadangan devisa yang
meningkat dan defisit APBN yang semakin
menurun, serta porsi hutang terhadap FOB
yang berkurang. Sehlngga kondisi ekonomi
diiihat dari sisi makro cukup kuat untuk ba
sis Indonesia keiuar dari program IMF.
Dengan demikian seiesainya program IMF
meskipun dapat berimpiikasi pada ekonomi
makro, baik dilihat dari sisi anggaran
maupun kestabiian ekonomi makro. Namun
demikian secara umum jika kondisi ekonomi
makro yang sudah dicapai dapat
dipertahankan, seiesainya program IMF
Adiningsih, Sri, "Ekonomi Indonesia Pasca
Program IMF", PANGSA (Jurnal
Ekonomi dan Pembangunan), Edisi
10/IX/2003
Masson, Paul R. dan Michael Mussa, "The
Role of the IMF: Financing and its
interactions with Adjustment and
Surveiilance", Pamphlet Series No.
50, International Monetary Fund,
1995
Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia,
berbagai edisi
World Competitiveness Yearbook 2003, IMD
World investment Report 2003, UNCTAD
••n
342
UNISIA NO. 50/XXVI/IV/2003
Download