BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam usahanya mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan perusahaan yang penting di samping kegiatan- kegiatan lainnya. Menurut Kotler & Armstrong (2004 : 7 ) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan , menawarkan , mempertukarkan produk serta nilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut Stanton dalam Swastha ( 2002 : 10 ) mendefinisikan pemasaran sebagai sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Dari berbagai definisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa oleh produsen kepada konsumen yang meliputi perencanaan, penentuan harga, mempromosikan serta mendistribusikan barang dan jasa. 13 2.1.2 Orientasi Perusahaan Ke Arah Pasar Menurut Kotler dan Armstrong ( 2003 : 20 ) terdapat lima konsep alternatif yang melandasi aktivitas organisasi, yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, dan konsep berwawasan sosial. 1) Konsep produksi Adalah filosofi yang menyatakan bahwa pelanggan akan menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau dan arena itu manajemen harus berusaha keras untuk memperbaiki produksi dan efisiensi distribusi. 2) Konsep Produk Konsep produk memiliki gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk yang mempunyai mutu terbaik , kinerja terbaik, dan sifat paling inovatif sehingga organisasi arus mencurahkan energi untuk terus- menerus melakukan perbaikan produk. 3) Konsep Penjualan Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli produk suatu organisasi dalam jumlah cukup kecuali jika organisasi tersebut melakukan usaha penjualan dan promosi berskala besar. Konsep ini biasanya dilakuka pada barang yang tidak dicari ( barang-barang yang oleh pembeli biasanya tidak terpikir untuk dibeli ). Kebanyakan perusahaan melakukan konsep penjualan ketika mereka memiliki kapasitas berlebihan. 4) Konsep Pemasaran Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih 14 efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. 5) Konsep Pemasaran berwawasan Sosial Konsep pemasaran berwawasan sosial merupakan gagasan yang menyatakan bahwa harus menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar sasaran, serta memberikan kepuasan yang diinginkan secra lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing melalui cara-cara yang bersifat memelihara dan memperbaiki kesejahteraan konsumen dan masyarakat. 2.1.3. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran adalah cara dan falsafah baru yang merupakan kunci atau pegangan bagi suatu perasaan dalam mencapai tujuannya. Menurut Swastha ( 2002:17 ) konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dari pengertian diatas terdapat tiga faktor yang dipakai sebgai dasar konsep pemasaran , yaitu: 1) Orientasi Konsumen Perusahaan yang mempraktekan orientasi konsumen pada dasarnya harus: a. Menentukan kebutuhan konsumen yang akan dilayani dan dipenuhi. b. Memiliki kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya. c. Menentukan produk dan program pemasarannya. 15 d. `Mengadakan penelitian pada konsumen untuk menyukai, menilai, dan menafsirkan keinginan , sikat serta tingkah laku mereka. e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang paling tinggi,harga yang murah, atau model yang menarik. 2) Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan Untuk memberikan kepuasan secara optimal, semua elemen-elemen pemasaran yang ada harus dikoordinasikan dan diintegrasikan. Disamping itu, juga harus dihindari adanya pertentangan dalam perusahaan maupun antara perusahaan dengan pasarnya. Semua bagian yang ada dalam perusahaan harus menyadari bahwa tindakan mereka sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menciptakan dan mempertahankan pelanggan. 3) Mendapatkan Laba melalui Kepuasan Konsumen. Tujuan menggunakan konsep ini adalah unuk memperbaiki hubungan konsumen, karena hubungan yang baik sangat menguntungkan bagi perusahaan dan dapat meningkatkan laba dimana merupakan cerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan konsumen. Menurut Kotler & Armstrong ( 2004: 21) konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian 16 kepuasan yang didambakan itu secara lebih efektif dan efisien dibanding pesaing. Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar, yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba. Konsep itu dimulai dari pasar yang didefinisikan dengan baik, berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan laba dengan memuaskan pelanggan. 2.1.4 Pengertian Bauran Pemasaran Menurut Basu Swastha dan Irawan ( 2000 : 42 ) bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variable atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan distribusi, dan promosi. Sedangkan menurut Kotler ( 2002 : 18 ) bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Ada tiga tambahan untuk bisnis jasa, dalam Kotler ( 2002 : 493 ) menyarankan tambahan 3P yang terlibat dalam pemasaran jasa yang terdiri atas personal ( people ), lingkungan fisik (physical evidence), dan proses ( process) Manajemen harus memilih kombinasi terbaik dari elemen-elemen bauran pemasaran yang ada, secara ringkas elemen – elemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 17 a. Produk ( Product ) Menurut Kotler ( 2002: 448),produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan.Sedangkan menurut Swastha ( 2002:94 ), produk adalah suatu sifat yang kompleks baik yang diraba maupun tidak, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Menurut Fandy Tjiptono ( 2002 : 98 ) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, dicari, dibeli, digunakan atau dikombinasikan pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Sedangkan menurut Buchari Alma ( 2002 : 95 ) produk adalah seperangkat atribut baik berwujud tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik toko yang menjual atau pelayanan pabrik serta pelayanan toko yang diterima oleh pembeli guna memuaskan konsumennya. Produk tidak terbatas pada benda fisik saja, tetapi juga segala sesuatu yang dapat memberikan pelayanan terhadapa keinginan dan kebutuhan konsumen seperti jasa. b. Harga (Price) Harga adalah salah satu faktor penentu keberhasilan pemasaran suatu produk. Agar dapat sukses memasarkan suatu produk, perusahaan harus mampu menetapkan harga dari produk yang ditawarkan secara tepat dan 18 siap akan kemungkinan terjadinya perubahan harga akibat perubahan lingkungan. Menurut Kotler dan Armstrong (2004 : 430 ) menyatakan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibayar atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Menurut Fandi Tjiptono (2002 : 151) harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnnya ( termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau hak penggunaan suatu barang dan jasa. Basu Swastha (2002 : 147) menyatakan bahwa harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang jika mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Menurut Buchari Alma (2002 : 98) harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan uang. c. Promosi( promotion ) Basu Swasta (2002 : 234) mengemukakan bahwa promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Menurut Philip Kotler dan Gery Armstrong ( 2004 : 601 ) promosi adalah insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa. Sedangkan Buchari Alma (2002 : 135 ) promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang 19 meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa.Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran perusahaan dari bauran promosinya. d. Saluran Distribusi (place) Untuk dapat menyalurkan barang dari produsen agar sampai ke tempat sasaran ( konsumen ), maka saluran distribusi sangatlah diperlukan. Suatu produk tidak banyak berguna bagi seorang konsumen, bila produk tersebut tidak tersedia pada saat dan tempat dimana seseorang konsumennya memerlukannya. e. Personal (People) Personal adalah kunci utama dalam memberikan pelayanan kepada konsumen karena merupakan titik kontak utama yang melakukan interaksi secara langsung dengan konsumen. Biasanya konsumen menghubungkan sifat personal dengan pelayanan yang memberikan oleh perusahaan yang bersangkutan secara keseluruhan. Personal adalah semua orang yang menjadi peemeran selama proses pemberian pelayanan berlangsung dan komunikasi dalam penyajian suatu jasa, yang dapat mempengaruhi persepsi pembeli saat mengkonsumsi jasa yang ditawarakan peerusahaan, dengan kata lain personal adalah segala sesuatu yang menyangkut orang atau pihak-pihak tertentu yang ikut serta dalam proses pelayanan kepada konsumen. 20 f. Lingkungan fisik ( physical evidence ) Lingkungan fisik perusahaan merupakan lokasi fisik beserta fasilitasfasilitas dan asset-asset yang tersembunyi dari pandangan umum yang digunakan perusahaan untuk mendukung kinerja perusahaa dalam menyediakan pelayanan kepada konsumen. Lokasi fisik berfungsi sebagai fasilitas penunjang bagi perusahaan untuk membangun ciri khas atau kepribadian perusahaan untuk lokasi dimana jasa tersebut disampaikan serta dimana interaksi berlangsung. Lokasi fisik juga dapat digunakan sebagai petunjuk bagi konsumen akan kualitas jasa. g. Proses ( process ) Proses merupakan suatu prosedur, mekanisme kerja, aliran aktivitas, dan rutinitas dalam penyajian suatu jasa dengan merancang suatu sistem pengoperasian yang apat meyakinkan kualitas yang konsisten serta memberikan kemudahan pelayanan pada konsumen. Proses ini terjadi di luar pandangan konsumen. 2.1.5 Pengertian Saluran Distribusi Untuk perusahaan industri, saluran pemasaran merupakan hal yang sangat penting diperhatikan guna penyampaian produk sehingga sampai pada konsumen. Suatu tidak akan banyak berguna bagi konsumen, bila produk tersebut tidak tersedia pada saat dan tempat dimana seorang konsumen memerlukannya. 21 Dalam rangka kegiatan memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen, maka salah satu faktor penting yang tidak boleh diabaikan adalah menetapkan secara tepat saluran pemasaran yang akan digunakan dalam rangka menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Saluran pemasaran disebut juga dengan saluran perdagangan atau saluran distribusi dan dapat didefinisikan kedalam berbagai cara. Pada umumnya definisi yang ada memberikan gambaran tentang saluran distribusi ini sebagai rute atau jalur. Saluran distribusi merupakan struktur yang menggambarkan alternatif saluran yang dipilih dan sesuai dengan situasi daerah pemasaran yang dituju, dimana dalam usahanya untuk mengeluarkan barang atau jasa tidak melalui suatu perantara atau lembaga yang mengusahakan perpindahan barang dari produsen sampai ke tangan konsumen. Menurut Kotler ( 2002 : 558 ) saluran pemasaran adalah serangkaian rganisasi yang saling tergantung, yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Menurut Fandy Tjiptono ( 2002 : 185 ) pendistribusian adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan ( jenis ,jumlah, harga, tempat, dan waktu yang dibutuhkan). Menurut Basu Swasta ( 2002 : 190 ) saluran disribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan produsen untuk 22 menyalurkan barang tersebut dari produsen ke konsumen atau pemakai jasa industri. Sedangkan Indriyo Gitosudarmo (2000:258) menyatakan bahwa saluran pemasaran adalah kelompok individu atau perusahaan yang mempunyai hak kepemilikan atas barang yang dipasarkan dan membantu dalam penyampaian baik kepemilikan barang atau jasa tersebut dari produsen kepada konsumen. Berdasarakan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran adalah penyalur yang mempunyai keinginan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen. Distributor dan penyalur ini bekerja secara aktif untuk mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik, tetapi juga agar barang- barang dibeli oleh konsumen. 2.1.6 Jenis-jenis Saluran Pemasaran Menurut Swastha dan Irawan (2000:279), saluran pemasaran mempunyai lima tingkat,yaitu: a. Produsen Konsumen Bentuk saluran ini adalah yang paling sederhana dan aling pendek dan tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau dengan cara mendatangi langsung konsumen kerumah. 23 b. Produsen Pengecer Konsumen Saluran ini disebutkan sebagai saluran distribusi langsung, disini pengecer besar langsung melakukan pembelian pada produsen. Ada pula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen. c. Produsen Pedagang besar Pengecer Konsumen Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Disini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja. d. Produsen Agen Pengecer Pedagang besar Konsumen Dalam saluran distribusi ini produsen sering menetapkan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil.Agen yang terlibat dalam saluran ini terutama adalah agen penjual. e. Produsen Agen Pengecer konsumen Disini produsen memiliki agen (agen penjual atau pembeli ) sebagai penyalurnya ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada, sasaran penjualannya terutama ditujukan pada pengecer besar. Philip Kotler ( 2002 : 561 ) membedakan macam-macam saluran distribusi pemasaran sebagai berikut: 24 a. Saluran distribusi nol tingkat ( saluran distribusi langsung ) Saluran distribusi ini terdiri dari pihak produsen yang langsung memasarkan produknya kepada pihak konsumen. b. Saluran distribusi satu tingkat Saluran distribusi ini mempunyai satu perantara penjualan.Dalam pasar konsumen perantara ini sekaligus merupakan pengecer dan dalam pasar industri bertindak sebagai agen tunggal. c. Saluran distribusi dua tingkat Saluran distribusi ini mempunyai dua perantara, dalam pasar konsumen mereka merupakan grosir atau pedagang besar atau sekaligus pengecer,dan pada pasar industri merupakan sebuah penyalur tunggal. d. Saluran distribusi tiga tingkat Saluran distribusi ini mempunyai tiga perantara, yaitu dari produsen mempunyai grosir,pemborong (jobber) ke pengecer menuju konsumen. 2.1.7 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran Pemasaran. Basu Swastha dan irawan (2000 : 299 ) menyatakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran pemasaran,antara lain: 25 1) Pertimbangan Pasar jika saluran distribusi pemasaran sangat dipenuhi oleh para pembeli konsumen, maka dalam pasar ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran. a. Konsumen atau pasar industri Apabila pasarnya berupa pasar industri, maka pengecer jarang atau tidak pernah digunakan dalam saluran ini, jika pasarnya berupa konsumen dan pasar industri, maka perusahaan akan menggunakan lebih dari satu pengecer. b. Jumlah pembeli potensial Apabila jumlah pembeli potensial dalam pasar relatif kecil, maka perusahaan dapat mengadakan penjuala secara langsung kepada pemakai. c. Konsentrasi pasar secara geografis Secara geografis pasar dapat dibagi kedalam beberapa konsentrasi seperti tekstil,industri kertas dan lain-lain. d. Jumlah pasar Volume penjualan dari sebuah perusahaan terhadap saluran yang dipakai.Jika yaang dibeli oleh pemakai industri tidak begitu besar atau relatif kecil, maka perusahaaan dapat menggunakan distributor lain. e. Kebiasaan dalam pembelian 26 Kebiasaan dalam pembelian dari konsumen akhir dan pembelian industri sangat berpengaruh pula terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran. 2) Pertimbangan barang Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dan segi barang antara lain : a) Nilai Unit Jika nilai unit dari barang yang dijual relatif rendah, maka produsen cenderung untuk menggunakan saluran distribusi yang panjang.Akan tetapi, apabila nilai unit relatif tinggi, maka saluran distribusinya pendek atau langsung. b) Besar dan berat barang Manajer harus mempertimbaangkan ongkos angkutan dalam hubungannya dengan nilai barang secara keseluruhan dimana besar dan berat barang sangat menentukan. c) Mudah rusaknya barang Jika barang yang dijual mudah rusak, maka perusahaaan tidak perlu menggunakan perantara.jika mmemilih untuk menggunakan perantara, maaka harus memilih perantara yaang memiliki penyimpanan yang cukup baik. d) Sifat teknik Beberapa barang industri seperti instalasi disalurkan secara langsung kepada peemakai industri. Dalam hal ini produsen harus mempunyai 27 penjualan yang dapat meneruskan sebagai teknik penggunaannya dan pemiliknya. e) Barang Standar dan pesanan Jika dijual berupa barang standar, maka dipelihara sejumlah persediaan pada penyalur.demikian pula selanjutnnya kalau barang yang dijual berdasarkan pesanan, maka tidak perlu memelihara persediaan. f) Luasnya produk lini Jika perusahaan membuat satu macam barang saja, maka penggunaan pedagang besar sebagai penyalur adalah baik, tetapi jika macam barangnya banyak maka perusahaan dapat menjual langsung kepada pengecer. 3) Pertimbangan perusahaan Dari segi perusahaan terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan,antara lain: a) Sumber pembelanjaan Penggunaan distribusi langsung atau pendek biasanya memerlukan jumlah dana yang lebih besar, oleh karenaa saluraan distribusi pendek ini kebanyakan diterapkan oleh perusahaan yang kuat dibidang keuangan b) Pengalaman dan kemampuan manajemen Dalam memasarkan produk baru sebaiknya menggunakan perantara. Hal ini disebabkan oleh karena umumnya para perantara sudah mempunyai pengalaman, sehingga manajemen mengambil pengalaman dari mereka. 28 c) Pengawasan saluran Faktor pengawasan saluran kadang-kadang menjadi pusat perhatian produsen dalam kebijaksanaan saluran distribusinya. Pengawasan akan lebih mudah dilakukan apabila saluran distribusinya pendek. d) Pelayanan yang ditentukan oleh penjual Jika produsen mau memberikan pelayanan yang lebih baik seperti ruang peragaan dan mencari pembeli untuk perantara, maka akan banyak perantara yang bersedia menjadi penyalur. 4) Pertimbangan Perantara Pada segi perantara, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, antara lain : a. Pelayanan yang diberikan pleh perantara Jika lembaga perantara yang memberikan pelayanan yang lebih baik, misalnya dengan menyediakan fasilitas penyimpanan, maka produsen akan bersedia menggunakan lembaga tersebut sebagai penyalur. b. Kegunaan Penyaluran Perantara akan digunakan sebagai penyalur apabila membawa barang produsen dalam persaingan dan selalu mempunyai inisiatif untuk memberikan usul tentang barang tersebut. c. Sikap perantara terhadap kebijakan produsen Kalau perantara bersedia menerima resiko yang dibebankan oleh produsen, misalnya resiko turunnya harga, maka produsen akan memilih perantara tersebut sebagai penyalur. Hal ini dapat 29 memperingan tanggung jawab produsen dalam menghadapi berbagai macam resiko. d. Volume Penjualan Dalam hal ini produsen memilih perantara yang dapat menawarkan barangnya dalam volume besar dan dalam jangka waktu yang lama. e. Ongkos Apabila ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan dengan digunakannya perantara, maka penggunaan perantara dapat terus dilaksanakan. 2.1.8 Fungsi Saluran Distribusi Menurut Kotler (2002:141), para anggota saluran pemasaran melakukan beberapa tugas penting seperti : a. Informasi Perantara pemasaran melakukan kegiatan pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran mengenai potensi produsen pesaing, pelaku, dan kekuatan lainnya dalam lingkungan pemasaran. b. Promosi Perantara melakukan kegiatan pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasive yang dirancang untuk menarik pelanggan pasar penawaran tersebut. 30 c. Negosiasi Perantara melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer kepemilikan dapat dilakukan. d. Pemesanan Komunikasi dari para anggota saluran dan pemasaran ke produsen mengenai minat untuk membeli dari para konsumen. e. Pembiayaan Perolehan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan untuk membiayai persediaan pada berbagai tingkat saluran pemasaran. f. Pengambilan resiko Perantara melakukan penaggulangan resiko yang berhubungan dengan melaksanakan fungsi saluran pemasaran tersebut. g.Pemilihan fisik Kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk fisik dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir. h.Pembayaran Pembeli membayarkan tagihannya ke penjual melalui bank dan institusi keuangan lainnya. i. Hak milik atau transfer kepemilikan Transfer terjadi dari suatu organisasi atau orang ke organisasi atau orang yang lainnya. 31 2.1.9 Perantara Pemasaran Dalam rangka meningkatkan jumlah penjualan maupun meraih keuntungan terdapat sejumlah perantara pemasaran yang dapat membantu kelancaran arus barang dan jasa darim produsen ke konsumen akhir atau pemakai industri. Mereka memberikan pelayanan dalam hubungannya dengan pembelian atau penjualan barang dari produen ke konsumen. Penghasilan yang mereka terima secara langsung diperoleh dari transaksi tersebut. Masing-masing perantara memiliki potensi yang berbeda-beda, sehingga perusahaan harus mampu membina secara baik para perantaranya, guna tercapainya tujuan perusahaan. Menurut Basu Swastha (2002:191), perantara pemasaran merupakan suatu kegiatan usaha yang berdiri sendiri, berada diantara produsen dan konsumen akhir atau pemakai industri yang menjalankan kegiatan khusus dibidang distribusi, mereka terdiri atas : 1. Perantara Pedagang Peraantara ini bertanggung jawab terhadap kepeemilikan semua barang yang dipasarkannya. Ada dua kelompok yang termasuk perantara pedagang, yaitu : a. Pedagang besar (whole salers) b. Pedagang pengecer (retailer) 2. Perantara agen Perantara ini tidak mempunyai hak milik atas semuaa barang yang mereka tangani. Perantara agen dapat digolongkan menjadi agen penunjang dan agen lengkap. 32 2.1.10 Keuntungan Menggunakan Perantara Menurut Fandy Tjiptono (2002:185), penggunaan perantara saluran distribusi mempunyai beberapa keuntungan, yaitu : a. Mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk menyampaikan ke konssumen. Produsen cukup menggunakan perantara untuk menyampaikan produknya kepada konsumen secara luas. b. Kegiatan distribusi dikatakan cukup baik bilamana perantara sudah mempunyai pengalaman. Mereka dipandang lebih karena memang tugas yang dilakukan hanyalah dibidang distribusi. c. Perantara dapat membantu dibidang pengangkutan dan penyediaan alat-alat transportasi sehingga meringankan beban produsen maupun konsumen untuk memperoleh produk yang dijual. d. Perantara dapat membantu di bidang penyimpanan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas penyimpanan, seperi gudang atau fasilitas penyimpanan lainnya sehingga sewaktu-waktu apabila konsumen membutuhkan produk yang ditawarkan, maka permintaan tersebut dapat dipenuhi. e. Perantara dapat membantu menyediakan peralatan dan jasa reparasi yang dibutuhkan untuk beberapa jenis produk tertentu, sehingga produsen tidak perlu lagi menyediakan. f. Perantara dapat membantu dibidang keuangan dengan menyediakan sejumlah dana untuk melakukan penjualan secara kredit kepada pembeli akhir, atau tidak melakukan pembelian secara tunai dari produsen. 33 g. Keuntungan lainnya dapat diharapkan oleh produsen dari perantara ini adalah : 1. Membantu dalam pencarian konsumen 2. Membantu dalam kegiatan promosi 3. Membantu dalam penyediaan infomasi 4. Membantu dalm pengepakan dan pembungkusan 2.1.11 Penentuan Jumlah Perantara Pada Setiap Tingkat Saluran Setelah produsen menentukan saluran distribusi yang akan dipakai, langkah selanjutnya adalah penentuan jumlah perantara untuk ditempatkan sebagai pedagang besar dan pengecer. Menurut Kotler dan Amstrong (2004:525) serta Basu Swastha (2002:217), terdapat tiga alternatif yang dapat ditempuh, yaitu : a. Distribusi Intensif Perusahaan berusaha menggunakan penyalur, terutama pengecer sebanyak-banyaknya untuk mendekati dan mencapai konsumen, semakin cepat konsumen terpenuhi kebutuhannya, maka semakin cepat mereka menikmati adanya kepuasan. Produk-produk yang disalurkan melalui distribusi intensif adalah barang-barang standar. b. Distribusi selektif Perusahaan yang menggunakan distribusi selektif memilih suatu jumlah pedagang besar atau pengecer yang terbatas dalam suatu daerah geografis. Perusahaan dapat beralih ke distribusi selektif 34 bila hal ini lebih menguntungkan dari pada distribusi intensif, penggunaan distribusi selektif ini dimaksudkan untuk meniadakan penyalur yanng tidak menguntungkan dan meningkatkan volume penjualan dengan jumlah transaksi lebih terbatas. Biasanya saluran distribusi selektif dipakai untuk memasarkan produkbaru, barang shooping atau barang spesial. c. Distribusi Eksklusif Distribusi eksklusif inni dilakukan oleh perusahaan dengan hanya menggunakann satu pedagang besar atau pengecer dalaam daerah pasar tertentu. Dengan hanya satu penyalur, produsen akan lebih mudah dalam mmengadakan pengawasan, terutama pengawasan pada tingkat eceran maupun pada usaha kerja sama dengan penyalur dalam periklanan. Pada umumnya distribusi ekslusif banyak digunakan. 2.1.12 Bauran Distribusi Menurut Malcolm H. B. Mc. Donald, Warren J Keegen (1997:26), terdapat lima hal yang merupakan dasar pembentukan biaya distribusi total suatu perusahaan, yaitu : a. Fasilitas Keputusan tentang fasilitas berkaitan dengan persoalan seberapa banyak gudang dan pabrik yang harus didirikan dan dimana gudang tersebut harus ditempatkan. Tugas uitama pemasaran 35 adalah untuk memperkirakan sifat, besar dan sebaran geografis kebutuhan. Menambah jumlah lokasi akan menambah biaya transportasi pengiriman dan mengurangi biaya distribusi eceran. b. Persediaan Biaya persediaan selalu mengambil porsi besar dari total biaya distribusi sebagian perusahaan, tingginya biaya ini disebabkan oleh beberapa hal seperti beban bunga, kerusakan , kehilangan, asuransi dan administrasi. c. Transportasi Aspek penting dari keputusan transportasi berkaitan dengan hal-hal berikut seperti, model transportasi yang akan digunakan, apakah akan membeli atau meleasing kendaraan, bagaimana menskedul pengiriman, dan seberapa sering melakukan pengiriman. d. Komunikasi Komunikasi melibatkan bidang seperti sisten pemrosesan pesanan, sistem penagihan, dan sistem perkiraan kebutuhan. Tanpa dukungan komunikasi yang efektif, sistem distribusi tidak akan pernah mampu menyediakan layanan konsumen yang memuaskan dalam tingkat biaya yang dapat diterima. e. Unitisasi Cara suatu produk dikemas dan kemudian diakumulasikan kedalam unit yang lebih besar dapat berpengaruh pada keekonomisan distribusi. Misalnya kemampuan untuk menempatkan barang pada 36 sebuah palet, yang selanjutnya akan menjadi unit beban untuk pemindahan dan penimbunan, dapat membantu menghemat biaya yang cukup besar dalam bidang penanganan dan pergudangan. 2.1.13 Marketing Margin dan Marketing Effiency 1) Marketing Margin Menurut Richard L. Kohl and joseph N Uhl ( 1990 : 182 ), marketing margin didefinisikan sebagai berikut, ” the over all marketing margin is the difference between the the price paid by consumer and that received by the produsen ” Marketing margin atau margin pemasaran adalah pembedaan jumlah yang harus dibayar oleh konsumen untuk produksi akhir dengan jumlah yang diterima oleh produsen. Pembedaan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti jarak dan biaya. Jadi dari pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa marketing margin adalah banyaknya uang yaang tertinggal dalam suatu saluran distribusi suatu barang dimana hal ini terjadi akibat adanya biaya pemasarann yang dilalui oleh barang tersebut sehingga margin dapat dirumuskan sebagai berikut MM = HBK – HJP Keterangan : MM = Marketing margin HBK = Harga beli konsumen HJP = Harga jual produsen Margin pemasaran sangat erat hubungannya dengan saluran distribusi, sebab pada umumnya semakin panjang saluran distribusi, maka semakin besar 37 margin pemasrannya sehingga semakin tidak efisien saluran tersebut. Begitu juga sebaliknya semakin pendek saluran distribusinya, maka semakin kecil margin pemasarannya maka semakin efisien saluran tersebut. 2) Marketing Efficiency Menurut Richard L. Kohl and joseph N Uhl ( 1990 : 31 ) mengemukan bahwa ” Marketing efficiency can be defined as maximization this input output ratio ” Efisiensi pemasaran adalah memaksimalkan dan output ratio menghitung efisiensi pemasaran dapat dilakukan dengan dua cara , yaitu: a. Operational Efficiency Dihitung dengan membandingkan antara innput pemasaran dengan output. Yang dimaksud input pemasaran disini adalah jumlah biaya pemasaran yang terjadi pada suatu saluran pemasaran. Sedangkan yang dimaksud output disini adalah harga beli akhir yang dibayar oleh konsumen pada suatu saluran distribusi. Adapun rumus menghitungnya adalah: Input OE = x 100 % Output Input = Jumlah biaya pemasaran yang terjadi pada suatu saluran distribusi Output = harga yang dibayar konsumen untuk sebuah produk pada suatu saluran distribusi Dari rumus tersebut pemasaran dapat dikatakan efisien bila output tetap disertai dengan penurunan input pemasarannya. Sebaliknya bila 38 output menurun sedangkan input pemasaran tetap, maka pemasaran tersebut semakin tidak efisien. Bila kenaikan input lebih kecil dari pada kenaikan output, maka pemasarannya akan efisien, begitu pula bila kenaikan input lebih besar dari pada kenaikan output, maka pemasarannya semakin tidak efisien. b. Pricing Effciency Yaitu dengan membandingkan antara harga beli per unit yang dibayar oleh konsumen dengan harga jual perunit yang diterima oleh produsen pricing efficiency dapat dihitung dengan rumus: HBK PE = x 100% HJP Keterangan : PE = Pricing Efficiency HBK = Harga beli konsumen HJP = Harga jual produsen Semakin besar perbedaan harga beli perunit yang dibayar oleh konsumen dengan harga jual perunit yang diterima oleh produsen, maka semakin tidak efisien saluran pemasaran tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa keuntungan akan jatuh ketangan perantara. Sebaliknnya, semakin kecil perbedaan harga beli perunit yang dibayar oleh konsumen dengan harga jual perunit yang diterima oleh produsen,maka semakin efisien saluran pemasaran tersebut. 39 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh I.G.A.A Wahyu Pradnyani ( 2005 ) dengan judul ” Efisiensi Saluran Pemasaran Pada Perusahaan Kecap Manalagi Denpasar ”, Variabel yang digunakan adalah harga jual produsen, Harga beli konsumen, dan biaya pemasaran.Alat analisis yang digunakan adalah marketing maargin dan marketing Efficiency. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah bahwa saluran distribusi yang paling efisien adalah saluran pemasaran dari produsen langsung ke konsumen ( produsen konsumen) , dimana analisis marketing margin dan marketing efficiency menunjukkan bahwa saluran pemasaran ini memiliki nilai paling rendah dari jenis saluran lain digunakan. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Dedi Burhan ( 2001 ) dengan judul ” Efisiensi Saluran Distribusi pada Kacang Rahayu Denpasar ”. Variabel yang digunakan adalah marketing margin yang terdiri dari harga beli konsumen dan harga jual produsen, serta marketing efficiency. Anaalisis ynng digunakan adalah analisis marketing margin dan analisis marketing effisiency. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah saluran pemasaran yang paling efisien digunakan perusahaan adalah pemasaran ( Produsen Pengecer konsumen ). hal disebabkan karena nilai margin pemasaran dan efissiensi pemasaran yang dihasilkan. Oleh saluran ini lebih kecil dibandingkan dengan hasil saluran pemasaran lainnya. Dari penelitian sebelumnya terdapat persamaan objek penelitian yaitu sama- sama meneliti mengenai efisiensi saluran distribusi yanng digunakan oleh perusahaan, 40 serta memiliki persamaan pada teknik analisis yang digunakan, yaitu marketing margin dan marketing efficiency.Sedangkan peerbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian dan jumlah sampel yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya berlokasi di perusahaan kacang Rahayu Denpasar yang merupakan produsen langsung dengan menggunakan 10 sampel untuk pedagang eceran dan 5 sampel untuk pedagang besar dalam 3 wilayah pemasaran yaitu Denpasar, Badung , Dan Tabanan. Sedangkan penelitian ini dilakukan pada PT Bali Pandak Sari. Penelitian ini menggunakan 13 sampel untuk pedagang eceran dan 7 sampel untuk pedagang besar dalam 5 wilayah pemasaran yaitu Denpasar, Badung, Gianyar, Klungkung, dan Tabanan. Disamping itu perbedaan penelitian ini terletak pada hasil penelitiannya, dimana pada penelitian sebelumnya perusahaan lebih banyak menggunakan saluran distribusi yang lebih efisien, sementara pada penelitian ini sebagian besar penjualan perusahaan masih menggunakan saluran distribusi dengan perantara pengecer, dimana pada saluran distribusi tersebut lebih mudah digunakan oleh PT. Bali Pandak Sari. 41