1 1. Inert, dibuat dari plastik (Lippes Loop) atau baja antikarat (the Chinese Ring); 2. Mengandung tembaga seperti TCu 380A, TCu 200C, Multiload® (MLCu 250 dan 375), dan Nova T®; 3. Mengandung hormon steroid, seperti Progestasert® (hormon progesteron), dan Levonova® (Levonorgestrel) 2 Jenis-Jenis AKDR TEMBAGA Copper-releasing: Copper T 380A Nova T Multiload 375 3 IUD INERT IUD HORMONAL 4 IUD Tembaga: Cara Kerja Menurunkan motilitas sperma melalui kavum uteri Mengentalkan lendir atau mukus serviks Mengganggu proses reproduksi sebelum sel telur mencapai kavum uteri Merubah garis/jalur endometrial 5 IUD: Keuntungan Kontraseptif Efektivitasnya tinggi: 0,6-0,81 kehamilan per 100 wanita dalam tahun pertama penggunaan (Tembaga T 380A) Segera efektif dan efek sampingnya sedikit Metode jangka-panjang (perlindungan sampai 10 tahun ) Tidak mengganggu proses sanggama Kesuburan cepat pulih setelah AKDR dilepas Tidak mengganggu produksi ASI Tidak mahal (CuT380A) 1 Trussell et al 1998. 6 Perlu pemeriksaan ginekologi dan penapisan penyakit menular seksual (PMS) sebelum menggunakan AKDR Membutuhkan petugas terlatih untuk memasukkan dan mengeluarkan AKDR Tidak dapat dihentikan sendiri (harus dilepas petugas) Meningkatkan jumlah perdarahan dan kram menstruasi dalam beberapa bulan pertama (hanya pelepas tembaga) Kemungkinan terjadi ekspulsi spontan Walaupun jarang (< 1/1000 kasus), dapat terjadi perforasi saat insersi AKDR Dapat meningkatkan risiko PRP/PID dan yang berlanjut dengan infertilitas bila pasangannya risiko tinggi PMS (misalnya: HBV, HIV/ AIDS) 7 AKDR Sesuai Untuk: 8 Wanita usia reproduksi yang: Ingin kontrasepsi efektifitas tinggi dan jangka panjang Sedang memberikan ASI Pascapersalinan dan tidak memberikan ASI Pascakeguguran Pelupa atau sulit mengingat untuk minum pil setiap hari Tidak suka atau tidak sesuai atau tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal Membutuhkan kontrasepsi darurat AKDR: Tidak Sesuai (WHO Kelas 4) 9 Hamil (diketahui atau dicurigai) Dengan perdarahan per vaginam yang sebabnya belum diketahui atau diduga mempunyai masalah ginekologis yang serius Mengidap PID (riwayat atau sedang) Mengeluarkan cairan seperti pus (nanah) dan akut Mengalami gangguan bentuk atau anomali kavum uteri Mengidap penyakit trophoblast yang berbahaya Mengidap Tuberkulosis Pelvik Mengidap kanker ginekologik Dengan infeksi saluran genital yang aktif (mis: vaginitis, servisitis) Sumber: WHO 1996. AKDR: Kondisi (WHO Kelas 3) yang Perlu Dipertimbangkan AKDR tidak direkomendasikan pada wanita dengan kondisi dibawah ini: Penyakit trofoblas yang tidak berbahaya Mempunyai pasangan seksual lebih dari satu Pasangannya risiko tinggi PMS atau punya pasangan seksual lainnya Sumber: WHO 1996. 10 Waktu Pemasangan AKDR Setiap saat selama 7 hari pertama menstruasi atau dalam siklus berjalan bila diyakini klien tidak hamil Pascapersalinan (segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 sampai 6 minggu atau setelah 6 bulan menggunakan MLA) Pascakeguguran (segera atau selama 7 hari pertama) selama tidak ada komplikasi infeksi/radang panggul 11 Sebelum memasukkan: Cuci tangan sebelum memeriksa pasien. Cuci area genitalia sebelum periksa atau pemasangan Pada saat insersi: Pakai sarung tangan baru atau DTT Keluarkan AKDR dari kemasan steril. Usapkan antiseptik (2 kali) pada serviks (dan vagina) Gunakan teknik “tanpa sentuh” saat insersi Pasca-insersi: Dekontaminasi semua bahan/peralatan bekas pakai Buanglah bahan/limbah yang terkontaminasi dengan aman. Cucilah tangan setelah melepaskan sarung tangan. 12 • Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola perdarahan haid • Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir • Riwayat kehamilan ektopik • Nyeri yang hebat setiap haid • Anemia yang berat (Hb < 9 gr% atau Hematokrit <30) • Riwayat Infeksi Sistem Genitalia (ISG), Penyakit Menular Seksual (PMS) atau infeksi panggul • Berganti-ganti pasangan (risiko ISG tinggi) • Kanker serviks 13 Pemeriksaan palpasi perut Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan / kelainan lainnya di daerah supra pubik Pemeriksaan inspeksi genitalia eksterna, awasi adanya luka bernanah, kelenjar bartholin yang membesar, kelenjar getah bening yang membesar. Pemeriksaan inspekculo Lihat porsio, awasi adanya erosi, fluor yang ada norrnal atau tidak Pemeriksaan bimanual Awasi adanya nyeri goyang, besar dan arah uterus, massa di adneksa 14 15 1. Bak instrument Steril berisi IUD Kit Spekulum Bivalve / cocor bebek 1 buah Tenakulum Sonde uterus Tampon tang Gunting Lurus / gunting mayo Kasa steril Duk 1 buah Hand scud 2 pasang Alas bokong duk lubang 16 Cairan anti septic (lengkap dengan kom kecil ) Kapas DTT Bengkok 1 buah lampu sorot Tempat sampah Basah ( terkontaminasi ) Tempat sampah kering Ember tertutup berisi larutan clorin 0,5 % Copper T 380 A IUD yang belum rusak dan terbuka. 17 Cara memasukkan lengan iud dalam kemasan steril • Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang • Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril 18 • Letakkan kemasan pada tempat yang datar • Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR • Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inserter sampai ke pangkal lengan sehingga lengan akan melipat 19 • Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik tabung inserter dari bawah lipatan lengan • Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabung inserter 20 • Leher biru pada tabung inserter digunakan sebagai tanda kedalaman rongga uterus dan penunjuk kearah mana lengan akan membuka saat dikeluarkan dari tabung inserter. 21 • Pegang leher biru dari atas penutup transparan dan dorong tabung inserter sampai jarak antara ujung lengan yang terlipat dengan ujung leher biru bagian depan (dekat batang IUD) sama panjangnya dengan kedalaman rongga uterus yang telah diukur dengan sonde. • Putar tabung inserter sampai sumbu panjang leher biru berada pada posisi horizontal sebidang dengan lengan IUD. 22 Pakai sarung tangan DTT yang baru Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (takik pertama) Masukkan sonde uterus dengan teknik “tidak menyentuh” (no touch technique) Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde 23 Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai pendorongnya terdorong. 24 Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horizontal (sejajar lengan AKDR). Sementara melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan 25 Memasukkan IUD: Metode Tarik (1) Masukkan AKDR yang lengannya telah dilipat ke dalam inserter (2) Tahan pendorong dan tarik selubung inserter ke bawah Sumber: PATH and Population Council 1989. 26 Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR kurang lebih 3-4 cm Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah terkontaminasi 27 ! Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5% ! Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik ! Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5% ! Cuci tangan dengan air dan sabun ! Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati selama 15 menit sebelum memperbolehkan klien pulang 28 Konseling pasca pemasangan ! Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus dilakukan ! Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping ! Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol ! Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah 10 tahun 29 Efek Samping AKDR 30 IUD dengan tembaga: Darah haid lebih banyak Perdarahan tidak teratur atau hebat Spasme menstruasi Dismenore/kram haid yang lebih dari biasanya Benang hilang Risiko infeksi panggul Perforasi uterus (jarang terjadi) Ekspulsi spontan Kehamilan ektopik Abortus spontan Gangguan/rasa tak nyaman akibat benang saat sanggama 31 Pemeriksaan Ulang dilakukan 1 mgg , 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan . Selama bulan pertama setelah pemasangan, periksa keadaan benang beberapa kali, khususnya setelah menstruasi selesai. Periksa keadaan benang setelah bulan pertama, hanya jika Anda mengalami: Kram di perut bawah, Perdarahan bercak diantara haid atau pasca-sanggama Sakit/ nyeri setelah hubungan seksual (atau jika pasangan mengalami rasa tidak nyaman selama sanggama). 32 Tidak dapat haid yang disertai dengan gejala-gejala kehamilan (mual, payudara terasa kencang, dll.) Nyeri perut bawah terus menerus atau spasme, khususnya jika diikuti dengan rasa tidak enak badan, demam atau panas dingin . Hilangnya benang AKDR Klien atau pasangannya mempunyai lebih dari satu teman kencan seksual karena AKDR tidak melindungi wanita dari PMS (misalnya: HBV, HIV/ AIDS) 33 Yakinkan klien bahwa jumlah darah haid atau perdarahan diantara haid menjadi lebih banyak pada pengguna AKDR terutama dalam beberapa bulan pertama penggunaan. Lakukan evaluasi penyebab-penyebab perdarahan lainnya dan lakukan penanganan yang sesuai jika diperlukan. Jika tak ditemukan penyebab lainnya, beri nonsteroidal antiinflamatori (NSAID, seperti ibuprofen) selama 5-7 hari. Jika perdarahan masih terjadi dan klien merasa sangat terganggu, tawarkan metode pengganti bila klien ingin menghentikan penggunaan AKDR 34 Jelaskan bahwa spasme dan dismenore dapat terjadi pada pengguna AKDR, khususnya dalam beberapa bulan pertama. Cari penyebab perdarahan dan beri penanganan yang sesuai jika diperlukan. Jika tidak ditemukan penyebab-penyebab lainnya berikan asetaminofen atau ibuprofen setiap hari pada beberapa hari pertama menstruasi. Jika perdarahan masih terjadi dan klien merasa sangat terganggu, tawarkan metode pengganti bila klien ingin menghentikan penggunaan AKDR 35 Jelaskan bahwa keluhan ini umum terjadi dan bukan masalah yang serius. Petugas akan mencoba untuk memeriksa kembali dan mencoba menghilangkan keluhan yang ada Pastikan AKDR terpasang baik dan tidak ada bagian-bagian yang terlepas sebagian Jika AKDR terpasang baik di tempatnya, lakukan perbaikan dengan: Menggunting benang hingga tidak menimbulkan gangguan, atau Melepas AKDR kalau setelah perbaikan masih ada keluhan 36 Pada saat memotong benang: Gunting benang sehingga tidak menonjol keluar dari mulut rahim (muara serviks). Jelaskan bahwa benang AKDR tidak lagi keluar dari mulut rahim dan pasangannya tidak akan merasa juluran benang tersebut Buat dalam catatan klien bahwa benang telah dipotong rata setinggi permukaan serviks (penting untuk teknik melepas AKDR nantinya). 37 PERMENKES Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Pasal 12 Pasal 12 Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf b, berwenang untuk; a. Memberikan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim dalam rangka menjalankan tugas pemerintah, dan kondom; b. Memasang alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dengan supervisi dokter; c. Memberikan penyuluhan/konseling pemilihan kontrasepsi d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah; dan e. Memberikan konseling dan tindakan pencegahan kepada perempuan pada masa pranikah dan prahamil. 38 AKDR POST PLASENTA 39 Pengertian : IUD yang dipasang dalam waktu 10 menit setelah lepasnya plasenta pada persalinan pervaginam dan SC. Perlu pelatihan khusus bagi petugas pelaksana Konseling penggunaan dimulai sejak prenatal Tidak ada peningkatan risiko infeksi, perdarahan atau perforasi Nyaman bagi klien Efisien dari aspek biaya Cara Kerja IUD yg dipasang sth persalinan akan berfungsi seperti IUD yg dipasang saat siklus menstruasi. Pada pemasangan IUD post plasenta, umumnya digunakan jenis IUD yang mempunyai lilitan tembaga yang menyebabkan terjadinya perubahan kimia di uterus sehingga sperma tidak dapat membuahi sel telur. 40 EFEKTIVITAS IUD POST PLASENTA Efektivitas sangat tinggi. Tiap tahunnya 3-8 wanita mengalami kehamilan dari 1000 wanita yang menggunakan IUD jenis Copper T 380A. Kejadian hamil yang tidak diinginkan pada pasca insersi IUD post plasenta sebanyak 2.0 - 2.8 per 100 akseptor pada 24 bulan setelah pemasangan. Setelah 1 tahun, penelitian menemukan angka kegagalan IUD post plasenta 0.8 %, dibandingkan dengan pemasangan setelahnya. 41 Insersi AKDR dilakukan dlm 10 menit setelah plasenta lahir. AKDR dimasukkan dengan tangan kanan yang menjepit AKDR pada telunjuk dan jati tengah --- masuk kedalam uterus mencapai fundus. Tangan kiri menahan fundus dari luar 42 Langsung bisa diakses oleh ibu yg melahirkan di Yan Kes Efektif dan tidak berefek pada produksi menyusui Kesuburan dapat kembali lebih cepat setelah pelepasan Resiko terjadi infeksi rendah yaitu dari 0,1-1,1 % Kejadian perforasi rendah yaitu sekitar 1 kejadian perforasi dari jumlah populasi 1150 sampai 3800 wanita Mudah dilakukan pada wanita dengan epidural Sedikit kasus perdarahan daripada IUD yang dipasang di waktu menstruasi 43 KELEMAHAN 44 Angka keberhasilannya ditentukan oleh waktu pemasangan, tenaga kesehatan yang memasang, dan teknik pemasangannya. Waktu pemasangan dalam 10 menit setelah keluarnya plasenta memungkinkan angka ekspulsinya lebih kecil Ketersediaan tenaga kesehatan yang terlatih (dokter atau bidan) dan teknik pemasangan sampai ke fundus juga dapat meminimalisir kegagalan pemasangan. 1) Ekspulsi Angka kejadian ekspulsi pada IUD sekitar 2-8 per 100 wanita pada tahun pertama setelah pemasangan. Angka kejadian ekspulsi setelah post partum juga tinggi, pada insersi setelah plasenta lepas kejadian ekspulsi lebih rendah daripada pada insersi yang dilakukan setelahnya. Gejala ekspulsi antara lain kram, pengeluaran per vagina, spotting atau perdarahan, dan dispareni. 45 EFEK SAMPING 2) Kehamilan ! Kehamilan yang terjadi setelah pemasangan IUD post plasenta terjadi antara 2.0-2.8 per 100 akseptor pada 24 bulan. ! Setelah 1 tahun, studi menyatakan angka kegagalannya 0,8 % dibandingkan dengan pemesangan IUD saat menstruasi. 3) ! Infeksi Prevalensi infeksi cenderung rendah yaitu sekitar 0,1 % sampai 1,1 %. 4) Perforasi ! Perforasi rendah yaitu sekitar 1 kejadian perforasi dari jumlah populasi 1150 sampai 3800 wanita. 46 Kontraindikasi Pemasangan IUD Post Plasenta Ruptur membrane yang lama (lebih dari 24 jam) Demam atau ada gejala PID Perdarahan antepartum atau post partum yang berkelanjutan setelah bayi lahir Gangguan pembekuan darah, misal DIC yang disebabkan oleh pre eklampsi atau eklampsi Perdarahan pervagina yang belum diketahui sebabnya Penyakit tropoblas dalam kehamilan (jinak atau ganas) Abnormal uterus Adanya dugaan kanker uterus (TBC pelvic) AIDS Tanpa Terapi Antiretroviral 47 AKDR Pascaplasenta: Angka Ekspulsi Spontan 14 12 10 Dokter yang belum berpengalaman Dokter berpengalaman angka per 100 8 wanita 6 4 2 0 1 6 12 18 24 30 36 Bulan setelah dimasukkan Sumber: Theiry, Van Kets and Van der Pas 1985. 48 Teknik Insersi 2011 JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK - KESEHATAN REPRODUKSI • Cunam Ovum Lurus (Straight Ring ForcepsFoerster) 10” • Cunam Ovum Lengkung (Curve Ring Forceps) 10” • Cunam Ovum Lengkung Panjang (Long Curve Ring Forceps) 12” • Spekulum Sims • Gunting • Mangkok (bowl) • Kapas • Alas Bokong JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK - KESEHATAN REPRODUKSI Mengambil AKDR dalam kemasan steril • Buka penutup plastik AKDR hingga setengah bagian • Keluarkan inserter dan pendorong AKDR • Masukkan ujung klem ovum (menelusuri benang) hingga mencapai AKDR • Buka ujung klem ovum untuk menjepit AKDR (bila perlu, tahan dengan ujung jari tangan yang lain sehingga AKDR tidak bergerak ke atas) Mengeluarkan AKDR dari kemasannya • Pastikan AKDR terpegang oleh klem ovum pada kedua lengan dan batangnya • Jepit (jangan mengunci gagang klem ovum) dan tarik AKDR hingga ke luar dari kemasannya JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK - KESEHATAN REPRODUKSI Memastikan posisi AKDR • Perhatikan posisi AKDR sudah tepat (ujung klem ovum pada bagian tengah lengan dan arah batang AKDR sejajar dengan lengan klem ovum) • Bawa AKDR ke depan vulva yang telah disiapkan dengan bilasan larutan antiseptik • Perhatikan ketepatan aplikasi jepitan agar AKDR tidak jatuh JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK - KESEHATAN REPRODUKSI Teknik Insersi dengan Klem Ovum Penetrasi melalui introitus • Dengan satu tangan, pegang klem ovum porsio (telah disiapkan sebelumnya) • Angkat dan tarik secara halus klem tersebut ke atas dengan sudut 45 • Masukkan AKDR (pada klem AKDR di tangan yang lain) melalui introitus dan ikuti alur lengan klem porsio hingga melewati ostium uteri eksternum Memasukkan AKDR melalui ostium hingga mencapai fundus • Setelah melewati ostium dan memasuki kavum uteri maka arahkan AKDR ke fundus uteri • Lepaskan tangan pemegang klem porsio dan pindahkan ke fundus uteri (dari luar) untuk memastikan klem ovum AKDR telah mencapai fundus Menempatkan AKDR pada fundus • Setelah klem AKDR berada di fundus, tempatkan AKDR di bagian tersebut dengan jalan membuka jepitan dan memutar gagang klem sekitar 45 • Tarik perlahan-lahan klem pemegang AKDR ke arah luar sambil tangan luar menekan fundus uteri untuk memfiksasi AKDR Mengeluarkan klem ovum AKDR • Tarik klem ovum AKDR ke luar secara perlahan-lahan dan biarkan ujung klem tetap terbuka sehingga tidak menjepit batang atau benang AKDR pada saat dikeluarkan • Lepaskan tekanan pada fundus setelah ujung klem AKDR dapat dikeluarkan seluruhnya Teknik Insersi Manual • Keluarkan AKDR dari kemasan sterilnya (gunakan klem ovum seperti teknik insersi dengan klem) • Ambil AKDR tersebut dengan cara menjepitnya diantara jari telunjuk dan tengah • Perbaiki posisi AKDR pada jari-jari penjepit sehingga batang AKDR terpegang baik diantara jari-jari tersebut Memasukkan AKDR melalui introitus • Angkat klem porsio (sudah disiapkan sebelumnya) • Arahkan AKDR yang ada diantara 2 jari tangan yang lain ke introitus dan jalan lahir yang telah dibilas dengan larutan antiseptik sebelumnya • Masukkan AKDR melalui vagina dan ostium hingga mencapai daerah fundus uteri • Sesuaikan posisi ibu jari, jari manis dan kelingking dengan kondisi jalan lahir sehingga diperoleh akses yang memadai bagi jari tekunjuk dan tengah (AKDR) untuk mencapai fundus Menempatkan AKDR di daerah fundus uteri • Lepaskan jepitan pada AKDR dengan jalan mengangkat (menjauhkan) jari telunjuk dari jari tengah dan memutar tangan sekitar 30 • Setelah ADKR lepas dan menyentuh dinding fundus, tarik tangan dalam sambil menekan fundus uteri (dengan tangan luar) hingga keluar seluruhnya 5. Kontrasepsi Hormonal AKDR dengan Pelepas Hormon AKDR dengan Progestin (Mirena®): Karakteristik: - Bentuk T- batang polyethylene Melepas levonorgestrel 20 µg/hari Proteksi kontrasepsi: 5 tahun Pearl index 0.1 - 0.2 Perubahan atrofik endometrium Menurunkan jumlah darah dan lama haid 25% amenore (year 1-5) 60% amenore (year 6-10) Mirena dikenalkan di Jerman tahun 1997 > 500,000 klien menggunakan Mirena AKDR dengan Pelepas Hormon AKDR + Levonorgestrel (Mirena®): Hormon dilepaskan dari AKDR Mirena Hormone-Releasing IUD AKDR + Levonorgestrel (Mirena®): Cara Kerja: Perubahan lingkungan tuba (menghambat motilitas spe Perubahan decidua, stroma endometrium, proliferasi berkurang (inhibisi implantasi) Penebalan/pengentalan lendir serviks (menghamb motilitas sperma) AKDR dengan Pelepas Hormon AKDR + Levonorgestrel (Mirena®): Perbandingan konsentrasi Levonorgestrel-plasma berbagai kontrasepsi pg/ 800 ml 0 600 0 400 0 200 0 0 Combined OC progestogenonly-pill Norplant® Mirena® adapted from Diaz et al. (1987), Kuhnz et al. (1992), Nilson et al. (1986), Weiner et al. (1976) days AKDR dengan Pelepas Hormon AKDR + Levonorgestrel Pro Kontra Efektifitas kontrasepsi sangat tinggi (PI 0.1) Terjadi haid sela diantara 2 haid selama 3-6 bulan pertama Pelepasan lokal menuju target organ efek sistemik rendah Perlu insersi ulang setelah masa pakai selesai Tak tergantung kepatuhan Jangka panjang: hingga 5 tahun Efek samping hormonal pada beberapa pengguna Haid menjadi lebih pendek, ringan dan kurang nyeri Polarisasi ion Tidak mengurangi produksi ASI Proteksi endometrial selama terapi suplementasi estrogen AKDR dengan Pelepas Hormon Corak perdarahan pengguna AKDR + LNG (Mirena®): -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Perdarahan bercak/banyak dalam 3-6 bulan pertama Haid lebih pendek, ringan dan kurang nyeri Sekitar 20% klien akan mengalami amenore setelah penggunaan diatas 1 tahun AKDR dengan Pelepas Hormon Corak perdarahan pengguna AKDR + LNG: Length of period days 40 6 Volume of menstrual increase in ml blood copper IUD copper IUD 20 4 0 2 Mirena® 20 Mirena® 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 months adapted from Luukkainen et al. (1992) 40 decrease in ml adapted from Scholten et al. (1989) AKDR dengan Pelepas Hormon Keuntungan non-kontrasepsi: (Hubacher D, Grimes DA, Obstet Gynecol Survey 2002,57:120-128) AKDR dengan Pelepas Hormon AKDR + LNG: Penggunaan dalam periode perimenopause Kontrasepsi efektif untuk mereka yang tidak ingin anak lagi Kehamilan pada usia ini berhubungan dengan risiko komplikasi Pengunaan pada menopause Dengan meningkatnya risiko kanker payudara setelah terapi sulih hormon pada usia > 50 tahun maka progestin menjadi menarik untuk diteliti. Aplikasi estrogen melalui perekat (patch), mencegah pembebanan muatan pada hati karena progestin dilepaskan melalui sistem intrauterin. Mengacu pada kenyataan bahwa efek kontrasepsi tidak menjadi hal utama maka lepas lambat LNG dosis rendah memberikan suplementasi yang memadai selama masa menopause UNTUK LEBIH JELASNYA SILAHKAN LIHAT VIDEO PEMASANGAN DAN PENCABUTAN IUD SELAMAT MENYIMAK……..