1
KONSEP DASAR
PROBABILITAS
Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indo Global Mandiri
Pengantar :
2
Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang
sulit diketahui dengan pasti, terutama kejadian yang
akan datang.
Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti,
tetapi kita bisa melihat fakta-fakta yang ada untuk
menuju derajat kepastian atau derajat keyakinan
bahwa sesuatu akan terjadi.
Derajat / tingkat kepastian atau keyakinan dari
munculnya hasil percobaan statistik disebut
Probabilitas (Peluang), yang dinyatakan dengan P.
Konsep dan definisi dasar
3
Eksperimen/percobaan probabilitas adalah segala
kegiatan dimana suatu hasil (outcome) diperoleh.
Ruang sampel adalah himpunan seluruh
kemungkinan outcome dari suatu
eksperimen/percobaan. Biasanya dinyatakan
dengan S. Banyaknya outcome dinyatakan dengan
n(S).
Peristiwa/kejadian adalah himpunan bagian dari
outcome dalam suatu ruang sampel.
Contoh :
4
Dilakukan eksperimen, yaitu diperiksa 3 buah sikring
satu persatu secara berurutan dan mencatat kondisi
sikring tersebut dengan memberi notasi B untuk sikring
yang baik dan R untuk sikring yang rusak.
Maka ruang sampel pada eksperimen probabilitas
pemeriksaan tersebut adalah S = {BBB, BBR, BRB, RBB,
BRR, RBR, RRB, RRR}. Jumlah outcome dalam ruang
sampel S adalah n(S) = 23 = 8.
Jika A menyatakan peristiwa diperoleh satu sikring
yang rusak, maka A = {BBR, BRB, RBB}. Jumlah outcome
dalam ruang peristiwa adalah n(A) = 3.
Definisi probabilitas
5
Bila kejadian A terjadi dalam m cara dari seluruh n cara
yang mungkin terjadi dan masing-masing n cara itu
mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul, maka
probabilitas kejadian A, ditulis P(A), dapat dituliskan :
n( A) m
P( A)
n( S ) n
Sifat-sifat probabilitas kejadian A :
6
0 P(A) 1 , artinya nilai probabilitas kejadian A selalu
terletak antara 0 dan 1
P(A) = 0, artinya dalam hal kejadian A tidak terjadi
(himpunan kosong), maka probabilitas kejadian A
adalah 0. Dapat dikatakan bahwa kejadian A mustahil
untuk terjadi.
P(A) = 1, artinya dalam hal kejadian A, maka
probabilitas kejadian A adalah 1. Dapat dikatakan
bahwa kejadian A pasti terjadi.
Komplemen: Peristiwa A tidak terjadi, ditulis A'
P( A' ) 1 P( A)
Contoh (1):
7
Sebuah koin dilemparkan dua kali. Berapakah
probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka?
Jawab :
Misal M = Muka , B = Belakang
Ruang sampel untuk percobaan ini adalah S = {MM, MB,
BM, BB}
Kejadian A = muncul paling sedikit satu Muka adalah
A = {MM, MB, BM}
Jadi,
Probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka
adalah
P ( A)
n( A) 3
n( S ) 4
Contoh (2):
8
Suatu campuran kembang gula berisi 6 mint, 4 coffee, dan 3
coklat. Bila seseorang membuat suatu pemilihan acak dari
salah satu kembang gula ini, carilah probabilitas untuk
mendapatkan : (a) mint, dan (b) coffee atau coklat.
Jawab :
Misal, M = mint , C = coffee , T = coklat
n( M ) 6
P
(
M
)
(a). Probabilitas mendapatkan mint =
n( S )
13
(b). Probabilitas mendapatkan coffee atau coklat =
P(C T )
n(C T ) n(C ) n(T ) n(C T ) 4 3 0 7
n( S )
n( S )
13
13
Pendekatan Perhitungan Probabilitas
a) Pendekatan Klasik
Diasumsikan
seluruh hasil experimen memiliki
keungkinan yang sama.
Kejadian A dapat terjadi sebanyak n(A) cara
dari seluruh n(S) cara
Kejadian A sukses
Kejadian
A gagal
Contoh : peristiwa A
merupakan peristiwa
munculnya mata dadu genap
dari pelemparan sebuah
dadu, berapakah peluang
terjadinya peristiwa A ?
10
Pendekatan Perhitungan Probabilitas
b) Pendekatan Frekuensi Relatif
Contoh : penelitian yang dilakukan terhadap 50
mahasiswa terhadap nilai mata kuliah ALPRO.
Berapakah besarnya peluang mahasiswa
mendapatkan nilai 50 dan 70 ?
Jawab
Nilai (x)
40
50
60
70
80
90
f
8
4
11
15
7
5
Pendekatan Perhitungan
Probabilitas
c) Pendekatan Subjektif
Didasarkan atas penilaian seseorang dalam
menyatakan tingkat kepercayaan
Biasanya dalam bentuk opini atau pendapat
HIMPUNAN
Penulisan Himpunan
1. Cara pendaftaran
Unsur himpunan ditulis satu persatu / didaftar.
Contoh :
A = {a,i,u,e,o}
2. Cara pencirian
Unsur himpunan ditulis dengan menyebutkan
sifat-sifat atau ciri-ciri unsur tersebut.
Contoh :
A = { x|x huruf vokal }
Macam – Macam Himpunan
1.Himpunan Semesta
Lambang : S atau U
Himpunan yang memuat
pembicaraan.
seluruh
2.Himpunan kosong
Lambang : { } atau Ø
Himpunan yang tidak memiliki anggota.
objek
3. Himpunan Bagian
Lambang : ⊂
Rumus : Menghitung banyak himpunan
bagian dari suatu himpunan sebesar n
adalah 2n.
4. Himpunan Komplemen
Lambang : Ac, A’
Himpunan semua unsur yang tidak termasuk
dalam himpunan yang diberikan.
Operasi Himpunan
1. Operasi Gabungan (union)
Lambang : A U B
Gabungan dari himpunan A atau B adalah semua unsur
yang
terdapat di A atau B sekaligus.
Contoh:
Operasi Himpunan
2.Operasi Irisan (intersection)
Lambang : A ∩ B
Irisan dari himpunan A dan B adalah semua unsur
sama di dalam A dan B.
Contoh:
yang
Operasi Himpunan
3.Operasi Jumlah
Lambang : A + B
Jumlah antara dua himpunan A dan B ádalah himpunan
unsur-unsur himpunan yang menjadi anggota A atau B dan
bukan anggota sekutu A dan B.
Contoh:
Operasi Himpunan
4.Operasi Selisih
Lambang : A – B
Selisih himpunan A dan B adalah himpunan semua unsur
yang tidak termasuk di dalam B.
Contoh:
Beberapa Aturan dalam Himpunan
1. Hukum Komutatif
AUB=BUA
A∩B=B∩A
2. Hukum Asosiatif
(A U B) U C = A U (B U C)
(A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C)
3. Hukum Distributif
A ∩ (B U C) = (A ∩ B) U (A ∩ C)
A U (B ∩ C) = (A U B) ∩ (A U C)
4.
Hukum Identitas
A∩S=A
A∩Ø=Ø
5.
Hukum Komplementasi
A ∩ Ac = Ø
A U Ac = S
6.
n(A U B) = n(A) + n(B) – n(A ∩ B)
n(AUBUC)
= n(A) + n(B) + n(C) – n(AB) – n(AC) – n(BC) + n(ABC)
n(A) = jumlah anggota himpunan A
LATIHAN