BAB I PENDAHULUAN 1.1 1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi terjadi apabila ada kenaikan produk nasional bruto atau aat ta pendapatan nasional. Menurut Todaro dan Smith (2006), ada tiga faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi dalam suatu bangsa, yaitu akumulasi modal, uut t ppertumbuhan penduduk, dan kemajuan teknologi. Akumulasi modal meliputi pe semua jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal sse e sumber daya. Akumulasi modal akan terjadi apabila sebagian pendapatan ssu u ditabungkan (diinvestasikan) kembali dengan tujuan untuk memperbesar output ddi it atau aat tta pendapatan di kemudian hari. Ada pelbagai faktor ekonomi dan nonekonomi yang bisa memengaruhi investasi, seperti suku bunga, kebijakan perpajakan, kestabilan politik, dan iin nv penegakan hukum (Timothy 2009). Pertumbuhan ekonomi juga berarti ppe e perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa pe yang diproduksi bertambah dan kemakmuran suatu negara meningkat dari waktu ya ke waktu secara terus menerus. Adapun laju atau kecepatan pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingkat investasi di bidang industri dan akumulasi modal secara dit keseluruhan di semua sektor. Peningkatan investasi itu sendiri dimungkinkan oleh ke adanya kelebihan keuntungan sektor modern dari selisih upah, dengan asumsi ad bahwa “para kapitalis” yang berkecimpung dalam sektor modern tersebut bersedia bba a menanamkan kembali seluruh keuntungannya sebagai modal. m Pada abad ke-16 – 17, kekayaan negara identik dengan stok uang (emas dan perak) yang bisa ditumpuk oleh pemerintah di negara bersangkutan. Dengan ppe e mengekspor lebih banyak dan membatasi impor, maka perdagangan akan m menghasilkan surplus, yang harus dibayar dengan emas dan perak. Makin tinggi m jumlah ekspor atas impor atau makin banyak surplus, makin banyak kekayaan jju um emas dan perak yang ditumpuk, berarti makin makmur negara yang bberupa be e 2 bers sangk bersangkutan (Dayat 2009). Ini bisa terjadi apabila kekayaan yang dimiliki negara terse ebut digunakan untuk kepentingan negara dan rakyatnya. Namun, di beberapa tersebut nega ara yang mempunyai pendapatan dan kekayaan yang banyak, kekayaan negara terse ebut tidak digunakan untuk kepentingan negara atau rakyatnya, tetapi tersebut digu unak untuk kepentingan pribadi atau golongan dari penguasanya. digunakan Da D a Moneter Internasional (IMF) dinilai tengah mengubah paradigma Dana tenta ang penanganan arus modal. Lembaga keuangan itu kini beranggapan bahwa an tentang pasa ar ti ttidak id boleh terlalu kebablasan atau liberal sehingga modal asing yang masuk pasar market perlu dikendalikan. “Ada perubahan paradigma di IMF saat ke em eemerging mer er munculnya pernyataan dari Dominique Strauss-Kahn (Managing ini dengan deen Director Dire ect ctor IMF) bahwa ekonomi liberal sudah tidak cocok lagi saat ini,” ujar pengamat peng gaam m ekonomi, Erick Alexander Sugandi. Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Firmansyah, mengakui pengaturan kontrol kapital perlu dilakukan Indo one nes mengingat men ngiin ng ng risiko pembalikan modal yang bakal terjadi. Menteri Keuangan Agus mengungkapkan bahwa pemerintah memiliki banyak cara DW W Martowardojo Ma untu uk memanfaatkan m untuk arus modal asing yang masuk atau capital inflow guna mem macu ma cu perekonomian dalam negeri. Menurut dia, pengelolaan capital inflow memacu lebih menyasar ke arah jangka panjang sehingga memberikan dampak positif akann leb terhadap terha adap pertumbuhan ekonomi (Wachyu 2011). Pertumbuhan ekonomi juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah Pe suatu sudah makmur dan maju atau belum. Kemajuan dan kemakmuran suat tu negara ne suatu suat tu nnegara dapat dilihat dari sejauh mana pendapatan dan kekayaan yang dimiliki dimi ili liki ki oleh negara tersebut. Semakin tinggi pendapatan dan bertambahnya kekayaan keka ayyaaa suatu negara maka semakin tinggi kemajuan dan kemakmuran negara tersebut. terse ebut eb u Pendapatan per kapita dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan per kapita, dengan kem makkm ma m asumsi kerja konstan, maka semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk asum msi si beban b juga dan jju uga produktivitasnya. Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan produksi, walaupun wala auuppu tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik dapat menaikkan men naik na ikk produktivitas tenaga kerja atau menyediakan secara langsung jasa 3 ya yang diperlukan dalam proses produksi sehingga investasi dalam modal sumber da daya manusia juga dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Model pertumbuhan ekonomi telah banyak dimodelkan, antara lain oleh Ta Tajau (2008), Herliani (2009), dan Sugiyantoro (2011). Tajau mengkaji model ya yang diajukan oleh Zhang dalam tesisnya tentang model pertumbuhan ekonomi ddu u negara berdasarkan modal dan knowledge. Herliani mengkaji dalam tesisnya dua tte e en tentang model distribusi pertumbuhan ekonomi antarkelompok pada dua negara. Su S Sugiyantoro dalam tesisnya mengkaji model dinamika pertumbuhan ekonomi dan perkotaan. Dalam penelitian ini akan dikaji model pertumbuhan ppedesaan pe e ekonomi yang dikembangkan oleh Zhang (2005) dengan memasukkan stok uang eek k sebagai salah satu variabel dari fungsi kekayaan dan pendapatan. sse e b.. b Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1 mengkaji model pertumbuhan ekonomi berdasarkan fungsi stok uang, 2 menentukan solusi ekuilibrium dari model, 3 membuat simulasi model. cc.. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini, di antaranya sebagai berikut: 1 mengetahui pertumbuhan ekonomi berdasarkan fungsi stok uang, 2 mengetahui, sesuai atau tidaknya model yang telah dikembangkan oleh Zhang di suatu negara. Apabila model yang dikembangkan telah sesuai, dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan pengambilan kebijakan di suatu negara. Dari hal-hal tersebut di atas, maka pembahasan selanjutnya adalah sebagai berikut: Bab II tinjauan pustaka yang membahas masalah-masalah dan teori-teori bbe e dasar dda a yang melandasi dalam pemodelan pertumbuhan ekonomi berdasarkan fungsi stok sst to uang, kemudian Bab III dan IV membahas model, penentuan solusi, penentuan ekuilibrium, dan pembuatan simulasi. Bab III dan IV merupakan dasar ppe e uuntuk pengambilan simpulan dan saran pada Bab V. un