BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian tentang pemasaran akan diuraikan sehubungan dengan tujuan dari kegiatan pemasaran, yaitu untuk memuaskan serta memenuhi kebutuhan manusia akan produk dan jasa. Pemasaran memegang peranan penting dalam perusahaan karena dalam pelaksanaannya berhubungan langsung dengan konsumen serta lingkungan luar perusahaan lainnya. Adapun definisi pemasaran menurut Djaslim Saladin dalam bukunya "Manajemen Pemasaran" (2006:2) pengertian pemasaran adalah sebagai berikut: "Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginaya melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (nilai) produk dengan yang lain". Melihat definisi diatas, jelas bahwa semua definisi tersebut mempunyai tujuan dan prinsip yang sama, yaitu pemasaran tidak hanya berhubungan dengan penjualan saja, tetapi juga merupakan suatu aktivitas yang mempunyai dimensi sosial dan berorientasi kepada pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui pertukaran demi l a b a perusahaan. Dalam menjalankan aktivitas tersebut individu atau kelompok memerlukan suatu proses yang mendukung tercapainya tujuan dari aktivitas yang akan dilaksanakan. Proses yang dimaksud adalah manajemen pemasaran. Menurut Kotler yang dialih bahasakan olah Molan (2008:10) dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” yang dimaksud pemasaran: Proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. 9 Menurut Stanton yang dialih bahasakan oleh Saladin (2006:2) dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” yang dimaksud pemasaran: Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk mendistribusikan produk-produk yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai sasaran serta tujuan organisasi. Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk dan jasa kepada konsumen. Manajemen pemasaran merupakan suatu proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap produk, jasa dan gagasan dimana terjadi pertukaran yang bertujuan untuk menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal dan hal tersebut dapat diperoleh jika perusahaan mampu menghasilkan produk dan jasa yang menarik minat pembeli karena produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga konsumen memperoleh kepuasan. Dari aktivitas dalam menghasilkan produk dan jasa diatas memerlukan suatu proses yang mendukung dari aktivitas yang dilaksanakan. 2.2 Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang pelaksanaan dari pemasaran. Dengan ilmu manajemen pemasaran, perusahaan dapat menentukan pasar mana yang dituju dan membina hubungan yang baik dengan pasar sasaran tersebut. Pengertian manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2007:6) adalah sebagai berikut: "Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul". 10 Pengertian manajemen pemasaran menurut Djaslim Saladin dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2006:4) sebagai berikut: "Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, produk, dan jasa, untuk menghasilkan pertukaran yang memuaskan individu, dan memenuhi tujuan organisasi". Dari kedua pengertian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu pemasaran atau organisasi memilih pasar sasaran yang sesuai, yang dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan, dan menjalin hubungan yang baik dengan pasar sasaran tersebut. 2.3 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep dalam pemasaran, pemasaran merupakan kegiatan yang diarahkan pada usaha manusia untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya melalui proses pertukaran. Sehingga perusahaan harus menyesuaikan kegiatan pemasaran yang dilaksanakan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penjualan, faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, seperti peraturan pemerintah, teknologi, pesaing, dan situasi ekonomi. Faktorfaktor tersebut harus diperhitungkan oleh perusahaan pada setiap pelaksanaan kegiatan pemasaran. 2. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan, seperti harga produk, saluran distribusi dan promosi. Faktor-faktor ini memegang peranan penting dalam menentukan program pemasaran suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan ini disebut Bauran Pemasaran (marketing mix). Pengertian bauran pemasaran menurut 11 Djaslim Saladin dalam bukunya "Manajemen Pemasaran" (2006:5) yang dikutip dari Philip Kotler, bahwa : "Bauran pemasaran adalah seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran". Dalam bauran pemasaran terdapat empat unsur (4P) yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yaitu : 1. Product Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan, sedangkan dalam makna sempit produk adalah sekumpulan atribut fisik yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasi. 2. Price Harga adalah sejumlah uang yang akan dibayarkan oleh konsumen atau pelanggan untuk mendapatkan suatu produk dari perusahaan. 3. Promotion Promosi adalah keunggulan yang aktivitas dimiliki untuk suatu mengkomunikasikan berbagai produk, dan mempengaruhi target market untuk membeli produk tersebut. 4. Place Distribusi merupakan tempat termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen. Definisi di atas bahwa bauran pemasaran adalah rangkaian alat-alat yang dapat dikendalikan, yang berfungsi sebagai strategi pemasaran yang dibaurkan oleh perusahaan untuk membuat respon yang diinginkan dari pasar sasaran. Ada 4 komponen yang tercakup dalam kegiatan bauran pemasaran yang dikenal dengan sebutan 4P. 12 Gambar 2.1 The Four P’s Of The Marketing • • • • • • Product Variety Quality Design Features Brand name Packaging Promotion • Advertizing • Personal selling • Sales Promotion • Public relation Target Consumers Intended positioning Price • List price • Discount • Allowance • Payment period • Credit terms Place • Channels • Coverage • Assortments • Location • Inventory • Transportation • logistic Sumber : Kotler dan Armstrong (2007:53) Menurut P. R. Smith dialih bahasakan oleh Achmadi (2008:40) dalam bukunya “Great Answer to Tough Marketing Question” yang dimaksud bauran pemasaran: Bauran pemasaran merupakan suatu kumpulan variabel yang dapat dikontrol yang ditawarkan kepada (dan mempengaruhi) pelanggan. Berpedoman pada definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu strategi yang ditujukan pada konsumen untuk mempengaruhi mereka dengan membuat kepuasan melalui usaha memajukan komponen-komponen produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (place) yang dikenal dengan 4P. Sedangkan untuk perusahaan yang menghasilkan jasa, selain komponen-komponen bauran pemasaran di atas, menurut Booms dan Bitner yang dikutip oleh kotler (2005: 116) dalam buku 13 “Manajemen Pemasaran”, menambahkan tiga komponen bauran pemasaran, yaitu orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process). Bauran pemasaran sebagaimana yang sudah kita kenal terdiri dari empat elemen (4 P’s): produk, harga, distribusi, dan promosi. Dengan sejumlah penyesuaian keempat elemen ini juga penting dalam pemasaran jasa. Akan tetapi, dalam pemasaran jasa, ada elemen-elemen lain yang bisa dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dengan dan memuaskan konsumen jasa. Elemen-elemen tersebut adalah: orang (people or participants), lingkungan fisik dimana jasa diberikan atau bukti fisik (physical evidence), dan proses jasa itu sendiri (process). Dengan demikian 4 P’s yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran produk, perlu diperluas menjadi 7 P’s jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa. 2.4 Ritel Salah satu perantara dalam saluran pemasaran adalah pengecer. Eceran (retailing) mempunyai peranan penting dalam perekonomian dengan menyediakan banyak jenis dan keragaman produk maupun pelayanan. 2.4.1 Pengertian Ritel Pengertian eceran (retailing) menurut Berman dan Evan dalam bukunya "Manajemen Ritel" (2007:70) adalah sebagai berikut: "Semua aktivitas yang langsung berhubungan dengan penjualan produk dan jasa kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis." 2.4.2 Klasifikasi Ritel Klasifikasi toko-toko eceran menurut Berman dan Evan dalam bukunya "Manajemen Ritel" (2007:71) adalah sebagai berikut: 1. Kepemilikan Pengecer dapat diklasifikasikan secara luas menurut bentuk kepemilikan 14 independent, bagian dari rantai atau toko waralaba. a) Pengecer independent adalah pengecer yang dimiliki oleh seseorang atau suatu kemitraan dan tidak dioperasikan sebagai bagian dari lembaga eceran yang lebih besar. b) Toko berantai, (chain store) adalah toko yang dimiliki dan dioperasikan sebagai satu kelompok oleh satu organisasi. c) Waralaba (franchise) dimiliki dan dioperasikan oleh individu tetapi memperoleh lisensi dari organisasi pendukung yang lebih besar. 2. Tingkat pelayanan Tingkat pelayanan yang disediakan oleh pengecer dapat diklasifikasikan sepanjang suatu rangkaian dari pelayanan penuh (full service) sampai pelayanan sendiri (self service). 3. Keragarnan produk Dasar ketiga untuk memposisikan atau mengklasifikasikan toko-toko adalah berdasarkan keluasaan dan kedalaman lini produk mereka. Sebagai contoh adalah toko khusus (speciality store) merupakan toko-toko yang paling terkosentrasi dalam keragaman produk mereka, biasanya menjual lini produk tunggal atau sempit tetapi dengan tingkat kedalaman yang tinggi. 4. Harga Harga merupakan cara keempat untuk memposisikan toko-toko eceran. Toko diskon, factory outlet dan pengecer obral adalah toko yang menggunakan harga rendah. 2.4.3 Jenis Toko Eceran Menurut Levy dan Weitz dalam bukunya "Retailing Management" (2007:39) ritel dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu food retailer, general merchandise retailer, dan non store retailer. a. Food retailers 1. Supermarkets 15 Supermarkets konvensional biasanya mempersilahkan pengunjung untuk melayani dirinya sendiri dalam mencari kebutuhan seperti perlengkapan seharihari, daging, perlengkapan yang bukan termasuk makanan seperti perawatan kesehatan dan lain-lain. 2. Supercentres Supercentres adalah jenis ritel yang cepat berkembang. Karena biasanya supercentres mempunyai luas toko yang mencapai 150.000-220.000 m2 tetapi banyak juga pelanggan yang merasa tidak nyaman dan kesulitan untuk mencari kebutuhan mereka karena toko terlalu luas. 3. Hypermarket Hypermarkets mempunyai luas 100.000-300.000m 2 hypermarkets juga termasuk salah satu ritel yang cepat berkembang. 4. Warehouse club Warehouse club adalah peritel yang menawarkan jenis makanan dan general merchandise yang terbatas dengan sedikit pelayanan dengan tingkat harga yang relative rendah untuk para konsumen akhir dan bisnis kecil. 5. Convenience stores Convenience stores atau toko kebutuhan sehari-hari memberikan aneka ragam produk kebutuhan yang terbatas dengan lokasi yang terjangkau. b. General merchandise retail 1. Department store Menangani beberapa bagian penjualan produk dibawah satu atap, sebuah department store menyediakan variasi produk belanja dan produk-produk khusus secara luas termasuk pakaian, kosmetik, peralatan rumah tangga, alat16 alat elektronik dan kadang-kadang mebeul. Pembelian biasanya dilakukan masing-masing bagian diperlakukan sebagai pusat pembelian terpisah agar ekonomis dalam promosi, pembelian, pelayanan dan pengawasan. 2. Full line discount strores Full line discount stores adalah peritel yang menawarkan jenis produk yang bervariasi, pelayanan yang terbatas, dan harga yang rendah. 3. Speciality stores Toko khusus adalah toko eceran yang mengkhususkan diri pada jenis produk dagangan tertentu. Format toko khusus memungkinkan pengecer memperhalus strategi segmentasi mereka dan menempatkan produk dagangan mereka di target pasar yang spesifik. Sebuah toko khusus tidak hanya merupakan sejenis toko tetapi juga merupakan metode operasi eceran, yaitu mengkhususkan diri pada jenis produk dagangan tertentu. 4. Drugstores Toko obat (drug store) menawarkan produk-produk dan jasa yang berkaitan dengan farmasi sebagai daya tarik utama mereka. Konsumen paling sering tertarik dengan sebuah toko obat oleh farmasinya atau ahli farmasinya, kenyamanan atau karena ia mempertahankan rencana resep pihak ketiga mereka. 5. Category specialists Category specialist adalah toko diskon dengan ukuran yang besar. Ritel ini dasarnya adalah discount speciality stores. Dengan menawarkan produk- produk yang lengkap dengan harga yang rendah. 6. extreme value retailers Extreme value retailers adalah sebuah toko kecil dan termasuk toko diskon dengan lini penuh yang menawarkan produk dagangan yang terbatas dengan 17 harga yang sangat murah. 7. off price retailers Off price retailers menawarkan produk-produk bermerk yang tidak menentu dan dengan harga yang murah. Kebanyakan produk-produk off-price retailers dari perusahaan atau ritel lain yang mempunyai kelebihan produksi atau produk dagangan di akhir musim. Produk tersebut mungkin saja memiliki ukuran yang tidak biasa, warna dan model yang tidak popular atau mempunyai cacat produksi. c. Non Store Retailers 1. Electronic retailers Electronic retailers atau sering dikenal dengan e-tailling, online tailing, dan internet tailing adalah format ritel dimana peritel berkomunikasi dengan konsumen dan menawarkan produk dan jasa yang dijual melalui internet. 2. Catalog and direct mail retailers Catalog retailing adalah format ritel bukan toko dimana peritel menawarkan produknya menggunakan katalog. 3. Direct selling Direct selling atau penjualan langsung adalah format ritel yang menggunakan sales people yang secara langsung mendatangi konsumen di lokasi yang cocok. 4. Television home shopping Television home shopping adalah format ritel dimana konsumen menonton suatu program TV yang mendemontrasikan produk yang mereka tawarkan. 18 5. Vending machine retailing Vending machine retailing adalah format ritel dimana produk yang dijual disimpan dalarn sebuah mesin dan diberikan kepada konsumen apabila mereka menyetorkan uang tunai atau menggunakan kartu kredit. 6. Services retailing Service retailing adalah jenis ritel yang lebih banyak menyediakan pelayanan daripada produk yang dijual, atau bahkan hanya menjual jasa. 2.5 Bauran Ritel Ritel atau eceran mempunyai bauran yang penting untuk diperhatikan demi kelangsungan bisnis ritel tersebut. Dengan memperhatikan semua bauran tersebut, suatu bisnis ritel dapat menjadi lebih unggul dibanding peritel lainnya. Menurut Bob Foster (2008:51) berikut ini merupakan bauran dari Retailing Mix (Penjualan Eceran) terdiri dari: 1. Lokasi Toko (Store Location) Lokasi akan mempengaruhi jumlah dan jenis konsumen yang akan tertarik untuk datang ke lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh sarana transportasi yang ada, serta kapasitas parkir yang cukup memadai bagi konsumen. 2. Pelayanan (Operation Procedures) Pelayanan eceran bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada konsumen potensial dalam berbelanja atau mengenal tempat produk atau jasa yang disediakan. 3. Produk (Merchandising) Merchandising merupakan perencanaan dan pengendalian dalam pembelian dan penjualan produk dan jasa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pengecer. 19 4. Harga (Pricing Tactics) Harga merupakan faktor utama penentuan posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran ragam produk, dan pelayanan, serta persaingan. 5. Suasana Toko (Store Atmosphere) Suasana (Atmosphere) setiap toko mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan untuk berputar-putar di dalamnya. 6. Karyawan Toko (Customer Service) Pramuniaga yang berkualitas akan menunjang suatu perusahaan untuk dapat mempertahankan konsumennya, perusahaan yang mampu membayar lebih para pramuniaganya akan mendapatkan keuntungan yang lebih dari kompetitornya. 7. Promosi (Promotion) Aktivitas yang dibutuhkan penjual eceran untuk menarik dan membujuk konsumen untuk membeli produk. 2.6 Store Atmosphere Pengertian store atmosphere merupakan salah satu unsur dari retailing mix yang juga harus diperhatikan oleh suatu bisnis ritel. Dengan adanya store atmosphere yang baik, perusahaan dapat menarik konsumen untuk berkunjung dan melakukan pembelian. 2.6.1 Pengertian Store Atmosphere Pengertian store atmosphere menurut Berman dan Evan dalam bukunya ”Retail Management” (2007:454) : ”Atmosphere refers to the store’s physical characteristics that project an image and draw customer” Pengertian store atmosphere menurut Levy dan Weitz dalam bukunya ”Retailing Management” (2007:434) : ”Store atmosphere reflects the combination of store’s physical characteristics, such as it’s architecture, layout, sign and displays, colors, 20 lighting, temperature, sounds, and smells, which together create an image in the customers mind”. Dari kedua pengertian diatas, penulis dapat mengambil keputusan bahwa store atmosphere adalah suatu karakteristik yang sangat fisik dan sangat penting bagi setiap bisnis ritel hal ini berperan sebagai penciptaan suasana yang nyaman untuk konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama berada didalam toko dan secara tidak langsung merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. 2.6.2 Elemen-Elemen Store Atmosphere Store atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Elemen-elemen store atmosphere terdiri dari exterior, general interior, store layout, dan interior displays. Gambar 2.2 Elemen-elemen store atmosphere Store layout exterior Store atmosphere created by the retail General interior Interior displays Sumber : Berman dan Evans (2007:545) 1. Exterior Menurut Bernan dan Evans dalam bukunya “Manajemen Ritel” (2007:545-548), mengemukakan penjelasan dari exterior sebagai berikut : Exterior sebuah toko mempunyai pengaruh yang kuat terhadap image toko dan harus direncanakan secara matang. Konsumen terkadang menilai sebuah toko 21 dari bagian depannya saja. Bagian depan sebuah toko merupakan keseluruhan physical exterior dari sebuah toko. Dan konstruksi material lainnya. Sebuah papan nama dapat dibuat dengan menggunakan cat atau lampu neon, yang diset secara terpisah atau bersama-sama dengan slogan (trademark) dan informasi lainnya. Papan nama toko juga harus dapat menarik perhatian. Yang termasuk exterior toko ialah pintu masuk toko. Pintu masuk toko harus memperlihatkan tiga hal utama yaitu : a. Jumlah pintu masuk yang dibutuhkan. Sebuah toko diharapkan dapat mengatur antara pintu keluar dan pintu masuk toko. Pintu sebuah toko juga harus dapat menghalangi potensi terjadinya pencurian. b. Tipe dari pintu masuk yang dipilih, apakah dapat secara otomatis membuka sendiri atau yang bersifat manual. Lantai jalan masuk dapat menggunakan semen, keramik atau karpet. c. Jalan masuknya. Jalan yang lebar dan lapang dapat menciptakan atmosphere yang berbeda dibandingkan dengan jalan yang kecil dan sempit. Etalase toko memiliki arti yang sangat penting bagi exterior toko. Etalase toko memiliki 2 tujuan utama yaitu : 1. Sebagai identifikasi dari sebuah toko 2. Sebagai alat untuk menarik orang agar masuk kedalam toko Dibutuhkan perencanaan yang matang dalam membuat etalase toko. Halhal yang perlu diperhatikan antara lain adalah mengenai jumlah, ukuran, warna dan tema yang digunakan serta frekuensi pergantiannya pertahun. Dalam beberapa kasus, tercapainya tujuan store atmosphere adalah melalui penataan yang unik dan menarik, sirkulasi udara yang menarik, dekorasi etalase yang baik dan bangunan toko yang tidak biasa adalah merupakan kelengkapan-kelengkapan yang dapat menarik perhatian karena keunikannya. Lingkungan disekitar toko perlu diperhatikan. Lingkungan luar toko dapat berpengaruh terhadap citra mengenai harga produk, level, serta pelayanan toko 22 menunjukan keadaan demografi dan gaya hidup serta orang-orang yang tinggal disekitar toko. Fasilitas parkir berpengaruh terhadap atmosphere. Tempat parkir yang dekat dengan toko serta gratis mencitrakan kesan yang lebih positif dari pada tempat parkir yang memungut biaya pembeli potensial tidak mau memasuki toko apabila harus bersusah payah memarkirkan mobilnya. Atmopshere toko dapat berkurang kenyamanannya apabila tempat parkirnya sempit dan padat. 2. General interior Saat konsumen berada dalam sebuah toko, maka banyak elemen-elemen yang mempengaruhi persepsi mereka. Lampu yang terang dengan vibrant colors dapat memberikan kontribusi terhadap atmosphere yang berbeda dari pada penerangan dengan lampu yang remang. Suara dan aroma dapat mempengaruhi perasaan konsumen. Sebuah restoran dapat menggunakan aroma dari parfum untuk menarik konsumen. Salon kecantikan dapat memainkan musik aliran pop atau rock tergantung permintaan pelanggannya. Musik dengan tempo yang lambat dapat membuat orang yang berbeda dalam super market bergerak lebih lambat. Perlengkapan toko dapat direncanakan berdasarkan kegunaan dan estetikanya. Meja, rak produk, pintu merupakan bagian dari dekorasi interior. Toko untuk kalangan atas akan benar-benar mendandani perlengkapannya dengan berkelas. Dinding toko juga mempengaruhi atmosphere. Pemilihan wallpaper pada setiap toko berbeda sesuai dengan keadaan toko. Konsumen juga dipengaruhi oleh temperature udara didalam toko. Kurang sejuknya udara dapat mempercepat keberadaan konsumen di dalam toko. Ruangan yang luas dan tidak padat menciptakan suasana yang berbeda dengan ruangan yang sempit dan padat. Konsumen dapat berlama-lama di dalam toko apabila mereka tidak terganggu oleh orang lain ketika sedang melihat-lihat produk yang dijual. Toko dengan bentuk bangunan yang modern serta perlengkapan yang baru akan lebih mendukung atmosphere. Remodeling bangunan serta penggantian 23 perlengkapan lama dengan perlengkapan yang baru dapat meningkatkan citra toko serta meningkatkan penjualan dan keuntungan. Yang perlu diperhatikan dari semua hal diatas adalah bagaimana perawatannya agar dapat selalu terlihat bersih. Tidak peduli bagaimana mahalnya interior sebuah toko tetapi apabila terlihat kotor maka akan menimbulkan kesan jelek. 3. Store Layout Dalam poin ini, perencanaan store layout meliputi penataan penempatan ruang untuk mengisi luas lantai yang tersedia, mengklasifikasikan produk yang akan ditawarkan, pengaturan lalulintas di dalam toko, pengaturan lebar ruang yang dibutuhkan, pemetaan ruangan toko dan menyusun produk yang ditawarkan secara individu. Pembagian ruangan toko meliputi ruangan-ruangan sebagai berikut : a. Ruang penjualan yang merupakan tempat produk-produk dipajang serta merupakan tempat interaksi antara pembeli dan penjual. b. Ruang merchandise yang merupakan ruang untuk produk-produk dengan kategori nondisplayed items. c. Ruang karyawan merupakan ruang yang khusus untuk karyawan. d. Ruang untuk konsumen yang meliputi kursi, rest room, restaurant dan lainnya. Mengklasifikasikan produk yang ditawarkan untuk menentukan penempatan produk, dilakukan berdasarkan karakteristik dari masing-masing produk. Klasifikasi produk dilakukan berdasarkan pada pembagian sebagai berikut : a. Produk yang menjadi kebutuhan umum b. Produk yang dapat memotivasi konsumen untuk melakukan pembelian c. Produk untuk target pasar tertentu d. Produk yang membutuhkan penanganan khusus 24 Mengatur lalulintas didalam toko dilakukan dengan menggunakan dua pola, yaitu : straight (gridiron) traffic flow dan curving (free-flow) traffic flow. Masing-masing pola memiliki kelebihan sendiri. Pola straight (gridiron) traffic flow memiliki kelebihan sebagai berikut : a. Dapat menciptakan atmosphere yang lebih bersahabat b. Mengurangi rasa terburu-buru konsumen c. Konsumen dapat berjalan-jalan keliling toko dengan pola yang berbedabeda d. Merangsang pembelian yang tidak direncanakan Pengaturan luas ruangan yang dibutuhkan diatur berdasarkan antara ruang penjualan dan non penjualan. Pemetaan ruangan toko dimaksudkan untuk mempermudah penempatan produk yang ditawarkan. Hal terakhir yang menyangkut store layout adalah menyusun produkproduk yang ditawarkan sesuai dengan karakteristik produk. Produk dan merek yang paling menguntungkan harus ditempatkan dilokasi yang paling baik. Produk harus disusun berdasarkan ukuran, harga, warna, merek, dan produk yang paling digemari konsumen. 4. Interior displays Poster, papan petunjuk dan ragam interior display lainnya dapat mempengaruhi atmosphere toko, karena memberikan petunjuk bagi konsumen. Selain memberikan petunjuk bagi konsumen, interior displays juga dapat merangsang konsumen untuk melakukan pembelian. Macam interior displays antara lain adalah : a. Assortment displays Merupakan bentuk interior displays yang digunakan untuk berbagai macam produk yang berbeda dan dapat mempengaruhi konsumen untuk merasakan, melihat dan mencoba produk. Kartu ucapan, majalah, buku dan produk sejenis lainnya merupakan produk-produk yang menggunakan assortment displays. 25 b. Theme-setting displays Merupakan bentuk interior displays yang menggunakan tema-tema tertentu theme-setting displays digunakan dengan tujuan untuk membangkitkan suasana atau nuansa tertentu. Biasanya, digunakan dalam event-event tertentu seperti menyambut hari kemerdekaan dan hari-hari besar lainnya. c. Ensemble displays Merupakan bentuk interior displays yang digunakan untuk satu stel produk yang merupakan gabungan dari berbagai macam produk. Biasanya digunakan untuk produk satu stel pakaian (sepatu, kaus kaki, celana, baju dan jaket). d. Rack displays Merupakan bentuk interior displays yang memiliki fungsi utama sebagai tempat atau gantungan untuk produk yang ditawarkan. Bentuk lain dari rack displays adalah case displays digunakan untuk produk-produk seperti catatan, buku dan sejenisnya. e. Cut case Merupakan interior displays yang murah hanya menggunakan kertas biasa. Biasanya digunakan di super market atau toko yang sedang menyelenggarakan diskon. Bentuk lain dari cut case adalah dump bin, merupakan tempat menumpuk pakain-pakaian atau buku-buku yang sedang diskon. 26