XVI. AUDITOR A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang

advertisement
XVI. AUDITOR
A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun
1994;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin PNS;
4. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jabatan
Fungsional Auditor.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
PNS;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
2002;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Kewenangan
Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS;
8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional PNS;
9. Keputusan MENPAN Nomor 19/1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan
Angka Kreditnya.
10. Keputusan Bersama Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara,
Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan dan Kepala Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 10 Tahun 1996, Nomor
49/SK/S/1996 dan Nomor KEP.386/K/1996 tanggal 6 Juni 1996 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya.
11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan,
sebagaimana telah diubah yang ketiga kalinya Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor PER.08/MEN/2007.
12. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.07/MENKP/KP.430/2006 tentang Pemberian Kuasa Penandatanganan Keputusan
tentang Pengangkatan, Pemindahan, Pemberhentian, dan mutasi
Kepegawaian lainnya PNS dilingkungan DKP.
B. PENGERTIAN-PENGERTIAN
1. Auditor adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah.
2. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi
nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat fungsional Auditor
yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan
pangkat/jabatan Auditor.
3. Peran Auditor adalah peran dalam tim mandiri sebagai Anggota Tim, Ketua
Tim, Pengendali Teknis, atau Pengendali Mutu.
178
4. DUPAK adalah Daftar Usul Penetapan Angka Kredit adalah daftar yang berisi
jumlah angka kredit butir kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Auditor/Calon
Auditor.
5. PAK adalah Penetapan Angka Kredit adalah suatu angka yang diberikan
berdasarkan penilaian atas prestasi kerja yang telah dicapai oleh seorang
Auditor.
C. TUGAS POKOK, UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN
1. Tugas Pokok.Tanggungjawab, dan Wewenang Auditor
a. Tugas pokok Auditor adalah :
1) menggerakkan dan atau membina pengawasan;
2) melaksanakan pengawasan.
b. Tanggungjawab Auditor adalah menyelesaikan tugas sesuai dengan
norma atau standar audit pemerintahan yang berlaku.
c. Wewenang Auditor adalah meminta keterangan yang wajib diberikan oleh
setiap orang, instansi pemerintah, badan usaha Negara atau badan
swasta sepanjang tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Unsur dan Sub Unsur Kegiatan
a. Pendidikan, meliputi :
1) Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar.
2) Mengikuti pendidikan dan pelatihan kedinasan dibidang pengawasan
serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP) atau sertifikat.
b. Pengawasan meliputi :
1) Pembinaan dan penggerakan pengawasan.
2) Pelaksanaan pengawasan,
c. Pengembangan profesi pengawasan, meliputi:
1) Membuat kerja ilmiah/karya tulis di bidang pengawasan.
2) Menerjemahkan/menyadur karya tulis ilmiah dibidang pengawasan.
3) Berpartisipasi secara aktif dalam penerbitan dibidang pengawasan.
4) Melakukan pelatihan di kantor sendiri.
5) Berpartisipasi secara aktif dalam pemaparan (ekspose) draft/pedoman/
modul/fatwa dibidang pengawasan.
6) Melakukan studi banding dibidang pengawasan.
d. Penunjang tugas pengawasan, meliputi:
1) Mengajar/melatih pada diktat pegawai.
2) Mengikuti seminar, lokakarya, konperensi atau kongres.
3) Menjadi anggota organisasi profesi.
4) Menjadi Anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Auditor
5) Memperoleh tanda jasa/penghargaan.
6) Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya.
7) Duduk dalam kepanitiaan intra atau antar instansi.
179
D. JENJANG JABATAN,
TUNJANGAN
NO
JABATAN
1
Auditor Pelaksana
2
Auditor Pelaksana
Lanjutan
3
Auditor Penyelia
4
Auditor Pertama
5
Auditor Muda
6
7
Auditor Madya
Auditor Utama
GOLONGAN,
ANGKA
GOL
ANGKA
KREDIT
II/b
40
II/c
II/d
III/a
60
80
100
III/b
150
III/c
200
III/d
300
III/a
100
III/b
150
III/c
200
III/d
300
IV/a
400
IV/b
550
IV/c
700
IV/d
850
IV/e
1050
KREDIT,
BUP,
TUNJANGAN
Rp
DAN
BUP
197.000,220.000,385.000,247.500,-
56 Th
522.500,-
797.500,1.100.000,-
E. PENGANGKATAN PERTAMA KALI
1. Pejabat yang berwenang
a. Presiden bagi Auditor Utama.
b. Sekretaris Jenderal a.n Menteri Kelautan dan Perikanan bagi Auditor
Madya.
c. Kepala Biro Kepegawaian a.n Menteri Kelautan dan Perikanan bagi
Auditor Pelaksana Lanjutan s/d Auditor Penyelia dan Auditor Pertama s/d
Auditor Muda.
d. Kepala Bagian Jabatan Fungsional a.n Menteri Kelautan dan Perikanan
bagi Auditor Pelaksana.
2. Persyaratan
PNS yang diangkat pertama kali harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Auditor Terampil
1) Berijazah serendah-rendahnya berijasah SLTA.
2) Serendah-rendahnya berpangkat Pengatur Muda Tk.l - ll/b.
3) Telah mengikuti diklat kedinasan yang khusus diadakan untuk jabatan
fungsional Auditor dan memperoleh sertifikat tanda lulus.
4) Setiap unsur dalam DP3 tahun terakhir minimal bernilai baik.
180
5) Memperoleh angka kredit minimal yang ditentukan.
6) Mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang.
b. Auditor Ahli
1) Berijazah serendah-rendahnya S1/D.IV dengan kualifikasi yang
ditentukan oleh instansi Pembina.
2) Telah mengikuti diklat kedinasan yang khusus diadakan untuk jabatan
fungsional Auditor dan memperoleh sertifikat tanda lulus.
3) Setiap unsur dalam DP3 tahun terakhir minimal bernilai baik.
4) Memperoleh angka kredit minimal yang ditentukan.
5) Mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang.
3. Ketentuan dalam Pengangkatan Pertama Kali
a. Pengangkatan PNS dalam jabatan Auditor harus memperhitungkan
perbandingan antara jumlah Auditor dengan beban kerja pada unit kerja
yang bersangkutan.
b. Harus mendapatkan persetujuan dari instansi Pembina.
c. Memenuhi jumlah angka kredit minimal yang ditetapkan untuk jenjang
jabatan/pangkatnya.
4. Tata Cara Pengangkatan Pertama Kali
PNS, calon auditor diusulkan pengangkatannya setelah lulus pendidikan dan
pelatihan kedinasan khusus yang diadakan untuk jabatan fungsional auditor,
yaitu :
a. untuk calon Auditor Trampil, harus lulus diklat/memperoleh sertifikat untuk
menjadi Auditor Trampil.
b. Untuk calon Auditor Ahli, harus lulus diklat/ memperoleh sertifikat:
1) sertifikat untuk menjadi Auditor Ahli;
2) sertifikat peran, yaitu: Ketua Tim, atau Pengendali Teknis
atau Pengendali Mutu.
F. PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN
1. Pejabat yang berwenang
a. Presiden bagi Auditor Utama.
b. Sekretaris Jenderal a.n Menteri Kelautan dan Perikanan bagi Auditor
Madya.
c. Kepala Biro Kepegawaian a.n Menteri Kelautan dan Perikanan bagi
Auditor Pelaksana Lanjutan sampai Auditor Penyelia dan Auditor Pertama
sampai Auditor Muda.
d. Kepala Bagian Jabatan Fungsional a.n Menteri Kelautan dan Perikanan
bagi Auditor Pelaksana.
2. Persyaratan
a. Memenuhi syarat sebagaimana ketentuan pengangkatan pertama kali.
b. Memiliki pengalaman dalam kegiatan pengawasan sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun.
c. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai BUP (Batas Usia
Pensiun) berdasarkan jabatan terakhirnya.
181
d. Memiliki
surat/ keputusan
yang berwenang.
tentang
pemindahan
dari
pejabat
3. Ketentuan dalam Pengangkatan dari jabatan lain
a. Pangkat Auditor ditetapkan sesuai dengan pangkat terakhir yang dimiliki
PNS yang bersangkutan sedang jenjang jabatannya ditetapkan sesuai
dengan jumlah angka kredit yang berasal dari kegiatan unsur utama yang
telah dinilai oleh Tim Penilai dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
b. Pengangkatan dalam jabatan Auditor harus memperhitungkan kebutuhan
jumlah Auditor pada unit kerja yang bersangkutan.
c. Bagi Auditor yang karena perpindahan jabatan yang memiliki
pangkat/golongan ruang lebih tinggi dari jabatan Auditor yang diperolehnya
dapat mengajukan kenaikan jabatan satu tingkat lebih tinggi setelah satu
tahun dalam jabatannya dan rnemenuhi angka kredit yang diperlukan
untuk kenaikan jabatan tersebut.
4. Tata cara pengangkatan dari jabatan lain.
Tata cara pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan Auditor
mengikuti tata cara pengangkatan-pertama kali sebagaimana tersebut pada
huruf E butir4.
G. PENETAPAN ANGKA KREDIT
1. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
a. Deputi Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
bidang Administrasi bagi Auditor Ahli Madya s/d Auditor Ahli Utama
b. Inspektur Jenderal bagi Auditor Pelaksana sampai Auditor Penyelia dan
Auditor Pertama sampai Auditor Muda.
2. Jadwal waktu penetapan angka kredit
Penetapan angka kredit selambat-lambatnya akhir bulan Januari untuk
kenaikan pangkat bulan April dan akhir bulan Juli untuk kenaikan pangkat
periode bulan Oktober tahun berjalan.
H. PENGUSULAN ANGKA KREDIT
1. Pejabat pengusul
a. Sekretaris Inspektorat Jenderal untuk Auditor Ahli Madya dan Auditor Ahli
Utama
b. Kepala Bagian Kepegawaian Inspektorat Jenderal untuk Auditor
Pelaksana s/d Auditor Penyelia, dan Auditor Ahli Pertama s/d Auditor Ahli
Muda.
2. Waktu pengajuan DUPAK
a. DUPAK disampaikan setelah menurut perhitungan yang bersangkutan
memenuhi jumlah angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat
lebih tinggi.
182
b. DUPAK beserta lampirannya harus sudah diterima oleh Sekretariat Tim
Penilai selambat-lambatnya awal Januari untuk kenaikan pangkat periode
April dan awal Juli untuk kenaikan pangkat periode Oktober tahun berjalan.
3. Tata cara Pengajuan DUPAK
A
Auditor
/Calon
Auditor
3
B
Pimpinan
Unit Kerja
2
C
Sekretaris
Itjen DKP
1a
1b
D
Inspektur
Jendaral
Dep.KP
E
Kepala
BPKP
Keterangan :
1) DUPAK dari Auditor (A) ke unit kerjanya, persetujuan DUPAK disahkan oleh
Kepala Unit kerja.
2) DUPAK dari unit kerja (B) kepada Sekretaris Itjen (C), untuk disampaikan
kepada Inspektur Jenderal (D) untuk Penetapan Angka Kredit Auditor
Pelaksana s/d Auditor Penyelia dan Auditor Pertama s/d Auditor Muda;
3) DUPAK dari Pimpinan unit kerja (B) oleh Sekretaris Itjen (C) disampaikan
kepada Kepala BPKP ( E ) untuk usul Penetapan Angka Kredit bagi Auditor
Madya dan Utama;
4) Realisasi Penetapan angka kredit, 1a, 1b, 2, 3.
I. KENAIKAN JABATAN
1. Pejabat yang berwenang menetapkan kenaikan jabatan
a. Presiden untuk kenaikan jabatan menjadi Auditor Ahli Utama.
b. Sekretaris Jenderal a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan
jabatan menjadi Auditor Ahli Madya.
c. Kepala Biro Kepegawaian a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk
kenaikan jabatan menjadi Auditor Pelaksana Lanjutan s/d Auditor Penyelia
dan Auditor Ahli Muda.
2. Persyaratan
Kenaikan jabatan dan kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional Auditor
tidak hanya didasarkan pada perolehan angka kredit tetapi juga didasarkan
atas sertifikasi yang harus diperoleh, DP3 dan rekomendasi dari pejabat yang
berwenang. Pengusulan
kenaikan jabatan Auditor dapat dilakukan
apabila yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memperoleh angka kredit minimal yang telah ditetapkan oleh pejabat
penetap angka kredit untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi.
b. Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam jabatan terakhir.
c. Setiap unsur dalam DP3 bernilai baik dalam satu tahun terakhir.
183
d. Memiliki/mendapat sertifikat peran Auditor sebagai Ketua Tim/Pengendali
Teknis/Pengendali Mutu.
e. Tidak ada keberatan dari pejabat yang berwenang dengan dinyatakan
secara tertulis.
3. Tata cara pengusulan kenaikan jabatan
a. Auditor yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jabatan, menyiapkan
berkas yang terdiri dari:
1) Fotocopi keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat
berwenang
2) Fotocopi keputusan jabatan terakhir yang dilegalisir pejabat
berwenang.
3) Asli PAK.
4) Fotocopi DP3 tahun terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang.
5) Fotocopi sertifikat peran Auditor.
6) Surat rekomendasi dari pejabat yang berwenang.
b. Usul kenaikan jabatan Auditor disampaikan oleh pimpinan unit kerja yang
bersangkutan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan prosedur
dan ketentuan yang berlaku.
c. Berdasarkan usul tersebut, pejabat yang berwenang menerbitkan
keputusan kenaikan jabatan.
d. Keputusan kenaikan jabatan tersebut disampaikan oleh pejabat yang
berwenang kepada Auditor yang bersangkutan melalui pimpinan unit
kerjanya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dengan
tembusan kepada unit kerja/instansi terkait.
J. KENAIKAN PANGKAT
1. Pejabat yang berwenang menetapkan kenaikan pangkat
a. Presiden untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina Utama Muda, IV/c s/d
Pembina Utama, IV/e setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN.
b. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina
Tk.l, IV/b setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN.
c. Sekretaris Jenderal a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan
pangkat menjadi Pembina, IV/a setelah mendapat pertimbangan teknis
Kepala BKN.
d. Kepala Biro Kepegawaian a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk
kenaikan pangkat menjadi Penata Muda Ill/a s/d Penata Tk.l, Ill/d setelah
mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN.
e. Kepala Bagian Mutasi a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan
pangkat menjadi Pengatur, ll/c s/d Pengatur Tk.l, ll/d setelah mendapat
pertimbangan teknis Kepala BKN.
2. Persyaratan
b) Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir.
c) Memenuhi angka kredit untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.
d) Setiap unsur dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir.
e) Masih dalam jenjang jabatan yang sama.
184
3. Tata cara pengusulan kenaikan pangkat
b) Berkas usul kenaikan pangkat Auditor secara hirarkhi disampaikan kepada
Menteri Kelautan dan Perikanan cq. Kepala Biro Kepegawaian.
c) Kepala Biro Kepegawaian atau Pejabat lain yang ditunjuk memproses dan
menyampaikan berkas usulan tersebut kepada :
1) Presiden dengan tembusan Kepala BKN untuk usul kenaikan pangkat
menjadi Pembina Utama Muda, IV/c sampai dengan Pembina Utama,
IV/e.
2) Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk usul kenaikan pangkat
menjadi Pengatur ll/c sampai dengan Pembina Tk.l, IV/b.
d) Kenaikan pangkat hanya dapat dilakukan pada periode kenaikan pangkat
sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu 1 April dan 1 Oktober.
Sedangkan untuk kenaikan jabatan dapat dilakukan setiap saat, tidak
tergantung periode kenaikan pangkat.
e) Auditor yang dibebaskan sementara karena tugas belajar, dapat
dipertimbangkan kenaikan pangkatnya tanpa angka kredit dengan
ketentuan :
1) telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir.
2) Setiap unsur dalam DP3 bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
4. Ketentuan kenaikan pangkat/jabatan.
Komposisi angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan setiap jenjang
diwajibkan memperoleh angka kredit sebagai berikut:
a. Auditor Pelaksana, pangkat/golongan ruang, Pengatur Muda Tk.l, ll/b s/d
Pengatur Tk.l-ll/d:
1) Unsur Utama minimal 80% angka kredit yang disyaratkan dengan
komposisi:
a) Pengembangan profesi sekurang-kurangnya 6,25% atau 1 angka
kredit.
b) Pelaksanaan kegiatan pengawasan sekurang-kurangnya 93,75%
atau 15 angka kredit.
2) Unsur penunjang pengawasan sebanyak-banyaknya 20% atau 4 angka
kredit.
b. Auditor Pelaksana Lanjutan, pangkat/golongan ruang, Penata Muda - Ill/a
dan Penata Muda Tk.l - Ill/b :
1) Unsur Utama minimal 80% angka kredit yang disyaratkan dengan
komposisi:
a) Pengembangan profesi sekurang - kurangnya 5% atau 2 angka
kredit.
b) Pelaksanaan kegiatan pengawasan sekurang-kurangnya 95% atau
38 angka kredit.
2) Unsur penunjang pengawasan sebanyak-banyaknya 20% atau 10
angka kredit.
c. Auditor Penyelia, dengan pangkat/golongan ruang, Penata - Ill/c :
1) Unsur Utama minimal 80% angka kredit yang disyaratkan dengan
komposisi
a) Pengembangan profesi sekurang - kurangnya 5% atau 4 angka
kredit.
185
b) Pelaksanaan kegiatan pengawasan sekurang-kurangnya 95% atau
76 angka kredit.
2) Unsur penunjang pengawasan sebanyak-banyaknya 20% atau
20 angka kredit.
d. Auditor Penyellia, dengan pangkat/golongan ruang, Penata Tk.l - Ill/d,
untuk setiap 2 (dua) tahun diharuskan memperoleh angka kredit dari unsur
utama sekurang-kurangnya 30 angka kredit dengan komposisi:
1) Pengembangan profesi sekurang - kurangnya 5% atau 1,5 angka
kredit.
2) Pelaksanaan kegiatan pengawasan sekurang-kurangnya 95% atau
28,5 angka kredit.
e. Auditor Ahli Pertama, dengan pangkat/golongan ruang Penata Muda - Ill/a
dan Penata Muda Tk.l - Ill/b :
1) Unsur Utama minimal 80% angka kredit yang disyaratkan dengan
komposisi:
a) Pengembangan profesi sekurang-kurangnya 7,5% atau 3 angka
kredit.
b) Penggerakan, Pembinaan, dan Pelaksanaan kegiatan pengawasan
sekurang-kurangnya 92,5% atau 37 angka kredit.
2) Unsur penunjang pengawasan sebanyak-banyaknya 20% atau 10
angka kredit.
f.
Auditor Ahli Muda, dengan pangkat/golongan ruang, Penata - Ill/c dan
Penata Tk.l - Ill/d :
1) Unsur Utama minimal 80% angka kredit yang disyaratkan dengan
komposisi:
a) Pengembangan profesi sekurang-kurangnya 10% atau 8 angka
kredit.
b) Penggerakan, Pembinaan, dan Pelaksanaan kegiatan pengawasan
sekurang-kurangnya 90% atau 72 angka kredit.
2) Unsur penunjang pengawasan sebanyak-banyaknya 20% atau 20
angka kredit.
g. Auditor Ahli Madya, dengan pangkat/golongan ruang, Pembina - IV/a
sampai dengan Pembina Utama Muda - IV/c:
1) Unsur Utama minimal 80% angka kredit yang disyaratkan dengan
komposisi:
a) Pengembangan profesi berjumlah sekurang-kurangnya 12,5% atau
15 angka kredit.
b) Penggerakan, Pembinaan, dan Pelaksanaan kegiatan pengawasan
sekurang-kurangnya 87,5% atau 105 angka kredit.
2) Unsur penunjang pengawasan sebanyak-banyaknya 20% atau 30
angka kredit.
h. Auditor Ahli Utama, dengan pangkat/golongan ruang, IV/d :
1) Unsur Utama minimal 80% angka kredit yang disyaratkan dengan
komposisi:
186
a) Pengembangan profesi berjumlah sekurang-kurangnya 18,75% atau
30 angka kredit.
b) Penggerakan, Pembinaan, dan Pelaksanaan kegiatan pengawasan
sekurang-kurangnya 81,25% atau 130 angka kredit.
2) Unsur penunjang pengawasan sebanyak-banyaknya 20% atau 40
angka kredit.
i.
Auditor Ahli Utama dengan pangkat/golongan ruang, IV/e, setiap 2 (dua)
tahun harus memperoleh angka kredit sekurang-kurangnya 50 dari unsur
utama dengan komposisi, sebagai berikut:
1) Pengembangan profesi sekurang-kurangnya 30% atau 15 angka kredit.
2) Penggerakan, Pembinaan, dan Pelaksanaan kegiatan pengawasan
sekurang-kurangnya 70% atau 35 angka kredit.
K. PEMBEBASAN
SEMENTARA,
PEMBERHENTIAN
PENGANGKATAN
KEMBALI,
DAN
1. Pembebasan sementara
Auditor dibebaskan sementara dari jabatannya apabila :
a. Dalam jangka waktu 6 (enam) tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatan
terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk
kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.
b. Dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatan
terakhir tidak dapat memperoleh angka kredit sekurang-kurangnya :
1) 30 (tiga puluh) dari unsur utama bag! Auditor Penyelia, pangkat Ill/d.
2) 50 (lima puluh) dari unsur utama bagi Auditor Utama, pangkat Pembina
Utama, IV/e.
c. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa
penurunan pangkat berdasarkan PP No.30 Tahun 1980.
d. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil berdasarkan
PP No. 4 Tahun 1966.
e. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Auditor.
f. Cuti di luar tanggungan Negara, kecuali cuti di luar tanggungan Negara
untuk persalinan anak ketiga dan seterusnya.
g. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.
Auditor yang dibebaskan sementara karena dijatuhi hukuman disiplin,
maka selama yang bersangkutan menjalani masa hukuman tersebut tetap
wajib melaksanakan tugas pokoknya sebagai Auditor tetapi kegiatan
tersebut tidak dapat ditetapkan angka kreditnya.
2. Pengangkatan Kembali
a. Kriteria pengangkatan kembali
1) Auditor yang telah selesai menjalani pembebasan sementara
sebagaimana tersebut pada butir 1 di atas, dapat diangkat kembali
dalam jabatan Auditor.
2) PNS yang diangkat kembali dalam jabatan Auditor dapat menggunakan
angka kredit terakhir yang dimiliki dan dari prestasi yang diperoleh
selama tidak menduduki jabatan Auditor, setelah ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
187
b. Tata cara pengangkatan kembali
1) PNS yang telah selesai menjalani pembebasan sementara melaporkan
secara tertulis kepada pimpinan unit kerjanya dengan melampirkan
a) Penetapan Angka Kredit terakhir yang telah dimiliki atau Penetapan
Angka Kredit terakhhir yang telah ditambah angka kredit yang
berasal dari prestasi yang diperoleh selama dibebaskan sementara;
b) Fotocopi keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir oleh pejabat
yang berwenang;
c) Fotocopi keputusan pembebasan sementara sebagai Auditor yang
dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
d) Surat keterangan/keputusan/pernyataan telah selesai menjalani
tugas diluar jabatan Auditor;
e) Fotocopi ijazah/STTPP yang diperoleh disertai pengangkatan/
penugasan kembali pada unit kerja semula bag! yang selesai tugas
belajar dan dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
f) Surat keterangan telah selesai menjalani hukuman disiplin;
g) Fotocopi keputusan pengangkatan kembali sebagai PNS bagi yang
telah selesai menjalani cuti di luar tanggungan negara yang
dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
h) Tdak ada keberatan dari atasan langsung yang bersangkutan.
2) Berdasarkan laporan tersebut pimpinan unit kerja yang bersangkutan
mengusulkan pengangkatan kembali sebagai Auditor dengan
melampirkan persyaratan sebagaimana butir 1), sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku.
3) Pejabat yang berwenang menerbitkan keputusan pengangkatan
kembali sesuai usul tersebut.
4) Keputusan pengangkatan kembali disampaikan kepada Auditor yang
bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya dengan tembusan kepada
unit kerja/instansi terkait
c. Ketentuan dalam pengangkatan kembali
Prestasi kerja yang berkaitan dengan bidang pengawasan yang dikerjakan
selama pembebasan sementara dihitung angka kreditnya, kecual bagi
yang dibebaskan karena dijatuhi hukuman disiplin.
3. Pemberhentian
a. Alasan pemberhentian
Auditor diberhentikan dari jabatan fungsionalnya apabila :
1) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat, kecuali jenis hukuman disiplin
berat berupa penurunan pangkat.
2) Diberhentikan sebagai PNS berdasarkan PP No. 32 Tahun 1979.
3) Dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak dibebaskan sementara dari
jabatannya karena tidak dapat memperoleh angka kredit yang
ditentukan bagi Auditor Pelaksana sampai Auditor Penyelia, gol. Ill/c
dan Auditor Ahli Pertama sampai Auditor Ahli Utama, gol. IV/d.
4) Dalam jangka waktu satu tahun sejak dibebaskan sementara bagi
Auditor Penyelia, gol. Ill/d dan Auditor Ahli Utama, gol. IV/e tetap tidak
dapat mengumpulkan angka kredit.
188
b. Tata cara pemberhentian
1) Pimpinan unit kerja mengusulkan pemberhentian sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku, dengan melampirkan:
a) Fotocopy keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat yang
berwenang.
b) Fotocopy keputusan pengangkatan dan atau pembebasan
sementara dari jabatan Auditor.
c) Surat keterangan dari Ketua Tim Penilai bahwa yang menerangkan
bahwa yang bersangkutan tidak dapat mengumpulkan angka kredit
yang dipersyaratkan dalam jangka waktu yang ditentukan setelah
pembebasan sementara.
d) Fotocopy keputusan hukuman disiplin yang dilegalisir pejabat yang
berwenang.
2) Berdasarkan usulan tersebut pejabat yang berwenang menetapkan
keputusan pemberhentian dari jabatan Auditor.
3) Keputusan pemberhentian disampaikan kepada Auditor yang
bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya dengan tembusan kepada
unit kerja/instansi terkait.
189
Download