BAB III RANCANGAN ALAT DAN PROGRAM Dalam Merancang sebuah alat perlu memperhatikan bagaimana cara membuat alat yang mudah dan disesuaikan dengan dasar teorinya. Diagram blok atau flowchart adalah suatu gambaran tentang cara kerja suatu alat dan apa saja bagian yang terdapat didalamnya, diagram blok perlu dibuat dahulu sebelum kita merancang alat dan membuat programnya dikarenakan dapat membantu menganalisa jalanya sebuah alat, berikut ini adalah diagram blok conveyor, flowchart dan rangkaian lengkap dari penghitung barang yang akan dibuat untuk menyelesaikan tugas akhir. Catu Daya Interface Counter Sensor deteksi Barang Mikroko ntroler Visual Basic dalam PC Motor Gambar 3.1 Diagram Blok Conveyor Fungsi setiap blok adalah : 1. Barang adalah suatu alat yang akan dideteksi oleh sensor 31 Grafik table 32 2. Sensor merupakan rangkaian yang digunakan sebagai pendeteksi adanya suatu barang, rancangan yang digunakan menggunakan sensor photodioda sebagai penerima dan light emitting dioda untuk memancarkan cahayanya. Pada saat ada barang, cahaya yang berasal dari LED akan memantul menuju sensor photodioda yang menyebabkan photodioda aktif sehingga arus dapat mengalir melauinya. 3. Interface berfungsi sebagai pengolah data masukan dari sensor photodioda yang akan diumpatkan ke mikrokontroler. 4. Mikrokontroler pada blok ini sebagai slave program yang dapat mengatur beberapa perangkat, dimana master slavena adalah visual basic. 5. Catu daya adalah sumber tegangan yang digunakan oleh perangkat elektronik supaya dapat aktif. 6. Motor sebagai alat yang dapat bergerak 7. Visual Basic merupaka master dari program dimana semua blok dari tugas akhir ini diatur sesuai dengan program yang terpasang menggunakan visual basic, beberapa output yang ditampilkan adalah counting dan grafik hasil dari pengolahan data yang bersumber dari sensor. Gambar 3.2 Flowchart Konveyor 33 Gambar 3.3 Rangkaian lengkap Konveyor 3.1 Perancangan Photodioda Photodioda adalah sensor cahaya yang termasuk kategori sensor cahaya photo conductive yaitu sensor cahaya yang akan mengubah perubahan intensitas cahaya yang diterima menjadi perubahan konduktansi pada terminal sensor tersebut. Dioda photo merupakan sensor cahaya yang akan mengalirkan arus listrik satu arah saja dimana akan menglirkan arus listrik dari kaki anoda ke kaki katoda pada saat menerima intensitas cahaya. Photo dioda sering digunakan pada aplikasi penerima cahaya infra merah ataupun pada aplikasi sensor pembaca garis pada robot line follower atau line tracert. Photo dioda ini dapat dikonfigurasikan untuk memberikan logika HIGH atau LOW tergantung dari konfigurasi rangkaian yang digunakan. Berikut contoh aplikasi rangkaian sensor cahaya menggunakan dioda photo. 34 Gambar 3.4 Rangkaian photodioda untuk logika Low Dengan konfigurasi rangkaian photodioda seperti diatas maka rangkaian akan memberikan logika LOW pada saat photodioda menerima pancaran cahaya. Proses tersebut terjadi pada saat photodioda menerima cahaya dan photodioda menjadi konduk (ON) sehingga basis TR1 mendapat bias tegangan dan transistor ON dimana terminal output diambil pada terminal kolektor transistor TR1 sehingga terminal output dihubungkan ke ground oleh TR1 melalui kolektor dan emitornya. Begitu sebaliknya pada saat dioda photo tidak menerima cahaya maka basis transistor tidak mendapat bias sehingga transistor TR1 OFF dan terminal output mendapat sumber tegangan dari VCC melalui RL sehingga berlogika HIGH. Gambar 3.5 Photodioda untuk logika high 35 kofigurasi photodioda aktif HIGH, rangkaian photodioda aktif HIGH diatas akan memberikan logika HIGH pada saat photodioda mendapat atau menerima intensitas cahaya. Kondisi tersebut disebabkan oleh photodioda dipasang menghubungkan basis transistor TR1 ke VCC dan output diambil pada titik emitor transistor TR1. Pada saat photodioda menerima intensitas cahaya maka photodioda akan menghantar dan basis TR1 mendapat bias basis sehingga titik output yang terhubung ke VCC melalui kolektor dan emitor transistor TR1 menjadi berlogika HIGH begitu sebaliknya saat dioda photo tidak menerima cahaya maka basis TR1 tidak mendapat bias sehingga terminal output tidak mendapat sumber tegangan dari VCC tetapi terhubung keground menjadikan output berlogika LOW. 3.2 Perancangan Database Database yang digunakan untuk menyimpan data pada tugas akhir ini menggunakan microsoft access, dibawah ini adalah design yang akan dibuat sebagai penyimpan data Gambar 3.6 Design table Conveyor Tahap – tahap pembuatanya adalah : 1. Start menu all program microsoft office klik ms.office 36 access 2007 2. Muncul get started access, pada bagian new blank database, klik "new Gambar 3.7 Create database 3. Nama record1 sebagai nama database microsoft access 4. Create table dengan nama jumlah_barang, lalu buat nama field dan tipe datanya 3.3 Rancang Master program Aplikasi visual basic digunakan sebagai master program pada tugas akhir ini, dengan menggunakan visual basic banyak fungsi yang bisa di gunakan untuk membantu tampilan program lebih terlihat menarik, salah satunya dengan menampilkan grafik hasil dari penghitungan barang. Design yang ingin di buat dalam tampilan visual basic memiliki tiga form: Form Pertama terdiri dari beberapa fungsi diantaranya: 1. Tombol menu terdiri dari 2 option yaitu cek history dan atur tanggal. Cek History adalah option untuk melihat seluruh jumlah 37 produksi yang tercatat pada database. Atur tanggal adalah tombol untuk mengatur tanggal produksi 2. Tombol Conveyor terdiri dari 2 option on/off untuk mengaktifkan dan menonaktifkan motor. 3. Tombol Exit untuk keluar dari program 4. Set Count untuk mengatur jumlah produksi 5. Counting untuk menampilkan jumlah hitungan yang sudah terjadi 6. Refresh grafik untuk menampilkan grafik yang terupdate Gambar 3.8 Tampilan Visual Basic Untuk menjalankan form tersebut diperlukan syntax visual basic supaya form load dapat diproses. 38 3.4 Driver Motor Output motor yang terdapat pada kaki 2,3,13 dan 14 dari IC L298 ditentukan oleh inputan dari kaki 5,7,10 dan 12. Referensi tegangan output di tentukan oleh kaki 6 dan 11 yang artinya dapat diinputkan tegangan PWM(pulse width modulation) sehingga tegangan output bisa bervariasi dari 0V – maks V. Gambar 3.9 Driver Motor