BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalah Dalam pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak diatas batuan dasar (bedrock). Ikatan antara butiran yang yang relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organik, atau oksida-oksida yang mengendap diantara partikel partikel. Ruang diantara partikel-partikel tersebut dapat berisi air, udara ataupun keduanya. Istilah pasir, lempung, lanau atau lumpur digunakan untuk menggambarkan ukuran partikel pada batas ukuran butiran yang telah ditentukan. Akan tetapi, istilah yang sama juga digunakan untuk menggambarkan sifat tanah yang khusus. Sebagai contoh, lempung adalah jenis tanah yang bersifat kohesif dan plastis, sedangkan pasir digambarkan sebagai tanah yang tidak kohesif dan tidak plastis. Subgrade atau tanah dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan tanah galian atau tanah permukaan timbunan yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan yang lain. Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan tergantung dari sifat-sifat daya dukung tanah. Secara geoteknis, daya dukung tanah ditentukan oleh banyak hal. Pentingnya kekuatan dari tanah dasar menjadi poin utama dalam ukuran kekuatan dan keawetan struktur perkerasan selama umur layanan. Umumnya permasalahan yang terjadi menyangkut tanah dasar berupa perubahan bentuk tetap, sifat mengembang dan daya dukung tidak merata. Bahan subgrade akan berpengaruh terhadap daya dukung tanah dasar tersebut. Semakin bagus spesifikasi tanah untuk subgrade maka akan semakin besar daya dukung tanah tersebut. Terutama untuk tanah dasar berupa tanah timbunan, maka perlu diperhatikan beberapa hal sehubungan dengan daya dukung tanah tersebut. 1 Melihat kondisi tanah seperti itu maka pada penelitian ini mencoba untuk memperbaiki sifat-sifat tanah yang merugikan tersebut. Perbaikan sifat-sifat tanah yang kurang baik salah satunya yaitu dengan cara stabilisasi. Dalam pengertian luas, yang dimaksud stabilisasi tanah adalah pencampuran tanah dengan bahan tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat teknis tanah, atau dapat pula stabilisasi tanah adalah usaha untuk mengubah atau memperbaiki sifat-sifat teknis tanah agar memenuhi syarat teknis tertentu. Beberapa bahan campuran yang sudah digunakan secara luas meliputi kapur, semen, aspal maupun geotekstil. Pada kali ini menggunakan bahan alternatif lain yaitu asap cair yang diharapkan mampu memperbaiki sifat tanah sehingga pada lapisan tanah tersebut layak didirikan suatu bangunan. Parameterparameter yang ditinjau meliputi pengujian awal tanah asli, pengujian kadar air, pengujian berat jenis tanah, pengujian analisa saringan, pengujian pemadatan tanah dan pengujian CBR (California Bearing Ratio) dengan variasi yang berbeda-beda. Dalam konstruksi bangunan sipil, nilai CBR tanah dasar berpengaruh dalam perencanaan jalan, landas pacu lapangan terbang dan pada pelaksanaan pembangunan tanggul serta konstruksi-konstruksi timbunan lainnya. Berdasarkan pemikiran diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Asap Cair Sebagai Stabilisasi Tanah Dasar Pasir” . Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku sifat mekanik beton berupa kuat tekan beton dan kuat lentur beton. 1.2 . Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui kadar air optimum di setiap variasi kadar bahan tambah stabilisasi. 2. Mendapatkan nilai CBR di setiap variasi kadar bahan tambah stabilisasi. 3. Mengetahui pengaruh penggunaan bahan tambah asap cair dengan kadar yang bervariasi dan campuran asap cair yang konstan pada 2 tanah sampel terhadap nilai batas-batas konsistensi, hubungan berat volume kering dengan kadar air serta tinjauan dari nilai CBR. 4. Mendapatkan kadar bahan tambah stabilisasi yang memiliki kekuatan daya dukung tertinggi. 1.3 . Rumusan Masalah Pengaruh pencampuran asap cair untuk stabilisasi tanah berpasir dengan variasi campuran abu yang berbeda-beda dan campuran kapur yang konstan, adakah perubahan yang dialami tanah yang meliputi perubahan nilai batas-batas konsistensi, hubungan berat volume kering dengan kadar air serta tinjauan dari nilai CBR tanah asli dengan tanah yang telah dicampur atau distabilisasi dengan asap cair, yang dalam penelitian ini digunakan sebagai bahan tambah stabilisasi tanah sehingga dapat disimpulkan bahwa asap cair dapat digunakan sebagai bahan tambah untuk stabilisasi tanah. 1.4 . Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada pembuatan campuran tanah pasir menggunakan asap cair. Beberapa batasan masalah dalam tugas akhir ini secara rinci adalah sebagai berikut : 1. Tanah yang digunakan berupa tanah berpasir yang berasal dari Desa Kemalang Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten tanpa dilakukan perlakukan khusus atau kondisi terganggu (disturbed). 2. Bahan stabilitas yang digunakan adalah asap cair yang berasal Dari PT. Nucyfera Tropicana Industry . 3. Tanah yang digunakan telah lolos saringan no. 200. 4. Asap cair yang digunakan hasil pirolisis dari Cangkang Kelapa Sawit. 5. Komposisi campuran, terdiri dari : Tanah dan asap cair. Penambahan presentase asap cair sebesar 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30% dari berat tanah, dengan kadar kapur tetap sebesar 5% dari berat tanah. 3 6. Berat tanah yang dimaksud adalah tanah dalam kondisi kering setelah di jemur dibawah sinar matahari selama 6 – 8 hari dan lolos saringan no.4. 7. Klasifikasi tanah menggunakan AASHTO. 8. Pengujian yang dilakukan terdiri dari : a. Pengujian Awal Tanah Asli b. Uji Kadar Air c. Uji Berat Jenis Tanah d. Uji Analisa Saringan e. Uji Pemadatan dengan standard proctor yang dilakukan secara manual f. Uji CBR (California Bearing Ratio) 9. Pengujian di lakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Diploma Teknik Sipil, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada 1.5. Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian Pemanfaatan Asap Cair Sebagai Stabilisasi Tanah Dasar Pasir adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui cara memperbaiki sifat tanah dengan cara stabilisasi menggunakan asap cair. 2. Memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu teknik sipil khususnya geoteknik. 3. Memberikan informasi mengenai pengaruh pemanfaatan asap cair sebagai campuran untuk proses stabilisasi tanah. 4. Memberi manfaat untuk perbaikan kekuatan daya dukung tanah sebagai lapis dasar untuk suatu konstruksi. 4