IKLAN PELUMAS DAN SIKAP TERHADAP PRODUK

advertisement
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi
II.1.1 Pengertian Komunikasi
Setiap orang selalu berusaha untuk mengadakan komunikasi yang efektif
dengan lawan bicaranya. Di dalam kehidupan setiap orang selalu dihiasi dengan
kegiatan berkomunikasi. Di mulai ketika bangun dari tidur hingga sampai pada
saat akan tidur lagi. Bahkan tanpa disadari, ketika tidur pun komunikasi dapat
terjadi. Dengan kata lain komunikasi ada dimana-mana, dan memenuhi hampir
seluruh waktu seseorang.
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berusaha untuk menjalin
hubungan dengan manusia lain. Berdasarkan paradigma Laswell, komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media yang menimbulkan efek tertentu. 18
Komunikasi juga dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang
saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja.
Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga
dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. 19
Komunikasi merupakan satu bentuk tingkah laku, apabila seseorang
berkomunikasi yang bersangkutan bukan merespons informasi yang sampai
kepadanya, tetapi apabila seseorang berkomunikasi ia berusaha untuk mencari
informasi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang sedang
18
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994), hal. 10. 19
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), hal. 20. 18
Universitas Sumatera Utara
dihadapinya agar ia mempunyai gambaran yang lebih tepat tentang situasi
lingkungan yang perlu dihadapinya.
Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu;
ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik
media massa seperti surat kabar, radio, televisi, film maupun media nonmassa,
misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk dan sebagainya. 20
II.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi
Dari pengetian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa
komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya
komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media,
penerima, dan efek. Unsur-unsur ini juga bisa disebut komponen atau elemen
komunikasi. Untuk itu, kita perlu mengetahui unsur-unsur komunikasi. 21
Adapun unsur-unsur komunikasi 22 adalah sebagai berikut:
1. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat
atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari
satu orang, tetapi juga bisa dalam bentuk kelompok misalnya, partai, organisasi,
atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa
Inggrisnya disebut source atau sender.
20
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 5. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), hal. 23. 22
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), hal. 24. 21
Universitas Sumatera Utara
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara
tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan,
hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan
biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau information.
3. Media
Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat
mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacammacam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindera
dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran
komunikasi seperti surat, telepon, telegram yang digolongkan sebagai media
komunikasi antarpribadi.
Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan
antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat
melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat
dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak
seperti halnya surat kabar, majalah, buku, brosur, stiker, buletin, poster, spanduk
dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain : radio, film, televisi,
video recording, audio cassette dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
kelompok, partai atau negara.
Penerima adalah elemen penting dalam komunikasi, karena dialah yang
menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima,
akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan,
apakah pada sumber, pesan, atau media.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tinglah laku seseorang.
Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan
pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
6. Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu
bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya
umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski
pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang
memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai kepada tujuan.
Hal-hal seperti itu yang menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.
Universitas Sumatera Utara
7. Lingkungan
Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat
macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis,
dan dimensi waktu. Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses
komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik misalnya
geografis. Komunikasi sering sekali sulit dilakukan karena faktor jarak yang
begitu jauh, dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos
atau jalan raya.
Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi politik
yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa,
kepercayaan, adat istiadat dan status sosial. Dimensi psikologis adalah
pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya
menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi
yang sesuai dengan usia khalayak. Sedangkan dimensi wakru menunjukkan situasi
yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi
tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui
karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai.
Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam
membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur itu saling bergantung satu
sama lainnya.
Universitas Sumatera Utara
II. 2. Komunikasi Massa dan Televisi
II.2.1. Komunikasi Massa
II.2.1.1. Pengertian dan Fungsi Komunikasi Massa
Salah
satu
bentuk
komunikasi
adalah
komunikasi
massa
yang
menyampaikan informasi, ide, gagasan kepada komunikan yang jumlahnya
banyak dan menggunakan media. Aneka pesan melalui sejumlah media massa
dengan menyajikan beragam peristiwa baik itu yang sifatnya sederhana
menunjukkan bahwa komunikasi massa telah menjadi bagian kehidupan manusia.
Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang
berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada
khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti
radio, televisi dan film. 23
Definisi
lainnya,
komunikasi
massa
merupakan
pesan
yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Komunikasi
massa memiliki faktor utama yaitu menggunakan alat bantu (media) yang meliputi
media elektronik ataupun non elektronik.
Komunikasi massa diartikan juga sebagai proses penyebaran pesan dengan
menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah
orang yang tidak tampak oleh si pengirim pesan.
Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Joseph R. Dominick, 24
terdiri atas:
 Surveillance (pengawasan). Fungsi pengawasan ini dibagi ke dalam dua jenis,
yaitu pengawasan peringatan (warning or beware surveillance) dan
23
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), hal. 36. Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994), hal. 29. 24
Universitas Sumatera Utara
pengawasan instrumental (instrumental surveillance). Pengawasan di sini
mengacu kepada peranan berita dan informasi dari media massa. Para pekerja
media, mengumpulkan informasi dan menyebarkannya dalam bentuk berita
melalui media ke seluruh khalayak di dunia.
 Interpretation (penafsiran). Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan
data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa
tertentu. Fungsi interpretasi ini tidak selalu dalam bentuk tulisan.
 Linkage (keterkaitan). Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur
yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung
oleh saluran perseorangan.
 Transmission of values (penyebaran nilai). Media massa dianggap sebagai
sosialisasi nilai-nilai yang mengacu kepada cara-cara dimana seseorang
mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa
menyajikan penggambaran masyarakat.
 Entertainment (hiburan). Fungsi ini dapat kita temui diberbagai acara televisi,
dimana sebahagian besar programnya bersifat menghibur (to entertain).
II.2.1.2. Elemen Komunikasi Massa
Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi
komunikasi massa. 25 Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa antara lain:
komunikator, isi, audience, umpan balik, gangguan (saluran dan semantik),
gatekeeper, pengatur dan filter. 26
25
26
Nuruddin, Komunikasi Massa, (Malang: Cespur, 2004), hal. 87. Ibid., hal. 88. Universitas Sumatera Utara
 Komunikator. Komunikator di sini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur,
staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi komunikator
adalah gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. 27
 Isi. Isi media setidak-tidaknya bisa dibagi ke dalam lima kategori yakni; 1)
berita dan informasi, 2) analisis dan interpretasi, 3) pendidikan dan sosialisasi,
4) hubungan masyarakat dan persuasi, 5) iklan dan bentuk penjualan lain, dan
6) hiburan. 28
 Audience. Dalam komunikasi massa, audience yang dimaksud tentunya
beragam. Masing-masing audience berbeda satu dan lainnya namun
memungkinkan untuk dapat memberikan reaksi yang sama terhadap pesan
yang diterima. 29
 Umpan balik. Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada
sumber/komunikator setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum
dikirimkan. Umpan balik yang terbentuk dalam proses komunikasi biasanya
tidak terjadi secara langsung, karena komunikator dan komunikan tidak
melakukan kontak secara langsung. 30
 Gangguan (saluran dan semantik). Gangguan pada saluran komunikasi massa
selain berasal dari dalam saluran dapat disebabkan juga dari luar. Gangguan
dari dalam misalnya pada saat melihat iklan di TV, gambar tidak terlihat jelas
atau suara tidak terdengar jernih. Gangguan dari faktor luar, misalnya saat
menonton TV kita juga harus menerima telepon. Sedangkan gangguan
semantik sifatnya lebih kompleks dan rumit, karena gangguan ini berkaitan
27
Ibid., hal. 88. Ibid., hal. 92. 29
Ibid., hal. 96. 30
Nuruddin, Komunikasi Massa, (Malang: Cespur, 2004), hal. 101. 28
Universitas Sumatera Utara
dengan bahasa. Hal-hal seperti ini tidak mungkin dihindari, namun dapat
diminimalkan dengan pemilihan bahasa yang lebih sederhana atau yang dapat
dimengerti oleh semua pihak yang menonton tayangan tersebut. 31
 Gatekeeper. Seorang gatekeeper (orang yang bertugas untuk mempengaruhi
informasi dalam media massa) mempunyai fungsi sebagai berikut: (1)
menyiarkan informasi; (2) membatasi informasi yang diterima dengan
mengedit informasi sebelum disebarkan; (3) memperluas kuantitas informasi
dengan menambahkan fakta dan pandangan lain; dan (4) menginterpretasikan
informasi. 32
 Pengatur. Dalam media massa, pengatur adalah mereka yang secara tidak
langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur ini
berasal dari luar media massa namun mereka tetap bisa menentukan kebijakan
redaksional. 33
 Filter. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata dimana audience bisa melihat
dunia. Ini berarti dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari
bingkai tersebut. Filter boleh dikatakan sebagai kerangka fikir melalui mana
audience menerima pesan. 34
II.2.1.3. Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa sebagai salah satu bentuk komunikasi yang menjadi
bagian dalam kehidupan sehari-hari memiliki perbedaan dengan bentuk
komunikasi lainnya. Perbedaan yang paling mudah dicermati ialah dalam proses
komunikasi massa, diperlukannya alat bantu yang mendukung terciptanya
31
Ibid., hal. 104. Ibid., hal. 115. 33
Nuruddin, Komunikasi Massa, (Malang: Cespur, 2004), hal. 121. 34
Ibid., hal. 125. 32
Universitas Sumatera Utara
komunikasi efektif. Menurut Ardianto dkk, karakteristik komunikasi massa adalah
sebagai berikut:
 Komunikator terlembaga.
Komunikasi massa menggunakan media massa baik itu media elektronik
ataupun cetak. Di sini dapat dilihat bahwa sifat komunikatornya terlembaga,
yaitu bergerak dalam organisasi yang kompleks dan segala informasi yang
diberikan terikat oleh sistem yang ada.
 Pesan bersifat umum.
Komunikasi massa bersifat terbuka, dimana pesan yang disampaikan
ditujukan untuk semua orang bukan untuk sekelompok orang. Pesan itu
sendiri dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan
peristiwa dapat dimuat dalam media massa.
 Komunikannya Anonim dan heterogen.
Proses komunikasi ini menggunakan alat bantu media dan tidak dilakukan
secara tatap muka. Karena itu komunikator tidak mengenal siapa
komunikannya. Selain itu, komunikannya merupakan masyarakat yang tidak
dikelompokkan. Komunikannya dapat berasal dari lapisan masyarakat yang
berbeda usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, agama dan lainnya.
 Media massa menimbulkan keserempakan.
Sasaran atau khalayak yang dicapai dalam komunikasi massa relatif banyak
dan tidak terbatas. Pada saat yang bersamaan komunikan menerima pesan
yang disampaikan oleh komunikator. Hal paling mudah dilihat ialah ketika
sejumlah orang menonton film di bioskop. Secara bersamaan mereka
menerima pesan yang disampaikan melalui film tersebut.
Universitas Sumatera Utara
 Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan.
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan sekaligus. Dalam
komunikasi massa yang utama adalah isi, dimana pesan harus disusun
sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan
karakteristik media massa yang akan digunakan.
 Komunikasi massa bersifat satu arah.
Karakteristik ini merupakan kelemahan dari proses komunikasi massa.
Komunikator tidak dapat melakukan kontak langsung dengan komunikan.
Sekalipun kedua belah pihak aktif dalam proses komunikasi tersebut, namun
keduanya tidak melakukan dialog langsung, dimana respons dan feedback
tidak dapat diterima saat itu juga.
 Stimulasi alat indra “terbatas”.
Dalam proses komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis
media massa itu sendiri. Pada media cetak, khalayaknya menggunakan indra
penglihatan. Pada radio siaran, khalayak menggunakan indra pendengaran.
Sedangkan pada media televisi, khalayak menggunakan indra pendengar dan
penglihatan sekaligus.
 Umpan balik tertunda (delayed).
Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang
disampaikan oleh komunikan. Karena pesan disampaikan melalui media massa,
dimana komunikan tidak bertatap muka dengan komunikatornya maka feedback
tidak dapat langsung diterima oleh komunikator. Feedback dapat dilihat ketika
komunikan melakukan tindakan atas dasar pesan yang diterimanya. Misalnya saja,
Universitas Sumatera Utara
karena menonton iklan di TV, seseorang tergerak untuk membeli produk yang ada
dalam iklan tersebut.
II.2.2. Televisi
Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi. Dari semua media
komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan
manusia. 35 Televisi merupakan media yang paling banyak menarik perhatian
komunikan karena kelebihannya yang mampu menyatukan unsur audio-visual
sekaligus. Televisi memiliki keuntungan atas pesannya yang bisa dilihat serta
didengar dalam waktu yang bersamaan. 36
Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh
para ilmuwan akhir abad 19. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui
eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel. Televisi
sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode
mekanikal dari Jenkins. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis,
terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel
menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung
pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless
cables) yang membuka tambahan saluran bagi pemirsa. Televisi tambah marak
lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satellite (DBS). 37
35
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa (Suatu Pengantar), (Bandung:
Simbiosa Pratama Media, 2004), hal. 125. 36
Kustadi Suhandang, Periklanan – Manajemen, Kiat dan Strategi, (Bandung: Nuansa, 2005), hal.
89. 37
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa (Suatu Pengantar), (Bandung:
Simbiosa Pratama Media, 2004), hal. 125. Universitas Sumatera Utara
Televisi memiliki beberapa sifat yang memberi keuntungan bagi
pemakainya. 38 Melalui komunikasi audio-visual, pesan akan mudah diterima dan
dimengerti oleh semua orang. Sifat-sifat televisi tersebut adalah:
 Immediacy, dimana daya penyampaiannya langsung tanpa mengenal batas
jarak dan waktu.
 Intimacy, dimana siaran-siarannya dapat diikuti dan dinikmati dalam
lingkungan kekeluargaan di rumah-rumah sehingga menjadikan komunikasi
dalam suasana keakraban.
 Pictorial, televisi merupakan medium yang menggunakan cara komunikasi
dengan gambar-gambar bergerak disertai suara dan diproyeksikan pada layar
(kaca) atau melakukan penerjemahan alam pikiran dan kata-kata ke dalam
bahasa gambar sehingga memudahkan pemahaman orang-orang yang buta
huruf.
Televisi dalam perkembangannya memiliki beragam jenis materi siaran.
Tidak lepas dari segmen pemirsa televisi itu sendiri. Format siaran televisi telah
dibuat sedemikian rupa dengan membagi rubrik siaran yang disesuaikan dengan
pemirsanya. Hal ini untuk menghindari siaran televisi menjadi monoton dan
bersifat umum. Contohnya, format siaran yang mengutamakan musik sebagai
materinya, atau televisi yang menjadikan berita sebagai materi utama. Masingmasing format siaran yang spesifik ini sangat membantu pengiklan dalam
melakukan kampanye iklan. 39
38
Kustadi Suhandang, Periklanan – Manajemen, Kiat dan Strategi, (Bandung: Nuansa, 2005), hal.
89. 39
Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan – Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti, 1995), hal. 120. Universitas Sumatera Utara
Setiap media yang digunakan sebagai alat penyebar informasi kepada
masyarakat tentu memiliki sisi kuat dan sisi lemahnya. Televisi yang dianggap
sebagai media yang paling banyak menarik perhatian masyarakat, memiliki
beberapa kekuatan dan kelemahan. 40 Beberapa kekuatan dari media televisi
adalah:
 Efisiensi biaya. Keunggulan televisi dibandingkan media lainnya adalah
kemampuannya menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Hal ini
menjadi daya tarik, terlebih bagi para pengiklan yang ingin produknya dikenal
oleh khalayak sasaran dimana saja.
 Dampak yang kuat. Televisi mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan
kreatif dalam mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama
dan humor. Dengan kata lain iklan televisi lebih menarik karena berbentuk
audio-visual sehingga khalayak tidak hanya mendengar suara, tetapi juga
melihat bentuk produk yang diiklankan.
 Pengaruh yang kuat. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya di depan
televisi, tidaknya karena ingin memenuhi kebutuhan informasi tetapi juga
ingin mendapatkan hiburan. Hal ini tentu saja dimanfaatkan dengan baik oleh
para pengiklan, terlebih bagi mereka yang mampu memasang iklan di waktuwaktu utama (prime time).
Kekuatan
media
televisi
di
atas,
secara
tidak
langsung
telah
menggambarkan beberapa kelemahan dari media televisi. Kelemahan media
televisi adalah sebagai berikut:
40
Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan – Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti, 1995), hal. 121. Universitas Sumatera Utara
 Biaya yang besar. Sekalipun biaya untuk menjangkau khalayak sasaran dalam
jumlah besar adalah rendah, namun biaya produksi dari iklan itu sendiri sangat
besar. Karena dalam pembuatan iklan, banyak pihak yang terlibat dan tentu
saja biaya yang harus dikeluarkan untuk beriklan di media televisi.
 Khalayak yang tidak selektif. Khalayak sasaran media televisi tidak
dikelompokkan ke dalam segmentasi tertentu. Hal ini tentu saja untuk
meminimalkan biaya produksi siaran. Karena bila siaran televisi hanya terdiri
dari satu materi saja, segmentasi pasarnya menjadi terbatas. Ketidak-selektifan
media televisi ini menyebabkan iklan bisa saja tidak tepat sasaran.
 Kesulitan teknis. Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan
yang telah dibuat tidak dapat diubah jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam
penyiarannya.
Namun demikian, sampai saat ini iklan-iklan produk masih terus
diproduksi sedemikian rupa karena media televisi masih dilihat sebagai media
yang paling cepat dalam proses penyebaran informasi.
II.3. Periklanan
II.3.1. Sejarah Periklanan
Iklan berasal dari bahasa Arab, “iqlama”, yang dalam bahasa Indonesia
artinya pemberitahuan, sementara kata “advertensi” berasal dari bahasa Inggris
“advertising” atau dalam bahasa Belanda “advertentie” sedangkan reklame berasal
dari bahasa Perancis “re-klame” yang berarti berulang-ulang. Sebenarnya semua
istilah diatas mempunyai pengertian yang sama yaitu memberi informasi tentang
suatu barang/jasa kepada khalayak.
Universitas Sumatera Utara
Iklan muncul sejak 3000 th SM dan sudah dikenal dalam penerapan
bangsa-bangsa Mesopotania dan Babilonia. Pada zaman Mesopatania, para
pedagang menyewa perahu-perahu da mengutus pedagang keliling untuk
mengantar hasil produksi tumah tangganya kepada para konsumen yang
membutuhkan. System pengedarannya masih “door to door” system tersebut
masih bertahan sampai dengan sekarang. Pendapat lain mengatakan iklan berasal
dari zaman Romawi kuno pada tahun 600 SM oleh Thales, seorang piawai dalam
ilmu politik, matematika dan astronomi mengadu nasib sebagai ahli nujum untuk
meramal terjadinya gernaha matahari. Ramalan yang dihubungkan dijuluki Twon
Cries. Dimana ia berseru berulang-ulang dimuka keramaian. Twon Ceries juga
digunakan para pedagang untuk memeriahkan barang dagangan dan mendapat
upah. Mereka inilah yang dianggap sebagai cikal bakal dunia Islam.
Iklan yang dibuat dalam bahasa Inggris dan dicetak lebih modern terbit di
London pada tahun 1472 yang dibuat oleh William Caxton. Pada tahun 1704 iklan
cetak muncul di Amerika oleh Benyamin Fanklin. Menjelang akhir abad ke-18,
iklan cetak mulai merambah keseluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia
bersama “Hindia Belanda” pada tahun 1774 adalah surat kabar Vendus Nieuws,
Koran terbitan pemerintah Belanda yang cukup ramai dengan iklan-iklan tentang
penawaran barang milik VOC, iklan pribadi, dan pengumuman pemerintah. Iklan
di Indonesia yang dibuat modern pada zaman setelah kemerdekaan yaitu pada
tahun 1960-an yaitu iklan yang dikeluarkan oleh PT Unilever “LUX”.
II.3.2. Pengertian Iklan
Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan
lewat media kepada sebagian/seluruh masyarakat. Sedangkan periklanan adalah
Universitas Sumatera Utara
keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan penyampaian iklan.
Menurut Klepper iklan adalah berasal dari bahasa Latin “ad-vere” yang
berarti: mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak yang lain. Jika pengertian
ini kita terima maka sebenarnya iklan tidak ada bedanya dengan pengertian
komunikasi satu arah. 41
Pengertian
seperti
ini
menerangkan
bahwa
kegiatan
periklanan
mengandung unsur penyewaan ruang dan waktu dari suatu media massa karena
informasi melalui media itulah yang membawa sifat iklan yang non personal atau
tidak bertatap muka.
Wright mengemukakan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi
yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemesaran yang membantu
menjual barang, memberikan pelayanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran
tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif. 42
Defenisi iklan menurut AMA (The American Marketing Association),
bahwa iklan adalah “setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses
penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan layanan yang bersifat non personal
atas tanggungan sponsor tertentu.” 43
Baik defenisi Wright maupun AMA iklan tetap dipandang dari dua sisi,
alat marketing dan komunikasi.
Pengertian iklan dipandang sebagai alat pemasaran 44 adalah:
41
http://orang-orang-sabar.blogspot.com/2010/04/pengertian-iklan.html M.S, Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan,(PT Citra Aditya Bakti, Bandung
1997), hal. 20. 43
M.S, Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan,(PT Citra Aditya Bakti, Bandung
1997), hal. 21. 44
Ibid., hal. 21. 42
Universitas Sumatera Utara
1.
Bentuk pembayaran
2. Penyampaian bersifat non personal
3. Produk barang, jasa, layanan dan gagasan
4. Dibiayai oleh sponsor.
Pengertian iklan dipandang sebagai komunikasi 45 adalah:
1.
Informasi dan persuasi
2. Informasi dikotrol
3. Teridentifikasinya informasi
4. Media komunikasi massa.
Musik ternyata mempunyai kekuatan untuk mengiringi penampilan iklan
melalui media massa tertutama media elektronik (radio dan televisi). Hampir ratarata iklan radio dan televisi khususnya, memiliki musik dan lagu tersendiri.
Sebenarnya seberapa besar musik dan lagu dalam suatu iklan? Jingle yang dalam
bahasa Indonesia artinya bunyi dan dalam kamus istilah periklanan Indonesia
diartikan sebagai musik dan lagu yang menjadi salah satu unsur penting dalam
iklan radio dan televisi. 46 Hampir sebagian besar iklan menggunakan jingle, sebab
jingle kerab kali menjadi suatu elemen yang membuat iklan itu diingat oleh orang
yang melihat atau mendengar. Untuk mencapai suatu tingkat awareness (sadar
kenal) yang diinginkan.
II.3.3. Jenis Iklan
Secara teoritik umumnya iklan terdiri atas dua jenis; pertama iklan standar,
dan kedua iklan layanan masyarakat. Yang dimaksud iklan standar adalah iklan
yang ditata secara khusus untuk keperluan mengenal barang, jasa pelayanan untuk
45
Ibid., hal. 23. Sigit Santosa, Kamus Istilah Periklanan Indonesia, (PT Remaja Utama Jakarta, 2002), hal. 64. 46
Universitas Sumatera Utara
konsumen melalui sebuah media. Tujuan iklan standar adalah merangsang motif
dan minat para pembeli atau para pemakai. Sedang iklan layanan masyarakat
adalah iklan yang bersifat non profit, jadi iklan ini tidak mencari keuntungan
akibat pemasangannya kepada khalayak. Hal ini berbeda dengan iklan standar
yang mengharapkan dari pemasangan iklannya menggaet keuntungan atas
penjualan barang produksinya. Umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan
memberikan informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat dalam
rangka pelayanan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif
terhadap pesan yang disampaikan.
Di dalam buku Alo Liliweri pembagian iklan dibagi dua 47 yaitu:
a.
Pembagian Iklan Secara Umum, yaitu :

Iklan Tanggungjawab Sosial
Adalah iklan yang bertujuan untuk menyebarkan pesan-pesan yang
bersifat informatif, penerangan, pendidikan agar membentuk sikap warga
masyarakat sehingga mereka bertanggungjawab terhadap masalah sosial
dan kemasyarakatan tertentu.

Iklan Bantahan
Adalah iklan yang diajukan melalui media massa untuk membantah dan
memperbaiki citra suatu peroduk yang namanya sudah tercemar
dikalangan masyarakat akibat suatu informasi yang tidak benar.

Iklan Pembelaan
47
M.S, Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan,(PT Citra Aditya Bakti, Bandung
1997), hal. 33. Universitas Sumatera Utara
Mirip dengan iklan bantahan, namun iklan yang diajukan untuk membela
keberadaan suatu barang, jasa, idea tau gagasan tertentu dari pengajuan
atau klaim dari pihak lain terhadap suatu produk tertentu.

Iklan Perbaikan/Ralat
Iklan yang memperbaiki pesan-pesan tentang suatu produk tertentu yang
terlanjur salah dan disebarluaskan melalui media massa.

Iklan Keluarga
Ikan yang pesan-pesannya merupakan pemberitahuan tentang terjadinya
suatu peristiwa kekeluargaan kepada keluarga/khalayak lainnya.
b. Pembagian Iklan Secara Khusus 48 yaitu:

Iklan berdasarkan khalayak sasaran psikologis
Khalayak sasaran iklan dapat digolongkan atas khalayak demografis (usia,
jenis kelamin, status sosial, pekerjaan, pendapatan); dan psikografis (gaya
hidup, motif membeli, sikap terhadap produk tertentu).

Iklan berdasarkan khalayak sasaran geografis
Jenis iklan ini diarahkan untuk menjangkau khalayak dalam wilayah
tertentu. Berdasarkan hal ini kita mengenal; iklan internasional, iklan
nasonal, iklan regional, iklan lokal.

Iklan berdasarkan penggunaan media
Jenis iklan yakni iklan yang menggunakan media cetak dan media
elektronik.

Iklan berdasarkan fungsi dan tujuan
48
M.S, Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan,(PT Citra Aditya Bakti, Bandung
1997), hal. 36. Universitas Sumatera Utara
Setiap iklan tentunya mempunyai fungsi tertentu serta mempunyai tujuan
tertentu juga. Jenis iklan ini terdiri atas, iklan tentang produk dengan
bukan produk, iklan komersial dengan bukan komersial, iklan berdampak
langsung dengan tidak langsung.
II.3.4 Fungsi Periklanan
Iklan sebagai tehnik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya
non personal secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang dimuat di
media massa lainnya. 49
a.
Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi permintaan para
pemakai ataupun pembeli terhadap barang-barang ataupun jasa serta gagasan yang
diperlukannya.
b. Fungsi Komunikasi
Fungsi
komunikasi
adalah
semua
bentuk
iklan
memang
mengkomunikasikan melalui media berbagai pesan dari komunikator kepada
komunikan yang terdiri atas sekelompok orang yang menjadi khalayaknya.
Sebagai fungsi komunikasi, iklan berisi cerita mengenai suatu produk sehingga
harus memenuhi syarat-syarat pemberitaan.
c. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan merupakan sebagian fungsi komunikasi. Secara khusus
sebenarnya dalam setiap ulasan efek komunikasi maka efek pendidikan lebih
diutamakan. Hal ini disebabkan karena semua orang ingin menghindari
terbentuknya suatu sikap yang negatif. Dalam periklanan hal ini demikian sangat
49
M.S, Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan,(PT Citra Aditya Bakti, Bandung
1997), hal. 47. Universitas Sumatera Utara
diperhatikan dan melalui fungsi pendidikan untuk membentuk sikap setiap orang
dapat meningkatkan aspek-aspek kognisinya, kemudian aspek afeksinya dan
aspek psikimotor. Fungsi pendidikan dalam komunikasi harus memberikan
pilihan yang bebas dari khalayak untuk mengambil keputusan.
d. Fungsi Ekonomi
Iklan mengakibatkan orang semakin tahu tentang produk-produk tertentu,
bentuk pelayanan jasa, maupun kebutuhan serta memperluas ide-ide yang
mendatangkan keuntungan finansial.
e. Fungsi Sosial
Iklan juga mempunyai fungsi sosial membantu menggerakkan suatu
perubahan standar hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia di seluruh
dunia. Misalnya melalui iklan dapat digerakkan bantuan keuangan, bahan-bahan
makanan. Melalui publikasi iklan mampu menggugah pandangan orang tentang
suatu peristiwa, kemudian meningkatkan sikap, afeksi yang positif dan diikuti
tindakan pelaksanaan nyata atau tindakan sosial.
II.4. Teori Aidda
Dalam model AIDDA hal utama yang harus dilakukan adalah
membangkitkan dan menumbuhkan perhatian komunikan. Dalam hal ini berhasil
atau tidaknya perhatian dipengaruhi oleh daya tarik komunikator (source
attractiveness).
Komunikasi yang diawali dengan membangkitkan perhatian (attention)
akan merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah
terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest)
yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan
Universitas Sumatera Utara
dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat (desire) untuk
melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Hanya ada hasrat
saja pada diri komunikan belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan
datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan
(action). Berikut akan ditampilkan skema AIDDA.
Gambar 2. Skema AIDDA
Appeal –
Preventif (penolakan)
Tidak ada
Perhatian
Anxiety Arrousing  Rasa Takut
Attractiveness
Komunikator
A-I-D-D-A
Appeal +
(Sumber: Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, 2005)
Hal yang perlu diperhatikan dalam membangkitkan perhatian adalah
dihindarkannya kemunculan himbauan (appeal) yang negatif. Himbauan negatif
tidak
menumbuhkan
ketertarikan/keingintahuan,
melainkan
menumbuhkan
kegelisahan (anxiety arrousing). William J. Mc Guire seorang ahli komunikasi
menegaskan
dalam
karyanya
“Persuation”
bahwa
anxiety
arrousing
communication menimbulkan efek ganda. Pada satu pihak menimbulkan rasa
takut akan bahaya sehingga mempertinggi motivasi untuk melakukan tindakan
pencegah (preventive). Sedangkan pada pihak lain rasa takut itu menimbulkan
sikap kesiapan bertarung (fight to fight) yang dalam kasus komunikasi dapat
Universitas Sumatera Utara
berbentuk sikap permusuhan pada komunikator atau tidak menaruh perhatian
sama sekali terhadap pesan yang disampaikan komunikator.
Berdasarkan formula AIDDA maka komunikasi persuasif didahului
dengan upaya membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini, iklan Pelumas
Enduro Matic harus mampu menimbulkan atensi atau menarik perhatian orang
lain, khususnya pengguna sepeda motor bertransmisi otomomatis (motor matic).
Melalui dimensi-dimensi yang dimiliki iklan pelumas ini, seperti tampilan iklan,
pesan yang disampaikan iklan, gerakan yang ditampilkan, figur yang ditampilkan,
aksi yang diperagakan, slogan, dan dukungan warna. Apabila perhatian
komunikan telah terbangkitkan, maka disusul dengan upaya menumbuhkan minat
(interest).
Minat yaitu suatu keinginan yang kuat ataupun kecenderungan hati yang
sangat tinggi terhadap sesuatu, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari
perhatian, yang dalam hal ini adalah minat menggunakan Pelumas Enduro Matic.
Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya
hasrat (desire).
Hasrat yaitu suatu keinginan yang amat sangat untuk beralih ke Pelumas
Enduro Matic. Dengan adanya hasrat, kemudian harus dilanjutkan dengan
datangnya keputusan (decesion).
Keputusan adalah segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah
dipertimbangkan ataupun dipikirkan, dan merupakan sikap terakhir ataupun
langkah yang harus dijalankan. Dalam hal ini, mahasiswa FISIP USU yang
merupakan pemilik motor matic sudah mulai mengambil keputusan bahwa ia akan
Universitas Sumatera Utara
beralih untuk memakai Pelumas Enduro Matic. Yang pada akhirnya keputusan
tersebut dilanjutkan dengan mengambil suatu sikap atau tindakan (action).
Sikap atau Tindakan yaitu perbuatan atau sesuatu yang dilaksanakan untuk
mengatasi/memenuhi sesuatu, yang dalam hal ini adalah pembelian atau penjualan
produk Pelumas Enduro Matic dan mulai untuk tetap menggunakannya.
II.5. Sikap
II.5.1. Pengertian Sikap
Masalah sikap merupakan masalah yang urgen dalam bidang psikologi
sosial. beberapa ahli mengemukakan pengertian tentang sikap, 50 di antaranya:
1.
Thurstone
Berpandangan bahwa sikap merupakan suatu tingkatan efek, baik itu bersifat
positif maupun negatif dalam hubungan dengan objek-objek psikologis.
2. Kimball Young (1945)
Menyatakan bahwa sikap merupakan suatu predisposisi mental untuk
melakukan suatu tindakan.
3. Fishbein & Ajzen (1975)
Menyebutkan bahwa sikap sebagai predisposisi yang dipelajari untuk
merespon secara konsisten dalam cara tertentu berkenan dengan objek
tertentu.
4. Sherif & Sherif (1956)
Sikap menentukan keajengan dan kekhasan prilaku seseorang dalam
hubungannya dengan stimulus manusia atau kejadian-kejadian tertentu. Sikap
50
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori & Pengukurannya. (Yogyakarta : Pustaka Press, 2005),
hal. 19. Universitas Sumatera Utara
merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbuatan
atau tingkah laku.
Dari pengertian yang dikemukakan para ahli tersebut dapat ditemukan
unsur yang hampir sama pada sikap, yaitu sikap merupakan suatu kecenderungan
untuk bertindak untuk bereaksi terhadap rangsangan. Oleh karena itu manifestasi
sikap tidak dapat langsung dilihat, akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu
sebagai tingkah laku yang masih tertutup 51 .
II.5.2. Komponen Sikap
Pada hakikatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai
komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport (dalam
Mar’at, 1981) ada tiga yaitu:
1.
Komponen Kognitif
Komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki
seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan
terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang objek sikap tersebut.
2. Komponen Afektif
Berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif
yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau system nilai yang
dimilikinya.
3. Komponen Konatif
Merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan
dengan objek sikapnya.
51
Tri Dayakisni dan Hudainah, Psikologi Sosial Edisi Revisi. (Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang Press, 2003), hal. 95-96. Universitas Sumatera Utara
Demikian sikap seseorang pada suatu objek sikap merupakan manifestasi
dari konstalasi ketiga komponen tersebut yang saling berinteraksi untuk
memahami, merasakan dan berperilaku terhadap objek sikap. Ketiga komponen
itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan yang lainnya. Jadi, terdapat
pengorganisasian secara internal di antara ketiga komponen tersebut.
Di samping pendapat tersebut di atas, ada pendapat lain yang mengatakan
sikap melibatkan satu komponen yaitu komponen afek yang seperti dikemukakan
Thurstone. Komponen afek atau perasaan tersebut memiliki dua sifat, yaitu positif
atau negatif. Individu yang mempunyai perasaan positif terhadap suatu objek
psikologis dikatakan menyukai objek tersebut atau menyukai sikap yang
favorable terhadap objek itu. Sedangkan individu yang mempunyai perasaan
negatif terhadap objek psikologis dikatakan mempunyai sikap yang unfavorable
terhadap objek tersebut. dalam sikap yang positif reaksi seseorang cederung untuk
mendekati atau menyenangi objek tersebut, sedangkan dalam sikap yang negative,
orang cenderung untuk menjauhi atau menghindari objek tersebut.
II.5.3. Karakteristik Sikap
Menurut Brigham ada beberapa cirri sifat (karakteristik) dasar sikap 52 ,
yaitu:
1) Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah;
2) Sikap ditujukan mengarah kepada objek psikologis atau kategori, dalam
hal ini skema yang dimiliki orang menentukan bagaimana mereka
mengkategorisasikan target objek dimana sikap diarahkan;
3) Sikap dipelajari;
52
Tri Dayakisni dan Hudainah, Psikologi Sosial Edisi Revisi. (Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang Press, 2003), hal. 97. Universitas Sumatera Utara
4) Sikap mempengaruhi perilaku. Mengukuhi suatu sikap yang mengarah
pada suatu memberikan satu alasan untuk berperilaku mengarah pada
objek itu dengan cara tertentu.
II.5.4. Fungsi Sikap
Menurut Katz mengemukakan ada empat fungsi sikap, 53 yaitu:
1) Utilitarium function; sikap memungkinkan seseorang untuk memperoleh
atau
memaksimalkan
ganjaran
(reward)
atau
persetujuan
dan
meminimalkan hukuman. Dengan kata lain, sikap dapat berfungsi sebagai
penyesuaian sosial, misal seseorang dapat memperbaiki ekspresikan dari
sikapnya terhadap sesuatu objek tertentu untuk mendapatkan persetujuan
atau dukungan.
2) Knowledge function; sikap membantu dalam memahami lingkungan
(sebagai skema) dengan melengkapi ringkasan evaluasi tentang objek dan
kelompok objek atau segala sesuatu yang dijumpai di dunia ini.
3) Value-expressive function; sikap melindungi diri, menutupi kesalahan dan
sebagainya dalam rangka mempertahakan diri. Sikap ini mencerminkan
kepribadian individu penyelesaian secara tuntas, sehingga individu
berusaha mempertahankan dirinya secra tidak wajara karena ia merasa
takut kehilangan statusnya.
53
Ibid., hal. 98. Universitas Sumatera Utara
Download