BAB I - Portal Garuda

advertisement
ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN RITEL YANG
MENENTUKAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN BRAVO
SWALAYAN TUBAN
RINGKASAN SKRIPSI
Disusun Oleh:
IBTAGH KULLA MA’RUF
0610220114
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih
Derajat Sarjana Ekonomi
BIDANG MANAJEMEN PEMASARAN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
ABSTRAK
ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN RITEL (RETAIL
MARKETING MIX) YANG MENENTUKAN TINGKAT KEPUASAN
KONSUMEN BRAVO SWALYAN TUBAN
(Studi Pada Konsumen Bravo Swalayan Tuban Jawatimur)
Oleh : Ibtagh Kulla Ma’ruf (0610220114)
Dosen Pembimbing : Dr. Fatchur Rochman. SE ,Msi.
Skripsi ini berjudul ”Analisis Strategi Pemasran Bauran Ritel (Retail
Marketing Mix) Yang Menentukan Tingkat Kepuasan Konsumen Bravo Swalayan
Tuban”. Yang melatar belakangi diadakan penelitian ini adalah banyaknya tokotoko swalayan yang muncul sehingga terjadi persaingan yang ketat khususnya
untuk bisnis toko retail di wilayah tuban dan untuk memenangkan persaingan
tersebut harus memperhatikan kepuasan konsumen yang dijadikan sebagai tolak
ukur agar bisa mempertahankan konsumen.
Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu 1) Untuk mengetahui bauran
pemasaran eceran (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk
(product assortment), layanan, atmosfer took, harga, promosi dan tempat atau
lokasi berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan
Tuban. 2) Untuk mengetahui bauran pemasaran eceran (retail marketing mix)
yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer took,
harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara parsial terhadap
kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan regresi linier berganda dengan uji F dan uji t. Populasi dalam
penelitian ini yaitu orang yang melakukan transaksi pembelian ditoko Bravo
Swalayan Tuban.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan menggunakan
analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa bauran pemasaran eceran (retail marketing mix) yang meliputi
keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi
dan tempat atau lokasi berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan konsumen
Bravo Swalayan Tuban. Bauran pemasaran eceran (retail marketing mix) yang
meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga,
promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan
konsumen Bravo Swalayan Tuban. Harga mempunyai pengaruh dominan
terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban.
Kata Kunci: Bauran Pemasaran Eceran (Retail Marketing Mix) dan Tingkat
Kepuasan Konsumen
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin
meningkatnya
kebutuhan
manusia
dalam
memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari yang didapatkan melalui kegiatan berbelanja di
toko swalayan memiliki tujuan untuk mendapatkan kepuasan tersendiri atas
aktivitas yang dilaksanakan konsumen. Hal-hal yang akan ditawarkan yang
bukan hanya dalam bentuk barang harus memiliki kelebihan-kelebihan khusus
yang bersifat positif dibandingkan dengan penawaran usaha ritel lainnya,
maka pelanggan tetap setia. Dalam mempertahankan pelanggan, perusahaan
harus dapat memberikan kepuasan yang maksimal dalam memuaskan
pelanggannya. Adapun kepuasan pelanggan dapat terjadi apabila harapan
benar-benar terwujud demikian pula sebaliknya, jika pelanggan merasa puas,
maka mereka akan kembali membeli produk kita dan membicarakan hal
tersebut kapada orang lain secara menguntungkan demikian pula halnya pada
suatu usaha yang bergerak dalam bidang swalayan.
Bravo Swalayan merupakan salah satu swalayan yang terdapat di
wilayah Kota Tuban, dimana swalayan ini menyediakan berbagai keperluan
pokok maupun kebutuhan lainnya yang diperlukan oleh masyarakat. Dalam
aktivitas operasionalnya Bravo Swalayan beralamat di Jl. Jenderal Basuki
Rahmat 64 Kutorejo Tuban Jawa Timur, sebagai salah satu usaha ritel toko
swalayan yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan
rumah tangga yang menghadirkan sarana tempat berbelanja keluarga di Tuban
dengan slogan berbelanja “Murah Meriah”. Bravo Swalayan mencoba
menghadirkan hal-hal yang menjadi kebutuhan para konsumennya, antara lain
menawarkan produk-produk dengan harga murah sesuai slogan yang dimiliki,
kenyamanan berbelanja atau hanya sekedar kunjungan dan lain-lain. Ini
memungkinkan adanya perjuangan yang keras dalam mempertahankan
keberadaannya dari sekian banyak usaha ritel di Indonesia serta di Kota Tuban
pada khususnya.
Masalah penelitian yang menjadi fokus peneliti adalah untuk
mengetahui sejauh mana faktor keragaman produk (product assortment),
layanan, atmosfer toko, harga, promosi, tempat (lokasi) menentukan tingkat
kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, sehingga dapat memberikan
nilai
tambah
dan
dapat
memberikan
kebutuhan
informasi
yang
mencerminkan kesinambungan produk dan dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan dalam meningkatkan kualitas segala hal yang ditawarkan
perusahaan, jumlah pelanggan dan jumlah pelanggan yang sudah ada.
Hal yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah sejauh mana
faktor-faktor strategi bauran pemasaran eceran yakni keragaman produk
(product assortment), layanan dan atmosfer toko, harga, promosi, tempat/
lokasi menentukan tingkat kepuasan konsumen pada Bravo Swalayan
Tuban. Atas dasar permasalahan tersebut di atas maka dalam penulisan
skripsi ini akan menganalisa tingkat kepuasan konsumen terhadap strategi
bauran pemasaran eceran terhadap obyek yang akan diteliti. Dengan harapan
analisis ini mendapatkan suatu konsep teoritik pada pelaksanaan program
bauran pemasaran eceran dan masukan bagi perusahaan dalam memberikan
kepuasan kepada konsumen sehingga mampu mempertahankan pelanggan
serta eksistensinya dalam dunia bisnis ritel yang merupakan satu tujuan
terpenting dalam daur hidup suatu usaha.
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
yang
telah
diuraikan
sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengidentifikasikan masalah
tentang : “Analisis Strategi Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Tingkat
Kepuasan Konsumen Bravo Swalayan Tuban”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dalam penelitian ini dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1) Apakah bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi
keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko,
harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara simultan
terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban ?
2) Apakah bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi
keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer took,
harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara parsial
terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban ?
3) Variabel bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) apakah yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen Bravo
Swalayan Tuban ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang
meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer took,
harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara simultan
terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban.
b. Untuk mengetahui bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang
meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer took,
harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara parsial terhadap
kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban.
c. Untuk mengetahui variabel bauran pemasaran ritel (retail marketing mix)
yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen Bravo
Swalayan Tuban.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi satu kajian dalam
mempertimbangkan dalam pelaksanaan strategi pemasaran ritel
untuk mencapai kepuasan konsumen.
b. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap strategi
bauran pemasarn ritel, sehingga perusahaan dapat menentukan
langkah yang tepat dalam mempertahankan pelanggan guna
mempertahankan eksistensinya.
2. Secara Praktis
a. Bagi Bravo Swalayan Tuban, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi pertimbangan bahwa tingkat kepuasan konsumen yang
terbentuk merupakan hasil dari pelaksanaan strategi bauran
pemasaran rotel yang optimal.
b. Bagi penulis, penelitian ini merupakan salah satu poelatihan
berpikir secara ilmiah dengan menganalisa data dari obyek yang
akan diteliti.
c. Bagi
para
akademisi
dan
pembaca,
diharapkan
akan
mendapatkan satu khasanah kepustakaan dan memberikan satu
informasi dalam upaya pemenuhan harapan yang diinginkan,
lebih kritis dan bijak dalam memilih tempat berbelanja.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bauran Ritel
Pengertian bauran ritel menurut Masson, Mayer, F.Ezeel (1998 : 49)
dalam buku Foster (2008:51) adalah sebagai berikut : “bauran ritel adalah
semua variabel yang dapat digunakan sebagai strategi pemasaran untuk
berkompetisi pada pasar yang dipilih”. Sedangkan menurut Foster (2008:49)
“Bauran ritel terdiri dari unsur-unsur strategis yang digunakan untuk
mendorong pembeli melakukan transaksi usahanya dengan pedagang eceran
tertentu” Dari definisi Foster (2008:49) dijelaskan bahwa bauran ritel
merupakan unsur-unsur strategis untuk mendorong minat konsumen.Sehingga
bauran ritel merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pembeli
dan keputusan pembelian konsumen.
Dunne, Lusch dan Griffith (2002:53) dalam buku Foster (2008:110)
menyatakan ada enam komponen-komponen bauran ritel antara lain
merchandise, harga, periklanan dan promosi, pelayanan konsumen dan
penjualan, serta suasana toko dan desain toko.
2.2 Komponen Bauran Ritel
Untuk mendukung usaha ritel dibutuhkan strategi-strategi terpadu, agar
di dalam mengambil suatu keputusan tidak menyebabkan kerugian bagi
perusahaan. Bauran penjualan ritel terdiri dari unsur-unsur strategis yang
digunakan untuk mendorong pembeli melakukan transasksi usahanya dengan
pedagang ritel tertentu.
Sementara itu Kotler dan Armstrong (2004:442) dalam buku Foster
(2008:110) merangkum demikian banyaknya komponen bauran ritel, dalam
hal ini ada sepuluh, enam komponen besar, yaitu bauran produk, layanan,
suasana toko, harga, promosi, dan lokasi.
2.3 Faktor-faktor Bauran Ritel ( Retailing Mix )
Faktor-faktor bauran ritel diantaranya meliputi :
1. Lokasi ( Location )
Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran
pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai atau toko akan lebih
sukses dibanding toko lainya yang berlokasi kurang strategis, meskipun
keduanya menjual produk yang sama. Sebelum sebuah toko atau tempat
berbelanja didirikan, langkah pertama adalah mempelajari suatu area agar
investasi yang ditanamkan dapat menguntungkan. Menurut Ma’ruf (2005:
124),
ada
beberapa
faktor
yang
harus
dipertimbangkan
dalam
mengevaluasi area perdagangan ritel, diantaranya sebagai berikut :
1. Besar populasi dan karakteristiknya
Jumlah penduduk dan kepadatan suatu wilayah meliputi faktor dalam
mempertimbangkan suatu area perdagangan ritel. Jumlah peritel yang
sama di dua wilayah tetapi kepadatan penduduknya berbeda akan
menyebabkan omzet yang rendah pada peritel di wilayah yang kurang
padat penduduknya.
2. Kedekatan dengan pemasok
Pemasok mempunyai pengaruh pada peritel dalam hal kecepatan
penyediaan merchandise, kualitas produk yang terjaga, biaya pengiriman,
dan lain- lain. Jumlah pemasok sebisa mungkin ada beberapa supaya tidak
terjadi ketergantungan pada satu atau dua pemasok saja.
3. Basis ekonomi
Basis ekonomi yang dimaksud di sini adalah indistri daerah setempat,
potensi pertumbuhan, fluktuasi karena factor musiman, dan fasilitas
seuangan. Industry yang bervariasi akan mempunyai pengaruh yang yang
berbeda dibandingkan dengan indistri yang terkonsentrasi (pada suatu
sector ).
4. Ketersediaan tenaga kerja
Tenaga kerja yang diperhatikan adalah pada suatu tingkat, yaitu dari
tingkat administratif dan lapangan hingga management tranee dan
menjerial. Management trainee adalah pada lulusan perguruan tinggi yang
memulai karier di perusahaan ritel pada tingkat staf, dan diproyeksikan
untuk menjadi tenaga pemimpin. Tenaga manjarial adalah para assistant
manager atau manager bahkan general manager yang siap direktur dan
siap kerja ( tidak seperti management trainee yang harus dilatih lebih
dulu).
5. Situasi persaingan
Pertumbuhan luas toko yang sejalan dengan pertumbuhan permintaan
pasar (yaitu besar belanja total penduduk setempat) berarti semua
perusahaan ritel setempat tumbuh secara stabil atau secara tetap. Jika
banyak pihak membuka gerai ritel dengan asumsi merebut pasar sebesarbesarnya, maka kemungkinan yang terjadi adalah kejenuhan pasar, yaitu
terlalu banyak paritel dibandingkan total belanja konsumen.
6. Fasilitas promosi
Adanya media massa seperti surat kabar dan radio akan memfasilitasi
kegiatan promosi peritel. Juga kesiapan sarana pendukung seperti biro
iklan, production house, dan pembuat barang souvenir yang memperlancar
kegiatan promosi perlu mendapat perhatian.
7. Kesediaan lokasi toko
Faktor bagi suatu area perdagangan dan hal- hal yang terkait dengan lokasi
adalah jumlah lokasi serta jenisnya, akases pada masing- masing lokasi,
perpeluang kepemilikan atau leasing, pembatasan zona perdagangan, dan
biaya- biaya terkait.
8. Hukum dan peraturan
Hukum dan peraturan perlu diperhatikan khususnya jika terdapat Perda (
Peraturan Daerah ) yang tidak terdapat di daerah lain.
2. Barang Dagangan ( Marchandise )
Merchandise merupakan produk- produk yang dijual peritel dalam
gerainya, sedangkan merchandise adalah kegiatan pengadaan agarangbarang yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko ( produk berbasis
makanan, pakaian, barang kebutuhan rumah dan produk umum lainnya )
untuk disediakan dalam toko pada jumlah, waktu dan harga yang sesuai
untuk mencapai sasaran toko atau perusahaan ritel
Para pelanggan selalu berharap untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan dan diinginkannya disetiap toko, kebutuhan dan keinginan
pelanggan sangat beragam dan toko diharapkan dapat memenuhinya.
Fungsi pengelolaan barang dagangan ( merchandise ) merupakan fungsi
yang harus diberi prioritas, bagaimanapun efektif dan efisiennya bagian
lain, bila urusan barang dagangan salah, bila urusan barang dagangan
salah, maka hampir dapat dipastikan sukses akan sulit diraih. Pada tokotoko berupa minimarkt yang tergabung dalam satu kelompok besar seperti
Alfamart, disebut juga sebagai chainstore karena satu toko dengan lainnya
terkait dalam suatu ikatan kelompok, pembelian merchandise di pusatkan
pada induk yang mengendalikan kelompok. Masing- masing gerai atau
toko tonggal menerima merchandise dan menjualnya.
3. Harga
Secara lebih sederhana harga didefinisikan oleh Simamora
(2006 : 574) yaitu : ”Harga (price) adalah jumlah uang yang dibebankan
atau dikenakan atas sebuah produk atau jasa”.
Dari pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kata
harga tidak diartikan secara sempit dimana harga, value dan utility atau
manfaat merupakan atribut. Sebuah harga mempunyai kemampuan untuk
memuaskan keinginan, sedangkan value atau nilai merupakan ukuran
kuantitatif bobot suatu produk yang dapat ditukar dengan produk lain,
dengan demikian harga merupakan alat tukar untuk mendapatkan suatu
produk tertentu yang dinyatakan dengan uang.
Penetapan harga harus diperhatikan dan dipertimbangkan. Agar
harga produk menimbulkan minat konsumen maka penetapan harga harus
sesuai atau memadai dengan tolak ukur konsumen (dengan kata lain
bahwa harga ditetapkan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah),
sesuai dengan kualitas produk serta pemberian discount oleh perusahaan
sesekali juga perlu mendapat perhatian agar dapat menarik konsumen
sasaran.
4. Promosi
Promosi merupakan salah satu unsur penting dalam pemasaran
atau dengan kata lain suatu produk betapapun bermanfaatnya akan tetapi
jika tidak dikenal oleh konsumen maka produk tersebut tidak akan
diketahui kemanfaatannya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen.
Usaha Promosi yang dilakukan dari penjual kepada pembeli atau pihak
lain dilakukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen. Usaha
Promosi
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
dimaksudkan
untuk
pemberitahuan kepada individu atau organisasi sehingga dapat mencapai
seluruh segmen sasaran tentang tersedianya suatu barang untuk
melakukan pembelian, apabila proses pemberitahuan (promosi) dilakukan
dengan sempurna (tepat sasaran) maka secara tidak langsung akan
memberi pengaruh berarti terhadap keputusan pembelian konsumen.
4. Suasana Dalam Toko ( Atmosfer )
Jika iklan bertujuan memberitahu, menarik, memikat atau
mendorong konsumen, untuk datang ke gerai dan untuk membeli barang,
maka suasana toko atau atmosfer dalam gerai atau toko berperan penting
mengikat pembeli, membuat nyaman mereka dalam memilih barang
belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang perlu di miliki baik
untuk keperluan pribadi maupun keperluan rumah tangga. Gerai kecil
yang tertata rapi dan menarik akan lebih mengundang pembeli di
bandingkan gerai yang di atur biasa saja tapi bersih lebih menarik dari
pada gerai yang tidak di atur sama sekali dan tampak kotor.
Suasana dalam gerai menggambarkan moment of truth, yaitu
situasi langsung yang di rasakan konsumen pada saat berbelanja.Jika
setting dari suasana itu optimal maka peritel (dengan gerai yang di
kunjungi konsumen) akan dapat menyentuh emosi konsumen dan
memberi pengalaman berbelanja. Desain toko yang baik akan menarik
banyak konsumen untuk datang, desain toko merupakan strategi penting
untuk menciptakan suasana yang akan membuat pelanggan merasa betah
berada dalam suatu gerai atau toko. Desain toko, yaitu desain interior yang
mencakup tata letak rak-rak barang, aksesoris toko, dan desain eksterior
mencakup lay-out, pintu masuk, dan jalan masuk.
Menurut Berman dan Evans (2004;105) dalam buku Foster
(2008:51) untuk bentuk toko yang berdasarkan Store Based Retail
terdapat strategi bauran penjualan eceran terdiri dari lokasi departement
store
(store
location)
prosedur
pembelian/pelayanan
(operating
procedures), produk/barang yang ditawarkan (good offered), harga barang
(pricing tactics), suasana departement store (store atmosphere), karyawan
(custumer services), dan metode promosi (promotional methods).
5. Pelayanan
Pelayanan menjadi salah satu ukuran atas keberhasilan dalam
memberikan jaminan atas kepuasan bagi konsumen, melalui kualitas
pelayanan seorang konsumen dapat memberikan penilaian secara obyektif
dalam usaha menciptakan kepuasan konsumen. Menurut Tjiptono
(2004:11), kualitas didefinisikan “Sebagai kecocokan untuk pemakaian
(fitness for use). Definisi ini menekankan orientasi pada pemenuhan
harapan pelanggan”.
Menurut Lupiyoadi (2001:144), mengemukakan bahwa kualitas
adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu
produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhankebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang, telaah teori, dan penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan, maka hipotesis penelitian yaitu sebagai
berikut:
1.
Bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi
keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga,
promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara simultan terhadap
kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban.
2.
Bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi
keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga,
promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh secara parsial terhadap
kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban.
3.
Variabel keragaman produk (product assortment) yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian di Bravo Swalayan yang berlokasi di Jl.
Jenderal Basuki Rahmat 64 Kutorejo Tuban.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survei, yaitu
dengan mengolah data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh
konsumen dan menganalisa serta menarik kesimpulan atas hasil tersebut.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciricirinya akan diduga (Singarimbun,1995). Dalam penelitian ini, populasinya
adalah orang yang melakukan transaksi pembelian ditoko Bravo Swalayan
Tuban.
Sampel adalah bagian kecil dari suatu populasi. Agar sampel yang
diambil representatif atau mewakili populasi maka pengambilan sampelnya
harus tepat. Menurut Roscoe dalam Widayat dan Amirullah (2002:59)
menyatakan bahwa: “Pada setiap penelitian, ukuran sampel harus berkisar
antara 30 sampai 500. Adapun jumlah sampel yang diambil dalam penelitian
ini yaitu sebesar 100 responden. Adapun yang menjadi landasan atau dasar
dari jumlah pengambilan sampel adalah Fraenkel dan Wallen dalam
Widayat dan Amirullah (2002:67) mengatakan bahwa: “Besarnya sampel
minimum untuk penelitian yang bersifat deskriptif yaitu sebanyak 100
sampel.” Atas dasar pernyataan tersebut maka jumlah sampel penelitian
yaitu sebanyak 100 responden dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut
dapat wewakili dari populasi penelitian yang ada.
Adapun
teknik
pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
menggunakan dua teknik Dalam penelitian ini pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel
berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan yaitu
meliputi:
1. Responden yang berusia lebih dari 17 tahun
2. Responden yang sedang beraktivitas belanja
3. Berbelanja untuk konsumsi sendiri
4. Konsumen merupakan pengambil keputusan
5. Sudah berbelanja di Bravo Swalayan Tuban lebih dari 3 kali.
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
A. Variabel bebas
1. Keragaman produk, merupakan variasi produk yang ditawarkan oleh
Bravo Swalayan. Indikator variabel keragamaan produk.
2. Faktor layanan, merupakan bentuk pelayanan yang diberikan oleh
pengelola Bravo Swalayan kepada pelanggannya.
3. Atmosfer toko, merupakan kondisi dalam toko yang memberikan
kemudahan dan kenyamanan dalam proses belanja yang dilakukan.
4. Harga, penetapan dari harga produk yang ditetapkan oleh pihak
pengelola Bravo Swalayan.
5. Promosi, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Bravo Swalayan
untuk memberikan informasi atas keberadaan produk.
6. Tempat/ lokasi, merupakan tempat dimana aktivitas jual beli dilakukan
di Bravo Swalayan.
B. Variabel Terikat
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kepuasan para pelanggan
Bravo Swalayan, merupakan tanggapan para pelanggan dalam melakukan
pembelian produk yang ditawarkan oleh Bravo Swalayan.
3.5 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk melakukan prediksi
mengenai bagaimana variabel terikat bila nilai variabel bebas diturunkan atau
dinaikkan dan mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda
(Multiple regression test) dengan model regresi sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4+ b5X5 + b6X6 + e
Keterangan:
Y
=
Kepuasan Konsumen Bravo Swalayan Tuban
a
=
konstanta
X1
=
keragaman produk
X2
=
layanan
X3
=
atmosfer toko
X4
=
harga
X5
=
promosi
X6
=
tempat (lokasi)
b1.... b6
=
koefisien regresi
e
= error
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam bagian ini disajikan hasil statistik mengenai pengaruh bauran
pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product
assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi
terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, dengan hasil penelitian
yang telah diolah komputer melalui program SPSS dengan analisis regresi linier
berganda (multiple regression) secara parsial dan simultan.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Berganda
Pengaruh Keragaman Produk (Product Assortment), Layanan, Atmosfer
Toko, Harga, Promosi dan Tempat Atau Lokasi Terhadap Kepuasan
Konsumen Bravo Swalayan Tuban
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Keragaman produk
Layanan
Atmosfer toko
Harga
Promosi
Tempat/ lokasi
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
4.195
.619
.185
.085
.218
.093
.165
.078
.186
.075
.131
.060
.163
.080
Standardized
Coefficients
Beta
.173
.202
.154
.211
.166
.167
t
6.782
2.183
2.346
2.115
2.477
2.182
2.037
Sig.
.000
.032
.021
.037
.015
.032
.044
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.956
.948
.967
.949
.961
.953
1.079
1.092
1.050
1.061
1.064
1.090
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber: Data primer diolah
Perhitungan regresi linier berganda untuk memprediksi besarnya variabel
terikat terhadap variabel bebas. Persamaan regresi yang digunakan yaitu sebagai
berikut:

Y

a

β
X

β
X
.

..........
.

X
1
1
2
2
k
k
Berdasarkan hasil analisis regresi, maka dapat dirumuskan suatu persamaan
regresi berganda sebagai berikut:
Y = 0,173 X1 +0,202X2 + 0,154X3 + 0,211X4+ 0,166X5 + 0,167X6
4.2 Hasil Analisis Regresi Linier Parsial
Dari Tabel 4.1, maka secara parsial masing-masing variabel bebas berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban (Y). Dengan koefisien
sebagai berikut:
Dari persamaan garis regresi linier berganda, maka dapat diartikan bahwa:
b1= 0,173 merupakan slope atau koefisien arah variabel keragaman
produk (product assortment) (X1) yang mempengaruhi kepuasan
konsumen Bravo Swalayan Tuban (Y), artinya variabel keragaman
produk (product assortment) berpengaruh positif sebesar 0,173
terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, jika variabel
lainnya dianggap konstan. Dengan kata lain, semakin beragam
produk (product assortment) maka konsumen semakin puas.
b2= 0,202 merupakan slope atau koefisien arah variabel layanan (X2)
yang mempengaruhi kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban
(Y), artinya variabel layanan berpengaruh positif sebesar 0,202
terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, jika variabel
lainnya dianggap konstan, jika variabel lainnya dianggap konstan.
Dengan kata lain, semakin baik pelayanan maka konsumen semakin
puas.
b3= 0,154 merupakan slope atau koefisien arah variabel atmosfir toko
(X3) yang mempengaruhi kepuasan konsumen Bravo Swalayan
Tuban (Y), artinya variabel atmosfir toko berpengaruh positif
sebesar 0,154 terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban,
jika variabel lainnya dianggap konstan. Dengan kata lain, semakin
baik atmosfir toko maka konsumen semakin puas.
b4= 0,211 merupakan slope atau koefisien arah variabel harga (X 4) yang
mempengaruhi kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban (Y),
artinya variabel harga berpengaruh positif sebesar 0,211 terhadap
kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, jika variabel lainnya
dianggap konstan. Dengan kata lain, semakin murah harga maka
konsumen semakin puas.
b5= 0,166 merupakan slope atau koefisien arah variabel promosi (X5)
yang mempengaruhi kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban
(Y), artinya variabel promosi berpengaruh positif sebesar 0,166
terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban, jika variabel
lainnya dianggap konstan. Dengan kata lain, semakin semakin baik
kegiatan promosi yang dilakukan maka konsumen semakin puas.
b6= 0,167 merupakan slope atau koefisien arah variabel tempat atau
lokasi (X6) yang mempengaruhi kepuasan konsumen Bravo
Swalayan Tuban (Y), artinya variabel tempat atau lokasi
berpengaruh positif sebesar 0,167 terhadap kepuasan konsumen
Bravo Swalayan Tuban, jika variabel lainnya dianggap konstan.
Dengan kata lain, semakin mudah terjangkau tempat atau lokasi
maka konsumen semakin puas.
4.3 Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Dari hasil perhitungan analisis regresi linier berganda yang telah
dilakukan menunjukkan kemampuan model dalam menjelaskan pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent adalah besar, hal tersebut dapat dilihat
pada nilai Adj. R. Square (R2) yaitu sebesar 0,650. Dengan demikian berarti
bahwa model regresi yang digunakan mampu menjelaskan pengaruh variabel
bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk
(product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau
lokasi terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban sebesar 65%,
sedangkan sisanya sebesar 35% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dari masing-masing
variabel bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman
produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat
atau lokasi hasilnya menunjukkan bahwa adanya korelasi berganda (R) sebesar
0,819. Angka tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel
bebas terhadap variabel terkait.
4.4 Hasil pengujian Hipotesis
4.4.1 Pengujian Hipotesis Pertama (Hasil Uji F)
Untuk mengetahui apakah variabel independent secara simultan (bersamasama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent atau tidak berpengaruh
maka digunakan uji F (F-test), dengan membandingkan Fhitung dan FTabel
pada taraf nyata 5% (  =0,05) atau perbandingan nilai signfikan F. Apabila
Fhitung > FTabel atau nilai Sig.F < 0,05 berari Ho ditolak, sebaliknya Fhitung <
FTabel atau nilai Sig.F > 0,05 berari Ho diterima. Berdasarkan hasil analisis
maka hasil uji F dapat disajikan pada Tabel 4.2
Tabel 4.2
Hasil Uji F
Hipotesis Alternatif (Ha)
FTabel
Terdapat pengaruh yang signifikan Fhitung = 31,657
secara serentak dari variabel bauran FTabel = 2,479
pemasaran ritel (retail marketing Sig. F = 0,000
mix) yang meliputi keragaman
produk
(product
assortment),
layanan, atmosfer toko, harga,
promosi dan tempat atau lokasi
terhadap kepuasan konsumen (Y)
Sumber: Data primer diolah
Keterangan
Ha diterima/
Ho ditolak
Dari hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan Df 1 = 6 dan Df2
= 93 pada alpha sebesar 5% diperoleh F Tabel
sebesar 2,479 sedangkan F
hitungnya diperoleh sebesar 31,657 sehingga dari perhitungan di atas dapat
diketahui bahwa Fhitung > FTabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa secara serentak variabel bauran pemasaran ritel
(retail marketing mix) yang meliputi keragaman produk (product assortment),
layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat atau lokasi berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan Tuban (Y).
4.4.2 Pengujian Hipotesis Kedua (Uji t)
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent, yaitu
variabel bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman
produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan tempat
atau lokasi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan konsumen Bravo
Swalayan Tuban, maka digunakan uji t (t- test) yaitu dengan cara membandingkan
nilai t hitung dengan tTabel, sedangkan nilai t Tabel pada alpha sebesar 5% dapat
diperoleh angka sebesar 1,980 pada taraf nyata 5% (  =0,05) atau perbandingan
nilai signfikan t. Apabila thitung > tTabel atau nilai Sig.t < 0,05 berari Ho ditolak,
sebaliknya thitung < tTabel atau nilai Sig.t > 0,05 berari Ho diterima. Di bawah
disajikan hasil perbandingan antara nilai t hitung dengan t.
Tabel 4.3
Perbandingan Antara Nilai thitung Dengan tTabel
Variabel
Variabel
keragaman
produk
(product assortment) berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kepuasan konsumen.
Variabel layanan berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kepuasan konsumen.
Variabel
atmosfir
toko
berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan konsumen.
Variabel
harga
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kepuasan konsumen.
Variabel promosi berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kepuasan konsumen.
Variabel tempat atau lokasi
berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan konsumen.
Sumber: Data primer diolah
Nilai
t hitung = 2,183
Sig. t =0,032
t Tabel =1,980
Status
Signifikan
t hitung = 2,346
Sig. t = 0,021
t Tabel =1,980
t hitung = 2,115
Sig. t =0,037
t Tabel =1,980
t hitung = 2,477
Sig. t =0,015
t Tabel =1,980
t hitung = 2,182
Sig. t =0,032
t Tabel =1,980
t hitung = 2,037
Sig. t =0,044
t Tabel =1,980
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
4.5 Penentuan Variabel Bebas Yang Mempunyai Pengaruh Dominan
Adapun untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat maka dapat diketahui dari hasil perbandingan koefisien regresi
masing-masing variabel. Dengan menggunakan standardized Coeficient Beta
mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel independent
(bebas) yang terdiri dari variabel bauran pemasaran ritel (retail marketing mix)
yang meliputi keragaman produk (product assortment), layanan, atmosfer toko,
harga, promosi dan tempat atau lokasi.
Tabel 4.4
Tabel standardized Coeficient Beta
Variabel
Standardized Coeficient Beta
Keragaman produk
0,173
Layanan
0,202
Atmosfir toko
0,154
Harga
0,211
Promosi
0,166
Tempat/ lokasi
0,167
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan hasil koefisien regresi (b) masing-masing variabel harga
mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen Bravo Swalayan
Tuban. Hal tersebut dikarenakan koefisien regresi (Standardized Coeffucients
Beta) pada variabel tersebut mempunyai nilai terbesar jika dibandingkan dengan
kelima variabel yang lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan menggunakan
analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman
produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan
tempat atau lokasi berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan
konsumen Bravo Swalayan Tuban.
2. Bauran pemasaran ritel (retail marketing mix) yang meliputi keragaman
produk (product assortment), layanan, atmosfer toko, harga, promosi dan
tempat atau lokasi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan konsumen
Bravo Swalayan Tuban.
3. Harga mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen Bravo
Swalayan Tuban.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan dari hasil penelitian, maka diajukan
beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1. Diharapkan pemilik Bravo Swalayan Tuban dalam menetapkan harga
selalu mempertimbangkan harga pasar, upaya tersebut dilakukan agar para
konsumen tetap loyal untuk melakukan pembelian di Bravo Swalayan
Tuban.
2. Dalam upaya untuk membeirkan jaminan kepuasan para konsumen
diharapkan para karyawan selalu bekerja secara profesional sehingga
jaminan kepuasan konsumen dapat terwujud ketika melakukan transaksi.
3. Perusahaan selalu berupaya untuk menjaga keragaman produk yang
ditawarkan kepada konsumen, hal tersebut dilakukan agar para konsumen
mendapatkan produk sesuai yang mereka butuhkan.
4. Diharapkan pemilik selalu berupaya untuk memberikan kenyamanan para
konsumen dalam melakukan belanja, yaitu dengan menyusun tata ruang
toko yang nyaman dan mudah untuk melakukan transaksi.
5. Bagi peneliti lain yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini
diharapkan untuk menyempurnakannya yaitu dengan menggunakan
variabel lain yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan
diharapkan untuk menambah jumlah sampel penelitian, dengan harapan
penelitian ini dapat lebih berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Buchori, Alma, 2005, Pemasaran Stratejik Jasa, Cetakan Pertama, Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran: Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian, Penerbit Prehallindo, Jakarta.
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran: Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian, Prehallindo: Jakarta.
Kotler, Phillip & Gary Armstrong. 2008. Principles of Marketing. Terjemahan
oleh Damos Sihombing, Jilid 1. Edisi 12, Jakarta : Erlangga.
____________, 2003, Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo: Jakarta.
Kotler P ,Keller K.L, 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Jilid 1 & 2, PT
INDEKS, Jakarta
Kotler, Philip dan Gary Amstrong ,2004, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi
Kesembilan, Jilid 1, Penerbit PT. Indeks Kelompok Gramedia: Jakarta.
Tjiptono, Fandy, 2004, Strategi Pemasaran; Edisi 3, Andi Offset, Yogyakarta.
Stanton, 2002, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan Kedua,
Penerbit: Liberty, Yogyakarta.
Simamora Bilson, 2006, Remarketing for Business Recovery, Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketujuh , Penerbit Alfabeta
CV, Bandung
Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian, Edisi Revisi Keempat. Penerbit
Cipta, Jakarta.
Singgih Santoso, & Fandy, Tjiptono. 2001. Riset Pemasaran Konsep dan
Aplikasi dengan SPSS, PT Gramedia. Jakarta
Widayat dan Amirullah, 2002, Riset Bisnis, Edisi 1, Malang: CV. Cahaya Press.
Singarimbun, Masri. 2006. Metode Penelitian Survei. Edisi Revisi, Jakarta :
LP3ES.
Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia.
Download