9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Public Relations 2.1.1 Pengertian Public Relations If I tell you I am handsome and exciting, that is advertising, If somebody else tell you I am handsome and exciting, that s sales promotion, If you come and tell me that you have heard I am handsome and exciting, that is public relations. Wisewords. Wisewords. Kurnia, E. (2010:161). Baskin, Heiman dan Elizabeth alih bahasa oleh Daud, R. (2010:4) mendefinisikan Public relations adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi, serta memfasilitasi perubahan organisasi. Para praktisi public relations berkomunikasi dengan semua masyarakat internal dan eksternal yang relevan untuk mengembangkan hubungan yang positif serta menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dengan harapan masyarakat. Mereka juga mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi program organisasi yang mempromosikan pertukaran pengaruh pengaruh serta pemahaman diantara konstituen oraganisasi dan 9 masyarakat. 10 2.1.2 Fungsi Public Relations Menurut buklet PRSA (Public Relations Society of America) careers in public relations fungsi public relations dalam buku public relations The proffesion and the practice. Alih bahasa oleh Daud, A. (2010: 10-12) adalah sebagai berikut. 1. Pemrograman (programming). Pemrograman berarti menganalis masalah dan peluang; mendefinisikan tujuan dan publik (atau kelompok orang yang dukunganya dan pengertiannya dibutuhkan); serta merekomendasikan dan merencanakan kegiatan. Kegiatannya termasuk pembuatan anggaran dan pemberian tanggung jawab kepada orang yang cocok, termasuk pembuatan anggaran dan pemberian tanggung jawab kepada orang yang cocok, termasuk kepada personel yang tidak bekerja sebagai public relations. Sebagai contoh, seorang pimpinan atau direktur eksekutif perusahaan serig menjadi tokoh kunci dalam aktivitas public relations. 2. Hubungan (relationship). Seorang public relations yang sukses adalah mereka yang mengembangkan kemampuan dalam mengumpulkan inormasi dari manajemen, kolega di alam organisasi mereka, dan sumber sumber eksternal. Mereka melakukan ini untuk memperkuat ikatan oraganisasi mereka dengan kelompok eksternal, seperti dengan media, pimpinan komunitas, pengambil kebijakan di pemerintahan, serta para pembuat aturan, investor, analisis keuangan, institusi pendidikan, kelompok aktivis, dan lain lain. Mereka juga membina hubungan dengan audiensi pekerja inernal dalam organisasi dan departemen yang sering 11 berhubungan langsung dengan pekerja, seperti bagian pemasaran, sumber daya manusia, dan hukum. 3. Penulisan dan pengeditan (writing and editing). Oleh Karena pekerja public relations sering berusaha untuk berhubungan dengan berbagi kelompok masyarakat, bahasa tulis sering menjadi alat yang penting dalam membuat laporan, merilis berita, buklet, pidato, skrip film, artikel majalah perdagangan, bahan untuk informasi produk, publikasi kerja, newsletter, laporan pemegang saham, dan komunikasi manajemen lainnya yang terarah, baik kepada personel organisasi maupun ke pihak luar oraganisasi. Oleh karena itu, sebuah gaya penulisanyang jelas adalah sebuah keharusan dalam public relations agar pesan terkomunikasi secara efektif. 4. Informasi (information). Sebuah tugas penting dari public relations adalah berbgai informasi dengan surat kabar yang sesuai, siaran radio, dan editor penerbitan perdagangan untuk memasukan kepentingan mereka dalam publikasi sebuah berita atau fitur dari sebuah organisasi. Hal ini memerlukan pengetahuan tentang bagaimana sebuah surat kabar atau media lainnya beroprasi, apa bidang spesialisasi mereka, dan apa ketertarikan dari setiap editor (kompetisi sering dipakai untuk mearik perhatian para editor dan penyiar yang memiliki keterbatasan waktu dan tempat). Sebagaimana seorang praktisi public relations mengatakan, “Anda harus menemukan editor yang tepat untuk publikasi yang tepat dengan cerita 12 yang tepat dan pada waktu yang tepat”. Walaupun umumnya sebuah ide diterima berdasarkan nilai jual beritanya dan nilai keterbacaaan lainnya, namun praktisi yang sukses biasanya membangun hubungan yang saling menghormati dan bekerja sama dengan media berita yang dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, praktisi tersebut dan orang media. 5. Produksi (production). Beragam publikasi, laporan khusus, film, dan program multimedia merupakan cara-cara yang penting dalam berkomunikasi. Praktik public relations tidak perlu ahli dalam hal seni, tata letak, dan fotografi, tetapi dia harus memiliki latar belakang yang cukup dalam hal pengetahuan teknis agar mereka dapat merencanakan dengan cerdas dan menyupervisi kegunaan berbagai bentuk media komunikasi tersebut. 6. Event special (special events). Konferensi berita, pameran konvensi dan pertunjkan khusus, perayaan fasilitas baru dan perayaan tahunan, program lomba dan pemberian penghargaan, tur dan rapat khusus adlah berbagai event special yang dapat digunakan untuk memperoleh perhatian dan penerimaan publik. Kegiatan-kegiatan itu membutuhkan perencanaan dan koordinasi yang matang, perhatian terhadap detail, serta persiapan buklet khusus, publisitas, dan laporan. 7. Berbicara (speaking). Semua pekerjaan public relations sering membutuhkan komunikasi tatap muka, mencari platform yang cocok, menyampaikan pidato, dan mempersiapkan pidato untuk orang lain. 13 Mereka yang memiliki kemampuan berbicara di depan umum (public speaking) akan merasakan manfaatnya dalam situasi seperti ini. 8. Riset dan evaluasi (research and evaluation). Semua pekerjaan public relations didukung dan didasari oleh riset riset tetang isu, organisasi, masyarakat, kompetisi, kesempatan, ancaman, dan lain lain. Para praktisi public relations akan menghabiskan cukup banyak waktu dalam memasukan hasil riset mereka sebagai pertimbangan dalam pernyataan resmi organisasi, rencana public relations, kampanye komunikasi, bahan persiapan (briefing) dengan media, dan yang lainnya. Mereka melakukan riset melalui wawancara, percakapan informal, serta memeriksa kembali bahan-bahan perpustakaan, database, dan situs web. Mereka mungkin juga melakukan survei dengan meyewa perusahaan riset yang khusus bergerak dalam merancang dan melakukan riset tentang opini publik. Temuan-temuan dalam riset itu berpengaruh pada tujuan dan strategi program public relations, yang kemudian menjadi dasar bagi evaluasi perencanaan, implementasi, dan efektivitas program. Semakin banyak manajer yang berharap adanya riset dan evaluasi dari penasihat atau staf public relations mereka. 2.1.3 Tujuan Public Relations Tujuan (goals) merupakan sesuatu yang ingin dicapai, dituju atau diraih. Tujuan dalam Public relations yaitu untuk mengarahkan kegiatan Public relations, sehingga tidak melenceng atau salah sasaran. Public relations bertujuan menciptakan pemahaman 14 publik, membangun citra koporat, membangun opini publik yang favourable serta membentuk goodwill dan kerja sama. 1. Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara perusahaan dengan publiknya. Tujuan kegiatan Public relations pertama kali adalah berupaya menciptakan saling pengertian antara perusahaan dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi (wellinformed) antara perusahaan dan publiknya. Kecukupan informasi ini merupakan dasar untuk mencegah kesalahan persepsi. Public relations harus dapat mengetahui siapa publiknya, apakah publiknya mengenal dia, bagaimana persepsi publik tentang dia, dan lain sebagainya. Ketercukupan informasi akan terwujud apabila public relations menyediakan saluran komunikasi yang terbuka dan memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah yang timbal balik. Saluran informasi yang tersedia harus memungkinkan terjadinya proses memberi dan menerima informasi secara berimbang antara kedua belah pihak. 2. Membangun citra corporate (corporate image) Citra (image) merupakan gambaran yang sudah ada dalam benak publik tentang perusahaan. Citra adalah persepsi publik tetnang perusahaan menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya. 15 Benci Simpati Prasangka buruk Menerima Apatis Menaruh perhatian Tidak tahu berpengetahuan Gambar 1. Tujuan PR adalah mengubah sikap publik Gambar menjelaskan bahwa tujuan Public relations adalah agar citra perusahaan positif di mata publiknya. 3. Citra korporat melalui program CSR Corporate Social Responsibility (CSR) adalah program public relations untuk melibatkan diri mengatasi persoalan – persoalan sosial di lingkungannya. CSR adalah pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan para stakeholdernya. 4. Membentuk opini publik yang favourable Menurut Olii, H. (2007:40), Opini publik adalah adanya publik yang secara spontan terpikat kepada suatu masalah, melibatkan diri kedalamnya, dan berusaha memberikan pendapatnya; adanya kesempatan bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang kontrovesional; adanya interaksi dari individuindividu dalam publik yang menghasilkan suatu pendapat yang bersifat kolektif untuk diekspresikan. 16 Jadi, opini publik ini merupakan ekspresi publik mengenai persepsi dan sikapnya terhadap perusahaan. Ada tiga jenis opini, yaitu opini positif (mendukung atau favourable), negatif (menentang) dan netral. Citra perusahaan yang baik akan membuat keuntungan kompetitif bagi perusahaan. Keuntungan tersebut antara lain; peningkatan penjualan, mendukung pengembangan produk baru, memperkuat relasi keuangan, membuat harmoni hubungan dengan karyawan, mendukung program rekuitmen, dan membantu mengatasi krisis. 5. Membentuk goodwill dan kerja sama Pada tahap ini, tujuan public relations sudah pada tahap tindakan nyata. Artinya sudah tercipta jalina kerja sama dalam bentuk perilaku tertentu yang mendukung keberhasilan perusahaan. Dalam tahap ini diharapkan publik secara nyata mendukung program program perusahaan. Goodwill dan kerja sama dapat terwujud karena ada inisiatif yang dilakukan berulang- ulang oleh public relations perusahaan untuk menanamkan saling pengertian kepada publiknya. Kemudian diikuti tindakan nyata perusahaan untuk komitmen mewujudkan kepentingan publik. Tujuan menciptakan kerjasama berarti membantu perusahaan dan publik untuk saling beradaptasi satu sama lain. Public relations adalah upaya-upaya perusahaan untuk menciptakan kerjasama dengan kelompok kelompok masyarakat. 17 2.1.4 Strategi Public Relations Strategi public relations atau yang lebih dikenal dalam bauran public relations, yang dapat disingkat menjadi PENCILS, adalah sebagai berikut (Kriyantono, R. (2008:23-25)). 1. Publications Setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. 2. Event Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi opini publik. 3. News (menciptakan berita) Menciptakan berita dan menyampaikan informasi kepada publik melalui press release, news letter, berita, bulletin, dan lain lain. 4. Community Involvement (kepedulian pada komunikasi) Mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. Public relations harus membuat program-program yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitarnya. 18 5. Inform or image (memberitahukan atau meraih citra) Informasi yang diberikan public relations terhadap masyarakat harus menarik perhatian dan diharapkan memperoleh tanggapan berupa citra positif. Media adalah mitra abadi public relations. Media butuh public relations sebagai sumber berita dan public relations butuh media sebagai sarana penyebar informasi serta pembentuk opini publik. 6. Lobbying and negotiation Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PR. Tujuan lobi adalah untuk mencapai kesepakatan atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Keahlian ini tampak dibutuhkan misalnya pada saat terjadi krisis manajemen untuk mencapai kata sepakat di antara pihak yang bertikai. 7. Social Responsibility (tanggung jawab sosial) Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas public relations menunjukan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Hal ini akan meningkatkan citra perusahaan dimata publik. 2.1.5 Community Relations Saat ini perusahaan harus bisa bekerja sama sekaligus bersaing untuk mencapai keberhasilan. Sebuah oraganisasi menjadi bagian dari komunitas, menciptakan solusi 19 saling menguntungkan (win-win solutions) yang menghasilkan garis dasar yang lebih sehat serta membawa keuntungan bagi stakeholder dan masyarakat secara keseluruhan. Kunci bagi program community relations yang efektif adalah adanya tindakan yang positif dan bertanggung jawab secara social untuk membantu masyarakat sebagai bagian dari organisasi. Lattimore, Baskin, Heiman dan Elizabeth yang diterjemahkan oleh Daud, A (2010) mengatakan, community relations yang baik mampu membantu mengamankan apa yang dibutuhkan organisasi dari komunitas dan membantu menyediakan apa yang diharapkan oleh komunitas. Lebih dari itu, community relations membantu melindungi investasi organisasi, meningkatkan penjualan produk dan saham, memperbaiki iklim operasional umum, serta mengurangi biaya yang berhubungan dengan badan pemerintah. Community realtions yang positif bisa berdampak pada produktivitas pekerja ketika organisasi mensponsori program kesehatan dan pendidikan komunitas. Sikap komunitas yang menyenangkan juga akan mempengaruhi sikap pekerja terhadap organisasi. Program community relations terbaik adalah program yang mengalir secara alamiah dari sumber-sumber organisasi. Akan tetapi kejelasanan dari adanya saling berkepentingan antara organisasi dan komunitas, tidak mengimplikasikan bahwa community relations dapat dipraktikkan tanpa perencanaan dan eksekusi yang hari hati. Community relations yang efektif tidak terjadi begitu saja, juga bukan sebagai hasil yang tidak bisa dielakan dari organisasi yang berjalan dengan baik dan senantiasa memikirkan kepentingan umum. Seperti 20 semua aspek dari public relations, program community relations yang berhasil harus dibangun dalam struktur dan budaya organisasi. Community relations yang baik adalah sebuah kemitraan yang saling menguntungkan. Community relations merupakan sikap organisasi atau keadaan pikiran organisasi daripada proses atau praktik yang spesifik. 2.2 Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility sudah menjadi bagian dari investasi sebuah perusahaan dalam menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar. CSR dapat menjadi jembatan yang kokoh sebagai penghubung antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Dalam implementasi CSR ini public relations mempunyai peran penting, baik secara internal maupun eksternal. Dalam konteks pembentukan citra perusahaan, PR terlibat di dalamnya, sejak fact finding, planning, communicating, hingga evaluation. Jadi ketika kita membicarakan CSR berarti kita juga membicarakan PR sebuah perusahaan, di mana CSR merupakan bagian dari community relations. Karena CSR pada dasarnya adalah kegiatan PR, maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah CSR. Ketika kita membicarakan CSR berarti kita juga membicarakan PR sebuah organisasi, di mana CSR merupakan bagian dari community relations. Karena CSR pada dasarnya adalah kegiatan PR, maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah CSR. Dengan menggunakan tahapan-tahapan dalam proses PR yang bersifat siklis, maka program dan kegiatan CSR juga dilakukan melalui pengumpulan fakta, perumusan masalah, perencanaan dan pemrograman, aksi dan komunikasi, serta evaluasi untuk mengetahui sikap publik terhadap organisasi. 21 2.2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility The word business council for sustainable development (WBCSD), lembaga international yang berdiri tahun 1995 dalam publikasiya Making Good Business Sense mendefinisikan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan sebagai “Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large”. Dalam bahasa bebas kurang lebih maksudnya adalah, komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroprasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Wibisono, Y. (2007:7). Versi lain mengenai CSR dilontarkan oleh World Bank. Lembaga keuangan global ini memandang CSR sebagai “the commitment of business to conrtibute to sustainable economic development working with amployees and their representatives the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development.” Wibisono, Y. (2007:7). World Bank memandang CSR sebagai sebuah komitmen perusahaan yang berkontribusi untuk pembaguan ekonomi yang berkelanjutan, bekerja dengan 22 SDM dan perwakilan perusahaan terhadap masyarakat sosial yang lebih besar dengan cara yang baik untuk bisnis dan baik untuk penembangan/pembangunan. 2.2.2 Tahap-tahap adopsi CSR Menurut Solihin, I. (2009:9) tahap tahap adopsi CSR dibagi empat tahap: 1. Pada tahap awal CSR lebih tertuju kepada pemilik perusahaan (pemegang saham/owners) dan manajer. Pada tahap ini pemimpin perusahaan akan mengedepankan kepentingan para pemegang saham melalui berbagai upaya untuk menggunakan sumber daya perusahaan seefisien mungkin dan melakukan maksimalisasi laba. 2. Pada tahap kedua, perusahaan mulai mengembangkan CSRnya kepada para pekerja. Pada tahap ini manajer perusahaan tidak hanya memerhatikan maksimalisasi laba, tetapi mereka mulai memberikan perhatian yang besar kepada sumber daya manusia. 3. Pada tahap ketiga, perusahaan mengembangkan CSR kepada para konstituen dalam suatu lingkungan yang spesifik dimana konstituen tersebut biasanya merupakan masyarakat setempat yang terkena dampak secara langusung oleh perusahaan di daerah tempat mereka tinggal. 4. Pada tahap keempat, perusahaan tidak hanya mengembangkan CSR kepada masyarakat setempat, melainkan mencakup pula masyarakat luas. 23 2.2.2 Reward bagi Perusahaan yang Menjalankan Program CSR Menurut Kartini, D. (2009:83), rewad atau manfaat yang dinikmati oleh perusahaan yang berinvestasi menggunakan program CSR adalah: Reward finansial bagi perusahaan: 1. Menurunkan biaya operasional perusahaan. 2. Meningkatkan volume penjualan dan pangsa pasar. 3. Menarik calon investor. 4. Pertumbuhan saham yang signifikan. 5. Membuat kesejahteraan karyawan lebih baik. 6. Mencegah resiko dari dampak sosial 7. Mencegah resiko dari dampak alam Reward non finansial bagi perusahaan: 1. Kepercayaan. 2. Kredibilitas. 3. Akuntabilitas. 4. Mengelola resiko bisnis secara lebih tanggap dan terperinci. 2.2.3 Strategi Corporate Social Responsibility Menurut Kartini, D (2008:47), dalam implementasi CSR dibutuhkan upaya dan strategi ekstra agar implementasi CSR dapat bejalan sesuai dengan ide dan konsep dasarnya: Strategi ekstra tersebut sebaiknya meliputi empat agenda utama, yakni: 24 1. Pedoman (guildelines) dan tata etika (codes of conduct). Guidelines atau pedoman sangat diperlukan dalam pelaksanaan strategi CSR oleh perusahaan. Dengan adanya pedoman ini, korporasi, pemerintah dan masyarakat paham mengenai ruang lingkup serta apa yang menjadi substansi CSR itu sendiri. 2. Sistem dan kebijakan manajemen korporat. CSR merupakan bagian dari sistem manajemen suatu perusahaan. Sekali lagi koporat yang sadar dampak jelas akan menjadikan CSR mereka sebagai bagian dari strategi perusahaan yang profitabel dimasa depan dan berdurasi jangka menengah sampai panjang. 3. Strategi kepemimpinan korporat dalam CSR. - Integrasi : Kepemimpinan yang visioner harus mengintegrasikan tanggung jawab perusahaannya ke struktur dan strategi bisnis dan itu harus dinyatakan secara jelas didalam nilai nilai dan prinsip-prinsip perusahaan - Inovasi : Kepemimpinan yang stratejik juga tidak hanya melihat pelaksanaan tanggung jawab perusahaannya dilihat dari sisi kepatuhan dan legal serta manajemen resiko, tetapi bagaimana menciptakan peluang baru dan nilai lebih dari CSR itu sendiri. - Accountability : Kepemimpinan didalam CSR wajib dan sadar membuat suatu skema komitmen terhadap publik yang direlevansikan dengan tujuan, prinsip dan kinerja perusahaan. Artinya perusahaan mempunyai suatu setting-an target dan jangka waktu yang ditujukan untuk mengeksekusi isu–isu stratejik yang berasal 25 dari para stakeholders mereka sendiri dan ekpektasi apa yang kira-kira diinginka oleh stkaeholders. 4. Komitmen dan kemitraan di antara stekholders. Stakeholder merupakan bagian strategis dalam pelaksanaan CSR. Perusahaan yang mampu bekerja sama dan memuaskan matriks stakeholders dengan skalaskala yang telah ditentukan akan menciptakan sistem kerja CSR yang efektif serta menguntungkan bagi setiap pihak. Pengidentifikasian stakeholder sangat penting sekali, oleh karena itu apabila stakeholder telah divalidasi sesuai dengan strategi perusahaan tentang CSR maka dari sana muncul program kerja. 2.2.4 Indikator kinerja kunci dalam implementasi CSR Menurut Kartini, D (2008:54) ada 8 indikator paling efektif yang besifat kualitatif dalam kinerja kunci implementasi CSR, yaitu: 1. Leadership (kepemimpinan). Program CSR dapat dikatakan berhasil jika mendapatkan dukungan dari top management perusahaan. Terdapat kesadaran filantropoik dari pimpinan yang menjadi dasar pelaksanaan program. 2. Proporsi bantuan. CSR dirancang bukan semata-mata pada kisaran anggaran saja, melakinkan juga pada tingkatan serapan maksimal, artinya apabila areanya luas, maka 26 anggarannya harus labih besar. Jadi tidak dapat dijadikan tolak ukur, apabila anggaran besar pasti menghasilkan program yang bagus. 3. Transparasi dan Akuntabilitas. Terdapat laporan tahunan (annual report). Mempunyai mekanisme audit sosial dan finansial dimana audit sosial terkait dengan pengujian sejauh mana programprogram CSR telah dapat ditujukan secara benar sesuai kebutuhan masyarakat, perusahaan mendapatkan umpan balik dari masyarakat secara benar dengan melakukan interview dengan para penerima manfaat. 4. Cakupan wilayah (coverage area). Terdapat identifikasi penerima manfaat secara tertib dan rasional berdasarkan skala prioritas yang telah ditentukan. 5. Perencanaan dan mekanisme monitoring dan evaluasi. Dalam perencanaan perlu ada jaminan untuk melibatkan multi-stkaeholder pada setiap siklus pelaksanaan proyek. Terdapat kesadaran untuk memperhatikan aspek-aspek lokalitas (local wisdom), pada saat perencanaan ada kontribusi, pemahaman dan penerimaan terhadap budaya-budaya lokal yang ada. Terdapat blue-print policy yang menjadi dasar pelaksanaan program. 6. Pelibatan stakeholder (stakeholder enggagement). Terdapat mekanisme koordinasi reguler dengan stakeholder, utamanya masyarakat. Terdapat mekanisme yang menjamin partisipasi masyarakat untuk dapat terlibat dalam siklus proyek. 7. Keberlanjutan (sustansibility). 27 Terjadi alih-peran dari korporat ke masyarakat. Tumbuhnya rasa memiliki (sense of belonging) program dan hasil program ada pada diri masyarakat, sehingga masyarakat dapat ikut andil dalam menjaga dan memelihara program dengan baik. 8. Hasil nyata (outcome) Terdapat dokumentasi hasil yang menunjukan berkurangnya angka kesakitan dan kematian (dalam bidang kesehatan) atau berkurangnya angka buta huruf dan meningkatnya kemampuan SDM (dalam bidang pendidikan) atau parameter lainnya sesuai dengan bidang CSR yang dipilih oleh perusahaan. Terjadinya perubahan pola pikir masyarakat. Memberikan dampak ekonomi masyarakat yang dinamis dan terjadinya penguatan komunitas (community empowerment). 28 2.3 Kerangka Pikir peraturan mentri negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER05/MBU/2007 tentang Program Kemitran Badan Usaha Milik Negara dengan usaha kecil dan program bina lingkungan PT TelEkominkasi ,Tbk. BUMN Indonesia Strategi PR PT Telkom dalam program CSR pembinaan usaha kecil Indikator kinerja kunci dalam implementasi CSR : 1. 2. 3. 4. 5. Tahap-tahap penerapan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom : Leadership (kepemimpinan) Proporsi bantuan Transparasi dan Akuntabilitas Cakupan wilayah (coverage area) Perencanaan dan mekanisme monitoring dan evaluasi Pelibatan stakeholder Keberlanjutan (sustansibility) Hasil nyata (outcome) 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. Tahap Perencanaan CSR Pembinaan Usaha Kecil PT Telkom Tahap implementasi CSR pembinaan usaha keci PT Telkom Tahap evaluasi CSR pembinaan usaha kecil PT Telkom Pelaporan CSR pembinaan usaha kecil PT Telkom Program CSR dan strategi PR PT Telkom dalam menjalankan program pembinaan usaha kecil TIDAK Mengulang proses strategi PR dari awal BERHASIL Melakukan evaluasi dan perbaikan Mendapat reward finansial dan non finansial dari program CSR pembinaan usaha kecil bagi PT Telkom