pencegahan pencemaran laut

advertisement
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
PENCEGAHAN PENCEMARAN LAUT
PENDAHULUAN
D
alam kata bijak dijelaskan bahwa mencegah jauh lebih baik jika
dibandingkan dengan penanggulangan. Ungkapan ini pulalah yang lebih
tepat digunakan dalam melakukan suatu tindakan pencegahan pencemaran
laut. Tindakan pencegahan terhadap terjadinya pencemaran laut khususnya
pencemaran yang diakibatkan dengan tumpahan minyak dapat dimulai dari
atas kapal.
Penanggulangan pencemaran laut dapat dimulai dari atas kapal, dengan
melakukan suatu tindakan pencegahan yang dimulai dari prilaku anak buah
kapal khususnya anak buah kapal bagian mesin, sehingga diharapkan sisi bahan
bakar dan minyak pelumas yang bercampur dengan air got dapat diperkecil
dengan penggunaan alat pencegah pencemaran laut.
Pada modul ini dibahas tentang kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan
pencegahan pencemaran laut. Setelah mempelajari modul ini anda diharapkan
dapat mengerti tentang pencegahan pencemaran laut khususnya yang berasal
dari kamar mesin yang secara khusus dirinci dalam bentuk-bentuk perilaku
sebagai berikut :
1.
2.
3.
Mengenal sumber pencemaran laut.
Menyebutkan pengaruh tumpahan minyak.
Menyebutkan dampak pencemaran laut.
Untuk memberikan kemudahan kepada anda mencapai tujuan-tujuan tersebut
dalam modul ini disajikan pembahasan materi sebagi berikut :
1.
2.
3.
Sumber pencemaran laut.
Pengaruh tumpahan minyak.
Dampak pencemaran laut.
Pada masing-masing butir bagian anda akan selelu menjumpai uraian materi,
bahan latihan, intisari dan tes formatif. Oleh karena itu sebaiknya anda
mengikuti seluruh pembahan itu. Sedangkan untuk memperkaya pemahaman
dan memperluas wawasan anda mengenai materi, disarankan agar anda
membaca buku rujukan yang sesuai dan dicantumkan dibagian akhir buku
materi pokok ini.
Hal-1
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
Kegiatan Belajar
1
LEMBAR INFORMASI
Nama Program Diklat
Materi Pembelajaran
Jumlah Jam Latihan
A.
: Dinas Jaga
: Sumber Pencemaran
: 2 jam
SUMBER PENCEMARAN LAUT
Lingkungan laut merupakan tempat hidupnya berbagai jenis biota laut dan
tumbuhan yang sangat beraneka ragam dan harus dilindungi untuk
memertahankan ekosistim yang telah ada. Kerusakan lingkungan laut
diakibatkan oleh ulah manusia yang tidak peduli dan akibat pencemaran yang
antara lain :
1.
Penyebab Pencemaran Laut
Penyebab pencemaran laut dapat berasal dari :
a.
b.
c.
d.
e.
Ladang minyak di bawah dasar laut, baik melalui rembesan maupun
kesalahan pengeboran pada operasi lepas pantai.
Kecelakaan pelayaran seperti kapal kandas, tenggelam dan kapal tanker
yang tabrakan.
Pembuangan air bilge(air got) dari kapal.
Terminal banker minyak dipelabuhan, dimana minyak dapat tumpah pada
waktu memuat/membongkar pengisian bahan bakar.
Limbah pembuangan refinery, minyak pelumas dan cairan yang
mengandung hydrocarbon dari darat.
Sedangkan minyak bumi yang masuk ke dalam lingkungan laut, seperti
diperlihatkan pada Tabel berikut ini.
Tabel : Sumber pencemaran laut
NO.
SUMBER PENCEMARAN MINYAK BUMI
JUMLAH
1.
Pembuangan limbah industri/perkantoran
37%
2.
Operasi kapal
33%
3.
Kecelakaan kapal tangker
12%
4.
Atmosfir
9%
5.
Sumber alam
7%
6.
Eksplorasi dan produksi
2%
Hal-2
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
2.
Sebab Terjadinya Tumpahan Minyak Dari Kapal
Tumpahan minyak dari kapal terjadi karena faktor-faktor :
a.
Kerusakan mekanis :




b.
Kerusakan dari sistim peralatan kapal
Kebocoran lambung kapal
Kerusakan katup-katup hisap atau katup pembuangan kelaut
Kerusakan selang-selang muatan bahan bakar
Kesalahan manusia :




Kurang pengetahuan/pengalaman
Kurang perhatian dari personil pada saat pengisian bahan bakar
Kurang ditaatinya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
Kurangnya pengawasan terhadap pentingnya perlindungan lingkungan
laut
Kerusakan mekanis dapat di atasi dengan sistem pemeliharaan dan perawatan
yang lebih baik dan pemeriksaan berkala oleh pemerintah dalam hal ini bina .
Sedangkan kesalahan manusia dapat di atasai dengan memberikan training
kepada personil kapal untuk meningkatkan keterampilan sehingga dapat
melaksanakan tugasnya dengan lebih efektif.
LEMBAR KERJA
1.
Alat :
 OHP
 Slide Proyektor
2.
Bahan yang digunakan :
 Modul
3.
Langkah kerja :
 Siswa dapat menjelaskan sumber-sumber pencemaran
 Siswa dapat menjelaskan penyebab pencemaran
LEMBAR LATIHAN
Setelah anda membaca dan memahami tentang sumber pencemaran,
cobalah anda kerjakan latihan di bawah ini. Dengan demikian anda akan
dapat memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ketentuan-ketentuan itu lebih
jauh.
1.
2.
Sebutkan sumber pencemaran yang anda ketahui
Sebutkan penyebab pencemaran yang anda ketahui
Hal-3
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
Untuk memeriksa hasil latihan anda bagian ini tidak disediakan kunci jawaban.
Oleh karena itu hasil latihan anda sebaiknya anda bandingkan dengan hasil
latihan siswa/kelompok lain. Diskusikanlah dalam kelompok untuk hal-hal yang
berbeda dalam hasil latihan itu. Dalam mengkaji hasil latihan itu anda sebaiknya
selalu melihat sumber pencemaran yang diuraikan sebelumnya. Jika terdapat
hal-hal yang tidak dapat di atasi dalam diskusi kelompok, bawalah persoalan
tersebut ke dalam pertemuan tutorial. Yakinlah dalam pertemuan tersebut anda
akan dapat memecahkan persoalan itu.
RANGKUMAN
1.
Lingkungan laut adalah tempat hidupnya berbagai jenis biota laut dan
tumbuhan yang sangat beraneka ragam.
2.
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan laut adalah lading minyak
yang bocor didasar laut, kecelakaan pelayan, pembuangan air got,
terminal bangker minyak di pelabuhan dan limbah pembuangan refinery.
Hal-4
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
Kegiatan Belajar
2
LEMBAR INFORMASI
Nama Program Diklat
Materi Pembelajaran
Jumlah Jam Latihan
A.
: Dinas Jaga
: Pengaruh Pencemaran
: 3 jam
PENGARUH TUMPAHAN MINYAK
Pengaruh tumpahan minyak terhadap lingkungan laut ditentukan oleh faKtor
biologis dan non biologis, yaitu antara lain :
a.
Tipe Minyak Yang Tumpah
Sifat fisika dan kimia bervariasai, sedangkan komponen minyak yang paling
beracun adalah fraksi aromatis, yang kebanyakan terdapat dalam minyak
ringan hasil penyulingan. Minyak aromatis bersifat volatile (sangat mudah
menguap) tetapi mudah larut dalam air dan dalam kosentrasi yang encer
dapat mematikan terhadap beberapa organisme. Bensin dan naphtaleura lebih
beracun daripada minyak olahan(fuel oil, binker) yang juga lebih beracun
daripada minyak mentah.
Lapisan minyak tebal yang sudah lama bersifat kurang daya racunnya, namun
menimbulkan kerukan mekanis yang lebih besar. Lapisan minyak yang tebal
dapat menyebabkan binatang di daerah intertidal mati perlahan atau
menyebabkan kelebihan berat yang berakibat fatal. Penyelidikan menunjukkan
bahwa lapisan minyak hitam itu dapat menyebabkan panas dan dapat
menyebabkan kondisi panas yang mematikan bagi binatang beberapa bulan
setelah terkena tumpahan minyak.
b.
Daerah Sekitar Secara Geografis
Daerah sekitar tumpahan minyak terkadang juga menentukan seberapa cepat
kondisi bias pulih. Didaerah panas dimana biota masa hidupnya singkat dan
menghasilkan banyak anak, alih generasi terjadi lebih cepat daripada daerah
kutub, dimana binatangnya bermasa hidup panjang dan tidak begitu cepat
menghasilkan anak. Kecepatan biodegresi yang terjadi di daerah yang lebih
dingin juga berkurang.
Hal-5
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
c.
Luas Daerah Yang Terpengaruh
Tumpahan minyak pada daerah yang luas diduga juga menyebabkan
kerusakan biologis yang lebih parah dari pada daerah yang sempit. Jumlah
minyak yang tertumpah juga penting tetapi pengaruhnya tergantung kepada
daerah yang tertutup tumpahan. Sebagai contoh 50 barel minyak yang
tertumpah di sebuah teluk kecil seluas beberapa area mempunyai pengaruh
yang lebih besar terhadap kerusakan biologis dari pada 50 barel minyak atau
tertumpah di lautan yang terbuka.
d.
Kondisi Meteorologis dan Oceanografis
Kondisi meteorologis (angin, badai) dan oceanografis (ombak, arus) yang ada
sangat penting dalam pengaruhnya terhadap akibat tumpahan angin dan
badai yang tertiup pada daerah tumpahan di pantai perairan terbuka dapat
merugikan, tetapi sebaliknya menguntungkan karena akan mengaduk minyak
dan air akan mengencerkannya. Badan kulitas lingkungan dalam penelitian
dampak lingkungan untuk daerah dasar laut benua bagian luar melaporkan
bahwa tumpahan minyak, cenderung pecah jika ketinggian ombak mencapai
10 feet atau lebih.
e.
Weathering (perubahan karena cuaca)
Maksud perubahan disini adalah penguapan, oksidasi, pelarutan dalam air dan
degridasi biologis. Bila tumpahan minyak tumpah diair akan tersebar dengan
cepat diatas permukaan tenaga yang menyebabkan tersebar antara lain :
a.
b.
Berat jenis minyak yang lebih kecil dari berat jenis air laut
Tegangan permukaan minyak itu sendiri
Penguapan minyak merupakan suatu peristiwa alam yang penting penguapan
akan terjadi dengan kecepatan yang tergantung dari sifat minyak, ombak,
kecepatan angin, temperatur dan lain sebagainya. Minyak bumi terdiri dari
jumlah besar bahan yang mempunyai sifat sendiri sendiri, yang teringan akan
menguap lebih dahulu, tetapi meskipun demikian pasti ada yang tersisa.
Setelah minyak tertumpah maka minyak itu akan menguap dan penguaopan
kandungan yang paling berbahaya akan hilang sekitar 20% selang 24 jam
pertama (IMCO,1973). Minyak fraksi berat dan minyak pelumas tidak
mengandung komponen yang mudah menyerap dan biasanya tidak berkurang
jumlahnya karena penguapan (Nelson Smith,1970). Jika tumpahan menimbulkan
tirai minyak, maka sejumlah besar komponen minyak ini akan kontak dengan
satuan di daerah subtidal.
Selain menguap sebagian minyak akan melarut dalam air, sebagian akan
teroksidasi dan sebagian lagi akan dihancurkan oleh mikro organisme.
Jumlah yang melarut dalam air tergantung kepada licin tidaknya minyak dan
jumlah yang kena weathering. Penelitian menunjukkan bahwa air yang
mengandung tumpahan minyak yang tebal mengandung 5-10 ppm minyak,
tetapi tumpahan itu pecah, keadaannya berkurang sampai 1 ppm atau kurang.
Hal-6
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
Sebaliknya air laut yang mengandung tumpahan benzene dalam bentuk tirai
mengandung 1500 mg/it benzene dalam air, yang sangat beracun terhadap
beberapa organisme laut, namun benzene menguap dengan cepat dan akan
menguap keseluruhannya dalam satu hari atau lebih.
Degridasi biologis dan mikribial menyebabkan pemecahan dan eliminasi minyak
dari lingkungan. Mikro organisme yang ada dalam air laut, air danau, sungai
mempunyai kemampuan besar memakan hidrokarbon(unsure minyak) tersebut.
Lebih dari 100 jenis bakteri, ragi dan jamur telah ditemukan yang menyerang
hidrikarbon, memecahnya dan mendapatkan energi untuk kebutuhan
hidupnya.
Hidrokarbon dipakai untuk sumber energinya dan juga dipakai untuk
membentuk tubuhnya. Adanya hidrokarbon ini mempercepat pertumbuhan
mikro organisme tersebut. Bagaimanapun kecepatan pertumbuhannya akan
dibatasi oleh jumlah organisme itu sendiri, jumlah oksigen dan pupuk yang
dipakai guna mendukung metabolisme tersebut.
Usaha-usaha riset yang utama sedang dilanjutkan dalam penggunaan pupuk
dan untuk meningkatkan aktivitas biologis dan pembiakan mikribial untuk
membersihkan tumpahan minyak. Tehnik pemulihan biologis ini meningkatkan
cara-cara untuk membersihkan garis pantai yang sukar dan sensitive.
f.
Musim
Jika tumpahan minyak terjadi pada saat biota baru melahirkan maka akan
menimbulkan kematian yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena biota yang
baru dilahirkan lebih sensitive terhadap fraksi. Minyak yang beracun dan
kerusakan mekanis dari pada yang sudah dewasa. Migrasi tahunan dari
mamalia dan burung dari tempat pembiakkan seringkali menuju kedaerah yang
terkena tumpahan selama musim dingin. Temperatur rendah akan
menyebankan biodegrasi minyak berjalan lambat.
g.
Jenis Biota
Jenis tanaman dan binatang yang tidak sama menunjukkan terhadap fraksi
minyak beracun dalam kadar yang rendah, sementara itu jenis yang lain
tampak tidak terpengaruh dalam kosentrasi yang tinggi. Rumput laut biasanya
mempunyai lapisan lendir yang mencegah menempelnya minyak kecuali jika
tanaman itu mati dan kering.
Hal-7
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
Tanaman di daerah payau tidak mempunyai lapisan pelindung dan peka
terhadap kontaminasi minyak. Untuk menentukan jenis tanaman dan binatang
disuatu daerah yang peka terhadap minyak, harus berkonsultasi dengan ahli
biologi setempat.
Minyak mempengaruhi kehidupan laut baik secara langsung atau tidak
langsung. Pengaruh secara langsung(keracunan,mati muda dan lain-lain). Telah
dibahas minyak bias membahayakan secara tak langsung melalui :




h.
Elemenasi sumber bahan makanan
Penurunan daya tahan terhadap tekanan lain(misalnya kontaminasi
terhadap minyak menyebabkan penurunan temperatur yang dapat
menimbulkan suatu organisme)
Gangguan gelagat kimia yang perlu untuk tetap hidup
Gangguan keseimbangan ekologi
Pembersihan
Sejumlah kerusakan dapat terjadi terhadap lingkungan karena penggunaan
dispersan untuk membersihkan minyak dari struktur interdal, dari sudut pandang
biologis, bagi tanaman dan binatang mungkin masih lebih baik terlapisi minyak
daripada kemasukkan dispersan. Namun beberapa kasus yang terjadi dilaut
yang terbuka menunjukkan bahwa dispersan sangat membantu dalam
mencegah kerusakan di area interdal yang diakibatkan minyak.
B.
DAMPAK PENCEMARAN MINYAK
Pengaruh jangka pendek dari tumpahan minyak ini telah banyak diketahui.
Tetapi pengaruh jangka panjang sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Beberapa jenis burung laut di daerah tumpahan minyak akan musnah karena
mereka tidak bias hinggap diatas lapisan minyak.
Salah satu jenis burung yang tampak hidup dilaut adalah burung camar,
merupakan komponen kehidupan pantai yang langsung dapat dilihat dan
sangat terpengaruh akibat tumpahan minyak. Bahaya utama diakibatkan
penyakit fisik daripada pengaruh lingkungan kimia dan minyak. Burung harus
selalu menjaga temperatur tubuhnya tetap hangat yang dilakukan karena
kemampuan bulu-bulu lembut bagian bawah dalam mengisolasikan. Bulu
bagian bawah itu dilindungi oleh lapisan. Bulu bagian luar kuat dan bentuknya
rata. Bulu itu tidak menyerap air tetapi menyerap minyak. Oleh karena itu
minyak yang menempel pada bulu tersebut akan melekat terus dan tidak bias
terbilas oleh air . Lapisan minyak yang tipis tidak akan masuk kebagian dalam
dan mengganggu kemampuan bulu dalam isolasi. Kehilangan daya sekat
tersebut menyebabkan hilangnya panas tubuh burung secara terus menerus
sehingga menimbulkan :
1.
2.
Kebutuhan pemasukkan makanan yang lebih besar
Penggunaan cadangan dalam tubuh hewan
Hal-8
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
3.
Burung yang terkena minyak cenderung kehilangan nafsu
Baru-baru ini diperkirakan ikan paus yang bunuh diri ke pantai disebabkan oleh
tumpahan minyak. Beberapa kerang-kerang juga mati oleh minyak, tetapi ada
beberapa kerang yang masih bertahan meskipun kosentrasi minyak cukup
tinggi, asalkan waktu eksposnya relatif singkat. Tetapi hampir semua dispersan
sangat baebahaya untuk kerang. Ikan-ikan akan lebih tahan terhadap
tumpahan minyak, karena ia dapat bergerak pindah tempat.
Pengaruh tumpahan minyak terhadap tanaman-tanaman laut, bakteri dan
mahluk hidup kecil lainnya dalam laut tidak diketahui dengan jelas karena
factor-faktor alam yang terpengaruh amat banyak akan berfluktuasi.
Penyelidikan yang dilakukan oleh California game dan fish departement,
seorang guru mamalia laut mengungkapkan bahwa makan dan mati yang
disebutkan oleh paparan dan kelaparan, karena pengaruh dari tumpahan
minyak. Penelitian terakhir menujukkan bahwa mengganggu fungsi kelenjar
pengeluaran garam sehingga burung mampu minum air laut dan akhirnya mati.
Polusi minyak dapat mengakibatkan perubahan populasi burung secara lokal,
yang paling terpengaruh oleh tumpahan minyak adalah burung yang
menghabiskan sebagian besar atau seluruh hidupnya dalam air.Jenis-jenis ini
adalah dari populasi lokal yang khusus. Dalam urutan kepekaan yang makin
rendah jenis-jenis burung yang terkena bahaya tumpahan minyak adalah :






Penguin
Burung penyelam
Unggas air (bebek, angsa)
Auk (sejenis burung laut dari utara)
Burung camar
Biota dari tumbuhan laut
Pengaruh tumpahan minyak terhadap planton dilaut sukar diteksi. Sampel
planton yang diambil selama musibah tumpahan torrey canyon masih nampak
normal kecuali terdapat kematian 50-90 % telur ikan yang mengapung dan
larva. Sampel planton yang diambil selama ledakan santa Barbara menunjukkan
tingkat yang normal selama satu tahun itu. Beberapa binatang planton terlihat
memakan tetesan minyak mentah dan minyak bunker dan tak terlihat tandatanda merugikan karena komunikasi palnton terus menerus terbawa arus, suatu
daerah yang terkena tumpahan minyak nampaknya masih memiliki komunikasi
palnton yang normal beberapa hari setelah tumpahan.
Karena sifat mobilitas ikan dapat meloloskan diri dari yang terkena gangguan
lingkungan seperti misalnya tumpahan minyak, maka selama pengamatan
ledakan santa Barbara tidak ada ikan yang mati, ikan dapat mati jika tidak
dapat keluar dari daerah yang luas tertutup oleh sejumlah besar tumpahan
minyak.
Informasi yang dipublikasikan mengatakan bahwa minyak berpengaruh kecil
terhadap mamalia laut. Selama ledakan santa Barbara dilaporkan terjadi
Hal-9
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
kematian singa laut dan anjing laut dalam jumlah besar dan kesalahan
ditimpahkan karena tumpahan minyak.
LEMBAR KERJA
1. Alat :
 OHP
 Skide proyektor
2. Bahan yang digunakan
 Modul
3. Langkah kerja :
 Siswa dapat menjelaskan penyebab tumpahan minyak secara biologi dan
non biologi
LEMBAR LATIHAN
Setelah anda membaca dan memahami tentang pengaruh pencemaran,
cobalah anda kerjakan latihan di bawah ini. Dengan demikian anda akan
dapat memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ketentuan-ketentuan itu lebih
jauh.
1. Sebutkan penyebab tumpahan minyak secara biologi !
2. Sebutkan penyebab tumpahan secara non biologi !
Untuk memeriksa hasil latihan anda bagian ini tidak disediakan kunci jawaban.
Oleh karena itu hasil latihan anda sebaiknya anda bandingkan dengan hasil
latihan siswa/kelompok lain. Diskusikanlah dalam kelompok untuk hal-hal yang
berbeda dalam hasil latihan itu. Dalam mengkaji hasil latihan itu anda sebaiknya
selalu melihat tentang pengaruh pencemaran yang diuraikan sebelumnya. Jika
terdapat hal-hal yang tidak dapat di atasi dalam diskusi kelompok, bawalah
persoalan tersebut ke dalam pertemuan tutorial. Yakinlah dalam pertemuan
tersebut anda akan dapat memecahkan persoalan itu.
RANGKUMAN
1. Pengaruh tumpahan minyak terhadap lingkungan laut ditentukan oleh factor
biologis dan non biologis.
2. Pengaruh tumpahan minyak dapat ditentukan oleh tumpahan minyak
sebagai contoh adalah sifat kimia dan yang paling beracun afraksi aromatis.
3. Daerah tempat terjadinya tumpahan minyak secara geografis dapat
berfungsi kembali.
4. Kecepatan aliran tumpahan minyak di laut ditentukan oleh: berat jenis
minyak dan tegangan permukaan dari minyak itu sendiri.
Hal-10
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
Kegiatan Belajar
3
LEMBAR INFORMASI
Nama Program Diklat
Materi Pembelajaran
Jumlah Jam Latihan
A.
: Dinas Jaga
: Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran
: 3 jam
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENCEMARAN
1. Pencegahan Pencemaran
Permulaan tahun 1970-an cara pendekatan yang dilakukan IMO (Internasional
Maritime Organization) dalam membuat peraturan yang berhubungan dengan
marine pollution(MarPol) pada dasarnya sama dengan sekarang ini yakni
melakukan kontrol yang ketat pada struktur kapal untuk mencegah jangan
sampai terjadi tumpahan minyak ataupun pembuangan campuran minyak
kelaut. Dengan pendekatan yang demikian Marine Polution 1973/1978 memuat
peraturan untuk mencegah seminim mungkin minyak yang tumpah kelaut.
Tetapi kemudian pada tahun 1984 dilakukan modifikasi oleh IMO yang
menitikberatkan pada pencegahan pencemaran laut yakni keharusan suatu
kapal untuk dilengkapi dengan oily water separator equipment dan oily
discharge monitoring system. Karena itu pada peraturan Marine Polution
1973/1978 dapat dibagi dalam 3(tiga) kategori yaitu :
a. Peraturan untuk mencegah terjadinya pencemaran
b. Peraturan untuk menanggulangi pencemaran
c. Peraturan untuk melaksanakan ketentuan tersebut(Batti,1998)
Dalam usaha mencegah sekecil mungkin minyak mencemari laut, maka sesuai
marine pollution 1973/1978 sisa-sisa campuran minyak di atas kapal seperti
halnya hasil purifikasi minyak pelumas dan kebocoran dari sistem bahan bakar
minyak akan dikumpulkan dalam tangki penampungan seperti slop tank
dengan daya tampung yang mencukupi.
Pencegahan dan penanggulangan pencemaran yang datangnya dari kapal
perlu dikontrol melalui pemeriksaan dokumen sebagai bukti bahwa pihak
perusahaan dan kapal sudah melaksanakan dengan semestinya. Salah satu
dokumen yang harus dibawa berlayar bersama kapal adalah “Inruction and
Operation Manual of Oily Water Separating and Filtering Equipment”. Dengan
adanya dokumaen tersebut diharapkan pencemaran dapat dicegah dan kalau
sampai terjadi pencemaran maka kepentingan hukum yang timbul dapat
ditanggulangi berdasarkan dokumen yang tersedia.
Hal-11
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
Pembuangan minyak ke laut pada dasarnya dilarang sehingga untuk
pelaksanaannya timbul ketentuan-ketentuan pencegahan pencemaran
internasional itu seperti :
a.
b.
c.
d.
Pengadaan tangki ballast terpisah pada ukuran kapal-kapal tertentu,
ditambah dengan peralatan-peralatan seperti oily detector monitor (ODM),
oily water separator (OWS) dan sebagainya.
Batasan-batasan minyak yang dapat dibuang ke laut.
Daerah pembuangan minyak.
Keharusan pelabuhan-pelabuhan untuk menyediakan penampung slop.
Marine Pollution 1973/1978 dalam Batti (1998) menerangkan
pembuangan minyak kelaut dapat juga dibolehkan apabila :
a.
b.
c.
d.
e.
bahwa
Lokasi pembuangn lebih dari 50 mil dari daratn.
Tidak dalam “special area” seperti lautan mediteran, laut Baltic, laut hitam,
laut merah dan daerah teluk.
Tidak membuang lebih dari 30 liter permil laut.
Tidak membuang lebih besar dari 1 : 30.000 dari jumlah muatan.
Kapal harus dilengkapi dengan oily discharge monitoring (ODM) dengan
kontrol sistemnya.
Selain itu pemerintah negara anggota diminta mengeluarkan peraturan agar
untuk pelabuhan dimana kapal akan membuang sisa atau campuran minyak
harus dilengkapi dengan tangki penampungan di darat.
Untuk memonitor dan mengontrol pembuangan sisa minyak atau campuran
minyak dengan air kelaut maka dikeluarkan peraturan tambahan untuk Marine
Pollution 1973/1978 sebagai berikut :
a.
b.
Kapal dengan ukuran 400 GT sampai 10.000 GT harus dilengkapi dengan oily
separating equipment untuk menjamin campuran minyak dan air yang
terbuang ke laut sesudah melalui sistem tersebut tidak melebihi kandungan
dari 100 ppm.
Kapal ukuran 10.000 GT ke atas harus dilengkapi tambahan peralatan : “oily
discharge monitoring and control system” atau “oily filtering equipment”
yang menjamin bahwa air yang terbuang kelaut setelah melewati sistem
tersebut tidak mengandung minyak lebih dari 15 ppm.
Karena prinsip pencegahan pencemaran yang berasal dari kapal adalah
mengurangi semaksimal mungkin pembuangan minyak kelaut tetapi kalau
terpaksa harus batas-batas yang tidak sampai merusak lingkungan hidup dilaut.
Menyingkapi ketentuan tersebut maka pengadaan dan pengaktipan alat
pemisah dengan air (oily water separator) merupakan syarat yang mutlak bagi
armada penangkapan ikan modern sehingga tercipta pengembangan
sumberdaya perikanan yang berwawasan lingkungan. Alat pemisah minyak
dengan air laut dudalam kapal perikanan berfungsi untuk memisahkan minyak
Hal-12
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
dengan air yang tercampur dengan air got sebelum air got tersebut dibuang
kelaut.
2. Oily Water Separator
Menurut undang-undang No. 21 tahun 1992 tentang “Pelayaran” dalam BPLP
(2000), oily water separator (OWS) adalah suatu alat pencegah pencemaran
laut yang dipasang di kamar mesin kapal-kapal tertentu. Sedangkan romzana
mengatakan bahwa pengertian oily water separator (OWS) adalah suatu alat
untuk memisahkan minyak yang tercampur dengan air got. Minyak kotor yang
dihasilkan tersebut digunakan untuk membakar limbah padat pada suatu
tungku pembakar.
Pada dasarnya Oily Water Separator ini merupakan bilik-bilik yang dibuat untuk
menyediakan kondisi aliran cairan agar diam tidak bergerak hingga butiran
minyak bebas naik kepermukaan air dan membentuk suatu lapisan minyak yang
tidak tercampur yang bisa diambil dengan menggunakan oli skimmer.
Oily water separator (OWS) merupakan suatu yang dimaksudkan untuk
mengurangi dan memisahkan minyak yang terbawa air buangan yang
beroperasi menurut tekanan atmosfir. Sedangkan Suasono (1994) menerangkan
bahwa pengertian oily water separator (OWS) adalah sebuah penampung yang
berbentuk kubus yang di dalamnya terbagi atas tiga bagian yang fungsinya
sebagai pemisah minyak dan air.
a.
Jenis-Jenis Separator
Menurut Seran (1998) ada dua jenis separator yaitu :
1)
Separator Konvensional
Pemisahan secara gravitasai (gravity separation) adalah cara yang
paling ekonomis dan efisien untuk memisahkan sejumlah besar limbah
hidrokarbon. Pada proses pemisahan limbah tersebut ditampung
sementara pada bak pemisah dan tahan beberapa waktu untuk
membiarkan proses pemisahan secara gravitasi berlangsung. Kemudian
minyak yang terapung diatas air diambil melalui oil skimmer. Efisiensi
pemisahan secara gravitasi adalah perbedaan berta jenis antara air
dengan minyak, sedangkan efektifitas dari alat ini tergantung pada
desain hidrolis danwaktu tahannya. Semakin lama waktu tahannya
maka proses pemisahannya akan semakin baik.
2)
Separator Plat Pararel
Alat ini memerlukan ruang yang jauh lebih sedikit dengan yang
dibutuhkan oleh separator tipe konvensional. Luas permukaan separator
dapat ditambah dengan memasang alat plat pararel dibilik-bilik
separator tersebut. Dengan adanya plat pararel dapat mengurangi
Hal-13
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
turbulensi dalam separator sehingga akan meningkatkan efisiensi
separator. Plat-plat tersebut dipasang dengan posisi miring guna
mendorong minyak terkumpul dibagian plat kemudian bergerak
kepermukaan atas separator.
Minyak yang terkumpul dari separator plat pararel memiliki kandungan
air lebih rendah dibandingkan dengan tipe konvensional.
Alat oily water separtor OWS) digunakan untuk memisahkan minyak
yang tercampur dengan air got kemudian minyak tersebut akan
ditampung dalam tangki dan setelah air tersbut terpisahkan maka air
tersebut dapat dibuang kelaut sedangkan minyak kotor tersebut dipakai
sebagai bahan bakar pada alat incenerator untuk membakar limbah
padat (Romzana,1998).
b.
Prinsip Kerja Oily Water Separator (OWS)
1)
Cara kerja.
Limbah minyak didapat dari pompa sepanjang tank (bilge feed tank)
mengalir kedalam coarse separating chamber (ruang pemisah kasar)
melalui oily water inlet pada primary coloum (ruang pertama). Setelah
limbah minyak yang tercampur dengan air kotor masuk kedalam
ruangan pemutar (chamber tangeentally). Kemudian sebagai hasilnya
minyak mengalir ruang pengumpul minyak (oily collecting chamber)
dan menuju keruang pemisah yang halus (fine separating chamber)
melalui bagian tengah buffle plate dan mengalir disekitarnya kepipa
pengumpul air (water collecting pipe) melalui celah-celah diantara
plat-plat penangkap minyak (oily catch plates). Dalam proses ini minyak
mengapung dan menempel pada kedua sisi di masing-masing plat
penangkap sehingga minyak dan air terpisah.
Sesudah pemisahan, air melewati lubang kecil pada water collecting
pipe (pipa pengumpul air) dan mengalir ke ruang pemisah kedua,
dengan cara melalui tempat keluar air (treated water outlet). Pada
bagian lain minyak yang menempel pada plat lama kelamaan
bertambah banyak dan bergerak perlahan-lahan keplat-plat
sekelilingnya. Kemudian minyak tertinggal disetiap plat mengapung dan
mengalir dengan mudah pada buffet plate yang berada dibawah
aliran air yang berminyak dan akhirnya kedalam water collecting
chamber melalui dua oil ascending pipes.
Butiran minyak yang tidak dapat disaring dalam fist stage dihilangkan
dan air yang sudah dibersihkan dipompakan keluar melalui tempat
pembuangan air yang sudah dibersihkan (purified water outlet).
Sementara itu butiran minyak yang ditangkap dalam frst stage filter
berkumpul membentuk gumpalan dan mengalir ke oil collection
chamber pada bagian atas dan gravity separating chanber.
Hal-14
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
2)
Cara pengoperasian.
Sebelum pelaksanaan pastikan bahwa sistim pipa berada pada
posisinya sesuai “piping arrangement” dan sambungan kabel untuk
automatic oily controller sudah benar. Adapun cara pengoperasian dari
oily water separator (OWS) adalah :
a) Membuka valve-valve line air laut pada bagian hisap pompa.
b) Membuka semua valve-valve pada bilgy suction line dari bilgy tank
kepompa.
c) Putar switch automatic oily level controller ke “on”.
d) Menghidupkan bilgy feed pumpu untuk feed bilgy ke separating
tank.
e) Atur pressure regulating valve ketekanan antara 0.5 sampai 2.0
kg/cm2.
Sebelum mengawali pekerjaan pengoerasiannya, lakukan pengisisan air
laut kedalam separating tank dan biarkan air laut mengalir lebih dari 10
mrnit. Minyak yang sudah dipisahkan dalam separating tank berada
didalam oily collecting chamber pada bagian atas ruangan. Minyak
dibuang secara otomatis dengan oily level cntroller ketiak jumlah minyak
melebihi dari tinggi yang sudah ditentukan.
3)
Memberhentikan pengoperasian (stop Opertion).
Adapun langkah-langkah memberhentikan pengoperasian adalah :
a) Mengalirkan air laut lebih dari 10 menit untuk mencegah perubahan
kualitas dari campuran minyak yang tersisa didalamseparating tank
setelah pekerjaan membuang air got selesai.
b) Menutup bilge feed pump dan semua valve-valve pada bilge
discharge pipe line.
c) Memutar switch pada automatic oil level controller ke “off”.
c.
Komponen oily water separator (OWS)
Fungsi komponen-komponen utama dari oily water separator terdiri dari :
1)
2)
3)
4)
5)
Tangki pengumpul minyak (oily collecting chamber) fungsinya adalah
untuk menampung minyak yang telah terpisahkan denagn air.
Tangki pengumpul air (water collecting pump)fungsinya adalah untuk
menampung air sebelum dikeluarkan dari lambung kapal.
Plat penangkap minyak (oily catch plates) fungsinya adalah sebagai
tempat menempelnya minyak setelah melewati plat-plat.
Ruangan pemutar (chamber tangentially) fungsinya untuk memutarkan
limbah minyak dalam air got melalui oily water inlet dengan perlahanlahan.
Pompa bilga (bilge pump) fungsinya adalah sebagai pompa untuk
membuat air got keluar lambung kapal.
Hal-15
Modul 3 : Pencegahan Pencemaran Laut
LEMBAR KERJA
1. Alat :
 Oily Water Separator (OWS)
 Kunci-kunci
2. Bahan yang digunakan
 Modul
 Buku petunjuk pengoperasian OWS
3. Langkah kerja :
 Siswa dapat menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran di laut
 Siswa dapat menjelaskan alat pencegah pencemaran di laut
LEMBAR LATIHAN
Setelah anda membaca dan memahami prinsip-prinsip tentang pencegahan
dan penanggulangan pencemaran, cobalah anda kerjakan latihan di bawah
ini. Dengan demikian anda akan dapat memahami dan menerapkan prinsipprinsip ketentuan-ketentuan itu lebih jauh.
1.
2.
Sebutkan penyebab terjadinya pencemaran lingkungan laut !
Sebutkan alat apa saja yang digunakan untuk mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan laut !
Untuk memeriksa hasil latihan anda bagian ini tidak disediakan kunci jawaban.
Oleh karena itu hasil latihan anda sebaiknya anda bandingkan dengan hasil
latihan siswa/kelompok lain. Diskusikanlah dalam kelompok untuk hal-hal yang
berbeda dalam hasil latihan itu. Dalam mengkaji hasil latihan itu anda sebaiknya
selalu melihat prinsip-prinsip tentang pencegahan dan penanggulangan
pencemaran yang diuraikan sebelumnya. Jika terdapat hal-hal yang tidak
dapat di atasi dalam diskusi kelompok, bawalah persoalan tersebut ke dalam
pertemuan tutorial. Yakinlah dalam pertemuan tersebut anda akan dapat
memecahkan persoalan itu.
RANGKUMAN
1.
Pencegahan dan penanggulangan pencemaran diatur dalam peraturan
Marine Polution tahun 1973/1978.
2.
Untuk mencegah terjadinya polusi lingklungan laut maka secara
internasional kapal-kapal harus dilengkapi dengan Oliy Detector Monitor
(ODM), dan Oliy Water Separtor.
3.
Berdasarkan Undang-Undang No. 21 tahun 1992, tentang “Pelayaran”
dalam BLPL (2000), Oily Water Separator (OWS) adalah suatu alat pencegah
pencemaran laut yang dipasang di kamar mesin kapal-kapal tertentu.
4.
Oily Water Separator dibagi menjadi
Konvensional dan Separator Plat Pararel.
dua
bagian
yaitu
Separator
Hal-16
Download