BAB V Kesimpulan 1. Arah kemiringan lereng yang berbentuk radial sesuai dari gambar Aspect yang dihasilkan dari proses pengolahan data DEM. 2. Terbentuknya morfologi resurgent dome di bagian tengah kawah. 3. Memiliki zona lemah yang tersebar di dinding-dinding kawah kaldera. 4. Lereng yang menghadap ke sisi sebelah dalam memiliki tingkat kecuraman yang lebih besar daripada sisi yang menghadap ke arah luar. Data geologi regional menyebutkan bahwa daerah penelitian didominasi oleh andesit memberikan bukti bahwa di daerah penelitian pernah terjadi proses vulkanisme dalam skala besar. Tanda-tanda bekas keberadaan kaldera terlihat cukup jelas pada morfologi yang terbentuk. Perbukitan yang terbentuk melingkar tersebut memiliki diameter yang berukuran lebih dari 4 km, kemungkinan adalah dinding kaldera yang tererosi. Daerah yang melandai lalu kembali bergelombang menandakan bahwa terjadi beberapa kali proses vulkanisme yang pernah terjadi. Kemungkinan paling sedikit adalah 2 kali, dimana yang pertama adalah terbentuknya cekungan yang menghasilkan dinding kaldera terluar, lalu yang kedua adalah terbentuknya resurgent dome yang berada di dalam dinding kaldera tersebut. Penggunaan perangkat lunak dengan metode yang tepat sangat membantu dalam menggali informasi data pemetaan secara lebih mudah dan lebih cepat namun tetap akurat serta bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tingkat kepraktisan akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan melakukan pengambilan data secara langsung di lapangan. Namun hal yang menjadi permasalahan dalam menggali informasi dengan menggunakan perangkat lunak ada tingkat kedetilan yang relatif jauh lebih rendah dibandingkan dengan melakukan pemetaan dengan terjun secara langsung ke dalam medan/daerah yang ingin dipetakan. Namun untuk analisis data dengan cakupan daerah yang luas seperti penelitian ini, penggunaan perangkat lunak dirasa lebih bijaksana sebab lebih menghemat waktu dan biaya. 122 DAFTAR PUSTAKA Adam, J.B., Felic, A.L., 1967, Spectral Reflectance 0.4–2.0 Micron of Silicate Rock Powders, Journal of Geophysical Research, hal. 5705 – 5715. Atmadja, S. R., Maury, R. C., Bellon, H., Pringgoprawiro, H., Polve, M., Priadi, B., 1994, The Tertiary Magmatic Belts in Java, Journal of SE-Asian Earth Science, hal 13 – 27. Barianto, D.H., 2006, Penggunaan Citra Landsat TM dalam Penentuan Pusat Erupsi dan Sebaran Batuan Volkanik Serta Rekonstruksi Paleogeografi Tersier Pegunungan Kulon Progo Provinsi DIY dan Jawa Tengah, Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada. Bemmelen, R. W. Van, 1949, The Geology of Indonesia, The Hague : Govt. Printing Office. Billings, M.P., 1979, Structural Geology, 3rd Ed. Prentice Hall of India, New Delhi. Bronto, S., 1989, Volcanic Geology of Galunggung West Java Indonesia, Thesis, University Canterbury, Christchurch, New Zealand. Bronto, S., 2006, Fasies Gunungapi dan Aplikasinya, Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No. 2, hal. 59 – 71. Green, J., Short, N.M., 1971, Volcanic Landforms and Surface Features – a Photographic Atlas and Glossary, Springer-Verlag, New York Inc. Hall, R., 1977, Cenozoic Plate Tectonic Reconstructions of South East Asia, South East Asia Research Group, Department of Geology. Harjanto, A., 2008, Magmatisme dan Mineralisasi di Daerah Kulon Progo dan Sekitarnya, Disertasi, Institut Teknologi Bandung. Ikatan Ahli Geologi Indonesia, 1973, Sandi Stratigrafi Indonesia, Departemen Pertambangan Republik Indonesia.