Direktur Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang

advertisement
Tanggapan Kemensos – DR. Sonny W. Manalu, MM (Direktur Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban
Perdagangan Orang)
 Rekomendasi bisa dikonkritkan langkah yang bisa dilakukan oleh Kemensos  untuk melakukan
perencanaan Kemensos pada tahun-tahun mendatang
 Penanggulangan HIV & narkoba menjadi tanggung jawab pemerintah pusat
 Perspektif Kemensos dan aktivis penanggulangan HIV adalah kontraproduktif
 Aktivis HIV  adanya lokalisasi mempermudah mereka untuk melakukan pekerjaan; seharusnya
penutupan lokalisasi membuat aktivis HIV untuk bisa lebih inovatif melakukan strategi
penjangkauan
 Di Indonesia saat ini justru penyedia layanan yang mencari klien  seharusnya klien yang
memiliki kebutuhan, maka klien yang harusnya datang dengan sendirinya ke fasyankes
 Tim peneliti tidak menampilkan data konkret lokasi transaksi seks yang baru, sehingga terkesan
asumsi
 Akan ada panti rehabilitasi untuk ODHA
Komnas Perempuan – Budi Wahyuni (Wakil Ketua Komnas Perempuan)
 Tidak muncul bagaimana menempatkan isu HIV itu sendiri  misalnya kondom: dari perspektif
KB untuk bisa dapat kondom ditanya sudah menikah atau belum, tapi untuk penanggulangan
HIV bisa diberikan secara bebas
 Prostitusi adalah dunia eksploitasi  istilah ‘pekerja seks’ tapi ‘perempuan yang dilacurkan’
 Prostitusi adalah dunia kekerasan
 Mengapa masih ada istilah ‘penyakit sosial’
 Diskriminasi dan judgemental harus dihilangkan  terutama pada fasyankes, kondom harusnya
tidak didiskriminasikan
 Utamanya adalah memenuhi hak asasi seluruh warganegara, khususnya perempuan yang
dilacurkan  misalnya ketika mantan PS menjual sesuatu, masyarakat tidak mau membeli.
Kerangka pemikiran ini yang seharusnya diubah
Kemenkes – dr. Dini
 Informan lebih banyak yang ‘korban’, bukan pelaku utama  bagaimana persepsi pemerintah
daerah terhadap penutupan
 Bagaimana sebenarnya persiapan pada saat menjelang penutupan? Bagaimana koordinasi
dengan dinas-dinas yang terkait?
 Akan ada panti rehabilitasi untuk ODHA (Kemensos)  apanya yang direhab?
 Rekomendasi hanya dibebankan pada Dinkes dan KPA  seharusnya ditujukan juga untuk
pemerintah daerah atau pemerintah pusat sebagai ‘pelaku’ penutupan
PPH – OPSI
 Rehabilitasi: ada sesuatu yang harus dibenahi  stigma terhadap PS
 Soft skills adalah sesuatu yang penting dan butuh waktu yang lama untuk mengubah mindset
Diskusi
Kemensos penutupan tidak sembarangan dilakukan karena ada proses bertahun-tahun. Supporting
penutupan lokalisasi: penutupan dilakukan apabila sudah direncanakan oleh pemda (adanya pergub,
perbup, kesiapan SKPD, dll), sehingga persiapan bertahun-tahun. Bupati melakukan pertemuan teknis
dengan SKPD di setiap daerah.
1
Dinkes Surabaya kesimpulan dan rekomendasi seolah-olah sudah diketahui sejak sebelum penutupan
dilakukan. Saat penelitian dilakukan bersamaan dengan berhentinya funding untuk LSM. Bagaimana
caranya untuk mengurangi hambatan struktural
Dinsos Jayapura penutupan lokalisasi di Jayapura adalah yang paling manusiawi (disambut oleh pemda
daerah asal). Awal Tanjung Elmo adalah pusat rehabilitasi untuk PS yang dibangun oleh pemerintah,
bukan pemerintah yang memberikan kepada mucikari. Kementerian sangat transparan dan ada
persyaratan yang ketat.
2
Download