BANTUAN LANGSUNG TUNAI SEBAGAI LANGKAH KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENAIKAN HARGA BBM Oleh: Dian Putri Juniarti (10.02.3.11.00073) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura 2011-2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan fiscal yang merupakan kebijakan pemerintah yang ditunjukan untuk proses kehidupan ekonomi masyarakat melalui Anggaran Belanja Negara (APBN). Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanaan pembangunan. Dengan kata lain, kebijakan fiscal berkaitan dengan penerimaan ataupun pengeluaran negara. Berkaitan dengan kebijakan fiscal berita yang sempat mengguncang perekonomian Indonesia dengan rencana akan dinaikkannya bahan bakar minyak pada tanggal 1 April telah dibatalkan pada sidang paripurna DPR. Seiiring rencana kenaikan BBM bersubsidi pemerintah telah menetapkan kebijakan fiscal dengan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Program kompensasi utuk kelompok termiskin ini terjadi karena adanya guncangan ekonomi yang bisa mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Tujuan BLT bukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan secara keseluruhan, namun untuk menjaga tingkat konsumsi kelompok termiskin yang umumnya tidak memiliki mekanisme lain seperti tabungan atau akses untuk menjaga tingkat konsumsi. Karena dengan adanya BLT ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka daya beli aka juga semakin meningkat, sehingga permintaan dari masyarakat juga meningkat. Dan meningkatnya permintaan dari masyarakat akan mendorong produksi yang pada akhirnya akan memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Apa krteria kebijakan dengan kompensasi untuk penduduk miskin ini cocok untuk kondisi di Indonesia 1.3 Tujuan Tujuan pembahasan proposal ini yaitu untuk mengatahui apakah kebijakan fiscal yang dikeluarkan pemerintah sehubungan dengan kenaikan harga BBM, sesuai atau tidak jika diterapkan di negara Indonesia 1.4 Manfaat Dengan adanya bahasan mengenai permasalahan yang ada dalam proposal ini, kita akan tau langkah apa yang seharusnya pemerintah lakukan dan putuskan melihat dari segi penduduk Indonesia yang notabene lemah dalam segi financial BAB II LANDASAN TEORI Dalam UU APBN-P 2012 telah diputuskan Pasal 6 ayat 6a UU APBN-P 2012 yang isinya adalah: “dalam harga rata-rata minyak Indonesia (Indonesia Oil Price/ICP) dalam kurun waktu berjalan mengalami kenaikan atau penurunan rata-rata sebesar 15% dalam 6 bulan ini terakhir dari hara minyak internasional yang diasumsikan dalam APBN-P Tahun anggaran 2012, pemerintah berwenang untuk penyesuaian harga BBM bersubsidi dan kebijakan pendukung.” Ada dua macam kebijakan fiscal, yaitu: 1. Kebijakan Fiskal Kontraksioner, yaitu pengurangan belanja pemerintah dan/atau peningkatan pajak yang dirancang untuk menurunkan permintaan agregat dalam perekonomian. Dan tujuan dari kebijakan ini yatiu mengontrol emosi 2. Kebijakan Fiskal Ekspansioner, yaitu peningkatan belanja pemerintah dan/atau penurunan pajak yang dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan produk domestik bruto dan menurunkan angka pengangguran. Langsung mempengaruhi konsumsi atau tingkat kesejahteraan penerima bantuan. Bantuan kesehatan bermanfaat bagi penduduk miskin, tetapi manfaatnya baru dirasakan saat penerima menggunakan layanan kesehatan ini. Program seperti ini tidak langsung membantu tingkat konsumsi penduduk miskin. Bantuan dalam bentuk modal usaha mengasumsikan bahwa penerima memiliki kemampuan wirausaha dan mampu mengelola usaha. Kenyataannya, tidak semua orang adalah wirausaha, apalagi di kelompok miskin. Bantuan modal usaha adalah satu instrument kebijakan lain untuk mencapai tujuan ini, tapi bukanlah instrument yang cocok untuk program kompensasi. BAB 3 METODELOGI PENELITIAN Metedologi penelitian dalam proposal ini yaitu menggunakan penelitian eksperimental dimana terjadi hubungan sebab akibat dan variable bebas dimanipulasi. Penelitian yang menggunakan data primer ini yang melihat tingkat pendapatan secara individu untuk digolongkan ke kelompok yang seharusnya patut dalam penerimaan bantuan kompensasi tersebut. Namun, ysng menjadi akar awal yang perlu dibenahi adalah mental masyarkat Indonesia itu sendiri. Dengan memperoleh banruan 100-200 setiap bulannya memang akan sangat membantu, tetapi itu tidak akan menjadi berkembang. Justru akan menjadi malas pada masyarakatnya itu sendiri. Sehingga dengan adanya kebijakan pemerintah dengan memberikan dana kompensaasi kepada penduduk miskin sehubungan dengan naiknya harga BBM sangat tidak cocok apabila dierapkan di Indonesia jika kita melihat bagaimana mental dari masyarakat itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Patrayani, Perdana, Karimah. 2011. Kebijakan Fiskal. (onlie), (http://putrijulaiha.wordpress.com/2011/04/29/peran-kurs-valuta-asing-padaperekonomian-indonesia/ diakses tanggal 13 Juni 2012 Ari. 2012. Mengapa Bantuan Langsung Tunai, (online), (http://ariperdana.blogspot.com/2012/03/mengapa-bantuan-langsung-tunaibagian-1.html diakses taggal 13 Juni 2012) Rahayu, Pitri. 2012. Kebijakan Fiskal (http://www.scribd.com/doc/32623450/EkonomiKebijakan-Fiskal diakses tanggal 14 Juni 2012)