Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian ke

advertisement
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
1
Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian
ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik
Fajar Firmansyah, dan Ir. Heru Purwadio, MSP.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: [email protected]
Abstrak - Kabupaten Gresik memiliki luas wilayah
total 119.513 Ha. Sektor pertanian di Kabupaten Gresik selain
mendominasi intensitas penggunaan lahan juga memberikan
pemasukan yang signifikan terhadap PDRB Kabupaten
Gresik.Terjadi alih fungsi mengakibatkan penurunan produksi
beras sehingga bisa menyebabkan tidak tercapainya kontribusi
gresik terhadap 3% beras Jawa Timur.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun arahan
pengendalian konversi lahan pertanian ke non-pertanian yang
terjadi di Kabupaten Gresik. Teknik analisis yang digunakan
adalah analisis deskriptif kualtitatif untuk mengidentifikasikan
faktor-faktor penyebab alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian, dilanjutkan dengan analisis expert judgement untuk
menegaskan faktor-faktor penyebab alih fungsi lahan pertanian
tersebut. Tahapan analisis terakhir adalah analisis deskriptif
kualitatif untuk merumuskan arahan pengendalihan alih fungsi
lahan pertanian yang dapat diterapkan di Kabupaten Gresik.
Hasil dari penelitian ini dalam rangka arahan
pengendalian konversi lahan pertanian ke non-pertanian
adalah: (a) menaikkan harga dasar gabah dengan memberikan
subsidi kenaikan harga gabah kepada KUD dan penggilingan
padi setempat, (b) pemberian subsidi teknologi kepada petani, (c)
mengembalikan kesuburan tanah, (d) melakukan diversifikasi
tanaman pertanian, (e) membangun sarana irigasi untuk lahan
pertanian yang tidak memiliki sarana irigasi, (f) meningkatkan
kualitas sarana irigasi nonteknis menjadi irigasi teknis, (g)
mencari sumber air baru untuk lahan pertanian melalui
perluasan waduk atau membangun waduk baru, (h) budidaya
ikan dengan sistem mina padi untuk lahan pertanian yang
tergenang banjir, (i) pemberian subsidi pupuk, benih dan
saprotan lainnya kepada petani yang mempertahankan lahan
pertaniannya, (j) pemberian jaminan ganti rugi kepada petani
yang gagal panen akibat bencana banjir, (k) peningkatan pajak
bagi lahan pertanian yang diubah penggunaannya ke non
pertanian, (l) pemberian keringanan pajak bumi bangunan
kepada petani yang tetap mempertahankan lahan pertaniannya.
Kata Kunci: pengendalian, konversi, lahan pertanian
I. PENDAHULUAN
Data Dinas Pertanian Jatim menunjukkan, sedikitnya
ada sekitar 3.807 hektar lahan sawah yang beralih fungsi
menjadi berbagai fasilitas dalam setiap tahun. Akibatnya,
lahan sawah produktif semakin menyusut sementara
penambahan luas lahan pertanian sangat sulit. Diperkirakan
target surplus beras di Kabupaten Gresik sebesar 150 ribu
juta ton di tahun 2014 terancam gagal terpenuhi akibat
besarnya lahan pertanian yang dialihfungsikan menjadi
kawasan properti, jalan tol, pergudangan, dan lain
sebagainya (Bappeda Jawa Timur, 2012).
Produksi padi sawah di Kabupaten Gresik pada tahun
2011 hanya mencapai 302 ribu ton atau menurun sekitar
15,58 persen dibanding dengan tahun 2010 yang mencapai
358 ribu ton. Sama seperti produksi padi sawah, untuk
produksi padi ladang pada tahun 2011 juga mengalami
penurunan dibanding tahun 2010 yaitu dari 2,5 ribu ton
menjadi 1,9 ribu ton. Dibandingkan dengan daerah lain di
Jawa Timur, produksi padi di Kabupaten Gresik hanya
sekitar 3% dari total seluruh produksi padi di propinsi Jawa
Timur (BPS Kabupaten Gresik, 2012).
Berdasarkan latar belakang, diketahui bahwa
perubahan lahan pada lahan pertanian ke non-pertanian yang
terjadi di Kabupaten Gresik berimplikasi negatif terhadap
produktivitas pertanian dan kebutuhan akan sektor primer.
Hal ini mengakibatkan perlunya penelitian untuk
merumuskan arahan pengendalian alih fungsi lahan pertanian
ke non-pertanian.
II. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah adalah kausal-deskriptif
dengan studi kasus Arahan Pengendalian Konversi Lahan
Pertanian Ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik.
A. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang diterapkan adalah
pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder.
1. Pengumpulan Data
Responden untuk pengumpulan data primer dalam
penelitian ini adalah stakeholder-stakeholder utama yang
memiliki kepentingan serta pengaruh dalam pengendalian
konversi lahan pertanian di kawasan Kecamatan Cerme,
Kecamatan Duduksampeyan dan Kecamatan Menganti.
Penentuan responden ini berdasarkan tingkat pengaruh dan
kepentingannya terhadap arahan pengendalian konversi
lahan pertanian di daerah tersebut. Selanjutnya akan
diperoleh stakeholder utama yang berpengaruh dan
mempunyai kepentingan dalam bidang ini, kemudian dapat
melakukan analisis ke tahap selanjutnya dengan melakukan
wawancara serta kuisioner.
Analisis stakeholder ini bertujuan untuk
mendapatkan responden dan penentuan sampel yang akan
diteliti dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang akan
digunakan untuk memperoleh pihak mana saja yang terlibat,
berpengaruh, dan berkepentingan
dalam pengendalian
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
konversi lahan pertanian di kawasan Kecamatan Cerme,
Kecamatan Duduksampeyan dan Kecamatan Menganti.
Stakeholders yang terlibat dalam penelitian ini
adalah stakeholders untuk analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi
konversi
lahan
pertanian
dengan
menggunakan analisis expert judgement.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui : (1)
Survei instansi, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, BPN Kabupaten Gresik, dan lain sebagainya. (2)
Survei literatur, eksplorasi literatur atau kepustakaan
yaitu buku, jurnal, hasil penelitian, dokumen rencana tata
ruang, tugas akhir, serta artikel di internet dan media
massa.
B. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah : (1) Analisis
faktor penyebab. Analisa faktor-faktor penyebab
perubahan pemanfaatan lahan atau konversi lahan
pertanian ini menggunakan teknik analisa deskriptif
kualitatif. (2) Analisis expert judgement untuk
mempertegas faktor penyebab konversi lahan pertanian
ke non pertanian.Tahapan analisa expert judgment ini
bertujuan untuk mempertegas faktor-faktor penyebab
konversi lahan pertanian yang didapatkan melalui proses
analisa deskriptif kualitatif sebelumnya. (3) Analisis
perumusan arahan pengendalian konversi lahan pertanian
ke non pertanian
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Konversi Lahan
Pertanian ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik
Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab konversi lahan pertanian ke non
pertanian di Kabupaten Gresik dengan menggunakan
analisa deskriptif kualitatif dengan cara membandingkan
antara teori dan literatur dengan kondisi existing di
wilayah penelitian. Hasil analisa deskriptif faktor-faktor
adalah :
1. Pendapatan petani merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi konversi lahan pertanian
2. Produktivitas lahan pertanian merupakan salah satu
faktor penyebab konversi
3. Ketersediaan air merupakan salah satu faktor
penyebab konversi
4. Harga Lahan merupakan salah satu faktor penyebab
konversi
5. Banjir merupakan salah satu faktor penyebab konversi
B. Analisis untuk Mempertegas Faktor-Faktor Penyebab
Konversi Lahan Pertanian Ke Non Pertanian Di
Kabupaten Gresik
Analisis untuk mempertegas faktor-faktor yang
mempengaruhi konversi lahan pertanian di Kabupaten
Gresik, dilakukan dengan menggunakan analisis Expert
judgement.
Hasil analisis Expert judgement adalah :
1.
2.
3.
4.
2
Pendapatan Petani
Produktifitas Lahan Pertanian
Banjir
Harga Lahan
C. Analisis Perumusan Arahan Pengendalian Konversi
Lahan Pertanian ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik
Perumusan arahan pengendalian konversi lahan
pertanian ke non pertanian di Kabupaten Gresik
dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif
kualitatif yaitu dengan membandingkan kondisi empiris
di lapangan dengan teori dan literatur pendukung.
Hasilnya adalah :
1. Arahan Pengendalian pada Faktor Pendapatan Petani
adalah: (a). Peningkatan harga jual gabah baik
berupa gabah kering maupun gabah basah, (b).
Memberikan subsidi kenaikan harga gabah kepada
KUD dan penggilingan padi setempat.
2. Arahan Pengendalian pada Faktor Produktifitas
Lahan adalah: (a) Memberikan subsidi teknologi
kepada petani, (b) Melakukan Soil Management
untuk mengembali-kan kesuburan tanah dengan
memasukkan berbagai ragam mikroba pengendali
yang mempercepat keseimbangan alami dan
membangun bahan organik tanah, (c) Melakukan
diversifikasi tanaman pertanian.
3. Arahan Pengendalian pada Faktor Ketersediaan Air
adalah: (a) Peningkatan kualitas sarana irigasi
nonteknis menjadi sarana irigasi teknis, (b)
Membangun sarana irigasi yang mampu memenuhi
kebutuhan air untuk pertanian, (c) Mencari sumber
air baru (perluasan waduk atau membangun waduk
baru) di Kecamatan Duduksampeyan.
4. Arahan Pengendalian pada Faktor Banjir adalah: (a)
Budidaya pembibitan ikan melalui sistem mina padi
untuk meningkatkan kesejahteraan petani, (b)
Pemberian ganti rugi pada petani yang gagal panen
akibat bencana banjir
5. Arahan Pengendalian pada Faktor Harga Lahan
adalah: (a) Adanya subsidi bagi petani yang tidak
menjual lahan pertaniannya, (b) Peningkatan pajak
bagi lahan pertanian yang diubah penggunaannya ke
non-pertanian, (c) Pemberian keringanan pajak bumi
bangunan (PBB) kepada petani yang memertahankan
lahan pertaniannya.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dalam bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab konversi lahan
pertanian adalah sebagai berikut: (a) Pendapatan Petani,
(b) Produktivitas lahan, (c) Banjir, (d) Harga Lahan.
2. Arahan pengendalian konversi lahan pertanian di
Kabupaten Gresik adalah sebagai berikut: (a) Menaikkan
harga dasar gabah dengan memberikan subsidi kenaikan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
harga gabah kepada KUD dan penggilingan padi
setempat, sehingga pendapatan petani dapat meningkat
secara signifikan dan mendorong petani untuk
mempertahankan lahan pertaniannya, (b) Pemberian
subsidi teknologi kepada petani mulai dari teknologi
pada proses budidaya sampai tahapan pasca panen, (c)
Melakukan tindakan untuk mengembalikan kesuburan
tanah, (d) Melakukan diversifikasi tanaman pertanian, (e)
Peningkatan kualitas irigasi nonteknis menjadi irigasi
teknis, (f) Membangun sarana irigasi bagi lahan
pertanian yang tidak memiliki sarana irigasi sama sekali,
(g) Mencari sumber air baru untuk lahan pertanian
melalui perluasan waduk atau membangun waduk baru,
(h) Lahan pertanian di Kecamatan Cerme yang terkena
banjir pada musim hujan dapat dimanfaatkan untuk
budidaya pembibitan ikan melalui sistem mina padi
untuk meningkatkan kesejahteraan petani, (i) Pemberian
jaminan ganti rugi pada petani yang gagal panen akibat
bencana banjir, (j) Pemberian subsidi bagi petani yang
tidak menjual lahan pertaniannya baik berupa subsidi
pupuk, benih maupun saprotan, (k) Peningkatan pajak
yang signifikan bagi lahan pertanian yang diubah
penggunaannya ke non-pertanian, (l) Pemberian insentif
pajak bumi bangunan (PBB) kepada petani yang tetap
mempertahankan lahan pertaniannya
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.
Heru Purwadio, MSP., yang bersedia memberikan
bimbingan dan banyak membantu dalam penyelesaian
penelitian ini. Terima kasih pula kepada pihak-pihak serta
instansi terkait yang memberikan bantuan kemudahan dalam
memperoleh data-data dalam penelitian serta kepada kedua
orang tua, saudara-saudara, juga teman-teman yang selalu
memotivasi dan banyak membantu dalam penyelesaian
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Antara, Dr. Made M, (2002). Pengendalian Konversi Lahan
Pertanian. PT. Gramedia Pustaka Utama.
[2] Ariastita, P. G., dan Navastara, M. A. Buku Ajar Tata Guna dan
Pengembangan Lahan. (2009). Program Studi Perencanaan
Wilayah dan Kota. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya.
[3] Arsyad, S., dan Rustiadi, E. (2008). Penyelamatan Tanah, Air,
dan Lingkungan. Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta.
[4] Hutagalung, Makmur (2007). Dampak Peningkatan Harga Beras
Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Pada Beberapa Strata
Luas Lahan. (Studi Kasus: Desa Kota Rentang, Kecamatan
Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang). Tugas Akhir
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Medan
[5] Iqbal, M. dan Sumaryanto, (2007). Strategi Pengendalian Alih
Fungsi Lahan Pertanian Bertumpu Pada Partisipasi
Masyarakat. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian, Volume 5 No. 2, Juni 2007 : 167-182. Bogor.
[6] Irawan, Bambang. (2005). Konversi lahan Sawah : Potensi,
Dampak, Pola Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan. Forum
Penelitian Agroekonomi. Volume 23 No. 1, Juli 2005.
[7] Iwan, Isa. (2006). Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Pertanian. Prosiding Seminar Multifungsi dan Revitalisasi
Pertanian (Multifunctionality and Revitalization of Agriculture),
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
3
Balai Penelitian Tanah Badan Litbang Pertanian – Kementerian
Pertanian – Republik Indonesia.
Pasandaran, Effendi. (2006). Alternatif Kebijakan Pengendalian
Konversi Lahan Sawah Beririgasi di Indonesia. Jurnal Litbang
pertanian 25(4) 2006.
Rahmafuri, Arta Widya. (2007). Studi Perubahan Penggunaan
Lahan Pertanian ke Non Pertanian di Kabupaten Tulungagung
Tahun 2000-2005. Tugas Akhir Program Studi Perencanaan
Wilayah Kota. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif. Graha Ilmu.
Sihaloho, M. (2004). Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan
Struktur Agraria (Kasus di Kelurahan Mulyaharjo, Kecamatan
Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat). Tesis Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Triwidiyati, (2009). Pengaruh Waktu dan Lama Banjir Terhadap
Produksi 20 Galur Padi Sawah (Oryza sativa Linn). Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor
Utomo dkk. (1992). Pembangunan dan Pengendalian Alih
Fungsi Lahan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Warpani, S. (1990). Merencanakan Sistem Perangkutan. Penerbit
ITB. Bandung:
Wild, Alan. (2003). Soils, Land and Food. Managing the land
during the twenty-first Century. Cambridge University Press
New York. USA.
Yunus, Hadi Sabari. (2002). Struktur Tata Ruang Kota. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Zulkaidi, Denny. (1999). Pemahaman perubahan pemanfaatan
lahan kota sebagai dasar bagi kebijakan penanganannya. Jurnal
pwk. Vol. 10, no. 2/juni 1999.
Download