intisari - Institutional Repository Akfar ISFI Banjarmasin

advertisement
INTISARI
PROFIL PENGGUNAAN PEN INSULIN PADA PASIEN DIABETES MELITUS JKN
RAWAT JALAN DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
Nita Juraidah1; Yugo Susanto2; Hilda Yatim3
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat
pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin
yang diproduksi secara efektif.Prevalensi diabetes melitus di Provinsi Kalimantan Selatan
menempati urutan tertinggi ke-13 (1,4%) dari 33 provinsi di Indonesia (Kemenkes, 2013).
Ketidakpatuhan dan ketidakpahaman pasien dalam menjalankan terapi merupakan salah satu
penyebab kegagalan terapi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penggunaan
pen insulin pada pasien diabetes melitus JKN rawat jalan di RSUD Dr. H. Moch.Ansari
Saleh Banjarmasin.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data menggunakan
teknik consecutive sampling selama periode Mei – Juni 2016.Responden yang dipilih adalah
penderita diabetes melitus JKN rawat jalan yang menggunakan pen insulin di RSUD Dr. H.
Moch.Ansari Saleh Banjarmasin.Subyek yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 110
pasien.Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara menggunakan lembar
observasi penggunaan pen insulin pada pasien diabetes melitus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada domain sebelum penggunaan terdapat 5
tahapan yang dilaksanakan 100% responden, tetapi terdapat 1 tahapan yang hanya
dilaksanakan oleh 13,6 % responden (membuang gelembung udara). Pada domain saat
penggunaan terdapat 2 tahapan yang dilaksanakan 100% responden, tetapi terdapat 1 tahapan
yang hanya dilaksanakan oleh 48,2% responden (mencubit bagian kulit yang akan disuntik
dengan menggunakan 2 jari). Pada domain setelah penggunaan terdapat 3 tahapan yang
dilaksanakan oleh 100% responden, namun terdapat 1 tahapan yang hanya dilakukan oleh
18,2% responden (melepaskan jarum dengan penutup luar jarum dan membuang pada tempat
yang aman).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pen insulin oleh
pasien diabetes melitus masih belum optimal. Pasien belum sepenuhnya mengikuti tahapantahapan ketentuan tata cara penggunaan pen insulin.
Kata Kunci: Diabetes Melitus, Pen Insulin, Penggunaan
1
2
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
i
ABSTRACT
PROFILE OF THE USEINSULIN PEN IN PATIENTS DIABETES MELLITUS JKN
OUTPATIENT AT HOSPITAL Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
Nita Juraidah1; Yugo Susanto2; Hilda Yatim3
Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder disease due to the pancreas
does not produce enough insulin or the body can not use the insulin that is produced
effectively. The prevalence of diabetes mellitus in the province of South Kalimantan highest
ranks 13th (1.4%) of the 33 provinces in Indonesia (Ministry of Health, 2013). Concerning
disobedience and incomprehension patient in performing therapy is one cause of therapy
failure.The purpose of this study was to know the profile of use insulin pen in patient
diabetes mellitus JKN outpatient at Hospital Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
This research is a descriptive study with the data retrieval using consecutive sampling
technique during the period May-June 2016. Respondents on select is diabetes mellitus JKN
use insulin pen outpatient in Hospital Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Subjects is
met the inclusion criteria were 110 patients. The data collection was conducted by
interviewing using the observation sheet of insulin pen use in patient diabetes mellitus.
The results showed that the use of the domain before there are 5 stages held 100% of
the respondents, but there is one stage which is only held by 13.6% of respondents (dispose
of air bubbles). At the time domain using two stages are held 100% of respondents, but there
is one stage which is only held by 48.2% of respondents (pinching the skin to be injected by
using two fingers).On the domain after use, there are 3 stages organized in 100% of the
respondents, but there is one stage which is only done by 18.2% of respondents (releasing
the needle with the outer needle cover and throw away in a safe place).
Based on the results of this study concluded that the use of insulin pen by patients with
diabetes mellitus is still not optimal. Patients do not fully follow the stages of the procedures
of the use of insulin pen.
Keyword: Diabetes Mellitus, Insulin Pen,Use
1
Academy of Pharmacy ISFI Banjarmasin
2
Regional General Hospital Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat
pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin
yang diproduksi secara efektif.Diabetes melitus adalah penyakit kronik yang tidak
menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat fatal apabila
pengelolaannya tidak tepat (Kemenkes, 2014).
Menurut International Diabetes Federation (2013), kasus diabetes melitus di
Indonesia menduduki urutan ke-7 dengan jumlah penderita diabetes melitus 8,5 juta jiwa.
Prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia tahun 2013 dengan prevalensi tertinggi
pada provinsi Yogyakarta (2,6%) sedangkan provinsi Kalimantan Selatan menempati
urutan tertinggi ke-13 (1,4%) dari 33 provinsi di Indonesia (Kemenkes, 2013).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan terapi pada pasien DM sehingga
menyebabkan tidak terkontrolnya gula darah pasien, diantaranya : faktor obat, pasien
mengalami stress, kurang latihan jasmani, tidak melakukan diet, dan ketidak patuhan
pasien, serta kesalah pahaman dalam menggunakan pen insulin (PERKENI,
2007).Ketidak patuhan dan ketidak pahaman pasien dalam menjalankan terapi merupakan
salah satu penyebab kegagalan terapi. Hal tersebut akibat dari kurangnya informasi dan
komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien (Depkes, 2007).
1
Kesalahan terapi pen insulincukup sering ditemukan dan menjadi masalah klinis yang
penting.Bahkan terapi insulin termasuk dalam lima besar “pengobatan berisiko tinggi (highrisk medication)” bagi pasien. Sebagian besar kesalahan tersebut terkait dengan kondisi
hiperglikemia dan sebagian lagi akibat hipoglikemia. Jenis kesalahan tersebut antara lain
disebabkan keterbatasan dalam hal keterampilan (skill-based), cara atau protokol (rulebased), dan pengetahuan (knowledge-based) dalam hal penggunaan insulin (PERKENI,
2008).
Pada tahun 2014, jumlah kunjungan pasien diabetes melitus di RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin sebanyak5.980 pasien dan pada tahun 2015 jumlah kunjungan
pasien diabetes melitus meningkat menjadi 6.604 pasien. Pada bulan Februari 2016 jumlah
kunjungan pasien diabetes sebanyak 555 pasien, dari 555 pasien ± 120 pasien yang
menggunakan terapi pen insulin. Diabetes melitus menempati urutan ke-2 dalam 10 besar
penyakit terbanyak di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Berdasarkan hal tersebutdi atas, maka peneliti perlu melakukan penelitian untuk
mengetahui profil penggunaan pen insulin pada pasien diabetes melitus JKN rawat jalan di
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
2
Download