BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
7 BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Sistem Informasi
Menurut Whitten (2004, p12) ”information system is an arrangement
of people, data, process, store, processes and information technology that
interact to collect, process, store, and provide as output the information needed
to support an organization”. Definisi tersebut dapat diartikan sebagai sistem
informasi adalah susunan dari orang, data, pemrosesan dan teknologi informasi
yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
menyediakan output dari informasi yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah
organisasi.
Menurut O’Brien (2005, p5) Sistem Informasi dapat merupakan
kombinasi teratur apapun dari orang – orang, hardware, software, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut Turban (2003, p15) Sistem informasi yaitu mengumpulkan,
memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarkan informasi untuk
sebuah tujuan yang spesifik.
Menurut uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi
adalah suatu kumpulan fungsi – fungsi yang saling berkaitan untuk mengubah
data menjadi informasi yang bermanfaat untuk mengambil keputusan dan
menyelesaikan masalah tertentu.
8 2.2
Pengertian Teknologi
Menurut Ilyas yang diterjemahkan oleh Prayitno (2001), teknologi
adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang
digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
Menurut O’Brien (2005, p7) teknologi informasi adalah hardware,
software, telekomunikasi, manajemen database dan teknologi pemrosesan
informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis komputer.
Menurut uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi adalah suatu
alat atau cara yang di ciptakan untuk membantu / mempermudah manusia
memenuhi kebutuhannya.
2.3
Pengertian Teknologi Informasi
Menurut O’Brien (2003, p7), teknologi informasi adalah seperangkat
hardware,
software,
telekomunikasi,
manajemen
database
teknologi
pemrosesan informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis
komputer.
Menurut Alter (1999, p42), teknologi informasi merupakan perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan oleh sistem
informasi.
Menurut Sawyer (2005, p3), “information technology is a general term
that describes any technology that help to produce, manipulate, store
9 communicate, and/or disseminate information”. Definisi tersebut dapat
diartikan
sebagai
teknologi
informasi
adalah
istlah
yang
umum
mendeskripsikan yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan,
mengkomunikasikan dan / atau menyebarkan informasi.
Menurut uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi
adalah kombinasi antara hardware, software, dan brainware yang digunakan
untuk membantu manusia mengolah data menjadi informasi yang berguna
untuk mengambil keputusan.
2.4
Pengertian Evaluasi
Menurut Arikunto (2004, p1) evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam
mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah
menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker
untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang
telah dilakukan
Menurut Umar (2004, p20), evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu
proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana sebuah kegiatan
tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan itu dengan suatu standar tertentu
untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana
manfaat yang telah dikerjakan bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang
ingin diperoleh.
10 Menurut Duncan (2005, p22) evaluasi adalah proses penilaian. Dalam
perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuranakan efektifitas
strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisa situasi
program berikutnya.
Menurut uraian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu
kegiatan untuk mengetahui nilai dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.
2.5
Pengertian Efektifitas
Efektifitas menurut O’Brien (2003, p31), “Success should be also
measured by the effectiveness of informationn technology in supporting an
organization’s business strategies, enabling its business processes, enhancing
its organizational structure and culture, and increasing the customer and
business value of the enterprise.” Yang dapat diartikan, kesuksesan seharusnya
juga diukur oleh keefektifan dari teknologi informasi yang mendukung strategi
bisnis suatu perusahaan, menciptakan proses bisnisnya, meningkatkan struktur
dan kebudayaan organisasi dan meningkatkan jumlah pelanggan serta nilai
bisnis perusahaan tersebut.
Menurut Komaruddin (2000, p269), efektifitas adalah suatu keadaan
yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
11 Menurut uraian diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah
suatu tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan yang dilakukan.
2.6
Pengertian Investasi
Menurut Pyawan (2004, p3), investasi adalah suatu pengorbanan atau
pengeluaran untuk suatu harapan di masa yang akan datang. Faktor yang
terlibat dalam investasi yaitu waktu dan resiko. Pada jenis investasi tertentu,
faktor waktu lebih berperan sementara jenis investasi lainnya yaitu faktor resiko
lebih dominan.
Menurut Tandelilin (2010, p2), investasi adalah komitmen atas
sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan
tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang.
Menurut uraian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah suatu
kegiatan dimana suatu pengorbanan dilakukan untuk mendapat keutungan /
benefit di masa yang akan datang.
2.7
Pengertian Investasi Teknologi Informasi (TI)
Menurut Alter (1999, p42), teknologi informasi merupakan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan
oleh sistem informasi.
12 Menurut Fitzpatrick (2005, p28) “an IT investment consists of the total
life cycle cost of an entire project or project chunk that involves IT, including
the post-project operating cost of the system that was implemented. The
investment ceases to exist when it is replaced or eliminated for any reason”
yang dapat diartinkan investasi TI terdiri dari total biaya siklus hidup
keseluruhan proyek atau potongan proyek yang melibatkan proyek TI, termasuk
biaya operasional pasca proyek sistem yang diterapkan. Investasi TI akan
muncul lagi ketika TI akan diganti atau dihilangkan dengan alasan apapun.
Menurut uraian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi TI adalah
perencanaan pengeluaran uang untuk pengadaan TI yang berfungsi untuk
mendukung kinerja perusahaan dalam mencapai rencana strategis perusahaan.
2.8
Cost Benefit Analysis
Menurut
Remenyi (2001, p296) “cost benefit analysis is a the
process of comparing the various cost associated with an investment with the
benefit and profit that it return” yang dapat diartikan, cost benefit analysis
adalah proses membandingkan berbagai macam biaya yang terkait dengan
investasi dengan manfaat dan keuntungan yang kembali.
Menurut Schniederjans et. al. (2004, p140) Cost-benefit analysis
(CBA) menjelaskan keputusan tentang pengeluaran dan penerimaan untuk
penyelenggaraan keputusan investasi modal dalam proyek sosial yang
menyangkut kepentingan publik akan dilaksanakan dan diteruskan untuk waktu
yang akan datang.
13 CBA biasanya menjadi bahasan dalam analisis investasi akan tetapi
prinsip dasar topik ini juga menjadi bagian dari teori ekonomi mikro terutama
untuk masalah investasi periode waktu jamak (multiperiod problems of capital
investment).
Keputusan CBA meliputi arus keluar dana (fund ouflows) dan arus
masuk dana (fund inflows) dan bagaimana dana itu dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan.
Menurut King et. al. (1978) yang dikutip oleh Remenyi (2001, p6),
metode CBA adalah pendekatan yang mencoba untuk menentukan atau
menghitung nilai dari setiap elemen teknologi informasi yang memiliki
kontribusi terhadap biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh. Pada
mulanya, metode ini lahir untuk mengantisipasi banyaknya elemen terkait –
seperti manfaat – dengan teknologi informasi yang tidak memiliki nilai pasar
atau harga yang jelas. Contohnya adalah akan dinilai berapa manfaat
implementasi sebuah sistem teknologi yang memiliki potensi untuk
menyelematkan nyawa satu orang? Di dalam CBA, elemen yang tidak memiliki
value yang jelas dicoba untuk dicari nilai padanannya (dalam mata uang)
dengan menggunakan berbagai teknik penilaian (valuation technique). Hasil
dari biaya dan manfaat yang telah ditransfer ke dalam satuan mata uang
tersebut selanjutnya dapat diproyeksikan ke dalam format alur kas (cash flow)
atau dengan menggunakan metode standar ROI yang telah dikenal luas.
Kekuatan utama dari metode ini adalah karena telah berhasilnya manajemen
dalam mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang bersifat kualitatif maupun
intangible. Sementara kelemahan utama dari metode ini menurut kejadian yang
14 sudah-sudah adalah sering terjadi perselisihan atau perdebatan dalam
menentukan teknik yang sesuai dalam mencari value elemen yang nilainya
tidak jelas tersebut.
2.8.1 Benefit
Menurut Remenyi (2001, p295) “benefit is a term used to
indicated an advantage, profit or gain attained by an individual or
organization”, yang dapat diartikan benefit adalah cara yang dapat
digunakan
untuk
mengindikasikan
suatu
laba,
keuntungan
atau
peningkatan yang di dapat oleh individu atau organisasi.
Sejalan dengan harapan dari CEO dan manajemen senior untuk
melihat peningkatan yang nyata terhadap bisnis dari hasil investasi
teknologi informasi, konsep dari IT benefit telah meluas menjadi IT value.
Definisi dari IT value selalu berkaitan dengan IT benefit dengan kinerja
bisnis. Dengan kata lain, semua benefit yang dihasilkan harus dapat di
hitung atau diukur secara ekonomis. Ada dua tipe IT benefit yang secara
umum digunakan yaitu tangible dan intangible benefit. Meningkatnya
permintaan untuk menilai dan mengukur IT benefit, telah terbentuk lebih
detil dari tipe IT benefit. Berdasarkan observasi dari tipe IT benefits
1. Type of measurement. Dapat berupa kualitatif atau kuantitatif.
2. Level of measurement. Dapat pada sistem, proses, atau
tingkat organisasi
3. Degree of complexity. Derajat kerumitan.
15 2.8.2
Komponen Cost Benefit Analysis
Menurut Frederick H. Wu (1983, p189) yang dikutip oleh
Prabantoro
(2010), komponen biaya yang berhubungan dengan
pengembangan sebuah sistem informasi dapat diklasifikasikan dalam
empat kategori, yaitu :
1. Procurement Cost
Procurement Cost atau biaya pengadaan adalah semua biaya yang
dikeluarkan berkaitan dengan pengadaan hardware. Diantaranya adalah
seperti : biaya konsultasi pengadaan hardware, biaya pembelian
hardware, biaya instalasi hardware, biaya fasilitas (ruang, ac), biaya
modal untuk pengadaan hardware, biaya manajerial dan personalia untuk
pengadaan hardware. Biaya pengadaan ini biasanya dikeluarkan pada
tahun-tahun pertama (initial cost) sebelum sistem dioperasikan, kecuali
apabila pengadaan hardware dilakukan dengan cara leasing.
2. Start Up Cost
Start Up Cost atau biaya persiapan operasional adalah semua
biaya yang dikeluarkan sebagai upaya membuat sistem siap untuk
dioperasionalkan. Biaya-biaya persiapan operasional meliputi : biaya,
pembelian, komunikasi/jaringan, biaya reorganisasi, biaya manajerial dan
personalia untuk persiapan operasional. Sama dengan biaya pengadaan,
16 biaya persiapan operasional ini juga merupakan “initial cost”. Software
sistem informasi berikut instalasinya, biaya instalasi perangkat.
3. Project Related Cost
Project Related Cost atau biaya proyek adalah biaya yang
berkaitan dengan biaya mengembangkan sistem termasuk biaya
penerapannya. Biaya proyek diantaranya adalah : biaya analisis sistem
seperti biaya untuk mengumpulkan data, biaya dokumentasi (kertas,
fotocopy), biaya rapat, biaya staff analis, biaya manajerial dalam tahap
analisis sistem; biaya disain sistem; seperti biaya dokumentasi, biaya
rapat, biaya staff analis, biaya staff pemrograman, biaya pembelian
software aplikasi, biaya manajerial dalam tahap desain sistem, biaya
penerapan sistem; seperti biaya pembuatan form baru, biaya konversi
data, biaya pelatihan sumber daya manusia, biaya manajerial dalam tahap
penerapan sistem. Bila sistem dikembangkan secara “outsourcing”
dengan menggunakan konsultan dari luarperusahaan, maka diperlukan
biaya tambahan, yaitu biaya konsultasi.
4. Ongoing and Maintenance Cost
Ongoing and Maintenance Cost atau biaya operasional adalah
biaya untuk mengoperasikan sistem agar sistem dapat beroperasi dengan
baik. Sedangkan biaya perawatan adalah biaya untuk merawat sistem
dalam masa pengoperasionalannya. Yang termasuk biaya operasi dan
perawatan sistem adalah: biaya personalia (operator, staff administrasi,
17 staff pengolah data, staff pengawas data), biaya overhead (telepon, listrik,
asuransi,
keamanan,
supplies),
biaya
perawatan
hardware
(reparasi,service), biaya perawatan software (modifikasi program,
penambahan modul program), biaya perawatan peralatan dan fasilitas,
biaya manajerial dalam operasional sistem, biaya kontrak untuk konsultan
selama operasional sistem, biaya depresiasi. Biaya operasional dan
perawatan biasanya terjadi secara rutin selama usia operasional sistem.
2.9
Return On Investment (ROI)
Menurut Remenyi (2001, p302) “return on investment is
an accounting or financial management term to describe how well the firm has
used its resources. It is usually calculated by dividing net profit after tax by
total net assets” yang dapat diartikan, return on investment adalah manajemen
akuntansi atau keuangan adalah istilah untuk menggambarkan seberapa baik
perusahaan telah menggunakan sumber dayanya. Hal ini biasanya dihitung
dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan aktiva bersih.
Menurut Martono (2001, p60) Return on Investment atau Rasio
pengembalian atas investasi merupakan rasio perbandingan antara laba setelah
pajak dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan”
18 2.10
Net Present Value (NPV)
Menurut Schniederjans et al (2004,p117) “net present value (NPV) is
another way of carrying out present value analysis. NPV is the present value of
cash flow minus the initial investment cost and may be calculated as :
NPV 1
r
1
1
C = Initial Investment
R = Discount rate
2.11
Payback Periode
Menurut Schniederjans et. al. (2004, p88) payback period methodology
adalah tehnik penganggaran modal tradisional yang digunakan untuk
mengevaluasi modal investasi dimana periode pengembalian dari investasi
dibandingkan dengan jangka waktu tertentu yang dimaksud sebagai periode cut
off atau balik modal. Payback period adalah jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk memulihkan atau mendapatkan kembali biaya dari investasi awal. Cut off
period adalah jangka waktu tertentu dimana investasi harus mendapat kembali
invetasi awalnya untuk di petimbangkan sebagai alternatif terbaik. Jika payback
period lebih singkat atau sama dengan cut off period maka investasi layak
untuk diambil jika tidak investasti tidak layak diambil.
Menurut Arifin dan Fauzi (1999, p12) yang dikutip oleh Wulansari
(2010) payback period adalah suatu metode dalam penentuan jangka waktu
19 yang dibutuhkan dalm menutupi initial investment dari suatu proyek dengan
menggunakan cash in flow yang di hasilkan dari proyek tersebut. Semakin
pendek payback period dari periode yang di syaratkan perusahaan maka proyek
investasi tersebut dapat diterima.
2.11.1 Keunggulan dan Kelemahan Payback Period
Keunggulan dari payback period method adalah :
1. Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan
untuk pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan
sulit.
2. Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang
mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga
dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya
paling cepat.
3. Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
Kelemahan dari payback period method adalah :
1. Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang.
2. Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi.
3. Tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian
tercapai.
Download