BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah merupakan sebuah institusi yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) masa depan yang bermutu dan berdaya guna. Kurikulum yang digunakan sekarang, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), harus mampu meningkatkan mutu pendidikan dan daya saing siswa [DIK07]. Selain itu, perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan adalah adanya sekolah dengan predikat Sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SNBI). Sekolah tersebut menggunakan kurikulum nasional dengan melakukan inovasi-inovasi di bidang pengelolaan sekolah dan di bidang proses pembelajaran serta didukung sarana yang memadai sesuai dengan perkembangan teknologi untuk menciptakan lulusan yang mampu bersaing dengan lulusan sekolah terbaik lainnya di seluruh dunia [TAR06]. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar sekolah mendapat predikat SNBI. Salah satunya yaitu penguasaan teknologi informasi. Guru dan siswa dituntut menguasai perkembangan teknologi informasi karena proses pembelajaran termasuk tugas-tugas akademik mengharuskan untuk bersentuhan dengan komputer dan internet. Pegawai di lingkungan sekolah pun diharuskan untuk dapat mengoperasikan komputer. Beberapa sekolah berstatus SNBI telah memiliki aplikasi sistem informasi sekolah. Tujuan penggunaan aplikasi sistem informasi sekolah adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen sekolah, meningkatkan kecepatan dan validitas pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan akademik maupun operasional, meningkatkan kualitas layanan bagi peserta didik dan mengangkat citra sekolah. Pada umumnya sistem informasi sekolah digunakan oleh sekolah tingkat menengah yaitu SMA (Sekolah Menengah Atas) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama). Aplikasi sistem informasi sekolah yang digunakan antara sekolah yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kebijakan sekolah serta infrastruktur pendukung yang tersedia. Walaupun demikian, terdapat I-1 I-2 komponen-komponen perangkat lunak yang dapat diguna ulang (reuse) dalam pembangunan aplikasi sistem informasi sekolah. Komponen-komponen yang diguna ulang tersebut dapat berupa kode kompilasi, kode sumber, model analisis dan perancangan, pola (pattern), dokumentasi, kelas pustaka, tampilan, dan lain-lain. Tujuannya adalah mempercepat waktu dalam pembangunan aplikasi sistem informasi sekolah. Salah satu pendekatan guna ulang komponen yaitu penggunaan framework [KRU92]. Framework adalah sebuah aplikasi yang “tidak lengkap” yang dapat diguna ulang untuk membuat bermacam-macam aplikasi [JOH88]. Framework dirancang dengan maksud untuk memudahkan pembangunan perangkat lunak sehingga perancang dan pemrogram menghabiskan lebih banyak waktu untuk memenuhi kebutuhan perangkat lunak dari pada berurusan dengan detail bagaimana sistem bekerja. Keuntungan pengembangan perangkat lunak menggunakan framework adalah peningkatan kualitas perangkat lunak dan mengurangi usaha dalam pengembangan [FAY99]. Usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari penggunaan framework tidak kecil. Oleh karena itu, sebuah framework harus dilengkapi dengan dokumentasi yang baik. Dokumentasi framework harus menjelaskan tujuan dari framework yang dibuat, bagaimana cara menggunakannya, dan detail perancangan framework tersebut [JOH92]. Saat ini, belum ada framework yang khusus untuk aplikasi sistem informasi sekolah yang dapat digunakan oleh pengembang aplikasi. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini. 1. Bagaimana membangun framework sebagai kumpulan komponen perangkat lunak yang dapat diguna ulang untuk membangun aplikasi sistem informasi sekolah. 2. Bagaimana mendokumentasikan framework dengan baik agar developer yang akan membangun aplikasi mudah mempelajari dan menggunakannya. I-3 1.3. Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah: 1. Mengetahui dan memahami bagaimana membangun sebuah framework sesuai dengan metodologi pembangunan framework. 2. Menghasilkan sebuah framework untuk pembangunan aplikasi sistem informasi sekolah sehingga developer dapat lebih fokus pada proses bisnis yang lebih spesifik dari pada berurusan dengan detail kode. 3. Menghasilkan dokumentasi framework sehingga developer yang akan membangun aplikasi sistem informasi sekolah dapat dengan mudah mempelajari dan menggunakan framework yang digunakan. 1.4. Batasan Masalah Aplikasi sistem informasi sekolah yang menjadi domain permasalahan pembangunan framework memiliki cakupan yang sangat luas meliputi bidang akademik, kepegawaian, perpustakaan, administrasi dan bidang lainnya. Dalam pelaksanaan tugas akhir ini, framework sistem informasi yang dikembangkan berupa framework sederhana karena hanya memfokuskan permasalahan pada bidang akademik saja dan dalam proses pembangunannya hanya dilakukan satu kali iterasi sehingga jumlah hot spot yang teridentifikasi masih dalam jumlah yang minimal. 1.5. Metodologi Tahapan-tahapan yang akan dilakukan selama pelaksanaan tugas akhir ini adalah: 1. Studi literatur Tahap ini meliputi studi bagaimana membangunan framework, dan cara mendokumentasikannya serta eksplorasi perangkat lunak. 2. Analisis Tahap analisis berfokus pada identifikasi domain permasalahan yang harus dilingkupi oleh framework untuk pembangunan aplikasi sistem informasi sekolah. Analisis yang dilakukan meliputi kebutuhan minimal yang harus ada dalam sebuah framework, proses bisnis umum yang terjadi di sekolah dan I-4 analisis fungsi-fungsi yang tersedia pada perangkat lunak sistem informasi sekolah yang dieksplorasi. Perangkat lunak tersebut adalah aplikasi sistem informasi akademik yang telah digunakan oleh sebuah SMA berstatus SNBI. Analisis juga dilakukan terhadap framework yang telah ada, baik itu framework dengan domain masalah generik maupun framework untuk spesifik domain tertentu, untuk membantu mendefinisikan kebutuhan framework. 3. Pembangunan framework Sampai sekarang belum ada standar yang diterima mengenai pembangunan framework. Aktivitas-aktivitas pembangunan framework meliputi analisis (analysis), perancangan (design), implementasi (implementation), dan pengujian (testing) pada tugas akhir ini mengacu pada [FRO98]. Semua aktivitas tersebut dilakukan secara iteratif. 4. Pembuatan dokumentasi Pembuatan dokumentasi merupakan salah satu aktivitas terpenting dalam pembangunan menjelaskan sebuah tujuan framework. dari Dokumentasi pembuatan yang framework, dibuat bagaimana harus cara menggunakannya, dan detail perancangan framework tersebut [JOH92]. 5. Penarikan kesimpulan dan saran Menarik kesimpulan dari pelaksanaan tugas akhir pembangunan framework dan memberikan saran untuk pengembangan selanjutnya. 1.6. Sistematika Pembahasan Laporan ini terdiri dari enam bab. Bab Pertama menjelaskan tentang latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan, dan metodologi yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini. Bab kedua membahas dasar teori yang digunakan dalam tugas akhir. Pembahasan dimulai dengan penjelasan mengenai framework, dilanjutkan dengan penjelasan karakteristik, klasifikasi dan aspek guna ulang framework. Pada subbab selanjutnya akan dijelaskan tahap-tahap dalam mengembangkan framework dan UML-F. Pada subbab terakhir dibahas cara mendokumentasikan framework. I-5 Bab ketiga berisi eksplorasi terhadap beberapa aplikasi sistem informasi sekolah untuk menganalisis kebutuhan framework. Pada bab ini juga dibahas pemodelan framework, analisis hot spot framework dan analisis kebutuhan dokumentasi framework. Bab keempat mengenai perancangan yang dilakukan dalam tugas akhir ini yang secara garis besar berisi tentang perancangan framework, hot spot dan dokumentasi. Bab kelima berisi uraian mengenai implementasi framework yang dibangun dan proses pengujian terhadap hasil implementasi tersebut serta pembuatan dokumentasi. Bab terakhir yaitu bab keenam memberikan saran dan kesimpulan dari topik tugas akhir yang dibuat.