proposal skripsi - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Modal Kerja
2.1.1.1. Pengertian Modal Kerja
Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai
operasinya sehari – hari. Pengertian modal kerja menurut beberapa ahli,
antara lain :
a. Menurut Sawir ( 2005 : 129 ) ” Modal kerja adalah keseluruhan
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan
sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi
perusahaan sehari – hari ”.
b. Menurut Sofyan Safri Harahap ( 2001 : 288 ) ” Modal kerja adalah
aktiva lancar dikurang hutang lancar. Modal kerja juga bisa dianggap
sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan terhadap aktiva
tidak lancar atau untuk membayar hutang tidak lancar”.
c. Menurut Bambang Riyanto ( 2001 : 57 ) terdapat tiga konsep
pengertian modal kerja, yaitu :
1). Konsep kuantitatif. Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari
dana yang tertanam dalam unsur – unsur aktiva lancar, dimana
aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam
bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di
dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek.
Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah
keseluruhan dari jumlah aktiva lancar, atau sering juga disebut
sebagai modal kerja bruto ( gross working capital ),
8
Universitas Sumatera Utara
9
2). Konsep kualitatif. Modal kerja menurut konsep ini adalah
sebagian dari aktiva lancar yang benar – benar dapat digunakan
untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu
likuiditasnya, atau disebut sebagai modal kerja bersih ( net
working capital ),
3). Konsep fungsional. Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari
dana dalam menghasilkan pendapatan ( income ). Pada dasarnya
dana – dana yang dimiliki oleh perusahaan sesuai dengan usaha
pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk
menghasilkan laba periode ini ( current income ) ada sebagian
dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan
laba di masa yang akan datang.
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek
atau aktiva lancar.
2.1.1.2. Jenis – Jenis Modal Kerja
Menurut Kamaruddin Ahmad ( 2002 : 04 ) modal kerja dapat
digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Modal kerja permanen ( permanent working capital ) yaitu modal
kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan
fungsinya. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan dalam :
1). Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang
harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontiniuitas
usahanya,
2). Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan
untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal,
b. Modal kerja variabel ( variabel working capital ) yaitu moda kerja
yang jumlahnya berubah – ubah sesuai dengan perubahaan keadaan,
dan modal kerja ini dibedakan antara lain :
1). Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah
– ubah disebabkan karena fluktuasi musim,
2). Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah –
ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur,
3). Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah –
ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (
misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan
ekonomi yang mendadak ).
Universitas Sumatera Utara
10
Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin
operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal
kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja
melebihi kebutuhan, sehingga terjadi dana yang menganggur, tetapi
jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan
kurang mampu memenuhi permintaan langganan.
2.1.1.3. Fungsi Modal Kerja
Beberapa fungsi modal kerja antara lain adalah sebagai berikut :
a. Modal kerja
menampung
kemungkinan
akibat
buruk
yang
ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan
nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau
penurunan nilai persediaan,
b. Modal kerja yang cukup kemungkinan perusahaan untuk membayar
semua hutang lancar tepat pada waktunya,
c. Modal kerja yang cukup kemungkinan perusahaan ” credit standing
” perusahaan yaitu peniliaian pihak ketiga, misalnya bank dan para
kreditor akan kelayakan untuk memelihara kredit.
2.1.1.4. Sumber Modal Kerja
Menurut Sofyan Safri Harahap ( 2001 : 288 ) menyatakan bahwa :
”Kenaikan dalam modal kerja terjadi apabila aktiva menurun atau
dijual atau karena kenaikan dalam hutang jangka panjang dan modal
Universitas Sumatera Utara
11
sedangkan penurunan dalam modal kerja timbul akibat aktiva tidak
lancar naik atau dibeli atas utang jangka panjang naik”.
Sumber – sumber modal kerja menurut Munawir ( 2002 : 120 )
adalah sebagai berikut :
a. Hasil operasi perusahaan yaitu jumlah laba bersih yang nampak
dalam laporan laba – rugi ditambah dengan depresiasi dan
amortisasi. Jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal
dari hasil operasi perusahaan. Dengan adanya keuntungan dan laba
dari perusahaan, dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik
perusahaan, maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan
yang bersangkutan.
b. Keuntungan dari penjualan surat – surat berharga. Dengan adanya
penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan
dalam unsur modal kerja yaitu bentuk surat berharga berubah
menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat
berharga ini merupakan suatu sumber untuk bertambahnya modal
kerja.
c. Penjualan aktiva tidak lancar. Modal kerja dapat bertambah dari
penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak
lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan
dan aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan
bertambahnya modal kerja sebesar penjualan tersebut.
d. Penjualan saham atau obligasi untuk menambah dana atau modal
kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat pula mengadakan emisi
saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk
menambah modalnya, disamping itu perusahaan dapat pula
mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya
guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
Dari uraian tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa sumber sumber modal kerja yang akan menambah modal kerja adalah :
1). Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun
penambahan modal saham,
2). Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya
penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi,
Universitas Sumatera Utara
12
3). Ada penambahan hutang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi
atau utang jangka panjang lainnya.
Sedangkan
penggunaan
–
penggunaan
modal kerja
yang
mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut :
a). Berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan
privasi oleh pemilik perusahaan,
b). Pembayaran hutang – hutang jangka panjang,
c). Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.
2.1.1.5. Perputaran Modal Kerja
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam
perusahaan. Selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan
usaha. Periode perputaran modal kerja ( working capital turnover period
) dimulai saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen – komponen
modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Makin
pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin
tinggi tingkat perputarannya. Berapa lama periode perputaran modal
kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari
masing – masing komponen modal kerja tersebut.
Perputaran modal kerja dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
Perputaran Modal kerja =
Penjualan
x 100%
AktivaLancar − Hu tan gLancar
Universitas Sumatera Utara
13
2.1.2. Return Spread
Return spread adalah selisih antara profitabilitas perusahaan
dengan suku bunga bank jika spread tersebut tinggi maka likuiditas juga
tinggi. Pada kondisi spread tinggi berarti perusahaan memperoleh profit
yang lebih besar dibanding suku bunga bank, artinya perusahaan lebih
baik menggunakan dananya untuk mendanai kegiatan investasinya dari
pada menanam dananya di bank. Kegiatan investasi tersebut pada
umumnya memerlukan dana yang relatif besar, dan perusahaan harus
menyediakan
dana
untuk
itu
jika
tidak
ingin
memperbesar
ketergantungannya pada dana eksternal. Jika spread tinggi maka manajer
akan mempertinggi lukuiditas agar dana yang berada di kas juga tinggi,
dengan harapan dana tersebut akan dapat digunakan untuk mendanai
investasi ketika suatu saat diperlukan, karena dengan melakukan
investasi tersebut perusahaan akan memperoleh laba yang lebih tinggi
jika dibandingkan dananya hanya disimpan di bank.
Return spread merupakan selisih antara return yang dihasilkan
oleh aset perusahaan dengan return aset bebas resiko. Formula yang
digunakan untuk menghitung return spread adalah :
Return spread = return aset yang dihasilkan perusahaan (ROA) –
return bebas resiko ( Suku Bunga SBI)
Universitas Sumatera Utara
14
2.1.3. Likuiditas
2.1.3.1. Pengertian Likuiditas
Likuiditas adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar, besarnya perbandingan atau rasio terbaik antara aktiva lancar
dengan hutang lancar adalah sekitar 2:1. Angka tersebut tidaklah mutlak,
besarnya ratio dapat ditentukan sesuai dengan jenis usaha dan kebijakan
keuangan masing-masing.
Menurut Munawir ( 2002 : 31 ) mengemukakan definisi likuiditas
sebagai berikut :
” Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi,
atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada
saat ditagih”.
Menurut Bambang Riyanto ( 2001 : 25 ), tentang masalah
likuiditas menyatakan bahwa :
” Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya
yang akan segera harus dipenuhi. Jumlah alat – alat pembayaran ( alat –
alat likuid ) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu
merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan.
Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu
dapat memenuhi segala kewajiban fanancialnya yang harus segera
dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu
mempunyai kemampuan membayar. Perusahaan yang mampu memenuhi
kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut
dalam keadaan ” likuid ”, artinya perusahaan mempunyai aktiva lancar
yang lebih besar daripada hutang lancar. Tetapi apabila terjadi
sebaliknya, berarti perusahaan dalam keadaan ” ilikuid ”.
Universitas Sumatera Utara
15
2.1.3.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas
Pengukuran likuiditas dilakukan dengan membandingkan harta
lancar dengan hutang lancar. Faktor – faktor yang mempengaruhi
likuiditas sebagai berikut :
a. Besarnya investasi pada harga tetap dibandingkan dengan seluruh
dana jangka panjang.
Pemakaian dana untuk pembelian harta tetap adalah salah satu sebab
utama dari keadaan tidak likuid. Kalau makin banyak dana
perusahaan yang dipergunakan untuk harta tetap, maka sisanya untuk
membiayai kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit sehingga rasio
likuiditas menurun. Kemerosotan tersebut hanya dapat dicegah
dengan menambah dana jangka panjang untuk menutup kebutuhan
harta tetap yang meningkat.
b. Volume kegiatan perusahaan
Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan
dana untuk membiayai harta lancar. Sebagian dari kebutuhan
tersebut dipenuhi dengan meningkatkan hutang – hutang. Tetapi jika
hal – hal lain tetap, investasi jangka panjang untuk membiayai
tambahan kebutuhan modal kerja sangat diperlukan agar rasio dapat
dipertahankan.
Universitas Sumatera Utara
16
c. Pengendalian harta lancar
Apabila pengendalian kurang baik terhadap besarnya investasi dalam
persediaan dan piutang menyebabkan adanya investasi yang melebihi
daripada yang seharusnya, maka sekali lagi rasio akan turun dengan
tajam, kecuali apabila disediakan lebih banyak dana jangka panjang.
Kesimpulannya ialah bahwa perbaikan dalam pengendalian investasi
semacam itu akan dapat memperbaiki rasio likuiditas. Memperbaiki
likuiditas hanya dapat dilaksanakan dengan :
1). .Menambah lebih banyak dana jangka panjang, baik dari
pemegang saham ataupun dengan pinjaman,
2). Mengembalikan posisi investasi dengan menjual beberapa harta
tetap,
3). Mengatur harta lancar secara lebih efisien.
2.1.3.3. Cara Meningkatkan Tingkat Likuiditas
Menurut Bambang Riyanto ( 2001 : 28 ), apabila kita mengukur
tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat
ukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan
dapat ditingkatkan dengan cara sebagai berikut :
a. Dengan hutang lancar ( current liabilities ) tertentu, diusahakan
untuk menambah aktiva lancar ( current assets ),
b. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah
hutang lancar,
c. Dengan mengurangi jumlah hutang lancar bersama – sama dengan
mengurangi aktiva lancar. Hal ini dapat berlaku jika current ratio itu
lebih dari satu.
Universitas Sumatera Utara
17
2.1.3.4. Rasio Likuiditas
Untuk dapat mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan
dipergunakan analisis rasio likuiditas.
Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2001 : 301 ) mengemukakan
bahwa :
” Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, rasio – rasio ini dapat
dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos – pos
aktiva lancar dan hutang lancar”.
Berikut adalah rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas
perusahaan :
a. Rasio Lancar ( Current Ratio )
Rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahan untuk
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Aktiva Lancar
Rasio Lancar
=
x 100%
Hutang Lancar
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban – kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam
bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentasi. Apakah rasio lancar
Universitas Sumatera Utara
18
ini 1 : 1 atau 100%, ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi
semua hutang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika
berada di atas 1 atau di atas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh
di atas jumlah hutang lancar.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang paling
likuid (cepat). Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Aktiva Lancar - Persediaan
Rasio Cepat
=
x 100%
Hutang Lancar
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam
perusahaan dan dapat segera diuangkan. Rasio ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kas + Efek
Rasio Kas
=
x 100%
Hutang Lancar
Universitas Sumatera Utara
19
2.1.4. Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Return Spread terhadap
Likuiditas
Menurut Munawir ( 2001 : 31 ) menyatakan bahwa ” Likuiditas
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan
untuk memenuhi keuangan pada saat ditagih ”.
Menurut Ahmad ( 2002 : 7 ) menyatakan bahwa ” Periode perputaran
modal kerja ( working capital turnover period ) dihitung sejak suatu kas
diinvestasikan dalam komponen – komponen modal kerja sampai kembali
lagi menjadi kas ”.
Sedangkan menurut Djarwanto ( 2004 : 149 ) menyatakan bahwa ”
Perusahaan dikatakan mempunyai posisi likuiditas yang kuat apabila
mampu memelihara modal kerja yang cukup untuk membelanjai operasi
perusahaan yang normal ”.
Dari teori di atas dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja
berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. Semakin cepat perputaran
modal kerja, semakin baik tingkat likuiditas perusahaan karena tersedia
aktiva lancar untuk membayar hutang lancar tepat pada waktunya.
Return spread berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas,
hal ini berarti semakin tinggi return spread antara return aktiva bebas
resiko dengan return aktiva maka likuiditas perusahaan juga akan semakin
tinggi.
Universitas Sumatera Utara
20
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti (
Tahun )
Novrida
Fransisca S.
Judul
Variabel
Pengaruh
perputaran
modal
kerja,
Investasi aktiva
tetap dan return
spread terhadap
likuiditas
perusahaan
industri barang
konsumsi yang
Go Public di
Indonesia
- Independen :
Perputaran
modal
kerja,
Investasi aktiva tetap,
Return spread
- Dependen : Likuiditas
Christine Sinar Pengaruh
Yosephine
( perputaran
2009 )
modal
kerja
terhadap
likuiditas pada
perusahaan
makanan
dan
minuman yang
tercatat di Bursa
Efek Indonesia
Hendra
Perputaran
Pandapotan
modal kerja dan
Sinaga ( 2011 ) return
spread
terhadap tingkat
likuiditas pada
perusahaan
makanan
dan
minuman yang
tercatat di BEI
-
-
Independen
Perputaran
modal kerja
Dependen
Likuiditas
Hasil
- Secara parsial
perputaran modal
kerja dan aktiva
tetap
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
likuiditas
perusahaan.
-Secara parsial
return
spread
tidak
berpengaruh
terhadap
likuiditas
perusahaan.
: - Secara Parsial
perputaran modal
kerja
: berpengaruh
secara signifikan
terhadap
likuiditas.
- Indenpenden :
Perputaran modal
kerja, return spread
Dependen :
Likuiditas
perusahaan
Secara
parsial
perputaran modal
kerja
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
likuiditas
perusahaan.
- Secara parsial
return
spread
tidak
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh
signifikan
terhadap
likuiditas
perusahaan.
21
2.3. Kerangaka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan tinjauan pustaka dan tinjauan penelitian terdahulu,
maka kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1
Modal Kerja
( X1 )
Return Spread
(X2 )
H2
Likuiditas
Perusahaan
(Y)
H3
Gambar. 2.1
Kerangka Konseptual
Keterangan :
Variabel X1 : Perputaran modal kerja
Variabel X2 : Return Spread
Variabel Y : Likuiditas
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan
bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang
telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan
Universitas Sumatera Utara
menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu
varibel bebas dengan varibel terikat.
22
Perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja
dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat
diperoleh perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap modal kerja. Perputaran
modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang
mungkin disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau
adanya saldo kas yang terlalu besar. Perputaran modal kerja yang semakin
cepat berarti semakin efisien penggunaan total aktiva tersebut. Volume
penjualan yang dicapai akan mempengaruhi perputaran modal kerja
perusahaan. Semakin banyak penjualan yang dilakukan, berarti semakin
tinggi pula jumlah kas atau piutang yang diperoleh. Itu berarti akan
semakin tinggi
jumlah total aktiva lancar. Jika total aktiva lancar
bertambah tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikipun akan semakin
tinggi, dengan kata lain semakin tinggi pula tingkat likuiditas perusahaan.
Return spread adalah selisih antara profitabilitas perusahaan dengan
suku bunga bank jika spread tersebut tinggi maka likuiditas juga tinggi.
Pada kondisi spread tinggi berarti perusahaan memperoleh profit yang
lebih besar dibanding suku bunga bank, artinya perusahaan lebih baik
menggunakan dananya untuk mendanai kegiatan investasinya dari pada
Universitas Sumatera Utara
menanam dananya di bank. Kegiatan investasi tersebut pada umumnya
memerlukan dana yang relatif besar, dan perusahaan harus menyediakan
dana untuk itu jika tidak ingin memperbesar ketergantungannya pada dana
23
eksternal. Jika spread tinggi maka manajer akan mempertinggi lukuiditas
agar dana yang berada di kas juga tinggi, dengan harapan dana tersebut
akan dapat digunakan untuk mendanai investasi ketika suatu saat
diperlukan, karena dengan melakukan investasi tersebut perusahaan akan
memperoleh laba yang lebih tinggi jika dibandingkan dananya hanya
disimpan di bank. Hal ini berarti return spread mempengaruhi likuiditas
perusahaan.
2.3.2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya
atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam
menganalisis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1
: Perputaran modal kerja berpengaruh terhadap tingkat likuiditas
perusahaan.
H2
:
Return
spread
berpengaruh
terhadap
tingkat
likuiditas
perusahaan.
H3
: Perputaran modal kerja dan return spread berpengaruh terhadap
tingkat likuiditas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Download