49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran

advertisement
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1. Profil Perusahaan
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada
bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang
Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia -dilebur menjadi Bank Mandiri. Masing-masing dari keempat legacy banks
memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian
Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih
dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian
Indonesia.
Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi
secara menyeluruh. Pada saat itu, Bank Mandiri menutup 194 kantor cabang yang
saling berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah gabungan 26.600
menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri diimplementasikan ke semua jaringan dan
seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Selain itu, Bank Mandiri
berhasil mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi
menggantikan core banking system legacy yang terpisah.
50
Semenjak didirikan, kinerja Bank Mandiri terus meningkat terlihat dari
laba yang terus meningkat dari Rp 1,18 Triliun di tahun 2000 hingga mencapai Rp
5,3 Triliun di tahun 2004. Selain itu, Bank Mandiri juga mencatat prestasi penting
dengan melakukan penawaran saham perdana pada 14 Juli 2003 sebesar 20% atau
ekuivalen dengan 4 Milliar lembar saham.
Pada tahun 2005 Bank Mandiri mengalami permasalahan yang
mengakibatkan menurunnya kinerja bank. Salah satunya adalah dengan
meningkatnya kredit bermasalah, tercermin dari rasio Non Performing Loan
(NPL) net konsolidasi yang meningkat dari 1,60% di tahun 2004 menjadi 15,34%
di tahun 2005. Hal ini secara langsung berdampak pada penurunan laba Bank
Mandiri secara signifikan dari sebelumnya sebesar Rp 5,3 Triliun di tahun 2004,
menjadi Rp 603 Miliar di tahun 2005 atau mengalami penurunan sebesar sekitar
80%. Dari sisi kepercayaan investor di bursa, harga saham Bank Mandiri juga
mengalami penurunan dari Rp 2.050 pada Januari 2005 hingga ke level Rp 1.110
pada November 2005.
Tahun 2005 menjadi titik balik bagi Bank Mandiri, dimana Bank Mandiri
memutuskan untuk menjadi Bank yang unggul di regional atau menjadi Regional
Champion.
Bank
Mandiri
mencanangkan
program
Transformasi
yang
dilaksanakan melalui 4 (empat) strategi utama, yaitu :
1. Implementasi budaya, melalui restrukturisasi organisasi berbasis kinerja,
penataan ulang sistem penilaian berbasis kinerja, pengembangan
leadership dan talent, serta penyesuaian sumber daya manusia dengan
kebutuhan strategis.
51
2. Pengendalian Non Performing Loan secara agresif, dimana Bank Mandiri
fokus pada penanganan kredit macet dan memperkuat risk management
system.
3. Meningkatkan pertumbuhan bisnis yang melebihi rata-rata pertumbuhan
pasar melalui strategi dan value preposition yang distinctive untuk masingmasing segmen.
4. Pengembangan dan pengelolaan program aliansi antar Direktorat atau Unit
Bisnis dalam rangka optimalisasi layanan kepada nasabah, serta untuk
lebih menggali potensi bisnis nasabah-nasabah eksisting maupun value
chain dari nasabah-nasabah dimaksud.
Untuk dapat meraih aspirasinya menjadi Regional Champion Bank, Bank
Mandiri melakukan transformasi secara bertahap melalui 3 (tiga) fase:
1. Fase pertama 'Back on Track' (2006-2007), yakni fokus untuk membenahi
dan membangun dasar-dasar pertumbuhan Bank Mandiri di masa datang;
2. Fase kedua 'Outperform the Market' (2008-2009), yakni fokus pada
pertumbuhan bisnis Bank Mandiri agar dapat tumbuh signifikan di seluruh
segmen dan memiliki profitabilitas diatas rata-rata pasar;
3. Fase ketiga 'Shaping the End Game' (2010), yakni fase dimana Bank
Mandiri dapat memiliki peranan aktif dalam proses konsolidasi sektor
Perbankan Indonesia.
52
Proses transformasi yang telah dijalankan Bank Mandiri sejak tahun 2005
hingga tahun 2010 secara konsisten berhasil meningkatkan kinerja Bank Mandiri,
tercermin dari peningkatan berbagai parameter finansial. Kredit bermasalah turun
signifikan, tercermin dari rasio NPL net konsolidasi yang turun dari sebesar
15,34% di tahun 2005 menjadi 0,62% di tahun 2010. Selain itu laba bersih Bank
Mandiri juga tumbuh sangat signifikan dari Rp 0,6 Triliun di tahun 2005 menjadi
Rp 9,2 Triliun di tahun 2010.
Sejalan dengan transformasi bisnis, Bank Mandiri juga melakukan
transformasi budaya dengan merumuskan kembali nilai-nilai budaya untuk
menjadi pedoman pegawai dalam berperilaku. Bank Mandiri menetapkan 5 (lima)
nilai budaya perusahaan yang disebut 'TIPCE' yaitu: Kepercayaan (Trust),
Integritas (Integrity), Profesionalisme (Professionalism), Fokus pada pelanggan
(Customer focus), dan Kesempurnaan (Excellence).
Bank Mandiri juga berhasil mencatat sejarah dalam peningkatan kualitas
layanan. Selama empat tahun berturut-turut pada tahun 2007, 2008, 2009 dan
2010, Bank Mandiri berhasil menempati posisi sebagai service leader perbankan
nasional berdasarkan survey Marketing Research Indonesia (MRI) dengan
menempati urutan pertama pelayanan prima. Selain itu, Bank Mandiri juga
mendapat apresiasi dari berbagai pihak dalam hal penerapan Good Corporate
Governance.
Kinerja Bank Mandiri yang terus meningkat ini direspon positif oleh
investor yang tercermin dari meningkatnya harga saham Bank Mandiri secara
signifikan dari posisi terendah Rp 1.110 per lembar saham pada tanggal 16
53
November 2005 menjadi Rp 6.500 per lembar saham pada akhir tahun 2010.
Dalam kurun waktu kurang lebih 5 tahun, nilai kapitalisasi pasar Bank Mandiri
meningkat sekitar 6 kali lipat dari sebelumnya hanya sebesar Rp 21,8 Triliun
menjadi Rp 136,5 Triliun.
Bank Mandiri saat ini sedang dalam tahap pelaksanaan transformasi
lanjutan tahun 2010-2014 dimana Bank Mandiri telah melakukan revitalisasi
visinya untuk 'Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan
selalu progresif'. Dengan visi tersebut Bank Mandiri mencanangkan untuk
mencapai milestone keuangan di tahun 2014, yaitu nilai kapitalisasi pasar
mencapai di atas Rp 225 Triliun dengan pangsa pasar pendapatan mendekati 16%,
ROA mencapai kisaran 2,5% dan ROE mendekati 25%, namun tetap menjaga
kualitas asset yang direfleksikan dari rasio NPL gross di bawah 4%. Pada tahun
2014, Bank Mandiri ditargetkan mampu mencapai nilai kapitalisasi pasar terbesar
di Indonesia serta masuk dalam jajaran Top 5 Bank di ASEAN. Selanjutnya di
tahun 2020, Bank Mandiri mentargetkan untuk dapat masuk dalam jajaran Top 3
di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain utama di
regional.
Untuk mewujudkan visi tersebut, transformasi bisnis di Bank Mandiri tahun
2010 - 2014 akan difokuskan pada 3 (tiga) area bisnis yaitu:
1. Wholesale transaction: Bank Mandiri akan memperkuat leadership-nya
dengan menawarkan solusi transaksi keuangan yang komprehensif dan
membangun hubungan yang holistik melayani institusi corporate &
commercial di Indonesia.
54
2. Retail deposit & payment: Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk menjadi
bank pilihan nasabah di bidang retail deposit dengan menyediakan
pengalaman perbankan yang unik dan unggul bagi para nasabahnya.
3. Retail financing: Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk meraih posisi
nomor 1 atau 2 dalam segmen pembiayaan ritel, terutama untuk
memenangkan persaingan di bisnis kredit perumahan, personal loan, dan
kartu kredit serta menjadi salah satu pemain utama di micro banking.
Ketiga area fokus tersebut didukung dengan penguatan organisasi dan
peningkatan infrastruktur (cabang, IT, operation, risk management) untuk
memberikan solusi layanan terpadu. Disamping itu, Bank Mandiri memiliki
dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, teknologi yang selalu
update, penerapan manajemen risiko dalam menjalankan bisnis secara prudent dan
penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang telah teruji.
Salah satu upaya untuk mewujudkan visi Bank Mandiri pada transformasi
lanjutan dalam aspek bisnis adalah dengan melaksanakan Penawaran Umum
Terbatas pada awal tahun 2011 guna meningkatkan struktur permodalan dimana
peningkatan modal tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis perbankan
Bank Mandiri.
Pada saat ini, berkat kerja keras lebih dari dua puluh enam ribu pegawai
yang tersebar di lebih dari 1.300 jaringan kantor dalam negeri dan 7 kantor luar
negeri termasuk perwakilannya serta didukung oleh anak perusahaan yang
bergerak di bidang pasar modal, perbankan syariah, asuransi jiwa, bank dengan
55
fokus di segmen mikro dan pembiayaan konsumen, Bank Mandiri menyediakan
solusi keuangan yang menyeluruh bagi nasabah perorangan dan perusahaan, baik
swasta maupun milik negara, komersial, usaha kecil dan mikro dengan kualitas
pelayanan prima.
4.1.2
Visi dan Misi Bank Mandiri
Visi dari Mandiri adalah menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang
paling dikagumi dan selalu progresif.
Misi :

Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar

Mengembangkan sumber daya manusia professional

Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder

Melaksanakan manajemen terbuka

Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
4.1.3
Jajaran Direksi dan Jajaran Komisaris
Tabel 4.1
Dewan Komisaris
Posisi
Komisaris Utama
merangkap:
Komisaris Independen
Wakil Komisaris Utama
Nama
Edwin Gerungan
Komisaris
Mahmuddin Yasin
Komisaris
Cahyana Ahmad Jayadi
Muchayat
56
Komisaris Independen
Pradjoto
Komisaris Independen
Gunarni Soeworo
Komisaris Independen
Krisna Wijaya
Tabel 4.2
Jajaran Direksi
Posisi
Direktur Utama
Nama
Zulkifli Zaini
Wakil Direktur Utama
Riswinandi
Direktur Institutional
Banking
Direktur Risk Management
Abdul Rachman
Direktur Micro & Retail
Banking
Direktur Compliance &
Human Capital
Direktur Finance & Strategy
Budi G. Sadikin
Direktur Corporate Banking
Fransisca N. Mok
Direktur Commercial &
Business Banking
Direktur Technology &
Operations
Direktur Treasury, Financial
Institution & Special Asset
Management
Sunarso
Sentot A. Sentausa
Ogi Prastomiyono
Pahala N. Mansury
Kresno Sediarsi
Royke Tumilaar
57
Tabel 4.3
Data Perusahaan Anak
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
4.1.4
Nama
Perusahaan
Anak
Bank Mandiri
Europe Limited
London
(BMEL)
Mandiri
International
Remittance
(MIR)
Bank Syariah
Mandiri
Mandiri
Sekuritas
Bank Sinar
Harapan Bali
(BSHB)
Mandiri Tunas
Finance
AXA Mandiri
Financial
Services
Mandiri
Investasi
Mandiri AXA
General
Insurance
Jenis Usaha
Kedudukan
Presentase
Pemilikan
Perbankan
London
100%
Jasa
Pengiriman
Uang
Kuala
Lumpur
100%
Perbankan
Syariah
Sekuritas
Jakarta
99,99%
Jakarta
95,69%
Perbankan
Denpasar
81,46%
Pembiayaan
Otomotif
Asuransi
Jiwa
Jakarta
51,00%
Jakarta
51,00%
Manajer
Investasi
Jakarta
Asuransi
Umum
Jakarta
99,9%
(Mandiri
Sekuritas)
60,00%
Logo dan slogan Bank Mandiri
Perubahan Logo Bank Mandiri tidak mengubah Legal Name (PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk.), dan Nick Name (Bank Mandiri). Logo baru Bank
Mandiri (tanpa kata bank) sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia ke depan
yang akan mengijinkan Bank untuk menjual produk-produk non Bank seperti
58
Reksadana, Bank Insurance dll, serta sejalan dengan rencana Bank Mandiri
memiliki anak perusahaan non Bank.
Bentuk Logo dengan huruf kecil melambangkan sikap ramah dan rendah
hati dan juga ramah terhadap semua segmen bisnis yang dimasuki, menunjukkan
keinginan yang besar untuk melayani dengan rendah hati (Customer Focus)
Gambar 4.4
Logo Mandiri dengan huruf kecil
Warna Huruf Biru Tua berarti biru melambangkan rasa nyaman, tenang,
menyejukkan, warna ini umumnya dipakai oleh institusi di bidang jasa. Selain itu
juga merupakan kiasan dari warisan luhur, stabilitas (Command, memimpin) dan
serius (Respect) serta tahan uji (Reliable). Juga merupakan dasar pondasi yang
kuat, berhubungan dengan kesetiaan, hal yang dapat dipercaya, kehormatan yang
tinggi (Trust, Integrity). Serta merupakan Simbol dari spesialis (Professionalism)
Sedangkan bentuk Gelombang Emas Cair sebagai simbol dari kekayaan
finansial di Asia. Lengkungan emas sebagai metamorphosa dari sifat Agile,
Progresif, Pandangan ke depan. (Excellence), fleksibilitas serta ketangguhan atas
segala kemungkinan yang akan datang.
Gambar 4.5
Gelombang emas cair
59
Untuk Warna Kuning Emas (kuning ke arah orange), warna ini adalah
warna logam mulia (emas) menunjukkan keagungan, kemuliaan, kemakmuran,
kekayaan. Warna ini juga menjadikan kita merasa tajam perhatiannya (warna yang
menarik perhatian orang), aktif, kreatif dan meriah, warna spiritual dan
melambangkan hal yang luar biasa. Kuning juga adalah warna ramah,
menyenangkan dan nyaman. Warna ini diterima sebagai warna riang, membuat
perasaan Anda bahwa masa depan lebih baik, cemerlang dan menyala-nyala.
Sedangkan slogan baru “Terdepan, Terpercaya. Tumbuh bersama Anda”,
mempunyai makna sebagai berikut: Terdepan merupakan perwujudan dari kerja
keras dan profesionalisme untuk menjadikan Bank Mandiri selalu yang terdepan;
Terpercaya merupakan perwujudan dari integritas dan sikap transparansi untuk
menjadikan Bank Mandiri sebagai institusi perbankan yang terpercaya; Tumbuh
bersama Anda merupakan perwujudan dari fokus pada nasabah dan dedikasi dari
seluruh insan Bank Mandiri untuk tumbuh bersama Indonesia.
4.1.5
Nilai Budaya Perusahaan Bank Mandiri
Tabel 4.6
Definisi Nilai Budaya dan Perilaku Utama Bank Mandiri
Nilai
Kepercayaan/Trust
Definisi
Perilaku Utama
Membangun keyakinan dan
sangka baik di antara
stakeholder dalam
hubungan yang tulus dan
terbuka berdasarkan
kehandalan
 Saling menghargai dan
bekerja sama
 Jujur, tulus dan terbuka
60
Integritas/Integrity
Profesionalisme/
Professionalsm
Fokus pada
Pelanggan/
Customer Fokus
Kesempurnaan/
Execelence
Setiap saat berfikir, berkata
dan berperilaku terpuji,
menjaga martabat serta
menjunjung tinggi kode etik
profesi
Berkomitmen untuk bekerja
tuntas dan akurat atas dasar
kompetensi terbaik dengan
penuh tanggung jawab
Senantiasa menjadikan
pelanggan sebagai mitra
utama yang saling
menguntungkan untuk
tumbuh secara
berkesinambungan
Mengembangkan dan
melakukan perbaikan di
segala bidang untuk
mendapatkan nilai tambah
optimal dan hasil yang
terbaik secara terus
menerus.
 Disiplin dan konsisten
 Berpikir, berkata dan
bertindak terpuji
 Kompeten dan
bertanggung jawab
 Memberikan solusi dan
hasil terbaik
 Inovatif, proaktif dan
cepat tanggap
 Menggunakan
pelayanan dan kepuasan
pelanggan
 Orientasi pada nilai
tambah dan perbaikan
terus menerus
 Peduli lingkungan
Sumber : Tim Internalisasi Budaya Bank Mandiri (2002)
Bank Mandiri mempunyai nilai budaya yang disebut TIPCE yang
merupakan singkatan dari Trust, Integrity, Profesionalism, Customer Focus, dan
Excellence dimana kelima nilai budaya perusahaan itu terdiri dari sepuluh nilai
perilaku insan Bank Mandiri yang menjadi pedoman moral berperilaku,
bertingkah dan mengambil keputusan dalam keseharian. Nilai-nilai budaya Bank
Mandiri akan banyak dihidupkan dalam organisasi yang pada akhirnya akan
menjadi suatu karakter yang akan mendukung Bank Mandiri dalam mencapai visi
dan misi yang telah ditetapkan.
61
4.1.6
Jiwa Servis Bank Mandiri
Selain nilai TIPCE, Bank Mandiri juga telah merumuskan ‘Jiwa Servis’
yang berbunyi “Selalu menawarkan dan memberikan manfaat serta solusi terbaik
sesuai kebutuhan nasabah yang mudah dilaksanakan, nyaman, dimana saja dan
tepat waktu”.
Di dalam ‘Jiwa Servis’ terdapat tiga nilai utama yaitu:
1. Proactive & Timely Solution
Artinya selalu berinisiatif secara konsisten untuk menawarkan dan
memberikan solusi terbaik dengan cepat, tepat dan mudah.
Penjabarannya :
Proactive solution artinya kita harus selalu berinisiatif secara konsisten
untuk menawarkan dan memberikan solusi terbaik yang mudah
dilaksanakan dengan tepat dan cepat. Timely solution artinya layanan kita
harus selalu tepat waktu sesuai Service Level Agreement (SLA) yang telah
kita janjikan kepada nasabah. Solusi dimaknai tidak hnaya terbatas pada
solusi terhadap keluhan nasabah, melainkan juga pada pemenuhan
kebutuhan nasabah di bidang 4P (people, process, product, place).
2. Reliabe
Artinya Selalu memberikan kepastian produk dan layanan yang akurat,
aman dan memenuhi standar yang tinggi oleh sumber daya yang kompeten
di setiap contact point.
Penjabarannya :
62
Contact point adalah semua channel layanan atau komunikasi yang
digunakan Bank untuk menyampaikan pesan kepada stakeholders yang
berpengaruh terhadap brand experience. Keseluruhan contact point
tersebut antara lain meliputi Cabang, outlet Bussiness Unit, Call Center,
ATM, SMS Banking, Internet Banking, website, brosur produk dan setiap
interaksi nasabah dengan pegawai Bank Mandiri.
3. Friendly & Convenient
Artinya Selalu memberikan produk dan layanan yang mudah, nyaman,
bersahabat dan bernilai tambah serta berusaha melampaui harapan
nasabah.
Penjabarannya :
Friendly artinya kita harus selalu memberikan layanan yang mudah
dipakai oleh nasabah, ramah dan bersahabat, transparan, dan bernilai
tambah. Convenient artinya kita harus selalu memberikan layanan yang
nyaman, menyenangkan dan berusaha melampaui harapan nasabah.
4.1.7
Public Relations Bank Mandiri
Kedudukan Public Relations di Bank Mandiri memang tidak secara khusus
dinamakan divisi Public Relations. Namun terdapat divisi yang memiliki peran
dan fungsi Public Relations itu sendiri yaitu Corporate Secretary. Jadi semua
kegiatan yang dilakukan oleh PR dilakukan oleh Corporate Secretary Bank
Mandiri. Seiring dengan meningkatnya tuntutan dan permintaan nasabah, PR
Bank Mandiri telah menyediakan jasa layanan perbankan yang nyaman dan aman
63
dan dapat dilakukan setiap waktu. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh PR Bank
Mandiri adalah sebagai berikut :
1. External Corporate Communications
External Corporate Communications bertugas melakukan komunikasi
perusahaan kepada publik eksternal yaitu : masyarakat, pers, opinion makers,
governance/non-governance, dan investor. Komunikasi ini bertujuan untuk
membangun opini, reputasi, dan citra terbaik perusahaan sebagaimana yang
menjadi visi dan tujuan strategis perusahaan dari khalayak umum, serta secara
pro-aktif dan kreatif ikut memelihara dan membangun hubungan baik dengan
pihak ketiga, pers misalnya.
a. Publikasi
Secara umum tugas publikasi External Corporate Communications
yaitu mengelola saluran media komunikasi eksternal, baik cetak,
elektronik, dan lainnya bagi tersebarnya informasi atau kebijakan
umum perusahaan dalam rangka membangun opini, reputasi, atau
persepsi terbaik perusahaan dalam upaya bersama mencapai tujuan
perusahaan. Berikut adalah kegiatan publikasi yang dilakukan oleh
External Corporate Communications :

Memonitor, mengeksplor, dan menganalisa materi komunikasi
yang tepat dari sumber internal seperti kebijakan dan kegiatan di
perusahaan yang sejalan dengan visi dan strategi objektif
perusahaan,
kebijakan
atau
inisiatif
perusahaan,
business
operation-agenda marketing, product release, network operation
64
& improvement, dan sebagainya;

Memonitor materi dan arah pesan dari sumber eksternal yaitu :
pelanggan, kompetitor, regulator, opinion maker, dan lain-lain
dalam rangka menjaga best company image & positioning;

Mengumpulkan semua pertanyaan atau permintaan informasi
mengenai Bank Mandiri dari pihak eksternal, yaitu dari pihak pers,
pelanggan,
opinion
makers/governancet/non-governance,
dan
regulator;

Mendiskusikan dan menganalisis materi press release, materi yang
dipertanyakan atau permintaan informasi dengan departemen atau
fungsi terkait;

Menyusun agenda wawancara, press release, materi jawaban,
ekspos informasi, tanggapan atau sikap perusahaan yang sejalan
dengan visi, misi dan strategi objektif perusahaan;

Mengirim atau mendistribusikan press release ke media atau mitra
pers dan kantor-kantor regional sebagai referensi publikasi
setempat;

Melakukan integrasi pesan dari lintas departemen yang akan
dikomunikasikan ke pihak eksternal berkait dengan adanya kondisi
atau situasi krisis; dan

Menjadi mediator dalam hal terjadi ketidakseimbangan opini
publik dalam industri ini yang dipandang perlu dilakukan
pelurusan.
65
b. Event Organizing
Secara umum kegiatan event organizing ini mengorganisasi kegiatan
perusahaan seperti moment, materi, dan protokol yang terkait dengan
program perusahaan di bidang company positioning/reputation/image,
atau kebijakan perusahaan terkait dengan publik eksternal dan
konsistensi materi atau isi pesan dari top figure perusahaan. Berikut
adalah kegiatan event organizing yang dilakukan oleh External
Corporate Communications:

Berkoordinasi dengan fungsi terkait di internal perusahaan
untuk melakukan analisis pemilihan moment yang tepat untuk
menyelenggarakan event guna mengkomunikasikan company
initiative/business,
operation-agenda
marketing,
product
release, network operation & improvement, merespons atau
menjawab pertanyaan pihak eksternal;

Membuat usulan setting agenda waktu dan materi bagi Board
of Director (BoD) atau internal figure yang akan menjadi nara
sumber dalam komunikasi dengan publik; dan

Menyelenggarakan apresiasi pers sekaligus sebagai up-dating
info, sharing knowledge sebagai salah satu bentuk improvement
dan apresiasi kepada mitra pers.
66
c. Pemeliharaan hubungan baik (relationship)
Kegiatan ini bertujuan membangun hubungan baik dengan pihak yang
dipandang
sebagai
eksternal
stakeholder
guna
meningkatkan
efektifitas dan atau efisiensi komunikasi eksternal pada umumnya.

Melakukan monitoring berita dan menganalisa
positioning
pemberitaan (benchmarking);

Membangun hubungan baik dengan mitra komunikasi: media
channel dan jurnalis di industri ini; dan

Menganalisa bentuk, metode, dan waktu yang tepat untuk
melakukan apresiasi kepada mitra komunikasi.
2. Internal Corporate Communications
Internal Corporate Communications bertugas melakukan komunikasi
perusahaan kepada publik internal, yaitu karyawan dan para pemegang saham.
Komunikasi ini bertujuan untuk membangun opini terbaik, suasana dan semangat
bekerja karyawan. Selain itu secara pro-aktif dan kreatif juga ikut memelihara
lingkungan kerja yang kondusif bagi upaya bersama manajemen mencapai tujuan
strategis dan target perusahaan. Wujudnya dapat dilihat dalam bentuk kegiatan :
publikasi, event organizing, pembangunan dan pemeliharaan hubungan baik
(relationship).
a. Publikasi
Kegiatan publikasi secara umum yaitu mengelola media komunikasi
internal (cetak, on board, dan lainnya) bagi tersebarnya informasi atau
kebijakan umum perusahaan, dan dalam rangka membangun opini
67
karyawan terbaik serta semangat kerja yang kondusif bagi upaya
bersama mencapai tujuan perusahaan. Berikut adalah kegiatan
publikasi yang dilakukan oleh Internal Corporate Communications :

Memonitor, mengeksplor, dan menganalisa materi komunikasi
yang bersumber pada kebijakan dan kegiatan di perusahaan
(management policy, company initiative, agenda & policy HCG
(Human Resource Group)
feedback karyawan dan internal
issues lainnya) yang dipandang perlu untuk kemudian
dikomunikasikan;

Melakukan wawancara dengan sumber internal dan menyusun
materi komunikasi, sejalan dengan visi, misi, dan strategi
objektif perusahaan;

Melakukan pengumpulan naskah dan foto kegiatan perusahaan
dari berbagai sumber internal serta melakukan koreksi
penulisan dan editing naskah masuk;

Melakukan integrasi pesan yang terkumpul serta keputusan
penempatan pada media yang tepat (cetak, on board, dan
lainnya), termasuk pada situasi atau kondisi krisis;

Mengerjakan desain lay outing dan supervising proses
percetakan majalah internal;

Melakukan distribusi majalah internal ke semua kantor Bank
Mandiri; dan

Melakukan
survey
dalam
rangka
mengetahui
tingkat
68
keefektivan media dan sebagai bagian dari upaya untuk
senantiasa meningkatkan mutu dan keatraktivan media internal.
2. Event Organizing
Kegiatan event organizing secara umum yaitu mengorganisasi kegiatan
perusahaan (moment, materi, dan protokoler) yang terkait dengan program
perusahaan di bidang organisasi & HCG, kebijakan perusahaan yang terkait
dengan karyawan, dan pemegang saham, serta konsistensi inti pesan dari top
figure perusahaan. Berikut adalah kegiatan event organizing yang dilakukan
oleh Internal Corporate Communications :

Menganalisis
moment
atau
event
yang
tepat
untuk
mengkomunikasikan kebijakan dan kegiatan di perusahaan;

Melakukan koordinasi dengan manajemen, khususnya HCG
untuk menjalankan program komunikasi yang tepat; dan

Melakukan agenda setting : waktu dan materi komunikasi
(pointers, sambutan Direksi), protokoler (rundown acara, dress
code, lokasi, tempat duduk, dan lain-lain) bagi Board of
Director (BoD) atau wakil manajemen yang akan menjadi nara
sumber atau figur dalam suatu event, baik internal dan eksternal
kecuali materi press release;
a. Pemeliharaan hubungan baik (relationship)
Pemeliharaan hubungan baik bertujuan membangun hubungan baik
dengan pihak yang dipandang sebagai internal stakeholder guna
meningkatkan efektivitas dan efisiensi komunikasi internal pada
69
umumnya. Berikut adalah kegiatan pemeliharaan hubungan baik oleh
Internal Corporate Communications :

Melakukan mediasi berbagai kegiatan non-dinas yang menjadi
interest karyawan yang disetujui oleh HCG;

Bersama HCG, manganalisis bentuk, metode dan waktu yang tepat
untuk melakukan apresiasi dan akomodasi kegiatan non-dinas; dan

Menyediakan
dan
mendistribusikan
Corporate
Goods
for
Employee dan relasi manajemen.
4.2
Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian mengenai Strategi Public Relations Bank Mandiri
dalam Sosialisai Budaya ‘Jiwa Servis’ di Kalangan Pegawai melalui hasil
wawancara yang telah dilakukan penulis kepada beberapa narasumber (key
informan) dari Bank Mandiri. Wawancara tersebut dilakukan dengan empat
narasumber yaitu IR selaku Staff Corporate Secretary, BAP selaku Group Head
Culture Specialist, dan TAK selaku Departement Head Service Quality
Management Customer Care Group.
Selain itu, hasil penelitian ini juga diperoleh dari data sekunder. Yaitu data
yang diperoleh dari dokumentasi serta dokumen lainnya yang mendukung
penelitian. Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
strategi dari PR Bank Mandiri dalam rangka sosialisasi Budaya ‘Jiwa Servis’
dikalangan karyawan.
70
4.2.1
Mendefinisikan Masalah
Sebelum menentukan strategi apa saja yang akan dilakukan dalam
mensosialisasikan nilai budaya ‘Jiwa Servis’ di kalangan pegawai, PR Bank
Mandiri selaku wakil dari manajemen terlebih dulu mengumpulkan dan
menganalisa data-data, informasi dan fakta-fakta yang ada di lapangan sebelum
melakukan tindakan sosialisasi. Tahap ini merupakan kegiatan memperoleh realita
yang ada yang berkaitan dengan sosialisasi budaya ‘Jiwa Servis’ Bank Mandiri
yang akan dikerjakan. Agar program yang akan dibuat efektif maka pada tahap ini
PR Bank Mandiri haruslah mendapatkan data selengkap mungkin.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan oleh PR Bank
Mandiri melalui sebuah konsultan, maka diperoleh fakta bahwa dengan
ekspekstasi nasabah yang semakin meningkat serta ketatnya kompetisi di dunia
perbankan maka diperlukannya nilai budaya perusahaan yang dapat menunjang
nilai budaya yang telah ada saat ini yaitu TIPCE. Maka berdasarkan temuantemuan yang ada dirumuskanlah Budaya ‘Jiwa Servis’.
Berdasarkan riset yang telah dilakukan maka berikut adalah uraian latar
belakang dari Budaya ‘Jiwa Service’ yaitu :
1. Untuk mewujudkan Visi ‘to be Indonesia’s most admirer and progressive
financial institution” tidak cukup dengan bussines as usual, melainkan
diperlukan transformasi lanjutan, termasuk di bidang layanan dan budaya.
71
2. Untuk menciptakan Service Excellence yang sustain, dalam mendukung
akselerasi fokus bisnis Bank Mandiri diperlukan strategi service jangka
panjang yang meyeluruh.
3. Untuk mengantisipasi tantangan dari luar yaitu perubahan atau peningkatan
ekspektasi nasabah dan peningkatan kualitas layanan competitor diperlukan
layanan yang lebih baik dan unik dengan mendesain customer experience
yang diinginkan.
Bagaimana latar belakang dari dirumuskannya Budaya ‘Jiwa Servis’ ini
maka sesuai dengan paparan dari TS, Deputy Group Head Culture and Specialist
Bank Mandiri :
“Bank Mandiri pada telah memenangkan gelar The Best Bank
Service Excellence selama 5 kali berturut-turut namun pelayanan
prima nya itu masih bersifat compliance artinya mengikuti
regulasi-regulasi standar layanan. Oohh kalo nasabah datang
harus berdiri, bersalaman, sebut nama, dan lain sebagainya. Nah
standar layanan ini dibuat berdasarkan harapan-harapannya
nasabah. Nasabah ditanya terlebih dahulu bagaimana harapan
mereka diperlakukan oleh pegutas bank. Setelah ditanya, maka
dibuatlah standar pelayanan. Dan untuk standar ini pada awalnya
Bank Mandiri sudah memilikinya, namun karena Bank Mandiri
bercita-cita menjadi service legend dimana Marketing Research
Indonesia (MRI) yang menilai industry perbankan, maka pada
akhirnya Bank Mandiri menggunakan standar pelayanan yang
dimiliki oleh MRI yang disesuaikan dengan standar layanan Bank
Mandiri yang sudah ada. Bank Mandiri menggunakan ukuranukuran MRI yang juga merupakan hasil riset kepada nasabah
melalui focus group discussion. Namun standar pelayanan ini
hanyalah standar yang bisa dilakukan di cabang saja, sedangkan
jika standar layanan ini diaplikasikan di bisnis unit lain seperti di
coprorate banking, unit mikro, atau prioritas misalnya, standarstandar tidak akan ‘mengena’ karena masing-masing unit memiliki
karakteristik yang berbeda. Nah, harus ada ‘DNA’ nya, kalau yang
namanya orang adik dan kakak pasti DNA nya sama. DNA itulah
yang menunjukkan karakter yang sama dari sebuah perusahaan.
72
Bank Mandiri ingin memiliki DNA tersebut, maka dibuatlah Jiwa
Service ini sebagai ‘DNA’ yaitu nilai proactive and timely solution,
realiable, dan friendly and convenient. Nah kalau sudah ada DNA
nya mudah kita untuk menciptakan, mengukur dan
mengkomunikasikannya. Jadi semua orang akan berpersepsi..oohh
iya orang bank Mandiri itu proaktif yah… itulah yang ingin
diciptakan. Nah selain bank Mandiri ingin dipersepsikan proactive
and timely solution, realiable, dan friendly and convenient,
keadaan-keadaan seperti semakin ketatnya kompetisi service di
industry perbankan, belum terciptanya Bank Mandiri sebagai bank
utama bagi nasabah dan juga masih relative tingginya jumlah
keluhan nasabah yang ada inilah yang mendorong dirumuskannya
Jiwa Servis Bank Mandiri.” 32
Hal inipun sesuai dengan apa yang disampaikan BAP , selaku Group Head
dari CSp Bank Mandiri soal latar belakang dari Budaya ‘Jiwa Servis’ :
“Latar belakang dari Budaya ‘Jiwa Servis’ ini yaitu pertama, untuk
mewujudkan Visi ‘to be Indonesia’s most admirer and progressive
financial institution” tidak cukup dengan bussines as usual, melainkan
diperlukan transformasi lanjutan, termasuk di bidang layanan dan
budaya. Kedua, untuk menciptakan Service Excellence yang sustain,
dalam mendukung akselerasi focus bisnis Bank Mandiri diperlukan
strategi service jangka panjang yang meyeluruh. Ketiga, untuk
mengantisipasi tantangan dari luar yaitu perubahan atau peningkatan
ekspektasi nasabah dan peningkatan kualitas layanan competitor
diperlukan layanan yang lebih baik dan unik dengan mendesain
customer experience yang diinginkan..”33
Dalam proses mendefiniskan problem PR ini maka PR Bank Mandiri telah
melakukan riset-riset guna mendukung dan sebagai bahan pertimbangan apa saja
program yang harus dijalankan guna menyelesaikan masalah yang ada. Bank
Mandiri menyerahkan kepada jasa pihak ketiga (konsultan) dalam hal riset ini.
Riset ini dilakukan beberapa bulan dengan narasumber yang merupakan pihak
yang berkepentingan.
32
33
Hasil Wawancara dengan TS Wakil Group Head CCG, 23 Maret 2012
Hasil Wawancara dengan BAP Group Head Csp, 23 Maret 2012
73
Riset oleh konsultan ini dilakukan pada November hingga Desember 2009
dimana terdapat 727 responden yang merupakan pegawai dari Bank Mandiri dari
segala tingkat jabatan, masa bekerja, umur, jenis kelamin. Pada survey ini seluruh
pegawai diberikan total 67 pertanyaan diantaranya pertanyaan mengenai
bagaimana menurut responden penilaian nasabah mengenai level pelayanan Bank
Mandiri serta kepahaman responden mengenai dimensi-dimensi servis yang
merupakan factor-faktor dari pengertian pegawai terhadap harapan nasabah.
Dan berikut adalah paparan dari TS wakil Group Head CCG mengenai
proses riset yang telah dilakukan :
“Pastinya kita melakukan survey-survey terlebih dahulu. Pada
awalnya tercetus service soul, hanya saja karna dirasa kurang
pas, maka digantilah menjadi Jiwa Servis. Panggil konsultan,
yaitu SQCI (Service Quality Center Indonesia) sebagai konsultan
yang merupakan facilitator saja sama seperti perumusan TIPCE
dimana konsultan sebagai fasilitator. Pada November-Desember
2009 SQCI melakukan survey-survey ke pegawai baik frontliner
ataupun pegawai supporting, mulai dari frontliner atau pelaksana,
officer, RM atau setingkat , Team leader, section head, kepala
business unit, supporting area, supporting wilayah, department
head, hingga group head. Kemudian juga nasabah yang diambil
dari tiga kota besar, dan juga management (group head maupun
direksi. Akhirnya berdasarkan survey yang dilakukan,
terkumpullah fakta-fakta yang kemudian dibawa ke dalam sebuah
workshop. Workshop ini dihadiri GH ke atas, dimana membahas
fakta-fakta yang ada berdasarkan hasil survey dan kemudian
tercetuslah ‘DNA-DNA’ yang akhirnya menjadikan “Jiwa
Servis".34
Adapun menurut BAP selaku Group Head Csp yang menjadi sasaran
dalam cakupan sosialisasi ini adalah pegawai dengan tujuan budaya “Jiwa Servis’
34
Hasil Wawancara dengan TS Wakil Group Head CCG, 23 Maret 2012
74
ini dapat diimplementasikan sesuai dengan harapan manajemen sehingga pada
akhirnya tercapailah visi dan misi dari Bank Mandiri.
4.2.2
Perencanan Dan Pemrograman
Setelah mengumpulkan data, langkah selanjutnya yang dilakukan PR yaitu
perencanaan. Perencanaan ini merupakan proses kedua dalam rangkaian strategi
PR Bank Mandiri dalam kegiatan sosialisasi Budaya ‘Jiwa servis’ di kalangan
pegawai. Jadi yang menjadi sasaran dari pesan ini adalah pegawai Bank Mandiri.
Sesuai dengan visi Bank Mandiri maka PR Bank Mandiri sudah
mengetahui apa yang harus dilakukan yaitu perencanaan pengimplementasian
Jiwa Servis.
Program Budaya ‘Jiwa Servis’ ini di luncurkan pada awal ahun 2010
dimana
sosialisasi
akan
terus
menerus
dilakukan
hingga
budaya
ini
terimplementasi dengan baik dan menyeluruh.
Adapun tujuan diciptakannya nilai-nilai budaya ‘Jiwa Servis’ ini agar
karyawan mempunyai pedoman yang sama dalam melaksanakan pekerjaannya
sehari-hari yang pada akhirnya terciptalah pengalaman bagi nasabah bahwa “Bank
Mandiri memberi solusi produk dan layanan yang proactive dan tepat waktu,
handal, bersahabat, dan nyaman”.
TS selaku wakil Group Head CCG memaparkan mengenai tujuan dari
Budaya ‘Jiwa Servis’ adalah sebagai berikut :
“Jadi, tujuan dirumuskannya jiwa service adalah sebagai berikut.
Pertama, mewujudkan Bank Mandiri yang Proactive & Timely
Solution, Reliable, Friendly and Convenient sebagai bentuk
aplikasi Budaya Perusahaan TIPCE. Kedua, mendukung
75
pencapaian bisnis melalui : menciptakan good service brand,
membangun lyalitas nasabah dan sales through service. Ketiga,
memberikan focus dan arah yang jelas dalam pengembangan
service excellence secara bankwide, sehingga dapat tercipta
kualitas layanan yang lebih baik, unik, dan konsisten di seluruh
contact point.”35
Dalam perencanaan program wajib bagi PR menentukan sasaran atau
khalayak yang dituju dalam menyampaikan pesan. Dalam hal ini yang perlu
diterpa adalah public internal yaitu pegawai. Dimana Budaya yang baru ini
nantinya harus terimplementasi dalam pekerjaan sehari-hari pegawai Bank
Mandiri.
Adapun proses sosialisasi ‘Jiwa Servis’ yang telah dilaksanakan pada awal
peluncuran yaitu tahun 2010 dilakukan dengan menggunakan beberapa media,
yaitu :
a.
Surat dan email ke seluruh Group atau unit kerja.
b.
Wallpaper di seluruh desktop PC masing-masing pegawai.
c.
Sosialisasi on site ke unit kerja baik di kantor pusat maupun wilayah.
d.
Training mindset ‘Jiwa Servis’ dan memasukkan materi ‘Jiwa Servis’ pada
beberapa training eksisting.
e.
Media komunikasi cetak (buku saku, hanging banner, dan poster, Majalah
Mandiri, dll).
f.
Sosialiasi dengan modul yang harus diakses oleh seluruh pegawai melalui elearning Bank Mandiri.
Sosialisasi melalui implementasi program budaya dan kelas change agent.
g.
35
Hasil Wawancara dengan TS Wakil Group Head CCG, 23 Maret 2012
76
h.
Sosialisasi melalui special event seperti family gathering, Ulang Tahun Bank
Mandiri, kemuadian kegiatan Change Agent Sharing Forum misalnya.
Adapun dalam upaya melakukan internalisasi, berikut adalah rencana
kegiatan dan program yang akan dijalankan sehingga seluruh Group atau unit
kerja dapat memahami, menjiwai, dan mengimplementasikan ‘Jiwa Servis’ dalam
setiap aktivitas kerjanya sehari-hari :
a.
Kepala unit kerja memberikan contoh (role modeling) implementasi ‘Jiwa
Servis’ dalam aktivitas kerja sehari-hari di masing-masing Unit kerja serta
langsung memberikan corrective action jika terdapat pegawai yang
berperilaku tidak sesuai dengan Jiwa Servis.
b.
Kepala
unit
kerja
melakukan
sosialisasi
dalam
berbagai
forum
sharing/briefing secara terus menerus dengan pesan utama berupa :
1) Jiwa Servis harus terwujud dalam setiap layanan di seluruh contact
point.
2) Implementasi Jiwa servis merupakan salah satu strategi untuk
mencapai visi Bank Mandiri “To be Indonesia’s most admirer and
progressive Financial Institution”
3) Seluruh Unit agar melaksanakan implementasi Jiwa Servis melalui
program budaya di masing-masing unit.
c.
Kepala unit kerja agar mengingatkan dan memberi feedback atas layanan
yang diberikan Unit Kerjanya disesuaikan dengan esensi Jiwa Servis.
77
d.
Menyusun inovasi /inisiatif yang mendukung implementasi Jiwa Servis di
masing-masing Unit Kerja.
e.
Melalui peran Change Agent, melaksanakan program budaya yang
mendukung implementasi Jiwa Servis di Unit Kerjanya.
f.
Selaras dengan implementasi program budaya tahun 2010, dalam laporan
program budaya ke Tim Internalisasi Budaya (TIB) kantor pusat agar
dicantumkan program bdaya dan inisiatif yang telah dilakukan oleh masingmasing unit dalam mengimplementasikan Jiwa servis.
Adapaun mengenai perencanaan media apa saja yang akan digunakan, BAP
selaku Group Head Csp, memaparkan hal sebagai berikut :
“Kami di Csp akan membantu mengkomunikasikan Jiwa Service
ini melalui berbagai media seperti SMS Blast, email Blast,
Majalah Mandiri, Poster, Portal, Website, Wallpaper,
Screensaver, Facebook serta akan kami sisipkan pesan-pesan pada
saat event-event besar seperti gathering karyawan, Ulang Tahun
Bank Mandiri, Training-training, dsb.”36
Dalam sosialisasi ‘Jiwa Servis’ ini khalayak yang disasar adalah hanya
pegawai saja yang merupakan salah satu bagian dari publik internal. Mengapa
hanya pegawai saja? Karena yang Bank Mandiri ingin menciptakan dari ‘Jiwa
Servis’ yang merupakan persepsi yang unik dan prima dari Bank Mandiri
sehingga menjadi pembeda dengan kompetitor lain. Selain itu, faktor manusia
merupakan factor yang sangat krusial dalam hal pelayanan dibanding dengan tiga
factor yang lainnya yaitu produk, proses, dan tempat. Sehingga disini pegawailah
36
Hasil Wawancara dengan BAP Group Head Csp, 23 Maret 2012
78
yang merupakan factor krusial bagi keberhasilan implementasi ‘Jiwa Service
nantinya.
4.2.3
Mengambil Tindakan Dan Berkomunikasi
Setelah dilakukan perencanaan dan pemrograman, hal yang dilkukan PR
adalah mengambil tindakan dan komunikasi atas program-program tersebut.
Melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan merupakan hal yang penting
karena eksekusi merupakan hal yang paling penting dalam perencanaan.
Dalam tindakan dan berkomunikasi ini PR Bank Mandiri menginginkan
adanya pengertian dari seluruh pegawai akan pentingnya ‘Jiwa Servis’ dimana
nantinya seluruh pegawai memiliki service mindset yang pada akhirnya akan
tertuang dalam perilaku pegawai Bank Mandiri. Adapun pesan yang disampaikan
adalah nilai-nilai dari ‘Jiwa Servis’ yaitu proactive and timely solution, reliable,
dan friendly and convenient.
Dalam sosialisasi ‘Jiwa Servis’ ini yang bertanggung jawab akan proses
dan implementasi akan setiap tindakan dan taktik komunikasi adalah CCG.
Namun, disin CCG tidak sendirian karena CCG akan dibantu oleh Csp dan
Corporate Communication dalam upaya mengkomunikasikan ‘Jiwa Servis’ ini
kepada seluruh pegawai Bank Mandiri.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tindakan dan berkomunikasi
kepada sasaran yaitu pegawai Bank Mandiri dilakukan dengan berbagai macam
media, baik media visual, audio, maupun audiovisual. Adapun berbagai media
yang digunakan adalah berupa buku saku, poster, tent card, hanging banner, SMS
79
Blast, email Blast, Majalah Mandiri, Poster, Portal, Website, Wallpaper,
Screensaver, Facebook, video ‘Jiwa Servis’, modul e-learning ‘Jiwa Servis’, serta
digunakan juga media komunikasi lisan secara tatap muka dimana dalam eventevent besar Mandiri seperti Acara Ulang Tahun Mandiri, Pesta Karyawan
Mandiri, rapat-rapat kerja dan forum-forum lainnya disisipkan pesan-pesan akan
pentingnya ‘Jiwa servis’ sehingga khalayak akan terpapar pesan yang dimaksud.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PR Bank Mandiri dalam proses
sosalisasi ini sendiri merupakan semua hal yang telah direncanakan dalam proses
kedua yaitu proses perencanaan dan pemrograman. Jadi pada dasarnya semua
kegiatan-kegiatan yang direncanakan sudah dijalankan oleh PR Bank Mandiri.
Sesuai dengan pernyataan dari Ibu IR selaku staff Corporate Secretary
Bank Mandiri, yaitu :
“Seluruh rencana program yang telah kami susun pada dasarnya semua
telah terlaksana dengan baik. Semua kegiatan sudah dilakukan dalam rangka
sosialisasi ‘Jiwa Servis ini’37
Hal ini dipertegas lagi oleh Bapak TAK selaku Departement Head Service
Quality Management Customer Care Group :
“ Proses sosialiasi Jiwa Servis ini sendiri sesuai dengan perencanaan
yaitu melalui semua media yang kita punya seperti buku saku, poster, tent card,
hanging banner, SMS Blast, email Blast, Majalah Mandiri, Poster, Portal,
Website, Wallpaper, Screensaver, Facebook, video ‘Jiwa Servis’, modul elearning ‘Jiwa Servis serta pesan-pesan tersirat dalam forum-forum atau rapat
kerja’ 38
37
Hasil wawancara dengan staff corporate secretary (IR) tanggal 22 Maret 2012
Hasil wawancara dengan Departemen Head Sevice Quality Management CCG tanggal 23
Maret 2012
38
80
4.2.4
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dalam serangkaian strategi PR Bank
Mandiri dalam rangka melakukan kegiatan sosialisasi ‘Jiwa Servis’. Dalam
mengevaluasi program sosialisasi ‘Jiwa Servis’ ini PR Bank Mandiri baru bisa
mengukur secara pasti beberapa unit kerja saja. Hal ini dikarenakan setiap unit
bisnis memiliki standar yang berbeda-beda mengenai ‘Jiwa Servis’ ini. Memang
untuk hal evaluasi ini belum menjadi hal yang sangat focus, dalam artian evaluasi
tetap dilakukan semaksimal mungkin. Namun di masa yang akan datang akan
dibuat ukuran-ukuran yang pasti sehingga dapat dijadikan sebagai acuan yang
pasti. Nilai-nilai atau ukuran-ukuran akan dibuat sesuai dengan profil masingmasing bisnis unit dimana dalam teknisnya akan diadakan workshop dan setiap
anggota bisnis unit tersebut akan membuat sendiri ukuran-ukuran ‘Jiwa Servis’
yang diimplementasikan dalam pekerjaan mereka sehari-hari.
Sesuai dengan paparan dari Bapak TAK selaku Departement Head Service
Quality Management CCG :
“Belum ada buah dari Jiwa Servis, 2011 mulai mengukur ke
bidang-bidang lain. Pengukurannya beda-beda setiap bidang.
2010 Roy Morgan, tapi tidak spesifik Jiwa Servis.Pada tahun
2011, barulah ukuran-ukuran Jiwa Servis masuk dalam KPI (Key
Performance Indicator). Pada tahun ini identifikasi worksop
pengukuran Jiwa Servis di direktorat technology operations,
brainstorming apa saja yang menjadi ukuran masing-masing
81
direktorat. Direktorat lain menyusul 2012. Dan telah menjadi
inisiatif strategis tahun ini.”39
Pernyataan Bapak TAK juga selaras dengan apa yang dipaparkan
oleh Bapak BAP selaku Group Head CSp :
“Nah inilah sebenarnya yang menjadi kendala, karena setiap unit
kerja memiliki ukuran yang berbeda-beda jadi masih belum bisa
diukur keberhasilan sosialisasi jiwa service ini.”40
4.3
Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama peneliti melakukan penelitian
mengenai strategi Public Relations PT Bank Mandiri (persero) TBk dalam
sosialisasi budaya ‘Jiwa Servis’ di kalangan Karyawan, secara umum PR Bank
Mandiri telah melakukan strategi sesuai teori yang dicetuskan oleh Cutlip, Scott
M., Allen H.Center., dan Glen M.Broom yaitu empat langkah strategi41 PR :
mendefinisikan masalah, perencanaan dan pemrograman, aksi dan komunikasi,
serta evaluasi. Dan berikut adalah pembahasannya :
4.3.1
Definisi Permasalahan PR
Proses pengumpulan data dan fakta yang dilakukan oleh penulis dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada beberapa narasumber yaitu Group
Head Culture and Specialist, Departement Head Servive Quality Management
Customer Care Group dan Senior Staff Corporate Secretary, yang bertujuan
39
Hasil wawancara dengan Departemen Head Sevice Quality Management CCG tanggal 23
Maret 2012
40
Hasil Wawancara dengan BAP Group Head Csp, 23 Maret 2012
41
Scott M. Cutlip, Allen H.Center., op. cit., hal 321
82
dengan bagaimana penulis ingin mengetahui sejarah berdirinya perusahaan,
tujuan, khalayak sasaran, sejarah tentang munculnya ‘Jiwa Servis’ dan lain-lain.
Membangun budaya dalam sebuah organisasi atau perusahaan adalah
suatu hal yang penting. Dengan adanya budaya perusahaan maka akan
memudahkan karyawan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan perusahaan,
dan juga akan membantu karyawan untuk mengetahui tindakan dan perilaku apa
yang seharusnya dilakukan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan
serta menjunjung tinggi nilai-nilai tesebut. Begitu pentingnya budaya perusahaan
karena budaya perusahaan akan menjadikan karyawan dapat berkinerja dengan
baik dan maksimal serta juga dapat menjadikan perusahaan mempunyai nilai
tambah jika dibandingkan kompetitor.
Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh Public Relations Bank Mandiri
dalam program sosialisasi Budaya ‘Jiwa Servis’ adalah untuk mencapai komitmen
jangka panjang dari Bank Mandiri sebagai service legend di dunia perbankan.
4.3.2
Perencanaan dan Pemrograman
Pada tahap perencanaan ini Public Relations Bank Mandiri membuat
rencana program dimana khalayak yang dituju hanyalah karyawan. Dalam
perencaan program ini PR Bank Mandiri memaksimalkan media-media yang bias
digunakan dalam proses sosialisasi budaya ‘Jiwa Servis’ ini seperti :
a.
Surat dan email ke seluruh Group atau unit kerja.
b.
Wallpaper di seluruh desktop PC masing-masing pegawai.
c.
Sosialisasi on site ke unit kerja baik di kantor pusat maupun wilayah.
83
Training mindset ‘Jiwa Servis’ dan memasukkan materi ‘Jiwa Servis’ pada
d.
beberapa training eksisting.
d.
Media komunikasi cetak (buku saku, hanging banner, dan poster, Majalah
Mandiri, dll).
e.
Sosialiasi dengan modul yang harus diakses oleh seluruh pegawai melalui elearning Bank Mandiri.
f.
Sosialisasi melalui implementasi program budaya dan kelas change agent.
g.
Sosialisasi melalui special event seperti family gathering, Ulang Tahun Bank
Mandiri, kemuadian kegiatan Change Agent Sharing Forum misalnya.
Proses sosialisasi yang hanya akan ditujukan kepada karyawan ini
memang merupakan program kerja jangka panjang karena PR Bank Mandiri
menyadari bahwa budaya bukanlah hal yang bisa diimplementasikan dalam waktu
yang singkat. Berikut adalah timeline yang dibuat dalam rangka sosialisasi budaya
‘Jiwa Servis’ :
Marketing Research Tactical Plan
ID
1.0
1.0.1.
Project Name
Description
Service Quality & Service
Communication Strategy
Internal Communication
Days
70
30
Start
1-Jan
End
11-Mar
1-Jan
31-Jan
1-Jan
1-Feb
1.0.1.1. Artikel Jiwa Service di Majalah Mandiri
Internal
A
1-Jan
30-Sep
90
1-Jun
30-Aug
365
1-Jan
31-Dec
365
1-Jan
31-Dec
90
1-Jun
30-Aug
90
1-Jan
31-Mar
90
1-Jan
31-Mar
60
1-Mar
30-Apr
90
1-May
30-Jul
Video Edukasi Nasabah (Teller)
273
1-Jan
30-Sep
Email blast "terima kasih telah menjadi nasabah Bank
Mandiri"
365
1-Jan
31-Dec
Iklan Layanan : Testimoni nasabah tentang layanan
Bank Mandiri : koran, radio, sms
121
1-Jun
30-Sep
365
1-Jan
31-Dec
2 Lomba penulisan artikel innovation (front line, unit
TOP dan PFA)
Eksternal
B
Lomba penulisan artikel terkait customer experience yang
diikuti seluruh
pegawai
dalamide
rangka
Lomba
penulisan
artikelBank
untukMandiri
mendorong
inovasi
terkait service process, procedure dan product yang
diikuti seluruh pegawai frontliner cabang Bank Mandiri.
Merupakan penulisan artikel yang ditulis oleh para
pengajar eksternal / vendor yang selama ini memberikan
273
1 Lomba penulisan artikel wow experience
1 Penulisan artikel di majalah mandiri oleh eksternal
1.0.2.
Artikel yang dapat memotivasi dan menceritakan
tentang persepsi nasabah (SQCI, Experd, MRI,
Learning Resource), honor penulis
Pengukuran Jiwa Service
1.0.2.1. Pengukuran Jiwa Service Dir.TOP
1.0.2.2. Workshop Parameter Jiwa Service - Group II
1.0.3
Pengukuran parameter jiwa service di seluruh Group Dir.TOP (COP, COG, ECO, IT SAP, IT SBS & APS, IT Op, HR
SBU dan DCOR). Pengukuran ini dilaksanakan minimal 1x
Merupakan upaya memonitor dan meningkatkan
pemahaman atas pelaksanaan Jiwa Service khususnya di
unit supporting cabang seperti PFA,MBG,EBG,WMG,LCG
Internalisasi Jiwa Service
Sarana sosialisasi Jiwa Service dalam bentuk pemasangan
poster,tencard, hanging banner Jiwa Sercvice di tempat
strategis dan memiliki impact terhadap corporate Image
Bank Mandiri
Seminar service untuk top management + leadership forum
Merupakan seminar untuk menyamakan persepsi dan
pemahaman jiwa service para Direksi dan Group Head
yang dikemas bersama dengan leadership forum.
Link for Contact us for innovation
Merupakan sarana bagi para frontliner mengirimkan ide
Cetak poster, tent card, hanging banner, buku saku
1.2
Workshop service internal audit, RBC, legal, SQO wil,
JNK, RNK, MBG, EBG
Eksternal Communication
Iklan Best Service Excellence (MRI) : koran, radio,
sms, email, cetak backdrop area kerja Teller, kipas
Iklan Customer Satisfaction
1.3 Social media and network
kreatifnya untuk perbaikan atau peningkatan kualitas
layanan di cabang
aspek 4P.
Merupakan
upaya khususnya
memonitorterkait
dan meningkatkan
pemahaman atas pelaksanaan Jiwa Service khususnya di
unit Internal Audit, RBC dan Legal untuk menyusun
Merupakan sarana sosialisasi atas prestasi yang diraih bank
mandiri kepada masyarakat dan stakeholder melalui media
above the line dan below the line
Page 1 of 1
1-Mar
1-Apr
1-May
1-Jun
1-Jul
1-Aug
1-Sep
1-Oct
1-Nov
1-Dec
85
4.3.2
Aksi dan Komunikasi
Pada tahap ini PR Bank Mandiri melakukan kegiatannya dengan
melakukan aksi dan komuniaksi sebagai wujud kegiatan yang telah disusun dan
direncanakan pada tahap awal. PR Bank Mandiri menjelaskan pesan atau
informasi mengenai apa saja yang dilakukan, sehingga mampu melekat dalam
benak karyawan.
Pesan atau informasi yang ingin disampaikan melalui kegiatan sosialisasi
budaya Jiwa Servis adalah pentingnya penerapan ‘JIwa Servis’ dalam seluruh
contact point sehingga nasabah merasa seluruh karyawan Bank mandiri itu adalah
sosok yang proactive and timely solution, reliable, anf friendly and convenient.
PR Bank Mandiri dalam pelaksanaan sosialisasinya telah memanfaatan secara
maksimal media seperti:
1. Majalah Mandiri, bulletin yang terbit setiap bulan ini merupak media yang
cukup dapat diperhitungkan karena diterbitkan secara rutin.
2. Hanging Banner and tent card.
3. Buku saku, video Jiwa Servis, wallpaper di desktop,
4. Komunikasi-komunikasi tatap muka seperti forum-forum, rapat kerja, dll.
Media yang digunakan oleh PR Bank Mandiri sudah sesuai dengan
karakteristik khalayaknya yaitu karyawan. Maka media yang digunakan
sebenarnya adalah media internal.
86
4.3.3
Evaluasi Program
Pada tahap terakhir aktifitas yang dilakukan oleh PR Bank Mandiri adalah
dengan melakukan evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan menilai atau mengukur
program kerja atau perencanaan yang telah dilaksanakan. Aapakah kegiatan
tersebut telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan serta tingkat
keberhasilan, keefektifitasannya dari kegiatan-kegiatan tersebut.
Dalam hal evaluasi kegiatan ini, PR Bank Mandiri memang belum bisa
menilai secara keseluruhan unit bisnis yang ada apakah sosialisasi tersebut benarbenar berhasil dan sesuai dengan tujuan awal. Hal ini dikarenakan belum adanya
pengukuran-pemgukuran yang pasti dari masing-masing bisnis unit dalam
implementasi Budaya ‘Jiwa Servis’ ini. Sehingga pengukuran baru dilakukan pada
beberapa bisnis unit yang sudah ada ukurannya, misalnya cabang Bank Mandiri.
Dan ini menjadi temuan bagi PR Bank Mandiri untuk membuat strategi
berikutnya sehingga akan dirumuskan standard-standar pengukuran ‘Jiwa Servis’
di setiap bisnis unit sehingga nantinya akan dapat diukur keberhasilan dari
sosialisasi Jiwa Srrvis ini.
Setelah melihat analisa dan hasil yang diperoleh oleh penulis, maka dapat
dikatakan bahwa strategi yang dilakukan oleh Bank Mandiri sudah sesuai dengan
konsep yang ada. Dari proses PR yang dilakukan oleh PR Bank Mandiri dalam
mensosialisasikan nilai budaya perusahaan ‘Jiwa Servis’ yang merupakan salah
satu alat mencapai visi Bank Mandiri 2014, bisa dikatakan cukup berhasil namun
tidak maksimal karena memang tahap evaluasi belum bisa dilakukan secara
87
menyeluruh. Namun. fungsi ataupun tugas PR secara umum dalam menjalankan
proses sosialisasi nilai budaya baru sudah dijalankan dengan cukup baik.
Secara keseluruhan strategi PR Bank Mandiri dalam sosialisasi Budaya
‘Jiwa Servis’ ini apabila dikaitkan dengan konsep yang ada maka sudah sesuai,
hal ini bisa dilihat bahwa Bank Mandiri telah melakukan empat tahap proses
strategi PR dengan baik dan sesuai.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan, strategi PR yang dilakukan
oleh Public Relations Bank Mandiri dalam sosialisasi budaya ‘Jiwa Servis’ cukup
berhasil namun tidak maksimal. Terbukti, bahwa Bank Mandiri tetap meraih
predikat sebagai The Best Bank Service Excellence lima kali berturut-turut
sehingga reputasi Bank Mandiri semakin baik di mata masyarakat.
Download