ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN ANEMIA DI

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN ANEMIA DI
RUMAH SAKIT UMUM Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO
WAHYU FATMAWATI
1211010089
Subject : Ibu Nifas, Anemia
DESCRIPTION
Anemia pada masa nifas memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu
dan nifas selanjutnya. Pengaruh pada anemia pada masa nifas dapat terjadi sub
involusio uteri yang menyebabkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi
pueperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi payudara.
MetodePenelitian yang digunakan secara bentuk studi kasus yaitu untuk
mencari gambaran yang lebih jelas tentang asuhan kebidanan yang diberikan
kepada pasien dengan nifas anemia dengan menggunakan managemen asuhan
kebidanan 5 langkah.
Dari hasil pengkajian data subyektif dan data obyektif ibu nifas Ny “ I “
diperoleh data yaitu ibu mengatakan sebelum hasil tensinya selalu normal tetapi
saat hamil muda ibu mengatakan tensinya selalu naik, saat pengkajian ibu
mengatakan setelah operasi badannya merasa lemas dan pusing, Kemudian pada
data obyektif diperoleh data keadaan umum ibu cukup kesadaran composmentis,
TD 180/110 mmHg, muka terlihat pucat, mata terlihat pada konjungtiva pucat
atau anemis, bibir terlihat kering, tidak ada oedema pada ekstremitas, dalam
pemeriksaan penunjang pada pemeriksaan Hb Sahli dengan hasil 7,7 gr %,
albumin urine negative.
Untuk penelitian selanjutnya harus lebih cermat dan kooperatif dalam
melaksanakan asuhan kebidanan dengan ibu nifas dengan anemia, dan studi kasus
ini bisa dijadikan sebagai acuan bahan tambahan serta pertimbangan. Diharapakan
bagi peneliti selanjutnya, mampu mengembangkan menjadi lebih baik lagi. Dapat
digunakan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan juga
untuk menambah kepustakaan bagi yang membutuhkan dalam bidang asuhan
kebidanan ibu nifas dengan anemia sedang.
ABSTRACT
Anemia during postpartum has bad influence for the mothers and
subsequent postpartum. Influence on puerperal anemia may occur sub involusio
uterine causes postpartum hemorrhage, facilitate infection of pueperium,
spending is reduced and proune breast infection.
Research methods used in the form of a case study which was to look for a
clearer picture about midwifery care given to patients with postpartum anemia
management midwifery care using 5 steps, I From the results of the data
assessment of subjective and objective data Mrs"I" postpartum one theirs data
showed that the mother said before the results of blood preasure assessment was
always normal but at the early age of pregnancy mother said her blood preassure
bwas always rising, during asessment mother said after, the sergery the feet weak
and dizzy, Then on objective data obtained from the data the general state was
enough consciousness composmentis, BP 180/110 mmHg, pale face, eyes look
pale or anemic conjunctiva, lips look dry, no edema the extremities, in the
investigation of Hb examination Sahli with the results of 7.7 g%, negative urine
albumin.
Research should be more careful and cooperative in carrying out
midwifery care postpartum mother with anemia, and case studies can serve as
additional reference material as well as consideration. His Expected for further
research, be better able to develop. Can be used as baseline data to conduct
further research and also to add to the literature for the needy in the field of
midwifery care with moderate anemia.
Keywords : post partum, anemia
Contributor
Date
Type Material
URL
Right
Summary
: I. Ferilia Adiesti, SST., MM
: II. Elyana Mafticha, S.ST., S.KM., M.PH
: 10 Juni 2015
: Laporan Penelitian
:
: Open Document
:
Latar Belakang
World Helth Organization (WHO) mendefinisikan anemia dalam kehamilan
sebagai kadar Hb kurang dari 11 g/dl,walaupun definisi kadar Hb kurang dari 10,5
g/dl lebih banyak digunakan secara luas pada trimester kedua, saat hemodilusi
fisiologis mencapai maksimal (Strong,2006). Defisiensi besi merupakan penyebab
tersering (90 %) anemia dalam kehamilan, diikuti oleh defisiensi folat, dan kedua
defisiensi ini dapat terjadi bersamaan (Karovitch, 2008; Letsky, 2002; Strong,
2006). Defisiensi vitamin B12 jarang menyebabkan anemia dalam kehamilan
(Strong, 2006). Pada sindrom HELLP, penghancuran SDM menyebabkan anemia
hemolitik (Bothamley, 2011)
Anemia pada masa nifas memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu
dan nifas selanjutnya. Pengaruh pada anemia pada masa nifas dapat terjadi sub
involusio uteri yang menyebabkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi
pueperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi payudara
(Manuaba, 2007).
Masalah kesehatan pada ibu pasca persalinan menimbulkan dampak yang
dapat meluas ke berbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu paremeter
kemajuan bangsa dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
yang menyangkut dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Menurut World Helth Oranization (WHO). 18% AKI akibat komplikasi
selama hamil dan bersalin, dan 25% selama post partum.
Target Millennium Development goals (MDGs) yang sudah harus dicapai
pada tahun 2015 yaitu AKI 102/100.000 KH dan AKB 23/1.000 KH. Ini tentunya
harus ditindak lanjuti dengan Upaya Percepatan (akselerasi) Penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir (Upaya PP – AKI dan AKB).
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka
Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian ibu paling banyak terjadi pada masa nifas, yaitu karena
perdarahan setelah persalinan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, kurang energi
setelah melahirkan 9%, abortus 5%, partus lama 5%, emboli 3% dan anemia 3%
(Suwandi, 2010).
Berdasarkan data dan informasi kesehatan diperoleh data di Jawa timur, AKB
yaitu 28,31 per 1.000 kelahiran hidup, menurun di bandingkan tahun 2011 sebesar
29,24 per 1000 kelahiran hidup dan AKI tahun 2012 ada 97,43 per 100.000
kelahiran hidup, mengalami penurunan dari tahun 2011 sebanyak 104,3 per
100.000 kelahiran hidup(DepKes RI,2012).
Anemia pada ibu nifas merupakan komplikasi yang paling sering dialami ibu
di masa nifas, penyebab utamanya adalah infeksi dan perdarahan saat proses
persalinan yang berlangsung lama karena atonia uteri, Selain itu anemia ini pada
ibu nifas dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan aktivitas menyusui
dikarenakan penderita merasa males, pusing, dan cepat lelah.(Manuaba, 2007).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 06 maret
2014 di Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin Sudiro Husodo dari seluruh ibu nifas
tersebut terdapat 193 (24%) ibu yang mengalami komplikasi. Tiga komplikasi
secara berurutan adalah persalinan kala II lama 86 (44,56%), post date 25 (13%),
Hpp dan anemia dengan presentase yang sama yakni 23 (12%) dari seluruh ibu
nifas yang mengalami komplikasi. Jadi pada tahun 2014 komplikasi ibu nifas
dengan anemia mencapai peringkat ketiga setelah kasus post date. Tahun 2015
bulan januari sampai maret tercatat seluruh ibu nifas 105 ibu nifas, ibu nifas
dengan anemia sebanyak 4 (2%).
Solusi untuk menghindari komplikasi – komplikasi yang sering terjadi pada
ibu nifas, bidan harus melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan baik
dan benar. Bidan diharapkan mampu melakukan pendekatan dalam melihat
permasalahan kebidanan, sehingga permasalahan kebidanan mampu memecahkan
masalah dan memenuhi kebutuhan klien (Menkes, 2007).
Metode Penelitian
Studi kasus dilakukan di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo, subyek studi
kasus ibu nifas dengan anemia, Penelitian yang digunakan secara bentuk studi
kasus yaitu untuk mencari gambaran yang lebih jelas tentang asuhan kebidanan
yaag diberikan kepada pasien dengan nifas anemia dengan melalui lima langkah,
yaitu pengkajian data asuhan kebidanan, penentuan diagnosa kebidanan, rencana
asuhan kebidanan, pelaksanaan dan evaluasi.
Hasil dan Pembahasan
Pada kasus ini pengkajian diperoleh data subyektif ibu nifas Ny. I ibu
mengatakan setelah melahirkan anak pertamanya, ibu mengatkan usianya 20
tahun, ibu mengatakan HPHT 25 Juli 2014, mengeluh badannya merasa lemas,
pusing, sedangkan pada data obyektif didapatkan hasil pemeriksaan fisik, keadaan
umum lemah, kesadaran composmentis, TD : 180/110 mmHg, N : 84 x/menit, RR:
20 x/menit, S: 37,5 0C, Muka : Pucat, tidak oedema, Conjungtiva : pucat/anemis,
sklera putih, TFU : 2 jari di bawah pusat, Kontaksi : keras, Lochea : Rubra, Hb :
7,7 gr%.
Data yang telah dikumpulkan diinterprestasikan menurut diagnosa
kebidanan, maslah dan kebutuhan. Pada kasus ini dapat ditegakkan diagnosa yaitu
Asuhan Kebidanan pada Ny “ I ” P 10001 umur 20 tahun post partum hari ke 1
dengan anemia.
Teori pada asuhan kebidanan pada kasus Anemia adalah suatu keadaan
dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal (Supariasa, 2002
: 169).
Ibu nifas Ny “ I “ dengan anemia sedang dan hipertensi, penulis
merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa / masalah adalah dengan
melakukan observasi keadaan umu, TTV, kontraksi uterus, TFU, melakukan
pengkajian kadar Hb ibu setiap hari, melakukan rehidrasi cairan dengan
pemenuhan kebutuhan cairan dengan infus, menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup untuk pemulihan kondisinya, pemenuhan nutrisi akan ibu tidak tarak
makanan, bantu ibu menyusui bayinya dan pantau kemajuan proses laktasi, beri
pendidikan kesehatan tentang akan tanda bahaya pada masa nifasnya, melakukan
kolaborasi dengan dr SpOG dalam pemberian terapi.
Intervensi yang dilakukan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus, Dalam teori disebutkan mengenai penatalaksanaan ibu nifas dengan anemia
adalah dengan pemantauan kadar Hb setiap hari dengan Hb sahli (Saifudin, 2012).
Kasus ibu nifas Ny “ I “ dengan anemia sedang dan hipertensi semua
tindakan yang akan direncanakan sudah dilaksanakan seluruhnya dengan baik
misalnya melakukan observasi keadaan umum ibu cukup,kesadaran
composmentis, TTV: TD : 180/ 110 mmHg, S : 3750C, N : 84x/ menit, RR : 20
x/menit kontraksi uterus ibu keras, TFU : 2 jari dibawah pusat, melakukan
pengkajian kadar Hb ibu setiap hari dengan melakukan Hb sahli : 7,7 gr %,
albumin urine negative,
melakukan rehidrasi cairan dengan pemenuhan
kebutuhan cairan dengan infus, menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
untuk pemulihan kondisinya, pemenuhan nutrisi akan ibu tidak tarak makanan,
memberitahu pendidikan kesehatan akan tanda bahaya pada masa nifasnya,
melakukan kolaborasi dengan dr SPOG dengan terapi Infus RL drip oxytosin 2
ampul , Injeksi Ceftriaxone 1 gram 3 x1, Injeksi dexa 1 ampul, tranfusi darah
golongan B 1 bag, injeksi Lasix 1 ampul.
Evaluasi pada Ny “ I “ P10001 usia 20 tahun dengan anemia sedang dan
hipertensi yaitu dilakukan selama ± 1 x 24 jam. Hasil awal menunujukkan bahwa
keadaan umum ibu cukup, TTV diantaranya tensinya mengalami hipertensi dan
suhu, nadi, pernafasan dalam keadaan normal. Muka pucat. Konjuntiva pucat/
anemis, TFU dalam keadaan normal, lochea rubra, kontraksi keras, tidak ada
oedema pada ekstremitas, mobilisasi dengan miring kanan dan miring kiri,
Anjurkan ibu untuk makan-makanan bergizi, seperti makan makanan sayuran,
anjurkan ibu untuk menyusui bayinya, cara kepala bayi diletakkan disiku ibu,
sebelum menyusui putting diolesi dengan ASI, perut bayi menempel pada perut
ibu, setelah menyusui puting susu diolesi ASI kembali. Anjurkan ibu untuk
menjaga personal hygiene, dengan sering – sering ganti pembalut jika terasa
penuh, dan membilas dengan air darah depan ke belakang, tidak tarak makanan,
melakukan terapi dengan dr SpOG dengan terapi Infus RL drip oxytosin 2 ampul ,
Injeksi Ceftriaxone 1 gram 3 x1, Injeksi dexa 1 ampul, tranfusi darah golongan B
1 bag, injeksi Lasix 1 ampul. Tetapi harus dilakukan pemantauan pada bayi. Pada
tinjauan manajemen asuhan kebidanan evaluasi merupakan langkah akhir dari
proses manajemen asuhan kebidanan.
Kesimpulan
Kesimpulan dari studi kasus yang berjudul asuhan kebidanan pada ibu
nifas dengan anemia yaitu:
1. Pada tahap pengkajian data terhadap ibu nifas dengan anemia tidak
menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada dilahan.
2. Diagnosa masalah tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus yang ada dilahan.
3. Pada tahap perencanaan penulis tidak menemukan kesenjangan antara
teori dengan kasus yang ada dilahan.
4. Pelaksanaan tindakan pada Ny I dilakukan sesuai dengan rencana tidakan
yang telah dibuat.
5. Pada langkah evaluasi penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dengan kasus yang ada dilahan.
Rekomendasi
Studi kasus ini bagi lahan praktek lebih ditingkatkan pelayanan yang tepat dan
berkualitas khususnya untuk tenaga kesehatan harus berkompeten dan lebih
memperhatikan serta meningkatakan asuhan kebidanan terhadap ibu nifas dengan
anemia sedang agar terhindar dari suatu komplikasi.
Studi kasus ini bagi institusi bermanfaat untuk menyumbangkan ilmu
pengetahuan dan menambah bahan bacaan semua pihak serta dapat menjadi bahan
kepustakaan bagi yang membutuh referensi khususnya tentang asuhan kebidanan
pada anemia sedang. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan baik
keterampilan di dalam kelas maupun lahan praktek untuk memberikan bimbingan
di lapangan bagi mahasiswa sehingga dapat dipantau secara optimal.
Studi kasus ini bagi responden atau keluarga khususnya ibu dapat memahami
dan mengerti tentang masa nifas dengan anemia sedang agar ibu untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi agar tidak tarak makan dan istirahat cukup, menyusui bayinya
dalam membantu merangsang produksi ASI atau proses laktasi, dan mengetahui
tanda bahaya masa nifas.
Studi kasus ini bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian selanjutnya harus
lebih cermat dan kooperatif dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan ibu
nifas dengan anemia, dan studi kasus ini bisa dijadikan sebagai acuan bahan
tambahan serta pertimbangan. Diharapakan bagi peneliti selanjutnya, mampu
mengembangkan menjadi lebih baik lagi. Dapat digunakan sebagai data dasar
untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan juga untuk menambah kepustakaan
bagi yang membutuhkan dalam bidang asuhan kebidanan ibu nifas dengan anemia
sedang.
Alamat Correspondensi :
- Email
: [email protected]
- No HP
: 081515636734
- Alamat
: Dusun Tado Desa Singkalan Kecamatan Balongbendo
Kabupaten Sidoarjo.
Download